Anda di halaman 1dari 16

DISIPLIN KERJA DAN K3

(KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Sumber Daya Manusia

yang dibina oleh:

Bapak Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S. Sos, M. Pd

Oleh:

Kelompok 8 Offering A3B 2022

Gina Agustina NIM 210131600810

Julian Willdhan Santosa NIM 210131600860

Lailatul Lutfiah NIM 210131600853

Ikrinatus Sa’diyah NIM 210131600854

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Dengan penuh syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat
dan rahmat-Nya makalah yang berjudul “Disiplin Kerja Dan K3 (Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja)” dapat hadir sebagai upaya pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ahmad
Yusuf Sobri, S. Sos, M. Pd. selaku dosen pengajar yang telah membimbing proses
belajar kami.

Kami selaku penulis menyadari bahwa dari segi kalimat, kata dan
penyusunannya masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
kami menerima kritik dan saran yang bermanfaat bagi penulis. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, 10 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Pengertian Disiplin Kerja............................................................................................3
B. Tujuan Disiplin Kerja..................................................................................................3
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja........................................................4
D. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja...............................................................................4
E. Pengertian K3...........................................................................................................5
F. Tujuan K3.................................................................................................................6
G. Aspek, Faktor dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ................................8
H. Pengaruh K3 Terhadap Lingkungan Kerja ..................................................................11
BAB III...............................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap
Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan
yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan
penyuluhan bagi Pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik di instansi.
Selain itu instansi sendiri harus mengusahakan agar peraturan itu bersifat jelas,
mudah dipahami dan berlaku bagi semua Pegawai.
Dalam dunia kerja, setiap pekerja membutuhkan keselamatan dan
kesehatan selama menjalankan aktivitas pekerjaan. Keselamatan dan kesehatan
kerja ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(Hyperkes) dan ada yang menyingkatnya menjadi K3, dalam istilah asing
dikenal Occuptional Safety and Health.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak
saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para
pekerjanya akan tetapi jauh dari itu K3 mempunyai dampak positif atas
keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu K3 pada saat ini bukan
sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga
harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain, pada saat ini K3
bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi
setiap pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari disiplin kerja?


2. Apa saja tujuan disiplin kerja?
3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi disiplin kerja?
4. Bagaimana mengenai berbagai upaya yang dapat dilakukan guna
peningkatan disiplin kerja?
5. Bagaiaman penjelasan mengenai K3?

1
6. Apa saja tujuan adanya K3?
7. Bagaimana penjelasan mengenai aspek, faktor, dan prinsip dari K3?
8. Bagaimana pengaruh K3 terhadap lingkungan kerja?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian dari disiplin kerja.


2. Untuk mengetahui apa saja tujuan disiplin kerja.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi disiplin kerja.
4. Untuk mengetahui berbagai upaya yang dapat dilakukan guna peningkatan
disiplin kerja.
5. Untuk mengetahui penjelasan mengenai K3.
6. Untuk mengetahui tujuan adanya K3.
7. Untuk mengetahui penjelasan mengenai aspek, faktor, dan prinsip dari K3.
8. Untuk mengetahui pengaruh K3 terhadap lingkungan kerja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin berasal dari bahasa Latin “discipline” yang berarti “latihan atau
pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat”. Hal ini
menekankan pada bantuan kepada karyawan untuk mengembangkan sikap yang
layak terhadap pekerjaannya dan merupakan cara pengawas dalam membuat
peranannya dalam hubungannya dengan disiplin.

Menurut (Rivai, 2011) disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan setiap
manajer dalam perusahaan untuk berkomunikasi dengan karyawan, ini dilakukan
agar mereka para karyawan bersedia untuk mengubah suatu perilaku mereka
serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seorang
karyawan dalam mentaati semua peraturan yang ada pada perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku, sehingga kesediaan serta kerelaan yang
datang dari dalam diri karyawan yang dapat dipicu atau diubah oleh perusahaan
melalu manajer guna mempercepat pencapaian tujuan karyawan.

Menurut (Sutrisno, 2014) mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah sikap


kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati segala norma
peraturan yang berlaku di organisasi. Disiplin karyawan yang baik akan
mempercepat pencapaian tujuan organisasi, sedangkan disiplin yang merosot
akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan organisasi.

Menurut (Hasibuan, 2012) menyatakan bahwa kedisiplinan adalah


kesadaran dan kesediaan sesorang mentaati peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku. Jadi, seseorang akan bersedia mematuhi peraturan
serta melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun karena
terpaksa.

B. Tujuan Disiplin Kerja

Menurut (Sinambela, 2018) menyatakan bahwa tujuan disiplin kerja terdiri atas:

3
 Tujuan Umum Disiplin Kerja

Demi kelangsungan perusahaan sesuai dengan motif organisasi bagi yang


bersangkutan baik hari ini maupun hari esok.

