Anda di halaman 1dari 5

KD. 3.

12 DISIPLIN PEGAWAI

PENGERTIAN DISIPLIN PEGAWAI

Disiplin merupakan sebuah titik awal dari segala kesuksesan dalam rangka mencapai tujuan
sebuah lembaga/perusahaan. Penerapan disiplin dalam suatu lembaga/perusahaan bertujuan
agar semua pegawai yang ada dalam perusahaan tersebut bersedia dengan sukarela
mematuhi setiap tata tertib yang berlaku. Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri
waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan.

Kata "disiplin" berasal dari bahasa Latin, yaitu discere yang berarti belajar. Berdasarkan kata
tersebut, muncul kata disciplina yang mempunyai arti pengajaran atau pelatihan (dalam
bahasa Inggris memiliki arti pengikut atau murid) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), disiplin adalah tata tertib, ketaatan/kepatuhan kepada peraturan, dan bidang studi yang
memiliki suatu objek, sistem, dan metode tertentu.

Secara umum, disiplin adalah suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri pegawai
terhadap peraturan yang berlaku.

Selain pengertian disiplin dari segi kebahasaan, ada pula pengertian disiplin menurut para
ahli, antara lain:
1. Menurut Fathoni (2009), disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang untuk menaati
semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.

2. Menurut Singodimedjo (2013), disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang
untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya.

3. Menurut George R. Terry (2013), disiplin merupakan alat penggerak pegawai yang harus
diusahakan agar tercipta disiplin yang baik sehingga setiap pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar.

4. Menurut Rivai (2010), disiplin adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
melakukan komunikasi dengan tenaga kerja agar bersedia untuk mengubah suatu perilaku
serta sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan.

5. Menurut Depdiknas (1992), disiplin adalah tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang
terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang
akan dicapai berdasarkan waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan.

6. Menurut Latainer (2013), disiplin adalah suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh
pegawai dan menyebabkan pegawai dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada keputusan
peraturan serta nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan perilaku.

Berdasarkan pengertian menurut para ahli tersebut, disiplin dapat disimpulkan sebagai sikap
terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan yang ada dalam diri pegawai sehingga
menyebabkan seseorang dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada peraturan dan
ketetapan perusahaan.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan atau peraturan kedinasan. PNS yang tidak menaati atau melanggar
aturan disiplin dijatuhi hukuman disiplin. Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Menurut Alfred R. Latainer (1983), indikator dalam disiplin pegawai meliputi:


1. Disiplin waktu, sikap dan tingkah laku pegawai yang menunjukkan ketaatan terhadap jam
kerja, yaitu kehadiran, kepatuhan pegawa pada jam kerja, dan pelaksanaan tugas dengan tepat
waktu.
2. Disiplin peraturan dan berpakaian, merupakan komitmen pegawai untuk taat dan patuh
dalam melaksanakan perintah atasan, tata tertib yang telah ditetapkan, dan ketaatan pegawai
dalam menggunakan kelengkapan pakaian seragam yang telah ditentukan oleh
lembaga/perusahaan.
3. Disiplin tanggung jawab kerja, merupakan kesanggupan pegawai dalam menghadapi
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin pegawai dapat menunjang kelancaran
setiap aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuannya secara maksimal.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kegiatan disiplin
pegawai adalah mendisiplinkan pegawai agar dapat mencapai tujuan setiap pekerjaan yang
dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga/perusahaan.

MANFAAT DISIPLIN PEGAWAI

Manfaat disiplin kerja pegawai ada 2, yaitu:


1. Manfaat bagi Perusahaan,
yaitu menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan setiap tugas/ pekerjaan sehingga dapat
memperoleh hasil yang optimal.
2. Manfaat bagi Pegawai,
yaitu terciptanya suasana kerja yang menyenangkan dan kondusif sehingga dapat menambah
semangat kerja dalam melaksanakan setiap tugas/pekerjaan yang akan berdampak pada
produktivitas kerjanya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN PEGAWAI

Menurut Singodimedjo (2016), ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai, yaitu:
1). Besar kecilnya pemberian kompensasi
Pegawai cenderung akan mematuhi segala peraturan apabila pegawai merasa kerja kerasnya
mendapatkan imbalan yang sesuai. Apabila mendapatkan kompensasi yang memadai, para
pegawai akan bekerja dengan tekun disertai perasaan senang dan menghindar dari tindakan
korupsi.

2). Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan


Keteladanan pimpinan menjadi penting karena dalam lingkungan perusahaan, semua pegawai
akan selalu memperhatikan cara pemimpin perusahaan dapat menegakkan disiplin kerja bagi
dirinya dan mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan
aturan disiplin yang telah ditetapkan.
3). Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pedoman
Disiplin kerja tidak akan terwujud tanpa aturan pasti yang dapat dijadikan pedoman bagi
pegawai dalam menjalankan tugasnya. Aturan yang pasti adalah aturan yang dibuat secara
tertulis yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dan tidak berubah-ubah karena situasi dan
kondisi.

4). Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan


Tindakan terhadap pelanggaran disiplin disesuaikan dengan sanksi yang ada sehingga semua
pegawai akan merasa terlindungi dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang
serupa. Apabila terdapat pelanggaran disiplin kerja, pemimpin lembaga/perusahaan harus
memiliki keberanian untuk bersikap sesuai dengan aturan yang menjadi pedoman bersama.
Pemimpin tidak boleh bertindak diskriminatif dalam penanganan pelanggaran disiplin kerja.

5). Ada tidaknya pengawasan pimpinan


Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, diperlukan pengawasan untuk
memastikan perjalanan kegiatan sesuai dengan standar peraturan yang berlaku. Pengawasan
yang lemah dapat memberikan kesempatan pegawai untuk melanggar peraturan.

6). Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai


Pemimpin yang suka memberikan perhatian kepada pegawainya akan menciptakan
kehangatan hubungan kerja antara atasan dan bawahan. Pemimpin tersebut dapat membuat
pegawainya merasa segan dan hormat kepadanya dan pemimpin lainnya. Hal tersebut dapat
berdampak pada disiplin kerja yang penuh kesadaran dan kerelaan dalam menjalankannya.

7). Adanya kebiasaan yang mendukung tegaknya kedisiplinan.

Kebiasaan positif atau kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya kedisiplinan kerja,


antara lain:
-Saling menghormati apabila bertemu di lingkungan pekerjaan.
Contoh, bertegur sapa, berbagi senyuman, dan berjabat tangan.
-Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya sehingga para pegawai turut merasa
bangga dengan pujian tersebut.
-Sering mengikutsertakan pegawai dalam berbagai pertemuan yang berkaitan dengan
nasib dan pekerjaannya.
-Memberi tahu rekan kerja/bawahan apabila ingin meninggalkan kantor atau tempat
berkumpul dengan cara menginformasikan tempat tujuan dan urusan.

BENTUK-BENTUK DISIPLIN PEGAWAI

Anwar (2011) mengemukakan bahwa bentuk disiplin pegawai, meliputi:

1. Disiplin preventif,
adalah suatu upaya menggerakkan pegawai untuk mengikuti dan mematuhi pedoman kerja dan
aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan.

Tujuan dasar dari disiplin preventif adalah menggerakkan pegawai berdisiplin diri terhadap
peraturan-peraturan perusahaan.
Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk
semua bagian pada sistem lembaga/perusahaan. Jika sistem lembaga/ perusahaan baik,
diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.

2. Disiplin korektif,
adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam suatu peraturan dan mengarahkan untuk
tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.

Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar peraturan perusahaan perlu diberikan sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemberian sanksi tersebut bertujuan memperbaiki
sikap/perilaku dan memberikan pelajaran kepada pegawai yang melanggar. Disiplin korektif
memerlukan perhatian khusus dan proses prosedur yang seharusnya.

3. Disiplin Progresif

Disiplin progresif adalah kegiatan yang memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat untuk
pelanggaran yang berulang.

JENIS-JENIS HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI

Pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin akan dikenakan hukuman disiplin yang diatur
dalam Pasal 1 PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan tersebut
berisi aturan mengenai setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati
kewajiban atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja, akan dikenakan sanksi. Sementara itu, hukuman disiplin adalah
hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar peraturan disiplin PNS.

Dalam PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 7, diatur tentang
tingkat dan jenis hukuman disiplin.

Tingkat dan jenis hukuman disiplin, meliputi:

• Tingkat hukuman disiplin,


meliputi:
- Hukuman disiplin ringan.
- Hukuman disiplin sedang.
- Hukuman disiplin berat.

• Jenis hukuman disiplin ringan, meliputi:


- Teguran lisan.
- Teguran tertulis.
- Pernyataan tidak puas secara tertulis.

• Jenis hukuman disiplin sedang, meliputi:


- Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun.
- Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun.
- Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
• Jenis hukuman disiplin berat, yaitu sebagai berikut.
- Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun.
- Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah. Pembebasan dari
jabatan.
- Pemberhentian dengan tidak hormat atas permintaan sendiri sebagai PNS.
- Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS.

HUKUMAN DISIPLIN

Menurut Sondang P. Siagian (2008), terdapat dua jenis hukuman disiplin dalam
lembaga/perusahaan, yaitu bersifat preventif dan korektif.

1. Pendisiplinan preventif,
adalah tindakan yang mendorong para pegawai untuk taat kepada ketentuan dan peraturan
yang berlaku serta memenuhi standar yang telah ditetapkan. Artinya, kegiatan sosialisasi dan
penjelasan-penjelasan tentang peraturan dan disiplin pegawai akan mencegah terjadinya
perilaku negatif/penyimpangan dari pegawai.

2. Pendisiplinan korektif

Pendisiplinan yang bersifat korektif dilakukan jika ada pegawai yang secara nyata telah
melakukan pelanggaran atas ketentuan atau peraturan. Pegawai tersebut akan dikenakan
sanksi indisipliner. Berat atau ringannya suatu sanksi bergantung pada bobot pelanggaran yang
dilakukannya.

Anda mungkin juga menyukai