Anda di halaman 1dari 41

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Objek dari penelitian ini

adalah Promosi, Harga, Lokasi, Kualitas Pelayanan dan Minat Beli. Penelitian ini

dilaksanakan pada CV. Santana Wijaya.

3.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

3.1.1.1 STMIK Tasikmalaya

I. Sejarah STMIK Tasikmalaya

Pada tahun 2001/2002 STMIK Tasikmalaya sesuai dengan SK. Mendiknas

Nomor 202/D/O/2001 tanggal 26 September 2001 resmi menjadi Perguruan

Tinggi dengan alamat Jl. Ir. H. Juanda No. 10 Tasikmalaya dan pada Tahun 2003

STMIK Tasikmalaya sesuai SK. Mendiknas Nomor 4002/D/T/2003 tanggal 10

Desember 2003 dengan alamat Jl. R.E. Martadinata No. 160 dan Jl. R.E.

Martadinata No. 272 A Tasikmalaya dibawah koordinasi Perguruan Tinggi

Swasta (KOPERTIS) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten.

II. Visi, Misi dan Tujuan STMIK Tasikmalaya

Sekolah Tinggi Manajeman Informatika dan Komputer STMIK

TASIKMALAYA adalah salah satu pelopor perguruan tinggi yang memfokuskan

pada ahli informatika yang profesional, sehingga lulusannya kelak tidak hanya

75
76

mampu dan siap kerja dibidang komputer tetapi juga mampu dan siap membuka

lapangan pekerjaan baru bagi orang lain. 

Visi

Menjadi Perguruan Tinggi terkemuka dibidang Teknologi Informasi dan

Komunikasi, berwawasan Global, berjiwa Entrepreneur dan menjadi Pusat

Unggulan TIK berskala nasional Tahun 2017.

Misi

Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi Modern berdasarkan Harga STMIK

Tasikmalaya, , dengan Sistem Pendidikan yang Kondusif dan Program-Program

Studi yang berbasis pada Software (perangkat lunak), Hardware (perangkat

keras), dan Entrepreneurship (kewirausahaan), dengan mengoptimalkan Sumber

Daya yang ada berdasarkan prinsip Efisiensi dan Efektifitas.

3.1.1.2 STMIK DCI Tasikmalaya

I. Gambaran Umum

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer DCI disingkat

STMIK DCI Tasikmalaya merupakan Sekolah Tinggi di bawah naungan Yayasan

Digita Loka. STMIK DCI didirikan pada masa reformasi Indonesia, otonomi

daerah, dan derasnya isu globalisasi dunia berdasarkan SK Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia No. 116/D/O/1999.

 Alamat Kampus 2 : STMIK DCI Tasikmalaya Jl. Merdeka No.22

Tasikmalaya Telp. 0265-40751, Fax.0265-335906 website :

http://www.stmik-dci.ac.id

 Alamat Kampus 1 : Jl. Sutisna Senjaya No. 158 A Tasikmalaya


77

II. Visi dan Misi STMIK DCI Tasikmalaya

STMIK DCI adalah perguruan tinggi Technopreneur yang memahami

kebutuhan Generasi Z untuk mendapatkan pendidikan yang tepat menjawab

zaman yang mencetak Entrepreneur dibidang Tenologi. STMIK DCI berbentuk

sekolah tinggi di bidang teknologi informatika dan komputer, berlokasi di pusat

kawasan priangan timur, daerah santri, berhawa sejuk, Kota Tasikmalaya, Jawa

Barat. STMIK DCI diselenggarakan untuk mencapai visi yang bersinar sebagai

perguruan tinggi yang menjadikan mahasiswa dan kampus yang berkarakter

sebagai berikut :

1. Unggul, berkarakter untuk memiliki seperangkat kriteria yang

memenuhi standar pendidikan dan lebih dalam kepeloporan, kreasi,

pola pikir, dan ide dalam melakukan aktivitas;

2. Elegan, berkarakter untuk memiliki sifat ketajaman pikir dalam

kesederhanaan dan penghematan namun memiliki mutu yang diterima

baik oleh pemangku kepentingan (stakeholder);

3. Data center, berkarakter untuk memiliki seperangkat pengolahan data

dan informasi untuk mendukung proses pembangunan;

4. Pusat solusi, berkarakter untuk menjadi tempat komunitas dan

kumpulan tenaga ahli dalam menyelesaikan masalah kehidupan

berbangsa dan bermasyarakat;

5. Konsultan, berkarakter untuk berperan menjadi narasumber pengkaji

dan pengembang pendidikan dan teknologi Informasi di wilayah

priangan;
78

6. Networking, berkarakter memiliki jaringan kerjasama saluran tenaga

kerja dan lulusan mampu menjadi tenaga profesional yang diterima

dan terpercaya, baik nasional maupun internasional.

3.1.1.3 STT YBSI Tasikmalaya

I. Sejarah

STT YBSI berdiri pada tahun 1994 dengan keluarnya SK MENDIKNAS

No 018/D/0/1994 tentang ijin operasional Program Study Teknik Informatika.

Awal mulai beroprasi,STT YBSI dikelola oleh Yayasan Sosrohadisewojo (SFB)

dan menggunakan nama STT-SFB dan beralamat di Jalan Ciputra No 219

Bandung. Pada tahun 1998 dilakukan perubahan nama Yayasan Pengelola dari

Yayasan SFB menjadi yayasan Bhakti sosrohadisewojo (YBSI) dan diikuti

dengan perubahan nama sekolah menjadi Sekolah Tinggi Tekknologi YBS

Internasional. Di tahun 2000 dibuka program study baru yaitu Teknik Mesin

Konsentrasi Teknik Otomotif dengan ijin dari SK Dirjen Dikti No

18/DIKTI/Kep/2000.

Visi STT YBSI

"Menjadi perguruan tinggi yang unggul dibidang IPTEK ditingkat nasional

maupun internasional"

Misi STT YBSI

a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan mengedepankan

kualitas & moralitas yang tinggi;


79

b. Mengembangkan dan memanfaatkan IPTEK melalui penyelenggaraan dan

pengabdian kepada masyarakat;

c. Menggalang kerjasama dalam bidang IPTEK secara nasional dan internasional.

3.1.1.4 Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS)

I. Sejarah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS)

Akhir Tahun Akademik 2001/2002 usianya menginjak 3 tahun, dalam liku-

liku perjalanan selama 3 (tiga) tahun ini Akademi Keperawatan Muhammadiyah

Tasikmalaya telah tumbuh dan berkembang walaupun penuh tantangan dan

cobaan namun Alhamdulillah kami telah berhasil mengatasi semaksimal mungkin,

bahkan kami telah mendapat kebahagian, kebanggaan yang tak terhingga bahwa

Akademi Keperawatan Muhammadiyah Tasikmalaya padan tanggal 19 Nopember

2002 telah mendapat SK konversi dari Mendiknas dengan Nomor :

262/D/O/2002  sehingga mulai tahun akademik 2002/2003 Akademi Keperawatan

Muhammadiyah Tasikmalaya  menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan

Muhammadiyah Tasikmalaya disingkat (STIKep). Perubahan STIKep Menjadi

STIKes Muhammadiyah Tasikmalaya berdasarkan SK Mendikbud RI No.

221/D/O/2006 Tanggal 26 September 2006.

Sejak tanggal 17 Oktober 2014, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 598/E/O/2014 tentang perubahan

bentuk STIKes Muhammadiyah Tasikmalaya menjadi Universitas

Muhammadiyah Tasikmalaya yang diresmikan oleh Pimpinan Pusat

Muhammadiyah, Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, M.A. pada hari Rabu, tanggal
80

14 Januari 2015 bertepatan dengan tanggal 13 Rabiul Awal 1436H dan tanggal

Tanggal 17 Oktober 2014 ditetapkan sebagai hari jadi UMTAS.

II. Visi, Misi dan Tujuan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

(UMTAS)

VISI

Visi UMTAS adalah:

“Menjadi Universitas yang Unggul, Islami, dan Terkemuka dalam Pengembangan

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) pada Tahun 2035”

MISI

Misi UMTAS adalah:

1. Memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berlandaskan nilai-nilai

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan serta tuntutan zaman dalam rangka

membangun masyarakat Indonesia yang berperadaban unggul dan

mencerahkan;

2. Mengembangkan sumber daya manusia berlandaskan nilai-nilai Al-Islam

dan Kemuhammadiyahan, tuntutan zaman, serta memberi arah perubahan

dalam rangka membangun masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang

berkemajuan;

3. Mengembangkan dan memberdayakan masyarakat melalui proses

pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan

mengembangkan serta mengamalkan nilai-nilai Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan sebagai sarana dakwah yang mencerahkan.


81

3.1.1.5 Universitas Perjuangan

I. Sejarah Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Yayasan Universitas Siliwangi setelah mengantarkan satu perguruan tinggi

menjadi Perguruan Tinggi Negeri, saat ini melalui Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 603/E/O/2014 telah

mendirikan Universitas Perjuangan Tasikmalaya. Universitas ini didirikan

berdasar pada fakta bahwa kesadaran masyarakat untuk menimba ilmu melalui

pendidikan tinggi semakin meningkat. Sementara, Universitas Siliwangi yang

sudah berstatus PTN hanya dapat menampung mahasiswa dengan jumlah yang

sangat terbatas. Oleh karena itu, dengan hadirnya Universitas Perjuangan

(UNPER) yang berada di bawah naungan Yayasan Universitas Siliwangi (YUS)

diharapkan dapat menampung anak-anak muda harapan bangsa untuk menimba

ilmu yang berkualitas untuk memimpin bangsa masa yang akan datang. Proses

pendidikan di Universitas Perjuangan memiliki kualitas yang sejajar dengan

kualitas di Universitas Siliwangi, karena kualitas pembinaan dan sarana

pendidikan memiliki standar kualitas yang sama. Bahkan, dilihat dari segi fasilitas

Universitas Perjuangan memiliki keunggulan yaitu memiliki tempat kost khusus

dan strategis yang diperuntukan bagi mahasiswa yang bertempat tinggal jauh dari

Kota Tasikmalaya.

II. Visi Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Melalui penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi yang berkualitas pada

tahun 2035 Universitas Perjuangan Tasikmalaya unggul dalam membentuk

karakter kejuangan (yang terimplementasi dalam perilaku cageur, bageur, pinter,

bener, tur singer) pada bidang ilmu yang dipelajarinya.


82

3.1.1.6 Sekolah Tinggu Hukum Galunggung (STHG)

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung (STHG) Tasikmalaya didirikan pada

tahun 1974 dan merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di wilayah

Tasikmalaya.

Maksud umum dari pendirian STHG adalah melayani kebutuhan pendidikan

tinggi masyarakat Tasikmalaya dan juga suatu maksud yang khusus, yaitu

membela dan memperjuangkan hak-hak asasi masyarakat Tasikmalaya. Sebab,

situasi sosial dan politik di tahun 1971 sangat mengkhawatirkan. Pemilu 1971

menimbulkan trauma yang mendalam di hati masyarakat Tasikmalaya. Banyak di

antara anggota masyarakat yang mendapatkan tekanan dan hak-hak asasi mereka

diinjak-injak karena tidak mau memilih partai politik yang sedang berkuasa saat

itu. 

Oleh karena keadaan yang demikian memprihatinkan ini, maka pengurus

Yayasan Galunggung berinisiatif untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, maupun

sumber daya yang bisa membuat perubahan dan membela kepentingan dan hak-

hak asasi masyarakat Tasikmalaya. Dengan anjuran dari bapak Prof. Mochtar

Kusumaatmadja, yang ditemui oleh Ketua Umum Yayasan Galunggung saat itu,

KH. Lukmanul Hakim, beliau memberikan saran agar membuka fakultas hukum

di Tasikmalaya. Ini diperlukan supaya masyarakat di Tasikmalaya dapat terbuka

pikirannya dan bisa memperjuangkan hak-hak asasinya secara mandiri. Inilah

yang menjadi latar belakang dan sejarah pendirian STHG di Tasikmalaya.

Dengan masih memegang semangat serupa itu, STHG Tasikmalaya kini

berusaha untuk melayani masyarakat Tasikmalaya dengan lebih baik dengan cara

mendidik para generasi muda maupun memberi pencerahan kepada khalayak


83

masyarakat yang lebih luas untuk memahami hak dan kewajibannya sebagai

warga negara Indonesia.

3.1.1.7 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) YPPT Priatim

Tasikmalaya

I. Sejarah Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) YPPT Priatim


Tasikmalaya

Profil STIA Jati Diri Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tasikmalaya

merupakan perguruan tinggi tertua, yaitu yang pertama didirikan di Tasikmalaya.

Secara historis, memiliki kaitan yang erat dengan Fakultas SOSPOL UNPAD

cabang Priangan Timur, yaitu sebagai cikal bakal lahirnya STIA Tasikmalaya.

Pada tahun 1960, Universitas Padjadjaran Bandung dalam rangka memenuhi

kebutuhan masyarakat di wilayah Priangan Timur akan perguruan tinggi,

membuka Fakultas Sosial Politik yang berkedudukan di Tasikmalaya dan dikenal

sebagai Fakultas Sospol Unpad Cabang Priangan Timur.

Bulan Januari 1990, terbitlah SK. Mendikbud No. 065/0/1990, Tentang

Pemberian Status Akreditasi DIAKUI bagi STIA STIA Tasikmalaya.

Pada akhir 1994, status Akreditasi DIAKUI tersebut dievaluasi oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan dan akhirnya status tersebut dirubah menjadi status

DISAMAKAN dengan SK. MENDIKBUD RI No : 119/DIKTI/Kep/1995.

Sedangkan Tahun 1994 juga STIA menambah Sub. Program untuk jenjang

Pendidikan Diploma III, dengan Sub. Program Administrasi Kepegawaian dan

Administrasi Keuangan, yang mempunyai status Akreditasi TERDAFTAR,

dengan SK. DIRJEN DIKTI RI Nomor : 604/Kep/1993. Seiring dengan


84

perkembangan jaman, maka STIA Tasikmalaya senantiasa berupaya

meningkatkan kualitas dirinya agar senantiasa menjaga eksistensinya sebagai

lembaga pendidikan tinggi yang tertua di Tasikmalaya.

Diantaranya adalah dengan melakukan upaya meningkatkan berbagai sarana

dan prasarana. Selain itu untuk mengikut kebijakasanaan Departemen Pendidikan

dna Kebudayaan RI mengenai Akreditasi Perguruan Tinggi. STIA Tasikmalaya

berhasil menjadikan jurusan administrasi negara mendapatkan Akreditasi dengan

nilai B, yang berarti telah diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan secara

mandiri, tanpa tergantung kepada Perguruan Tinggi lain.

II. Visi dan Misi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) YPPT Priatim
Tasikmalaya

Visi

STIA YPPT Priatim Tasikmalaya unggul dan berdaya saing dalam

pendidikan dan penelitian Ilmu Administrasi di Tingkat Nasional Tahun 2023.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan Ilmu Administrasi yang unggul dengan

memperhatikan perkembangan teknologi dan seni.

2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Ilmu

Administrasi atas dasar kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

tanggung jawab sosial demi kepentingan masyarakat.

3. Membekali dan memantapkan setiap mahasiswa agar menjadi manusia

yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa pengabdian

dan tanggung jawab serta disiplin yang tinggi.


85

4. Meningkatkan kemitraan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi lain, BUMN dan BUMD serta

organisasi lainnya.

3.1.1.8 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tasikmalaya

I. Sejarah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tasikmalaya

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tasikmalaya berdiri pada tanggal 23

Februari 1974 dan mendapatkan pengesahan Menteri Agama RI dengan SK No.

Kep/D.14/176/1975 tertanggal 27 Juni 1975. Pada awal berdirinya bernama

Fakultas Tarbiyah YPPI Tasikmalaya. Kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi

Ilmu Tarbiyah (STIT) Tasikmalaya berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI

Nomor 219 Tahun 1988, dan terakhir berdasarkan SK Menteri Agama RI No.

315/1995 berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tasikmalaya.

Berdasarkan SK Dirjen Pendis Nomor 3389 Tahun 2013 tentang “Penamaan

Perguruan Tinggi Agama Islam, Fakultas dan Jurusan pada PTAI” dan pada

tanggal 23 November 2015 STAI Tasikmalaya mendapat penghargaan sebagai

Sekolah Tinggi terbaik (Peringkat Pertama) dilingkungan Kopertais Wilayah II

Jawa Barat dan Banten. Saat ini STAI Tasikmalaya dalam proses perubahan

menjadi Institut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT).

Sejak didirikan pada tahun 1974 dengan nama Fakultas Tarbiyah hingga

tahun 1992, lembaga pendidikan tinggi ini bernaung pada Yayasan Pembinaan

Pendidikan Islam (YPPI) yang didirikan pada tahun 1973 dengan Akta Notaris

Nomor : 26/PN/1973 tertanggal 29 November 1973. Namun kemudian, sejak

tahun 1992 hingga sekarang, penyelenggaraannya berubah menjadi Yayasan


86

Pendidikan Islam Tasikmalaya (YAPITA) yang berdiri dengan Akta Notaris

Nomor : 74/412 tertanggal 27 April 1992.

Pada perubahan pertama anggaran dasar YAPITA untuk disesuaikan dengan

Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001, yang ditetapkan melalui Akta Notaris

Suryana, SH Nomor 93 tertanggal 17 Oktober 2006

II. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

Tasikmalaya

Visi

Pada tahun 2020 menjadi PTKIS terbaik tingkat nasional dalam

pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta dakwah islamiyah

dengan dukungan organisasi efektif, manajemen modern serta budaya berprestasi,

sehingga memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan ilmu-ilmu islami;

2. Melakukan penelitian teks konteks;

3. Melakukan pengabdian masyarakat dalam kerangka dakwah islamiyah;

4. Membudayakan ketaatan ritual, ibadah sosial, dan akhlaq mulia;

5. Mengembangkan semangat kewirausahaan, ukhuwah islamiyah, dan wawasan

kebangsaan.

3.1.1.9 STISIP Tasikmalaya

I. Sejarah STISIP Tasikmalaya

Pada Tahun 1995 eks mahasiswa Fakultas Sosial Politik Universitas

Negeri Padjadjaran Cabang Priangan Timur Tahun Akademik 1961 s/d Tahun

Akademik 1973 menyelenggarakan silaturahmi yang bertempat di Kampus


87

Pendidikan (eks Kampus Fakultas Sospol Unpad Priatim Tasikmalaya) Jl.

Pangaduan Kuda Tasikmalaya. Dalam pertemuan tersebut disepakati untuk

mendirikan Ikatan Keluarga Eks Mahasiswa Fakultas Sospol Unpad Priatim

Tasikmalaya.

  Untuk mewujudkan hal tersebut maka ditunjuk formatur Drs. H. Oon

Urawan, Drs. Doyot Hidayat, Drs. Adang Hilman, Drs. H. Ahmad Basar, dan Drs.

Popon Supriatna. Berdasarkan hasil rapat formatur pada tanggal 22 Desember

1995 bertempat di Jl. Kebangsaan 18 Tasikmalaya menetapkan Susunan Pengurus

Ikatan Keluarga eks Mahasiswa Fakultas Sospol Unpad Priatim Tasikmalaya.

  Terdorong oleh rasa ingin membalas budi kepada masyarakat Priangan

Timur maka Ikatan Keluarga eks Mahasiswa Fak Sospol Unpad Priatim

mendirikan Yayasan yang diberi nama Yayasan Eks Mahasiswa Fak Sospol

Unpad Priatim Tasikmalaya berdasarkan Akta Notaris Moehammad Isa Hoesna,

S.H. Maksud dan tujuan pendirian yayasan adalah untuk membantu Pemerintah

dalam rangka pembangunan nasional, khususnya dalam usaha mengentaskan

kebodohan dan kemiskinan dengan membentuk sumber daya manusia yang

cerdas, terampil dan taqwa serta sehat sejahtera lahir dan bathin. Untuk

merealisasikan maksud dan tujuan tersebut maka Yayasan mengajukan

permohonan izin pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan dan Administrasi

Niaga Tasikmalaya kepada Kopertis Wilayah IV Jawa Barat di Bandung.

  Berdasarkan informasi dari Kopertis Wilayah IV Jawa Barat bahwa nama

Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan dan Administrasi Niaga Tasikmalaya diganti

atau dirubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Tasikmalaya

dengan program studi Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Hubungan Internasional. Pada
88

Tahun Akademik 1999/2000 keluar Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 11/D/01998 tanggal 12 Januari 1999

tentang Pemberian Status Terdaftar pada 2 (dua) Program Studi untuk Jenjang

Pendidikan Program S1 di Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Tasikmalaya di Tasikmalaya, yaitu program studi Ilmu Pemerintahan dan

Ilmu Hubungan Internasional.

II. Visi, Misi dan Tujuan STISIP Tasikmalaya

Visi STISIP Tasikmalaya

Tahun 2019 menjadi lembaga pendidikan tinggi terkemuka di Priangan Timur

yang memiliki komitmen terhadap keunggulan bidang ilmu sosial dan ilmu

politik.

Misi STISIP Tasikmalaya

1. Menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran secara profesional

dalam bidang ilmu sosial dan ilmu politik;

2. Melaksanakan penelitian yang menunjang pengembangan ilmu sosial dan ilmu

politik;

3. Mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat secara edukatif, konsisten dan

terprogram dalam bidang ilmu sosial dan ilmu politik;

4. Melaksanakan manajemen pendidikan dengan menerapkan prinsip

Penjaminanan mutu (quality assurance);

5. Melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan

ilmu sosial dan ilmu politik.


89

3.1.1.10 STIKES Mitra Kencana

I. Sejarah STIKES Mitra Kencana

STIKES Mitra Kencana Tasikmalaya berada dibawah Yayasan Adhi Guna

Kencana, berdiri berdasarkan Akta Notaris Tien Norman Lubis, SH No. 19 yang

diketuai oleh H. Mulyana, SH, M.Pd, MH.Kes.

a. Berdiri pada 16 Nopember 2006;

b. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 2 Kota Tasikmalaya 46151, Tel/Fax :

(0265)342572;

c. website : www.stikesmk.ac.id;

d. e-mail : info@stikesmk.ac.id, stikes_mk@yahoo.co.id.

II. Visi dan Misi STIKES Mitra Kencana

Visi:

“Menjadi Sekolah Tinggi Kesehatan Unggulan Yang Menghasilkan Lulusan

Profesional dan Kompetitif Tahun 2020”

Misi:

a. Menyelenggarakan Pendidikan Kesehatan Yang Bermutu;

b. Mengembangkan penelitian dalam upaya meningkatkan teknologi

pendidikan di bidang kesehatan;

c. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

3.2 Metode Penelitian


90

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan

diketahui hubungan yang signifikan antara varibel yang diteliti sehingga

menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek

yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2014: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif dan metode verifikatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan

dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah

penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan

menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan

antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan

memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2014: 21) metode analisis deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Menurut

Sugiyono (2014: 21) pendekatan verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori

dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan

perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji variabel X1, X2, X3 dan X4

terhadap variabel Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan

pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.


91

3.2.1 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel penelitian merupakan penjelasan dari masing-

masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator

yang membentuknya. Penjelasan dari setiap variabel dapat dilihat dari tabel

berikut :

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
(1) (2) (3) (4) (5)
Promosi (X1) Proses 1. Hubungan 1. Lingkungan Ordinal
kemampuan pemimpin dan kelompok
seorang anggota 2. Tingkat kepercayaan,
pemimpin untuk 3. Loyalitas,
melakukan
pengaruhnya 4. Kejelasan tugas
tergantung dengan 2. Struktur Kerja 5. Alternatif
situasi tugas penyelesaian tugas
kelompok dan 6. Batasan solusi
tingkat-tingkat penyelesaian tugas
daripada gaya
Promosi,
kepribadian 3. Posisi 7. Pemberian
yang sesuai Kekuatan penghargaan
dengan 8. Pemberian hukuman
kelompoknya”. 9. Pemberian
Fielder dan Gracia wewenang
dalam
Iensufiie Fielder dan
(2010:114) Garcia dalam
Iensufiie
(2011:130)

Harga (X2) Sehimpunan nilai, 1. Inisiatif 1. Inisiatif Ordinal


prinsip, tradisi Individual menyelesaikan
dan cara bekerja pekerjaan
yang dianut 2. Ide kreatif
bersama oleh 3. Menyelesaikan kerja
dan memengaruhi tanpa perintah
perilaku serta atasan
tindakan para 4. Kesempatan
anggota berinovasi
organisasi 2. Toleransi
Robbins & terhadap 5. Bantuan atasan
Coulter (2010: tindakan terhadap
92

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala


(1) (2) (3) (4) (5)
63) beresiko permasalahan
6. Meningkatkan
kreatifitas
7. Melaksanakan
standar kerja
8. Dukungan atasan
dalam penyelesaian
pekerjaan
3. Dukungan
manajemen 9. Mengarahkan
Robbins Minat Beli sesuai
(2008:10) aturan lembaga
10. Pengawasan atas
hasil kerja
11. Pengawasan
perilaku bekerja

Lokasi (X3) Keinginan dan 1. Kebutuhan 1. Sandang Ordinal


energi seseorang Fisiologis 2. Pangan
yang diarahkan 3. Papan
untuk pencapaian
suatu tujuan. 2. Kebutuhan 4. Keamanan jabatan
Motivasi adalah Keamanan 5. Keamanan alat
sebab dari operasional
tindakan
6. Interaksi
Stefan Ivanko 3. Kebutuhan 7. Kebebasan
(2012:70) Sosial melakukan aktivitas
sosial

4. Kebutuhan 8. Pemberian
Penghargaan penghargaan
9. Saling menghargai

5. Kebutuhan 10. Kebebasan


Aktualisasi mengembangkan
Diri karir
Maslow 11. Kebebasan
dalam mengembangkan
Robbins & bakat
Coutler
(2010:110)

Kualitas Sikap kesediaan 1. Taat 1. Jam masuk kerja


Pelayanan (X4) dan kerelaan terhadap 2. Jam istirahat
seseorang untuk aturan waktu 3. Jam pulang
mematuhi dan
2. Taat 4. Cara berpakaian
mentaati norma- terhadap 5. Tingkah laku
norma peraturan peraturan
yang berlaku di perusahaan
sekitarnya.
3. Taat 6. Pekerjaan sesuai
93

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala


(1) (2) (3) (4) (5)
Sutrisno (2011:94) terhadap kemampuan
aturan 7. Tanggung jawab
perilaku 8. Hubungan kerja
dalam
pekerjaan

4. Taat 9. Yang boleh


terhadap dilakukan
peraturan 10. Yang tidak boleh
lainnya. dilakukan

Minat Beli (Y) Sarana untuk 1. Faktor 1. Kemampuan Ordinal


mendapatkan individual 2. Keahlian
hasil lebih baik 3. Latar belakang
dari organisasi,
tim dan individu
dengan cara 2. Faktor 4. Sikap
memahami dan psikologis 5. Motivasi
mengelola Minat 6. Pembelajaran
Beli dalam
kerangka tujuan 3. Faktor 7. Sumber daya
dan standart dan organisasi 8. Penghargaan
persyaratan 9. Struktur job
atribut yang Mangkunegara desain
disepakati. (2010:14)
Sedarmayanti
(2011:202)

Sumber : Diolah dari kajian pustaka

3.2.2 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2016: 96) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Sedangkan menurut Burhan Bungin (2013: 101) populasi penelitian

merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, peristiwa, sikap hidup, dan


94

sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan 10 (sepuluh) Perguruan Tinggi

Swasta yang ada di Tasikmalaya yaitu 304 orang dengan keterangan sebagai

berikut :

Tabel 3.2.
Jumlah Karyawan
Jumlah Karyawan
No Perguruan Tinggi (Orang)
1 STMIK DCI 35
2 STMIK TASIKMALAYA 43
3 STT YBSI 40
4 UMTAS 35
5 UNPER 37
6 STHG 21
7 STIA 17
8 STAI 36
9 STISIP TASIKMALAYA 18
10 STIKES MITRA KENCANA 22
Total 304
Sumber : Perguruan Tinggi Swasta Tasikmalaya, 2018

3.2.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang

sama dengan populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih sebagai anggota sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling. (Sugiyono,

2016: 120).
95

Penelitian ini populasinya homogen (karyawan tetap), maka penelitian

ini adalah penelitian sampel. Menentukan besarnya sampel menggunakan

rumus Taro Yamane sebagai berikut :

N
n=
(N).(d2) + 1

di mana:
1 = konstanta
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan

Diketahui :
1 = konstanta
n = ukuran sampel
N = 304
d2 = 5%
304 304 304
n= = = 173
=
(304).0,052+ 1 (304).(0,0025)+1 1.76

Dari penghitungan pengambilan sampel di atas, dalam penelitian ini yang

dijadikan sampel adalah karyawan tetap CV. Santana Wijaya sebanyak 173 orang

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.3.
Stratified Random Sampling
N Perguruan Tinggi Populasi (Orang) Sampel (Orang)
o
1 STMIK DCI 35 35/304*173 =20
2 STMIK TASIKMALAYA 43 43/304*173 =24
3 STT YBSI 40 40/304*173 =23
4 UMTAS 35 35/304*173 =20
5 UNPER 37 37/304*173 =21
6 STHG 21 21/304*173 =12
96

7 STIA 17 17/304*173 =10


8 STAI 36 36/304*173 =20
9 STISIP TASIKMALAYA 18 18/304*173 =10
STIKES MITRA
10 KENCANA 22 22/304*173 =13
Total 304 173
Sumber : Perguruan Tinggi Swasta Tasikmalaya, 2019

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2016: 193) dari segi cara atau teknik pengumpulan

data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview

(wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan

ketiganya.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu:

1. Studi Pustaka (Library Research)

Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan

masalah dan tujuan penelitian. Buku tersebut dianggap sebagai sumber data yang

akan diolah dan dianalisis seperti banyak dilakukan oleh ahli sejarah, sastra dan

bahasa (Danial A.R, 2009: 80). Penelitian yang dilakukannya dengan cara

menelaah dan membandingkan sumber kepustakaan untuk memperoleh data yang

bersifat teoritis. Disamping itu dengan menggunakan studi pustaka penulis dapat

memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang diharapkan, sehingga

pekerjaan peneliti tidak merupakan duplikasi.


97

2. Studi Lapangan (Field Research)

A. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2016: 142) mengemukakan bahwa: “Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

jawabannya”.

B. Observasi

Menurut Sutrisno hadi dalam Sugiyono (2016: 145) mengemukakan

bahwa: “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua

diantaranya adalah proses pengamatan dan ingatan”.

3.2.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data


3.2.4.1 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan

atau angka ringkasan dengan menggunakan cara cara atau rumus-rumus tertentu

(Hasan, 2010: 24). Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan

penghitungan komputasi program SPSS (Statistical Product and Service Solution)

karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta

sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu

dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara

pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1). Pengolahan data meliputi kegiatan:

1. Pengeditan (Editing)
98

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul,

tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada

pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.

Editing dalam penelitian ini yaitu mengecek atau mengoreksi kuesioner

penelitian yang telah disebar.

2. Pemberian Kode (Coding)

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam

katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau

huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data

yang akan dianalisis.

Coding dalam penelitian ini yaitu memberikan kode terhadap kuesioner yang

akan dianalisis, dari 56 kuesioner yang telah disebar masing-masing kuesioner

diberikan angka 1-56 yang membedakan jawaban dari tiap responden.

3. Pemberian Skor (Skoring)

Yaitu pemberian nilai berupa angka pada jawaban pertanyaan untuk

memperoleh data kuantitatif. Dalam penelitian ini urutan pemberian skor

berdasarkan tingkatan jawaban yang diterima dari responden.

Jenis skala pengukuran yang digunakan yaitu ordinal, dimana oleh Zainal

Mustafa (2009:55) dikemukakan bahwa :

”Skala Ordinal merupakan suatu instrument yang menghasilkan nilai atau skor

yang bertingkat atau berjenjang (bergradasi)”. Dalam operasionalisasi variabel


99

ini semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner

yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert.

Skala likert menurut Sugiyono (2016:93) adalah sebagai berikut :

”Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Untuk pilihan

jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung

pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif). Skor

atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pernyataan positif

adalah sebagai berikut menurut Sugiyono (2016: 94) :

Tabel 3.4
Kategori Skor Nilai
No Pertanyaan Skor
1 Sangat tidak setuju 1
2 Tidak setuju 2
3 Kurang Setuju 3
4 Setuju 4
5 Sangat setuju 5
Sumber : Sugiyono (2016: 94)

Klasifikasi setiap indikator variabel Promosi, Harga, Lokasi, Kualitas

Pelayanan dan Minat Beli dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut :

Nilai tertinggi setiap indikator variabel : 173 x 5 = 865

Nilai terendah setiap indikator variabel : 173 x 1 = 173

Jumlah kriteria pernyataan = 5

NJI =

=
100

NJI = 138.4

Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator adalah sebagai berikut :

Nilai 173 - 311,4 Sangat Rendah


Nilai 311,4 - 449,8 Rendah
Nilai 449,8 - 588,2 Cukup Baik
Nilai 588,2 - 726,6 Tinggi
Nilai 726,6 - 865 Sangat Tinggi

4. Tabulating

Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi

kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi

diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Tabulasi dalam penelitian

ini yaitu jawaban dari kuesioner yang telah disebar di masukkan ke dalam

tabel sesuai dengan analisis contohnya tabulasi karakteristik responden yang

meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan terakhir.

3.2.4.2 Method Succsesive Interval (MSI)

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal.

Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian

dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval

(Riduwan dan Kuncoro, 2011: 30). Data ordinal tersebut ditransformasikan

menjadi data interval melalui metode MSI.

Langkah-langkah transformasi data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menghitung frekuensi setiap pilihan jawaban responden pada setiap item


101

2. Menghitung proporsi setiap pilihan jawaban responden berdasarkan

frekuensi yang diperoleh

3. Menghitung proporsi kumulatif berdasarkan proporsi yang diperoleh

4. Menentukan nilai Z untuk setiap pilihan jawaban berdasarkan proporsi

kumulatif yang diperoleh

5. Menentukan nilai ordinat/Z densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh

6. Menentukan nilai Skala/Scale Value (SV) dengan menggunakan rumus :

3.2.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010: 211) “validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.

Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur atau instrument dalam melakukan

fungsinya. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. “Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud” (Arikunto, 2010:

211-212).

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat

ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pengujian validitas

instrumen adalah untuk menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data

yang diperoleh dan dengan apa yang kita yakini pengukurannya.


102

Berdasarkan definisi di atas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test

(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk

diukur. Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

penelitian.

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan program SPSS

versi 16.0. Adapun rumus korelasi Product Moment adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rXY : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variable yang

dikorelasikan

X : variabel X

Y : variabel Y

X2 : kuadrat dari X

Y2 : kuadrat dari Y

∑XY : jumlah perkalian X dengan Y

N : jumlah sampel

(Uji Product Moment : Pearson, dalam Suharsimi Arikunto, 2010:239)

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan 0,05   maka

alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung< r tabel maka
103

alat ukur tersebut adalah tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

Berikut hasil uji validitas untuk variabel Promosi, Harga, Lokasi, Kualitas

Pelayanan dan Minat Beli :

Tabel 3.5
Uji Validitas Promosi (X1)
Indikator Hasil (rhitung) Hasil (rtabel) Keterangan
X1 0,319 0,30 Valid
X2 0,527 0,30 Valid
X3 0,664 0,30 Valid
X4 0,431 0,30 Valid
X5 0,306 0,30 Valid
X6 0,529 0,30 Valid
X7 0,436 0,30 Valid
X8 0,727 0,30 Valid
X9 0,709 0,30 Valid
Sumber : Data Diolah, 2019

Berdasarkan uji validitas item terhadap 9 item variabel Promosi, terdapat 9

item yang valid dengan melihat tabel Corrected Item Total Correlation nilai r

tabel terendah 0.306 sedangkan nilai r tebel tertinggi 0.727.

Tabel 3.6
Uji Validitas Harga (X2)
Indikator Hasil (rhitung) Hasil (rtabel) Keterangan
X1 0,434 0,30 Valid
X2 0,385 0,30 Valid
X3 0,551 0,30 Valid
X4 0,319 0,30 Valid
X5 0,529 0,30 Valid
X6 0,587 0,30 Valid
X7 0,398 0,30 Valid
X8 0,397 0,30 Valid
X9 0,525 0,30 Valid
X10 0,378 0,30 Valid
X11 0,617 0,30 Valid
Sumber : Data Diolah, 2019
104

Berdasarkan uji validitas item terhadap 11 item variabel Harga, terdapat 11

item yang valid dengan melihat tabel Corrected Item Total Correlation nilai r

tabel terendah 0.319 sedangkan nilai r tebel tertinggi 0.617.

Tabel 3.7
Uji Validitas Lokasi (X3)
Indikator Hasil (rhitung) Hasil (rtabel) Keterangan
X1 0,443 0,30 Valid
X2 0,546 0,30 Valid
X3 0,560 0,30 Valid
X4 0,389 0,30 Valid
X5 0,575 0,30 Valid
X6 0,495 0,30 Valid
X7 0,598 0,30 Valid
X8 0,383 0,30 Valid
X9 0,545 0,30 Valid
X10 0,509 0,30 Valid
X11 0,545 0,30 Valid
Sumber : Data Diolah, 2019

Berdasarkan uji validitas item terhadap 11 item variabel Lokasi, terdapat

11 item yang valid dengan melihat tabel Corrected Item Total Correlation nilai r

tabel terendah 0.383 sedangkan nilai r tebel tertinggi 0.598.

Tabel 3.8
Uji Validitas Kualitas Pelayanan (X4)
Indikator Hasil (rhitung) Hasil (rtabel) Keterangan
X1 0,319 0,30 Valid
X2 0,391 0,30 Valid
X3 0,308 0,30 Valid
X4 0,478 0,30 Valid
X5 0,457 0,30 Valid
X6 0,569 0,30 Valid
X7 0,645 0,30 Valid
X8 0,726 0,30 Valid
X9 0,639 0,30 Valid
Sumber : Data Diolah, 2019
105

Berdasarkan uji validitas item terhadap 9 item variabel Kualitas

Pelayanan, terdapat 9 item yang valid dengan melihat tabel Corrected Item Total

Correlation nilai r tabel terendah 0.308 sedangkan nilai r tebel tertinggi 0.726.

Tabel 3.9
Uji Validitas Minat Beli (Y)
Indikator Hasil (rhitung) Hasil (rtabel) Keterangan
X1 0,491 0,30 Valid
X2 0,584 0,30 Valid
X3 0,636 0,30 Valid
X4 0,461 0,30 Valid
X5 0,570 0,30 Valid
X6 0,592 0,30 Valid
X7 0,636 0,30 Valid
X8 0,435 0,30 Valid
X9 0,613 0,30 Valid
Sumber : Data Diolah, 2019

Berdasarkan uji validitas item terhadap 9 item variabel Minat Beli,

terdapat 9 item yang valid dengan melihat tabel Corrected Item Total Correlation

nilai r tabel terendah 0.461 sedangkan nilai r tebel tertinggi 0.636.

2. Uji Reliabilitas

Arikunto (2010: 221) mengatakan bahwa “reliabilitas menunjuk pada satu

pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data, kareba instrumen tersebut sudah baik”. Reliabilitas

adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen

pengukuran. Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat

pengumpul data tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan,

kestabilan dan konsistensinya didalam mengungkapkan gejala tertentu dari

sekelompok individu walaupun dilakukan disaat yang berbeda. Dalam penelitian


106

ini, uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian menggunakan metode Alpha.

Metode Alpha yaitu metode mencari reliabilitas internal dengan menganalisis

realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua (split half),

untuk keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap, lalu skor data

tiap kelompok itu disusun sendiri dan selanjutnya skor total antara kelompok

ganjil dan genap dicari korelasinya (Sugiyono, 2016: 153).

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji koefisien alpha (  )

Cronbach yang dirumuskan sebagai berikut :

 =
k 
1 
 V1  (Bambang S Soedibjo, 2013: 70)
k  1  Vt 

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung> rtabel,

maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung< rtabel maka

alat ukur tidak reliabel. Dalam penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan model Alpha Cronbach’s yang

diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks α

sebagai berikut :

1. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : tinggi

2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : cukup

3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : agak rendah

4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

5. Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah.


107

Dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows ditampilkan hasil analisis

reliabilitas instrumen. Ringkasan analisis alpha instrumen selengkapnya tersebut

dalam tabel berikut :

Tabel 3.10
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.718 10
Sumber : Data diolah
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua instrumen pada variabel

Promosi tersebut termasuk katagori layak.

Tabel 3.11
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.723 12
Sumber : Data diolah
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua instrumen pada variabel

Harga tersebut termasuk katagori layak.

Tabel 3.12
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.741 12
Sumber : Data diolah
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua instrumen pada variabel

Lokasi tersebut termasuk katagori layak.

Tabel 3.13
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.714 10
108

Sumber : Data diolah


Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua instrumen pada variabel

Kualitas Pelayanan tersebut termasuk katagori layak.

Tabel 3.14
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.734 10
Sumber : Data diolah
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua instrumen pada variabel

Minat Beli tersebut termasuk katagori layak.

3.2.4.4 Teknik Analisis Data


1. Koefisien Jalur
Sebelum analisis data, terlebih dahulu perlu dilakukan uji coba instrumen.

Uji coba instrumen ini adalah untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen

penelitian. Sejauh mana ketepatan instrumen yang akan digunakan sehingga

instrumen tersebut layak digunakan sebagai alat pengumpul data.

Dalam penelitian ini, analisis jalur (path analysis) digunakan

untuk mengetahui hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan akibat

langsung dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel

penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis linear berganda, atau

analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan

kausalitas antar variabel (model kausal) yang telah ditetapkan sebelumnya

berdasarkan teori. Ghozali (2013:249).


109

Dalam penelitian ini hubungan antara variabel, dapat digambarkan sebagai

berikut :

X1
ρYX1
rX1X2 ɛ
rX1X3
ρYX2 ρYɛ
X2
rX1X4

rX2X3
Y
ρYX3
X3

rX2X4

rX3X4
ρYX4
X4

Gambar 3.1
Path Analisis (Model) dari X1, X2, X3 dan X4 ke Y

Berdasarkan pada diagram jalur hipotesis penelitian di atas, maka

bentuk persamaan untuk diagram jalur tersebut adalah :


110

Y = ρYX1.X1 + ρYX2.X2 + ρYX3.X3 + ρYX4.X4 + ɛ

Keterangan :
X1 : Promosi
X2 : Harga
X3 : Lokasi
X4 : Kualitas Pelayanan
Y : Minat Beli
ɛ : Epsilon
Pengujian keberartian koefisien jalur secara parsial digunakan uji t dengan

rumus sebagai berikut :

PYXi
t
(1  R 2 YXi)Cij (Sugiyono, 2014 : 185)
(n  k  1)

Persamaan struktural untuk mengetahui pengaruh tiap variabel adalah

sebagai berikut :

ρYX1 : Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh

variabel X1 terhadap variabel Y

ρYX2 : Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh

variabel X2 terhadap variabel Y

ρYX3 : Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh

variabel X3 terhadap variabel Y

ρYX4 : Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh

variabel X4 terhadap variabel Y

Untuk mengetahui pengaruh secara langsung maupun tidak langsung

dari masing-masing dimensi pada variabel penelitian tersebut,dapat dilakukan

dengan menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung pada masing-masing


111

dimensi. Untuk mengetahui pengaruh Promosi (X1), Budaya Kerja (X2), Lokasi

(X3) dan Kualitas Pelayanan (X4) terhadap Minat Beli (Y), maka dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 3.15
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
No Pengaruh Keterangan
1 Pengaruh X1 Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung = ρYX1. ρYX1 = a..........
terhadap Y
Pengaruh X1 terhadap Y melalui X2=ρYX1. rX1X2 . ρYX2 = b..........
Pengaruh X1 terhadap Y melalui X3 =ρYX1. rX1X3. ρYX3 = c.........+
Pengaruh X1 terhadap Y melalui X4 =ρYX1. rX1X4. ρYX4 = d.........+
Pengaruh Total X1 terhadap Y = e1..........
2 Pengaruh X2 Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung = ρYX2. ρYX2 = a..........
terhadap Y
Pengaruh X2 terhadap Y melalui X1= ρYX2.rX1X2. ρYX1 = b..........
Pengaruh X2 terhadap Y melalui X3= ρYX2.rX2X3. ρYX3 = c.........+
Pengaruh X2 terhadap Y melalui X4= ρYX2.rX2X4. ρYX4 = d.........+
Pengaruh Total X2 terhadap Y = e2..........
3 Pengaruh X3 Pengaruh X3 terhadap Y secara langsung= ρYX3.ρYX3 = a..........
terhadap Y
Pengaruh X3 terhadap Y melalui X2=ρYX3.RX2X3.ρYX2 = b..........
Pengaruh X3 terhadap Y melalui X1=ρYX3.RX1X3.ρYX1 = c.........+
Pengaruh X3 terhadap Y melalui X4=ρYX3.RX1X3.ρYX1 = d.........+
Pengaruh Total = e3..........
4 Pengaruh X4 Pengaruh X4 terhadap Y secara langsung= ρYX4. ρYX4 = a..........
terhadap Y
Pengaruh X4 terhadap Y melalui X2=ρYX4.rX2X4.ρYX2 = b..........
Pengaruh X4 terhadap Y melalui X1=ρYX4.rX1X4.ρYX1 = c.........+
Pengaruh X4 terhadap Y melalui X3=ρYX4.rX4X3.ρYX3 = d.........+
Pengaruh Total = e4..........
Pengaruh Total X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y = e1+ e2+
e3+ e4
Pengaruh Faktor Lain (1 – R2) =

2. Pengujian Hipotesis Operasional

Rancangan uji hipotesis berfungsi untuk mengetahui korelasi antara dua

variabel yang diteliti. Dalam lingkup penelitian ini yang diteliti adalah pengaruh
112

Promosi, Harga, Lokasi dan Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli dengan

menggunakan perhitungan statistik.

Langkah-langkah untuk melakukan pengujian hipotesis dimulai dengan

menetapkan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), pemilihan tes statistic

dan perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikasi dan penetapan kriteria

pengujian. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis jalur

(path analisys) dengan menggunakan Uji F, Uji t dan koefisien determinasi.

A. Uji F (Simultan)

Uji Secara Simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabel independen (X1, X2, X3, X4,) secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen (Y). Analisa Uji F dilakukan dengan membandingkan

Fhitung dan Ftabel sebelum membandingkan nilai F, harus ditentukan tingkat

kepercayaan (1-α) dan derajat kebebasan (degree of freedom) – n–(k+1) agar

dapat ditentukan nilai kritisnya. Adapun nilai Alpha yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 0,05.

Adapun rumus uji F adalah :

Pengujian statistik secara simultan (Uji-F)

F
 n  k  1 R 2 X u  X 1 , X 2 ,...X k 
k 1  R 2 X u  X 1 , X 2 ,...X k  

Dimana kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai

berikut :

Apabila Fhitung> Ftabel atau Sig <α maka :

a) Ha diterima karena terdapat pengaruh yang signifikan


113

b) H0 ditolak karena tidak terdapat pengaruh yang signifikan

Adapun pengujian hipotesis operasional secara simultan sebagai berikut :

H01: ρYX1 = ρYX2 = ρYX3 = ρYX4 = 0 : Promosi, Harga, Lokasi dan

Kualitas Pelayanan secara simultan tidak berpengaruh terhadap Minat

Beli Pegawai.

Ha1:ρYX1=ρYX2=ρYX3=ρYX4 ≠ 0, Promosi, Harga, Lokasi dan Kualitas

Pelayanan secara simultan berpengaruh terhadap Minat Beli Pegawai.

B. Uji t (Parsial)

Uji secara parsial (Uji t) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen (X1, X2, X3, X4,) terhadap variabel dependen (Y) dengan

asumsi variabel lainnya adalah konstan. Adapun kriteria pengambilan keputusan

yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

xu xk
t
1  R 2
X u  X 1 , X 2 ,..., X k  C11  C11  2C12  C11
 n  k  1
Apabila thitung > ttabel atau Sig < α maka :

a) Ha diterima karena terdapat pengaruh yang signifikan

b) H0 ditolak karena tidak terdapat pengaruh yang signifikan

Adapun pengujian Hipotesis Operasional secara parsial adalah sebagai

berikut :

H01: ρYX1 = 0: Promosi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Minat

Beli Pegawai.

Ha1: ρYX1≠ 0: Promosi secara parsial berpengaruh terhadap Minat Beli

Pegawai.
114

H02: ρYX2 = 0: Harga secara parsial tidak berpengaruh terhadap Minat

Beli Pegawai.

Ha2: ρYX2≠ 0: Harga secara parsial berpengaruh terhadap Minat Beli

Pegawai.

H03: ρYX3 = 0: Lokasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Minat

Beli Pegawai.

Ha3: ρYX3≠ 0: Lokasi secara parsial berpengaruh terhadap Minat Beli

Pegawai.

H04: ρYX4 = 0: Kualitas Pelayanan secara parsial tidak berpengaruh

terhadap Minat Beli Pegawai.

Ha4: ρYX4≠ 0: Kualitas Pelayanan secara parsial berpengaruh terhadap

Minat Beli Pegawai.

C. Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2013: 97), koefisien determinasi ( R² ) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah jumlah

variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu

variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena


115

itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R²

pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R²,

nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model.

Besarnya koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Dimana :

Kd = Koefisien Determinasi

r2 = Koefisien Korelasi

kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :

a. Jika Kd mendeteksi nol (0), maka pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent lemah.

b. Jika Kd mendeteksi satu (1), maka pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent kuat.

Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini digunakan program

SPSS 16.0 dan Microsoft Office Excel 2007. Untuk mengetahui pengaruh variabel

lain atau faktor residu dapat ditentukan melalui :

y  1  R y2 x x
1 1 2  xk
( Sugiyono, 2014 : 185)

k
Dimana : R yx  x    YX rYX
2
1 k 1 1
i 1

Anda mungkin juga menyukai