Anda di halaman 1dari 7

IODOMETRI

HARI / TANGGAL PRAKTIKUM


Hari : Kamis

Tanggal : 16 Desember 2010

Tempat : Ruang Laboratorium Kimia

TUJUAN
Untuk mengetahui normalitas Na2S2O3

DASAR TEORI
Iodometri adalah suatu proses tidak langsung yang melibatkan ion iodide
berlebih ditambah pada suatu agen pengoksidasi, membebaskan iodine,
dengan kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat.

Reaksi :

KIO3 + KI + H2SO4  I2 + K2SO4 + H2O


Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometri
adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat
Na2S2O3.5 H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan
secara langsung, tetapi harus distandarisasi terhadap standar primer. Larutan
natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. Sejumlah zat padat
digunakan sebagai standar primer untuk larutan natrium tiosulfat. Iodium
murni merupakan standar yang paling nyata, tetapi jarang digunakan karena
kesukaran dalam penanganan dan penimbangan. Lebih sering digunakan
pereaksi yang kuat yang membebaskan iodium dari iodide, suatu proses
iodometri.

ALAT DAN BAHAN


Alat:

1. Labu Erlenmeyer tutup asah


2. Labu Erlenmeyer
3. Gelas kimia
4. Gelas ukur
5. Pipet volume 25ml
6. Pipet ukur 10ml
7. Pipet Pasteur
8. Botol timbang
9. Cawan arloji
10. Buret 50ml
11. Statif
12. Corong
13. Neraca analitik
14. Neraca teknis
15. Batang pengaduk
16. Botol semprot

Bahan:

1. Na2S2O3 0,1N
2. KI 20%
3. KIO3 0,1N
4. HCl 4N
5. Amilum 1%
6. Aquadest bebas CO2

CARA KERJA
Pertama kali membilas alat dengan aquadest sebanyak 3x

Membuat larutan natrium tiosulfat Na2S2O3 0,1N sebanyak 200ml

Menimbang tiosulfat menggunakan neraca teknis

Gram Na2S2O3 = N . V . BE

= 0,1 . 0,2 . 248,17


= 4,9634 g

Berat cawan = 16,38 g

Berat cawan + bahan = 21,67 g

Berat natrium tiosulfat = 21,67 g - 16,38 g = 5,25 g

Menimbang Na2CO3 0,1 g

Mengambil aquadest bebas CO2 sebanyak 200ml

Dalam labu Erlenmeyer berisi 150ml aquadest bebas CO2 ditambahkan


Na2CO3 0,1 g

Menambahkan tiosulfat 5,23 g ke dalam labu Erlenmeyer

50 ml aquadest bebas CO2 digunakan untuk membilas tiosulfat

Menyimpan larutan dalam botol coklat dan diberi label

Membuat larutan KIO3 0,1N sebanyal 100ml


Menimbang KIO3 menggunakan neraca analitik

Gram KIO3 = N . V . BE

= 0,1 . 0,1 . 35,67

= 0,3567 g

Berat cawan = 16,3371 g

Berat cawan + bahan = 16,7206 g

Berat KIO3 = 16,7206 g - 16,3371 g = 0,3835 g

Melarutkan KIO3 ke dalam labu ukur sampai volume 100ml

Membuat HCl 4N sebanyak 350ml (kelompok)


Mengambil HCl sebanyak
V1 . N2 = V2 . N2

V1 . 12,0630 = 350ml . 4

V1 = (350ml . 4) 12,063

V1 = 116ml
Diencerkan dalam labu Erlenmeyer dengan aquadest hingga volume
mencapai 350ml

Menyimpan larutan dalam botol coklat dan diberi label

Membuat amilum 1% (kelompok)


Menimbang amilum 1 g

Menimbang NaCl 2 g

Mendidihkan aquadest 75ml

Aquadest 10 ml ditambah amilum 1 g untuk membuat pasta

Memasukkan pasta ke dalam aquadest yang didihkan


Diaduk, kemuadian diangkat, ditambah NaCl 2 gr, diaduk (pemberian NaCl
bertujuan untuk mengawetkan amilum)

Menyimpan larutan dalam botol coklat dan diberi label

Membuat larutan KI 20%


Menimbang KI 20 g

Dilarutkan dalam labu Erlenmeyer hingga volume mencapai 100ml.

Menyimpan larutan dalam botol coklat dan diberi label

Pembakuan natrium tiosulfat dengan indicator KIO3 0,1N


1. Membilas buret dengan Natrium tiosulfat 1x
2. Memasukkan larutan Natrium tiosulfat 0,1 N (volume tidak
harus menunjukkan skala tepat nol),. Natrium tiosulfat 0,1 N sedikit
dialirkan agar tidak terdapat gelembung pada ujung buret. Melihat
skala titik awal titrasi, kemudian dicatat.
3. Memipet KIO3 25,0 ml ke dalam labu Erlenmeyer
4. Menambahkan KI 20% sebanyak 10ml
5. Bila tiosulfat sudah siap, menambahkan HCl 4N sebanyak 10ml
dengan gelas ukur ke dalam labu Erlenmeyer (terjadi perubahan warna
menjadi ungu kehitaman)
6. Dititrasi hingga warna larutan berubah menjadi coklat teh
7. Menambah amilum 1% sebanyak 1ml (terjadi perubahan warna
menjadi ungu kehitaman)
8. Dititrasi kembali hingga warna larutan bening.
9. Mencatat skala titik akhir titrasi.

HASIL

Hasil timbangan
Berat cawan = 16,38 g

Berat cawan + bahan = 21,67 g

Berat Natrium tiosulfat = 21,67 g - 16,38 g = 5,25 g

Berat cawan = 16,3371 g

Berat cawan + bahan = 16,7206 g

Berat KIO3 = 16,7206 g - 16,3371 g = 0,3835 g

Hasil titrasi
Titrasi ke Titik awal (ml) Titik akhir (ml) Volume (ml)

I 3,25 30,55 27,30

II 0,65 36,50 25,85

III 5,75 33,45 27,70


PERHITUNGAN
Normalitas KIO3 dari hasil penimbangan :

N KIO3 = g/(BE.V) = 0,3835 / (35,67 . 0,1) = 0,1075 N

Diketahui :

V1 = volume KIO3

N1 = Normalitas KIO3

V2 = volume Natrium tiosulfat

N2 = Normalitas Natrium tiosulfat

Titrasi I

V1 . N1 = V2 . N2

25,0 . 0,1075 = 27,30 . N2

N2= 0.0984 N

Titrasi II

V1 . N1 = V2 . N2

25,0 . 0,1075 = 25,85. N2

N2 = 0,1039 N

Titrasi III

V1 . N1 = V2 . N2

25,0 . 0,1075 = 27,70 . N2

N2 = 0,0970 N
N Natrium tiosulfat rata-rata = (0.0984 N + 0,1039 N + 0,0970 N)/3 =
0,0997 N

Selisih titrasi I = 0,0997 N - 0.0984 N = 0,0013 N

Selisih titrasi II = 0,0997 N - 0.1039 N = 0,0042 N

Selisih titrasi III = 0,0997 N - 0.0970 N = 0,0027 N

KESIMPULAN
Normalitas Natrium tiosulfat dari hasil pembakuan adalah 0,0997 N

Anda mungkin juga menyukai