Anda di halaman 1dari 3

XI OTKP

OTOMATISASI TATA KELOLA KEPEGAWAIAN


BAB 2
REGULASI KEPEGAWAIAN
Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami Regulasi Kepegawaian

A. PENGERTIAN REGULASI KEPEGAWAIAN


Secara umum, regulasi adalah peraturan. Menurut KBBI, Peraturan adalah kaidah yang dibuat untuk mengatur;
petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan dan ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi.
Regulasi Kepegawaian adalah peraturan yang dibuat untuk mengatur dan mengendalikan pegawai dalam
bertindak ataupun bekerja agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai, bersifat mengikat, baik bagi pegawai,
pengusaha maupun pemerintah.
Dengan adanya aturan kepegawaian,permasalahan dalam instansi atau organisasi dapat diminimalkan.

Gambar 1. Pasal 77 Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 tentang peraturan jam kerja karyawan.

B. MACAM-MACAM REGULASI KEPEGAWAIAN


Banyak ahli yang berpendapat mengenai sumber-sumber hukum kepegawaian atau hukum ketenagakerjaan,
diantaranya sebagai berikut :

1. Menurut Shamad, sumber hukum ketenagakerjaan terdiri atas :


a. Peraturan perundang-undangan;
b. Adat dan kebiasaan;
c. Keputusan pejabat atau badan pemerintah;
d. Traktat;
e. Peraturan kerja;
f. Perjanjian kerja, perjanjian perburuhan, atau Kesepakatan Kerja Bersama (KKB).

2. Menurut Budiono, sumber hukum ketenagakerjaan terdiri atas :


a. Perundang-undangan;
b. Kebiasaan;
c. Keputusan;
d. Traktat;

3. Menurut Prist, sumber hukum ketenagakerjaan terdiri atas :


a. Undang-undang;
b. Adat dan kebiasaan;
c. Yurisprudensi;
d. Doktrin;
e. Agama
XI OTKP
Tiap regulasi kepegawaian tersebut diulas lebih lengkap dalam penjelasan berikut :
1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Seluruh warga negara, baik pegawai, pengusaha, maupun pemerintah harus tunduk pada hukum.

Gambar 2. Piramida Tata Urutan Perundang-undangan Indonesia


2. ADAT DAN KEBIASAAN
Pengaruh dan peran adat dapat menjadi salah satu hal yang harus dipertimbangkan, khususnya bagi para
pemilik perusahaan, misalnya dalam perekrutan, pembinaan, bahkan sampai pada pemutusan hubungan kerja.
3. AGAMA
Agama dapat menjadi sumber hukum ketenagakerjaan karena terdapat kemungkinan pemecahan masalah
ketenagakerjaan atau kepegawaian melalui pendekatan agama.
4. YURISPRUDENSI
Apabila terjadi sebuah perkara mengenai kepegawaian, tetapi tidak diatur dalam Undang-Undang, dapat
digunakan cara lain yaitu dengan yurisprudensi.
a. Menurut Prof. Subekti Pengertian Yurisprudensi adalah Putusan-putusan Hakim atau Pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap dan dibenarkan oleh Mahkamah Agung sebagai Pengadilan kasasi, atau putusan
Mahkamah Agung sendiri yang sudah berkekuatan hukum tetap.
b. Menurut Kansil pengertian Yurisprudensi adalah keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan
dijadikan dasar keputusan oleh hakim kemudian mengenai masalah yang sama
c. Menurut Sudikno Mertokusumo Pengertian Yurisprudensi adalah pelaksanaan hukum dalam hal konkrit
terjadi tuntutan hak yang dijalankan oleh suatu badan yang berdiri sendiri dan diadakan oleh negara serta
bebas dari pengaruh apa dan siapa pun denga cara memberikan putusan yang bersifat mengikat dan
berwibawa.
5. TRAKTAT
Adalah perjanjian internasional yang dibuat antarnegara di dunia dalam bentuk tertentu. Untuk mencegah
terjadinya permasalahan atau sengketa tenaga kerja asing, perlu dibuat kesepakatan-kesepakatan antarnegara
yang dituangkan dalam traktat atau perjanjian internasional.
6. PERATURAN KERJA/PERUSAHAAN
Menurut Pasal 1 UU No. 13 Tahun 2003, peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis
oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
Ketentuan-ketentuan dalam pembuatan peraturan perusahaan berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, yaitu sebagai berikut:
a. Wajib Bagi pengusaha yang mempekerjakan minimal 10 Orang pekerja, tidak berlaku bagi perusahaan
yang sudah memiliki perjanjian kerjasama
b. Peraturan dibuat dengan memperhatikan saran dan pertimbangan dari wakil pekerja di perusahaan.
c. Materi yang diatur adalah syarat yang belum diatur dalam peraturan perundang-undangandan
perincian pelaksanaanketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
d. Memuat tentang:
1) Hak dan kewajiban pengusaha
2) Hak dan kewajiban pekerja
3) Syarat kerja
4) Tata tertib perusahaan
5) Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan
e. Pembuatannya dilarang:
1) Menggantikan perjanjian kerja bersama yang sudah ada, dan
2) Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
f. Pembuatannya tidak dapat diperselisihkan karena merupakan kewajiban dan tanggung jawab
pengusaha
g. Wajib mengajukan pengesahan kepada menteri atau pejabat kementerian ketenagakerjaan
h. Wajib memberitahukan kepada pekerja
7. PERJANJIAN KERJA BERSAMA
Menurut Pasal 1 UU No 13 Tahun 2003 tentang Perjanjian kerjasama ketenagakerjaan adalah hasil
perundingan antara serikat pekerja dan/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja dan/serikat buruh yang
tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dan pengusaha atau beberapa
pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua belah
pihak.
XI OTKP
Peraturan-peraturan yang mengatur masalah kepegawaian di Indonesia sejak dahulu dan sampai sekarang
selalu diperbaharui. Hal ini terjadi karena masalah kepegawaian juga harus disesuaikan dengan perkembangan
yang terjadi di masyarakat, bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai