TINJAUAN PUSTAKA
datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan
baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma sosial yang berlaku.
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkat kesadaran dan kesediaan
dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah laku,
dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun
yang tidak tertulis. Dalam bukunya Sutrisno (2009:150) yang berjudul “Manajemen
menyusaikan diri dengan sukarela pada keputusan, peraturan, dan nilai-nilai tinggi
diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukan tingkat kesungguhan
11
dan norma- norma sosial yang berlaku. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kedisiplinan kerja adalah sikap, tingkah laku dan kesediaan karyawan dengan
sukarela untuk menaati peraturan, prosedur kerja, dan norma-norma sosial yang
karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara
ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti
2. Teladan Pimpinan
3. Balas Jasa
pula.
4. Keadilan
karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta
5. Waskat
berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap,
6. Sanksi Hukuman
7. Ketegasan
bawahan.
8. Hubungan Kemanusiaan
hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari dari
hendaknya harmonis.
1. Pendisiplinan Preventif.
para karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan
para karyawan berperilaku negatif. Agar sikap kedisiplinan itu kokoh dan
yaitu:
bersangkutan.
anggota organisasi.
2. Pendisiplinan Korektif
langkah yang bersifat pendisplinan, mulai dari yang paling ringan hingga
6. Pemberhentian sementara
sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi
para karyawan:
1. Bagi organisasi
2. Bagi Karyawan
dibebankan kepadanya sesuai dengan prosedur dan bertanggung jawab atas hasil
membuat izin bila tidak masuk kerja, juga merupakan cerminan dari disiplin
yang tinggi.
kelompoknya dan memiliki khusus yang tepat bagi situasi khusus. Definisi lain
mereka bekerja sesuai dengan yang manajer kehendaki yaitu pencapaian tujuan
organisasi.
kepemimpinan, yakni:
Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah ataupun kecil semuanya pasti
dibentuk dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan itu dapat bersifat
jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek yang harus dicapai dengan
melalui kerja sama yang dipimpin oleh seorang pemimpin. Keterbatasan sumber
Dengan kata lain, arah yang hendak dicapai oleh organisasi menuju tujuannya harus
saham, pemasok, penyalur, lembaga keuangan. Peran ini sangat penting karena
disadari bahwa tidak ada satupun organisasi yang dapat hidup tanpa bantuan dari
pihak lain.
Suatu komunikasi dapat dikatakan berlangsung dengan efektif apabila pesan yang
ingin disampaikan oleh sumber pesan tersebut diterima dan diartikan oleh sasaran
permasalah yang ada. Kiranya sangat mudah membayangkan bahwa tidak akan
dalam organisasi yang dipimpinnya dan akan segera berusaha keras untuk
sebab jika tidak citranya sebagai seorang pemimpin akan rusak, kepercayaan
Adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan tenaga, serta diperlukannya
(kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang
lain atau bawahan (Hersey, 2009:29). Menurut Nawawi (2012:15) beberapa gaya
pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (diri
sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan
terletak pada person atau individu pemimpin, akan tetapi kekuatan justru terletak
Gaya otoriter ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang
Pada gaya kepemimpinan bebas (laissez faire) ini sang pemimpin praktis tidak
semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri.
kesempatan kepada bawahan, untuk itu secara aktif baik mental, spiritual, fisik
kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer pada semua kondisi, sehingga
1. Instruksi
yang jelas dan tegas kepada pegawai atas apa yang harus dilakukan untuk
2. Konsultasi
masalah yang timbul secara bersama-sama, hal ini dimaksudkan agar dapat
ditemukan solusi yang tepat bagi kedua pihak. Selain itu, seorang
3. Partisipasi
untuk penyelesaian tugas akan lebih cepat dan memberikan hasil yang
memberikan wewenang dan tugas yang jelas pada semua pegawai agar
4. Delegasi
2.3 Motivasi
hal ini, seorang manajer harus memiliki teknik yang dapat memelihara prestasi
dan kepuasan kerja, antara lain dengan memberikan motivasi kepada karyawan agar
mendorong dari luar terhadap seseorang atau sekelompok kerja agar mereka mau
kerja adalah sebagai keadaan yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
(2014:107), “motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha untuk
motivasi menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti yang diinginkan. Dengan adanya
motivasi dalam diri seseorang, maka akan dengan mudah untuk mengarahkan dan
menggerakan orang tersebut untuk melakukan sesuatu hal seperti yang diinginkan
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Motivasi untuk setiap individu dalam
melakukan sesuatu pada dasarnya berbeda-beda, sehingga hal ini menjadi salah satu
masalah yang harus dihadapi oleh manajemen karena motivasi yang menurun dalam
Motivasi yang ada dalam diri individu lazimnya tidak selalu sama dan
cenderung dapat berubah dengan cepat dimana perubahan motivasi dalam diri
individu disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
Oleh sebab itu, manajemen sumber daya manusia harus mengetahui faktor yang
(2010:117), ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi dalam diri karyawan,
yaitu:
a. Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup
di muka bumi ini. Untuk mempertahankan hidup ini orang mau mengerjakan apa
saja, apakah pekerjaan itu baik atau jelek, apakah halal atau haram, dan
b. Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau
melakukan pekerjaan. Hal ini banyak dialami untuk kehidupan kita sehari-hari,
bahwa keinginan yang keras untuk dapat memiliki itu mendorong orang untuk
mau bekerja.
adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang lain. Untuk memperoleh
status sosial yang lebih tinggi, orang mau mengeluarkan uangnya, untuk
untuk bekerja. Kadang-kadang keinginan untuk berkuasa ini dipenuhi dengan cara-
cara tidak terpuji, namun cara-cara yang dilakukan itu masih termasuk bekerja
juga. Karyawan akan dapat merasa puas bila dalam pekerjaan terdapat:
1) Hak otonomi
dilakukan.
Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada
pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan kerja ini meliputi tempat bekerja, fasilitas dan
motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan
bekerja dengan baik. Adapun kompensasi yang kurang memadai akan membuat
mereka kurang tertarik untuk bekerja keras, dan memungkinkan mereka bekerja
tidak tenang, dari sini jelaslah bahwa besar kecilnya kompensasi sangat
membimbing kerja pada karyawan agar dapat melaksanakan kerja dengan baik
tanpa membuat kesalahan. Dengan demikian, posisi supervisi sangat dekat dengan
para karyawan dan selalu menghadapi para karyawan dalam melaksanakan tugas
suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai
seseorang pasti memiliki suatu faktor yang mendorng aktivitas tersebut (Sutrisno,
2009:22). Oleh karena itu, Hamzah (2008:22), menyatakan motivasi kerja adalah
dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang
terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal. Motivasi internal yaitu motivasi
kerja yang bersumber dari dalam diri karyawan yang menimbulkan dorongan atau
semangat untuk bekerja keras, dapat berupa kesadaran mengenai pentingnya makna
2. Melaksanakan tugas,
7. Mengutamakan prestasi.
Motivasi eksternal yaitu motivasi yang bersumber dari luar diri individu
4. Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari atasan dan teman.
pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi
kerja, namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Menurut Rivai dan Basri (2011:14)
kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh
karyawan. Kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan
untuk mencapai tujuannya. Kinerja dapat berjalan baik dan meningkat apabila
penempatan karyawan sesuai dengan keahliannya, serta terdapat umpan balik dari
positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja.” Motif berprestasi adalah
suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik–baiknya agar mampu mencapai prestasi
enam karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi, yaitu:
1. Prestasi
Penilaian hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan
karyawan.
2. Kedisiplinan
3. Kreativitas
4. Bekerja Sama
5. Kecakapan
6. Tanggung Jawab
Kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau
aktivitas atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan
serta sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam
aktivitas organisasi.
Menurut Yusuf (2015:178), berikut ini ada beberapa dimensi dari kinerja
1. Kualitas kerja
Dalam hal ini, pegawai yang diberikan tugas oleh atasan diharapkan dapat
2. Kecepatan
pegawai dapat mencapai target kerja yang ditetapkan dan bahkan dapat
3. Prakarsa
beda antara yang satu dengan lainnya. Untuk itu, pegawai diharapkan
waktu yang ada haruslah sebaik mungkin sehingga tidak terbuang sia- sia
4. Kemampuan
apakah hasil kerja diberikan sudah sesuai atau belum. Selain itu,
hasil kerja yang rapi dan praktis bagi kepentingan dan kemajuan
4 Bani (2012) Pengaruh Disipin Kerja Simple Random Sampling Disiplin Kerja dan Motivasi
dan Morivasi Kerja Berpengaruh positif
KerjaTerhadap Kinerja terhdap Kinerja Pegawai PT.
Pegawai PT. PLN PLN Kalimantan Timur area
Kalimantan Timur area Samarinda
Samarinda
5 Agusti handay Pengaruh Disipin Kerja Regresi Linear Berganda Disiplin Kerja dan Motivasi
(2010) dan Morivasi Kerja Berpengaruh positif
KerjaTerhadap Kinerja dan Signifikan terhdap
Pegawai Negeri Sipil Pada Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Pemerintah kabupaten Pada Pemerintah
Tabalog Kalimantan kabupaten Tabalog
Selatan Kalimantan Selatan
6 Joane Kyongo Contribution of Simple Random Sampling The results Show the
(2013) Motivational Management employees in The two
to Employee Performance Organisation of Study were
to avery large influence to
performe by combination
intrinsic and entrinsic
motivational
7 Timothy Judge The Effect Of Work Values Analysist Of Correlation The Results Show That is
and Joseph J Absence Disiplinary Show Hypotized That the
(2008) Desicions : The Role Of deggree Of Supervisor value
Fairness Orientation and Fairness Moderated The
Supervisor Arttibution relationship Beetween
External Attributions and
saverity
Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
sebaliknya tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan mencapai
hasil yang optimal. Disiplin diarahkan untuk memperbaiki dan membentuk sikap
dan perilaku karyawan secara sukarela untuk dapat bekerjasama dengan karyawan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bani (2012) yaitu disiplin kerja
orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang sudah ditentukan.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku orang lain yang seperti ia lihat.
(Armstrong 2003).
orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia
suatu seni mengarahkan segala sumber daya yang dimiliki dalam mencapai tujuan
dengan strategi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Akibat yang timbul
dari adanya gaya kepemimpinan yang buruk adalah penurunan kinerja karyawan
Hasil ini didukung oleh Agus Marimin (2011), dan Ahmad Fadli (2004)
kinerja karyawan.
individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.
untuk mencapai tujuan. Dengan motivasi yang dimiliki oleh setiap karyawan
Hal ini Sejalan dengan penelitian oleh Cahyono dan Suharto (2005),
menunjukkan semakin baik motivasi kerja yang diberikan kepada pegawai maka
Disiplin Kerja
Kinerja Karyawan
Gaya kepemimpinan
Motivasi
2.7 Hipotesis
Medan.