Anda di halaman 1dari 14

MATERI KE-13

DISIPLIN KERJA

A. Pengertian Disiplin Kerja


Disiplin kerja karyawan sangat penting bagi suatu perusahaan dalam rangka

mewujudkan tujuan perusahaan, hal ini sesuai dengan penjelasan Malayu S.P

Hasibuan (1997:213) bahwa: "kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu

organisasi perusahaan, karena tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, maka

sulit bagi suatu perusahaan untuk mewujudkan tujuannya".

Untuk lebih memahami konsep disiplin kerja, berikut ini adalah beberapa

penjelasan yang berkaitan dengan disiplin kerja. Berbagai macam pengertian

disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis (Anwar Prabu,

2001:129) mengemukakan bahwa "Dicipline is management action to enforce

organization standards ". Berdasarkan pendapat Keith Davis disiplin kerja dapat

diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman

organisasi.

Hani Handoko (1992:208) mengemukakan bahwa "disiplin kerja adalah

kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional".

Sedangkan menurut J. Raviato Putra (1988:244) mengemukakan bahwa: Disiplin

kerja adalah ketaatan dalam melaksanakan aturan-aturan yang ditentukan atau

diharapkan oleh organisasi atau perusahaan dalam bekerja, dengan maksud agar

tenaga kerja melaksanakan tugasnya dengan tata tertib dan lancar, termasuk

penahanan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang menyimpang dari

peraturan.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Muchdarsyah Sinungan (2000: 146)

tentang disiplin kerja yaitu: ”Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau

tingkah laku perorangan, kelornpok atau masyarakat berupa kepatuhan atau

ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan baik oleh

pemerintah mengenai etik, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat

untuk tujuan tertentu”.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan disiplin kerja adalah sikap mental yang tercermin dalam

perbuatan perorangan maupun kelompok berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap

peraturan-peraturan yang ditetapkan untuk memperteguh pedoman-pedoman

organisasi.

B. Fungsi Disiplin

Disiplin belajar yang diterapkan berulang-ulang akan memberikan

kebiasaan yang baik bagi siswa. Berbagai macam fungsi disiplin belajar dapat

bermanfaat bagi kehidupan siswa maupun orang-orang disekitarnya. Beberapa

fungsi disiplin antara lain:

1. Menata kehidupan bersama

Disiplin mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam

masyarakat. Hubungan atara satu dengan yang lainnya akan menjadi baik dan

lancar dengan adanya disiplin.

2. Membangun kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik akan sangat berpengaruh pada kepribadian

seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu

lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan

dalam membangun kepribadian yang baik.

3. Melatih kepribadian

Kepribadian yang tertib, teratur, taat, dan patuh perlu dibiasakan serta dilatih.

4. Pemaksaan

Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti

peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu.

5. Hukuman

Sanksi disiplin berupa hukuman tidak boleh dilihat hanya sebagai cara untuk

menakut-nakuti atau untuk mengancam supaya orang tidak berani berbuat

salah. Ancaman atau hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan

dan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan mematuhinya.

6. Mencipta lingkungan kondusif

Peraturan sekolah yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik,

memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan

yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran (Tu’u, 2004:38-44).

C. Prinsip Disiplin Kerja

Prinsip-prinsip disiplin kerja menurut Handoko, sebagai berikut :

1. Memperbaiki pelanggaran-pelanggaran

2. Menghalangi tindakan-tindakan yang serupa dari pegawai.

3. Menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif.


Penjelasan prinsip-prinsip disiplin kerja :

1. Memperbaiki pelanggaran-pelanggaran.

Artinya peringatan dilakukan dengan mengkomunikasikan peraturan-

peraturan kepada semua karyawan pegawai. Disiplin hendaknya juga

diterapkan segera atau secepat rnungkin agar karyavvan dapat memahami

hubungan dua peristiwa yang dialaminya. Perbaikan pelanggaran-

pelanggaran dilakukan dengan cara penerapan aturan yang tegas.

