PENDAHULUAN
kimiawi suatu materi. Dahulu hal tersebut adalah tujuan utama seseorang
juga meliputi identifikasi suatu zat, elusidusi struktur dan analisa kuantitatif
titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih
berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator
ini direduksi dahulu dengan KI dan iodin dalam jumlah yang setara dan
digunakan untuk menentukan kadar dari zat-zat uji yang bersifat reduktor
yang tahan, mudah, dan mampu memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi.
1
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar dari zat-zat uji
Fe (III), Cu (II) dan sebagainya, sehingga mengetahui kadar suatu zat berarti
Kota Tasikmalaya.
2
BAB II
PROFIL SEKOLAH
Untuk tidak ketinggalan dari berbagai pergerakan kemajuan, saat ini bangsa
Indonesia telah memasuki era Reformasi yang telah ditandai dengan era
tingkat madya agar memiliki kterampilan yang memadai dan siap pakai
negeri ini.
3
yang berkarakter dan memiliki reputasi lulusan yang tangguh berskill tinggi,
2003.
2004 dengan membuka satu Jurusan Farmasi Pada waktu pertama dibuka
4
Sukarindik No.63A Indihiang Kota Tasikmalaya. Yang ditetapkan di
2.2.1 Visi
2.2.2 Misi
kompetensi siswa.
efisien.
5
7. Mengembangkan keunggulan akhlak yang baik dengan dukungan
sesama.
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
6
kejuruan, maka pada tahun 2014 melalui Direktorat Pembinaan SMK
(SNP).
SMK Bina Putera Nusantara sebagai salah satu sekolah swasta yang
kami yakin dapat menjalankan tugas sebagai sekolah rujukan bagi sekolah
sekolah yang ada dan sekolah kami terbiasa mengadakan ujian kompentensi
Sebagai gambaran awal, sekolah kami berdiri sejak tahun 2004 dan
yaitu Farmasi. Pada saat ini sekolah kami pun di tunjuk oleh LSP TPCC
7
1. Organisasi Sekolah
ditandai dengan:
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
analisa titrimetri atau titrasi yaitu yang diukur adalah volume larutannya
Volumetri atau yang disebut titrasi adalah suatu cara analisis yang
dengan cara membuka kran Buret, titran akan masuk ke dalam Labu
saat perubahan warna, dapat dilihat dengan menggunakan zat penunjuk yang
9
sampel merujuk pada jumlah volume titran yang diperlukan untuk mencapai
pengukuran volume tidak hanya terjadi pada reaksi dalam bentuk larutan,
dilakukan.
tempatkan didalam buret yang digunakan untuk menitrasi larutan yang akan
mengenai penentuan beberapa zat tertentu yang berada dalam suatu contoh.
Zat yang ditentukan sering disebut sebagai zat yang diinginkan atau analis
(dapat terdiri dari sebagian kecil atau besar dari contoh yang dianalisa).
tertentu yang terkandung dalam suatu sampel, zat yang ditetapkan tersebut
proses dimana larutan baku (dalam bentuk larutan yang telah diketahui
sempurna dan mencapai jumlah ekuivalen larutan baku sama dengan nol
10
ekuivalen larutan yang dititrasi dan titik titrasi dinamakan titik ekuivalen
atau titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi disebut juga titik saat dimana suatu
a. Perubahan warna
ekivalen, tetapi beberapa saat setelah titik ekivalen tercapai. Indikator yang
paling baik adalah indikator dimana selisih antara titik ekivalen dan titik
reaksi antara larutan baku dan larutan yang akan dititrasi digunakan suatu
zat kimia yang akan dikenal sebagai indikator, yang dapat membantu dalam
maka indikator harus memberikan perubahan visual yang jelas pada larutan.
Titik pada saat indikator memberikan perubahan disebut titik akhir titrasi
Dalam Volumetri dikenal dua macam larutan baku, yaitu larutan baku
11
konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembekuan dengan larutan primer
atau dengan metode gravimetri yang tepat, contoh larutan baku sekunder
terbentuk suatu gas atau terpakai pereaksi berbentuk gas. Jumlah zat atau
sedemikian rupa, sehingga jumlah zat yang bereaksi itu sama satu lain
berekivalen yang berarti saling tepat bereaksi sehingga tidak ada sisa.
asam basa konjugasi dalam konsentrasi yang kecil indikator tidak akan
ketika dalam bentuk asam dan dalam bentuk basanya. Perubahan warna ini
dalam titrasi. Larutan standar disebut dengan titran. Pada proses titrasi
sehingga pada proses perhitungan titrasi digunakan rumus yang sama seperti
V1 . M 1 = V2 . M 2
Keterangan :
12
M2 = Konsentrasi zat penitrasi (M)
Titik akhir titrasi terjadi pada saat perubahan warna, yaitu pada waktu
kayu dan pengontrol kecoa. Nama lainnya adalah natrium biborat, natrium
piroborat, dan natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut
gangguan otak, hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks
Campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat disebut larutan.
