Anda di halaman 1dari 19

Pengaruh Disiplin dalam Budaya Kerja terhadap

Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan UPT


Pelatihan Kerja Sumenep.

MAKALAH HASIL GAGASAN SENDIRI


Diajukan kepada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Timur untuk memperoleh Angka Kredit

Disusun Oleh :
HIU ISWAHYUDI S.Pd
NIP.19650512 198603 1 014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA
Jl. Gapura - Parsanga Telp./Fax. (0328) 662126
SUMENEP
Pengaruh Disiplin dalam Budaya Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan UPT
Pelatihan Kerja Sumenep.

MAKALAH HASIL GAGASAN SENDIRI


Diajukan kepada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Timur untuk memperoleh Angka Kredit

Disusun Oleh :
HIU ISWAHYUDI S.Pd
NIP.19650512 198603 1 014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA
Jl. Gapura - Parsanga Telp./Fax. (0328) 662126
SUMENEP
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA
Jl. Gapura – Parsanga  / Fax (0328) 662126
SUMENEP

SURAT PERINTAH TUGAS


No. 836 / 2970 /106.16/2014

Menimbang : Dalam rangka meningkatkan pelatihan tenaga kerja dan


meningkatkan kualitas pelatihan di pandang perlu untuk menugaskan
Instruktur melaksanakan proses pembelajaran pelatihan dan
pengembangan kegiatan penulisan karya tulis ilmiah.

: 1. Surat permohonan dari Instruktur tanggal 01/12 / 2014 penulisan


Dasar membuat Makalah.
2. Kepmenpan No.36/Kep/M/2003 tentang Jabatan Fungsional
Instruktur dan Angka Kredit.
3. Surat Edaran Kepala Dinas Tenaga kerja Propinsi Jawa Timur
No. 836.2/1300.A/112.01/2006 tentang Tata Cara Pengajuan dan
Penilaian DUPAK.

MENUGASKAN

Kepada Nama : HIU ISWAHYUDI S.Pd


NIP : 19650512 198603 1 014
Pangkat/Golongan : Penata TK.I ( III/d )
Jabatan : Instruktur Muda Kejuruan Elektronika
Untuk Melaksanakan kegiatan membuat Makalah dengan judul : Pengaruh
Disiplin dalam Budaya Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di
UPT Pelatihan Kerja Sumenep”.

Agar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab

Dikeluarkan di : Sumenep
Pada tanggal : 01 Desember 2014

Mengetahui,
KEPALA UPT PELATIHAN KERJA SUMENEP

JOKO IRIYANTO. SE.MSi


NIP.19600727 198303 1 017
LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh Disiplin dalam Budaya Kerja terhadap


Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan UPT
Pelatihan Kerja Sumenep.

MAKALAH HASIL GAGASAN SENDIRI


Diajukan kepada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan
Provinsi Jawa Timur untuk memperoleh Angka Kredit

Disusun Oleh :
HIU ISWAHYUDI S.Pd
NIP.19650512 198603 1 014

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Mengetahui, Tim Penilai Angka Kredit


KEPALA UPT PELATIHAN KERJA UPT PELATIHAN KERJA SUMENEP
SUMENEP

JOKO IRIYANTO. SE.MSi DWI PURNOMO. S.Pd


Pembina Tk.I Pembina Tk.I
NIP. 19600727 198303 1 017 NIP. 19580109 198303 1 009
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan malakah
yang berjudul : “Pengaruh Disiplin dalam Budaya Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Negeri Sipil di UPT Pelatihan Kerja Sumenep”. Untuk terwujudnya makalah ini
penulis sangat berterima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu pembuatan makalah ini sehingga dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana. Makalah ini didekasikan kepada seluruh pihak yang peduli akan pentingnya
ketekunan dan kesabaran dalam menjalankan tugas tugas sebagai Pegawai Negeri
Sipil. Dalam menjalankan tugasnya pegawai negeri sipil dituntun untuk dapat
memberikan pelayanan prima yang baik kepada masyarakat.

Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat dipergunakan dengan sebaik baiknya. Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi memperbaiki makalah yang telah
disusun ini, agar kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

SURAT PERINTAH TUGAS


LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ....................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1.Latar belakang ................................................................. 1
1.2.Permasalahan ................................................................. 1
1.2.1. Pengertian Budaya
1.2.2. Pengertian Kerja
1.2.3. Pengertian Budaya Kerja
1.2.4. Bagaimana Ketekunan dan Kesabaran dalam Budaya
Kerja Pegawai negeri Sipil.
1.3.Tujuan dan Manfaat Budaya Kerja .................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN .................................................................. 3
2.1. Pengertian Budaya ........................................................ 3
2.2. Pengertian Kerja ............................................................ 4
2.3. Pengertian Budaya Kerja ............................................... 4
2.4. Ketekunan dan Kesabaran dalam Budaya Kerja Pegawai
Negeri Sipil..................................................................... 6
BAB III. MEMBANGUN BUDAYA KERJA PNS ............................. 8-10
BAB.IV. PENUTUP ......................................................................... 12
A.Kesimpulan ....................................................................... 12
B.Saran ................................................................................ 12
C.Daftar Pustaka .................................................................. 13
D.Surat Pernyataan Keaslian Makalah................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Reformasi birokrasi dalam bidang kepegawaian pada dasarnya bertujuan untuk


menciptakan birokrasi pemerintahan yang profesional dengan karakteristik adaptif,
berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas dari KKN, mampu melayani public,
netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai nilai dasar dan kode etik
aparatur Negara. Secara khusus, pada tahun 2025 diharapkan Indonesia berada
pada fase yang benar benar bergerak menuju Negara maju yang mewujudkan
pemerintahan kelas dunia, yaitu pemerintahan yang professional dan berintegrasi
tinggi yang mampu menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat dan
manajemen pemerintahan yang demokratis serta diharapkan mampu menghadapi
tantangan pada abad ke. 21 melalu tata pemerintahan yang baik pada tahun 2025.
Melalui nilai nilai yang tercantum dalam budaya kerja, diharapkan nilai nilai tersebut
dapat meningkatkan kinerja dari aparatur pemerintahan sehingga dapat memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat umum, tanpa adanya diskriminasi dengan
alasan apapun. Ketekunan dan kesabaran merupakan salah satu indicator perilaku
dalam budaya kerja.

1.2. Permasalahan
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian Budaya?
2 Apakah pengertian Kerja?
3. Apakah pengertian Budaya Kerja?
4. Bagaimana Ketekunan dan Kesabaran dalam Budaya Kerja Pegawai
Negeri Sipil ?

1
1.3. Tujuan dan Manfaat Budaya Kerja.

Tujuan Budaya kerja :


Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang
ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai
tantangan di masa yang akan datang.

Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :


1. Meningkatkan jiwa gotong royong
2. Meningkatkan kebersamaan
3. Saling terbuka satu sama lain
4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan
5. Meningkatkan rasa kekeluargaan
6. Membangun komunikasi yang lebih baik
7. Meningkatkan produktivitas kerja
8. Tanggap dengan perkembangan pembangunan tehnologi dunia luar, dll.

Keberhasilan pelaksanaan program budaya kerja antara lain dapat dilihat dari
peningkatan tanggung jawab, peningkatan kedisiplinan dan kepatuhan pada
norma/aturan, terjalinnya komunikasi dan hubungan yang harmonis dengan semua
tingkatan,peningkatan partisipasi dan kepedulian, peningkatan kesempatan untuk
pemecahan masalah serta berkurangnya tingkat kemangkiran dan keluhan dalam
suatu Lembaga maupun organsasi.