2. Menghalangi tindakan-tindakan yang serupa dari pegawai.

Artinya disiplin yang efektif yaitu melakukan peringatan pada

kemungkinan pelanggaran-pelanggaran yang sejenis yang dilakukan di

masa yang akan datang dengan menghindari kejadian-kejadian

pelanggaran serupa.

3. Menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif

Artinya disiplin hams diterapkan dengan konsisten, karena konsistensi

adalah bagian penting keadilan. Ini berarti karyawan-karyawan yang

melakukan kesalahan yang sama hendaknya diberikan hukuman yang

sama pula. Kurangnya konsistensi akan menyebabkan para karyawan

merasa diperlakukan tidak adil atau didiskriminasi.

D. Jenis-Jenis Disiplin Kerja

Menurut “Spriegel” membedakan “Disiplin terdiri dari tiga jenis yakni

disiplin positif,  disiplin negatif, dan disiplin murid”. Sedangkan pendapat lain


menyatakan bahwa ”Jenis-jenis disiplin terdiri dari disiplin kelas dan disiplin

pribadi”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis

disiplin dapat dibedakan menjadi disiplin positif, disiplin kelas, disiplin disiplin

murid, dan disiplin pribadi. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis-jenis disiplin

tersebut, maka akan diuraikan masing-masing sebagai berikut:

a.      Disiplin Positif

Menurut Oteng Sutisna mengemukakan bahwa disiplin positif adalah

sebagai proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri, keadaan

teratur dan efesien. Sedangkan  pendapat lain mengemukakan bahwa disiplin

positif bertujuan untuk menanamkan kesadaran personil tentang tugas dan

tanggung jawabnya agar menjadi orang yang bersedia dan mampu memikul

tanggung jawab atas semua pekerjaaannya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan disiplin positif

adalah hasil pengembangan karakter dan pengendalian diri yang bertujuan untuk

menanamkan kesadaran personil tentang tugas dan tanggung jawabnya agar

menjadi orang yang bersedia dan mampu memikul tanggung jawab atas semua

pekerjaaannya. disiplin positif adalah hasil pengembangan karakter dan

pengendalian diri yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran personil tentang

tugas dan tanggung jawabnya agar menjadi orang yang bersedia dan mampu

memikul tanggung jawab atas semua pekerjaaannya.

Dengan demikian disiplin kerja yang bersifat positif terdiri dari beberapa

aspek pokok, yaitu: 1) Mentaati jam kerja, 2) Bekerja dengan jujur, 3)


Menciptakan dan memelihara suasana belajar yang baik, 4) Mentaati segala

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b.   Disiplin Kelas

Menurut Soekarto Indrafachrudi menyatakan bahwa disiplin kelas atau

sekolah adalah keadaan tertib dimana para guru, staf sekolah dan tergabung dalam

kelas atau sekolah tunduk pada peratauran peraturan yang telah ditetapkan dengan

senang hati. Sedangkan  pendapat lain mengemukakan bahwa disiplin kelas

adalah usaha untuk membina secara terus menerus kesadaran dalam bekerja, baik

dalam arti setiap orang menjalankan fungsinya secara efektif. Hukuman hanya

patut dipergunakan sebagai cara terakhir, yaitu apabila sudah tidak ditemukan cara

lain untuk menumbuhkan kesadaran terhadap tata tertib kelas yang disusun

bersama.

Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan disiplin kelas

adalah usaha mencegah terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang

telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan kelas agar pemberian

hukuman kepada seseorang atau sekelompok orang, guru dan murid dapat

dihindari. Disiplin kelas yang merupakan suatu keadaan tata tertib dimana guru,

staf sekolah dan siswa tergabung dalam kelas seinggga tunduk pada peraturan-

peraturan yang telah ditetapkan. Adanya peraturan-peraturan tersebut, maka akan

dapat mendidik kepribadian anak khususnya pada disiplin anak.

