Anda di halaman 1dari 13

A.

PENDAHULUAN
Menurut KBBI disiplin artinya tata tertib, ketaatan, kepatuhan. Sedangkan
berdisiplin artinya menaati tata tertib. Disiplin adalah sikap mental seseorang yang
mengandung kerelaan mematuhi, ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku
dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Tanggung jawab, baik yang
berhubungan dengan waktu maupun terhadap kewajiban dan hak. disiplin dapat juga
di artikan sebagai sikap kejiwaan seseorang atau sekelompok yang senantiasa
berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan.
(Yuwono, 2014)
Kebanyakan besar siswa dibanyak sekolah berlaku tertib tetapi ada sebagian
kecil yang berprilaku tidak baik. Hal ini menjadi masalah utama yang harus dihadapi
administrator sekolah dan staffnya. Tindak pencegahan dan mencari jalan keluar
masalah kedisiplinan siswa telah menjadi tanggung jawab administrator sekolah.
Tanggung jawab ini menyita waktu administrator sekolah. Apalagi dengan banyaknya
jumlah siswa (Mubarak, 2012).
Masalah kedisiplinan juga terjadi pada level mahasiswa Kurangnya kesadaran
disiplin dikalangan mahasiswa mengakibatkan banyak pihak yang dirugikan, seperti
keterlambatan mahasiswa yang masuk kelas dan tidak menaati peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan oleh pihak kampus. Kurangnya kesadaran ini, harus
dibangkitkan dengan sanksi-sanksi dan penanaman kedisiplinan yang harus
diterapkan dan dibiasakan dari kecil, sehingga ketika sudah besar nanti sudah terbiasa
untuk bersikap disiplin (Naziihah, 2017)
Kedisiplinan sangat diperlukan sebagai dokter dalam menjalankan tugas nya
terutama untuk saya sebagai mahasiswa kedokteran oleh karena itu saya membuat
makalah ini sebagai pembelajaran bagi mahasiswa kedokteran terutama diri saya
pribadi.

1
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin, Kennet,W. Requena menjelaskan
tentang kata disiplin yang dalam bahasa inggris discipline, berasal dari akar kata
bahasa latin yang sama (discipulus) yang dengan kata discipline mempunyai
makna yang sama yaitu mengajari atau mengikuti pemimpin yang dihormati
(Kenneth, 2005). Sedangkan dalam bahasa yunani dari akar kata yang berarti “
menggenggam” atau “memegang erat”. Kata ini sesungguhnya menjelaskan orang
yang bersedia menggenggam hidupnya dan mengendalikan seluruh bidang
kehidupan yang membawanya kepada kesuksesan atau kegagalan (Maxwell,
2008).
Keith Davis dalam Drs. R.A. Santoso Sastropoetra mengemukakan: Disiplin
diartikan sebagai pengawasan terhadap diri pribadi untuk melaksanakan segala
sesuatu yang telah disetujui atau diterima sebagai tanggung jawab. (Santoso
Sastropoetra, 1998). Siswanto, Disiplin adalah suatu sikap menghormati,
menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak
untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk memperteguh
pedoman-pedoman organisasional (Mangkunegara, 2013). Mendefinisikan disiplin
atau tertib ialah suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu, menurut
pandangan ini disiplin sebagai suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu.
Menurut pandangan ini disiplin sebagai sikap yang taat terhadap sesuatu aturan
yang menjadi kesepakatan atau telah menjadi ketentuan. (DEPDIKNAS, 2001).
Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab merupakan
hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap,
dan perilaku (Partono & Minarni, 2006). Disiplin adalah hal yang sangatlah
diperlukan bagi setiap siswa, dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan
akan lebih mudah tercapai (Sanjaya, 2005)