2
BAB. II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Budaya

Secara harfiah, pengertian budaya (culture) berasal dari kata Latin Colore,
yang berarti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang. Namun, pengertian
yang semula agraris ini lebih lanjut diterapkan pada hal hal yang bersifat rohani
dalam pengertian lain kebudayaan diartikan sebagai way of life, yaitu cara hidup
tertentu yang memancarkan identitas tertentu pula dari suatu bangsa.
The American Herritage Dictionary mendefinisikan “kebudayaan” secara lebih
formal, “sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui
kehidupan social, seni, agama, kelembagaan, dan segala hasil kerja dan pemikiran
manusia dari suatu kelompok manusia”. Menurut koenjaraningrat, budaya adalah
“keseluruhan system gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.
Selanjutnya dinyatakan, bahwa kebudayaan memiliki tiga wujud yaitu :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide ide, gagasan, nilai
nilai, norma norma, peraturan, dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda benda hasil karya manusia.
Dalam kenyataan kehidupan sehari hari, ketiga wujud kebudayaan tersebut tidak
terpisah satu sama lain dan bahkan saling mengisi dan saling terkait secara erat.
Kemudian pada bagian lain, menurut Koentjaraningrat kebudayaan dirumuskan
sebagai “keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya
dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil karyanya itu”.

3
2.2. Pengertian Kerja
Dalam literatur budaya organisasi dapat juga disebut basic
assumption tentang sesuatu dalam hal ini kerja. Kata kerja dapat diidentifikasikan
dalam berbagai pernyataan sebagai berikut :
1. Kerja adalah kewajiban. Dalam system birokrasi atau system kontraktual,
kerja adalah kewajiban, guna memenuhi perintah atau membayar hutang.
2. Kerja adalah pengabdian kepada sesama. Kerja dengan tulus , tanpa pamrih.
3. Kerja adalah suci, Kerja harus dihormati dan jangan dicemarkan dengan
perbuatan dosa,kesalahan, pelanggaran dan kejahatan.

2.3. Pengertian Budaya kerja


Berpijak dari nilai nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia kebudayaan diolah
sedemikian rupa, sehingga menjadi nilai nilai baru yang menjadi sikap dan perilaku
manajemen dalam menghadapi tantangan baru. Budaya kerja itu tidak akan muncul
begitu saja, akan tetapi harus diupayakan dengan sungguh sungguh melalui suatu
proses yang terkendali dengan melibatkan semua SDM dalam seperangkat system,
alat alat dan teknik teknik pendukung. Budaya Kerja merupakan kawah
Candradimuka untuk merubah cara kerja lama menjadi cara kerja baru yang akan
berorientasi untuk memuaskan pelanggan atau masyarakat.
Kualitas atau mutu suatu produk (jasa atau barang), cara kerja dan SDM harus
dapat diukur dan merupakan kesepakatan bersama. Pengukuran kualitas anatara
lain dari aspek persyaratan, bentuk, warna, jaminan, pelayanan, dan lain lain.
Kembali pada dasar kualitas yang bersumber pada tingkat kualitas SDM yang
bermutu tinggi dapat dipastikan akan dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan
produk ang berkualitas tinggi, karena semua orang terlibat dalam proses kerja dan
mereka sudah tahu apa yang seharusnya dikerjakan dengan bahasa yang sama.
Budaya Kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai
nilai nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya
dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin
dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita cita, pendapat dan tindakan yang
terwujud sebagai “kerja” atau “bekerja”.

