BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Disiplin
Kata disiplin sudah bukan kata yang asing dalam kehidupan. Disiplin
melakukan sesuatu tindakan yang tidak sesuai atau yang bertentangan dengan
Disiplin juga diartikan sebagai kemampuan diri untuk taat, patuh dan
berkomitmen untuk sesuai dengan apa yang dipandang baik dan benar dalam
yang terletak di dalam hati dan dalam jiwa seseorang, yang memberikan
1
Barnawi dan Mohammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru
Profesional (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012),110.
2
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), 111.
3
CeCe Wijaya dan Tabrosyi Rusyam, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar
(Bandung: Remaja Rosada Karya, 1992), 8.
9
10
terhadap sesuatu hal, karena mengerti betul tentang perintah dan larangan
tersebut”.4
Dari uraian para ahli tersebut maka dapat disimpulkan disiplin adalah
suatu sikap yang dilakukan sesorang dalam rangka mentaati peraturan atau
ataupun tidak.
2. Tujuan Disiplin
penyatuan tekad, sikap dan tingkah laku demi kelancaran pelaksanaan tugas
serta tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam kaitan tersebut, Conny
dikutib oleh Barnawi dan Mohammad Arifin ada dua tujuan, yaitu tujuan
a. Disiplin korektif adalah upaya penerapan disiplin kepada siswa yang telah
koreksi atas perilaku siswa apakah sudah sesuai aturan atau belum.
4
Hanafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), 66.
5
Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran pada Anak (Jakarta: Index, 2008), 93.
6
Ibid., 114-115.
11
bahwa tujuan dari penerapan disiplin adalah untuk mengontrol dan mengatur
tingkah laku seseorang agar sesuai dengan aturan atau nilai yang berlaku,
dengan harapan agar tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
dapat dilaksanakan dengan baik dan maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
7
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa (Jakarta: Grasindo, 2004), 35-36.
8
Ibid., 110.
12
a. Peraturan yaitu suatu pola yang ditetapkan untuk mengatur tingkah laku.
Dalam hal ini hukuman mempunyai tuga fungsi, yaitu untuk menghalangi,
c. Penghargaan yaitu suatu janji akan suatu imbalan tertentu yang digunakan
9
Binti Maunah, Metodologi Pembelajara Agama Islam (Yogyakarta: Teras, 2009), 113 – 114.
10
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 1978), 84.
13
4. Indikator Disiplin
pendidikan tetap terjaga dengan baik maka dalam hal ini perlu dilakukan
1) Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru maupun bagi siswa,
karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yang harus
ditaati, seperti :
ada
Dalam hal ini seseorang harus mampu menguasai diri. Menguasai diri
dirinya, baik yang berupa ucapan dan perbuatannya harus sesuai dengan
Kepatuhan di sini bukan hanya patuh karena adanya tekanan dari luar,
melainnya kepatuhan yan didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan
pendidikan adalah untuk menumbuhkan rasa disiplin pada anak. Disiplin harus
ditanamkan di hati anak – anak. Sehingga akhirnya disiplin itu akan tumbuh
dari hati sanubari anak itu sendiri. Adapun langkah – langkah untuk
menanamkan disiplin pada anak ada empat langkah, yaitu dengan pembiasaan,
11
CeCe Wijaya dan Tabrosyi Rusyam, Kemampuan Dasar Guru.,8-9.
12
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu – Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), 143-
144.
15
a) Dengan Pembiasaan
Anak harus dibiasakan untuk melakukan hal apapun dengan baik, tertib dan
pada anak, tentunya jika sudah terbiasa untuk melakukan sesuatu meskipun
Dalam hal ini para pendidik, guru dan orangtua harus menjadi contoh dan
tauladan yan utama bagi anak. Karena merekalah seorang figur yang
pertama dipercaya oleh anak. Pendidik, guru dan orangtua jangan hanya
berupaya membiasakan suatu hal kepada anak sedangkan dirinya tidak bisa
melakukannya. Hal ini akan membuat anak merasa bahwa apa yang
c) Dengan Penyadaran
tauladan, maka pada anak yang sudah mulai kritis pikirannya sedikit demi
Anak harus menyadari nilai dan fungsi dari peraturan – peraturan itu, dan
apabila kesadaran itu telah timbul maka disiplin akan tumbuh dalam dirinya.
16
d) Dengan Pengawasan
dalam situasi yan memberi kemungkinan. Namun bagi anak yang sudah
menjaga dan mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
13
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Grasindo, 2002), 303.