Berdasarkan beberapa uraian pendapat ahli, maka dapat dijabarkan aspek-

aspek disiplin kelas adalah sebagai berikut:


1.      Peserta didik wajib ikut serta memelihara kebersihan dan ketertiban

kelas.

2.     Peserta didik yang datang terlambat harus melaporkan diri terlebih

dahulu kepada pimpinan sekolah sebelum mengikuti pelajaran.

3.   Guru hendaknya mengadakan pencatatan terhadap peserta didik yang

terlambat pada papan presensi kelas dan daftar presensi kelas.

4.      Peserta didik hendaknya masuk kelas sebelum guru datang

 c. Disiplin Murid

Pendekatan positif terhadap masalah disiplin murid adalah jiwa dan

akhlak, jiwa dan akhlak murid yang baik akan membentuk disiplin murid yang

baik. Seperti pendidikan kewarganegaraan dalam mata meminta kepada murid

untuk diberikan kesempatan melatih penguasaan diri, melatih untuk dapat

memecahkan masalah-masalah sekolah, dan untuk memajukan kesejahteraan

sekolah. Kepala sekolah dan guru-guru hendaknya memberikan contoh tentang

penguasaan diri dan disiplin kelas seluruh sekolah. Pendekatan disiplin positif

tidak berarti murid diberi izin atau kebebasan tidak terbatas untuk berbuat sesuka

hatinya. Pembatasan kebebasan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari

pendekatan positif terhadap disiplin yang efektif. Sedangkan  pendapat lain

mengemukakan bahwa disiplin murid merupakan keikutsertaan siswa dalam

penyusunan peraturan tata tertib di sekolah.

Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan disiplin murid

merupakan keikutsertaan siswa dalam penyusunan peraturan dan tata tertib

sekolah, sangat ditekankan keterlaksanaannya dalam diri siswa.


Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dijabarkan aspek-aspek

disiplin murid adalah sebagai berikut:

1)      Siswa hendaknya mengikuti upacara dengan tata tertib dan khidmat.

2)      Siswa harus dapat menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

3)      Siswa hendaknya berlaku sopan santun terhadap guru-gurunya.

4)   Siswa hendaknya mengenakan pakaina seragam sekolah sesuai dengan

peraturan.

d.   Disiplin Pribadi

Disiplin diri dari sudut pandang Sosiologi dan Psikologis diartikan sebagai

suatu proses belajar dalam individu secara progresif belajar mengembangkan

kebiasaan diri serta mengakui tanggung jawab pribadinya terhadap masyarakat.

Dengan demikian disiplin pribadi adalah sifat dan kebiasaan yang

langsung melekat pada diri seseorang. Dari sifat dan kebiasaan itulah akan timbul

sifat dan kemauan di dalam tingkah laku untuk mematuhi dan taat pada suatu

aturan secara sadar, bebas dari perdebatan-perdebatan dan perselisihan dalam

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Disiplin ini akan memberikan kerangka

dalam keteraturan hidup selanjutnya.

E. Pendekatan Disiplin Kerja

Penegakan disiplin kerja tidak bisa diserahkan kepada para karyawan

semata-mata. Untuk itu perusahaan harus mempunyai semacam model pendekatan

kepeda para karyawannya. Ada dua dasar model pendekatan disiplin menurut
Suwatno (1996:359), yaitu: disiplin berdasarkan tradisi (kuno) dan disiplin

berdasarkan sasaran.

1. Disiplin Berdasarkan Tradisi

Yaitu merupakan cara yang terdiri dari pendaftaran pelanggaran dan

catatan dari hukuman terhadap setiap pelanggaran. Disiplin ini dilaksanakan

secara kaku dan tegas tanpa kompromi atau cenderung penegakan disiplin

secara otoriter.