4
Budaya Kerja organisasi adalah manajemen yang meliputi pengembangan,
perencanaan, produksi, dan pelayanan sutu produk yang berkualitas dalam arti
optimal, ekonomi, dan memuaskan. Budaya kerja adalah salah satu komponen
berkualitas manusia yang sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi
tolak ukur dasar dalam pembangunan. Budaya kerja dapat ikut menentukan
integrasi bangsa dan menjadi penyumbang utama dalam menjamin kesinambungan
kehidupan bangsa. Budaya kerja juga sangat erat kaitannya dengan nilai – nilai yang
dimilikinya, terutama falsafah bangsa yang mampu mendorong prestasi kerja
setinggi tingginya. Program budaya kerja akan menjadi kenyataan melalui proses
panjang, karena perubahan nilai nilai lama menjadi nilai nilai baru akan memakan
waktu untuk menjadi kebiasaan dan tak henti hentinya terus melakukan
penyempurnaan dan perbaikan.Wahana budaya kerja adalah produktivitas yang
berupa perilaku kerja yang tercermin antara lain: kerja keras,ulet, disiplin, produktif,
tanggung jawab, motivasi, manfaat, kreatif, dinamik, konsekuen, konsisten,
responsive, mandiri, makin lebih baik, dan sebagainya.
Manfaat yang didapat dari budaya kerja itu sendiri adalah menjamin hasil kerja
dengan kualitas yang lebih baik, membuka seluruh jaringan komunikasi,
keterbukaan, kebersamaan, kegotong royongan, kekeluargaan, menemukan
kesalahan, dan cepat memperbaiki, cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan
dari luar ( factor eksternal seperti pelanggan, teknologi, social, ekonomi, dan lain-
lain). Mengurangi laporan berupa data data dan informasi yang salah dan palsu.
Manfaat lainnya yaitu: kepuasan kerja meningkat, pergaulan yang lebih meningkat,
pengawasan fungsional berkurang, pemborosan berkurang, tingkat absensi turun,
ingin belajar terus, ingin memberikan yang terbaik bagi organisasi dan lain lain.
Dalam arti lain budaya kerja aparatur pemerintah dapat diartikan sebagai : sikap dan
perilaku individu dan kelompok aparatur Negara yang didasari atas nilai nilai yang
diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan sehari hari. Pelaksanaan budaya kerja dengan cara cara yang
seharusnya tersebut diarahkan kepada terciptanya aparatur Negara yang
professional, bermoral dan bertanggung jawab dengan persepsi yang tepat terhadap
pekerjaan sehingga yang dilakukan selalu dengan keyakinan untuk berbuat yang
terbaik, dengan cara yang seharusnya dan menghasilkan pekerjaan yang terbaik
pula.
5
Dengan demikian makna dan arti pelaksanaan budaya kerja bagi aparatur
adalah sebagai aparatur Negara akan bermanfaat, baik bagi dirinya, organisasi, dan
dalam menjalankan tugas, dengan penuh kesungguhan yang memiliki kemungkinan
untuk melakukan aktualisasi, berperan dan berprestasi, yang akan berdampak pada
peningkatan kerja kelompok atau organisasi. Pelaksanaan budaya kerja aparatur
Negara dengan nilai-nilai yang seharusnya merupakan langkah awal yang sebaiknya
dipilih dalam upaya melakukan Reformasi birokrasi secara keseluruhan, sehingga
dapat menjadi birokrasi yang efisien dan efektif dengan aparatur yang bersih,
transparan, dan professional dalam menjalankan tugasnya. Hukum menjadi dasar
dari tatanan birokrasi yang ada dan dilaksanakan secara konsisten sehingga
pelaksanaan Negara menjadi baik dan bersih (good and clean government) dan
masyarakat sebagai pihak yang harus dilayani memperoleh imbas yang baik pula.

2.4. Ketekunan dan Kesabaran dalam Budaya Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Budaya kerja sangat diperlukan dalam organisasi pemerintahan dimana budaya
kerja tersebut dapat meningkatkan kinerja dari pegawai negeri sipil itu sendiri.
Meningkatnya kinerja pegawai akan berdampak secara langsung kepada kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan yang diterima mereka dari pegawai negeri sipil.
Pegawai negeri sipil itu sendiri merupakan sumber daya yang sangat diperlukan
karena peran dan kedudukannya dalam organisasi pemerintahan. Dalam kedudukan
dan peranan di organisasi pemerintahan setiap negara, pegawai negeri sipil
merupaka tulang punggung pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
melaksanakan pembangunan untuk mencapai tujuan nasional. Ketekunan dan
kesabaran merupakan salah satu indikator peningkatan budaya kerja perilaku
perilaku pegawai negeri sipil yang dianggap perlu ditingkatkan untuk peningkatan
fungsi pelayanan (baik kepada masyarakat, maupun ke dalam instansi sendiri dan
antar instansi pemerintah itu sendiri). Asal kata ketekunan yaitu tekun. Yang artinya
adalah rajin, keras hati, dan bersungguh sungguh. Ketekunan adalah
kekerasan,kesungguhan dan
keasyikan. Ketekunan bermaksud bersungguh sungguh, komite, sabar dan teliti
dalam melaksanakan sesuatu tugas.

