Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI

DISUSUN OLEH:
NIZHAM TSAUBAN FUDHAIL
19 206
D/23

i
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ v
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Umum ...................................................................................................... 1
B. Dasar ....................................................................................................... 1
II. MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................... 2
A. Maksud .................................................................................................... 2
B. Tujuan ..................................................................................................... 2
III. POKOK BAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Penggunaan Sumber Daya Manusia.................................... 2
B. Penempatan Lulusan Pendidikan Inspektur Polisi ................................. 3
1. Lulusan AKPOL ................................................................................ 3
2. Lulusan SIPSS ................................................................................. 3
3. Lulusan SETUKPA ........................................................................... 4
C. Pembinaan Karier Perwira ...................................................................... 4
D. Pola Dasar Pembinaan Karir Perwira Polri ............................................. 5
1. Periode Pengembangan Profesional Kepolisian (Pama) ................. 5
2. Periode Pengembangan Manajerial Kepolisian (Pamen)................. 5
3. Periode Politis Strategis (Pati) .......................................................... 5
E. Kepangkatan ........................................................................................... 6
F. Macam-macam Kepangkatan ................................................................. 6
G. Macam-macam Kenaikan Pangkat ......................................................... 9
H. Kala Waktu Kenaikan Pangkat ............................................................... 10
I. Prinsip Administrasi Kenaikan Pangkat .................................................. 11
J. Golongan Kepangkatan .......................................................................... 11
K. Dasar-dasar Kenaikan Pangkat .............................................................. 12
L. Tataran Kenaikan Pangkat ..................................................................... 14
M. Tata Cara Penilaian Kinerja dengan Sistem Manajemen Kinerja .......... 15
N. Pelaksanaan Penilaian ........................................................................... 15
O. Masa Dinas dan Masa Dinas Surut ........................................................ 18
IV. PENUTUP ..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA

ii
PENDAHULUAN
A. Umum
Kepolisian Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri
merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. (Perkap No. 2 Tahun 2018)
Peran tersebut di atas diharapkan dapat berjalan sebagaimana
mestinya sehingga apa yang menjadi tujuan Polri dapat tewujud dengan baik.
Adapun tujuan Polri tersebut adalah untuk mewujudkan keamanan dalam
negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat,
tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketenteraman
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Tujuan Polri bukanlah sesuatu yang mudah untuk diwujudkan karena
itu, diperlukan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualifikasi dan
berintegritas dalam menjalankan tugas yang diamanatkan negara
sebagaimana tertuang di dalam Pasal 13 tentang tugas pokok dan Pasal 14
tentang tugas-tugas lainnya. Untuk itu, sistem pembinaan SDM Polri harus
dilakukan dengan sebaik-baiknya pada semua siklus sumber daya manusia
mulai dari penerimaan, pendidikan, pengunaan, perawatan, dan pengakhiran.

B. Dasar
Tulisan ini akan mendasari beberapa peraturan perundangan yang
mengatur Polri khususnya terkait dengan penggunaan. Adapun peraturan
perundangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2018 tentang Penilaian Kinerja Anggota Polri dengan Sistem Manajemen
Kinerja
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
4. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2016 tentang Sistem Pembinaan Karir Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

I. MAKSUD DAN TUJUAN


A. Maksud
Tulisan ini dimaksudkan sebagai salah satu bentuk akuntabilitas kinerja
Taruna Akpol terkait penyelesaian tugas resume pembinaan SDM yang
diberikan oleh dosen pembinaan SDM Polri.
B. Tujuan
Memberikan gambaran secara komprehensif kepada pembaca tentang
dasar pembinaan SDM khususnya siklus penggunaan yang berlaku di Polri,

1
sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam
pengambilan kebijakan selanjutnya.

II. POKOK BAHASAN


BAB1
A. Pengertian Pembinaan Sumber Daya Manusia
Adalah suatu usaha dan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan
anggota polri secara kuantitas dan kualitas, yang dapat menentukan
keberhasilan polri dalam melaksanakan tugas pokok dan tugas lainnya melalui;
penyediaan (rekruitmen), pendidikan, penggunaan, perawatan, dan pemisahan
polri (kirdin) .

B. Tujuan Pembinaan Sumber Daya Manusia


Bertujuan menyiapkan anggota polri yang sanggup secar optimal
mengemban setiap tugas yang dibebankan kepadanya, terutama sebagai alat
Negara penegak hukum serta inti Pembina kamtibmas dengan pendekatan
polmas dengan tetap mengedepankan penghormatan dan perlindungan terhadap
Hak Asasi Manusia (HAM), antara lain:
a. FRIENDLY, INFORMED, RESPONSIVE, SERVICE ORIENTED,
TRUSTWORTHY
b. terpenuhinya kebutuhan/kelengkapan SDM polri secara proporsional
sesuai beban kerja anggota
c. terciptanya system pengelolaan SDM Polri yang mendukung pembentukan
polisi sipil
d. peningkatan dan pembaharuan pengetahuan serta keterampilan SDM
Polri
e. internaisasi budaya baru dalam organisasi Polri
f. peningkatan kesejahteraan anggota Polri

C. Fungsi Perencanaan Pembinaan Polri


a. mendorong organisasi dalam menentukan rencana dan tujuan organisasi
yang akan dicapai
b. mendorong organisasi untuk mengkaji pementapan: organisasi, struktur,
pengawasan, dan lain-lain
c. mendorong organisasi untuk mengkaji penggunaan SDM, apakah berjalan
secara efektif dan efisien?

