BAHAN AJAR
DIKLAT KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
BAGI PEGAWAS
KODE UPK : O.841120.019.01
MENYUSUN PROGRAM KEGIATAN KERJA SAMA STRATEGIS
DOKUMEN : 7
Bahan Ajar ini berisi antara lain latar belakang, tujuan pengembangan
kompetensi, penggunaan bahan ajar, pokok bahasan, sub pokok bahasan,
ringkasan, latihan unjuk kerja dan evaluasi. Bahan Ajar ini bermanfaat bagi
lembaga penyelenggara, pengajar maupun peserta diklat untuk dapat
memantau proses pembelajaran yang terstruktur dan sistematis.
Jakarta, ...........................2017
Kepala BPSDM
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang ........................................................ 4
B. Tujuan Pengembangan Kompetensi ..............................
C. Penggunaan Buku Informasi ................................
BAB II MENGINVENTARISASI KESIAPAN ORGANISASI TERKAIT
KERJA SAMA
2.1 RENCANA STRATEGIS SKPD ……………………………………
2.1.1 Pengertian Renstra SKPD…. ............................. 8
2.1.2 Manfaat Rencana Strategis SKPD…………………................... 8
2.1.3 Penyusunan Renstra SKPD............................................ 9
2.1.4 Pengendalian dan Evaluasi Renstra SKPD.......................... 10
2.2 PROSEDUR MENGAKSES RENSTRA SKPD SESUAI PERATURAN
YANG BERLAKU ………………………………………………………
2.3. ASPEK-ASPEK PENGORGANISASIAN PROGRAM 10
KERJASAMA ..................................................................
2.4. ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN …………….. 21132
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Penjelasan Test
2. Contoh RENSTRA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.latar Belakang.
4
tersebut terlihat bahwa kompetensi meliputi 3 aspek yaitu pengetahuan,
skill, dan attitude dan ketiga hal ini harus dimiliki oleh Aparatur sipil
Negara untuk dapat dianggap memiliki kompetensi, termasuk didalamnya
adalah melakukan diseminasi wawasan Kebangsaan dan Ketahanan
Nasional.1.
Hal ini diperkuat melalui PP No. 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pasal 6 ayat (1)
yang menyebutkan bahwa “Pendidikan dan pelatihan diselenggarakan
dalam pengembangan kompetensi penyelenggara Pemerintahan Daerah”.
Salah satu pendidikan dan pelatihan terkait dengan itu adalah
“Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri”,
disingkat Diklat PIMPEMDAGRI.
Melakukan Diseminasi Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan nasional,
bukan hanya menyebar luaskan informasi inovasi, akan tetapi juga
menjadi sarana untuk mendapatkan umpan balik bagi pejabat pemerintah
dan bahan masukan bagi pengambil kebijakan negara. Untuk memperoleh
manfaat yang semaksimal mungkin dari kegiatan diseminasi Wawasan
Kebangsaan dan Ketahanan Nasional dalam memberikan informasi
kejadian terkait kerawanan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional
kepada pemangku kepentingan (stakeholders) yang spectrum-nya lebih
luas dengan memanfaatkan berbagai media dan saluran komunikasi yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing pemangku kepentingan.
Wawasan kebangsaan yang merupakan cara pandang bangsa
Indonesia dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang
dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap
sistem nasional (national system) yang bersumber dari dasar negara
Pancasila dan Konsensus dasar bangsa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara: Pancasia, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
1 Penjelasan pasal 233 UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, selain memiliki kompetensi manajerial,
teknis, dan sosiokultural, setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menduduki jabatan kepala Perangkat Daerah harus
memenuhi kompetensi pemerintahan. Yang dimaksud “kompetensi pemerintahan” antara lain mencakup pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang terkait dengan kebijakan Desentralisasi, hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah,
pemerintahan umum, pengelolaan keuangan daerah, Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah,
hubungan Pemerintah Daerah dengan DPRD dan etika pemerintahan.
5
Sebagai Pengawas sesuai dengan pendekatan teori Kepemimpinan
Nasional, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional melalui cara
pandang dan konsepsi berfikir-nya untuk dapat menata kehidupan
berbangsa dan bernegara serta mampu memberi panutan dalam
meningkatkan rasa nasionalisme, patriotisme, bangga serta menjunjung
tinggi identitas sebagai bangsa Indonesia.
Strategi Nasional Pemantapan Wawasan Kebangsaan dan Karakter
Bangsa dalam Rangka Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
merupakan upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional
negara Republik Indonesia yang tertuang secara jelas dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Oleh karena itu, menjadi hal yang sangat penting kiranya kita perlu
memahami dalam melakukan desiminasi konsep wawasan Kebangsaan
dan Ketahanan Nasional Indonesia yang ditujukan kepada pemangku
kepentingan (stakeholders) dalam lingkup Kementrian/ Badan/
Lembaga/ Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Kabupaten/ Kota terkait
Pemerintah Daerah, termasuk Forum komunikasi pimpinan daerah,
Forum komunikasi pimpinan kecamatan dengan memperhatikan
lingkungan internal dan eksternal organisasi, agar memperoleh informasi,
timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi
tersebut, yang telah disusun dan sebarannya berdasarkan sebuah
perencanaan yang matang dengan pandangan jauh ke depan yang
sengaja diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan untuk
melaksanakan tujuan wawasan kebangsaan dan ketahanan Nasional
berbasis empat pilar.
