Anda di halaman 1dari 15

YAYASAN PENDIDIKAN LANCANG KUNING

LAKSAMANA RAJA DI LAUT DUMAI


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )
LANCANG KUNING DUMAI

TUGAS KELOMPOK

“DISIPLIN KERJA”

Dosen Pengampu :

Dila Erlianti, S.Sos., M.Si.

OLEH :

SARI UMMI RAHMAWATI


NIM : 2010090811001

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
LANCANG KUNING DUMAI
TA 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “DISIPLIN

KERJA” .

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua

tentang disiplin kerja. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI .........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1Latar belakang ...................................................................... 1

1.2Rumusan Masalah .................................................................. 2

1.3Tujuan penulisan ................................................................... 2

1.4Manfaat penulisan ................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 5

2.1Pengertian disiplin kerja ........................................................ 5

2.2Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja .................. 6

2.3Kasus ( konflik ) mengenai disiplin kerja ............................. 9

2.4Solusi mengenai masalah disiplin kerja .............................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................ 13

3.1 Kesimpulan ......................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalamdiri


tiapPegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan denganmematuhi peraturan-
peraturan yangberlaku. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan
bimbingan dan penyuluhanbagi Pegawai dalam menciptakan tata tertib yang
baik di instansi.Selain itu instansisendiri harus mengusahakan agar
peraturanitu bersifat jelas, mudah dipahami danberlaku bagi semua
Pegawai.

Hasibuan (2008 : 194)Mangkuprawira (2007 : 122)mengemukakan


bahwa kedisiplinan merupakansifat seorang Pegawai yang secara sadar
mematuhi aturan dan peraturanorganisasitertentu. Kedisiplinan sangat
mempengaruhi kinerja Pegawai dan Pemerintah,karena kedisiplinan sebagai
bentuklatihan bagi Pegawai dalam melaksanakanaturan-aturan Pemerintah.
Semakin disiplin semakin tinggi produktivitaskerjaPegawai dan kinerja
Pemerintah.

Kinerja menurut Mangkuprawira (2007 : 153)adalah hasil dari


prosespekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tepatdari Pegawai
serta organisasi bersangkutan.Untuk lebih mengefektifkan peraturan yang
telah dikeluarkan dalam rangkamenegakkan disiplin, perlu adanya aturan
tentang disiplin pegawai. Disamping ituperlu ada contoh teladan dari
seorang pimpinan, sebab pimpinan merupakan panutandari bawahannya.
Pimpinan harus mampu menggerakkan dan mengarahkan Pegawaikarena
pimpinan bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan
PegawaIbagian-bagian yaitu sistim analisis, gudang, pembelian,
transportasi, dandistribusi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian disiplin kerja

2. Apa saja jenis disiplin kerja?

3. Apa saja masalah dalam displin kerja?

4. Bagaimana solusi mengatasi masalah dalam disiplin kerja?

3
1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui pengertian disiplin kerja.