Contoh larutan adalah teh manis dan air laut. Banyak sedikitnya zat
mengandung sedikit zat terlarut disebut larutan encer. Salah satu cara
kemolaran (M), kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap
liter larutan, atau jumlah mmol zat terlarut dalam tiap mL larutan.
n
M=
v
Keterangan :
M = Kemolaran larutan (M)
13
V = Volume larutan (mL)
n = Jumlah mol zat terlarut
gr 1000
M= ×
Mr V
Keterangan :
M = Kemolaran larutan (M)
V = Volume larutan (mL)
Mr = Massa atom relatif.
3.2 Pengertian Titrasi Redoks
utamanya adalah reaksi redoks, reaksi ini hanya dapat berlangsung kalau
Titrasi ini didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi antara analit dan titran.
larutan standar dari oksidator atau sebaliknya. Berbagai reaksi redoks data
Fe 2+ + Ce 4+ Fe 3+ + Ce 3+.
atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor. Sepertinya akan
14
volta, sifat oksidator dan reduktor juga sangat berperan. Dengan
stoikiometri titrasi redoks menjadi jauh lebih mudah. Perlu diingat dari
redoks dengan indicator sering kali yang banyak dipilih. Beberapa titrasi
analisa titrimetri baik untuk zat anorganik maupun organik. Reaksi redoks
15
larutan iodin baku berlebihan dan kelebihannya dititrasi dengan
Bagan reaksi :
Ox + 2 I- I2 + red
I2 + 2 S2O3 2- 2 I- + S4O6 2-
iodium yang berwarna khas dapat hilang pada titik akhir titrasi
16
hingga titik akhir tercapai. Tetapi pengamatan titik akhir titrasi
harus pada saat mendekati titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan
17
segar dan baru karena larutan kanji mudah terurai oleh bakteri
18
untuk menangani KI untuk menghindari galat. Misalnya ion
4 H+ + 4 I- + O2 2 I2 + 2 H2O
Reaksi ini lambat dalam larutan netral namun lebih cepat dalam
titrasi harus dalam keadaan asam lemah atau nertal karena dalam
I2 + O2 HI + IO-
3 IO- IO3- + 2 I-
S2O32- + 2 H+ H2S2O3
19
Larutan tiosulfat tidak stabil dalam waktu lama. Bakteri
endapan mirip susu. Tetapi reaksi tersebut lambat dan tak terjadi
dari iodida.
20
iodium. Maka jumlah penentuan iodimetrik adalah sedikit.
Oksidasi + KI I2 + 2e
21
natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodine atau
Reduktor + I2 2I-
kuat. Lebih kuat, sebagai contoh dari pada ion Fe (II). Dalam
22
proses analisis, iodin dipergunakan sebagai agen pengoksidasi
perak merkuri (I), merkurium (II) tembaga (I) dan timbal iodida
dengan reaksi :
I2 + 2e 2I-.
dulu dengan ICI, dan iodin yang dihasilkan dalam jumlah yang
23
(Rohman, 2007: 53-55). Larutan standar yang dipergunakan
berwarna biru dan masih dapat diamati pada kadar yang sangat
kanji. Komponen utama dari kanji ada dua yaitu: amilosa dan
24
memberikan rantai bercabang membentuk warna merah violet,
artinya warna biru yang timbul akan hilang lagi apabila yodium
Dalam suatu titrasi, bila larutan titran dibuat dari zat yang
25
karena sifatnya yang labil, mudah terurai, dan higroskopis.
titik akhir titrasi lebih cepat tercapai dan hasilnya tidak akurat.
