Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI PENEGAKKAN DISIPLIN PNS

BERDASARKAN PP NO.94 TAHUN 2021 DAN PERATURAN


KA. BKN NO 6 TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

MARIANA RURA, S.T

GUNA MEMENUHI SYARAT UJIAN DINAS

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Salam sejahtera,

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas izinNya penulis
dapat menyelesaikan Makalah ini. Dalam rangka memenuhi persyaratan
ujian dinas tingkat II guna kenaikanpangkat dan golongan dari IIId ke IVa,
maka saya selaku penulis membuat danmengajukan makalah ini untuk
memenuhi salah satu persyaratan yang dibutuhkan.

Makalah ini membahas tentang ” IMPLEMENTASI PENEGAKKAN


DISIPLIN PNS BERDASARKAN PP NO.94 TAHUN 2021 DAN
PERATURAN KA. BKN NO 6 TAHUN 2022 “

Dalam penyusunan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa


makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan
pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih
baik lagi untuk masa mendatang.

Terima kasih.

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL

Kata Pengantar.........................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.........................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................4

C. Tujuan Penelitian....................................................................4

D. Ruang Lingkup........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Disiplin PNS.........................................................5


B. Prinsip Dasar Disiplin Pegawai.............................................8
C. Proses Penegakkan Disiplin..................................................9
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN..........................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Disiplin sangat diperlukan dalam mendukung lancarnya


pelaksanaan pekerjaan pada suatu organisasi. Disiplin yang baik
mencerminkan besarnya tanggungjawab seseorang terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat
kerja, dan terwujudnya tujuan organisasi. Guna mewujudkan tujuan
organisasi yang harus segera dibangun dan ditegakkan adalah
kedisiplinan pegawainya. Jadi, kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai tujuan.

Pada instansi pemerintah disiplin kerja merupakan modal yang


penting yang harus dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS), sebab
menyangkut pemberian pelayanan publik. PNS merupakan unsur utama
sumber daya manusia aparatur negara yang mempunyai peranan dalam
menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.

PNS harus mempunyai sikap disiplin yang tinggi, kinerja yang baik
serta sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan
kepada negara, bermoral dan bermental baik, profesional, sadar akan
tanggung jawabnya sebagai pelayan publik serta mampu menjadi perekat
persatuan dan kesatuan bangsa. PNS sebagai unsur Aparatur Negara
dalam menjalankan roda pemerintahan dituntut untuk melaksanakan
tugas, pokok dan fungsinya, serta menjunjung tinggi martabat dan citra
kepegawaian demi kepentingan bangsa dan negara. Agar menjadi
pegawai yang handal, profesional, dan bermoral, seorang PNS harus
mampu memperbaiki sikap mental disiplin kerja dan termotivasi untuk
meningkatan efektifitas kinerja.

1
Beberapa indikator yang harus ditingkatkan antara lain meliputi
pelaksanaan disiplin kerja dengan mematuhi dan menaati peraturan
disiplin dan disiplin kerja, rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan
pekerjaan, serta produktivitas kerja yang berdaya guna. Untuk
mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral tersebut, mutlak
diperlukan peraturan disiplin PNS yang dapat dijadikan pedoman dalam
menegakkan disiplin, sehingga dapat menjamin terpeliharanya tata tertib
dan kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat mendorong PNS untuk
lebih produktif berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja.

Dalam rangka upaya meningkatkan kedisiplinan PNS tersebut,


Pemerintah telah menerbitkan Peraturan tentang disiplin PNS, yaitu mulai
dari Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1952 tentang Hukuman
Jabatan, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang
Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Usaha Swasta, yang
terakhir adalah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor
53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil tersebut mencabut
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 mengatur


ketentuanketentuan mengenai Kewajiban, Larangan, Hukuman disiplin,
Pejabat yang berwenang menghukum, Penjatuhan hukuman disiplin,
Keberatan atas hukuman disiplin, dan Berlakunya keputusan hukuman
disiplin. Dalam peraturan tersebut juga secara tegas disebutkan jenis
hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan terhadap suatu pelanggaran
disiplin.