1.3.2 Mengetahui jenis disiplin kerja.

1.3.3 Mengetahui masalah apa saja dalam disiplin kerja.

1.3.4 Mengetahui cara mengatasi masalah dalam disiplin kerja.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam

memahami tentang disiplin kerja

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian displin kerja

Disiplin kerja adalah bagaimana seseorang mampu untuk bekerja sesuai dengan
aturan dan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh organisasi dan mencapai tujuan
organisasi. Sinungan mengatakan bahwa ”secara terminologis disiplin berasal dari
kata disciplina atau dalam bahasa Inggrisnya disciple yang berarti ”pengajaran, latihan
dan sebagainya” sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan”[1] Sedangkan Prijidarminto dalam Cecep
Darmawan berpendapat bahwa disiplin adalah Suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetian, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengan dirinya, sikap
atau perbuatan yang dilakukannya bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai
beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia berbuat tidak
sebagaimana lazimnya.[2] Hadari Nawawi mengemukakan pendapatnya bahwa disiplin
adalah sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan
yang telah disetujuai bersama dalam melaksanakan kegiatan agar pembinaan hukuman
pada seseorang atau kelompok orang dapat dihindari.[3]
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan
sikap atau tingkah laku yang menggambarkan kepatuhan pada suatu aturan dan ketentuan
demi berlangsungnya suatu kehidupan yang tertib, teratur dan nyaman sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Apabila sikap disiplin sudah menyatu pada diri pribadi, maka
bukan dianggap suatu beban, bahkan akan berlaku sebaliknya bilamana ia tidak
melakukan sebagaimana mestinya.
Sikap dan perilaku disiplin akan muncul pada diri pribadi apabila ada suatu
penekanan, penciptaan dari lingkungan dimana individu berinteraksi, terutama dalam
lingkungan kerja. Disiplin kerja akan tercipta apabila suatu organisasi atau instansi
menetapkan aturan dan ketetapan sesuai dengan budaya dan kesepakatan bersama, agar
tujuan organisasi tercapai. Begitu juga disiplin kerja guru di sekolah, harus diciptakan
oleh kepala madrasah agar tertib dan teratur keberlangsungan sekolah. Hal ini senada
dengan yang diungkap oleh Veithzal Rivai mengatakan bahwa Disiplin kerja adalah suatu
5
alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku sebagai suatu upaya untuk meningkatkan
kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan atau organisasi
dan norma-norma sosial yang berlaku.[4] T. Hani Handoko mendefinisikan disiplin
secara sederhana yaitu disiplin sebagai kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-
standar organisasi.[5] Seseorang dapat dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika
yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggungjawab atas tugas yang
diamanahkan kepadanya.
Dalam kaitanya dengan pekerjaan, disiplin merupakan suatu sikap dan perilaku
yang menunjukkan ketaatan terhadap peraturan. Sikap disiplin akan muncul manakala
bila telah muncul niat dari dalam diri guru itu sendiri, hal ini akan lebih kuat mendorong
sikap dan perilaku untuk patuh dan mentaati peraturan sekolah. Sikap dan perilaku
disiplin muncul ditandai oleh berbagai inisiatif, kemauan dan kehendak dalam mentaati
segala peraturan yang berlaku.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Faktor yang mempengaruhi disiplin kerja menurut Felix A. Nigro dan


Manef mengatakan ”sembilan faktor yang mempengaruhi disiplin, di antaranya:
a. Pengembangan struktur organisasi yang sehat untuk melaksanakan program
kepegawaian, dalam tanggung jawab tugas setiap pegawai ditentukan dengan jelas dan
tegas;
b. Adanya klasifikasi atau penggolongan jabatan yang sistematis dan luwes serta adanya
rencana gaji yang adil dengan mengingat adanya saingan yang berat dari sektor swasta;
c. Adanya suatu pengusahaan tenaga kerja dan penarikan tenaga kerja yang lebih baik
dengan teknik pengusahaan tenaga kerja yang maju;
d. Adanya sistem seleksi yang baik yang menjamin adanya pengangkatan calon-calon
pegawai yang paling cakap dan penempatannya dalam jabatan-jabatan pekerjaan yang
sesuai;
e. Adanya rencana kerja latihan jabatan yang luas dengan maksud untuk menambah
keahlian dan kecakapan pegawai, membangun semangat kerja, dan mempersiapkan
mereka untuk kenaikan pangkat;
f. Adanya suatu rencana untuk menilai suatu kecakapan pegawai secara berkala dan
teratur dengan tujuan untuk meneliti serta menetapkan pegawai yang paling cakap;

6
g. Adanya suatu rencana kenaikan pangkat yang terutama atas jasa dan kecakapan
pegawai dengan adanya sistem jabatan-jabatan yang sesuai sehinggi mereka dapat
mencapai tingkatan jabatan yang paling tinggi;
h. Adanya usaha-usaha atau kegiatan untuk memperbaiki hubungan manusia;
i. Adanya suatu program yang lengkap atau baik untuk memeilihara atau
mempertahankan semangat dan disiplin pegawai-pegawainya.[6]

Faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah yang berasal dari dalam individu
itu sendiri (self dicipline) artinya tidak ada unsur paksaan dan dilakukan sesuai dengan
kesadaran sendiri. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh George Terry dalam
Winardi adalah disiplin kerja yang datang dari individu pegawai itu sendiri merupakan
disiplin yang paling efektif. Sedangkan Malayu S.P Hasibuan mengemukakan faktor-
faktor yang mempengaruhi disiplin kerja yaitu.
1.Tujuan dan kemampuan;
2.Teladan pimpinan
3.Balas jasa
4.Keadilan
5.Waskat
6.Sanksi hukuman;
7.Ketegasan;
8.Hubungan kemanusiaan;[7]

Menurut T. Hani Handoko menguraikan ada tipe disiplin yaitu:


1. Disiplin Preventif yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendorong para pegawai
agar mengikuti berbagai standar serta aturan, sehingga penyelewengan dapat
dicegah, sasaran pokoknya yaitu untuk mendorong disiplin diri mereka bukan
semata karena dipaksa manajemen.
2. Disiplin korektif yaitu kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran
terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran
lebih lanjut. Kegiatan korektif seiring berupa suatu bentuk hukuman dan disebut
tindakan pendisiplinan bisa berupa peringatan atau skorsing.

