KAJIAN TEORITIK
dapat menjadi pribadi yang unggul. Karena ia berpikir dan berkarya berorientasi pada
prestasi dan berdaya saing yang tinggi. (dalam Tu'u, 2004, Hal: 19).
“Disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
ketertiban. Nilai–nilai tersebut telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya.
Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan
Menurut Zainal Aqib disiplin adalah aspek kehidupan yang mesti diwujudkan
dalam masyarakat. Oleh karena itu, siswa hendaklah mendapat perhatian dari semua
pihak yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Perhatian yang diberikan kepada
siswa diharapkan menumbuhkan sikap disiplin siswa utamanya dalam belajar, karena
Dalam kegiatan belajar mengajar, disiplin belajar sangat penting, karena dengan
adanya sikap disiplin, siswa dapat belajar dengan baik. Siswa yang terbiasa dalam
sekolah, sedangkan siswa yang tidak disiplin belajar mereka kurang menunjukkan
kesiapannya dalam belajar dan menunjukkan perilaku yang tidak baik dalam proses
11
12
Menurut Mustari disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan praturan. Disiplin merujuk pada intruksi sistematis
yang diberikan kepada siswa (disciple) untuk mengikuti tatanan tertentu melauli aturan-
aturan tertentu. Dalam arti ini, kata disiplin sepertinya berkonotasi negatif, hal ini
disebabkan untuk melangsungkan tatanan yang dilakukan melalui hukuman. Arti lain,
disiplin dimaknai sebagai suatu ilmu tertentu yang diberikan kepada murid, yang
“melatih untuk menurut” berarti jika seseorang meberi perintah, orang yang
2. Disiplin sebagai hukuman. Bila seseorang berbuat suatu hal yang salah, harus
dihukum. Hukuman itu sebagai upaya mengeluarkan yang jelek dari dalam diri
3. Disiplin sebagai alat untuk mendidik. Seseorang anak memiliki potensi untuk
dirinya. Dalam interaksi tersebut anak belajar tentang nilai-nilai sesuatu proses
membawa pengaruh dan perubahan perilakunya. Perilaku ini berubah tertuju pada
arah yang sudah ditentukan oleh nilai-nilai yang dipelajari. Jadi, fungsi belajar
adalah mempengaruhi dan mengubah perilaku seorang anak. Semua perilaku adalah
13
hasil dari belajar. Inilah sebetulnya makna disiplin, dalam pemahaman yang ketiga
Berdasarkan pendapat dari Bohar Soeharto, Tulus Tu’u menarik kesimpulan dan
Dari beberapa pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa, disiplin dapat
menjadi alat untuk pendidikan siswa agar selalu mengikuti dan taat terhadap peraturan
yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Selain itu, kesadaran dalam diri siswalah yang
dapat memunculkan sifat disiplin belajar, bahwa disiplin belajar penting dalam proses
belajar mengajar dan dalam melakukan aktivitas lainnya. Dan akan terdapat hukuman
(punishment) jika siswa melanggar atau lalai dalam disiplin. Hal ini seperti gambar
satu persyaratan bagi pembentukan sikap atau karakter, perilaku, dan tata kehidupan
berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa suskses dalam belajar dan kelak ketika
bekerja. Berikut ini adalah fungsi dan pentingnya disiplin (Tu'u, 2004, Hal: 38-44):
menghargai orang lain dengan cara mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku.
Ketaatan dan kepatuhan itu membatasi dirinya merugikan pihak lain, tetapi hubungan
dengan sesama menjadi baik dan lancar. Jadi, salah satu fungsi disiplin adalah mengatur
kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu,
hubungan antar individu satu dengan yang lain akan menjadi lebih baik.
2. Membangun Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan pola hidup seseorang yang
tercermin dalam penampilan, perkataan dan perbuatan sehari hari. Sifat, tingkah laku
dan pola hidup tersebut sangat unik sehingga membedakan dirinya dengan orang lain.
lingkungan seolah yang tertib, teratur, tenteram sangat berperan dalam membangun
3. Melatih Kepribadian
Disiplin berfungsi untuk melatih kepribadian siswa. Siswa harus berada pada
lingkungan yang baik untuk berlatih membiasakan diri bersikap disiplin. Lingkungan
yang dimaksud ialah lingkungan dimana terdapat individu-individu yang memiliki sikap
disiplin dan dijadikan tauladan oleh siswa. Pada lingkungan sekolah, siswa biasanya
15
meniru sikap dari guru yang siswa segani, maka dari itu guru harus memberikan contoh
sikap disiplin dan bertanggung jawab kepada siswa, sehingga siswa akan melatih
kepribadiannya dengan meniru sikap disiplin dari guru tersebut. Dalam pembelajaran
guru juga harus melatih kepribadian siswa, agar siswa melatih kepribadian mereka
dengan membiasakan diri mengikuti dan mentaati peraturan yang ada di lingkungan
sekolah maupun di rumah. Siswa yang sudah terbiasa mentaati peraturan yang ada di
siswa yang disiplin dan bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan.
4. Pemaksaan
Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti
peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu. Memang disiplin seperti ini masih
latihan disiplin itu sangat penting. Dari mula-mula karena paksaan, kini dilakukan
kebiasaan. Diharapkan juga, disiplin ini meningkat menjadi kebiasaan berpikir baik,
positif, bermakna, memandang jauh ke depan. Disiplin bukan hanya soal mengikuti dan
menaati peraturan, melainkan sudah meningkat menjadi disiplin berpikir yang mengatur
5. Hukuman
Doroty Irene Marx mengatakan : Hukuman memang mengandung 4 fungsi, yakni:
pencegahan dan adanya rasa takut orang melakukan pelanggran ; 3) sebagai koreksi
terhadap perbuatan yang salah ; 4) sebagai pendidikan, yakni menyadarkan orang untuk
meninggalan perbuatan yang tidak baik lalu memuai perbuatan yang baik. Hukuman
ialah sanksi yang diberikan kepada siswa saat melanggar atau tidak mentaati aturan-
16
aturan yang ada di lingkungannya. Dengan adanya sanksi tersebut siswa akan merasa
takut untuk melanggar aturan yang ada, maka dari itu bentuk dan jenis hukuman
disesuaikan dengan jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Hukuman yang
diberikan kepada siswa yang tidak disiplin bertujuan untuk memberikan dorongan
pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah,
yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang
demikian, sekolah menjadi linkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib
dan teratur. Lingkungan yang seperti ini adalah linkungan yang kondusif bagi
pendidikan.
lingkungan siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian, sungguh-sungguh dan
andil lahirnya siswa-siswa yang berprestasi dengan kepribadian unggul. Jadi, disiplin
berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan. Disiplin sangat
a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam
belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan atau peraturan
b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif
bagi kegiatan belajar. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang
norma, nilai kehidupan, dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi
d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajr dan kelak ketika
Untuk mengembangkan sikap disiplin peserta didik juga dapat dilakukan dengan
otoritan, disiplin permisif, dan disiplin demokratis (dalam Tu'u, 2004, Hal: 44-46).
1. Disiplin Otoritan
Dalam disiplin otoritan, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci. Orang yang berada
dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan menaati peraturan yang telah
disusun dan berlaku ditempat itu. Apabila gagal mentaati dan mematuhi peraturan yang
berlaku, akan menerima sanksi atau hukuman berat. Sebaliknya, bila berhasil mentaati
dan mematuhi peraturan, kurang mendapat penghargaan atau hal itu sudah diangap
dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang. Hukuman dan ancaman kerap kali
peraturan. Tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa disiplin itu harus dilakukan
atau apa tujuan dari displin itu. Orang hanya akan berpikir kalau harus dan wajib
mematuhi dan mentaati peraturan yang berlaku. Kepatuhan dan ketaatan dianggap baik
dan perlu bagi diri, institusi atau keluarga. Apabila disiplin dilanggar, wibawa dan
otoritas suatu institusi atau keluarga akan terganggu. Karena itu, setiap pelanggaran
akan ada sanksi yang diberikan untuk rasa tanggung jawab akibat pelanggaran yang
telah dibuat. Disiplin otoritan ini dapat menekan dan merasa tidak bahagianya sesorang
menerima sanksi. Maka dari itu, untuk menjalankan disiplin otoritan ini harus paham
tentang arti dan manfaat dari disiplin bagi diri sendiri, agar terdapat kesadaraan diri
2. Disiplin Permisif
Dalam disiplin permisif ini, seseorang bebas untuk bertindak menurut
bertindak sesuai dengan keputusan yang telah diambil. Seseorang yang berbuat sesuatu
19
dan ternyata melanggar norma atau aturan yang berlaku, tidak akan diberi sanksi, akan
tetapi dampaknya adalah kebingungan dan kebimbangan. Karena tidak tahu mana yang
dibolehkan atau mana yang dilarang. Bahkan bisa menyebabkan rasa takut, cemas, dan
3. Disiplin Demokratis
Disiplin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi dan penalaran
untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan untuk mematuhi dan menaati
peraturan yang ada, dengan menekankan aspek edukatif, bukan aspek sanksi atau
hukuman. Sanksi dan humukan dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar
tata tertib. Akan tetapi, hukuman yang dimaksud sebagai upaya menyadarkan,
kesadaran diri sehingga diri siswa memiliki disiplin diri yang kuat. Oleh karena itu, bagi
yang berhasil mematuhi dan menaati disiplin, kepadanya diberikan pujian dan
berkembang. Siswa patuh dan taat atas kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.
Dapat disimpulkan dari ketiga jenis disiplin yang diungkapkan oleh Hadisubrata,
bahwa siswa tidak bisa hanya menjalankan disiplin otoritan yang bersifat sangat kaku
dan menekan. Akan tetapi harus ada kombinasi dengan sikap disiplin demokrasi.
Karena, tidak semua siswa sadar akan pentingnya sikap disiplin bagi dirinya sendiri.
Dan sangat tidak cocok jika menggunakan disiplin permisif kepada siswa karena siswa
perlu lingkungan yang tertib dan teratur. Siswa harus dibiasakan dan dilatih dengan
suasana yang taat dan patuh pada peraturan, harapannya dengan adanya lingkungan
a. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan, penanaman
kebiasaan dan ketaladanan. Pembinaan itu dimulai dari lingkungan keluarga sejar
kanak-kanak.
b. Disiplin dapat ditanam mulai dari tiap-tiap individu dari unit paling kecil,
c. Disiplin diproses melalui pembinaan sejak dini, sejak usia muda, dimulai dari
d. Disiplin lebih mudah ditegakkan bila muncul dari kesadaran diri sendiri.
Selain kelima hal tersebut, dalam rangka upaya pembentukan, pembinaan dan
disiplin efektif yang perlu diperhatikan oleh para pembina, guru, instruktur dalam
a. Suatu disiplin yang efektif akan berusaha memperkembangkan pengarah diri secara
maksimal,
c. Disiplin yang efektif akan membantu untuk mengenal diri lebih baik sebagai
d. Disiplin yang efektif akan membangun konsep diri, yakni sebagai individu yang
e. Disiplin yang efektif akan membantu untuk mengubah persepsi terhadap situasi,
g. Disiplin yang efektif akan meningkatkan kesiapan individu untuk pengarahan diri
lebih lanjut,
h. Disiplin yang efektif harus tertuuju pada yang berkemauan untuk melaksanakan
j. Disiplin yang efektif jarang menggunakan hukuman sebagai cara untuk menakut-
nakuti,
k. Disiplin yang efektif tidak menggunakan kutukan, tuduhan atau penyesalan. (dalam
2. Pelanggaran Disiplin
Tingkah laku disiplin dapat dilihat dari teori Abraham Maslow, yang mana secara
positif tingkah laku individu dimotivasi pemenuhan dan kebutuhan yang bertingkat
laksana piramida. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan jasmani, kebutuhan rasa
Kebutuhan ini dapat menyebabkan tingkah laku yang positif dan negatif. Kepatuhan dan
penghargaan, hubungan sosial kurang baik, kebutuhan fisik yang belum tercukupi.
Selain itu, Tu’u berpendapat dari pengalamannya, pelanggaran disiplin dapat juga
b. Perencanaan yang baik, akan tetapi implementasinya kurang baik dan kurang
e. Kurang kerja sama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan implementasi
disiplin sekolah.
f. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah,
g. Siswa disekolah banyak yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri.
kelompok penyebab munculnya pelanggaran disiplin sekolah (dalam Tu’u, 2004, Hal:
53-54):
10) Kurang tegas dan kurang berwibawa sehingga kelas ribut dan tidak mampu
menguasai.
Dan dalam kegiatan sehari hari, dapat ditemukan pelanggaran disiplin yang kerap
kali dilakukan oleh siswa berupa, bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas, menyontek,
tidak memperhatikan pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru, berbicara dengan
24
teman sebelah dan membuat gaduh di kelas. Selain itu, pelanggaran disiplin juga dapat
terjadi terhadap guru. Karena guru tidak mampu menguasai kelas dan menarik perhatian
kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah, guru-
guru dan orang tua perlu terlibat dan bertanggung jawab membangun disiplin siswa dan
disiplin sekolah. Dengan keterlibatan dan tanggung jawab tersebut, diharapkan para
siswa berhasil dibina dan dibentuk menjadi individu-individu yang unggul dan sukses.
lingkungan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Siswa terpacu untuk
Dalam penangulangan disiplin, beberapa hal berikut ini yang perlu mendapat
perhatian:
1. Adanya tata tertib. Dalam mendisiplinkan siswa, tata tertib sangat bermanfaat untuk
membiasakannya dengan standar perilaku yang sama dan diterima oleh individu
lain dalam ruang lingkupnya. Dengan standar yang sama ini, diharapkan tidak ada
tersebut. Di samping itu, adanya tata tertib, para siswa tidak dapat lagi bertindak
2. Konsisten dan konsekuen. Masalah umum yang muncul dalam disiplin adalah tidak
konsistennya penerapan disiplin. Ada perbedaan antara tata tertib yang tertulis
dengan pelaksanaan di lapangan. Dalam sanksi atau hukuman ada perbedaan antara
25
pelanggar yang satu dengan yang lain. Hal seperti ini akan membingungkan siswa.
Perlu sikap konsisten dan konsekuen orang tua dan guru dalam implementasi
keteguhan di dalam melaksanakan peraturan. Hal itu merupakan modal utama dan
3. Hukuman. Hukuman bertujuan mencegah tindakan yang tidak baik atau tidak
menyadarkan siswa bahwa perbuatan yang salah mempunyai akibat yang tidak
Tetapi hukuman bukan satu-satunya cara untuk mendisiplinkan anak atau siswa”.
sekolah, tetapi juga tanggung jawab orang tua atau keluarga. Keluarga atau orang
tua merupakan pendidikan pertama dan utama yang sangat besar pengaruhnya
dalam pembinaan dan pengembangan perilaku siswa. Karena itu, sekolah sangat
Partisipasi orang tua dapat diberikan dalam membantu sekolah, menurut Maman
Rachman , dapat dirangkum, antara lain memotivasi siswa belajar dengan baik, rajin
memenuhi tata tertib sekolah, membantu memelihara nama baik sekolah, mendorong
1. Preventif
Langkah preventif merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah
siswa berbuat hal-hal yang dikategorikan melanggar tata tertib sekolah. Secara positif,
langkah ini dapat menjadi dorongan siswa mengembangkan ketaatan dan kepatuhan
a. Menjelaskan kepada orang tua dan siswa mengenai tata tertib sekolah berupa
tuntutan dan sanksi.
b. Meminta dukungan guru, orang tua, dan siswa untuk berkomitmen untuk mematuhi
dan menaati tata tertib sekolah.
c. Memanfaatkan kesempatan upacara bendera untuk memberi pengarahan berkenaan
pengembangan dan pemantapan 5K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan,
dan kekeluargaan).
d. Meyakinkan siswa bahwa disiplin individu sangat penting bagi keberhasilan
sekolah dan pengembangan kepribadian yang baik.
e. Membentuk kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler agar banyak waktu siswa
dimanfaatkan untuk kegiatan yang positif.
f. Secara berkala mengadakan razia terhadap barang yang dipakai dan dibawa siswa
ke sekolah.
g. Mengadakan pendekatan personal terhadap siswa-siswa yang diamatin berpotensi
bermasalah dalam disiplin.
h. Kepala seolah dan guru-guru memberi teladan yang baik tetang perilaku disiplin
dalam ketaatan dan kepatuhan.
i. Menerapkan disiplin sekolah secara konsisten dan konsekuen.
j. Memberi penghargaan kepada siswa yang berprestasi di sekolah dan di luar
sekolah.
k. Meminta siswa menjaga nama baik sekolah terutama di dalam dan di luar sekolah.
27
2. Represif
Langkah represif merupakan langkah yang diambil untuk menahan perilaku
melanggar disiplin seringan mungkin, atau menghalangi pelanggaran yang lebih berat
lagi. Atau langkah menindak dan menghukum siswa yang melanggar disiplin sekolah.
Langkah represif ini diberikan kepada siswa yang melanggar disiplin sekolah. Tindakan
disiplin ringan, sedang atau berat. Sanksi disiplin yang diberikan harus manusiawi dan
sesuai selera. Namun, perlu dilakukan sesuai dengan standard dan aturan yang berlaku.
Sanksi perlu adil, sesuai dengan kesalahan, dan bertujuan untuk mendidik. Jangan
sampai siswa merasa diperlakukan secara tidak manusiawi oleh orang yang memberi
hukuman. Dalam hal ini, menurut Soegeng Prijodarminto sebagai berikut (dalam Tu’u,
Seorang guru atau orang tua berhadapan dengan siswa atau anak yang melanggar
peraturan yang sudah dibuat dan diketahui kerap kali terbawa dalam sikap yang sangat
emosional. Apalagi bila pelanggaran itu terjadi berulang-ulang oleh siswa yang sama.
Terkadang muncul kata-kata yang kurang baik dan kurang terpuji. Hukuman yang
28
diberikan menjadi tidak logis, karena terbawa oleh emosi. Oleh sebab itu, bila terdapat
siswa yang melanggar aturan, sebaiknya dihadapai dengan hati dan kepala yang dingin.
dengan kaidah-kaidah pendidikan agar hukuman itu lebih memberi dampak positif bagi
siswa.
Penerapan peraturan sekolah dan sanksi terhadap siswa yang melanggar peraturan
sekolah harus dilakukan secara konsisten dan konsekuen, artinya, tidak berubah-ubah
sesuai dengan situasi dan kondisi, atau selera pribadi, serta jangan bertindak semena-
mena dan sewenang-wenang. Akan tetapi, tindakan yang diambil harus sesuai dengan
apa yang dikatakan dan disusun dalam peraturan yang berlaku. Menurut Harris Clemes
dan Reynold Bean pentingnya sikap konsisten ini disebabkan sebagai berikut (Hal; 61):
29
3. Kuratif
Langkah kuratif merupakan upaya memulihkan, memperbaiki, meluruskan atau
dengan disiplin sekolah. Siswa yang telah melanggar ketentuan sekolah dan telah diberi
sanksi disiplin perlu dibina dan dibimbing oleh guru-guru. Kesalahan tidak hanya
ditolong memperbaiki diri, megubah tingkah lakunya yang salah. Atau ada di antara
mereka yang terluka batinnya karena masalah disiplin tersebut. Atau siswa yang
melanggar disiplin disebabkan oleh problem internal yang ada dalam dirinya. Siswa-
siswa ini perlu secara khusus dibina dan dibimbing agar mengalami pemulihan dan
penyembuhan luka-luka batin tersebut. Yang dapat berperan disini adalah guru-guru
Jadi, penanggulangan disiplin ini diperlukan adanya tata tertib sekolah, konsistensi
dalam menerapkan disiplin sekolah dan kemitraan dengan orang tua. Tindakan
kuratif. Sanksi yang diberikan tidak boleh dilakukan secara emosional dan sesuai selera,
tetapi harus mengacu pada standard dan aturan yang ada serta bertujuan mendidik.
30
Dengan hal-hal tersebut, disiplin sekolah dapat ditegakkan dan dipulihkan. Siswa yang
bermasalah dengan perilaku yang kurang baik dapat ditolong dan dipulihkan.
Diharapkan, dengan langkah dan sikap seperti itu akan memberi dampak besar bagi
kondisi kondusif sehingga tercipta suasana aman dan tenteram bagi siswa.
yang disusun oleh kepala sekolah bersama guru-guru. Ada tujuan yang ingin
sekolah : disiplin siswa meningkat atau sekolah berdisiplin tinggi, atau disiplin
menjadi bagian karakter siswa, atau siswa menjadi biasa dalam disiplin. Tujuan
tersebut harus jelas dan diprioritaskan dalam program sekolah. Dalam hal ini,
pengembangan disiplin sekolah. Kepala sekolah merupakan key person atau dalang
dari program disiplin sekolah tersebut. Kepala sekolah motor penggerak utama
b. Mulai hal kecil. Disiplin yang dikembangkan tidak dapat terwujud sekaligus dalam
waktu yang singkat. Disiplin terbentuk tidak seperti membalikkan telapak tangan.
Perlu perjuangan dan usaha keras para guru dan kepala sekolah. Disiplin sekolah
harus mulai dilaksanakan dan dilakukan dari hal-hal kecil. Misalnya, aturan tentang
sepatu, seragam yang rapi, kehadiran siswa ke sekolah, barang-barang yang dibawa,
mendapat dukungan kuat dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang perlu diminta
31
dukungannya adalah guru, orang tua dan para siswa itu sendiri. Permintaan
dukuangan guru disampaikan dalam rapat guru. Permintaan dukungan orang tua
disampaikan dalam pertemuan orang tua, yang diundang khusus awal tahun ajaran
d. Persetujuan. Peraturan sekolah yang telah disusun oleh pihak sekolah disampaikan
kepada siswa dan orang tua. Mereka diminta untuk mempelajarinya dengan baik.
berlaku, bersedia untuk menerima sanksi disiplin yang diberikan oleh sekolah. Lalu
pernyataan tersebut diketahui dan ditandatangani oleh orang tua. Dengan hal itu,
diharapkan ada niat dan tekad yang kuat untuk melaksanakan disiplin sekolah, yang
e. Konsisten dan konsekuen. Tata tertib yang sudah disampaikan kepada siswa dan
orang tua beserta guru-guru di sekolah harus dilaksanakan dengan baik. Artinya,
semua pihak didorong untuk melaksanakan sesuai dengan tertulis dalam lembaran
tata tertib tersebut, yang bersangkutan harus bertanggung jawab. Tanggung jawab
itu berupa kerelaan menerima sanksi disiplin yang diberikan oleh sekolah. Sanksi
itu perlu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tidak ada perlakuan yang berbeda.
f. Perjanjian. Tata tertib sekolah dibuat dan disusun dengan tujuan menolong siswa
menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Disiplin sekolah menjadi alat
pendidikan bagi pengembangan kepribadian yang lebih dewasa. Bila ada siswa
yang melanggar, mereka diberi sanksi yang mendidik. Bila ada siswa yang
32
melanggar berulang kali, diberi sanksi lebih berat. Bila ada yang agak berat bobot
kegiatan disiplin sekolah, kepala sekolah perlu membentuk tim disiplin sekolah.
Tim disiplin sekolah ini diberi tugas dan wewenang oleh kepala sekolah untuk
jawab kepada kepala sekolah. Hal-hal yangkecl dapat langsung diselesaikan oleh
tim ini. Hal-hal besar menyangkut pemberhentian dan pemberian sanksi disiplin
berat harus dibicarakan bersama kepala sekolah. Agar kepala sekolah tau persis
persoalan yang terjadi termasuk kebijakan yang diambil sekolah. Bila hal itu
dipersoalkan oleh pihak orang tua, bahkan sampai dipersoalkan secara hukum,
h. Guru BP dan wali kelas. Siswa yang melanggar disiplin sekolah terdiri dari siswa
yang memiliki masalah dalam dirinya dan dengan keluarga. Oleh karena itu,
pertolongan perlu melibatkan para guru BP dan wali kelas. Tim disiplin yang
memberi sanksi disiplin dapat juga berfungsi membina dan membimbing siswa.
Guru BP dan wali kelas perlu juga dilibatkan dan ambil bagian dalam pembinaan
kebijakan sekolah. Sekolah juga dapat membuat moto sekolah berkenaan dengan
b. Tujuan yang dicapai. Kepala sekolah juga perlu membuat tujuan yang akan dicapai
sekolah dalam kurun waktu 1-2 tahun atau lebih, juga apabila disiplin dimasukkan
dalam program sekolah, perlu ada tujuan program disiplin yang jelas. Seluruh
Tujuan ini perlu ada untuk memudahkan mengadakan evaluasi kegiatan dan
menjadi alat ukur adanya kemajuan yang telah dicapai dalam perkembangan
c. Personalia. Kepala sekolah memilih guru-guru yang akan diberi tugas menangani
pengembangan disiplin sekolah. Guru-guru yang dipilih diharapkan dari guru yang
dikenal cukup disiplin dan tegas. Memiliki hati untuk terlibat dalam pengembangan
disiplin. Dipilih beberapa orang, lalu dibentuk dalam tim disiplin. Ada satu orang
yang menjadi koordinator, boleh guru urusan kesiswaan atau ditunjuk orang lain.
Tim disiplin ini bertanggung jawab penuh kepada kepala sekolah. Tim disiplin
sekolah. Perlu juga ditambah satu tenaga tata usaha untuk membantu administrasi
piket.
d. Tata tertib sekolah. Tata tertib atau peraturan sekolah disusun oleh tim disiplin
sekolah. Isi tata tertib sekoah tersebut dapat disusun berdasarkan angan-angan yang
dari para siswa di sekoah tersebut. Gagasan-gagasan diharapkan dari para siswa di
Bisa juga dengan mengadopsi tata tertib yang kita dengar atau dapatkan dari
34
sekolah lain yang kita anggap baik. Isi tata tertib itu harus cukup rinci. Sebaiknya
dibuat dalam kalimat-kalimat positif, bukan dengan kalimat negatif. Tata tertib
terdiri dari bagian pertama berupa tuntutan yang diharapkan dilakukan, bagian
keduanya berupa sanksi disiplin bila terjadi pelanggaran. Sanksi dapat berupa
sanksi ringan, ada juga sanksi berat terhadap pelanggaran yang masuk kategori
berat.
Administrasi disiplin ini perlu dibuat rapi dan sistematis. Tujuannya agar kita dapat
melihat data siswa yang bermasalah dengan disiplin sekolah. Kita dengan cepat
dapat mengetahui kondisi siswa tersebut. Sebab itu, perlu setiap kelas dan setiap
siswa memiliki data yang rapi. Setiap kejadian selalu ada data. Data ini perlu juga
apabila kita memanggil orang tua, kita dapat menyampaikan data itu. Dengan
demikian, orang tua dapat mengetahui dan membantu pihak sekolah menolong dan
membimbing siswa tersebut. Sebab itu, tim disiplin sekolah bersama personalia
Persiapan yang penting adalah penyusunan strategi, tujuan personalia, tata tertib,
dan administrasi disiplin sekolah. Apabila semua hal itu sudah siap, disiplin sekolah
b. Sosialisasi. Tata tertib yang sudah disusun yang akan diberlakukan di sekolah harus
35
disosialisasikan terlebih dahulu. Sosialisasi ini bertujuan agar semua pihak yang
terkait mengetahui aturan yang berlaku di sekolah. Sosialisasi itu dilakukan kepada
guru-guru, orang tua dan siswa. Sosialisasi kepada guru-guru yang mengajar
dilakukan dalam rapat guru. Dukungan guru diharapkan dapat memberi teladan
Sosialisasi kepada siswa pertama-tama dilakukan pada saat penerimaan siswa baru.
Saat itu, tata tertib sekolah dan pernyataan kesediaan mengikuti disiplin sekolah
sudah disampaikan kepada siswa dan orang tua. Kemudian pada saat siswa dan
penjelasan dan penegasan ulang tentang disiplin sekolah yang akan diberlakukan.
Penjelasan itu dapat dilakukan pada hari pertama sekolah, dengan cara para siswa
semua siswa dilakukan dalam upacara bendera hari senin. Sosialisas kepada orang
tua dapat dilakukan setiap awal tahun ajaran baru. Sebaiknya, kepala sekolah
mengundang seluruh orang tua siswa kelas satu untuk menjelaskan program
sekolah yang akan diberlakukan, mohon dukungan orang tua untuk program
sekolah agar dapat berhasil baik. Saat itu, program pengembangan disiplin sekolah
c. Pelanggaran. Ketika sekolah sudah berjalan, tim disiplin perlu secara terus menerus
d. Sanksi disiplin. Siswa yang diterima sebagai siswa sekolah, dianggap semuanya
memahami dan menyetujui tata tertib di sekolah tersebut. Sebab siswa yang
melanggar tata tertib sekolah harus bertanggung jawab atas perbuatannya tersebut.
e. Pemanggilan orang tua. Bagi para siswa yang mengalami kesulitan dalam
beradaptasi dengan sekolah yang mengembangkan disiplin belajar yang ketat dan
konsisten, akibatnya terjadi pelanggaran tata tertib sekolah berulang kali, orang tua
siswa akan diundang oleh pihak sekolah untuk membicarakan dan membantu pihak
f. Evaluasi. Setelah sekolah berjalan beberapa waktu, perlu adanya evaluasi untuk
beberapa faktor. Yang pada umumnya, berasal dari faktor internal dalam diri siswa itu
sendiri. Dalam hal ini, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam
1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin itu penting bagi kebaikan
dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran diri menjadi motif sangat kuat
2. Mengikuti dan taat yang merupakan langkah penerapan dan praktik atas peraturan-
peraturan yang mengatur perilaku individu. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya
kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat.
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
37
Selain keempat faktor tersebut, masih ada beberapa faktor lain lagi yang dapat
berpengaruh pada pembentukan disiplin individu (siswa), antara lain (Tu'u, 2004, Hal:
49-50):
1. Teladan
berpengaruh terhadap disiplin siswa. Dalam disiplin belajar, siswa akan lebih
mudah meniru apa yang mereka lihat sebagai teladan daripada dengan apa yang
mereka dengan.
2. Lingkungan berdisiplin
mempunyai disiplin tinggi pula. Salah satu ciri manusia adalah kemampuannya
beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan potensi adaptasi ini lah siswa dapat
mempertahankan hidupnya.
3. Latihan berdisiplin
Disiplin seseorang dapat dicapai dan dibentuk melalui latihan dan kebiasaan.
mengukur tingkat disiplin belajar siswa. Berdasarkan pendapat dari salah satu ahli,
Moenir (dalam Tu'u, 2004), indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
dari disiplin belajar siswa di sekolah berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan disiplin
e. Tidak mencontek saat ujian, tidak membuat keributan, dan tidak menganggu
dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah,
individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu
kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup
Dan dalam hal ini, Dalyono (2010, Hal: 131) juga menyebutkan bahwa lingkungan
sekolah merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah
akan ketinggalan dalam berbagai hal. Karena sekolah sangat berperan dalam
meningkatkan pola pikir anak, dan mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu
pengetahuan.