 Tujuan Khusus Disiplin Kerja


1. Untuk para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan
ketenagakerjaan maupun peraturan.
2. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan
jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.
3. Dapat bertindak dan berprilakku sesuai dengan norma-norma yang
berlaku pada perusahaan.
4. Tenaga kerja mampu memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi
sesuai dengan harapan perusahaan.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Menurut Riandari, (2009) disiplin kerja sangatlah penting dalam sebuah


organisasi, baik itu di lingkungan perusahaan maupun di lingkungan pendidikan.
Disiplin krja diperlukan guna menghindari kelalaian dan keteledoran dalam
melakukan suatu pekerjaan. Disiplin kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:

1. Jumlah pegawai yang terlalu banyak


2. Kurang tepatnya dalam menempatkan pegawai
3. Kurang adanya penghargaan dari atasan terhadap hasil pekerjaan yang
telah dikerjakan oleh bawahan
4. Terjadi ketidaksesuaian peraturan
5. Keadaan ekonomi yang masih rendah
6. Tidak ada ruang lingkup atau kurang jelasnya uraian tentang pekerjaan
tersebut.

4
D. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja

Untuk menciptakan disiplin kerja perlu melakukan beberapa upaya untuk


meningkatkan disiplin kerja.

1. Mengajarkan kepada bawahan agar mentaati setiap peraturan, ketentuan


yang ada.
2. Menerapkan langkah-langkah kontrol pengawasan yang tepat.
3. Pimpinan mengadakan pendidikan disiplin yang dicontohkan secara
langsung oleh pimpinan, kegiaan ini bertujuan untuk menghilangkan
keraguan dan memperkuat keyakinan bawahan unnuuk mengikui pimpinan
dalam segala kesatuan.
4. Memberikan penjelasan mengenai ruang lingkup pekerjaan serta ruang
lingkupnya secara detail, sehingga para pegawai dapat memahaminya
dengan mudah.
5. Melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan peraturan yang ada.
6. Pemimpin menempatkan pegawai dengan tepat sesuai dengan bidangnya.

Selain itu, disiplin kerja yang baik juga berasal dari diri sendiri. Jika
seseorang sudah dapat mendisiplinkan dirinnya sendiri, maka akan dengan
mudah untuk menciptakan suasana displin dalam organisasi. Dan untuk
menumbuhkan disiplin pada diri sendiri, seseorang harus melatih dirinya sendiri
dan menerapkannya dalam menjalankan tugas dan juga pekerjaan.

E. Pengertian K3

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang


ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu
dalam keaadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
Pengertian lain menurut OHSAS 18001:2007, keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) adalah kondisi dan faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
kerja serta orang lain yang berada di tempat kerja.

5
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dari beberapa sumber buku:
 Menurut Flippo (1995), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat
(spesifik), penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan
di tempat-tempat kerja dan pelaksanaan melalui surat panggilan, denda dan
hukuman-hukuman lain.
 Menurut Widodo (2015), kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah
bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan
manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.
 Menurut Mathis dan Jackson (2006), keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman,
terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan,
pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan
pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga
pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja. 
 Menurut Ardana (2012), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya
perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja
atau selalu dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi
dapat digunakan secara aman dan efisien. 
 Menurut Dainur (1993), keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja dengan peralatan
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan cara-cara
melakukan pekerjaan tersebut. 
 Menurut Hadiningrum (2003), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode yang mencakup
lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cidera.

F. Tujuan K3

Kesehatan pekerja merupakan salah satu tujuan organisasi baik perusahaan


maupun pekerja, karena Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani para

6
pekerja. Tidak hanya di lingkungan perusahaan saja, penerapan K3 sekolah di
lingkungan instansi pendidikan juga sangat wajib dilakukan.
Dari sinilah pentingnya edukasi dan implementasi K3 secara tepat di
lingkungan sekolah agar mencegah berbagai macam risiko dan bahaya serta
kecelakaan yang bisa saja terjadi dan merugikan para siswa, guru, atau orang-
orang lain yang berada di lingkungan sekolah.
Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal
87, bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
bahwa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berkaitan dengan
mesin, peralatan, landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan
perlindungan pada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas.

Menurut Suma’mur (1992), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


adalah sebagai berikut:
 Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja. 
 Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja. 
 Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2004), tujuan keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) adalah: 
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial, dan psikologis. 
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin. 
3. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya. 
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai. 

7
5. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. 
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atas kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. 

