OLEH:
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan
yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas
mata kuliah Birokrasi Indonesia. Pada makalah ini akan dibahas mengenai upaya
peningkatan kapasitas Aparat Sipil Negara pada Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten
Sinjai” terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pembaca.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami ini, untuk
kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan makalah ini di waktu berikutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah yaitu “Bagaimana upaya peningkatan kapasitas
Aparat Sipil Negara pada Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Sinjai” terkait
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui upaya
peningkatan kapasitas Aparat Sipil Negara pada Kantor Inspektorat Daerah
Kabupaten Sinjai” terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari rumusan di atas ditarik kesimpilan bahwa terdapat unsur-
unsur yang haris dupenuhi oleh seseorang agar dapat disebut sebagai
Pegawai Negeri, yaitu:
4
sebagai unsur aparat negara. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah, dan Pegawai
ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan
partai politik.
5
penyelenggaraan pelayanan bagi masyarakat. Sebagai contoh
bagaimana Pemerintah Pusat dapat menilai bahwa kapasitas
pemerindah daerah tertentu lemah dalam program pengentasan
kemiskinan, sebagaimana ditunjukkan dari angka sisi pemerintah
daerah yang bersangkutan statistik kemiskinan tersebut dapat berarti
potensi turunnya program-program yang dibiayai oleh dana Pemerintah
Pusat.
Peningkatan kapasitas atau yang lebih dikenal dengan istilah
Capacity Building atau Capacity Develompent adalah suatu
pendekatan, strategi dan metologi yang digunakan oleh negara-negara
berkembang dan/atau pihak-pihak luar yang berkepentingan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerja individu aparatur
pemerintahan, organisasi, jaringan kerja/sektor maupun sistem yang
lebih luas dalam pencapaian tujuan fungsional tertentu (Joe Bolger,
dalam Desi fernanda, 2005).
Menurut morgan dalam soeprapto (2010;10), kapasitas adalah
kemampuan, keterampilan, pemahaman, sikap, nilai-nilai, hubungan,
perilaku, motivasi, sumber daya, dan kondisi-kondisi yang
memungkinkan setiap individu, organisasi, jaringan kerja/sektor, dan
sistem yang lebih luas untuk melaksanakan fungsi-fungsi mereka dan
mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dari waktu ke
waktu.
United Nations Develompent Programme (UNDP) dalam
soeprapto (2010:12) menyatakan bahwa, kapasitas dapat diartikan
sebagai kemampuan individu dan organisasi atau unit-unit organisasi
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efektif, efisien,
dan berkelanjutan.
6
2. Peningkatan Kapasitas Aparatur berdasarkan UU No. 5 Tahun
2014
menurut Suwartno (2002:121), pengembangan kapasitas
adalah proses dimana individu, organisasi, lembaga dan kemampuan
masyarakat dikembangkan untuk melakukan fungsi, memecahkan
masalah dan mengatur pencapaian tujuan. Pengembangan kapasitas
memiliki multi makna, dan interpretasinya tergantung pada siapa yang
menggunakan dan dalam konteks apa. Secara umum, yang dipahami
adalah bahwa pengembangan kapasitas merupakan suatu konsep yang
terkait erat dengan pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, disebutkan bahwa manajemen ASN terdiri atas Manajemen
PNS dan Manajemen PPPK yang perlu diatur secara menyeluruh
dengan menerapkan norma, standar, dan prosedur. Adapun manajemen
PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier , pola karier, promosi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan
perlindungan. Sementara itu, untuk manajemen PPPK meliputi
penetapat kebutuhan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin,
pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan.
Peningkatan sumber daya bagi aparatur PNS di dilingkungan
pemerintah sangat diperlukan dengan beberapa cara yang tentunya
semua cara tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan dari pemerintah
daerah. Sebagaimana pendapat Ranupanjojo dan Husnan (dalam
Darmawan, 2013:25) menyebutkan bahwa „pengembangan sumber
daya manusia adalah usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan
maupun pengetahuan umum bagi karyawan untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi”. Dari pendapat tersebut sudah sangat
jelas bangwa setiap pengembangan sumber daya aparatur ditujukan
7
untuk pencapaian pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat
yang optimal.
Arah dan tujuan pengembangan sumber daya aparatur tersebut
memang ditujukan sebagai pencapaian pembangunan dan pelayanan
daerah kepada masyarakat. Menurut Griffin dalam Darmawan
(2013:73), aparatur memerlukan pengembangan sumber daya untuk
pengembagan kompetensi diri yang tentunya ditujukan untuk
peningkatan kinerja dan hasil kinerja aparatur atau yang dikenal denga
istilah kontrak psikologis. Dimana hal ni sangat penting menyangkut
tentang kontribusi organisasi untuk balas jasa antara organisasi dengan
organisasi. Dari hal tersebut timbul permasalahan mengenai kebutuhan
untuk pengembangan sumber daya, paakah pemerintah daerah ataukah
aparatur sendiri. Keadanaan demikian sulit untuk disampaikan dapat
disikapi dengan bijaksana baik organisasi maupun individu, dapat
mencapai tujuan oraganisasi tanpa mengesampingkan kontrak
psikologis (yang tidak terlulis). Dengan demikian kinerja aparatur dapat
termotivasi dan pemerintah daerah dapat mencapai tujuan dengan baik.
