Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI NEGARA

BERKAITAN DENGAN PERMASALAHAN BIROKRASI DI


INDONESIA / PEMERINTAH DAERAH :

“KEDISIPLINAN PEGAWAI NEGERI SIPIL”

 DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

 AHMAD RIZANI 041258106


 AMELIA 041252936
 LISA ARIANTI 041251934
 MAHRITA RAHMAYANTI 041252026
 NURSALEHAH 041252302
 REZKY DWI BINTANG 041252294
 SEPTIA NORMAYANI 041251998
 SRI WAHYUNI 041258177

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kedisiplinan
pegawai negeri sipil dan manfaatnya untuk pembaca.

Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam membuat makalah ini. Terutama kepada tutor pengampu
Bapak Kukok Satrianto S.Sos, M.AP

    Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Kedisiplinan ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. 3
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5

BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pengertian Disiplin............................................................................. 6
B. Jenis – Jenis Disiplin.......................................................................... 6
C. Faktor – Faktor Disiplin...................................................................... 7
D. Macam – Macam Disiplin................................................................... 8
E. Tujuan Disiplin.................................................................................... 9
F. Indikator Disiplin................................................................................. 9

BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil................................................. 11
B. Dasar Hukum Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil...................................... 11
C. Maksud Dan Tujuan Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil........................... 12
D. Aspek Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil ............................. 12
E. Hukuman Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil............................................. 16

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan Saran..................................................................................... 18
Dan Kritik...................................................................................................... 18

3
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Permasalahan mengenai Disiplin Pegawai Negeri Sipil ini sudah sangat sering
diperbincangkan baik itu oleh media massa maupun oleh para aktivis. Hal ini karena
Pegawai Negeri Sipil memang seorang abdi Negara yang harus memberikan pelayanan
dengan baik kepada masyarakat. Seringkali media massa mempertontonkan ulah para
Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran seperti berada diluar kantor pada saat
jam kerja, kualitas pelayanan yang kurang memuaskan dan banyak lagi.

      Permasalahan lain terkait Pegawai Negeri Sipil diantaranya adalah besarnya jumlah
PNS dan tingkat pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun, rendahnya kualitas dan
ketidaksesuaian kompetensi yang dimiliki, kesalahan penempatan dan ketidakjelasan jalur
karier yang dapat ditempuh.
      Sebuah ilustrasi tentang birokrasi menyatakan bahwa mereka Pegawai Negeri Sipil kerja
santai, pulang cepat dan mempersulit urusan serta identik dengan sebuah adagium
“mengapa harus dipermudah apabila dapat dipersulit.” Gambaran umum tersebut sudah
sedemikian melekatnya dalam benak publik di Indonesia sehingga banyak kalangan yang
berasumsi bahwa perbedaan antara dunia preman dengan birokrasi hanya terletak pada
pakaian dinas saja. Begitu parahkah pandangan masyarakat mengenai Pegawai Negeri
Sipil?
      Salah satu indikasi rendahnya kualitas PNS adalah adanya pelanggaran disiplin yang
banyak dilakukan oleh PNS. Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil
tersebut, sebenarnya Pemerintah Indonesia telah memberikan suatu regulasi dengan di
keluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.

B.     Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kedisiplinan PNS ?
2. Sebutkan dasar hukum kedisiplinan PNS !
3. AJelaskan maksud dan tujuan kedisiplinan PNS !
4. Sebutkan kewajiban dan larangan PNS !

4
5. Sebutkan hukuman kedisiplinan PNS !

C.    Tujuan Penulisan


Untuk memahami pengertian, dasar hukum, tujuan, kewajiban dan larangan, serta
hukuman kedisiplinan pegawai negeri sipil dalam melakukan pekerjaan nya yang disertai
rasa penuh tanggung jawab terhadap pekerjaan dan setiap permasalahannya.

5
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pengertian Disiplin
Menurut Nitisemito (1996:263) disiplin adalah sikap, tingkah laku dan
perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun
tidak tertulis. Sementara menurut Siswanto (2002:291) disiplin adalah suatu sikap
menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan – peraturan yang
berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya
dan tidak mengelak untuk menerima sanksi – sanksinya apabila ia melanggar
tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Menurut Abdurrahmat dalam buku Siswanto (2002:291) disiplin adalah


kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan
dan norma – norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif
manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin
karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dicapainya. Oleh karena itu,
kedisiplinan itu harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan karena tanpa
dukungan disisplin karyawan yang baik, maka sulit perusahaan untuk
mewujudkannya.

Menurut Siagian (2008:305) disiplin merupakan tindakan manajemen


untuk mendorong para anggota organisasi agar memenuhi tuntutan berbagai
ketentuan didalam manajemen. Pendisiplinan pegawai pada dsiplin kerja
merupakan bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk
pengetahuan, sikap dan prilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara
sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta
meningkatkan prestasi kerjanya. Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa disiplin merupakan tindakan manajemen untuk menjalankan
standar – standar organisasi dan kesediaan seseorang untuk mematuhi peraturan
yang berlaku dalam perusahaan.

B. Jenis – Jenis Disiplin


Dalam setiap organisasi atau instansi yang diinginkan adalah jenis disiplin
yang timbul dari diri sendiri dan atas dasar kerelaan dan kesadaran. Namun
kenyataan selalu menunjukkan bahwa disiplin itu lebih banyak disebabkan adanya

6
paksaan dari luar. Untuk tetap menjaga agar disiplin terpelihara maka perlu
melaksanakan kegiatan pendisiplinan. Adapun jenis kegiatan pendisiplinan kerja
menurut Hani Handoko (2001:208) adalah :
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para
karyawan agar mengikuti berbagai standard dan aturan , sehingga
penyelewengan – penyelewengan dapat dicegah. Tujuannya adalah untuk
mendorong disiplin diri diantara para karyawan, dengan cara ini para
karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata – mata dipaksa
manajemen. Manajemen harus bertanggung jawab dan mampu menciptakan
kondisi disiplin preventif dengan berbagai standar dari perusahaan yang
ingin dicapai, dan karyawan harus mampu memahami dan mengetahui
alasan penerapan disiplin tersebut, dengan demikian para karyawan akan
mengetahui segala peraturan dalam perusahaan yang bersangkutan.
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani
pelanggaran terhadap aturan – aturan dan mencoba untuk menghindari
pelanggaran – pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa
bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Sebagai contoh,
tindakan pendisiplinan berupa peringatan atau skors, dengan adanya
hukuman yang ditetapkan oleh perusahaan karyawan tidak akan berperilaku
yang menyimpang karena hukuman akan dikenakan pada mereka yang
melanggar. Sasaran – sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif,
bersifat mendidik dan mengkoreksi, bukan tindakan negatif yang
menjatuhkan karyawan yang berbuat salah.
3. Disiplin Progresif
Disiplin progresif merupakan suatu kebijaksanaan pemberian hukuman n yang
lebih berat terhadap pelanggaran – pelanggaran yang berualang. Tujuannya
adalah memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil
tindakan korektif sebelum hukuman – hukuman yang lebih serius
dilaksanakan. Disiplin progresif membantu karyawan untuk memperbaiki
kesalahannya dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama apalagi
kesalahan yang cukup fatal. Contoh dari tindakan disiplin progresif antara
lain yaitu teguran secara lisan oleh atasan, teguran tertulis, skorsing dari
pekerjaan selama bebrapa hari, diturunkan pangkatnya, dan bahkan hingga
dipecat.

7
C. Faktor – Faktor Disiplin
Menurut Alvin Vadilah Helmi dalam buku Siswanto (2002:295)
menyatakan bahwa ada beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi disiplin
kerja yaitu :
1. Faktor Kepribadian
Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang
dianut. Nilai – nilai yang menjunjung disiplin akan digunakan sebagai
kerangka acuan bagi penerapan disiplin tempat kerja.
2. Faktor Lingkungan
Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu
proses belajar yang terus – menerus. Proses bembelajaran agar dapat
efektif maka pemimpin yang merupakan agen pengubah perlu
memperhatikan prinsip – prinsip konsisten, adil, bersikap positif dan
terbuka.

D. Macam – Macam Disiplin


Menurut Alvin Vadilah Helmi dalam buku Siswanto (2002:294) terdapat
dua jenis disiplin yaitu :
1. Disiplin Diri Disiplin diri merupakan disiplin yang dikembangkan atau dikontrol oleh
diri sendiri, melalui disiplin diri, karyawan – karyawan merasa bertanggung jawab
dan dapat mengatur didi sendiri untuk kepentingan organisasi.
Disiplin Kelompok Disiplin kelompok akan tercapai jika disiplin diri telah tumbuh
dalam diri karyawan, artinya kelompok akan menghasilkan pekerjaan yang optimal
jika masing – masing anggota kelompok dapat memberikan andil yang sesuai
dengan hak dan tanggung jawabnya. 2.1.5 Prinsip – Prinsip Disiplin Untuk
mengkondisikan pegawai suatu organisasi atau perusahaan agar bersikap disiplin
maka terdapat beberapa prinsip pendisiplinan yaitu:
a. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi.
Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur kesalahan didepan orang
banyak agar pegawai yang bersangkutan tidak merasa malu dan sakit hati.
b. Pendisiplinan harus bersifat membangun.
Selain menunjukkan kesalahan yang telah dilakukan pegawai, haruslah
diikuti dengan petunjuk cara pemecahannya sehingga para pegawai tidak
merasa bingung dalam menghadapi kesalahan yang telah dilakukan.
c. Pendisiplinan dilakukan secara langsung dan segera.
Suatu tindakan yang dilakukan dengan segera terbukti bahwa pegawai
telah melakukan kesalahan sehingga pegawai dapat mengubah sikapnya

8
secepat mungkin.
d. Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan.
Dalam tindakan pendisiplinan dilakukan secara adil tanpa pilih kasih, siapapun yang
telah melakukan kesalahan harus mendapatkan tindakan pendisiplinan secara adil
tanpa membeda – bedakan.
e. Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisiplinan sewaktu pegawai absen.
Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan pegawai yang bersangkutan secara
pribadi agar dia tahu telah melakukan kesalahan.
f. Setelah pendisiplinan hendaknya wajar kembali.
Sikap wajar hendaklah dilakukan pimpinan terhadap pegawai yang telah
melakukan kesalahan tersebut, sehingga proses kerja dapat berjalan lancar kembali
dan tidak kaku dalam bersikap (Heidjrahman dan Husnan 1993:241).

E. Tujuan Disiplin
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah
demi kelangsungan perusahaan agar berjalan dengan lancar sesuai dengan motif
perusahaan (Siswanto, 2002:296). Sedangkan secara khusus tujuan disiplin
terhadap karyawan yaitu :
1. Agar para karyawan/tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan
ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik
tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajer.
2. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik – baiknya serta mampu memberikan
pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan
perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa
perusahaan dengan sebaik – baiknya.
4. Dapat bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma – norma yang berlaku pada
perusahaan
5. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan
perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

F. Indikator Disiplin
Adapun indikator yang mempengaruhi tingkat disiplin kerja karyawan
pada suatu organisasi (Hasibuan, 2013:194) adalah sebagai berikut :
1. Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan
yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang

9
bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan
kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar
dapat bekerja sungguh – sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.
2. Teladan Pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena
pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus
memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil,serta sesuai kata perbuatan.
Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Jika
teladan pimpinan kurang baik, maka para bawahan pun akan kurang disiplin.
3. Balas Jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan
karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap
perusahaan/pekerjanya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan,
kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.
4. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat
manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan
manusia yang lainnya.
5. Waskat.
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan
harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi
kerja bawahannya.
6. Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan.
Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut
melanggar peraturan – peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku disiplin karyawan
akan berkurang.
7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan
karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk
menghukum setiap karyawan yang melakukan kesalahan. Dengan demikian,
pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.
8. Hubungan Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan
kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan – hubungan baik bersifat

10
vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group
relationship, dan cross relationship hendaknya harmonis.
BAB III
PEMBAHASAN

A.    Definisi Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil

Menurut Siagian (2003 : 305), bahwa: “Pendisplinan pegawai merupakan suatu


bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan
perlaku karyawan sehingga pada karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja
secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.”