2
2. Tujuan Kedisiplinan
Orang tua atau guru sebagai pemimpin dalam menerapkan disiplin pasti ada
maksud dan tujuannya. Hurlock pada tahun 2005 menyebutkan tujuan disiplin
adalah membentuk perilaku sedemikan rupa hingga sesuai dengan peran-peran
yang ditetapkan kelompok budaya atau tempat individu tersebut diidentifikasikan
(Mufidah, 2013).
Menurut Charles Schifer tujuan kedisiplinan ada dua macam yaitu :
1. Tujuan jangka pendek
Yakni membuat anak-anak anda terlatih dan terkontrol, denhan mengajarkan
mereka bentuk bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau yang
masih asing bagi mereka
2. Tujuan jangka panjang
Dengan perkembangan pengendalian diri sendiri dan pengaruh diri sendiri
(self control and self direction) yaitu dalam hal mana anak dapat mengarahkan
diri sendri tanpa adanya pengaruh dan pengendalian dari luar
Dalam pendidikan tujuan kedisiplinan bukanlah keteraturan luar, atau
keteraturan sosial, melainkan sebuah keteraturan dari dalam, yakni sebuah proses
penyempurnaan diri manusia sebagai subjek moral yang bertindak (Koesoema,
2007).
3. Manfaat Kedisiplinan
Fungsi kedisiplinan menurut Tu‟u (2004) adalah:
a. Menata Kehidupan Bersama
Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa dirinya
perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan
yang berlaku, sehingga tidak akan merugikanpihak lain dan hubungan dengan
sesama menjadi baik dan lancar.
b. Membangun Kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Kedisiplinan yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut
memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu,

3
dengan kedisiplinan seseorang akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang
berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta
berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
c. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk
melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh
perlu dibiasakan dan dilatih.
d. Pemaksaan
Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemakasaan dan tekanan dari luar,
misalnya ketika seorang siswa yang kuran disiplin masuk ke suatu sekolah yang
berdisiplin baik, terpakasa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.
e. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan
pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah
sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
4. Fungsi Kedisiplinan
Fungsi pokok kedisiplinan adalah melatih insan manusia untuk bisa menerima
pengekangan dan membentuk, mengarahkan energy ke dalam jalur yang benar dan
bisa diterima secara sosial dan dengan kedisiplinan maka siswa akan merasa aman
dan tidak tersiksa oleh peraturan-peraturan yang ada, karena siswa sudah
mengetahui mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan.
(Mubarak, 2012)
5. Unsur-unsur Disiplin
Ada 5 unsur kedisiplinan menurut Hurlock (2005) yaitu :

1. Peraturan
Peraturan merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk
menata tingkah laku seseorang dalam suatu kelompok, organisasi, institusi
atau komunitas. Tujuannya adalah membekali individu dengan pedoman
perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu.

4
2. Kebiasaan-kebiasaan
Kebiasaan adalah perilaku keseharian indvidu atau kelompok. Yang
mana kebiasaan disini ialah perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang
dalam hal yang sama.
3. Hukuman
Hukuman terjadi karena kesalahan, perlawanan, atau pelanggaran yang
disengaja. Ini berarti bahwa orang itu mengetahui bahwa mereka dengan
sengaja melakukan tindakan telarang. Hukuman mempunyai tiga peran
penting yakni menghalangi,mendidik, dan memotivasi.
4. Penghargaan
Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam
pengembangan diri dan tingkah laku yakni sebagai nilai didik, motivasi sebagi
nilai perilaku yang disetujui, dan memperkuat perilaku yang disetujui secara
sosial. Penghargaan tidak harus berupa materi tetapi dapat juga berupa kata-
kata, pujian, atau senyuman.
5. Konsistensi
Unsur yang terakhir ini dimaksudkan sebagai konsistensinya dalam
berbagai aturan dan pelaksanaannya. Konsistensi menunjukan kesamaan
dalam isi penerapan sebuah aturan. Konsistensi terhadap aturan harus ada
diantara semua pihak yang menjalakan aturan tersebut baik penegak maupun
penerima aturan.
Ada dua peran penting unsur konsistensi dalam unsur kedisiplinan
yang pertama adalah memiliki nilai didik yang besar. Bila peraturannya
konsisten, maka akan memacu proses belajar karena nilai pendorongnya.
Kedua, sebagai motivator yang kuat bagi individu karena sudah akan terbiasa
akan konsistensi nya aturan-aturan terkait kedisiplinan itu sendiri.