2
d. mendorong organisasi untuk mengkaji kebijakan dan pelaksanaan yang
terkait dengan penyediaan, seleksi, pendidikan, latihan, penempatan,
pengembangan karir, dan lain-lain
e. memacu semua pimpinan untuk mampu mengembangkan motivasi dan
dedikasi SDM dibawahnya

D. Sasaran Pembinaan Sumber Daya Manusia


a. Terwujudnya kemantapan mental kejuangan, disipin anggota dan
kepribadian yang utuh sebagai anggota polri
b. Terwujudnya ketertiban dan keseimbangan organisasi.
c. Tercapainya profesionalisme anggota Polri

E. Asas-Asas Pembinaan Sumber Daya Manusia


Pembinaan sumber daya manusia Polri menganut asas-asas:
a. Ambeg Parama Arta, yaitu mendahulukan yang perlu didahulukan demi
tercapainya daya guna dan hasil guna yang ditentukan untuk jangka waktu
tertentu.
b. Efisiensi, yaitu dalam melaksanakan segala kegiatan tidak dilaksanakan
dengan pemborosan, artinya tujuan bisa tercapai dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada.
c. Belaka, yaitu melaksanakan segala kebijaksanaan secara terbuka
sehingga diketahui dan dipahami oleh semua pihak sesuai dengan data
keadaan yang nyata.
d. Waskita, yaitu melihat jauh kedepan, sehingga dapat membuat
perencanaan dan perkiraan yang tepat dan memadai.
e. Terpadu, yaitu memandang dan memecahkan setiap masalah secara
terpadu.
f. Mumpuni, yaitu mempunyai kemampuan menjawab berbagai masalah
manusia yang timbul dengan memperhatikan organisasi maupun
perorangan.
g. Adil, yaitu menjamin setiap anggota Polri memperoleh kesempatan yang
sama untuk maju dalam kariernya berdasarkan peraturan yang berlaku

F. Pola Dasar Pembinaan SDM Polri


Penjabaran pembinaan sumber daya manusia melalui siklus / daur sebagai
berikut :
a. Penyediaan anggota Polri adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan
secara terencana, terarah dan berlanjut untuk memperoleh dan
mempersiapkan prajurit karir guna mengisi kebutuhan tugas dan organisasi
yang diperlukan pada suatu periode tertentu.
b. Pendidikan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan secara
terencana, terarah dan berlanjut untuk membentuk dan mengembangkan
kualitas calon anggota Polri yang berjiwa Pancasila dan Tribrata serta
memiliki kemampuan profesional.
c. Penggunaan anggota Polri adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan
secara terencana, terarah dan berlanjut dalam pendayagunaan setiap
3
anggota secara optimal dalam penugasan jabatan (struktural, fungsional) dan
penugasan lain serta memberikan kemungkinan pengembangan karier
seluas-luasnya dalam pelaksanaan tugas.
d. Perawatan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan secara
terencana, terarah dan berlanjut untuk memberikan perawatan kedinasan
guna menciptakan kehidupan rohani dan jasmani yang sehat bagi setiap
anggota Polri dan keluarganya, perawatan purna dinas sebagai penghargaan
dari negara dan jaminan bagi kelangsungan kehidupan diri dan keluarganya
sehingga dapat diperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal.
e. Pemisahan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan secara
terencana, terarah dan berlanjut untuk menjaga kualitas anggota agar tugas
pokok polri selalu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pemisahan
pada dasarnya merupakan pengakhiran dinas keprajuritan dan pemberian
perawatan purna dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku

BAB 2
1. Pengertian Penyediaan Sumber Daya Manusia
Pengertian penyediaan adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk proses
seseorang warga negara menjadi anggota Polri sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dan meliputi pengumuman, pendaftaran, pemeriksaan, pendidikan
pertama dan pengangkatan menjadi anggota polri.

2. Visi Sistem Penyediaan (Rekruitmen) SDM Polri


Terwujudnya postur Polri yang profesional, bermoral, dan modern sebagai
pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang terpercaya dalam
memelihara Kamtibmas menegakkan hukum.
a. Profesional = memiliki pengetahuan (knowledge) dan keahlian untuk
melaksanakan tugas pokok Polri sesuai harapan masyarakat.
b. Bermoral = memiliki mental (attitude) yang dilandasi nilai dan norma-
norma yang tercermin dalam perilaku.
c. Modern = memiliki keterampilan (skill) untuk mengoperasionalkan t
eknologi modern guna menunjang pelaksanaan tugas pokok.

3. Prinsip Penyediaan SDM Polri


a. Bersih yaitu, tidak adanya celah sama sekali bagi panitia, pejabat, calon,
dan keluarga calon untuk KKN.
b. Transparan yaitu, seluruh tahapan seleksi dilaksanakan secara terbuka
dengan membuka diri terhadap pengawasan internal dan eksternal.
c. Akuntabel yaitu, seluruh pelaksanaan dan hasil rekruitmen serta seleksi
dapat dipertanggung jawabkan secara vertikal maupun horizontal.
d. Humanis yaitu, memperlakukan calon siswa sebagai warga negara yang
perlu dilayani dengan baik & penuh kasih sayang selama mengikuti
seleksi.

4. Macam suku anggota Polri :


4
a. Anggota Polri/Prajurit Karir (PK) adalah anggota polri sukarela yang
menjalani dinas di Kepolisian secara purna waktu berdasarkan Ikatan Dinas
untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 5 tahun yang dapat diperpanjang dan
sebagai kader dalam arti yang seluas-luasnya.
b. Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) adalah anggota polri sukarela
yang menjalani dinas di kepolisian secara purna waktu berdasarkan Ikatan Dinas
untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 5 tahun dan Hselama-lamanya 10 tahun
yang tidak dapat diperpanjang.

5. Sumber Anggota Polri


Sumber anggota Polri terdiri dari; sumber perwira (Pa), sumber bintara/ brigadir
(Brig), sumber tamtama/bhayangkara (Ta).
a. Sumber Perwira (Pa) :
1) Lulusan Akademi Kepolisian Republik Indonesia (AKPOL).
2) Pendidikan Perwira Sumber Sarjana (PPSS).
3) Lulusan pendidikan Perwira sumber dari prajurit karier, dan alih golongan
dari brigadir ke perwira.
4) Brigadir yang memperoleh kenaikan pangkat luar biasa (KPLB).
5) Mantan anggota Polri Golongan Perwira.

b. Sumber Brigadir (Brig) :


1) Lulusan pendidikan brigadir bersumber dari masyarakat umum dan
anggota Polri serta SAG dari tamtama menjadi brigadir.
2) Taruna Akpol yang tidak berhasil menyelesaikan pendidikan karena
alasan akademis.
3) Tamtama yang memperoleh KPLB menjadi brigadir.
4) Mantan anggota Polri golongan brigadir.

c. Sumber Tamtama/bhayangkara (Ta) :


Lulusan pendidikan Tamtama bersumber dari masyarakat umum
BAB3
1. Pengertian Pendidikan Umum dan Polri
Pengertian pendidikan sumber daya manusia dapat ditinjau dari dua sisi;
pendidikan umum dan pendidikan Polri.
a. Pendidikan umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
b. Pendidikan Kepolisian adalah suatu proses pembelajaran, pelatihan dan
pengasuhan untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik Kepolisian Negara Republik Indonesia,
menjadi pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat serta sebagai penegak
hukum yang mahir, terpuji dan patuh hukum.

2. Filosofi Pendidikan Polri

5
Filosofi pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah; mahir, terpuji
dan patuh hukum.
a. Mahir yaitu hasil didik yang memiliki penguasaan koqnitif, afektif dan dan
psikomotorik secara integrative dalam rangka pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Polri;.
b. Terpuji yaitu hasil didik yang memiliki etika moral yang terpuji yang
tercermin dalam perilaku didasari ketaqwaan, kesusilaan, hati nurani,
integritas, kejujuran dan penghayatannilai-nilai Pancasila, Tribrata dan
Catur Prasetya;
c. Patuh Hukum yaitu hasil didik yang memiliki pengetahuan, pemahaman
dan penghayatan serta mampu melaksanakan ketentuan hukumyang
berlaku dengan penuh keikhlasan serta mampu memberikan keteladanan
kepatuhan hukum dan senantiasa memiliki kesadaran tinggi untuk tidak
melakukan pelanggaran hokum; dan
d. Unggul yaitu hasil didik yang memiliki pengetahuan , ketrampilan dan
sikap lebih baik dari yang lain.
3. Dasar Pendidikan Polri
Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia mengacu pada sistem
pendidikan nasional dan berdasarkan Pancasila, UUD 45, serta filosofi
pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

4. Fungsi Pendidikan Polri


Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia berfungsi memberikan,
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk
membentuk jati diri Kepolisian Negara Republik Indonesia yang beradab,
bermartabat, patuh hukum dan menjunjung tinggi HAM.

5. Tujuan Pendidikan Polri


a. Membentuk dan mengembangkan hasil didik Kepolisian Negara Republik
Indonesia agar memiliki pengetahuan/ tanggap sesuai dengan jenis serta
jenjang pendidikannya sehingga mewujudkan profesionalisme dalam
bertugas.
b. Membentuk dan mengembangkan hasil didik yang bermoral/tanggon
dalam melaksanakan etika profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia,
patuh hukum serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.
c. Membentuk dan mengembangkan fisik peserta didik agar terampil dan
cekatan dalam memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
terhadap masyarakat.

6. Jalur Pendidikan Polri


Jalur pendidikan dalam Dik Polri meliputi; jalur pendidikan formal, dan non formal.
a. Jalur Pendidikan Formal
Adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan, pembentukan dan pengembangan yang diselenggarakan melalui
studi dan instruksi yang diorganisasikan (kurikulum, metode, tenaga pendidik)
yang direncanakan secara berlanjut, pelaksanaannya oleh Lemdikpol
dikendalikan secara terpusat, antara lain;
6
1) Pendidikan pembentukan, adalah pendidikan bagi warga negara Indonesia
untuk diangkat menjadi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui
jenjang Brigadir dan Inspektur.
2) Pendidikan pengembangan umum (DikBangUm), adalah pendidikan
lanjutan setelah pendidikan pembentukan untuk mengembangkan/ meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan manajerial serta kepemimpinan sesuai jenjang
pendidikan (STIK, SESPIMMA, SESPIMMEN, dan SESPIMTI)
3) Pendidikan pengembangan spesialisasi (DikBangSpes) adalah pendidikan
lanjutan untuk mengembangkan / meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
profesi fungsi kepolisian sesuai dengan tingkat kemampuan keahlian khusus
meliputi pendidikan;
a) Pendidikan Kejuruan
b) Pendidikan Jabatan
c) Pendidikan Keahlian (khusus PA Ops)
d) Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi/ Pendidikan yang bersifat
pengembangan IPTEK/ Sains.

b. Jalur Pendidikan non Formal


Adalah pendidikan yang diselenggarakan diluar ketentuan formal dilaksanakan
secara terstruktur/tidak terstruktur sesuai kebutuhan dalam bentuk;
1) Pelatihan dan kursus yang diselenggarakan dilingkungan Polri, dan
2) Penugasan pendidikan diluar lingkungan Polri, seperti; penataran,
penyuluhan, dan penyegaran.

7. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia terdiri dari :
a. Pendidikan Pembentukan.
b. Pendidikan Pengembangan
1) Pengembangan Umum
2) Pengembangan Spesialis

8. Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan pendidikan
kedinasan yang meliputi :
a. Pendidikan Akademik yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada
penguasaan ilmu pengetahuan, meliputi Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian yang
bersifat sains.
b. Pendidikan vokasi yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada
kesiapan penerangan keahlian tertentu yang meliputi : Pendidikan Brigadir
(Sebrip/Sepa), Pendidikan Inspektur (Akpol/PPSS), Sekolah Lanjutan Brigadir
(Selabrip/Secapa), dan Sekolah Lanjutan Inspektur (selains/Selapa), serta
Pendidikan lain yang berorientasi teknologi kepolisian.
c. Pendidikan profesi yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai
kompetensi profesi tertentu yang meliputi Sekolah Staf dan Pimpinan Kopolisian

7
Negara Republik Indonesia (Sespim) serta pendidikan lain yang berorientasi
keahlian.

Adalah pendidikan yang diselenggarakan diluar ketentuan formal dilaksanakan


secara terstuktur sesuai kebutuhan dalam bentuk :
a. Pelatihan dan kursus yang diselenggarakan dilingkungan Polri, dan
b. Penugasan pendidikan diluar lingkungan Polri, Seperti : Penataran,
penyuluhan dan penyegaran

BAB4
Penugasan/Penempatan Lulusan Pendidikan Inspektur Polisi
1. Lulusan Akpol
a. Ranking kelulusan sebagai dasar utama pertimbangan penempatan
daerah tugas dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
b. Penugasan sejak pangkat Ipda-AKBP sesuai dengan kejuruan yang
dimiliki dan tidak dibenarkan berpindah ke kejuruan lain, kecuali
apabila tenaganya dibutuhkan untuk penugasan pada Lemdik Polri,
maka perwira tersebut dapat dimutasikan ke Lemdik Polri sesuai
kebutuhan Organisasi.
c. Penugasan pertama diarahkan pada kota / wilayah yang memiliki
ancaman gangguan kamtibmas yang cukup tinggi bukan pada daerah
yang sama sekali tidak memiliki gangguan kamtibmas. Dari tempat
penugasan tersebut diharapkan akan memberikan pengalaman yang
cukup bagi para perwira untuk dasar pengembangan selanjutnya.
d. Jabatan pertama sebagai tempat memberikan pengalaman tugas
operasional yang sekaligus dapat mengemban 5 (lima) fungsi utama
operasional Kepolisian adalah jabatan Ka SPK (Sentra Pelayanan
Kepolisian).
e. Jangka waktu penugasan dalam jabatan sebagai Ka SPK sekurang-
kurangnya 6 bulan dan selama-lamanya 1 tahun.
f. Selama penugasan sebagai Ka SPK, Ka Satuan organisasi wajib
memberikan bimbingan kepada para Perwira agar yang bersangkutan
dapat memahami benar tentang tugas-tugas Polisi Umum.

2. Lulusan PPSS/SIPSS
a. Daerah penugasan sesuai dengan daerah asal pendaftaran Perwira
atau disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
b. Penugasan pertama adalah tugas-tugas Kepolisian umum sebaga Ka
SPK dan sebagai dasar utama bidang penugasan selanjutnya adalah
kesarjanaan/ disiplin ilmu yang dimiliki.

8
c. Selama berpangkat Pama, penugasan pada tugas-tugas Kepolisian
umum diarahkan pada jabatan operasional ditingkat Polsek / Polres
sesuai kebutuhan organisasi.
d. Kasat Organisasi wajib memberikan penilaian dan pengamatan
terhadap sifat dan bakatnya, bagi mereka yang memiliki kemampuan
manajerial dicatat dalam data pribadi / CB untuk diarahkan menduduki
jabatan dalam rangka kaderisasi pimpinan di bidang keahliannya.

3. Lulusan Setukpa
a. Penempatan Perwira lulusan Setukpa pada prinsipnya dikembalikan
kedaearah asal pengiriman kecuali terdapat hal-hal yang bersifat
khusus dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
b. Penugasan pertama diarahkan sebagai Ka SPK atau sesuai kejuruan
pada fungsi teknis Kepolisian Operasional di tingkat Polsek/Polres yang
dimiliki sekaligus diarahkan sebagai pimpinan teknis pada lapis depan.
c. Khusus anggota Brimob, Pol Air, Udara, Satwa, Pa Sandi yang lulus
pendidikan setukpa penugasannya diutamakan dikembalikan ke bidang
tugas sesuai keahliannya.
d. Jangka waktu penugasan pada jabatan sesuai kebutuhan organisasi.
e. Kasat organisasi wajib memberikan penilaian dan pengamatan
terhadap sifat dan bakatnya, guna dijadikan bahan pertimbangan
dalam menentukan bidang tugasnya disamping pertimbangan atas
pengalaman tugas dan keahliannya saat pangkat Bintara.

A. Pembinaan Karir Perwira.


Karir adalah perkembangan dan kemajuan yang terbuka bagi Anggota
dalam mendapatkan :
1. Kedudukan/jabatan-jabatan tertentu.
2. Kenaikan pangkat .
3. Kesempatan masuk pendidikan .
4. Pemindahan dan giliran penugasan.
B. Pola Dasar Pembinaan Karir Perwira Polri.

Pola Dasar Pembinaan Karier perwira dibagi 3 periode, masing-masing


periode mempunyai ciri-ciri penonjolan kegiatan sediri-sendiri.

1. Periode Pengembangan Profesional kepolisian (Pama).


Dalam periode ini seorang Perwira akan ditempatkan untuk menguasai
taktik, dan teknik profesi kepolisian,penguasaan fungsi utama
kepolisian (sebagai polisi berseragam/tidak berseragam) dan sebagai
periode untuk melatih kepemimpinan kepolisian dilapangan. Dalam
periode ini lebih banyak dikehendaki penerapan kepemimpinan
lapangan, sikap mental dan kesadaran akan tanggung jawab terhadap
tugas yang diemban. Periode ini merupakan periode pembentukan
yang menjadi landasan dalam perkembangan lebih lanjut.

2. Periode pengembangan Manajerial Kepolisian (Pamen).


9
Dalam periode ini titik berat kemampuan dan manajerial tingkat
menengah, kemampuan konseptual taktis dan strategis. Kemampuan
kepemimpinan kepolisian pada organisasi yang bersifat taktis
operasional.

3. Periode Politis Strategis (Pati).


Suatu periode yang menempatkan seorang perwira pada kedudukan
profesi yang cukup tinggi. Periode ini ditandai dengan makin
bertambahnya profesi penugasan yang bersipat strategis, yang
memerlukan kecakapan dalam bidang fungsi Staf umum/ pimpinan dan
fungsi dimana yang bersangkutan ditugaskan dengan arah sebagai
berikut:
1) Dalam periode ini anggota diutamakan memiliki kemmpuan
membangun dan mengembangkan organisasi kepolisian secara
keseluruhan dan memiliki wawasan tentang peran Polri dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara baik Nasional maupun
Internasional.
2) Penguasaan manajerial puncak.
3) Penguasaan konseptual strategis.
4) Kepemimpinan kepolisian yang bersifat strategis.

C. Kepangkatan

Pangkat adalah kedudukan anggota Polri dalam rangkaian susunan


anggota Polri, yang digunakan sebagai dasar pengkajian dan kehormatan serta
keabsahan wewenang dan tanggung jawab, dalam hirarki yang diberikan negara
kepada anggota Polri sesuai dengan kemampuan dan klasifikasi yang dimiliki.

D. Macam-macam kepangkatan

Kepangkatan menurut sifatnya dibedakan atas :


1. Pangkat Efektif, Pangkat Efektif diberikan kepada anggota Polri selama
yang bersangkutan menjalani dinas di kepolisian dan membawa akibat
adminitrasi penuh.
2. Pangkat lokal, Pangkat lokal di berikan untuk sementara kepada
anggota Polri yang menjalankan tugas jabatan yang sifatnya sementara
dan memerlukan pangkat yang lebih tinggi dari pangkat yang
disandangnya,guna keabsahan pelaksanaan tugas jabatan
tersebut.Pangkat lokal tidak membawa akibat adminitrasi.
3. Pangkat Tituler, Pangkat titular diberikan kepada WNI yang diperlukan
dan bersedia untuk menjalankan tugas jabatan kePrajuritan tersebut
Pangkat Tituler membawa akibat adminitrasi terbatas.

E. Jenis-jenis kenaikan pangkat


10
Jenis Kenaikan Pangkat dilingkungan Polri terdiri atas :
1. Kenaikan Pangkat Reguler
Kenaikan pangkat yang diberikan setingkat lebih tinggi kepada
anggota Polri sesuai periode kenaikan pangkat sebagai penghargaan
kepada anggota Polri yang telah memenuhi syarat sesuai ketentuan.

2. Kenaikan pangkat pengabdian


Kenaikan pangkat yang diberikan setingkat lebih tinggi kepada
anggota Polri atas pengabdian dalam melaksanakan tugas secara
terus menerus tanpa cacat.

3. Kenaikan pangkat Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KPLB


Kenaikan pangkat yang diberikan kepada anggota Polri setingkat
lebih tinggi sebagai bentuk penghargaan terhadap prestasi luar biasa
dalm pelaksanaan tugas kepolisian, tidak terikat oleh peraturan kenaika
pangkat secara umum dan mempunyai akibat administrasi penuh.

4. Kenaikan pangkat Luar biasa anumerta yang selanjutnya disingkat


KPLBA
Kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang diberikan kepada
anggota Polri yang gugur / meninggal dunia dalam melaksanakan
tugas kepolisian.

5. Kenaikan pangkat kehormatan


Kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang diberikan kepada
anggota Polri golongan pangkat Perwira tinggi yang telah purna tugas
karena menjabat sebagai menteri dan tidak mempunyai akibat
administrasi penuh.