G. Aspek, Faktor dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 


Aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang harus
diperhatikan oleh perusahaan antara lain adalah sebagai berikut (Anoraga, 2005):
1. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan
dalam beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut
kondisi kerja, seperti ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.
2. Alat kerja dan bahan
Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh
perusahaan untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi barang, alat-
alat kerja sangatlah vital yang digunakan oleh para pekerja dalam
melakukan kegiatan proses produksi dan di samping itu adalah bahan-bahan
utama yang akan dijadikan barang.
3. Cara melakukan pekerjaan
Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan
yang berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya
dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua aktivitas pekerjaan,
misalnya menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan pelindung diri
secara tepat dan mematuhi peraturan penggunaan peralatan tersebut dan
memahami cara mengoperasionalkan mesin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah


sebagai berikut (Budiono dkk, 2003):
1. Beban kerja. Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga
upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu
diperhatikan. 
2. Kapasitas kerja. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan,
keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.

8
3. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia,
biologik, ergonomik, maupun psikososial.

Prinsip-prinsip yang harus dijalankan perusahaan dalam menerapkan keselamatan


dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut (Sutrisno dan Ruswandi, 2007):
1. Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja. 
2. Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya. 
3. Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab. 
4. Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat-syarat
lingkungan kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu, kotoran, asap
rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja
aman dari arus listrik, lampu penerangan cukup memadai, ventilasi dan
sirkulasi udara seimbang, adanya aturan kerja atau aturan keprilakuan. 
5. Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja. 
6. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja. 
7. Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah melaksanakan program


kebersihan, keindahan dan ketertiban secara berkesinambungan. Bagi instansi
pendidikan untuk menumbuhkan budaya bersih, indah dan tertib sehingga akan
tercipta lingkungan yang kondusif sudah menjadi kewajiban. 
Lalu untuk manfaat K3 di sekolah sendiri antara lain dapat meningkatkan
konsentrasi belajar di kelas, terciptanya suasana tenang dan nyaman,
meningkatkan kepedulian tanggung jawab, dan menumbuhkan kecintaan terhadap
kebersihan, keindahan dan ketertiban sekolah. 
Untuk mendukung implementasi yang baik program K3 yang perlu
direncanakan guna mencapai hasil yang optimal dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Jika K3 tidak diterapkan dengan baik, maka dapat berakibat pada fisik
maupun mental. Agar pihak sekolah dapat mengevaluasi bahaya yang ada, pihak
sekolah perlu melakukan hal-hal seperti:

9
 Di Rungan IT pihak sekolah perlu melakukan pengukuran lingkungan kerja
bahaya untuk kebisingan karena faktor fisik di sekolah yaitu kebisingan
sesuai NAB (Nilai Ambang Batas) yang distandarkan yaitu 85 Db (desibel)
selama 8 (delapan) jam sehari.
 Penerangan. Proses belajar mengajar diperlukan penerangan yang sesuai
dengan NAB (Nilai Ambang Batas) yang ditetapkan standar K3 agar tidak
memunculkan potensi bahaya.
 Untuk cek kesehatan ruti, perlu adanya kerja sama dengan puskemas terdekat.
Untuk pemberian imunisasi dengan vaksinasi atau suntikan kepada para
siswa.
 Untuk faktor ergonomi diharapkan pihak sekolah mensosialisasikan tentang
prinsip ergonomi seperti: Bagaimana posisi kerja atau duduk yang sesuai
dengan K3. Yang ruang lingkupnya ada kursi, sandaran, bantal, bangku, dan
lain sebagainya. Serta adanya peregangan setiap 30 menit sekali.
 Penyediaaan P3K untuk mencegah risiko terhadap kesejahteraan dan
kesehatan di dukung dengan ahli atau pekerja profesional yang
mempunyai lisensi P3K.
 Fasilitas toilet yang nyaman dan bersih dengan diberlakukannya pembersihan
toilet secara teratur paling sedikit 2-3x dalam 1 minggu serta perlu adanya
penyediaan sabun tangan.
 Dibentuknya tim evakuasi tanggap darurat untuk mencegah bahaya bencana
alam agar bisa memberikan peringatan dini. Dimana tim tanggap darurat
tersebut perlu diberikan pelatihan sesuai dengan posisinya seperti tim P3K,
tim APAR, tim evakuasi dan koordinator tanggap darurat.
 Sosialisasi terkait dengan Kesehatan, Keselamatan, Kerja (K3) di dunia
pendidikan sangat penting untuk diberikan sejak dini. 
 Dengan adanya perencanaan dan program K3 yang potensi bahaya yang akan
muncul dapat direduksi dan di kendalikan sehingga lingkungan di dunia
pendidikan dapat aman, nyaman dan bersih.

Penerapan K3 sekolah memang perlu dilakukan sesegera mungkin. Dengan


diberlakukannya sistem manajemen K3 yang baik di sekolah, maka potensi

10
bahaya dan penyakit yang bisa timbul di sekolah bisa ditanggulangi secara cermat
sehingga proses dan aktivitas bersekolah bisa dilakukan dengan aman, nyaman,
dan tertib.

H. Pengaruh K3 Terhadap Lingkungan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu program pencegahan


kecelakan yang timbul dari akibat kerja dan penyakit kerja. Keselamatan dan Kesehatan kerja
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan sehat secara fisik maupun non-
fisik, sehingga mampu menekan angka risiko kecelakaan kerja dan penyakit kerja serendah
mungkin dan kepuasan kerja karyawan. Perusahaan menyadari betapa pentingnya tenaga kerja
sebagai resource utama dari perusahaan. Sehingga, perusahaan harus menaruh perhatian pada
aspek keselamatan dan kesehatan kerja dengan maksud untuk mengurangi angka kecelakaan
yang ditimbulkan akibat bekerja dan kepuasan kerja karyawan.
Perusahaan wajib melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja agar dapat
menurunkan tingkat kecelakaan kerja dan membangun kondisi serta lingkungan kerja yang
sehat serta aman dan nyaman bagi karyawan. Apabila terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh
kondisi dan lingkungan kerja yang tidak sehat serta aman dan nyaman akan merugikan bagi
kedua pihak baik dari karyawan maupun perusahaan itu sendiri. Beberapa faktor yang
mempengaruhi keselamatan kerja, seperti kebersihan dan kesehatan, urusan rumah tangga,
ventilasi, pemanas, dan pendingin, tempat kerja, ruang kerja, dan tempat duduk, pencegahan
kecelakaan, pencegahan kebakaran, gizi, penerangan/cahaya, warna, dan suara bising di tempat
kerja. Untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja perusahaan harus menerapkan program
keselamatan dan kesehatan kerja.
Menurut information International Labor Organization (ILO) tahun 2010, di seluruh
dunia terjadi lebih dari 337 juta kecelakaan dalam pekerjaan per tahun. Setiap hari 6300 orang
meninggal karena kecelakaan kerja atau penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan, yang berarti
2,3 juta kematian per tahun. Bahkan berdasarkan information tahun 2006, di seluruh dunia
seorang pekerja meninggal tiap 15 detik. Lebih banyak orang yang meninggal selama bekerja
daripada ketika berperang. Sedangkan Menurut Dupont Internastional Company (2011)
kecelakaan kerja adalah kejadian yang mengakibatkan kerusakan atau cidera.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang


ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam
keaadaan selamat dan sehat Kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap
Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi Pegawai dalam
menciptakan tata tertib yang baik di instansi Keselamatan dan kesehatan kerja ada yang
menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja dan ada yang menyingkatnya menjadi
K3, dalam istilah asing dikenal Occuptional Safety and Health.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem
ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, isu K3 pada saat ini bukan sekedar
kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh
sebuah sistem pekerjaan.

B. Saran

Setelah penyusunan makalah dilakukan, maka penulis memiliki saran-saran


sebagai berikut:
1. Bagi dosen hendaknya dapat memberikan dukungan dan motivasi serta
memberi bimbingan dan arahan kepada mahasiswa untuk selalu mencari
pengetahuan dan ilmu khususnya mengenai materi disiplin kerja dan K3 ini.
2. Bagi Mahasiswa dan Pembaca diharapkan untuk lebih giat dan semangat dalam
mencari dan mempelajari ilmu dan pengetahuan khususnya mengenai materi
yang dibahas saat ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. (2005). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Ardana, I Komang, dkk. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Budiono, M. Sugeng. (2003). Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang:


UNDIP. 

Dainur. (1993). Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Widya


Medika.

Flippo, Edwin. (1995). Manajemen personalia. Jakarta: Erlangga.

Hadiningrum, Kunlestiowati. (2003). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Bandung:


Politeknik Negeri Bandung.

Hasibuan, M. S. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara, Anwar P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung: Remaja Rsodakarya.

Mathis, R.L dan Jackson, J.H, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Salemba Empat.

Moekijat. (2004). Manajemen Lingkungan Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Riandari, D. (2009). Kedisiplinan Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Dinas Pendidikan ,


Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Demak. 1–73.
Rivai, V. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke
Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sinambela, L. P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Suma’mur, P.K. (1992). Higine Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Haji Mas
Agung.

Sutrisno, E. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Pernada


Media Group.

Sutrisno dan Ruswandi. (2007). Prosedur Keamanan, Keselamatan & Kesehatan Kerja.


Sukabumi: Yudhistira

Widodo, Suparmo. (2015). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Pustaka pelajar.

13

Anda mungkin juga menyukai