Menurut Hakim dalam buku Belajar Secara Efektif kondisi lingkungan belajar
sangat mendukung, maka peserta didik akan mempunyai semangat yang lebih dalam
proses pembelajaran. Misalnya, suasana yang aman dan nyaman untuk belajar sehingga
peserta didik mampu menghayati dan meresapi materi yang disampaikan oleh gurunya
dan sebaliknya jika lingkungan belajar kurang atau tidak mendukung dalam proses
pembelajaran, maka peserta didik akan merasa kurang atau tidak nyaman dan aman
dalam menyerap materi yang disampaikan oleh gurunya. Oleh karena itu, lingkungan
belajar yang baik, peserta didik akan memiliki kesiapan dan persiapan untuk melakukan
Beberapa cara pandang mengenai lingkungan belajar, yaitu (Syafaruddin & dkk,
2017):
program yang ditawarkan dalam pendidikan asrama, maka program pendidikan secara
peserta didik. Program pendidikan asrama lebih menekankan kepada kemandirian, kerja
sama, cara bersosialisasi, sehingga dapat menjadikan seseorang untuk lebih disiplin dan
tepat waktu, baik dalam masalah ibadah seperti sholat berjamaah, belajar pagi dan
malam, dan hal ini sangatlah berpengaruh terhadap pembentukan kecerdasan emosional
menggunakan sistem asrama atau Boarding School, dengan menggunakan model yang
lebih modern. Menurut Zahra Boarding School adalah sistem sekolah dengan asrama,
dimana siswa dan juga para guru serta pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada
41
dalam kurung waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan berlibur satu
Kehidupan di asrama pada siswa yang menggunakan sistem boarding school jauh
dari orang tua mereka namun lingkungan yang diciptakan di asrama merupakan
keluarga sendiri. Pendapat Saherti bahwa hakekat dan fungsi dari kehidupan boarding
school bagi siswa adalah untuk mempelajari dan menerapkan nilai-nilai bermasyarakat
dalam kehidupan. Selain itu, menurut Suwandi jaminan keamanan dan disiplin yang
tinggi di boarding school, mengupayakan secara total untuk menjaga keamanan siswa-
pendidikan militer untuk menjaga keamanan. Tata tertib dibuat sangat lengkap dengan
Sekolah asrama (boarding school) yang baik akan dijaga dengan ketat agar
sistemnya tidak dimasukki hal-hal yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan.
Sehingga para siswapun dapat terlindungi dari hal-hal negatif seperti merokok, tayangan
film/sinetron yang tidak produktif, penyalah gunaan narkoba, dan pergaulan bebas.
Dengan adanyapenjagaan ini, para siswa akan terlindungi dan mendapatkan pendidikan
dengan kuantitas serta kualitas di atas rata-rata dibandingkan dengan sekolah reguler.
Sekolah berasrama atau dikenal juga dengan Boarding School merupakan lembaga
yang memiliki tugas sosialisasi nilai dan norma yang hidup dalam masyarakat, terdapat
juga berbagai kegiatan dimana seseorang dibawa menuju pada pemahaman budaya
lingkungan masyarakat seperti perangkat nilai dan norma untuk dijalankan dan ditaati
oleh warganya, dan institusi pendidikan merupakan tempat yang menjadi pusat budaya
nasional (Wawan, Dkk, 2018: 3). Perbedaan sekolah yang menggunakan sistem sekolah
42
asrama (boarding school) dengan sekolah yang tidak menggunakan sistem sekolah
asrama (boarding school) bisa dilihat dari pelajaran, yaitu sistem asrama mendapat
pelajaran tambahan pada malam hari ketika berada di dalam asrama sehingga siswa juga
mendapat pelajaran tentang kehidupan asrama. Sekolah asrama (boarding school) salah
bermukim di asrama. Apakah seluruh siswa wajib tinggal di asrama atau tidak. Dalam
a. All Boarding School adalah jenis sekolah berasrama yang seluruh siswanya wajib
yang dilakukan di asrama dan di sekolah menjadi satu kesatuan dalam pola
asrama diharapkan dapat menerapkan apa yang dipelajari di seolah. Dan, pola All
Boarding School ini pada umumnya diterapkan pada setiap sekolah asrama, serta
b. Boarding Day School adalah jenis sekolah berasrama yang sebagian besar siswanya
tinggal di asrama dan sebagian lagi tinggal di lingkungan sekitar sekolah. Jadi tidak
menjadikan layanan asrama sebagai pilihan yang dapat dipilih oleh peserta didik.
Mereka dapat memilih tinggal di asrama atau tinggal di sekitar sekolah, Karena
43
c. Day Boarding adalah hanya sebagian kecil peserta didik yang tinggal di asrama.
Justru mayoritas siswanya tidak tinggal di asrama. Sekolah yang demikian biasanya
menyediakan fasilitas asrama hanya untuk keperluan khusus, misalnya karena yang
jauh, atau kebutuhan tertentu dalam konteks pilihan pembelajaran, misalnya jika
kelamin, kondisi dan kebutuhan siswa. Maka dari itu dibedakan menjadi berikut:
peserta didik dari jenjang pendidikan dasar dan menengah secara bersama.
laki dan perempuan, yang biasanya mendukung sekolah formal yang juga
diperuntukan bagi laki-laki dan perempuan, dengan pembedaan asrama antara laki-
c. Boys School merupakan sekolah berasrama khusus untuk siswa laki-laki, yang
d. Girls School merupakan sekolah asrama khusus untuk siswa perempuan, yang
potensi peserta didik dibidang seni, sehingga sarana prasarana serta fasilitas di
yang efektif sesuai dengan karateristik pendidikan yang dilayani. Jenis sekolah
a. Sekolah asrama ketarunaan, siswa diasuh di asrama dengan pola militer atau semi
yang teratur dan terstruktur sepanjang har. Dalam pola ini, kehadiran peserta didik
di sekolah adalah mutlak, maka pola yang diterapkan adalah model boarding
ditentukan pemerintah juga kurikulum yang lebih pada pendalaman agama tertentu.
Karena pembelajaran bukan hanya pada pemahan materi ajar, melainkan pada
kompetensi dan perilaku, maka kehadiran peserta didik di sekolah juga lebih
yang cukup luas diterapkan dalam pendidikan agama, yang lazimnya dilakukan
sepanjang hari sejak pagi hingga sore hari. Pembinaan keolahragaan mutlak
diasramakan karena bagian inti dalam pencapaian pretasi olah raga yang hendak
dicapai.
d. Sekolah asrama keilmuan, seperti hal nya sekolah keolahragaan, untuk pencapaian
berperan sebagai learning centre, yakni sebagai upaya ntuk menghadirkan layanan
pendidikan bermutu bagi anak-anak yang secara khusus direkrut oleh pemerintah
atau pemerintah daerah. Pada umumnya dikhususkan bagi peserta didik berprestasi,
pendidikan. Model sekolah ini biasanya juga dilakukan dengan model ketarunaan,
model ini memadukan pembelajaran di kelas dan asrama sebagi satu kesatuan.
46
keagamaan, atau asrama biasa. Model ketarunaan dapat dilihat dari kepemilikan
dan sejenisnya. Selain kedua jenis sekolah berasrama tersebut, ada pula sekolah
aspek tertentu dari nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Sejak awal berdirinya lembaga
1. Dari segi sosial, sistem sekolah asrama (boarding school) mengisolasi perserta
didik dari lingkungan sosial heterogen yang memiliki lingkungan yang cenderung
relatif homogen, yakni teman sebaya dan para guru pembimbing. Tujuannya untuk
menuntut ilmu sebagai sarana mengejar cita-cita, dan langkah awal untuk meraih
cita-cita.
2. Dari segi ekonomi, sekolah asrama (boarding school) memberikan layanan sarana
dan prasarana yang lumayan lengkap, sehingga memerlukan biaya yang cukup
tinggi. Oleh karena itu, peserta didik akan benar-benar terlayani dengan sangat baik
47
pendidikan yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani, intelektual dan
spiritual. Diharapkan akan lahir peserta didik yang menjadi generasi penerus yang
tangguh secara keduniaan dengan ilmu dan teknologi,serta siap secara iman dan
amal saleh.
anaknya. Sejalan dengan perkembangan zaman, dunia dianggap sangat rawan terhadap
pergaulan negatif. Oleh karena itu, orang tua lebih merasa nyaman untuk
jam dapat terarah dan terawasi. SMA berasrama merupakan salah satu alternatif model
pendidikan Indonesia, yang mana peserta didik, para guru dan pengelola SMA tinggal
di asrama yang berbeda dalam lingkungan SMA pada kurun waktu tertentu. Salah satu
tujuan dari SMA berasrama adalah agar anak memperoleh pendidikan secara
berkesinambungan dengan mencontoh langsung praktik baik dari guru maupun dari
pembimbing.
budaya dengan empat pilar pengembangan, yaitu mental spiritual, wawasan akademik,
minat dan bakat, dan sosial budaya yang diharapkan mampu menjawab kecemasan-
kecemasan yang ditimbulkan oleh keberagaman latar belakang budaya, agama, status
sosial ekonomi, asal daerah dan pengaruh negatif globaisasi. Dampak positif dari SMA
beberapa SMA berasrama tersebut yang tidak berjalan maksimal, beberapa diantaranya
perhatian terhadpa SMA berasrama belumlah optimal. Saat ini, mayoritas SMA
berasrama adalah SMA yang mayoritas berstatus swasta dan mandiri dalam
pengelolaannya. Sumber dana SMA berasrama swasta juga dari peserta didik. Model
pembiayaan seperti ini memiliki kelemahan, yaitu banyak calon peserta didik yang
mempunyai tingkat kompetensi tinggi, tetapi berasal dari keluarga kurang mampu. Pada
akhirnya, paradigma yang muncul dimasyarakat SMA berasrama hanya untuk keluarga
dengan latar belakang mampu atau kaya. Keberadaan SMA berasrama milik pemerintah
saat ini tidak merata keberadaannya, dan minimnya anggaran yang disiapkan untuk
perndidikan Asrama baik bagi manajemen maupun peserta didiknya ada 2, yaitu:
49
informasi melalui berbagai media seperti televisi dan internet dalam komputer atau
dalam smartphone. Data dan informasi dari berbagai penjuru dunia baik yang positif
Pada kenyataannya, arus informasi ini sulit untuk disaring, tidak semua semua
informasi yang masuk melalui media tersebut sesuai dengan nilai-nilai agama dan
norma-norma budaya Indonesia, dan bahkan tidak sedikit yang mengancam budaya dan
tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial. Hal tersebut jelas bertentangan dengan
moral, etika, dan nilai-nilai budaya bangsa. Maka dari itu, perlu untuk diwasapadai.
karakter harusnya mampu menjadi penggerak pendidikan moral, dan membentuk arah
dalam pembuatan visi misi dan pelaksanaannya yang baik serta terukur.
berusaha masuk untuk mempengaruhi keputusan. Hal yang kadang dianggap sepele ini
memiliki pengaruh yang cukup besar. Tidak dapat disangkal, bahwa pada SMA tidak
semua peserta didik mampu mengikuti peraturan yang dibuat. Ketika terjadi
pelanggaran peraturan, moral atau etika antara peserta didik, SMA berasrama harus
menegakkan peraturan yang sah dan berlaku. Maka dari itu, SMA berasrama hendaknya
membuat kebijakan peraturan disiplin dan tata tertib yang disepakati bersama oleh
proses peserta didik bermasalah. Dengan adanya transparansi, kebijakan yang diambil
sekolah asrama (boarding school), yang menjadi tolak ukur atau indikator penilaian:
sebatas pada penyampaian teoritis, akan tetapi juga implementasi baik dalam
prasana yang lengkap, mulai dari ruang belajar, ruang asrama untuk tempat tinggal,
ruang dapur dan ruang makan, hingga fasilitas non-akademik seperti lapangan olah
raga.
kualitas guru yang lebih jika dibandingkan dengan sekolah regular. Kecerdasan
berbahasa asing seperti, bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Jepang, bahasa
kompleks sekolah terlibat dalam proses pendidikan. Begitu juga dalam membangun
latar belakang yang tingkat heterogenitasnya tinggi. Berasal dari berbagai daerah
yang sangat beragam. Kondisi ini sangat kondusif untuk membangun wawasan
sehingga sangat baik untuk melatih kemampuan verbal siswa dan menghargai
pluralitas.
6. Jaminan Keamanan
Jaminan keamanan diberikan sekolah berasrama (Boarding School), yang berupa
kesehatan, tidak narkoba, terhindar dari pergaulan bebas, dan jaminan kemanan
baik atau tidak baiknya siswa, sangat tergantung pada sekolah, karena 24 jam
penuh siswa berada dalam lingkungan asrama sekolah. Pihak sekolah dapat
Pembentukan karakter yang baik dan sesuai dengan norma yang ada di lingkungan
52
masyarakat juga sangat diperlukan untuk membangun geneasi muda bangsa, dalam
agama Islam karakter itu merupakan akhlak dari seseorang. Pendidikan karakter
merupakan salah satu cara untuk membangun sikap yang sopan santun bagi peserta
didik.
Zakiah derajat, dalam buku karangannya yang berjudul Membina Nilai Moral
Indonesia menyatakan bahwa masalah akhlak adalah suatu masalah yang menjadi
perhatian orang di mana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun
masyarakat yang masih terbelakang (dalam Helmawati, 2017, Hal: 12). Hal ini
dikarenakan kerusakan akhlak seseorang yang mengganggu ketentraman yang lain. Jika
dalam suatu masyarakat banyak orang yang rusak akhlaknya, akan guncanglah keadaan
masyarakat itu. Oleh karena itu, pendidikan karakter berupa akhlak atau moral yang
baik perlu digalakkan kembali, apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Akhlak
yang dicontohkan Rosul, diantaranya adalah sopan santun, jujur, saling menghargai,
diuraikan bahwa ada 10 esensi kebajikan yang penting untuk membangun karakter yang
penilaian yang baik. Karakter ini memungkinkan untuk membuat keputusan yang
beralasan dan baik bagi kita dan baik pula untuk orang lain. Kebijaksanaan
menyatakan kepada kita tebtabg kapan untuk bertindak, bagaimana harus bertindak,
untuk mengetahui apa saja yang benar-benar penting dalam hidup, dan untuk
kita untuk memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh
orang lain adalah prinsip keadilan, yang dapat ditemukan dalam budaya dan agama
di seluruh dunia.
sering sulit dilakukan. Menurut salah satu pengamat pendidikan, keberanian adalah
4. Pengendalian diri adalah kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Hal ini
melawan godaan atau nafsu dalam mengejar kesenangan sementara. Ini berarti
5. Cinta adalah keinginan untuk mengorbankan diri demi kepentingan yang lain.
loyalitas, prioritas, dan pemberian maaf. Cinta kasih sayang tanpa pamrih yang
tidak mengharapkan balasan adalah kekuatan yang paling hebat di alam semesta.
Dampaknya kepada kedua belah pihak (pemberi dan penerima) adalah tak
terhitung.
6. Sikap Positif menjadikan segala sesuatu menjadi lebih penuh harapan dan lebih
humor adalah bagian dari sikap positif. Dengan demikian, memiliki sikap positif
membantu kita menghadapi kehidupan menjadi lebih mudah. Sebaliknya, jika kita
memiliki sikap negative dalam diri, kita akan menjadi beban bagi diri sendiri dan
orang lain. Sikap dalah salah sesuatu dari yang kita pilih dan putuskan sendiri,
7. Bekerja Keras, tidak akan sesuatu mencapai tujuan yang ditetapkan kecuali dengan
8. Integritas berarti mengikuti prinsip-prinsip moral yang setia pada kesadaran moral,
menjada kata-kata, dan berdiri pada apa yang kita percayai. Memiliki integritas
adalah menjadi “seluruhnya” sehingga apa yang kita katakana dan kita lakukan
hidup bahagia. Ajaran Islam mengajarkan bahwa orang yang bersyukur akan
membuat kita sadar akan ketidaksempurnaan dari dalam diri dan membuat kita
berusaha menjdai orang yang lebih baik. Tanpa kerendahan hati, kebaikan akan
tanggung jawab atas kesalahan dan kegagalan kita (bukan menyalahkan orang lain),
meminta maaf atas kesalahan dan berusaha menebus kesalahan tersebut. Louis
Tartaglia, yang merupakan seorang psikiater berpendapat bahwa selama lebih dua
55
puluh tahuns sebagai terapis dia telah menemukan cacat karakter yang paling
penting memiliki karakter berjuang dan bersyukur atas upaya pencapaian kemerdekaan.