F. Kala Waktu Kenaikan Pangkat

1. Kenaikan pengkat reguler ke Kombes dan yang lebih rendah diatur


dalam 2 kala waktu, yaitu tanggal 1 Januari dan 1 Juli, sedangkan
untuk kenaikan pangkat kedalam golongan Pati tidak terikat kala waktu
tersebut.

2. Kenaikan Pangkat Pengabdian


a) diberikan paling lama 3(tiga) bulan dan paling singkat 1 (satu)
bulan sebelum yang bersangkutan pensiun serta mempunyai akibat
administrasi penuh
b) Kenaikan Pangkat Pengabdian ke Kombes Pol kebawah
bersamaan dengan usulan Kenaikan PangkatRegular (periode 1
Januari dan 1 Juli).
c) Kenaikan Pangkat Pengabdian ke Brigjen Pol dan ke IrjenPol tidak
terikat periode.
11
d) TMT Kenaikan Pangkat Pengabdian disesuaikan denganTMT
pensiun
3. KPLB diproses tidak terikat periode dapat diberikan 1 kali dalam dinas
aktif
4. KPLB A diproses tidak terokat periode dan berlaku 1 kali
5. Kenaikan Pangkat Kehormatan di proses paling lambat 3 bulan setelah
pensiun dan berlaku 1 kali
6. KNP untuk AKBP kebawah ditetapkan berdasarkan Skep Kapolri .Bagi
UKPH yang melewati batas waktu yang telah ditentukan tersebut diatas
(sudah pensiun) tidak dapat diproses KNP nya (UKPH berlaku bagi
yang mengambil MPP maupun tidak). KP Har ke Kombes :
a) MDP min 19 tahun, MDDP 2 tahun, memiliki Dik Sespim Pol /
setingkat / S3, usia min 57 tahun.
b) MDP min 21 tahun, MDDP 2 tahun, memiliki Dik PTIK / Selapa /
S2, usia min 57 tahun.

G. Administrasi Kenaikan Pangkat dilaksanakan dengan prinsip:

1. Legalitas, yaitu penyelenggaraan Administrasi Kenaikan Pangkat


dilaksanakan sesuai dengan peraturanperundang-undangan;
2. Akuntabel, yaitu penyelenggaraan Administrasi Kenaikan Pangkat
dapat dipertanggungjawabkan;
3. Obyektif, yaitu penyelenggaraan Administrasi KenaikanPangkat
dilaksanakan sesuai dengan kompetensi,
4. Prestasi, dedikasi dan jasa-jasa Anggota Polri;
5. Transparan, yaitu penyelenggaraan Administrasi Kenaikan Pangkat
dilaksanakan secara terbuka;
6. Selektif, yaitu penyelenggaraan Administrasi Kenaikan Pangkat
dilaksanakan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan melalui sidang
DPK;
7. Berkeadilan, yaitu penyelenggaraan Administrasi Kenaikan Pangkat
dilaksanakan atas dasar prestasi/dedikasi dan menjamin memperoleh
kesempatan yang sama dalam kenaikan Pangkat;
8. Konsisten, yaitu penyelenggaraan Administrasi Kenaikan Pangkat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku oleh siapapun dan
dalam kondisi apapun; dan
9. Komitmen, yaitu penyelenggaraan Administrasi Kenaikan Pangkat
dilaksanakan sesuai ketentuan persyaratan kepangkatan dengan
penuh tanggung jawab dari level yang terendah sampai yang tertinggi.

H. Golongan Kepangkatan
Adalah kepangkatan dilingkungan Polri yang disusun menurut ketentuan
yang berlaku dan secara garis besar menjadi 5 (lima) golongan, yaitu;
1. Golongan Perwira Tinggi (Pati), terdiri dari :
a) Jenderal Polisi (Jendral Pol)
b) Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol)
c) Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol)
12
d) Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol)

2. Golongan Perwira Menengah (Pamen), terdiri dari;


a) Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol/KBP)
b) Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP)
c) Komisaris Polisi (Kompol)

3. Golongan Perwira Pertama (Pama), terdiri dari;


a) Ajun Komisaris Polisi (AKP)
b) Inspektur Polisi Satu (Iptu)
c) Inspektur Polisi Dua (Ipda)

4. Golongan Brigadir (Bintara/ Brig), terdiri dari;


a) Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu)
b) Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda)
c) Brigadir Polisi Kepala (Bripka)
d) Brigadir Polisi (Brigpol)
e) Brigadir Polisi Satu (Briptu)
f) Brigadir Polisi Dua (Bripda)

5. Golongan Tamtama (Bhayangkara/Ta), terdiri dari;


a) Ajun Brigadir Polisi (Abrip)
b) Ajun Brigadir Polisi Satu (Abriptu)
c) Ajun Brigadir Polisi Dua (Abripda)
d) Bhayangkara Kepala (Bharaka)
e) Bhayangkara Saru (Bharatu)
f) Bhayangkara Dua (Bharada)

I. Dasar-dasar Kenaikan Pangkat

1. Setiap kenaikan pangkat adalah selektif relatif pada pangkat rendah dan
menjadi semakin berat untuk pangkat tinggi.
2. Ukuran utama kenaikan pangkat adalah potensi dan prestasi kerja serta
sikap perilaku hidup. Sedang faktor lain merupakan ukuran tambahan.
3. Ukuran utama kenaikan pangkat dalam satu tahun behubungan erat
dengan piramid perwira yang harus memenuhi jabatan sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
4. Kepada seorang yang tidak mampu untuk naik pangkat lagi diberikan
kesempatan yang luas untuk meninggalkan dinas (pensiun).

