Oleh
SUKMA SAPUTRI
B0217011
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya. Sehingga penyusunan laporan ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun
sebagai tugas mata kuliah Komunikasi dengan judul
“Kunjungan dan Observasi pada Pasien dengan Gangguan Pendengaran
/ Bicara di SLB Lutang Majene
Demikian tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah komunikasi dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan
khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak begitulah adanya laporan ini.
Dengan segala kerendahan hati,kritik dan saran yang kontruksif dan membangun
sangan kami harapkan dari para pembaca guna meningkatkan pembuatan laporan pada
tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
A. Pengertian Tunarungu...................................................................
B. Etiologi.........................................................................................
C. Ciri-ciri Tuna Rungu..................................................................
D. Tanda dan gejala........................................................................
E. Klasifikasi.................................................................................
F. Karakteristik anak tuna rungu....................................................
G. Hambatan...................................................................................
H. . Penyelesaian masalah (Tindakan)……………………………
A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran..............................................................................................
C. Foto penyuluhan…………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Kunjungan
Tujuan kunjungan kami di SLB Lutang majene yaitu :
1. Memberikan motivasi kepada Mahasiswa dan Mahasiswi dalam belajar
2. Melihat secara langsung kegiatan pasien dengan gangguan pendengaran /
bicara
3. Memberi bekal kepada Mahasiswa dan Mahasiswi agar setelah lulus
memiliki ilmu dan penanganan pada pasien dengan gangguan pendengaran
/ bicara
4. Mengetahui metode komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
pendengaran / bicara
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Gambaran Klien
1. Identitas Klien
a. Gambaran pada klien Sekolah Dasar
1) Nama : Muhammad Fadel
2) Umur : 10 Tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) TTL : Tinambung, 25 Agustus 2007
6) Alamat : Tinambung
7) Jenis Kelainan yang Diderita : Tuna Rungu
8) Hasil Observasi : Siswa aktif dalam mengikuti pelajaran
di kelas, menjawab pertanyaan yang di berikan dengan baik, dan
sangat antusias, dia dapat mewarnai gambar dengan baik, dia bias
berhitung dengan benar menggunakan bahasa isyarat
C. Masalah keperawatan
TUNA RUNGU
BAB III
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Istilah tunarungu berasal dari dua kata yaitu tuna dan rungu. Tuna berarti
kekurangan atau ketdakmampuan dan rungu berarti mendengar. Jadi istilah
tunarungu dapat diartikan sebagai kekurangmampuan atau ketidakmampuan
untuk mendengar. Seperti yang diutarakan Somantri (2006) bahwa “Anak
tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang
mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan bunyi
melalui indra pendengarannya, sehingga ia mengalami hambatan dalam
perkembangan bahasanya”.
B. ETIOLOGI
1. Penyebab ketulian sementara pada anak-anak
Beberapa penyebab ketulian sementara pada anak-anak, antara lain :
- Banyak zat lilin di dalam liang telinga (tahi telinga)
- Benda asing (seperti manik-manik atau ujung cotton bud) yang terjebak di
dalam saluran telinga
- Lendir berlebih di saluran eustachius (saluran yang menghubungkan telinga
dalam dan tenggorokan atas) yang disebabkan oleh pilek
- Otitis media (infeksi telinga tengah).
2. Penyebab ketulian permanen pada anak-anak
Beberapa kondisi dan kejadian dapat menyebabkan ketulian permanen pada
anak-anak, antara lain :
- Kondisi herediter yang menyebabkan telinga bagian dalam abnormal
- Beberapa kelainan genetik, seperti osteogenesis imperfecta (kondisi
kelainan tulang rapuh) dan trisomy 13 (kelainan fisik di berbagai bagian
tubuh)
- Paparan penyakit saat masih janin : Rubella (campak Jerman) adalah
penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan telinga janin
- Suara keras, seperti petasan dan konser music diatas 80 dB
- Cedera, seperti gegar otak atau patah tulang tengkorak
- Penyakit tertentu, seperti meningitis dan gondok.
C. TANDA DAN GEJALA
Beberapa gejala gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak adalah:
A. Kesimpulan
Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang paling
sering digunakan adalah media visual. Klien menangkap pesan bukan dari suara
yang dikeluarkan orang lain, tetapi dengan mempelajari gerak bibir lawan
bicaranya. Kondisi visual menjadi sangat penting bagi klien ini sehingga dalam
melakukan komunikasi, upayakan supaya sikap dan gerakan anda dapat ditangkap
oleh indra visualnya.
B. Saran
Kami menyarankan kepada para pembaca khususnya tenaga pendidik, agar
selalu sabar dalam mengajar dan menghadapi anak dengan gangguan
pendengaran/ bicara.
FOTO KEGIATAN KETIKA KUNJUNGAN DI SLB LUTANG (MAJENE)
DAFTAR PUSTAKA
http://darkchocolateandbeautifulrain.blogspot.co.id/2013/11/makalah-komunikasi-pada-
klien-dengan.html
http://pgdsamama.blogspot.co.id/2014/11/makalah-hambatan-pendengaran-
tunarungu.html