Anda di halaman 1dari 13

Makalah

DISIPLIN

Dosen Pembimbing;
Dr. Azhari, S.e., M.Si. AK. CA

Disusun Oleh :

AZWANI (200261201758)
FARAH FERLINDA (200261201757)

UNIVERSITAS ISLAM KEBANGSAAN INDONESIA


BIREUEN - ACEH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, oleh karena berkat
izin-Nya, karunia-Nya, dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, tetapi karena adanya niat dan usaha serta tujuan untuk membangun diri
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekeliruan. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan saran
dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan dalam penulisan makalah
selanjutnya.
Akhirnya, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada dosen mata
kuliah ini yang telah memberikan petunjuk untuk mengerjakan makalah ini.

Bireuen, 7 April 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
A. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil ........................................................... 6
B. Hak dan kewajiban pegawai negeri sipil ............................................................ 8
C. Kendala Dalam Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil ............................. 9
D. Solusi Dalam Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil ............................... 11
BAB III............................................................................................................................. 12
PENUTUP ........................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan jaman suatu instansi pemerintah dibidang pelayanan jasa
diwajibkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal, dikarenakan semakin
padat dan komplek kebutuhan dari penerima jasa. Untuk itu instansi perlu
meningkatkan kinerja,hal ini perlu didukung oleh sumber daya manusia yang ada
didalamnya. Peningkatan sumber daya manusia dalam suatu instansi dapat dicapai
dengan peningkatan standar penerimaan dalam instansi pemerintahan tersebut.
Salah satuyang perlu diperhatikan pada pegawai adalah tentang disiplin. Dalam
suatu instansi, disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.Hal ini mendorong
gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan organisasi, pegawai, dan
masyarakat. Oleh karena itu setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya
mempunyai disiplin yang baik.
Dengan adanya peraturan dan pendisiplinan, semangat kerja dan kinerja
pegawai akan meningkat. Pegawaiakan lebih berhati-hati dan akan lebih disiplin
dalam menjalankan pekerjaannya. Peraturan itu sendiri harus bersifat tegas bagi
yang melanggarnya agar kedisiplinan perusahaan tersebut dapat dikatakan baik dan
kinerja pegawai meningkat.Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006), dan
Aritonang (2005) disiplin kerja pegawaibagian dari faktor kinerja. Hasil
penelitiannya menunjukan bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja kerja pegawai. Disamping itu menurut (Handoko, 2012 : 211)Perusahaan
bisa menerapkan suatu kebijakan disiplin progresif yang berarti memberikan
hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pegawaiuntuk
mengambil tindakan korektif sebelum hukuman yang lebih serius dilaksanakan.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang muncul sebagai


berikut :

1. Pengertian disiplin pegawai negeri sipil?


2. Apa saja hak dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil?
3. Apa saja kendala dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil?
4. Apakah solusi dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan pengertian disiplin pegawai negeri


sipil.
2. Menjelaskan hak dan kewajiban pegawai negeri sipil.
3. Agar dapat mengetahui apa saja kendala serta solusi dalam penegakan
disiplin pegawai negeri sipil.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Pengertian disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan
atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat
disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan disiplin adalah “sikap mental yang tercermin dalam perbuatan,
tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau
ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma
serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”.
Sutopo Yuwono di dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Produksi,
diungkapkan bahwa disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok orang
yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah
ditetapkan.
Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di atas,
A.S. Moenir mengemukakan bahwa “Disiplin adalah ketaatan yang sikapnya
impersonal, tidak memakai perasan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau
kepentingan pribadi.
Kaitannya dengan kedisiplinan, Astrid S. Susanto juga mengemukakan sesuai
dengan keadaan di dalam setiap organisasi, maka disiplin dapat dibedakan menjadi
2 (dua) macam yaitu:
1. Disiplin yang bersifat positif.
2. Disiplin yang bersifat negatif.
Merupakan tugas seorang pemimpin untuk mengusahakan terwujudnya suatu
disiplin yang mempunyai sifat positif, dengan demikian dapat menghindarkan
adanya disiplin yang bersifat negatif.
Disiplin positif merupakan suatu hasil pendidikan, kebiasaan atau tradisi
dimana seseorang dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan, adapun disiplin
negatif sebagai unsur di dalam sikap patuh yang disebabkan oleh adanya perasaan
takut akan hukuman.