2. Disiplin Berdasarkan Sasaran

Yaitu menitikberatkan kepada tumbuhnya suatu kesadaran untuk

melaksanakan suatu disiplin dari dirinya bukan dari luar dengan suatu

paksaan.

Sedangkan menurut Anwar Prabu (2000:130) model pendekatan disiplin

yang harus dilakukan perusahaan ada tiga yaitu:

1. Disiplin Modern

Pendekatan disiplin modem mempertemukan sejumlah

keperluan/kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan ini berasumsi

bahwa disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk

hukuman secara fisik, melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan

pada proses hukuman yang berlaku keputusaan-keputusan yang semuanya

terhadap kesalahan atau prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan

proses penyuluhan dengan menegaka fakta-faktanya, dan melakukan

proses terhadap keputusan yang baru sebelah pihak terhadap kasus

disiplin.
2. Pendekatan Disiplin Dengan Tradisi

Pendekatan ini merupakan pendekatan disiplin dengan cara

memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi bahwa disiplin dilakukan

oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada peninjauan kembali bila

telah diputuskan. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman

yang lebih keras dan pemberian hukuman terhadap pegawai yang

melanggar kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

3. Pendekatan Disiplin Bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan, berasumsi bahwa disiplin kerja

harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai, dsiplin ditujukan

untuk perubahan perilaku yang lebih baik. Disiplin pegawai bertujuan

agar pegawai bertanggung jawab terhadap perbuatannya.

F. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Adanya disiplin dalam perusahaan akan membuat pegawai dapat

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. Pegawai yang

disiplin dan patuh terhadap norma-norma yang herlaku dalam perusahaan dapat

meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja pegawai yang bersangkutan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin menurut Gouzali Saydam

(2000:291) antara lain:

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi


2. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam

perusahaan

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan

pegangan.

4. Keberanian pemimpin dalam mengambil tindakan.

5. Ada tidaknya pegawasan pimpinan.

6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan.

G. Indikator Disiplin Kerja

Menurut H. Malayu Hasibuan (2007:194) pada dasarnya banyak

indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan seorang pegawai, di

antaranya :

1. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan

karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal

serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa

tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan

kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja dengan sungguh-

sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

2.Teladan pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan

karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para

bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik,

jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan

yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan baik. Jika teladan pimpinan

kurang baik (kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin.

3. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan

karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan

karyawan terhadap perusahaan pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan

semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik

pula. Balas jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan.

Artinya semakin besar balas jasa, semakin baik kedisiplinan karyawan.

Sebaliknya, apabila balas jasa kecil, kedisiplinan karyawan menjadi rendah.

Karyawan sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan

primernya tidak terpenuhi dengan baik.

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego

dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting, dan minta

diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar

kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan

merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Manajer yang

cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua

bawahannya. Dengan keadilan yang baik, akan menciptakan kedisiplinan


yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap

perusahaan agar kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.

5. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif

dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat

berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap,

gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus

selau hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk

jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja

karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk,

pengarahan dan pengawasan dari atasannya.

6. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan.

Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut

melanggar peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan

akan berkurang.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas

bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai

dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani

menindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan


disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahannya. Dengan demkian,

pimpinan akan memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut

menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-

hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari Direct

Single Relationship, Direct Group Relationship, dan Cross Relationship

hendaknya berjalan harmonis. Manajer harus berusaha menciptakan suasana

kemanusiaan yang serasi serta memikat, baik secara vertikal maupun

horizontal diantara semua karyawannya. Terciptanya Human Relationship

yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman.

Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi,

kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam

organisasi tersebut baik.

http://materi-skripsi.blogspot.co.id/2012/04/disiplin-kerja.html
http://aniendriani.blogspot.co.id/2011/03/jenis-jenis-disiplin-kerja.html
http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/prinsip-prinsip-disiplin-kerja.html
http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dan-fungsi-disiplin-belajar.html

Anda mungkin juga menyukai