B.     Dasar Hukum Disiplin Pegawai Negeri Sipil


  Adapun yang menjadi dasar-dasar hukum pelaksanaan disiplin Pegawai Negeri Sipil
adalah sebagi berikut :
a.         Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaga
Negara Tahun 1974 No 8, Tambahan Lembaran Negara No 3041).
b.         Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1974, tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai
Negeri dalam Usaha Swasta (Lembaran Negara Nomor 8 Tahun 1974, tambahan Lembaran
Negara Nomor 3201).
c.         Keputusan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 02 Tahun 1999
tentang Ketentuan Pelaksanaan Pegawai Negeri Sipil yang menjadi Anggota Partai Politik.
d.        Keputusan Presiden Nomor 67 Tahun 1980 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian.
e.         Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor 23/SE/1980, tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Selain beberapa peraturan atau perangkat kebijaksanaan tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil tersebut di atas, masih ada peraturan perundang-undangan lain yang mengatur
tentang kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil, peraturan tersebut adalah :
a.         Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil.
b.         Peraruran Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil.

11
c.         Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1974 tentang beberapa Pembatasan Kegiatan
Pegawai Negeri Sipil dalam Rangka Pendayagunaan Aparatur Negara dan Kesederhanaan
Hidup.
d.        Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
1990 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil.
C.    Maksud Dan Tujuan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

1.      Maksud
Untuk mewujudkan PNS yang handal, professional dan bermoral sebagai
penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik
(good governance), maka PNS sebagai unsur Aparatur Negara di tuntut untuk setia dan taat
pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan pemerintah serta bersikap disiplin, jujur, adil, transparan
dan akuntabel dalam melaksanakan tugas.

2.      Tujuan
   Untuk lebih terjaminnya ketertiban dan kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
PNS
   Mendorong peningkatan kinerja dan perubahan sikap dan perilaku PNS
   Meningkatkan kedisiplinan PNS
   Meningkatkan tanggung jawab PNS
   Mempercepat proses perubahan kearah peningkatan profesionalisme dalam bekerja

D.    Aspek Kewajiban Dan Larangan Pegawai Negeri Sipil

1.      Kewajiban

Setiap PNS wajib :

a.       Mengucapkan sumpah/janji PNS;

b.      Mengucapkan sumpah/janji jabatan;

c.       Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan pemerintah.

d.      Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

12
e.      Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;

f.        Menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah dan martabat


PNS;

g.       Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri,


seseorang dan/atau golongan;

h.      Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut


perintah harus dirahasiakan;

i.         Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk


kepentingan negara

j.        Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui


ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keaman, keuangan dan materil;

k.       Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;

l.         Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

m.    Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan


sebaik-baiknya;

n.      Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;

o.      Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

p.      Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan


karir; dan

q.      Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang


berwenang

2.      Larangan

Setiap PNS dilarang :

13
a.    Menyalahgunakan wewenang;

b.    Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau


orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;

c.     Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional;

d.    Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing;

e.    Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, meyewakan, atau


meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen
atau surat berharga milik Negara secara tidak sah;

f.     Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,


atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan negara;

g.    Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun


baik secara langsung atau tidak langsung dengan dalih apapun untuk
diangkat dalam jabatan;

h.    Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;

i.      Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;

j.      Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

k.    Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;

l.      Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan


Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara :

1.       Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;

14
2.       Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
atau atribut PNS;

3.       Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;


dan/atau

4.       Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.

m.  Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan


cara :

1.       Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau


merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau

2.       Mengadakan kegiatan mengarah kepada keberpihakan terhadap


pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,
atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat.

n.    Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat


Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto copi Kartu Tanda Penduduk atau
Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan;
dan

o.    Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala


Daerah dengan cara :

1.       Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala


Daerah/Wakil Kepala Daerah;

2.       Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan


kampanye;

3.       Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau


merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau

4.       Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan


terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama,

15
dan sesudah masa kampanye meliputi meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan
unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

5.   Menjadi anggota dan/atau pengurus Partai Politik.

E.     Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil


1.      Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari :
a.       Teguran lisan.
      Hukuman disiplin yang berupa teguran lisan dinyatakan dan disampaikan secara lisan
oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan
pelanggaran disiplin. Apabila seorang atasan menegur bawahannya tetapi tidak dinyatakan
secara tegas sebagai hukuman disiplin, bukan hukuman disiplin
b.      Teguran tertulis.
      Hukuman disiplin yang berupa teguran tertulis dinyatakan dan disampaikan secara
tertulis oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran disiplin.
c.       Pernyataan tidak puas secara tertulis.
      Hukuman disiplin yang berupa pernyataan tidak puas dinyatakan dan disampaikan
secara tertulis oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran disiplin.

2.      Jenis hukuman sedang terdiri dari :

a.       Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun.
      Hukuman disiplin yang berupa penundaan kenaikan gaji berkala, ditetapkan untuk masa
sekurang-kurangnya tiga bulan dan untuk paling lama satu tahun. Masa penundaan
kenaikan gaji berkala tersebut dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala berikutnya.
b.      Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun.
      Hukuman disiplin yang berupa penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala,
ditetapkan untuk masa sekurangkurangnya tiga bulan dan untuk paling lama satu tahun.
Setelah masa menjalani hukuman disiplin tersebut selesai, maka gaji pokok Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan langsung kembali pada gaji pokok semula. Masa penurunan gaji
tersebut dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala berikutnya. Apabila dalam masa
menjalani hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan memenuhi syarat-

16
syarat untuk kenaikan gaji berkala, maka kenaikan gaji berkala tersebut baru diberikan
terhitung mulai bulan berikutnya dari saat berakhirnya masa menjalani hukuman disiplin.
c.       Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama satu tahun.
      Hukuman disiplin yang berupa penundaan kenaikan pangkat ditetapkan untuk masa
sekurang-kurangnya enam bulan dan untuk paling lama satu tahun, terhitung mulai tanggal
kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dapat dipertimbangkan.

3.      Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari :


a.       Penurunan pangkat pada pangkat setingkat lebih rendah untuk paling lama satu tahun.
      Hukuman disiplin yang berupa penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih
rendah, ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan, dan untuk paling lama
satu tahun. Setelah masa menjalani hukuman disiplin penurunan pangkat selesai, maka
pangkat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dengan sendirinya kembali pada pangkat
yang semula.
      Masa dalam pangkat terakhir sebelum dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan
pangkat, dihitung sebagai masa kerja untuk kenaikan pangkat berikutnya. Kenaikan pangkat
berikutnya Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan pangkat,
baru dapat dipertimbangkan setelah Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan sekurang-
kurangnya satu tahun dikembalikan pada pangkat semula.
b.      Pembebasan dari jabatan.
      Hukuman disiplin yang berupa pembebasan dari jabatan adalah pembebasan dari
jabatan organik. Pembebasan dari jabatan berarti pula pencabutan segala wewenang yang
melekat pada jabatan itu. Selama pembebasan dari jabatan, Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan menerima penghasilan penuh kecuali tunjangan jabatan.
c.       Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri
Sipil.
      Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil, apabila memenuhi
syarat masa kerja dan usia pensiun menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang bersangkutan diberikan hak pensiun.

d.      Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.


      Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian tidak dengan hormat
maka kepada PNS tersebut tidak diberikan hak-hak pensiunnya meskipun memenuhi syarat-
syarat masa kerja usia pensiun.

17
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa disiplin terhadap pegawai negeri sipil itu
sangat penting karena agar terciptanya pegawai yang memiliki kemampuan kerja yang baik
dengan disiplin dalam berbagai hal seperti dalam melakukan pekerjaan , datang tepat
waktu , disiplin dalam bertanggung jawab dalam segala hal .
Masing masing PNS memiliki ketentuan dasar hukum yang sama karena diatur oleh
organisasi pemerintah , terkecuali seseorang yang bekerja pada perusahaan swasta . oleh
karena itu PNS harus menuruti semua ketentuan yang ada dalam peraturan pemerintah .

B.     Saran Dan Kritik


Saran dan kritik anda sangat diperlukan dalam pembuatan makalah ini , semoga dengan
adanya makalah ini , kita semua dapat mengambil ilmu pengetahuan dari makalah ini , dan
semoga dengan ada nya makalah ini sistem perpajakan di Indonesia dapat berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan harapan .

18
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62557/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=9D44E3DCF3B3ABE58405794EFA3384D6?sequence=4

http://doditaku.blogspot.com/2014/02/pengertian-disiplin_15.html

http://pustakabakul.blogspot.com/2012/06/dasar-hukum-pelaksananan-disiplin.html

http://tugaskuliah0601.blogspot.com/2016/10/makalah-displin-pns-pegawai-negri-sipil.html

19

Anda mungkin juga menyukai