2
Hal ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pejabat yang
berwenang menghukum serta memberikan kepastian dalam menjatuhkan
hukuman disiplin. Demikian juga dengan batasan kewenangan bagi
pejabat yang berwenang menghukum telah ditentukan dalam Peraturan
Pemerintah ini. Tujuan Pemerintah mengeluarkan Peraturan tentang
Disiplin PNS adalah untuk menjamin tata tertib dan kelancaran tugas PNS
itu sendiri, sehingga dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
sebagai aparatur Pemerintahan dapat berjalan semestinya yang pada
pada akhirnya dapat mendukung pembangunan di Indonesia. Menurut M.
Suparno (1992:85), Peraturan Disiplin PNS adalah peraturan yang
mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban – kewajiban
tidak ditaati atau dilanggar oleh PNS.

Dengan maksud untuk mendidik dan membina PNS, bagi mereka


yang melakukan pelanggaran atas kewajiban dan larangan dikenakan
sanksi berupa hukuman disiplin. Namun dalam kenyataannya, peraturan
yang telah diterbitkan pemerintah diatas tidak dapat menekan
pelanggaran disiplin yang dilakukan PNS. Masih banyak ditemukan PNS
yang tidak disiplin dalam bekerja, kurangnya kesadaran untuk
menyelesaian tugas, serta kurangnya rasa tanggung jawab terhadap
pekerjaannya.

Hal ini dikarenakan tidak ada kepedulian dalam rangka


pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya, sehingga secara tidak langsung
menimbulkan kegiatan pada instansi tersebut tidak berjalan dengan baik.
Masalah kedisiplinan inilah yang menuntut pemerintah untuk bertindak
tegas, arif dan bijaksana dalam mengambil suatu keputusan hukuman
atau sanksi mengenai pelanggaran 3 disiplin yang dilakukan oleh PNS.
Ketegasan sangat diharapkan dalam memberikan sanksi terhadap
Pegawai Negeri Sipil yang indisipliner, baik sebagai sebuah pembelajaran
maupun sebagai upaya dalam mewujudkan PNS yang berkualitas,

3
bermartabat, bermoral Pancasila, serta memiliki dedikasi yang tinggi
terhadap tanggung jawabnya sebagai abdi masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian pegawai negeri sipil?


2. Prinsip Dasar Disiplin Pegawai berdasarkan PP No. 94 Tahun
2021?
3. Bagaimana Proses Penegakan Disiplin PNS ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk memahami pengertian pegawai negeri sipil.


2. Menganalisi prinsip dasar disiplin pegawai berdasarkan PP No 94
Tahun 2021.
3. Memahami proses penegakan disiplin PNS.

D. Ruang Lingkup

1. Menaati jam kerja


2. Penyelesaian target kerja
3. Menggunakan pakaian dinas
4. Kerapian
5. Membuat buku kegiatan harian
6. Mengisi daftar hadir

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pegawai Negeri Sipil

Dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa


mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun negara Indonesia
menuju kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang
kerja adalah sesuatu yang mulia, tidaklah berarti mengabaikan manusia
yang melaksanakan kerja tersebut.

Demikian halnya dalam suatu organisasi, unsur manusia sangat


menentukan sekali karena berjalan tidaknya suatu organisasi kearah
pencapaian tujuan yang ditentukan tergantung kepada kemampuan
manusia untuk menggerakkan orgaisasi tersebut kearah yang ditetapkan.
Manusia yang terlibat dalam organisasi ini disebut pegawai. Untuk lebih
jelasnya akan dikemukakan pendapat beberapa ahli mengenai definisi
pegawai.

Menurut A.W. Widjaja (2006:113) pegawai adalah: “pegawai adalah


merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental
dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi
salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu”. Masih menurut A.W. Widjaja (2006:15) “pegawai adalah
orangorang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu baik di
lembagalembaga pemerintah maupun dalam badan-badan usaha”

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa pegawai merupakan


modal pokok dalam suatu organisasi, baik itu organisasi pemerintah
maupun organisasi swasta. Dikatakan bahwa pegawai merupakan modal
pokok dalam suat organisasi karena berhasil tidaknya suatu organisasi
dalam mencapai tujuannya tergantung pada pegawai yang memimpin
dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam organisasi.

5
Ada dua pengertian pegawai negeri menurut undang-undang pokok
kepegawaian No.43 tahun 1999 tentang perubahan undang-undang No.8
tahun 1947 tentang pokok-pokok kepegawaian yaitu:

1. Pegawai negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan


abdi masyarakat yang dengan kesetiaan dan ketaatan kepada
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, negara dan
pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan
pembangunan.
2. Pegawai negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam sesuatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya
yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-
undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pegawai negeri terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia. Karena dalam penulisan ini hanya dibatasi pada Pegawai
Negeri Sipil, maka selanjutnya hanya dijelaskan mengenai perincian
Pegawai Negeri Sipil. Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yang menjelaskan Pegawai
Negeri terdiri dari:

1. Pegawai Negeri Sipil


2. Anggota Tentara Nasional Indonesia
3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Pegawai Negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan


abdi masyarakat yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada

6
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah
menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan.

Sehubungan dengan kedudukan Pegawai Negeri maka baginya


dibebankan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanankan dan sudah
tentu di samping kewajiban baginya juga diberikan apa-apa saja yang
menjadi hak yang didapat oleh seorang pegawai negeri. Pada pasal 4
Undang-Undang No. 43 tahun 1999 Tentang Perubahan Atas
UndangUndang No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
setiap pegwai negeri wajib setia dan taat kepada Pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintahan. Pada umumnya yang
dimaksud dengan kesetiaan dan ketaatan adalah suatu tekad dan
kesanggupan dari seorang pegawai negeri untuk melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab.

Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, abdi masyarakat


wajib setia dan taat kepada Pancasila, sebagai falsafah dan ideologi
negara, kepada Undang-Undang 1945, kepada Negara dan
Pemerintahan. Biasanya kesetiaan dan ketaatan akan timbul dari
pengetahuan dan pemahaman yang mendalam, oleh sebab itulah seorang
Pegawai Negeri Sipil wajib mempelajari dan memahami secara mendalam
tentang Pancasila, Undang-Undang 1945, Hukum Negara dan Politik
Pemerintahan.

Sejalan dengan itu pegawai negeri sipil berkewajiban memberikan


contoh yang baik dalam mentaati dan melaksanakan segala peraturan
dari perundang-undangan yang berlaku. Di dalam melaksanakan
peraturan perundang-unadngan, pada umumnya kepada pegawai negeri
tugas kedinasan untuk melaksanakan dengan baik. Pada pokoknya
pemberian tugas kedinasan itu adalah merupakan kepercayaan dari
atasan yang berwenang dengan harapan bahwa nantinya tugas itu akan

7
dilakasanakan dengan sebaik-baiknya. Maka pegawai negeri sipil dituntut
penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab dalam melakukan
tugas kedinasan.

B. Prinsip Dasar Disiplin Pegawai berdasarkan PP No. 94 Tahun 2021

Yang bertanggungjawab terhadap pembinaan dan penegakan


disiplin PNS adalah Atasan Langsung dari masing-masing pegawai.
Pelanggaran disiplin bukan delik aduan. Oleh karena itu, setiap atasan
langsung mengetahui/mendapat informasi tentang dugaan pelanggaran
disiplin yang dilakukan bawahannya, maka atasan langsung tersebut wajib
menindaklanjuti / melakukan pemanggilan untuk diperiksa.

Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban


dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Sedangkan Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan,
atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar
larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja.

Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan oleh pejabat yang


berwenang menghukum kepada PNS karena melanggar peraturan disiplin
PNS.

Hukuman disiplin dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Hukuman Disiplin Ringan

a. Teguran Lisan
b. Teguran Tertulis
c. Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis

2. Hukuman Disiplin Sedang

a. Pemotongan Tukin Sebesar 25% Selama 6 bulan

8
b. Pemotongan Tukin Sebesar 25% Selama 9 bulan
c. Pemotongan Tukin Sebesar 25% Selama 12 bulan

3. Hukuman Disiplin Berat

a. Penurunan Jabatan Setingkat Lebih Rendah Selama 12 Bulan


b. Pembebasan dari Jabatan Menjadi Pelaksana Selama 12 Bulan
c. Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri

C. Proses Penegakan Disiplin PNS

 Pemeriksaan dilakukan secara tertutup langsung maupun virtual.