17
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa banyak cara yang dapat
baik pasti hasilnya akan baik dan sesuai yang diharapkan pula.
a. Guru
14
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009),124-125.
15
Usman, Filsafat Pendidikan Kajian Filosofis Pendidikan Nahdlatul Wathan di Lombok
(Yogyakarta: Teras, 2010), 144.
18
Menurut Hery Noer Ali “guru adalah orang yang menyediakan atau
amanat pendidikan”.16
16
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos, 1999), 94.
17
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2011), 63.
19
salah satu bagian dari pendidikan islam. Istilah pendidikan islam dapat
18
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 (Jakarta: Absolut, 2003 ), 12.
19
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis (Jakarta
Ciputat Pers, 2002), 32.
20
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 7-8.
20
pengalaman.
sekaligus mempunyai peran dan fungsi untuk membangun masa depan yang
keilmuanya.
21
Ibid., 51.
21
a. Berpendidikan
seorang guru. Hal ini karena, kesehatan merupakan faktor utama yang
jika kesehatannya terganggu tentu tugas yang diembannya akan sulit untuk
dipertanggung jawabkan.
kepada Allah swt., maka sudah selayaknya guru sebagai pendidik harus
baik.
d. Bertanggung Jawab
Tugas dan peran guru sebagai seorang pendidik dan dipercaya sebagai
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang mempunyai bahasa
merupakan tugas utama dari seorang guru, karena itulah guru harus terlebih
profesional. Selain syarat tersebut masih banyak lagi syarat yang harus dimiliki
guru jika menghendaki profesi yang dimilikinya mendapatkan hasil yang lebih
baik. Sikap atau perilaku baik yang hendaknya ada pada guru adalah sebagai
berikut :
1) Adil
melihat kelebihan dan kekurangannya saja, akan tetapi guru harus bisa
berlaku adil terlebih dari segi sikap yang kemungkinan bisa dinilai langsung
oleh anak didik. Misalnya saja dalam memberikan nilai dan hukuman.
Seorang guru harus percaya kepada anak didiknya. Ini berarti guru harus
mempunyai kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatan buruk
yang telah dilakukan dan mencegah kemauan untuk berbuat buruk lagi.
seorang guru terhadap anak didiknya bukan dalam artian yang lain.
22
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 29.
23
Sifat sabar perlu dimiliki oleh seorang guru, baik dalam melaksanakan tugas
mendidik maupun dalam menanti hasil jerih payahnya. Hasil pekerjaan tiap-
tiap guru dalam mendidik seorang anak tidak dapat ditunjukkan dan dilihat
4) Berwibawa
Sifat wibawa ini sangat diperlukan oleh guru agar dapat melaksanakan
tugasnya dengan lebih baik. Hal ini karena dengan wibawa seorang anak
didik akan percaya dengan apa yang kita tuturkan, terlebih lagi sebagai
sehingga tidak akan timbul keraguan dalam diri siswa terhadap apa yang
5) Penggembira
Hal ini karena akan menimbulkan semangat dalam hati peserta didik untuk
tidak bisa memancarkan rasa gembira dalam dirinya, peserta didik pasti
Hal ini sangat penting, karena guru yang lain adalah patner kerja dalam
pendidikan.
24
Seorang guru harus menguasai materi yang disampaikannya. Hal ini karena
guru tidak menguasai materi peljaran akan timbul suatu pertanyaan tentang
8) Berpengetahuan Luas23
Seorang guru harus berpengetahuan luas. Hal ini sebagai penunjang untuk
dapat menyapaikan materi dan mencapai tujuan yang hendak dicapai. Karna
pada dasarnya guru merupakan jembatan dari ilmu pengetahuan itu sendiri.
sebagai berikut :
Tugas utama guru yaitu sebagai pendidik. Oleh karenanya kesiapan umur
Karena agar dapat menyampaikan materi, seorang guru yang tidak sehat
23
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1998), 143-148.
25
baik dari segi jasmani atau rohani akan mengalami kendala, sehingga
Keahlian adalah hal yang penting dalam sebuah pendidikan. Seoran guru
Guru PAI harus seorang muslim, karena jika gurunya non muslim tentu
islam.24
3. Tugas Guru
Depdikbud seperti yang dikutip oleh Hamid Darmadi tugas guru dibagi
24
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 127 – 128.
25
Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan dan Konsep Implementasi) (Bandung:
Alfabeta, 2013), 56.
26
26
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996),103-104.
27
Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam.,126.
27
Sudarwan Danim, jabatan guru yang “murni guru” terdiri dari tiga jenis, yaitu
guru kelas, guru bidang studi dan guru mata pelajaran.28 Tugas masing-
Tugas guru kelas dan guru mata pelajaran pada dasarnya sama,
6) Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran
kelasnya
tanggungjawabnya
10) Menjadi pengawas dan penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
28
Danim, Profesi Kependidikan., 51-52.
28
tugas tambahan dan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi
Menurut Zakiah Daradjat tentang tugas yang diemban oleh guru agama
sangat berat, yaitu membina pribadi anak yang berakhlakul karimah disamping
Dengan demikian, tugas guru agama bisa dikatakan jauh lebih berat jika
dibandingkan dengan guru mata pelajaran lainnya. Hal ini karena tugas guru
PAI selain menyampaikan materi agama juga harus mampu untuk memberikan
pembinaan pribadi anak, agar anak menjadi taat terhadap ketetapan agama
sesuai ajaran islam yang telah diterimanya. Selain itu guru juga harus bisa
memperbaiki pendidikan agama yang salah dan terlanjur diterima oleh anak,
baik dalam keluarga, teman sebaya ataupun masyarakat sekitar. Sehingga guru
harus memahami benar karakter dari peserta didik dan menyesuaikan dengan
perkembangan zaman.
4. Peran Guru
29
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), 77.
30
1) Korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan
yang buruk, menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku dan
perilaku peserta didik.
2) Inspirator, guru harus bisa memberikan petuntuk bagi peserta didik
bagaimana cara untuk belajar dan menyelesaikan masalahnya.
3) Informator, guru harus memberikan informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain pengetahuan yang terprogram
dalam kurikulum.
4) Organisator, guru harus dapat mengelola kegiatan akademik,
menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan
sebagainya agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan efisien dan
efektif.
5) Motifator, guru harus dapat memberikan dorongan bagi peserta
didik agar bergairah dan aktif belajar.
6) Inisiator, guru harus mampu menjadi pencetus ide-ide baru dalam
pendidikan dan pembelajaran.
7) Fasilitator, guru harus dapat menyediakan fasilitas yang dapat
menunjang dalam proses pembelajaran.
8) Konselor, guru diharapkan mampu membantu memecahkan segala
permasalah pada peserta didik agar proses pembelajaran dapat
berjalan lebih efektif.
9) Demonstrator, guru diharapkan dapat memperagakan materi dari
mata pelajaran tertentu yang perlu diperagakan, agar peserta didik
mampu menerima pelajaran sesuai tujuan pembelajaran.
10) Pengelola kelas, guru diharapkan mampu mengelola kelas dengan
baik agar proses pembelajaran bisa berlangsung dengan kondusif
dan siswa tetap bersemangat dalam belajar.
11) Mediator, guru diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media dan materi pelajaran, hal ini berguna
untuk membantu peserta didik saat mendapat permasalahan saat
belajar.
12) Supervisor, guru diharapkan dapat melihat, menilai, mengevaluasi
dan melakukan pengawasan terhadap peserta didik untuk
membantu peserta didik dalam proses pembelajaran.
13) Evaluator, guru dituntut mampu memberikan penilaian dengan baik
dan jujur yang meliputi aspek ekstrinsik dan intrinsik pada diri
peserta didik.30
30
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), 43 – 48.
31
Peran ini sangat berkaitan dengan praktik keseharian. Hal ini karena
pada saat pembelajaan. Setiap kata dan sikap pasti diamati oleh siswa yang
siswanya sebagai teladan dalam bertindak. Oleh karenya penting bagi setiap
guru terlebih guru PAI untuk lebih memperhatikan apa yang hendak
yang baik, tiak menutup kemungkinan siswa akan segan dan lebih
memberi taulaan yang baik, akan tetapi guru juga harus bisa memberi
nasehat yang baik kepada siswa. Nasehat yang diberikan guru haruslah
32
Namun demikian, nasehat ini sangat baik diberikan bagi siswa terutama bagi
31
Muchtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Misaka Gazila, 2004), 93-96.
32
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi & Kompetensi Guru
(Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2014), 28.
33
Zainudin Malik, Sosiologi Pendidikan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2008), 133.
33
mengatakan bahwa :
bahwa peran guru itu sangatlah kompleks, mulai dari ketika di rumah, di
selain tugas dan kewajiban yang diembannya. Oleh sebab itu setiap guru harus
dilaksanakannya.
34
Suprihatiningrum, Guru Profesional., 27-28.
35
Malik, Sosiologi Pendidikan., 33.