7
3. Disiplin progresif yang berarti memberikan hukuman yang lebih berat
berulang, tujuannya yaitu memberikan kesempatan kepada pegawai untuk
mengambil tindakan korektif sebelum hukuman yang lebih sering
dilaksanakan.[8]

Luthans menyatakan bahwa disiplin kerja dapat timbul karena :


1. Self dicipline. Disiplin ini timbul karena seseorang merasa terpenuhi
kebutuhannya dan telah menjadi bagian dari organisasi, sehingga orang akan
tergugah hatinya untuk sadar dan secara sukarela mematuhi segala peraturan yang
berlaku, dan
2. Command dicipline. Dalam setiap organisasi, yang diinginkan pastilah jenis
disiplin yang pertama, yaitu datang karena kesadaran dan keinsyafan. Akan tetapi
kenyataan selalu menunjukkan bahwa disiplin itu lebih banyak di sebabakan oleh
adanya semacam paksaan dari luar. (Luthan Fred, 2011: 132)

Menurut Supartha Disiplin kerja diukur dapat diukur dengan indikator yang
dikembangkan oleh meliputi:
a. Menggunakan waktu secara efektif,
b. Datang tepat waktu,
c. Kualitas kerja baik,
d. Mengikuti prosedur dan instruksi kerja,
e. Selalu hadir, dan
f. Berpenampilan sopan.[9]
Dari uraian di atas maka dapat dipahami, bahwa disiplin kerja adalah suatu sikap
dan perilaku yang menunjukkan ketaatan terhadap peraturan tertulis/tidak tertulis yang
tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan pada organisasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Berkaitan dengan disiplin kerja guru, indikator-indikatornya meliputi:
1. Menggunakan waktu secara efektif,
2. Datang tepat waktu,
3. Kualitas kerja baik,
4. Mengikuti prosedur dan instruksi kerja,
5. Selalu hadir, dan
6. Berpenampilan sopan.

8
2.3 Kasus Mengenai Disiplin Kerja

a. Bolos di Jam Kerja

Banyak karyawan terutama pegawai negeri yang melakukan hal ini.


Merekan biasanya membolos agar bisa keluar atau dengan alasan mencari
udara segar. Padahal apapunalsasannya tentu hal ini merupakan sebuah bentuk
pelanggaran terhadap peraturan. Terlebih lagi mengingat bahwa dalam aturan
kerja sudha tertera jelas bahwa kapan jam kerja dimulai ataupun berakhir.
Tentunya perbuatan ini masuk kedalam kategori pelanggaran ringan karyawan
terhadap perusahaan. Bagaimanapun juga perusahaan telah membayar
karyawan dalam bentu gaji yang diberikan setiap bulan, sehingga diharapkan
karyawan dapat lebih disiplin lagi.

b. Tidak Ramah Kepada Konsumen

Bagi perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan terhadap konsumen,


tentu menempatkan konsumen dalam urutan teratas yang harus menjadi pihak
yang paling diperhatikan. Tentunya memberikan pelayanan optimal kepada
aparat konsumen menjadi prioritas utama. Beberapa karyawan kerap
melakukan pelanggaran dengan tidak bersikap ramah terhadap konsumen.
Tentunya hal ini memberikan citra negatif terhadap perusahaan. Sehingga tentu
saja hal ini akan memberikan dampak negatif terhadap perusahaan dan dapat
menimblkan kerugian. Sehingga hal ini merupakan salah satu bentuk
pelanggaran yang dilakukan karyawan terhadap perusahaan.

c. Jam Masuk Kerja


Banyak karyawan yang melakukan pelanggaran yang demikian mereka

terkadang masuk kerja dari jam yang ditentukan. Tidak hanya masuk jam

kerja namun juga jam pulang kerja terkadang mereka mengkorupsinya.

Tentunya hal ini menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Sebab perusahaan

pasti akan tetap membayar gaji dengan full.

9
2.4 Solusi Mengenai Masalah Disiplin Kerja

1. Memantau Tanpa Diketahui Karyawan

Cara pertama dalam mengatasi karyawan yang tidak disiplin adalah mencoba
memantaunya tanpa diketahui. Pantauan ini bisa Anda lakukan dari hasil kerja dan
gerak-geriknya. Ketepatan deadline seluruh pekerjaan juga dapat Anda pantau
secara seksama. Dari hasil pemantauan, Anda dapat menyimpulkan apa saja yang
perlu diperbaiki agar karyawan ini menjadi disiplin.