C. Kerangka Konseptual
Kapasitas Aparatur Sipil Negara merupakan aset terpenting
bagi instansi karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan
kegiatan operasional dalam rangka mewujudkan visi dan misi
organisasi. Untk meningkatkan profesionalisme dan kinerja usaha
secara berkelanjutan, telah dicanangkan program pengembangan
kualitas sumber daya aparatur secara konsisten melalui undang-undang
nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Adapun upaya yang
dapat dilakukan yaitu pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola
karier, Promosi, Mutasi, Penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
serta Penghargaan.
Penjelasan diatas merupakan uraian singkat dari gambaran
kerangka konseptual yang akan penulis gunakan dalam mencari tahu
8
upaya peningkatan ASN pada Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten
Sinjai.
D. Defenisi Operasional
1. Upaya peningkatan kapasitas ASN adalah usaha atau kegiatan yag
dilakukan dalam mengambangkan kemampuan maksimal aparat sipil
negara, melalui upaya:
a. Pangkat dan jabatan yaitu PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan
tertentu pada instansi Pemerintah yang mana Pengangkatan PNS
ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan, selain itu PNS dapat
berpindah antar dan antara jabatan Pimpinan Tinggi, jabatan
9
Administrasi, dan jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Instansi
Daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.
b. Pengembangan karier yaitu pengembangan karier PNS yang
dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja,
dan kebutuhan Instansi Pemerintah dengan mempertimbangkan
integritas dan moralitas.
c. Pola karier yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk menjamin
keselarasan potensi PNS dengan kebutuhan penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan pembangunan perlu disusun pola karier PNS
yang terintegrasi secara nasional.
d. Promosi yaitu Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan
objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang
dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja,
kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, dan pertimbangan dari tim
penilai kinerja PNS pada instansi pemerintah, tanpa membedakan
jender, suku, agama, ras dan golongan.
e. mutasi yaitu setiap PNS dapat dimutasi tugas dan atau/ lokasi
dalam 1 (satu) Instansi puas, antar-Instansi puas, 1 (satu) Instansi
Daerah, antar-Instansi Derah, antar-Instansi Pusat dan Instansi
Daerah, dan keperwakilan negara kesatuan republik indonesia di
luat negeri.
f. Penilaian kinerja yaitu penilaian kinerja PNS dilakukan
berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat
unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, pencapaian,
hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.
g. Penggajian dan tunjangan yaitu pemerintah wajib membayar gaji
yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan
PNS. Gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab,
dan resiko pekerjaan. Tunjangan meliputi tunjangan kinerja dan
tunjangan kemahalan
10
h. Penghargaan yaitu PNS yang telah menunjukkan kesetiaan,
pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja
dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.
2. Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada kantor
Insteptorat Kabupaten Sinjai.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Good governance adalah suatu tindakan atau tingkah laku yang didasarkan
pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan,mengendalikan, atau mempengaruhi
masalah public untuk mewujudkan nilai-nilai itu dalam kehidupan
keseharian.Good governance juga merupakan suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah,masyarakat madani
(civil society) dan sector swasta.Kesepakatan tersebut mencakup keseluruhan
bentuk mekanisme,proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok
masyarakat mengutarakan kepentingannya,menggunakan hak hokum,memenuhi
kewajiban dan membebani perbedaan diantara mereka.
Kapasitas Aparatur Sipil Negara merupakan aset terpenting bagi instansi
karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional
dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. Untk meningkatkan
profesionalisme dan kinerja usaha secara berkelanjutan, telah dicanangkan
program pengembangan kualitas sumber daya aparatur secara konsisten melalui
undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Adapun
upaya yang dapat dilakukan yaitu pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola
karier, Promosi, Mutasi, Penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, serta
Penghargaan.
3.2 Saran
Untuk memperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah ini kami sarankan
dengan penuh hormat kepada semua pihak baik pembimbing ataupun rekan-rekan
seperjuangan untuk dapat ikut serta memberikan kritikan dan masukan agar dapat
memperbaiki dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya.
Mudah-mudahan kedepan pelayanan yang di berikan melaui konsep good
governance akan menjadikan kehidupan dinegara lebih mudah dalam memperoleh
pelayanan dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat yang ada di
12
pemerintahan negara serta tidak membutuhkan biaya yang besar untuk
memperoleh sebuah pelayan.
Sebagai pel atau obat terhadap penyakit pelayan yang terjadi selama ini
adalah konsep good governance, dapat di terapkan kepada petugas pelayan publik
yang ada di negara. Dengan cara memberikan pelatihan pelayanan publik kepada
petugas yang ada di negara. Sekali lagi kita berharap pelayan publik yang efesiean
efektif dan akuntabilitas dapat di wujudkan di negara kita.
13
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Mathis dan Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Salemba
Empat
14