6
Adapun ukuran tingkat disiplin pegawai menurut I.S. Levine, tolok ukur
pengertian kedisiplinan kerja pegawai adalah sebagai berikut :
1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja.
2. Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata
tertib yang berlaku.
3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda
pengenal instansi.
4. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan
kantor dengan penuh hati-hati.
5. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.

Adapun yang menjadi dasar-dasar hukum pelaksanaan disiplin Pegawai Negeri


Sipil adalah sebagi berikut :
1. Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaga Negara Tahun 1974 No 8, Tambahan Lembaran Negara No
3041).
Adapun menurut peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagimana
telah dimuat di dalam Bab II Pasal (2) UU No.43 Tahun 1999, ada
beberapa keharusan yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku, serta melaksanakan perintah-perintah
kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berhak.
2. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya serta memberikan
pelayanan yang baik terhadap masyarakat sesuai dengan bidang
tugasnya.
3. Menggunakan dan memelihara barang-barang dinas dengan sebaik-
baiknya.
4. Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat,
sesama Pegawai Negeri Sipil dan atasannya.
Namun dasar hukum ini dirasa masih kurang tanpa didukung oleh sikap dan
mental dari para pegawai itu sendiri, oleh karena itu diperlukan adanya pembinaan
para Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah dijelaskan di dalam Penjelasan pasal

7
12 dari UU No. 43 tahun 1999 yaitu bahwa, agar Pegawai Negeri Sipil dapat
melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna, maka perlu diatur
pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh, yaitu suatu peraturan
pembinaan yang berlaku baik bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun Pegawai
Negeri Sipil yang ada di Daerah. Dengan demikian peraturan perundang-undangan
yang berlaku di tingkat pusat akan berlaku di tingkat daerah, kecuali ditentukan
lain.
Untuk mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral tersebut,
mutlak diperlukan peraturan disiplin PNS yang dapat dijadikan pedoman dalam
menegakkan disiplin, sehingga dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan
kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat mendorong PNS untuk lebih produktif
berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja.

B. Hak dan kewajiban pegawai negeri sipil


Di dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 disebutkan
kedudukan Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut : “Pegawai Negeri berkedudukan
sebagai aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara professional, jujur, adil, dan merata dalam penyelengaraan tugas
Negara, pemerintahan, dan pembangunan.
Dari bunyi Pasal 3 ayat (1) ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Pegawai Negeri baik yang rendah maupun yang berpangkat tinggi adalah
unsur aparatur Negara.
2. Sebagai unsur aparatur Negara Pegawai Negeri bertugas memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan ketentuan harus bertindak :
a) Jujur, dengan pengertian dalam menjalankan tugasnya tidak
melakukan perbuatan yang berisifat KKN, yaitu korupsi, kolusi, dan
nepotisme sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih.
b) Adil, dengan pengertian dalam melaksanakan tugasnya harus
bertindak adil, tidak memihak kepada siapapun.
c) Merata, dengan pengertian bahwa kepentingan-kepentingan yang
dilayani mempunyai hak yang sama dengan yang lainnya.

8
3. Sebagai unsur aparatur Negara, Pegawai Negeri Sipil tidak hanya
menjalankan fungsi umum pemerintahan, tetapi juga harus mampu
melaksanakan, menggerakkan serta memperlancar pembangunan untuk
kepentingan rakyat banyak.

Pasal 3 ayat 2 berbunyi : "Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1), Pegawai Negeri harus netral dari pengaruh semua
golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam membeikan
pelayanan kepada masyarakat."
Dari ayat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang Pegawai
Negeri dalam menjalankan tugasnya harus bertindak secara netral. Pengertian
netral di sini berarti Pegawai Negeri dalam melaksanakan tugasnya tidak
mementingkan Suku, Agama, Golongan, atau partai politik. Untuk
menghindari pengaruh partai politik, seorang Pegawai Negeri tidak boleh
menjadi anggota aktif dan atau pengurus partai politik.
Bila seorang Pegawai Negeri ingin menjadi anggota suatu partai politik
atau duduk sebagai pengurus suatu partai politik, maka yang bersangkutan
diharuskan mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri. Pemerintah sendiri
telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 2004 tentang Larangan
Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai Politik.

C. Kendala Dalam Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam peningkatan disiplin Pegawai Negeri


Sipil adalahː
a. Kurang tegasnya Sanksi yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang.
Pejabat yang berwenang harus memberikan sanksi/tindakan secara tegas
bilamana seorang PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin dengan
tujuan untuk memberikan efek jera dan shock terapi agar PNS yang lain
tidak meniru atau melakukannya. Dan juga agar tidak melakukan
pelanggaran disiplin yang hukumannya lebih berat lagi. Oleh karena itu
setiap pejabat yang berwenang menghukum wajib memeriksa lebih dahulu

9
dengan seksama terhadap Pegawai Negeri Sipil yang melakukan
pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil.
b. Lunturnya Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil kedisiplinan harus menjadi acuan
hidupnya. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang semakin tinggi
membutuhkan aparatur yang bersih, berwibawa, dan berdisiplin tinggi
dalam menjalankan tugas. Sikap dan perilaku seorang PNS dapat dijadikan
panutan atau keteladanan bagi PNS di lingkungannya dan masyarakat pada
umumnya.
Apabila terjadi pelanggaran disiplin, maka seorang Pegawai Negeri

Sipil dapat dijatuhi hukuman disiplin yang terbagi dalam tingkatan-tingkatan

sebagai berikut:

1) Hukuman Ringan meliputi:


a) Teguran Lisan;
b) Teguran Tertulis; dan
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
2) Hukuman Sedang meliputi:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 tahun;
b) Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling
lama satu
tahun; dan
c) Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 tahun.
3) Hukuman Berat meliputi:
a) Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk
paling lama satu tahun;
b) Pembebasan dari jabatan;
c) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS; dan
d) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS

10
D. Solusi Dalam Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Salah satu alternatif sebagai upaya yang perlu ditempuh dalam rangka
mengurangi jumlah pelanggaran disiplin antara lain adalah:

Pertama, melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran tentang


peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin PNS. Kegiatan sosialisasi bisa
melalui pendidikan dan latihan (Diklat), Bimbingan Teknis (Bintek) serta bentuk
program kerja lainnya yang bertujuan memberikan pemahaman dan
mengaplikasikan peraturan yang berkaitan disiplin PNS.

Kedua, Memberikan sanksi/tindakan secara tegas bilamana seorang PNS


terbukti melakukan pelanggaran disiplin yang tujuan untuk memberikan efek jera
dan shock terapi agar PNS yang lain tidak meniru atau melakukannya.

Ketiga, Setidaknya setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merasa


bertanggungjawab mengawasi dan melakukan pembinaan secara dini dilingkungan
kerjanya mengenai kedisiplinan..

Keempat, Setidaknya setiap PNS instropeksi dan merasa mensyukuri bahwa


tidak semua orang bisa lolos dan berkesempatan menjadi PNS. Bila sudah menjadi
PNS setidaknya harus konsekuen dan siap mental untuk mentaati peraturan yang
ada. Selain itu menurut kebanyakan orang, PNS merupakan profesi yang sangat
didambakan setiap orang dengan alasan antara lain mempunyai status yang jelas,
terjaminnya ekonomi keluarga karena berpenghasilan tetap, tidak mungkin di
berhentikan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), mempunyai jaminan hari tua
(pensiun) dan jam kerjanya teratur.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku
perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap
peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang
berlaku dalam masyarakat.
Hak pegawai negeri diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian, yaitu :
1. Setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah yang adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan
tanggung jawab.
2. Hak pegawai negeri untuk cuti. Maksud cuti adalah tidak masuk kerja yang
diizinkan dalam waktu yang ditentukan.
3. Hak setiap pegawai negeri yang ditimpa oleh suatu kecelakaan dalam dan
karena menjalankan tugas berhak memperoleh perawatan.
4. Hak setiap pegawai negeri untuk pension bagi pegawai negeri yang telah
memenuhi syarat.
5. Hak kenaikan pangkat pegawai negeri yang dilaksanakan berdasarkan
system kenaikan pangkat reguler dan sistem kenaikan pangkat pilihan.

3.2 Saran

Dalam peningkatan disiplin pegawai negeri sipil, penulis memberikan


beberapa saran diantaranya :
1. Meningkatkan kesadaran para pegawai negeri sipil akan kewajibannya
sebagai abdi masyarakat, baru menuntut haknya;
2. Kepada para pemimpin agar membimbing dan menjaga kedisiplinan
pegawai negeri sipil, serta memberikan hukuman yang tegas sesuai
peraturannya agar ada efek jera bagi pelanggaran disiplin;

12
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38200/3/Chapter%20II.pdf

http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-disiplin-pns.html

http://reformasi-birokrasi-indonesia.blogspot.com/2013/03/organisasi-publik.html

13

Anda mungkin juga menyukai