Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

“PENGARUH DISIPLIN KERJA PELAYANAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN


PADA PT PELABUHAN JICT TANJUNG PRIOK JAKARTA”
Disusun Guna Memenuhi Ulangan Akhir Semester Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu
Maria Ulfa, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
Rahma Diva Aghniya Harvana
(215901062)

KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA DAN KEPELABUHAN


UNIVERSITAS MARITIM AMNI SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
mencapai tujuan perusahaan yang sudah di tentukan. Dalam pencapaian tujuan tersebut maka
suatu perusahaan membutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengelola sumber daya
manusia yang ada di dalam perusahaan tersebut yaitu untuk meningkatkan kinerja karyawan
secara efisien, dan efektif kerja didalam suatu perusahaan.

Disiplin kerja, adalah suatu hal yang sangat penting untuk pertumbuhan
organisasi/perusahaan, terutama digunakan untuk memotivasi karyawan agar mendisiplinkan
diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun secara kelompok.
Disamping itu, disiplin juga bermanfaat untuk mendidik karyawan dalam mematuhi dan
menyenangi peraturan, prosedur, serta kebijakan yang ada sehingga menghasilkan kinerja
yang baik.

Adanya disiplin kerja yang tinggi maka seorang individu yang mempunyai produktifitas
yang tinggi. Adapun upaya menciptakan suatu kedisiplinan dalam suatu organisasi dapat di
lakukan melalui tata tertib yang jelas, tata kerja yang sederhana yang dapat dengan mudah di
ketahui pegawai. Faktor motivasi memiliki hubungan yang secara langsung dengan kinerja
individual karyawan.

Menurut Sinambela (2018:335) menyimpulkan bahwa :

Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan pegawai menaati semua peraturan
organisasi dan norma – norma sosial yang berlaku. Dengan demikian. Disiplin kerja
merupakan suatu alat yang digunakan pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar
mereka mengikuti aturan main yang ditetapkan. Kedisiplinan harus ditegakan dalam suatu
organisasi. Artinya, tanpa dukungan disiplin kerja pegawai yang baik, sulit bagi organisasi
tersebut untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya.
Kinerja merupakan wujud nyata dari kemampuan seseorang atau merupakan hasil kerja
yang dicapai karyawan dalam mengemban tugas dan pekerjaan yang diberikan perusahaan.
Menurut Benardin dan Russel dalam Priansa (2017:48) menyatakan bahwa Kinerja
merupakan hasil yang diproduksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan pada pekerjaan
tertentu selama periode waktu tertentu. Hasil kerja tersebut merupakan hasil kemampuan,
keahlian, dan keinginan yang dicapai.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas menuunjukan bahwa disiplin kerja sangat
berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam suatu perusahaan. Maka dari itu, peneliti
memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : “PENGARUH
DISIPLIN KERJA PELAYANAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT
PELABUHAN JICT TANJUNG PRIOK JAKARTA”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dicantumkan, maka tercipta rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah seberapa pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada
PT Pelabuhan JICT Tanjung Priok Jakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya disiplin
kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Pelabuhan JICT Tanjung Priok Jakarta.