Dan dinyatakan bahwa keberhasilan atas suatu perjuangan semua adalah berkat rahmat
Allah SWT. Selain itu, pada alinia terakhir pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa
bangsa ini memiliki suatu pedoman untuk menjadi bangsa yang berkarakter melalui
rumusan Pancasila. Pedoman yang dapat membentuk karakter bangsa ini tertuang dalam
Pancasila. Lima sila ini, dimana sila pertama menjadi core atau inti dari sila-sila lainnya
dipercaya mampu membawa bangsa ini menuju peradaban tingggi dan menjadi bangsa
yang bermartabat. Karakter yang dituangkan ke dalam Pancasila yang menjadi pedoman
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan kerja sama antara
satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Revolusi
pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
1. Religiusitas merupakan keimanan terhadp Tuhan Yang Maha Esa dan ajaran agama
yang dianutnya,
2. Nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap dan berbuat bela negara,
3. Kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk meraih harapan, mimpi dan
cita-cita,
4. Gotong royong merupakan tindakan menghargai kerja sama dan bahu membahu
dalam menyelesaikan masalah, serta menjalin komunikasi persahabatan,
5. Dan integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku dapat dipercayai dan dapat
diandalkan.
yang sempurna adalah tujuan dari pendidikan yang sebenarnya. Begitupun misi
manusia.
Ajaran Islam merupakan media pendidikan akhlak bagi manusia. Untuk membantu
anak memiliki karakter, mereka perlu pendidikan. Hal yang paling utama adalah dengan
menumbuhkan kemampuan beragama yang benar pada anak. Ajaran Islam mengajarkan
bahwa pada setiap tindakan dalam berkehidupan semua berdasarkan pada penerapan
akhlak mulia, baik terhadap diri sendiri, Tuhan Yang Maha Esa, orang tua, keluarga,
maupun orang lain; baik tua maupun muda; semua interaksi adalah perwujudan akhlak
seseorang.
57
Sosok karakter yang dapat dijadikan contoh sepanjang masa adalah karakter
Rosulullah SAW, yang mana beliau memiliki sifat-sifat yang diajarkan oleh Allah
merupakan sebagian kecil dari sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah SWT dalam “Asma’
Ul Husna”.
Dengan demikian mendidik anak merupakan pekerjaan yang bernilai tinggi dan
sangat penting. Wajiblah para pendidik mengajarkan, mencontohkan akhlak yang mulia
dan menjauhkan anak dari lingkungan dan teman sebayanya yang berakhlak buruk.
Pemilihan lingkungan dan teman yang bai menjadi suatu hal yang penting untuk
tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal, tujuan dari
pendidikan karakter dapat dilakukan dengan tiga pendekatan utama, yaitu dengan:
e. Mengembangkan keunikan, keunggulan, dan daya saing sekolah sebagai ciri khas
sekolah.
f. Memberi ruang yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
g. Khusus bagi peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar atau
ekstrakulikuler.
59
dan komite sekolah sebagai lembaga partisipasi masyarakat yang menjunjung tinggi
keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, alumni, dunia
program yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, lembaga swadaya
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.
Toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
b. Bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala kenikmatan yang telah
diberikan.
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak
lain, berupa:
a. Menyebutkan secara tegas keunggulan dan kelemahan suatu pokok bahasan dalam
pembelajaran.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan menghargai perbedaan agama, suku etnis, pendapat dan sikap
a. Bersahabat dengan teman yang lain tanpa membedakan agama, suku, dan etnis.
b. Mau menerima pendapat yang berbeda dari teman sekelas, dan mencari solusi dari
4. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
di luar kelas.
b. Selalu berusaha untuk mencari informasi tentang materi pelajaran dari berbagai
sumber.
5. Kreatif
Berfikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru dari telah
dimilikinya, seperti:
sehari-hari.
61
6. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain diwaktu
a. Tidak bergantung dan tidak merepotkan orang lain saat menyelesaikan tugas.
7. Demokratis
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama antara hak dan kewajiban
masalah.
musyawarah.
8. Rasa InginTahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
a. Bertanya atau membaca sumber diluar buku belajar, tentang materi terkait dengan
pelajaran.
b. Selalu mencari tahu berita terkini terkait keadaan alam, kondisi sosial dan budaya,
9. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
b. Ikut serta dalam pelajaran bela Negara di sekolah, dan mengetahui sejarah Negara
Indonesia.
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial dan budaya, ekonomi
dan politik bangsa, yang hampir sama seperti rasa semangat kebangsaan, seperti:
a. Melakukan kegiatan galang dana jika terdapat musibah di daerah tertentu yang
berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain, seperti:
a. Rajin belajar dan mempunyai ambisi yang tinggi untuk berprestasi dalam bidang
b. Menghargai prestasi yang telah dicapai oleh teman sekolah dalam mengharumkan
nama sekolah.
di kelas.
a. Menyelesaikan masalah dengan teman menggunakan hati yang tenang dan pikiran
yang jernih.
a. Selalu ada waktu untuk membaca koran, majalah, tabloid atau ensiklopedia
manusia.
b. Selalu ada kesempatan untuk membaca kitab suci dari agama yang dianut.
a. Merancang dan melaksanakan program daur ulang sampah yang masih layak
sekolah.
a. Membantu teman untuk belajar tentang materi belajar yang ia tidak kuasai.
dilakukan terhadap diri sendiri, masyrakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
a. Berani berbuat dalam suatu hal, maka harus berani menanggung resiko dari
perbuatan itu.
Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan untuk itu
melalui pendidikan. Dalam menuntut pendidikan juga harus memiliki rasa disiplin
tinggi untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Sikap disiplin sangat dibutuhkan dalam
mengerjakan semua kegiatan. Bermula dari bangun tidur sampai kita tidur kembali.
Jadwal yang disusun secara rapi itu menandakan kita sudah mempunyai sikap disiplin
yang baik. Sikap disiplin juga merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh
siswa sekolah. Karena, dengan disiplin siswa diajarkan untuk patuh dan taat kepada
65
norma atau aturan yang beralaku, sehingga menjadi siswa yang memiliki siswa yang
baik. Salah satu sikap disiplin yang harus dimiliki oleh siswa adalah sikap disiplin
belajar. Tanpa adanya disiplin belajar, siswa akan justru malas dalam kegiatan belajar
dan mengajar di sekolah. Jika siswa sudah mulai malas dalam menuntut ilmu atau
belajar, bisa berdampak pada menurunnya nilai belajar siswa. Berkaitan dengan
menumbuhkan dan membangun sikap disiplin belajar ini salah satunya dengan
memasukkan anak ke sekolah dengan sistem asrama dan pembentukan karakter melalui
Salah satu tujuan dari pendidikan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
akhlak mulia pada peserta didik. Tidak hanya berfokus pada hasil belajar saja.
Pendidikan dapat diperoleh melalui proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Zaman
boarding school. Sekolah asrama biasanya identik dengan yang namanya pesantren.
sekolah berasrama tidak hanya terpaku pada pelajaran agama, akan tetapi sudah ada
kurikulum nasional seperti sekolah regular pada umumnya. Selain itu, sekolah
karakter dan sikap disiplin yang baik. Sistem sekolah berasrama diterapkan tidak hanya
terfokus lebih dari satu pelajaran, misalnya antara pendidikan umum dan pendidikan
agama. Contohnya seperti pesantren, atau yang sekarang biasa disebut pesantren
modern, seperti Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendikia, atau Sekolah Menengah Atas
Islam Terpadu (SMA-IT). Tidak hanya sekolah berasrama dengan pelajaran tentang
pendidikan umum dan pendidikan agama, ada juga sekolah berasrama yang juga
66
Magelang Yogyakarta, SMA Krida Nusantara Bandung, Jawa Barat, dan ada juga SMA
Padatnya jadwal dan materi yang ada di berikan sekolah berasrama dianggap paling
efektif dibandingkan jika menggunakan sistem sekolah regular (datang dan pulang).
Berbeda dengan sekolah regular yang sesuai jam pelajaran sekolah kita bisa langsung
pulang dan baru kembali ke sekolah keesokan harinya, di sekolah asrama mewajibkan
peserta didik nya untuk tinggal di lingkungan sekolah itu berada dan di asrama. Sekolah
berasrama juga memiliki peraturan sekolah yang lebih banyak dibandingkan dengan
sekolah regular. Ini merupakan hal yang wajar Karena peserta didik berada dalam
jangkauan pembimbingan guru selama 24 jam sejak tidur hingga tidur kembali.
Peraturan setiap sekolah asrama bisa berbeda sesuai dengan sekolah asrama lain,
berdasarkan jenis sekolah asramanya, letak geografis sekolah, dan lingkungan sekolah
berasrama. Peraturan tersebut dibuat agar peserta didik memiliki rasa disiplin tinggi,
Maka dari itu, sekolah asrama menjadi salah satu alternatif bagi orang tua untuk
menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Selain itu, membangun karakter yang baik
juga dapat menjadi salah satu cara untuk memumbuhkan rasa disiplin belajar siswa.
Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk sikap dan akhlak peserta didik menjadi
lebih baik lagi dan menjadi taat kepada peraturan atau norma yang berlaku. Bersikap
sopan dan santun, rendah hati, peduli terhadap sesama makhluk hidup juga merupakan
mana orang tua menanamkan rasa peduli dan sikap yang baik kepada anaknya selaku
67
karakter di sekolah tidak hanya pembelajaran ilmu pengetahuan teori, lebih dari itu,
seperti menanamkan moral yang baik dan luhur, nilai-nilai etika dan estetika
lingkungan sekolah. Praktek dari hasil pendidikan karakter itu bisa didapatkan dan
masyarakat juga dapat memengaruhi keberhasilan penanaman moral, nila-nilai etika dan
estetika, serta akhlak yang mulia. Budaya kebiasaan yang ada dalam lingkungan
masayarakat juga menjadi salah satu cara untuk membentuk karakter siswa sekolah.
peraturan sekolah dapat menumbuhkan rasa disiplin belajar siswa. Dan biasanya,
karakter di sekolah ini bertujuan agar peserta didik mampu secara mandiri
terdahulu yang relevan dan sesuai dengan bidang penelitian ini. Adapun penelitiannya
sebagai berikut:
68
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kedua variable yaitu system
boarding school dan pembentukan karakter peserta didik, yang diduga terdapat
pengaruh antara kedua variable tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Daerah Garut dan untuk mengetahui pengaruh sistem boarding school terhadap
Daerah Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu teknik pengumpulan data uji dan statistik, sedangkan teknik
Berdasarkan hasil penelitian sistem boarding school berada pada kategori baik,
dengan angka rata-rata sebesar 75,9% angka tersebut menunjukkan kualifikasi baik
karena berada pada interval 68%-83%. Begitu pula karakter peserta didik berada
pada kategori baik, dengan angka rata-rata 73% angka tersebut menunjukkan
kualifikasi baik karena berada pada interval 68%-83%. Realitas korelasi antara
menunjukkan kategori sangat tinggi. Dari hasil uji signifikansi diperoleh thitung
sebesar 20,57>ttabel 2,048, ini berarti bahwa variabel X dengan variabel Y terdapat
hubungan yang signifikan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak dan
Daerah Garut mencapai 93,8%, hal ini menunjukan bahwa masih ada 6,2% faktor
2. Feri Sulis Diana, Setyorini, Sapto Irawan (2019) Pengaruh Nilai Pendidikan
antara nilai pendidikan karakter terhadap disiplin siswa. Subjek penelitian ini yaitu
kelas XI SMK Islam Sudirman yang berjumlah 117 peserta didik. Teknik
sampel, sampel yang ditetapkan adalah semua populasi kelas XI SMK Islam
Sudirman yang berjumlah 117 peserta didik. Jenis penelitian ini termasuk kedalam
disiplin siswa berdasarkan teori Hurlock (2002). Teknik analisis data yang
digunakan yaitu regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS for windows 21.0.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai dari R Squarenya adalah 0,082 yang
Anova dapat diketahui hasil nilai Fhitung = 10,285 dengan tingkat probabilitas
signifikansi 0,002<0.05 maka dapat dikatakan juga bahwa terdapat pengaruh secara
simultan nilai pendidikan karakter terhadap disiplin siswa. Jadi dapat disimpulkan
bahwa hasil penelitian menyatakan ada pengaruh positif yang signifikan antara nilai
pendidikan karakter terhadap disiplin siswa kelas XI SMK Islam Sudirman tahun
ajaran 2018/2019.
70
muncul dari dalam diri sendiri, sebagi alat pendidik, serta memberikan penghargaan
bagi yang mentaatti dan menjalankannya, dan memberikan hukuman bagi yang
pertauran yang sudah ada, yang didasarkan pada kesadaran dari dalam diri, dan siap
Fungsi dari disiplin yaitu dapat menata kehidupan, membangun kepribadian yang baik,
asrama sekolah.
menjadi pengaruh bagi pertumbuhan dan kecerdasan seorang anak atau peserta didik.
Dan sekolah asrama (Boarding School) merupakan sekolah dengan sistem semua
keluarga sekolah, mulai dari siswa, guru pamong, perangkat sekolah, dan staff sekolah
tinggal disatu lingkungan yang sama. Sehingga para peserta didik dapat diawasi
aktivitasnya selama 24 jam. Jadi, sekolah asrama (Boarding School) termasuk dalam
kesinambungan antara olah piker, olah rasa, olah hati dan olah raga. Dan bertujuan
generasi Emas Indonesia 2045, mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan
membangun jejaring public, dan melestarikan kebudayaan sebagai jati diri bangsa
Indonesia.
air; 11) Menghargai prestasi; 12) Bersahabat/komunikatif; 13) Cinta damai; 14) Gemar
membaca; 15) Peduli lingkungan; 16) Peduli social; dan 17) Tanggung jawab.
dikalangan siswa sekolah. Akan tetapi, jika hal ini terus berlanjut dan berkepanjangan,
akan menjadi masalah yang serius. Karena sikap kurang disiplin ini bisa menjadi
kebiasaan bagi siswa. Masalah disiplin juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat
tinggal atau linkungan tempat siswa itu sekolah. Menumbuhkan sikap disiplin bisa
72
untuk menumbuhkan akhlak yang baik bagi para siswa , salah satu dari akhlak yang
Berdasarkan penjelasan di atas, sikap disiplin belajar perlu diperhatikan dan perlu
ditangan bersama. Mulai dari orang tua siswa, guru di sekolah, kepala sekolah dan
pengelola sekolah itu sendiri. Maka dari itu, kerangka berpikir dari penelitian ini:
Keterangan :
1. Garis :
2. Garis :
Pengaruh variabel Lingkungan Sekolah Asrama (Boarding Scool) (X1) dan
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto ,2013:
110). Berikut adalah hipotesis yang berkemungkinan muncul dalam penelitian ini:
1. H01: Tidak terdapat pengaruh antara lingkungan sekolah asrama (boarding school)
belajar siswa
3. H03: Tidak terdapat pengaruh antara lingkungan sekolah asrama (boarding school)
Ha3: Terdapat pengaruh antara lingkungan sekolah asrama (boarding school) dan