Persyaratan masa dinas Perwira .


Masa Dinas Perwira (MDP) minimum sebagai berikut:

1. IPTU (MDDP 4 tahun, Eselon IV. B):


a) Akpol 4 tahun.
b) SIPSS 4 tahun (terhitung masa kerja fiktif)
c) 3) SIP 4 tahun.
13
2. AKP (MDDP 4 tahun, Eselon IV. A):
a) STIK 8 tahun
b) Akpol 8 tahun
c) SIPSS 8 tahun (SI diperhitungkan masa kerja fiktif)
d) SIP 8 tahun
3. KOMPOL ( Eselon III.B) :
a) S2 Kedinasan/S3 non kedinasan MDP 13 tahun, MDDP 5 tahun
b) STIK/Sespimma/Specialis/Pim TK III MDP 13 tahun, MDDP 5 tahun
c) S2 non kedinasan akreditasi B MDP 15 tahun, MDDP 7 tahun
d) Non Dikbang MDP 17 tahun, MDDP 9 tahun
4. AKBP (MDDP 2 tahun, Eselon III. A):
a) SESPIMMEN/S3 kedinasan/S2 kedinasan yg disearakan/ Sub
spesialis/Pim TK II MDP 17 tahun, MDDP 4 tahun
b) S2 kedinasan/S3 non kedinasan akreditasi B MDP 19 tahun, MDDP 6
tahun
c) STIK/SESPIMMA/Spesialis/pim Tk III MDP 21 tahun, MDDP 8 tahun
d) S2 non kedinasan akreditasi B MDP 24 tahun, MDDP 9 tahun
e) Non Dikbang MDP 27 tahun, MDDP 10 tahun

5. KOMBES POL (MDDP 2 tahun, Eselon II. B).


a) SESPIMMEN/S3 kedinasan / S2 kedinasan yg disetarakan / sub
Specialis/Pim Tk II MDP 21 tahun, MDDP 4 tahun
b) S2 kedinasan/S3 non kedinasan terakreditasi B MDP 27 tahun,
MDDP 8 tahun.
c) STIK/Sespimma/specialis/Pim Tk III MDP 32 tahun, MDDP 11 tahun
6. PATI

Lemhanas/Sespimti/Sesko TNI/Pim Tk I/S3 Kedinasan yang


disetarakan MDP 25 tahun MDDP 4 tahun

L. Tataran Kewenangan Kenaikan Pangkat


1. Kenaikan pangkat ke Komisaris Besar Polisi (Kombes) sampai dengan
Pati bintang 4 (Jenderal Polisi) merupakan kewenangan presiden
berdasarkan usulan Kapolri.
2. Kenaikan pangkat ke Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dan
Komisaris Polisi (Kompol) merupakan kewenangan Kapolri
berdasarkan usulan KASAD (Kepala Satuan Organisasi).
3. Kenaikan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) kebawah, merupakan
kewenangan Ass. SDM Kapolri.

M. Tata Cara Penilaian Kinerja dengan Sistem Manajemen Kinerja (SMK)


14
Sistem Manajemen Kinerja (SMK) adalah sistem yang mengidentifikasi
dan mengukur kinerja pegawai negeri (POLRI dan PNS) yang bekerja
dilingkungan kepolisian agar selaras dengan visi dan misi organisasi yang
tolak ukurnya dilihat dari faktor kinerja dan indikator kinerja.

a. Faktor kinerja/ Key result (KRA) adalah jenis kegiatan yang penting yang
merupakan rangkaian pokok-pokok tugas dan cakupan tanggung jawab suatu
jabatan pegawai.
b. Indikator kinerja/ Key performance indikator (KPI) adalah penjabaran tugas
dan cakupan tanggung jawab dari faktor kinerja.

N. Pelaksanaan Penilaian

Dalam penilaian kinerja dengan sistem SMK terdapat 2 (dua) faktor yang harus
dipenuhi, yaitu :

a. Faktor generik (FG) adalah faktor penilaian yang diperlakukan sama untuk
golongan Brigadir sampai dengan Pati sesuai tanggung jawabnya, yang meliputi
10 (sepuluh) aspek.
1) Aspek kepemimpinan.
2) Jaringan sosial.
3) Komunikasi.
4) Pengendalian emosi.
5) Agen perubahan.
6) Integritas.
7) Empati.
8) Pengelolaan administrasi.
9) Kreatifitas.
10) Kemandirian.

b. Faktor penilaian spesifik, menilai 5 (lima) faktor kinerja yang telah


disepakati antara pejabat penilai (PP) dengan pejabat yang dinilai (PYD) sesuai
dengan tugas pokoknya.

Pelaksanaan penilaian dalam penilaian kinerja dengan sitem SMK dimulai dari
beberapa tahap, yaitu dari tahap perencanaan sampai dengan evaluasi serta
banding.

a. Perencanaan meliputi kegiatan:


1) PP dan PYD mempelajari formulir penilaian kinerja dan uraian jabatan
yang berlaku.
2) PP menjelaskan maksud, tujuan, manfaat serta jenis penilaian kinerja
kepada PYD.
3) PP bersama PYD mengidentifikasdikan dan menyepakati 5 (lima) tugas
pokok yang menjadi faktor penilaian kinerja spesifik pada periode berjalan.