1.4 Manfaat Penelitian


Peneliti berharap agar proposal penelitian ini akan bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan untuk penulis pribadi dan para pembaca tentang pengaruh disiplin
kerja bagi karyawan, juga dapat digunakan untuk acuan penelitian berikutnya di masa yang
akan datang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Disiplin Kerja
1.1. Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin kerja, adalah suatu hal yang sangat penting untuk pertumbuhan
organisasi/perusahaan, terutama digunakan untuk memotivasi karyawan agar
mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun
secara kelompok. Disamping itu, disiplin juga bermanfaat untuk mendidik karyawan
dalam mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, serta kebijakan yang ada
sehingga menghasilkan kinerja yang baik.
1.2. Jenis-jenis Disiplin Kerja
1. Disiplin Preventif
Dalam disiplin ini, kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para
karyawan agar mampu mengikuti berbaga standarisasi dan aturan, sehingga hal
tersebut dapat mencegah penyelewengan-penyelewengan yang mungkin terjadi.
2. Disiplin Korektif
Dalam disiplin ini, kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran
terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran
lebih lanjut.
3. Aturan Kompor Panas
Dalam disiplin ini, pada hakekatnya menyatakan bahwa tindakan
kedisplinan hendaknya memiliki ciri-ciri yang sama dengan sanksi yang diterima
seseorang karena telah menyentuh sebuah kompor panas.
4. Disiplin Progresif
Dalam disiplin ini, memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terus berulang.
1.3. Indikator Disiplin Kerja
Didalam disiplin kerja juga ada indikator beserta aspek yang akan
digunakan dalam menilai sikap disiplin kerja karyawan, yakni;
1. Tepat Waktu
Tepat waktu disini diartikan bahwa anda dapat menilai karyawan dari
bagaimana disiplin dari waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, meliputi
kehadiran dan kepatuhan karyawan melaksanakan tugas dengan tepat waktu dan
benar.
2. Taat Terhadap Peraturan dalam Perusahaan
Karyawan yang disiplin harus taat terhadap peraturan dalam perusahaan.
Peraturan maupun tata tertib harus dibuat agar tujuan suatu perusahaan dapat
dicapai dengan baik ditentukan organisasi atau perusahaan.
3. Tanggung Jawab dalam Bertugas
Seorang karyawan harus memiliki tanggung jawab dalam bertugas. Salah
satu wujud sebagai tanggung jawab karyawan yakni penggunaan dan
pemeliharaan peralatan yang sebaik-baiknya, sehingga dapat menunjang kegiatan
kantor berjalan dengan lancar. Serta adanya kesanggupan dalam menghadapi
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan yang dapat
diandalkan.
1.4. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Disiplin Kerja
Sikap disiplin kerja pada masing-masing seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal tentunya. Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
disiplin kerja karyawan, antara lain:

1. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan


karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal, serta
cukup menantang bagi kemampuan karyawan.
2. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan


karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.
Pimpinan harus memberi contoh yang baik, seperti berdisiplin, jujur, adil, serta
sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan
bawahan pun akan baik.

3. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan


pegawai karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan
terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik
terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego


dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan
sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan
dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan merangsang
terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik.

5. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif


dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti
atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, semangat
kerja, dan prestasi kerja bawahannya.

6. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan


karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat maka karyawan akan
semakin takut melanggar peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner
karyawan akan berkurang.
7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi


kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak
untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi
hukuman yang telah ditetapkan.

8. Hubungan Kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut


menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan
baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single
relationship, direct group relationship, dan cross relationship hendaknya berjalan
harmonis.

2. Kinerja
2.1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hal yang sangat penting terutama pada sebuah organisasi,
mau itu organisasi kecil maupun besar. Kinerja sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan atau kelancaran suatu organisasi dalam menciptakan suatu hal, jika
kinerja itu baik maka apa yang dihasilkan baik pula dan begitu pula sebaliknya.
Kinerja dalam menjalankan fungsinya memiliki hubungan dengan kepuasan kerja
anggotanya yang juga dipengaruhi sifat dari masing-masing individu itu sendiri.
Menurut Moeheriono (2012), kinerja atau yang disebut dengan performance
adalah sebuah penggambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
program atau kebijakan untuk mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi
yang dituangkan dalam perencanaan strategis di suatu organisasi
2.2. Indikator Kinerja
Kinerja memerlukan indikator untuk mengetahui tingkat ukur dalam apa yang
menentukan suatu kinerja tersebut. Indikator kinerja karyawan menurut Gibson
dalam Sriwidodo (2010) adalah sebagai berikut:
1. Kualitas Hasil Kerja
Kualitas atas hasil yang didapat dari suatu pekerjaan dapat diukur dari
efisiensi waktu, kecekatan bekerja dan ketelitian.
2. Kuantitas Kerja
Dapat diukur atau dilihat dari jumlah pekerjaan dan jumlah waktu yang
dibutuhkan.
3. Pengertian Terhadap Suatu Pekerjaan
Pengertian yang dapat diukur dari pemahaman terhadap suatu pekerjaan lalu
kemampuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
4. Team Work atau Kerja Sama
Yaitu kemampuan untuk melakukan kerja sama antar anggota untuk
mencapai tujuan bersama.
2.3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Robbins dalam Maulana (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi
Kinerja dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain, Dasar-dasar perilaku individu
(karakter, biografis, kemampuan dan pembelajaran), Nilai sikap dan kepuasan kerja,
lalu komitmen, persepsi dan pengambilan keputusan individu dan yang terakhir ialah
motivasi.
Adapun menurut Mangkunegara (2011) bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja ada dua, yaitu faktor kemampuan (ability) yang terdiri dari IQ
(Intelligence Quotient) dan kemampuan pengalaman dan faktor motivasi yang
berasal sikap seseorang dalam menghadapi suatu situasi kerja yang dapat
menggerakan dirinya guna mencapai tujuan organisasinya. Juga termasuk dalam
sikap mental yang mendorong individu untuk mencapai prestasi maksimal.
2.4. Tujuan Kinerja
Tujuan kinerja menurut Rivai (2010) adalah untuk mengetahui tingkat prestasi
individu, untuk pemberian reward yang serasi,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang telah dibuat ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Cresswell
dalam Raco (2010) mengemukakan bahwa metode kualitatif sebagai pendekatan yang
digunakan untuk menjelajahi atau mengeksplor tentang suatu hal dan memahami gejala
sentral yang dengan info yang berupa kata, teks atau bisa keduanya.

2. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu : Bulan Juli 2022
Tempat : Di PT Pelabuhan JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara
3. Sumber Data
Dari 100 karyawan JICT di ambil 50% yang menjadi 50 orang, dikarenakan
keterbatasan waktu peneliti dalam meneliti menggunakan kuisioner dan wawancara.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah suatu langkah yang
sangat penting dalam penelitian, dikarenakan tujuan dari pembuatan penelitian adalah
untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2016), teknik pengumpulan data ialah
suatu langkah strategis dalam suatu penelitian, karena mempunyai tujuan utama yaitu
memperoleh data. Peneliti mengambil sampel 50 orang untuk di wawancara secara
beruntun dalam waktu seminggu, tetapi dikarenakan waktu jadi peneliti hanya
mengambil 25 karyawan untuk di observasi dan wawancara langsung lalu sisanya
menggunakan angket Terdapat tiga metode pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Menurut Riduwan (2004), observasi adalah teknik pengumpulan data yang
dimana observer atau peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek
penelitian guna melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016:317), wawancara bertujuan sebagai teknik
pengumpulan informasi atau data untuk menemukan suatu permasalahan yang
dapat atau harus diteliti dan juga untuk mengetahui hal-hal yang peneliti ingin
mengetahuinya dari responden secara mendalam.

3. Angket
Menurut Sugiyono (2017), angket atau yang dinamakan kuisioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawab atau di isi. Angket yang digunakan adalah dengan
menyebarkan Google Form kepada 25 sisa karyawan JICT.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif mencakup transkip hasil
wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data.
5.1. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,


pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Kegiatan reduksi data berlangsung terus-menerus, terutama selama proyek
yang berorientasi kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan data

5.2. Analisis
Pengertian analisis yaitu penjabaran dari suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam berbagai macam bagian komponennya dengan maksud agar kita dapat
mengidentifikasi atau mengevaluasi berbagai macam masalah yang akan timbul pada
sistem, sehingga masalah tersebut dapat ditanggulangi, diperbaiki atau juga dilakukan
pengembangan. Kata Analisis sendiri berasal dari kata analisa, dimana penggunaan pada
kata ini mempunyai arti kata yang berbeda tergantung bagaimana kita meletakkan kata
ini.
5.3. Interpretasi Data
Interpretasi merupakan sebuah proses yang berarti memaknai berbagai kumpulan
dari jenis data penelitian yang sudah diolah. Berbagai data tersebut akhirnya mampu
mengubah berbagai grafik, baik grafik batang, grafik garis, bentuk tabular, atau bentuk
yang serupa lainnya. Oleh sebab itu, memerlukan interpretasi untuk menganalisisnya.

Anda mungkin juga menyukai