6
1.2. Tujuan Pengembangan Kompetensi.
a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari Mata Diklat ini peserta dapat memahami hal-
hal yang mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
diperlukan untuk melakukan diseminasi wawasan kebangsaan dan
ketahanan nasional dalam rangka pelaksanaan wawasan
kebangsaan, ketahanan nasional berbasis empat pilar.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari Mata Diklat ini peserta diharapkan :
1. Dapat melakukan persiapan diseminasi.
2. Dapat melakukan pemaparan topik diseminasi.
3. Dapat menetapkan tingkat kerawanan wawasan kebangsaan dan
ketahanan nasional.
4. Dapat membuat rekomendasi tindak lanjut diseminasi.
7
BAB II
MENYUSUN PROGRAM KEGIATAN KERJA SAMA STRATEGIS
(UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 151 Ayat (1) dan Ayat (2)
Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana strategis yang
selanjutnya disebut Rencana Strategis SKPD memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan
tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat
indikatif.
8
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung pada saat ini telah diterapkan
di seluruh Indonesia, baik Gubernur maupun Bupati/Walikota. Setelah
terpilihnya Kepala Daerah maka untuk merealisasikan janji-janji sewaktu
kampanye maka disusunlah Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) sedangkan untuk tiap satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) menyusun Renstra SKPD yang keduanya mempunyai jangka
waktu 5 (lima) tahun.
Secara garis besar Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, progra, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Renstra SKPD ini ditetapkan dengan keputusan Kepala SKPD
setelah mendapatkan pengesahan dari Kepala Daerah.
3. Tahap Penetapan
Penelaahan RTRW
9
Penyusunan rancangan akhir Renstra SKPD merupakan
penyempurnaan atas rancangan Renstra SKPD yang berpedoman pada
RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Penyempurnaan rancangan Renstra SKPD bertujuan untuk
mempertajam visi dan misi serta menyelaraskan tujuan, sasaran,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai
dengan tugas dan fungsi SKPD yang telah ditetapkan dalam RPJMD.
3. Tahap Penetapan
1. Aspek Kebijakan
2. Aspek Pelaksanaan
3. Aspek Hasil
2. Ruang Lingkup :
Ruang lingkupnya meliputi implementasi dari prosedur peminjaman dokumen
penting.
11
3. Definisi :
Dokumen Penting : Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-
lembaga negara, badan-badan pemerintahan, dan perorangan dalam bentuk
corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam
rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kehidupan kebangsaan.
(UU No. 7 Tahun 1971 psl 1 dan 2)
Peminjaman Dokumen : adalah kegiatan pelayanan pencarian dokumen/arsip
yang diperlukan oleh pimpinan atau pihak lain, dan menerima kembali untuk
disimpan ditempat penyimpanan semula.
4. Referensi :
UU No. 7 Tahun 1971 tentangKetentuan-KetentuanPokokKearsipan.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 0623/U/1985 tentang Pola
Klasifikasi Kearsipan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 42 Tahun 2006 tentang Tata
Persuratan di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
12
6. Bagan Alur :
mulai
Membuat Surat
- User permohonan Permohonan
peminjaman arsip kpd Peminjaman
pimpinan (1 menit) Dokumen Penting
- Sekretaris Badan/Dinas
Menerima memo
danpencarian arsip
(10 Menit) Arsip
- User
Mengisi blanko
peminjaman dan
menerima arsip Arsip
(1 menit)
- Kasubbag Umum/Tata Usaha
Melakukan penagihan
bila masa pinjam
sudah habis (1 Menit)
- Kasubbag Umum/Tata Usaha
Mencatat
pengembalian,
menerima dan
menyimpan dokumen
penting (5 Menit)
Selesai
13
2.3 Aspek-Aspek Pengorganisasian Program Kerjasama
Pendekatan Fungsional
Penentuan sub-subbagian dari organisasi atau proses
departementalisasi yangpertama adalah berdasarkan fungsi (functional
departmentalization). Berdasarkan pendekatan ini, proses
departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentuyang
mesti dijalankan dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi bisnis
misalnya,ada pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan fungsi produksi,
ada peketjaan-pekerjaanyang terkait dengan pelanggan atau pasar,
sehingga dinamakan dengan fungsi pemasar•an, dan lain sebagainya.
Pada Gambar 8.6 ditunjukkan contoh sebuah desain organisasimelalui
departementalisasi yang dibentuk berdasarkan pendekatan fungsional.
Seperti yang ditunjukkan oleh garis terputus-putus dalam
Gambar di atas, setiap bagian dalam struktur organisasi dibentuk untuk
menjalankan berbagai fungsi yangterkait dengan kegiatan bisnis
perusahaan PT ABC. Bagian Keuangan, Produksi,Pemasaran, dan SDM
memiliki fungsi yang khas dalam setiap pekerjaan bisnisnya.Dan, setiap
bagian tersebut secara lebili rinci diturunkan menjadi subbagian
promosi dan penjualan (bagian Pemasaran), produksi dan pergudangan
(bagian Produksi), sertarekrutmen dan seleksi dan pelatihan dan
pengembangan (bagian SDM).
Pendekatan Produk
Pendekatan kedua dalam departementalisasi adalah
berdasarkan produk atauproduct departmentalization. Berdasarkan
pendekatan ini, penentuan bagian-bagiandalam organisasi ditentukan
15
berdasarkan jenis produk yang dibuat oleh organisasi.Sebagai
contoh, PT ABC memiliki beberapa jenis produk dari mulai produk susu,
sabun mandi, pasta gigi, hingga mi instan, maka di bawah bagian
produksi dapat juga dibuat subbagian.
Bagian-bagian produk susu, sabun mandi, pasta gigi, dan mi instan,
seperti ditunjukkan dalam Gambar melalui garis putus-putus, merupakan
contoh departementalisasi berdasarkan produk. Pada pelaksanaannya,
departementalisasi berdasarkan produk ini tidak selalu harus berada di
bawah bagian tertentu dalam struktur organisasi tertentu, akan tetapi
juga dapat dibuat tersendiri dalam suatu organisasi. Seperti misalnya
ditunjukkan dalam Gambar dibawah.
- Pendekatan Pelanggan
Pendekatan ketiga dalam departementalisasi adalah berdasarkan
pelanggan ataucustomer departmentalization. Berdasarkan pendekatan
ini, penentuan bagian-bagiandalam organisasi ditentukan berdasarkan
karakteristik pelanggan yang menjadi sasaranpelanggan dari organisasi.
Sebagai contoh, jika produk sabun mandi dari PT ABC di atas ternyata
tidak hanya satu, tetapi ada saburi mandi untuk bayi, anak, remaja,
dandewasa, maka bentuk desain organisasi dapat dibuat sebagaimana
ditunjukkan dalamGambar berikut ini.[12]
- Pendekatan Matriks
Pendekatan ini pada dasarnya merupakan proses
departementalisasi yangmenggabungkan antara pendekatan fungsional
dengan pendekatan lain, misalnyaberdasarkan proyek tertentu, produk
tertentu, ataupun berdasarkan pendekatan lainnya.Setiap
pekerja yang berada di bawah departemen tertentu dalam kenyataannya
jugamerupakan bagian dari sebuah proyek tertentu atau bagian
pekerjaan yang lain dariperusahaan. Jika kita kembali menggunakan
contoh PT ABC tersebut di atas, danmelakukan penyesuaian desain
organisasinya menjadi bentuk matriks, maka desainorganisasi yang
dapat dibuat adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar dibawah berikut
ini.
Berdasarkan Gambar diketahui bahwa PT ABC memiliki struktur
organisasifungsional di mana di dalamnya terdapat dari mulai bagian
Keuangan, Pemasaran,SDM, serta Riset dan Pengembangan. Masing-
masing bagian tersebut dikepalai olehseorang manajer. Selain keempat
fungsi tersebut, ada juga fungsi profit dari PT ABC yaituyang terkait
dengan bisnis yang dijalankan PT ABC untuk
memperoleh profit yangterdiri dari produk susu, sabun mandi, pasta gigi,
dan mi instan. Masing-masing profit project ini memiliki pengaturan
keuangan tertentu; SDM tertentu yang dipekerjakan, Pemasaran tertentu,
dan juga Riser serta Pengembangan tertentu. Setiap pekerjaan ini
mensyaratkan adanya tenaga kerja yang dipekerjakan. Berdasarkan
pendekatanmatriks, tenaga kerja selain misalnya ditugaskan di bawah
sebuah departemen tertentu seperti Pemasaran, SDM, dan lain
17
sebagainya, juga merupakan bagian dari
kegiatanperaihan profit atau profit project.
Irisan kedua bagian ini digambarkan melalui lingkaran atau bentuk
lonjong sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 8.11. Berdasarkan
pendekatan ini tenaga kerja tidak saja bertanggung jawab dan
berkoordinasi kepada atasan fungsionalnya saja, tetapi juga kepada
pimpinan proyek di mana tenaga tersebut terlibat.
18
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan
bagan menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi
dibagi dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementali-
sasi).
5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer
dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
d. STRUKTUR ORGANISASI
19
• Fungsi
• Produk/Pasar
• Bentuk Matriks
Organisasi-organisasi yang distruktur berdasrkan fungsi menyatukan
dalam suatu departemen, semua pihak yang terlibat pada aktivitas tertentu
atau berbagai macam aktivitas yang berkaitan satu sama lain. Sebagai contoh,
dapat dikatakan bahwa sebuah organisasi yang dibagi berdasarkan fungsi
memiliki departemen produksi, departemen pemasaran, dan departemen
penjualan secara terpisah. Seorang menejer penjualan pada organisasi
demikian diberi tanggung jawab terhadap penjualan semua produk yang
diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan.[18]
Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi,
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini
mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran
(ukuran) satuan kerja. Adapun faktor-faktor utama yang menentukan
perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Chandler 2) telah
menjelaskan hubungan strategi dan struktur organisasi dalam studinya
pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika.
2. Dia pada dasarnya menyimpulkan bahwa "struktur mengikuti strategi".
Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran
komunikasi dapat disusun di antara para manajer dan bawahan. Aliran
kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubah maka
struktur organisasi juga berubah.
3. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk
memproduksi barang barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur
organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobil yang mempergunakan
teknologi industri masal akan memerlukan tingkat standardisasi dan
spesialisasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan industri pakaian
jadi yang mengutamakan perubahan mode.
4. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka
20
untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur
organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan
mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara
satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi. Di samping itu,
orang-orang di luar organisasi, seperti pelanggan, supplier, dan sebagainya
perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
5. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun
satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi.
Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin
kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat.
21
Menurut Inu Kencana Safei, menyebutkan asas adalah dasar,
pedoman atau sesuatu yang dianggap kebenaran, yang menjadi tujuan berpikir
dan prinsip yang menjadi pegangan. Dengan demikian yang menjadi asas
pemerintahan adalah dasar dari suatu sistem pemerintahan seperti idiologi
suatu bangsa, falsafah hidup dan konstitusi yang membentuk sistem
pemerintahan. Begitu pula Talizi dalam Inu Kencana Safie menyebutkan
pengertian asas-asas pemerintahan yang berlaku secara umum sebagai
berikut:Secara umum dapat dikatakan bahwa asas-asas pemerintahan
tercantum di dalam pedoman-pedoman , peraturan-peraturan”.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada pemerintahan
pusat dan pemerintahan daerah, pemerintah harus berpedoman pada asas atau
prinsip umum penyelenggaraan pemerintahan, karena wilayah Negara
Republik Indonesia sangat luas serta penduduk beragam sehingga
pemerintahan yang baik dilaksanakan secara seragam untuk wilayah Negara
Republik Indonesia. Tindakan pemerintah mengeluarkan keputusan tata usaha
negara yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, asas-asas
pemerintahan yang baik menjadi suatu alasan gugatan. Asas-asas
pemerintahan yang baik merupakan sendi dalam mewujudkan pemerintah
yang baik negara Indonesia berdasarkan atas hokum, oleh karena itu setiap
tindakan penyelenggraan pemerintahan berdasarkan atau mempedomani
peraturan perundangan yang berlaku atau segala tindakan pemerintah harus
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Prinsip dari asas ini dalam
rumusan peraturan yang diwujudkan dari cita-cita hukum (rechtssidee).
Penyelenggaraan pemerintahan didasarkan atas asas musyawarah
kekeluargaan sebagai pedoman yang berakibat saling bantu membantu, saling
menghormati dan saling memberikan perlindungan dalam melaksanakan
kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Kedaulatan rakyat
mempedomani bahwa kekuasaan tertinggi berada pada rakyat yang tidak
diganggu gugat oleh siapapun.Kedaulatan rakyat merupakan pencerminan dari
prinsip-prinsip demokrasi dalam perwujudan kebebasan berpendapat,
berbicara dan berpartisipasi dalam pemerintahan dan sebagainya.Demokrasi
agar tidak menimbulkan sikap arogan, anarkhis dan penyalahgunaan
wewenang diperlukan ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum
dalam pelaksanaannya.
22
Berdasarkan Pasal 57 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan pemerintahan daerah propinsi dan
kabupaten/kota terdiri atas kepala daerah dan DPRD dibantu oleh perangkat
daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya penyelenggaraan
pemerintahan berpedoman pada asas-asas penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang diatur pada Pasal 58 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah, yang terdiri atas :
1. Kepastian hukum
3. Kepentingan umum
4. Keterbukaan
5. Proporsionalitas
6. Profesionalitas
7. Akuntabilitas
8. Efisiensi
9. Efektivitas
10. Keadilan
24
a) Transparansi
26
27
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
Kompetensi Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri Dan
Pemerintahan Daerah
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 85 Tahun 2017 Tentang
Diklat Pimpemdagri
11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tentang Kurikulum Diklat
Pimpemdagri
12. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 100/3771/SJ Tentang
Pedoman Umum Penyusunan Pedoman Umum Penyusunan Standar
Perangkat Pembelajaran Pemerintahan Dalam Negeri (SP2PDN).
13. Rangkuti, Freddy, 2008, Analisis SWOT :Teknik Membedah Kasus
Bisnis, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama
14. Wasistono Sadu, 2013, Pengantar Ekologi Pemerintahan, Sumedang,
IPDN Press Jatinangor
15. Soemohadiwidjojo T. Arini, 2015, Panduan Praktis Menyusun KPI Key
Performance Indicator, Jakarta, Raih Asa Sukses (Penerbit Swadaya
Group)
16. Abdullah, Yohannes dan Hegwissi, Irra, 2017, Key Performance
Indicator : KPI A to Z Panduan Implementasi KPI yang Workable, PT.
Grasindo, Jakarta.
17. Hanggraeni, Dewi, 2016, Manajemen Risiko Perusahaan Terintegrasi
Berbasis ISO 31000 : Teori dan Hasil Penelitian, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI, Jakarta
Wibowo, 2014, Manajemen Kinerja, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada
LAMPIRAN
Lampiran 1
DISEMINASI
30
tantangan sekaligus catatan bagi pejabat publik dan humas pemerintah untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan tersebut.
Tantangan media
Media secara garis besar dapat dibagi ke dalam tiga kelas utama:
(1) media massa konvensional
(2) media interpersonal; dan
(3) media hibrida baru (new media).
31
Ketiga, media hibrida baru (new media) yang muncul karena perkembangan
teknologi komputer dan telekomunikasi mengkombinasikan potensi yang
ditawarkan media massa dan komunikasi interpersonal. Internet, misalnya,
merupakan media yang secara potensial mencapai audiens luas yang
membiarkan aktivitas antara penerima dan pengirim sampai taraf tertentu.
Saat ini berbagai media tersebut berkombinasi dengan paket baru, sehingga
batasan antara kategori-kategori media menjadi kabur. Misalnya, telepon dan
internet digunakan untuk berinteraksi dengan audiens pada program radio dan
televisi, yang menghasilkan ‘radio interaktif’ dan ‘televisi interaktif. Masing-
masing jenis media memberikan kualitas fungsi hubungan dan bentuk dasar
komunikasi yang berbeda.
Media massa konvensional, khususnya radio, televisi dan koran, selama ini
memiliki gambaran yang sangat berkuasa. Itu sebabnya, hal pertama yang
dilakukan rezim otoriter adalah mengontrol media massa. Idenya, bila kita kita
mengontrol media massa, kita dapat secara selektif mempengaruhi cara
masyarakat luas berpikir dan melihat realitas, dan dapat mencegah pihak lain
untuk menunjukkan gambar yang berbeda.
Namun, saat ini, di mana kita dapat menerima banyak saluran televisi, koran,
maupun stasiun radio, mengontrol media tetapi juga untuk mencapai banyak
audiens bukan hal mudah. Di luar itu, ‘kekuasaan’ media juga berkurang oleh
fakta bahwa audiens bukanlah penerima pasif sehingga pesan dan opini
tertentu dapat ‘disuntikkan’. Orang secara aktif memaknai pesan dengan
jaringan sosial mereka. Itu sebabnya, upaya ‘menyuntikkan’ pandangan dan
opini tertentu dapat tidak sukses, bahkan kontra-produktif.
Pertama, user control dan akses ke sumber secara langsung. Berita tentang isi
Twitter Angelina Sondakh (Angie) yang disiarkan televisi atau koran, bisa
langsung diakses oleh follower Angie. Internet juga memungkinkan
metamorfosis media konvensional, seperti radio menjadi radio internet, televisi
menjadi tv internet, majalah i-pad, e-book dan lain-lain.
Kedua, Internet juga menjadi ruang aktualisasi diri. Orang menjadi makin
produktif dengan fasilitas dan kemudahan Internet. Internet juga meningkatkan
kadar narsisme. Internet digunakan untuk meningkatkan perasaan visually
immediate and present and ‘real’ dan membuat orang eksis! Lihat saja
fenomenanya: kamera digital dan handphone berkamera laris manis. Hampir
semua pengguna Facebook menampilkan foto-foto dengan berbagai gaya.
32
Internet juga mengubah pola konsumsi media. Mungkin perlu diteliti, berapa
besar penonton televisi dan pendengar radio kini lebih sering membuka
Facebook dan Twitter?
Konvergensi media
Konvergensi adalah titik temu antara media konvensional dan media baru.
Henry Jenkins (2008) menyatakan, konvergensi adalah “the flow of content
across multiple media platforms, the cooperation between multiple media
industries, and the migratory behaviour of media audiences.” Konvergensi
memungkinkan terjadinya inovasi, kreasi dalam menyuguhkan pemberitaan
yang menarik dan tidak ditinggalkan oleh pembacanya. Konvergensi ini pula
yang mendorong, misalnya, terjadinya merger perusahaan atas dasar skala
ekonomi dan konvergensi kepentingan, misalnya antara Detik.com dengan
TransCorp.
Strategi yang bisa digunakan perusahaan media cetak untuk bertahan melalui
3M yaitu multimedia, multichannel dan multiplatform. Dalam multimedia,
media cetak membuat dan menyediakan informasi dalam berbagai format teks,
foto, grafik, animasi, audio, dan video. Sedangkan strategi multichannel adalah
menggunakan dan memaksimalkan berbagai metode dan kanal distribusi
informasi, baik melalui fisik maupun digital. Multiplatform menggunakan
berbagai tools dan perangkat untuk mengakses informasi: kertas, komputer,
smartphone, tablet dan televisi.
33
menyuarakan aspirasinya. Jika pejabat publik dan humas pemerintah tidak
ada dan tidak hadir di media itu, bagaimana menghadapinya?
34
iv. menyiapkan bahan penerbitan tabloid, majalah dan penerbitan lainnya;
v. menyiapkan bahan penyertaan pameran/promosi;
vi. menyiapkan bahan pelaksanaan produksi media luar ruang ;
vii. menyiapkan bahan pengelolaan news room;
viii. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait guna
mendapatkan bahan
sajian pelayanan informasi;
ix. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
CONTOH
LAPORAN HASIL DESIMINASI
35
ENVIROMENTAL CONFLICT: HUMAN SECURITY & CLIMATE CHANGE
PENDAHULUAN
Laporan ini berisi uraian singkat hasil diseminasi tentang Environmental Conflict: Human Security
and Climate Change, yang telah di laksanakan pada tanggal 25 September 2010. Topik ini merupakan hasil
workshop pada tanggal 23-26 Agustus 2010. Cakupan loporan ini meliputi Jumlah dan Kategori Peserta,
Metode Desiminiasi, Organisasi Materi, Respon Peserta dan Penutup.
Diseminasi tersebut diikuti sebanyak 25 orang. Para peserta merupakan utusan dari beberapa
kalangan, seperti anggota CCRPS, akademisi IAIN Ar-Raniry, dan aktivis lingkungan (Absen peserta
terlampir).
Model diseminasi yang digunakan adalah model workshop, dimana kegiatan diseminasi difasilitasi
oleh seorang moderator. Dalam desiminasi kali ini yang menjadi modirator adalah Drs. Kamaruddin,M.A,
Direktur CCRPS. Metode diseminasi yang digunakan adalah ceramah,diskusi dan kerja kelompok.
Diseminasi dibuka oleh moderator dengan perkenalan dan pengantar. Prosesi kegiatan diseminasi dimulai
dengan memberikan handout kepada peserta diseminasi. Handout tersebut yang berisi penjelasan
tentang cakupan, tujuan, ringkasan materi, outcomes yang diharapkan dan juga penjelasan tentang
penugasan. Hal ini dimaksudkan untuk membekali peserta dengan gambaran umum tentang topik yang
akan dibahas (Handout terlampir).
ORGANISASI DISEMINASI
36
Peserta memahami konsep, factor-faktor Keamanan Manusia (Human Security) dalam
perspektif lokal maupun global, termasuk jenis dan agenda penaggulangannya.
Peserta mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk ancaman Keamanan Manusia dalam konteks
local, serta
Peserta mampu memikirkan dan mendemonstrasikan langkah-langkah penagangan secara
efektif dan kreatif.
Dimensi baru Arti Keamanan
Dalam sub topik ini desiminator memulai dengan diseminasi dengan arti keamanan dalam
perspektif global. Mambahas bagaimana arti keamanan direkonseptualisasikan sejak 1989 dan faktor-
faktor yang melatarbelakangi rekonseptualisasi arti keamanan. Faktor-faktor tersebut seperti
pengaruh perdebatan Atlantik Utara (North Atlantic Debate) dan juga pengaruh budaya, philosofi dan
agama terhadap keamanan manusia.
Lebih jauh desiminator, juga membahas beberapa pandangan dunia (worldview) tentang
makna ancaman keamanan seperti Mind-set (Ken Booth),3 worldviews dan konsep-konsep lainnya
seperti widening atau perluasan kosep keamanan dalam 5sektor dimensi, Deepening dalam arti
perubahan orientasi keamanan dari keamanan yang berpusat pada Negara ke keamanan yang
berpusat pada manusia (state to people-centred) dan Sectoralization, yaitu sektorasisasi konsep
keamanan separti dalam sektor energi,makanan,kesehatan, air dan minyak.
Jenis-jenis Keamanan.
Sub topik ini membahas jenis-jenis keamanan yang merupakan dampak daripada
rekonseptualisasi makna keamanan di atas. Dimana kategori keamanan sudah diperluas menjadi lima
jenis yaitu: keamanan Negara, keamanan sosial, kemanan manusia, keamanan linkungan, dan
keamanan gender.
Kemanan Manusia & Lingkungan
Pada sub topik ini dibahas lebih dalam terhadap ke 5 jenis keamanan diatas. Peserta
desiminasi diajak melihat lebih jauh yang meliputi sasaran atau objek ancaman, nilai atau resiko yang
terjadi dan juga sumber ancaman. Tujuan bahasan sub topik ini adalah untuk melihat hubungan
kausalitas antara linkungan dan manusia. Dimana lingkungan dan manusia bisa menjadi objek
ancaman pada satu dimensi, tetapi juga menjadi sumber ancaman pada dimensi yang lain, seperti
terlihat pada table di bawah ini.
37
KEAMANAN OBYEK SASARAN ANCAMAN NILAI SUMBER
HUBUNGAN KAUSALITAS
Lebih jauh, desiminator juga membahas secara khusus tentang konsep-konsep securty subjektif yang
dilihat dari beberapa perspectif global maupun tradisional. Konsep-konsep tersebut adalah:
1) Hobbessial Pessimist: kekuatan (power) adalah kunci utama keamanan (konsep sempit)
2) Kantian Optimist: Hukum internasional (International Law) dan HAM (Human Rights) merupakan
komponen yang sangat krusial
3) Grotian Pragmatist: Menurut konsep ini kerjasama (co-operation) adalah vital. Konsep ini
merupakan konsep keamanan luas (wide security concept).
38
Pada bagian akhir desimanasi sesi pertama, deiminator membahas tentang dimensi baru
pendekatan keamanan. Hal ini sebagaimana di sebutkan Kofi Annan terkait dengan pilar ke tiga, Freedoom
to Live in dignity. Dimana menurut Annan, untuk konsep keamanan manusia diperlukan pendekatan yang
berpusat pada manusia (human centered approach), Hal ini karena keamanan manusia tidak bisa lagi
didefinisikan murni sebagaimana dalam konsep militer. Keamanan manusia harus diartikan secara lebih
luas yang meliputi aspek–aspek vital kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik dan juga lingkungan.
1) Apakah Negara tidak perlu lagi karena Tujuan akhir rekonseptualisasi makna human
fokusnya adalah keamanan manusia security sebenaranya untuk keamanan Negara.
bukan Negara? Artinya Negara akan aman apabila rakyatnya aman
dalam pengertian yang luas (4 pilar keamanan) .
Solusinya Negara harus lebih demokratis dan
2) Bahkan juga Negara sering mengancam akomodatif terhadap kebutuhan dan keamanan
manusia? warganya.
3) Apa Polisi bisa di bubarkan? Itu bukan solusi,meskipun terkadang ada masalah
dengan polisi. Karena hasil riset membuktikan bahwa
salah satu faktor utama keamanan masyarakat
ditentukan oleh kwantitas dan kwalitas polisi. Di
banding Jepang, jumlah Polisi di Indonesia tidak
sebanding dengan jumlah penduduknya.
Arfiansyah Desiminator
39
Bagaimana sebuah negara mampu Ya, itulah salah satu tantangan kita . Oleh karena itu
menjamin keamanan masyarakat, tetapi bagaimana konsep baru keamanan ini bias kita
lebih jauh adalah menjamin kesejahteraan pikirkan,sosialisasi dan implementasikan sesuai
rakyatnya. Ketika orang sejahtera, kemanan kapasitas kita.
meningkat. Ini menyangkut bagaimana
negara mampu menjamin itu semua. Itu
sangat jauh dari konsep yang diberikan Kofi
Annan. Kita baru bisa capai 50%.
Kamaruddin Sabirin
Sebenarnya ada mainstream yg bergerak, Konsep polisi sangat bagus, tapi aplikasinya bermasalah.
seperti polmas, untuk menyatakan secara Seperti polhut hanya alat gotong royong.
lebih gamblang. Bahwa keamanan tidak
cukup oleh negara. Tapi community base.
Jadi itu pilosofi polmas.
Konsep bagus, tetapi pelaksanaan di Ada satu konsep pengembangan, yaitu keadilan sosial.
lapangan tidak bagus. Mungkin posisi kita Kalau keadilan sosial terwujud, maka semua akan mulus.
bagaimana mengembalikan kepada konsep. Satu lagi keamanan dan non kekerasan, yaitu bebas dari
Jadi yg bermasalah pada konsep. Yang ketakutan, maka akan membawa ke aspek positif.
menarik lain adalah lingkungan juga bisa Keadilan menjadi unsur penting.
penyebab konflik, juga keadilan, dsb. Kalau
itu semua bisa diatasi polisi tidak capek lagi.
40
Outcomes yang diharapkan setelah mengikuti materi ini, peserta akan
Memahami konsep Climate Change baik dalam perspektif lokal maupun global.
Memahami dampak dan faktor penyebab terjadinya perubahan iklim.
Mengidentifikasi gejala climate change terutama dalam konteks lokal, di Aceh.
Mampu memikirkan, mendemonstrasikan dan mensosialisasikan langkah-langkah antisipatif yang
efektif dan kreatif, baik secara lisan,tulisan maupun tindakan melalui berbagai media pada setiap
kesempatan.
Uraian Lengkap tentang organisasi materi pada sesi ke dua dapat dilihat seperti pada handout berikut
ini:
Pemanasan Global
Tujuan Materi II Memahami konsep Climate Change dalam perspektif global, dampak dan
faktor–faktor penyebab perubahan iklim.
“Perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah
tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan
iklim dengan acuan wilayah bumi secara keseluruhan” (LAPAN, 2002)
Pemanasan Global Pemanasan Global adalah parameter terpenting dalam perubahan iklim.
(Global Warming
Pemanasan global merupakan peningkatan rata-rata temperatur atmosfer
yang dekat dengan permukaan bumi.
41
Riset tentang Iklim Salah satu komponen iklim adalah temperatur. IPCC menemukan bahwa,
selama 100 tahun terakhir (1906-2005) temperatur permukaan bumi rata-
rata telah naik sekitar 0.74oC, dengan pemanasan yang lebih besar pada
daratan dibandingkan lautan.
Tingkat pemanasan rata-rata selama 50 tahun terakhir hampir dua kali lipat
dari yang terjadi pada 100 tahun terakhir.
Gas Rumah Kaca Gas rumah kaca dan efeknya diperlukan untuk menjaga kehidupan di bumi.
Tanpa adanya efek rumah kaca yang alami, suhu di permukaan bumi akan
berada pada angka -18˚C bukan seperti suhu saat ini.
Meningkat suhu Makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan efek rumah kaca yang
permukaan bumi- merupakan hasil dari penyerapan energi oleh gas-gas tertentu yang terdapat
Kenapa? di atmosfer
Disebut gas rumah kaca karena gas-gas ini secara efektif ‘menangkap’ panas
yang terdapat di atmosfer bagian bawah) dan meradiasikan kembali sebagian
dari panas tersebut ke bumi.
Gas rumah kaca adalah salah satu kelompok gas dalam atmosfer yang dapat
menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat.
42
Efek Rumah kaca
Meningkat suhu Aktivitas manusia telah meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca dalam
permukaan bumi- atmosfer (sebagian besar berupa karbon dioksida yang berasal dari
Kenapa? pembakaran batu bara, minyak, dan gas; ditambah gas-gas lainnya).
tingkat karbon dioksida saat ini adalah sekitar 370 ppmv (IPCC).
Konsentrasi CO2 dalam atmosfer kita saat ini, belum pernah meningkat
selama 420.000 tahun. Namun, berdasarkan laporan khusus dari IPCC
mengenai skenario emisi (Special Report on Emission Scenarios –SRES), di
akhir abad ke 21, bahwa konsentrasi karbon dioksida sebesar 490 – 1260 ppm
(75 – 350%) di atas angka konsentrasi di masa pra industri.
Dampak Perubahan Negara sedang berkembang dan negara kurang berkembang akan membayar
Iklim- Negara mahal karena ketergantungan mereka pada sektor pertanian dan
Berkembang terbatasnya kapsitas untuk menghadapi bencana alam.
Dampak Perubahan Climate change akan berdampak pada kehidupan masyarkat miskin dan
iklim -Wanita perempuan di negara-negara sedang berkembang karena keterbatasan akses
terhadap kebutuhan pokok dan hak-hak mereka.
Dalam banyak kasus, perubahan iklim juga akan menimbulakan rasa takut
terhadap bencana alam. Wanita hamil akan terancam dari malnutrisi
(kekurangan makan dan gizi)
43
Wanita akan sangat rentan kerena mereka harus melindungi anaknya oleh
mereka sendiri.
Wanita juga akan sangat terancam ketika mereka harus mengungsi secara
cepat jika terjadi bencana alam, konflik bahkan di tempat pengungsian.
Rinkasan dan Sejak tahun 1989 terjadi rekonseptualisasi besar secara global terhadap
Kesimpulan konsep keamanan manusia sebagai akibat perubahan kontekstual.
Salah satu dari beberapa innovasi teori telah digunakan untuk pemetaan
global terhadap teori kemanan.
Para pakar ilmu sosial Social telah menganasilsa apakah adopsi konsep ini
telah diimplementasikan dan mengasilkan perubahan-perubahan dalam
kebijakan.
Gas rumah kaca lainnya yang menjadi kontributor utama pemanasan global
adalah metana (CH4) yang dihasilkan dari aktivitas agrikultur dan peternakan
(terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida
(NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin
ruangan (CFC).
Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda.
Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2.
44
Mengakhiri desiminasi sesi ke II, desiminator membentuk dua kelompok diskusi dan meminta ke
dua kelompok tersebut untuk mengidenifikasi fenomena apa yang memerlukan perhatian serius
menyangkut isu konflik lingkungan di Aceh,mengobservasi dampaknya serta mencarikan solusi
penganannnya.
Kelompok I.
Kelompok pertama mengangkat issu ”Perlunya Menjaga Kebersihan di Area ..........”. Berikut adalah
uraian hasil kerja kelompok I.
Fenomena :
Kelompok Kedua mengangkat Isu ”Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Nelayan di Alue Naga”. Hasil
kerja kelompok ke II adalah sebagai berikut:
Fenomena:
1. Alam
2. Pengetahuan
3. Fasilitas
45
Dampak:
1. Irihati
2. Eksploitasi anak
3. pencurian
4. Cara tradisional
5. Tidak bisa melaut
6. Abrasi pantai
Solusi : Metode baru penangkapan ikan dan pengolahannya.
PENUTUP
Komitmen merupakan faktor kunci, baik secara individual maupun pemerintah perlu berpikir
cerdas dan bekerja keras (Think smart & Work hard).Pendekatan keagamaan diyakini akan efetif untuk
mensosialisasikan rekonseptualisasi Human Security. Hal ini bisa dilakukan, secara langsung seperti,
diskusi, seminar, ceramah langsung melalui media, baik cetak maupun elektroinik .
Pengertian Musibah adalah ” Al mushibatu hiya ma ashabannasu min khirin au syarrin” Menurut
pengertian ini, musibah itu ada dua dimensi. Ada yang zahirnya adalah baik tapi ternyata itu adalah
musibah, seperti kepemimpinan yang tidak amanah, kekayaan yang tidak disyukuri dan lain-lain. Tetapi
ada juga yang lahiriahnya kelihatan menyedihkan tapi pada dasarnya memiliki hikmah yang besar.
Contoh, musibah kematian, misalnya akan mengingatkan kita akan mati, kebakaran,mengingatkan kita
untuk lebih hati-hati, dan lain-lain.
Desiminator setuju dengan model pemberdayaan masyarkat dengan catatan perlu melakukan
restorasi mental terhadap masyarakat penerima bantuan terlebih dahulu. Artinya masyarakat perlu
diberikan kesadaran akan tanggungjawab dan tujuan program jangka panjang. Hal ini karena dalam
banyak kasus, masyarakat sering mengabaikan tanggung jawab dalam pengelolaan dana bantuan. Mereka
cendrung menganggap bantuan tersebut adalah hadiah, apalagi jika bantuan itu datangnya dari
pemerintah. Karena ketidakpercayaan mereka, mereka terkadang sengaja memanfaatkan bantuan
pemerintah itu untuk keperluan sesaat pribadi mereka, meskipun bantuan tersebut dimaksudkan untuk
pemberdayaan masyarkat yang sifatnya bergilir.
Karena mindset masyarkat yang masih seperti itu, salah satu solusinya adalah perlu dilakukan
restorasi mental. Bisa dicoba misalnya dengan menginformasikan bahwa bantuan bersumber dari orang
miskin dan untuk orang miskin. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pembenaran atas dana bantuan
yang disalahgunakan.
46
47