6
Ketekunan akan menghasilkan output yang berkualitas dan mencapai sasaran
yang ditetapkan. Ketekunan merupakan sikap mental seseorang yang bersifat
tangguh, tekun dan bersungguh sungguh, amanah untuk mencapai sasaran kerja
dan prestasi kerja terbaiknya, tidak asal jadi. Dalam makna lain ketekunan adalah
teliti, rajin mendalami sesuatu pekerjaan/tugas seseorang maupun kelompok yang
bersifat konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan komitmen yang disepakatinya
(atau sikap kerja yang memuat nilai: Commitment,Consistence,Continuous).
Sedangkan kesabaran asal katanya yaitu dari kata sabar yang mengandung makna
tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, dan tidak lekas
patah hati). Kesabaran merupakan sifat kekuatan dan ketahanan diri dalam
menerima kesusahan atau halangan dengan menganggap tekanan dan kesukaran
tugas adalah dugaan dari Tuhan. Dalam makna lain kesabaran adalah tidak
emosional, tidak perlu terges gesa, asalkan tercapai tujuannya tanpa mengorbankan
kepentingan orang lain.
Ketekunan dan kesabaran ini diharapkan sudah tertanam dalam jiwa para
pegawai negeri sipil sehingga fungsi mereka sebagai penyelenggara pemerintahan
berjalan dengan baik. Masyarakat akan puas terhadap kinerja pegawai negeri sipil
tersebut. Pelayanan yang diberikan pun akan menjadi pelayanan prima seperti yang
telah mereka idam idamkan. Pelaksanaan budaya kerja berkaitan dengan
penyelenggaraan pelayanan public karena pelayanan public pada hakikatnya adalah
pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan
kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

7
BAB. III
MEMBANGUN BUDAYA KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

Budaya kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih dipandang oleh sebelah
mata; lambat, birokratis, malas, dan biaya tinggi. Namun di satu pihak yang lain
berpandangan sebaliknya. Bahwa budaya kerja PNS sudah berangsur membaik,
ditandai dengan membaiknya pelayanan kepada masyarakat. Terlepas dari dua
pandangan berbeda di atas, yang pasti budaya kerja PNS harus ditingkatkan.
Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem yang mampu mengembangkan
profesionalisme dan lingkungan yang kondusif dalam rangka mendukung
pencapaian tugas.

Paling tidak ada lima syarat yang harus dipenuhi dalam rangka meningkatkan
Budaya Kerja PNS.

1. Ada nilai yang mendukung pencapaian visi.


2. Ada motivasi yang mampu memacu kerja seorang pegawai.
3. Ada ide dan strategi yang tepat.
4. Ada tujuan bersama yang jelas.
5. Etika kerja yang ditumbuhkan melalui sistem (Meritokrasi, Remunerasi,
dan lain sebagainya).
· Nilai berbagai pihak meyakini bahwa nilai dapat menggerakkan etos seseorang.
Dengannya seseorang dapat menjadi gigih, sungguh sungguh dalam bekerja,
memiliki komitmen yang tinggi, dan lain sebagainya. Banyak contoh dapat disebut
disini untuk menunjukkan bahwa nilai sangat berpengaruh bagi seseorang dalam
bekerja maupun berusaha. Keberhasilan gerakan sosialisme, kapitalisme, gender,
dan termasuk keberhasilan Indonesia merdeka dari kolonialisme adalah karena
bermula dari keyakinan terhadap kebenaran suatu nilai yang diperjuangkannya.
Mengapa nilai begitu berpengaruh? Penyebabnya tidak lain adalah karena pada
dasarnya hampir tidak ada seorang pun yang tidak memiliki suatu makna hidup.
Pekerjaannya sekarang adalah menginternalisasikan suatu nilai terhadap segenap
aparatur secara sistematif. Disinilah diperlukan pemikiran cerdas, cermat serta
pragmatis konsepsional dalam rangka transformasi nilai dalam upaya membangun
budaya kerja yang progresif.
8
Motivasi. Tanpa adanya motivasi, bekerja menjadi hampa. Efek negatifnya
bekerja menjadi lambat selesai, sering meleset dari target waktu yang telah
ditentukan dan tidak efektif. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana motivasi itu
tumbuh. Orang bijak mengatakan bahwa motivasi itu ada dalam diri seseorang jika
kepentingan seseorang tersebut ada didalamnya. Untuk itu, dibutuhkan kerja cerdas
bagaimana mengemas kepentingan-kepentingan setiap individu secara apik tanpa
mengorbankan kepentingan lain yang lebih besar. Di sinilah dibutuhkan kearifan
membuat kebijakan dan menyusun program kerja sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan organisasi yang mudah dimengerti, dipahami, dan
dilaksanakan oleh setiap orang dalam organisasi tersebut. Ide dan strategi tepat. Ide
adalah gagasan tentang sesuatu hal. Sedangkan strategi adalah cara pencapaian
berdasarkan pertimbangan pertimbangan obyektif (sosial, politik, ekonomi, hukum
dan lain sebagainya). Dalam hal ide dan strategi ini, satu hal yang mesti dimiliki oleh
pegawai negeri adalah adanya jiwa berwirausaha atau entreprenuer. Yaitu
kermampuan menggunakan sumber daya dengan cara baru untuk memaksimalkan
produktivitas dan efektivitas (David Obsborne: 2000;18).
Dengan modal ini para pegawai akan senantiasa mampu menbaca peluang secara
positif untuk menggerakkan segenap kemampuannya dalam rangka pencapaian
mission organitation. Tujuan bersama. Adalah mustahil sebuah misi akan tercapai
kalau orang orang yang ada di dalamnya memiliki tujuan yang berbeda. Meneg PAN
Taufiq Effendi selalu mengatakan bahwa guna mencapai pada sesuatu yang dicita
citakan bersama maka harus ada kesamaan persepsi dan jugakesamaan tujuan.
Dengan kesamaan ini maka seluruh energi akan tercurah pada satu titik yang
menjadi cita cita bersama tersebut. Di sinilah sebenarnya dibutuhkan komunikasi
intensif,keterbukaan dan kebersamaan. Etika kinerja. Dalam rangka memantapkan
etika kinerja, hal mendasar yang perlu ditegaskan adalah soal job discription.
Masing masing pegawai harus memahami secara baik apa saja yang menjadi tugas
pekerjaannya. Jangan sampai seorang pegawai menjuadi sangat sibuk tetapi tidak
mengerjakan pekerjaan pokoknya. Disinilah tugas seorang atasan senantiasa
memberikan arahan-arahan pegawai yang menyangkut tugas pokok dan fungsi
pegawai yang bersangkutan.

9
Hal lain yang harus ditegaskan juga kaitannya dengan masalah etika kerja ini
adalah soal reward and punishment. Untuk menjalankan reward and punishment ini
perlu dibarengi dengan kejelasan pola karier jabatan, penempatan berdasarkan
keahlian, remunerasi dan meritokrasi. Melaksanakan Paradigma Baru, Perubahan
besar sistem sosial politik, ekonomi, dan lain lain telah mendorong masyarakat luas
menjadi semakin kritis dan paham terhadap hak haknya. Berbarengan dengan itu,
maka mau tidak mau PNS harus mampu mengimbangi kecerdasan dan kepekaan
masyarakat yang berkembang pesat. Di antara cara yang dapat ditempuh adalah
dengan melaksanakan paradigma baru. PNS dan juga pejabat negara adalah
pamong praja, yaitu abdi dan pelayan masyarakat. Tugasnya adalah memberikan
pelayanan secara menyenangkan kepada masyarakat tentang apa saja yang
menjadi kepentingan kepentingannya. Persoalannya sekarang adalah masih ada
sebagian pihak yang sering memanjakan aparatur negara dengan cara memberikan
fasilitas fasilitas lebih sehingga memaksa aparatur negara kembali berparadigma
lama. Sekarang ini hasrat pegawai untuk menyenangkan masyarakat sudah tumbuh
menggembirakan.
Di berberbagai daerah sudah digalakan tentang bagaimana (misalnya)
memberikan pelayanan secara cepat, tepat, dan murah. Sebut saja sebagai contoh
kecil adalah merebaknya penerapan model pelayanan satu pintu,dimana
masyarakat cukup datang ke satu kantor mulai dari soal pendaftaran sampai urusan
seleksi. Berikutnya, sejak awal diangkat setiap pegawai telah diambil sumpahnya di
bawah persaksian kiab suci untuk menjalankan amanah jabatan itu secara
konsekuen. Namun, lagi-lagi amanah itu ternodai karena berbagai hal. Untuk itu,
perlu diciptakan sistem yang mampu mengawal sumpah sehingga dapat
dilaksanakan secara konsisten. Banyak faktor yang menyebabkan amanah kurang
dapat diaplikasikan secara maksimal. Bisa jadi itu disebabkan oleh pibadinya yang
bermasalah, atau bisa juga disebabkan oleh sistemnya yang tidak mendukung, dan
tidak menutup kemungkinan disebabkan oleh dua duanya; pribadinya bermasalah
dan sistemnya tidak benar. Untuk itu diperlukan upaya terus menerus untuk
membenahi pribadi pribadi bermasalah dan sistem yang salah. Dari paradigma di
atas perlu dirasakan getarannya oleh masyarakat, sehingga tidak hanya menjadi
untaian kata kata indah. Caranya, segenap aparatur negara harus terus bekerja dan
berkarya membuktikan bahwa dirinya adalah pelayan masyarakat prima yang baik.
10
BAB. IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan.

Budaya kerja yang ada pada perorangan, kelompok, organisasi dan


penyelenggara negara sebenarnya merupakan kebiasaan kebiasaan yang dilakukan
baik secara rutin karena adanya aturan ataupun dilakukan karena merupakan cara
termudah untuk pelakunya untuk melakukan pekerjaannya.
Budaya tersebut dapat berupa peniruan / keteladanan, penyerapan dari berbagai
hal, ataupun peraturan yang ada dalam bentuk hukum atau skenario pembelajaran,
sehingga pelaksananya melakukan hal hal tersebut sebagai suatu yang memang
harus dilakukan. Kegiatan yang terus menerus tersebut kemudian menjadi budaya
kerja tersendiri bagi pelakunya.
Ketekunan dan kesabaran tersebut merupakan salah satu sikap yang diperlukan
dalam budaya kerja pegawai negeri sipil. Sehingga tugas pegawai negeri sipil
sebagai penyelenggara pemerintahan berjalan dengan baik.

4.2. Saran.

4.2.1. Pembangunan aparatur pemerintahan diarahkan untuk menciptakan


aparatur yang lebih efisien, bersih dan berwibawa serta mampu
melaksanakan seluruh tugas umum dan pembangunan dengan sebaik
baiknya. Dalam hubungan ini kemampuan aparatur pemerintah serta
sikap disiplin perlu ditingkatkan.
4.2.2. Hendaknya ada pembinaan Pegawai Negeri Sipil dalam upaya
peningkatan kedisiplinan sebab dengan melakukan pembinaan di
harapkan dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pegawai.
4.2.3. Hendaknya ada sanksi yang tegas terhadap setiap pelanggar disiplin
Pegawai Negeri Sipil.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Lembaga Administrasi Negara. 2009. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah :


Indonesia.
2. Google www.wikipedia.com.

Pengaruh Disiplin Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai


Negeri Sipil.

3. Ndraha, 2005 ''Teori Budaya Organisasi'', Jakarta; Rineka Cipta.

4. Wirawan , 2007 ''Budaya dan Iklim Organisasi'',Jakarta;Salemba Empat.

5. Website Wikipedia Bahasa Indonesia; http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja.

6. Website ; http://puslit.petra.ac.id/~puslit.

13
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN MAKALAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : HIU ISWAHYUDI S.Pd
NIP : 19650512 198603 1 014
Pangkat / Golongan : Penata TK.I ( III/d )
Jabatan : Instruktur Muda Kejuruan Elektronika

MENYATAKAN

Bahwa buku laporan Makalah yang saya buat ini adalah hasil karya sendiri
dan bukan hasil karya orang lain, kecuali ada kutipan yang telah disebutkan
sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Sumenep, 30 Desember 2014

Penulis

HIU ISWAHYUDI S.Pd


NIP.19650512 198603 1 014

14

Anda mungkin juga menyukai