yang jauh lebih rendah), seperti timah (II) klorida, asam sulfat,
dijaga tetap netral atau, sangat sedikit asam. Pada kondisi ini,
kuat diolah dalam larutan netral atau (lebih biasa) larutan asam,
26
suatu zat pereduksi, biasanya natrium tiosulfat. (Bassett, 1994:
jumlah besar asam dalam larutan. (Bassett, 1994: 85). Day &
b. Mudah dikeringkan
c. Stabil
I2 + 2 e → 2 I‾ E0 = + 0,535 volt
27
2. Permanganometri
asam sulfat, dan asam sulfat cukup baik karena tidak bereaksi
28
penambahan asam sulfat encer sebanyak 10 mL. Titrasi dengan
3. Dikromatometri
4. Serimetri
Prinsip :
Larutan zat uji dalam suasana asam dititrasi dengan larutan baku
Reaksi :
29
Reaksi yang terjadi :
30
Kekurangan serium sulfat:
didih tidak stabil karena terjadi reduksi oleh asam dan terjadi
5. Nitrimetri
15 oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akan
31
warna dari pasta kanji iodide atau kertas iodida sebagai indikator
yang ada dalam pasta kanji atas kertas, reaksi ini akan
KI +HCl → KCl + HI
2 HI + 2 HONO → I2 + 2 NO + H2O
(Zulfikar, 2010).
32
bromine berlebih. Sedangkan bromatometri dilakukan dengan
BrO3 + 6 H+ + 6 e Br + 3 H2O
33
suhu serendah mungkin, serta labu yang dipakai harus ditutup.
brom, akan tetapi supaya warna ini menjadi jelas maka perlu
34
BAB IV
KEGIATAN DI LABORATORIUM
warna biru tepat menghilang (gading). Pada titik ekivalen berlaku mek
4.3 Reaksi
Cr2O72- (aq) + 6I- (aq) + 14 H+ (aq) → 3I2 (aq) + 2Cr3+ (aq) + 7H2O (ℓ)
I2 amy (aq) + 2S2O32- (aq) → 2I- (aq) + amylum (aq) + S4O62- (aq)
35
4.4 Alat dan Bahan
4.4.1 Alat
1. Neraca Analitik
3. Buret Coklat 50 mL
4. Pipet Ukur 25 mL
5. Botol Timbang
6. Botol Semprot
8. Labu Erlenmeyer
9. Batang Pengaduk
11. Statif
12. Spatula
4.4.2 Bahan
2. H2SO4 4N
3. KI
4. Indikator Amylum
7. HCl 0,1 N
36
8. Larutan Metil Merah
9. Aqua DM
10. Tissue
4.5 Prosedur
tambahkan 5 mL H2SO4.
37
7. Titrasi I2 yang dibebaskan dengan larutan Na2S2O3 standar.
4.6.1 Penimbangan
LBP yaitu : K2Cr2O7 0,0490 gr.
38
4.7 Hasil Perhitungan
gr 1000
0,01 N = ×
BE mL
gr 1000
= ×
49 100
0,49
gr =
10
= 0,049 gr
gr 1000
N= ×
BE mL
0,0490 1000
N= ×
49 100
N = 0,001 × 100
N = 0,0100 N
V1 × N1 = V2 × N2
22,5 × N1 = 25 × 0,01
0,25
N1 =
22,5
N1 = 0,011111
N1 = 0,0111 N
39
(0,0111 × 14,6)× 31,75 × 100 %
% Cu2+ =
25 ×1000
5,145405 × 100 %
% Cu2+ =
25000
% Cu2+ = 0,02058 %
% Cu2+ = 0,02 %
4.8 Pembahasan
warna kuning jerami tidak ketahuan, lalu setelah ditambahkan amylum dan
menghilang dan malah menjadi warna kuning. Hal itu terjadi karena telat
sudah habis.
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Volume rata rata larutan sampel Cu2+ yang dititrasi dengan larutan
Na2S2O3 adalah 14,60 sehingga kadar Cu2+ yang didapat secara keseluruhan
adalah 0,02 %. Titrasi harus dilangsungkan secara asam dan cepat, karena I2
cepat bereaksi dan titrasi harus dilakukan dengan labu Erlenmeyer bertutup
asah atau jika tidak ada maka tutuplah dengan tangan. Titik akhir titrasi
5.2 Saran
41
b) Bagi Praktikan
praktikum.
diperoleh
berakhir.
42
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7838841/Iodometri-Iodimetri
https://www.academia.edu/6768812/METODE_IODOMETRI
https://www.academia.edu/19160808/Laporan_Praktikum_Kimia_Analisis_
Iodometri
https://tonimpa.wordpress.com/2013/05/14/laporan-parktikum-titrasi-
iodometri/
43
LAMPIRAN
A. Alat
44
Kaca Arloji Klem dan Statif
45
Spatula Botol Semprot
B. Bahan
46
Amylum Kalium Dikromat
Aquades Tissue
47