2. Langsung Bertanya pada Karyawan

Setiap orang memiliki permasalahan di luar urusan pekerjaan. Apakah


karyawan tersebut ada masalah sehingga membuatnya tidak disiplin? Daripada
Anda hanya bertanya-tanya sendiri, sebaiknya langsung tanyakan kepada
karyawan.

Tidak hanya karena masalah eksternal saja, bisa saja karyawan menjadi tidak
disiplin karena ada permasalahan di dalam kantor. Dimulai dari perbedaan
pendapat, ada konflik dengan rekan satu kantor, atau perlakuan yang tidak baik.
Jangan lupa cari tahu dari sudut pandang karyawan agar akar permasalahan
mampu terlihat.

3. Bangun Komunikasi Dua Arah

Ketika karyawan tidak disiplin, coba bangun komunikasi dua arah.


Mungkin saja ada hal-hal yang tidak dipahami oleh karyawan di dalam bekerja.
Komunikasi dua arah juga menjadi proses pembelajaran bagi Anda sendiri.
Karyawan dapat memberikan saran agar kinerja Anda semakin baik sehingga
membantu proses kerja dia juga.

10
4. Menanamkan Visi Misi Perusahaan

Visi misi perusahaan sudah dibuat untuk ditanamkan pada setiap


karyawan. Di sinilah tugas Anda untuk menanamkan visi misi perusahaan agar
karyawan mampu bekerja lebih baik dan menjadi disiplin. Visi misi memang
perlu ditanamkan agar seluruh individu di dalam perusahaan bekerja selaras, dari
segi hard skills hingga soft skills.

5. Posisikan Karyawan Sesuai Keahliannya

Setiap individu memiliki keahlian berbeda-beda, namun ada kondisi


berbeda ketika berbicara mengenai dunia profesional. Terkadang ada karyawan
yang tidak diposisikan sesuai keahliannya. Inilah yang akhirnya membuat
motivasi kerja karyawan berkurang hingga membuatnya tidak disiplin.

Coba posisikan karyawan sesuai keahliannya agar dia lebih semangat


dalam bekerja dan mampu menggunakan kemampuannya secara penuh.
Perusahaan pasti mendapatkan dampak positif dari keputusan ini.

6. Berikan Penghargaan

Jangan lupa untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang


memang berprestasi dan telah memberikan kontribusi besar. Terkadang ada saja
perusahaan yang melupakan hal ini. Padahal karyawan sudah bekerja sepenuh
hati di dalam kesehariannya. Jika budaya tidak memberikan penghargaan ini
tetap dipertahankan, jangan aneh ketika melihat karyawan mengalami penurunan
performa hingga menjadi tak disiplin.

7. Menjadi Teladan yang Baik

Karyawan membutuhkan role model yang tepat di dalam bekerja. Tentu


saja Anda harus menjadi teladan yang baik bagi mereka. Jika Anda sendiri tidak
disiplin, apakah karyawan dapat tetap disiplin? Tentu saja tidak. Mereka malah
11
menganggap bahwa tindakan tidak disiplin yang Anda lakukan terhitung wajar.
Oleh karena itu, mari menjadi teladan yang baik bagi karyawan lain mulai
sekarang.

BAB III

PENUTUP

12
3.1 Kesimpulan

Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalamdiri tiap


Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan denganmematuhi peraturan-
peraturan yangberlaku. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan
bimbingan dan penyuluhanbagi Pegawai dalam menciptakan tata tertib yang
baik di instansi.Selain itu instansisendiri harus mengusahakan agar
peraturanitu bersifat jelas, mudah dipahami danberlaku bagi semua
Pegawai.
Dalam kaitanya dengan pekerjaan, disiplin merupakan suatu sikap
dan perilaku yang menunjukkan ketaatan terhadap peraturan. Sikap disiplin
akan muncul manakala bila telah muncul niat dari dalam diri guru itu
sendiri, hal ini akan lebih kuat mendorong sikap dan perilaku untuk patuh
dan mentaati peraturan sekolah. Sikap dan perilaku disiplin muncul ditandai
oleh berbagai inisiatif, kemauan dan kehendak dalam mentaati segala
peraturan yang berlaku.

13
Daftar Pustaka

https://alawialbantani.blogspot.com/2018/07/artikel-tentang-disiplin-kerja.html

14

Anda mungkin juga menyukai