 Atasan langsung yang tidak melakukan pemanggilan dan
pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukan Pelanggaran
disiplin, dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari PNS ybs
 Pelanggaran disiplin dengan ancaman hukuman disiplin berat wajib
diperiksa oleh Tim Pemeriksa
 Hasil pemeriksaan unsur pengawas dan/atau unit yang mempunyai
tugas pengawasan dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan
dan/atau melengkapi pertimbangan dalam menjatuhkan hukuman
disiplin

Untuk pelanggaran disiplin sedang, dapat dibentuk Tim Pemeriksa.


Sedangkan pelanggaran disiplin berat, Wajib dibentuk tim pemeriksa.
Adapun hal-hal terkait Tim Pemeriksa adalah sebagai berikut:

1. Tim Pemeriksa bersifat Adhoc


2. Terdiri dari unsur atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur
kepegawaian
3. Terdiri atas 1 ketua merangkap anggota, 1 Sekretaris merangkap
anggota, paling kurang 1 anggota
4. harus memiliki pangkat atau memangku jabatan setara atau lebih
tinggi dari PNS yang diperiksa

9
5. Dapat meminta keterangan pihak lain yang terkait

Adapun penjatuhan hukuman disiplin oleh Pejabat yang Berwenang (PyB)


Menghukum adalah sebagai berikut:

1. PyB Menghukum wajib menjatuhkan Hukuman Disiplin kepada


PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin
2. PyB Menghukum yang tidak menjatuhkan Hukuman Disiplin,
pejabat tersebut dijatuhi Hukuman Disiplin oleh atasannya berupa
jenis Hukuman Disiplin yang lebih berat
3. Selain menjatuhkan Hukuman Disiplin kepada PyB Menghukum,
atasan dari pejabat tersebut juga menjatuhkan Hukuman Disiplin
terhadap PNS yang melakukan Pelanggaran Disiplin
4. Penjatuhan Hukuman Disiplin kepada PyB Menghukum dilakukan
secara berjenjang melalui proses pemeriksaan

Adapun Pemberlakukan dan Dokumentasinya adalah sebagai berikut:

1. Penjatuhan Hukuman Disiplin kepada PyB Menghukum dilakukan


secara berjenjang melalui proses pemeriksaan
2. Keputusan Hukuman disiplin yang diajukan upaya administratif
berlaku sesuai dengan keputusan upaya administratifnya
3. Pendokumentasian Keputusan Hukuman Disiplin termasuk
dokumen pemeriksaan diunggah ke dalam system yang terintegrasi
dengan sistem informasi ASN

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sikap dan perilaku seorang PNS dapat dijadikan panutan atau


keteladanan bagi PNS di lingkungannya dan masyarakat pada umumnya.
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari mereka harus mampu
mengendalikan diri sehingga irama dan suasana kerja berjalan harmonis.
Namun kenyataan yang berkembang sekarang justru jauh dari kata
sempurna. Masih banyak PNS yang melakukan pelanggaran disiplin
dengan berbagai cara.            

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan


Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil. Dalam Peraturan Disiplin PNS tersebut diatur
ketentuanketentuan mengenai Kewajiban, Larangan, Hukuman disiplin,
Pejabat yang berwenang menghukum, Penjatuhan hukuman disiplin,
Keberatan atas hukuman disiplin,dan Berlakunya keputusan hukuman
disiplin.

11
DAFTAR PUSTAKA
Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Bandung:
Pradnya Paramita. Situmorang, Victor M.  dan Jusuf Juhir. 1994. Aspek
Hukum Pengawasan Melekat di Lingkungan Aparatur Pemerintah.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Memahami
Good Governance Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Penerbit Gaya Media. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan
Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Unaradjan, Dolet. 2003. Manajemen
Disiplin. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Wicaksono,
Kristian Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu

12

Anda mungkin juga menyukai