5
6. Jenis-jenis Kedisiplinan
Menurut Jasin (1996) ada 3 jenis disiplin yaitu :
1. Disiplin diri
Melalui disiplin diri seseorang atau individu merasa bertanggung jawab
dan dapat mengatur dirinya sendiri untuk kepentingan organisasi. Penanaman
nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh situasi yang
kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang konsisten dari pegawai
dan pimpinan.
2. Disiplin Kelompok
Selain disiplin diri adapula disiplin kelompok. Yakni adalah patu,taat, dan
tunduknya kelompok terhadapat peraturan, perintah dan ketentuan yang
berlaku serta mampu mengendalikan diri dari dorongan kepentingan dalam
upaya pencapaian cita-cita dan tujuan kelompok yang sesuai dengan standar-
standarnya.
3. Disiplin Progresif
Merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran
yang berulang agar pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan tidak diulang
kembali oleh individu tersebut.
Sedangkan T. Hani Handoko (2001) mengemukakan jenis-jenis disiplin terdiri
atas :
1. Disiplin Preventif
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan
agar mengikuti berbagai standard dan aturan, sehingga penyelewengan-
penyelewengan dapat dicegah. Lebih utama dalam hal ini adalah dapat
ditumbuhkan disiplin diri (self discipline) pada setiap karyawan tanpa
terkecuali untuk memungkinkan iklim yang penuh disiplin tanpa paksaan
tersebut perlu kiranya standar itu sendiri bagi setiap karyawan, dengan
demikia dapat dicegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya pelanggaran
atau penyimpangan dari standar yang telah ditentukan.

6
2. Disiplin Korektif
Merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap
aturan–aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran
lebih lanjut. Kegiatan ini dapat berupa hukuman atau tindakan pendisiplinan
yang wujudnya dapat berupa peringatan-peringatan atau berupa skorsing.
7. Faktor-faktor Kedisiplinan
Faktor kedisiplinan tebagi atas dua yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Yang akan di jabarkan sebagai berikut :
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar.
Faktor ini terbagi atas non-sosial dan sosial. Faktor non-sosial disini ialah
keadaan waktu, tempat belajar, alat dan instrumen. Sebagai contoh
mahasiswa yang memiliki tempat belajar yang teratur dan memiliki buku
penunjang pelajaran, cenderung lebih disiplin dalam belajar. Sedangkan
faktor sosial adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
masyarakat, dan kelompok. Mahasiswa yang tinggal di lingkungan yang
tertib, akan menjalani tata tertib yang ada di lingkungannya. Orang tua
dan dosen yang disiplin akan cenderung menghasilkan mahasiswa yang
disiplin pula.
2. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu
itu sendiri. Yang termasuk dalam faktor ini ialah faktor fisiologis dan
psikologis.
Faktor fisiolgis adalah fungsi tubuh individu sendiri seperti
pendengaran, penglihatan, keletihan, kurang gizi, kurang tidu, dan sakit
yang diderita. Mahasiswa yang tidak sakit cenderung lebih disiplin
dibandingkan dengan mahasiswa yang menderita sakit dan badannya
keletihan.
Sedangkan faktor psikologis disini meliputi minat, bakat, motivasi,
konsentrasi, kemampuan kognitif, dan emosi. (Muhibbin, 2004)