15
4) PP menjelaskan secara detail tugas pokok PYD berdasarkan dokumen
uraian jabatan yang berlaku dan pedoman standar kinerja.

b. Pemantauan dan pembimbingan merupakan aktivitas dalam penilaian


kinerja yang bertujuan untuk memantau dan mengarahkan pegawai dalam
rangka pencapaian standar kinerja, yang meliputi kegiatan:
1) PP membuat catatan mengenai tugas PYD terutama kinerja yang diatas
dan/atau dibawah standar.
2) PP memanggil PYD yang memiliki kinerja dibawah standar.
3) PP memberikan arahan dan petunjuk untuk memperbaiki kinerja PYD.
4) Jika diperlukan PP merekomendasikan untuk mengikuti program
pembinaan.

c. Evaluasi kinerja merupakan suatu aktivitas dalam penilaian kinerja yang


bertujuan untuk mengkaji kinerja pegawai pada periode berjalan, tahapan
meliputi:
1) PP memanggil PYD untuk melakukan evaluasi kinerja apabila PYD
mendapat penilaian kinerja dibawah standar minimal (27).
2) PP menjelaskan pencapaian kinerja PYD.
3) PP memberikan umpan balik bagi perbaikan kinerja PYD pada periode
penilaian kerja berikutnya.
4) Bila tidak ada banding, PP dan PYD menandatangani formulir rekapitulasi
penilaian kinerja.
5) Jika PYD berkeberatan terhadap hasil penilaian yang diberikan, maka PP
menuliskan keterangan pada catatan akhir formulir rekapitulasi penilaian kinerja
dan menandatangani formulir, namun PYD tidak perlu menandatangani, dan
dapat mengajukan banding.
6) PP mengirimkan formulir rekapitulasi penilaian kinerja dan formulir kinerja
kepada satuan kerja yang membidangi.

d. Banding.
1) Pegawai berhak mengajukan banding atas penilaian yang telah dilakukan
dengan tidak menandatangani formulir rekap penilaian kinerja.
2) Selambat-lambatnya satu minggu PYD mengajukan formulir isian banding
kepada Atasan Pejabat Penilai (APP).
3) APP memanggil PP/ rekan kerja dan PYD untuk mengklarifikasi penilaian.
4) Apabila hasil klarifikasi penilaian kinerja ditemukan perbedaan, maka APP
memutuskan memberikan penilaian akhir dan bersifat final.

O. Masa Dinas dan Masa Dinas Surut

Masa Dinas
Masa Dinas (MD) adalah perhitungan masa bakti sejak diangkat menjadi anggota
Polri sampai dengan pangkat terakhir yang tidak terputus-putus. Masa dinas
terbagi dua, yaitu;

16
a. Masa Dinas Perwira (MDP) adalah masa dinas seorang perwira dihitung
sejak diangkat menjadi perwira sampai dengan pangkat terakhir.
b. Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP) adalah waktu atau lamanya
seseorang menyandang pangkat terakhir, baik bagi tamtama, bintara maupun
perwira.

Masa Dinas Surut


Masa dinas surut adalah masa dinas yang diberikan kepada Perwira dan Bintara
Polri yang baru diangkat dengan dihitung surut bahwa yang bersangkutan telah
memiliki masa dinas selama waktu yang diberikan dan diperhitungkan untuk
kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala.

Bagi Ipda dan Bripda yang pada waktu mendaftar sebagai calon anggota Polri
menggunakan ijazah sarjana/diploma, maka pada saat diangkat menjadi anggota
Polri diberikan masa dinas surut.

a. Bagi Ipda lulusan Diktuk AKPOL diberikan masa dinas surut dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Yang menggunakan ijazah S2/S1 Profesi diberikan masa dinas surut 3
(tiga) tahun.
2) Yang menggunakan ijazah S1/D4 diberikan masa dinas surut 2 (dua)
tahun.
3) Yang menggunakan ijazah D3 diberikan masa dinas surut 1 (satu) tahun.

b. Bagi Ipda lulusan Diktuk PPSS diberikan masa dinas surut dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Yang menggunakan ijazah S3 diberikan masa dinas surut 3 (tiga) tahun.
2) Yang menggunakan ijazah S2/S1 Profesi diberikan masa dinas surut 2
(dua) tahun.
3) Yang menggunakan ijazah S1/D4 diberikan masa dinas surut 1 (satu)
tahun.

c. Bagi Bripda lulusan Diktuk Brigadir Polisi diberikan masa dinas surut
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Yang menggunakan ijazah S1/D4 diberikan masa dinas surut 3 (tiga)
tahun.
2) Yang menggunakan ijazah D3 diberikan masa dinas surut 2 (dua) tahun.

IV. PENUTUP
Demikian tugas ini dibuat sebagaimana mestinya dan selanjutnya diserahkan
kepada dosen pengampu mata kuliah Pembinaan SDM untuk dijadikan sebagai
bahan dalam melakukan atau mengambil nilai Taruna.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

PTIK Ekspres, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia.

Republik Indonesia, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2


Tahun 2018 tentang Penilaian Kinerja Anggota Polri dengan Sistem Manajemen
Kinerja

Republik Indonesia, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3


Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

Republik Indonesia, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9


Tahun 2016 tentang Sistem Pembinaan Karir Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai