Dosen Pengampu
Maria Ulfa, S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh :
Rahma Diva Aghniya Harvana
(215901062)
Setiap perusahaan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
mencapai tujuan perusahaan yang sudah di tentukan. Dalam pencapaian tujuan tersebut maka
suatu perusahaan membutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengelola sumber daya
manusia yang ada di dalam perusahaan tersebut yaitu untuk meningkatkan kinerja karyawan
secara efisien, dan efektif kerja didalam suatu perusahaan.
Disiplin kerja, adalah suatu hal yang sangat penting untuk pertumbuhan
organisasi/perusahaan, terutama digunakan untuk memotivasi karyawan agar mendisiplinkan
diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun secara kelompok.
Disamping itu, disiplin juga bermanfaat untuk mendidik karyawan dalam mematuhi dan
menyenangi peraturan, prosedur, serta kebijakan yang ada sehingga menghasilkan kinerja
yang baik.
Adanya disiplin kerja yang tinggi maka seorang individu yang mempunyai produktifitas
yang tinggi. Adapun upaya menciptakan suatu kedisiplinan dalam suatu organisasi dapat di
lakukan melalui tata tertib yang jelas, tata kerja yang sederhana yang dapat dengan mudah di
ketahui pegawai. Faktor motivasi memiliki hubungan yang secara langsung dengan kinerja
individual karyawan.
Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan pegawai menaati semua peraturan
organisasi dan norma – norma sosial yang berlaku. Dengan demikian. Disiplin kerja
merupakan suatu alat yang digunakan pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar
mereka mengikuti aturan main yang ditetapkan. Kedisiplinan harus ditegakan dalam suatu
organisasi. Artinya, tanpa dukungan disiplin kerja pegawai yang baik, sulit bagi organisasi
tersebut untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya.
Kinerja merupakan wujud nyata dari kemampuan seseorang atau merupakan hasil kerja
yang dicapai karyawan dalam mengemban tugas dan pekerjaan yang diberikan perusahaan.
Menurut Benardin dan Russel dalam Priansa (2017:48) menyatakan bahwa Kinerja
merupakan hasil yang diproduksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan pada pekerjaan
tertentu selama periode waktu tertentu. Hasil kerja tersebut merupakan hasil kemampuan,
keahlian, dan keinginan yang dicapai.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas menuunjukan bahwa disiplin kerja sangat
berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam suatu perusahaan. Maka dari itu, peneliti
memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : “PENGARUH
DISIPLIN KERJA PELAYANAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT
PELABUHAN JICT TANJUNG PRIOK JAKARTA”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya disiplin
kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Pelabuhan JICT Tanjung Priok Jakarta.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Disiplin Kerja
1.1. Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin kerja, adalah suatu hal yang sangat penting untuk pertumbuhan
organisasi/perusahaan, terutama digunakan untuk memotivasi karyawan agar
mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun
secara kelompok. Disamping itu, disiplin juga bermanfaat untuk mendidik karyawan
dalam mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, serta kebijakan yang ada
sehingga menghasilkan kinerja yang baik.
1.2. Jenis-jenis Disiplin Kerja
1. Disiplin Preventif
Dalam disiplin ini, kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para
karyawan agar mampu mengikuti berbaga standarisasi dan aturan, sehingga hal
tersebut dapat mencegah penyelewengan-penyelewengan yang mungkin terjadi.
2. Disiplin Korektif
Dalam disiplin ini, kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran
terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran
lebih lanjut.
3. Aturan Kompor Panas
Dalam disiplin ini, pada hakekatnya menyatakan bahwa tindakan
kedisplinan hendaknya memiliki ciri-ciri yang sama dengan sanksi yang diterima
seseorang karena telah menyentuh sebuah kompor panas.
4. Disiplin Progresif
Dalam disiplin ini, memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terus berulang.
1.3. Indikator Disiplin Kerja
Didalam disiplin kerja juga ada indikator beserta aspek yang akan
digunakan dalam menilai sikap disiplin kerja karyawan, yakni;
1. Tepat Waktu
Tepat waktu disini diartikan bahwa anda dapat menilai karyawan dari
bagaimana disiplin dari waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, meliputi
kehadiran dan kepatuhan karyawan melaksanakan tugas dengan tepat waktu dan
benar.
2. Taat Terhadap Peraturan dalam Perusahaan
Karyawan yang disiplin harus taat terhadap peraturan dalam perusahaan.
Peraturan maupun tata tertib harus dibuat agar tujuan suatu perusahaan dapat
dicapai dengan baik ditentukan organisasi atau perusahaan.
3. Tanggung Jawab dalam Bertugas
Seorang karyawan harus memiliki tanggung jawab dalam bertugas. Salah
satu wujud sebagai tanggung jawab karyawan yakni penggunaan dan
pemeliharaan peralatan yang sebaik-baiknya, sehingga dapat menunjang kegiatan
kantor berjalan dengan lancar. Serta adanya kesanggupan dalam menghadapi
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan yang dapat
diandalkan.
1.4. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Disiplin Kerja
Sikap disiplin kerja pada masing-masing seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal tentunya. Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
disiplin kerja karyawan, antara lain:
3. Balas jasa
4. Keadilan
5. Waskat
6. Sanksi hukuman
8. Hubungan Kemanusiaan
2. Kinerja
2.1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hal yang sangat penting terutama pada sebuah organisasi,
mau itu organisasi kecil maupun besar. Kinerja sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan atau kelancaran suatu organisasi dalam menciptakan suatu hal, jika
kinerja itu baik maka apa yang dihasilkan baik pula dan begitu pula sebaliknya.
Kinerja dalam menjalankan fungsinya memiliki hubungan dengan kepuasan kerja
anggotanya yang juga dipengaruhi sifat dari masing-masing individu itu sendiri.
Menurut Moeheriono (2012), kinerja atau yang disebut dengan performance
adalah sebuah penggambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
program atau kebijakan untuk mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi
yang dituangkan dalam perencanaan strategis di suatu organisasi
2.2. Indikator Kinerja
Kinerja memerlukan indikator untuk mengetahui tingkat ukur dalam apa yang
menentukan suatu kinerja tersebut. Indikator kinerja karyawan menurut Gibson
dalam Sriwidodo (2010) adalah sebagai berikut:
1. Kualitas Hasil Kerja
Kualitas atas hasil yang didapat dari suatu pekerjaan dapat diukur dari
efisiensi waktu, kecekatan bekerja dan ketelitian.
2. Kuantitas Kerja
Dapat diukur atau dilihat dari jumlah pekerjaan dan jumlah waktu yang
dibutuhkan.
3. Pengertian Terhadap Suatu Pekerjaan
Pengertian yang dapat diukur dari pemahaman terhadap suatu pekerjaan lalu
kemampuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
4. Team Work atau Kerja Sama
Yaitu kemampuan untuk melakukan kerja sama antar anggota untuk
mencapai tujuan bersama.
2.3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Robbins dalam Maulana (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi
Kinerja dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain, Dasar-dasar perilaku individu
(karakter, biografis, kemampuan dan pembelajaran), Nilai sikap dan kepuasan kerja,
lalu komitmen, persepsi dan pengambilan keputusan individu dan yang terakhir ialah
motivasi.
Adapun menurut Mangkunegara (2011) bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja ada dua, yaitu faktor kemampuan (ability) yang terdiri dari IQ
(Intelligence Quotient) dan kemampuan pengalaman dan faktor motivasi yang
berasal sikap seseorang dalam menghadapi suatu situasi kerja yang dapat
menggerakan dirinya guna mencapai tujuan organisasinya. Juga termasuk dalam
sikap mental yang mendorong individu untuk mencapai prestasi maksimal.
2.4. Tujuan Kinerja
Tujuan kinerja menurut Rivai (2010) adalah untuk mengetahui tingkat prestasi
individu, untuk pemberian reward yang serasi,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang telah dibuat ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Cresswell
dalam Raco (2010) mengemukakan bahwa metode kualitatif sebagai pendekatan yang
digunakan untuk menjelajahi atau mengeksplor tentang suatu hal dan memahami gejala
sentral yang dengan info yang berupa kata, teks atau bisa keduanya.
3. Angket
Menurut Sugiyono (2017), angket atau yang dinamakan kuisioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawab atau di isi. Angket yang digunakan adalah dengan
menyebarkan Google Form kepada 25 sisa karyawan JICT.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif mencakup transkip hasil
wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data.
5.1. Reduksi Data
5.2. Analisis
Pengertian analisis yaitu penjabaran dari suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam berbagai macam bagian komponennya dengan maksud agar kita dapat
mengidentifikasi atau mengevaluasi berbagai macam masalah yang akan timbul pada
sistem, sehingga masalah tersebut dapat ditanggulangi, diperbaiki atau juga dilakukan
pengembangan. Kata Analisis sendiri berasal dari kata analisa, dimana penggunaan pada
kata ini mempunyai arti kata yang berbeda tergantung bagaimana kita meletakkan kata
ini.
5.3. Interpretasi Data
Interpretasi merupakan sebuah proses yang berarti memaknai berbagai kumpulan
dari jenis data penelitian yang sudah diolah. Berbagai data tersebut akhirnya mampu
mengubah berbagai grafik, baik grafik batang, grafik garis, bentuk tabular, atau bentuk
yang serupa lainnya. Oleh sebab itu, memerlukan interpretasi untuk menganalisisnya.