7
8. Indikator Kedisiplinan
Indicator kedisiplinan terdiri atas 4 macam yaitu :
1) Ketaatan terhadap tata tertib
2) Ketaatan terhadap kegiatan belajar dan mengajar
3) Ketaatan dalam mengerjakan tugas
4) Ketaatan dalam kegiatan lingkungan
Indikator-indikator inilah yang di gunakan untuk mengukur kedisiplinan
seseorang tersebut (Purbaningtiyas, 2016)
9. Upaya Untuk Meningkatkan Kedisiplinan
Untuk meningkatkan kedisiplinan upaya yang dilakukan dapat bersifat
perventif dan kuratif. Upaya yang bersifat perventif yakni pemberian kode
etik untuk mencegah terjadinya berbagai pelanggaran tata tertib, penanaman
kesadaran berdisiplin, serta pemberian motivasi agar mereka mau memahami
arti penting berdisiplin dalam hidup serta mau mempraktekannya dalam
kehidupan keseharian dengan meneladani sikap disiplin dari para guru atau
orang tua.
Sedangkan upaya yang bersifat kuratif adalah dengan memberikan
sanksi atau hukuman kepada individu yang melanggar sehingga mereka tidak
akan mengulangi perbuatan tersebut (Purwantoro, 2008)
10. Kedisiplinan Dalam Kedokteran
Sebagai seseorang yang professional tentu profesi dokter memiliki
suatu disiplin yang mengikatnya.Disiplin ini terdiri dari berbagai aspek
maupun segi hokum, moral, dan etika juga agama. (Shafira, 2013)
Menurut UU Praktik Kedokteran Pasal 55 ayat 1 Profesi kedokteran dan
kedokteran gigi memiliki keluhuran karena tugas utamanya adalah
memberikan pelayanan untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan akan kesehatan. Dalam menjalankan tugas profesionalnya
sebagai dokter dan dokter gigi, selain terikat oleh norma etika dan norma
hokum, profesi ini juga terikat oleh norma disiplin kedokteran, yang bila

8
ditegakkan akan menjamin mutu pelayan sehingga terjaga martabat dan
keluhuran profesinya.
Untuk menegakan disiplin pada dokter dan dokter gigi dibentuklah
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) sebagai
penegak aturan-aturan dan ketentuan penerapan keilmuan kedokteran dalam
pelaksanaan medis yang mesti patuhi oleh dokter dan dokter gigi.
Kepatuhan menerapkan aturan-aturan atau ketentuan penerapan keilmuan
dalam pelaksanaan playanan. Yang mencakup :
1. Penegakan diagnosis
2. Tindakan pengobatan
3. Menetapkan prognosis
Sesuai dengan indikator standar kompetensi, perilaku etis, standar
asuhan medis, dan standar klinis.
Profesionalisme disiplin kedokteran tertuang dalam peraturan konsil
kedokteran Indonesia tentang disiplin profesional dokter dan dokter gigi
yakni dalam pasal 1 sampai 3 (Shafira, 2013)
11. Etika Profesi
Selain prinsip atau kaidah dasar moral di atas yang harus dijadikan
pedoman dalam mengambil keputusan klinis. Professional kedokteran juga
mengenal etika profesi sebagai panduan dalam bersikap dan berperilaku.
Nilai-nilai dalam etika profesi tercermin dalam sumpah dokter dan kode etik
kedokteran.
Menurut Physician Charter ditulis pada tahun 2002, dalam kemitraan
antara American College of Physicians Foundation dan the European
Federation of Internal Medicine ada komitmen yang harus dilakukan oleh
seorang dokter yaitu:
1. Komitmen untuk professional competence. Dokter harus berkomitmen
untuk belajar sepanjang hayat (life-long learning) dan bertanggung jawab
untuk menjaga pengetahuan medis dan ketrampilan klinisnya dan

9
ketrampilan dalam tim yang diperlukan untuk penyediaan upaya kesehatan
yang berkualitas.
2. Komitmen terhadap kejujuran dengan pasien. Dokter harus memberikan
informasi yang sebenarnya sebelum pasien menyetujui untuk pengobatan
dan setelah upaya kesehatan telah dilakukan.
3. Komitmen untuk menjaga kerahasiaan pasien. Kepercayaan dan keyakinan
pasien dapat diperoleh dengan cara menjaga kerahasian pasien tersebut
4. Komitmen untuk mempertahankan hubungan yang sesuai dengan pasien.
Mengingat kerentanan yang melekat dan ketergantungan pasien,hubungan
tertentu antara dokter dan pasien harus dihindari.
5. Komitmen untuk meningkatkan kualitas upaya kesehatan. Dokter harus
berdedikasi untuk melakukan peningkatan yang berkelanjutan dalam
kualitas upaya kesehatan.
6. Komitmen untuk meningkatkan akses upaya kesehatan. Tuntutan
profesionalisme medis bahwa tujuan dari semua sistem upaya kesehatan
adalah ketersediaan dan keseragaman dari standar upaya kesehatan.
7. Komitmen untuk pengetahuan ilmiah. Didasarkan pada integritas dan
penggunaan yang tepat pengetahuan ilmiah dan teknologi.
8. Komitmen untuk menjaga kepercayaan dengan mengelola konflik
kepentingan. Mendahulukan kepentingan pasien di atas kepentingan
pribadi.
9. Komitmen terhadap tanggung jawab profesional. Sebagai anggota profesi,
dokter diharapkan bekerja sama untuk memaksimalkan upaya kesehatan
terhadap pasien, dan berpartisipasi dalam proses regulasi diri.
10. Komitmen untuk distribusi hanya dari sumber daya yang terbatas. Kerja
sama dengan dokter lain, rumah sakit, dan wajib untuk mengembangkan
pedoman untuk upaya kesehatan dengan biaya yang efektif.
Kedisiplinan memang meliputi banyak tuntutan kualifikasi terhadap
karakter dan sikap, tetapi sebenarnya ini adalah cara hidup (way of life), tak

10
bisa terpisahkan dari individu seorang dokter, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
Kedisiplinan juga tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012
KOMPONEN KOMPETENSI SKDI 2012 :
Area Profesionalitas yang Luhur
1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa
2. Bermoral, beretika dan disiplin
3. Sadar dan taat hukum
4. Berwawasan sosial budaya
5. Berperilaku profesional
Yang mana pada area profesionalitas yang luhur nomer 2 dijabarkan menjadi:
 Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai moral yang luhur
dalam praktik kedokteran
 Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode etik
kedokteran Indonesia ƒ
 Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi pada
pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat ƒ
 Bersikap disiplin dalam menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat
12. Refleksi
Sebagai calon dokter hendaknya saya selalu berdisiplin bagi diri saya karena
dokter memiliki sikap profesionalitas yang berhubungan langsung dengan tingkah
laku,etika, dan moral. Selain itu saya perlu mengupdate pengetahuan saya terkait
informasi yang saya butuhkan agar kesahalan-kesalahan saya seperti tidak akan
terulang kembali

11
C. PENUTUP
Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman
organisasional. Disiplin sebagai sikap yang taat terhadap sesuatu aturan yang menjadi
kesepakatan atau telah menjadi ketentuan. Disiplin adalah hal yang sangatlah
diperlukan bagi setiap siswa, dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan akan
lebih mudah tercapai terutama mahasiswa kedokteran. Kedisiplinan berkaitan dengan
etika profesi kedokteran maka dari itu kedispilinan bagi dokter sangatlah diperlukan
dan wajib yang mana jika di Indonesia diatur dalam Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI).
DAFTAR PUSTAKA

American College of Physicians Foundation. (2002). Physician Carter.

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] at:

http://kbbi.web.id/pusat,[Diakses 12 Februari 2019].

Koesoema, D. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.

Konsil Kedokteran Indonesia (Ed).(2012). Standar Kompetensi Dokter Indonesia


2012. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia

Mubarak, A. T. (2012). Masalah Kedisiplinan Siswa. Retrieved Februari 16, 2019,


from Fadliyanur Blogspot: http://fadliyanur.blogspot.com/2010/12/masalah-
kedisiplinan-siswa.html

Mufidah, U. (2013). Efektivitas Pemberian Reward Melalui Metode Token Ekonomi


Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Anak Usia Dini. Semarang : Universitas
Negeri Semarang.

Muhibbin, S. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :


Remaja Rosdakarya.

Naziihah, A. (2017). Disiplin Dikalangan Mahasiswa. Skripsi. Yogyakarta :


Universitas Islam Indonesia.

12
Partono, & Minarni, T. (2006). Pengaruh Disiplin dan Lingkungan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi. 206-218.

Purbaningtiyas, S. (2016). Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Minat Belajar Terhadap


Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negri 1 Kutasari. Skripsi.
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Purwantoro, A. (2008). Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa


MTsN Ngemplak, Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Shafira, A. (2013). Disiplin Kedokteran. Bandung : Universitas Islam Bandung

13

Anda mungkin juga menyukai