PENDAHULUAN
Media massa belakangan ini memiliki peran yang begitu penting bagi
manusia, seperti informasi terkini seputar hal-hal yang terjadi, sampai hiburan
yang diberikan oleh media itu sendiri. Manusia dewasa ini hampir tidak bisa
Dari atas dasar pemenuhan gaya hidup maka banyak sekali media massa
yang cukup berpengalaman di Indonesia. Media cetak baik lokal maupun yang
mendominasinya media massa lain ternyata tidak membuat pamor radio turun,
dari berita-berita yang disiarkan sampai dengan hiburan melalui musik dan
sebagai radio itu sendiri atau belum. Alasannya adalah karena eksistensi radio
Suara Bersatu yang sudah tidak diragukan lagi yang masih menjadi Radio
gelombang radio untuk membawa pesan dalam bentuk kode morse. Marconi
tidak terjangkau kabel telegraf, dan bahkan mendirikan pabrik perakit dan
pengiklan. Dari sini pula muncul tendensi baru dalam operasionalisasi radio
radio di Indonesia bisa dibagi menjadi empat fase yaitu jaman penjajahan
fase Radio Swasta. Pada jaman penjajahan Belanda status radio siaran di
Indonesia adalah radio swasta. Radio swasta yang pertama kali didirikan
adalah BRV (Batavia Radio Verenging) yang didirikan pada 16 juni 1925 di
Jakarta (atau Batavia waktu itu), lima tahun setelah Amerika Serikat, dan tiga
Gulden sebulan.
Pada jaman pendudukan Jepang siaran radio di Indonesia dikelola dan
bernama Nippon Hoso Kanri Kyoku atau Radio Militer Jepang, berpusat di
Jalan Merdeka Barat no. 4-5 Jakarta Pusat (lokasi gedung RRI sekarang). Di
10.00 WIB.
September 1945 (yang sekarang diperingati sebagai hari radio), oleh para
para mahasiswa di awal Orde Baru pada tahun 1966. Secara yuridis,
Pemerintah RI no. 55 tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah yang
mengatur fungsi, hak, kewajiban, dan tanggung jawab radio siaran, syarat-
frekuensi 95,5 FM. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan kepada para
yang diinginkan para pendengarnya. Yaitu sebagai radio Berita, Informasi dan
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih singkat, terarah dan tidak melebar ke dalam
hal-hal yang tidak perlu, maka peneliti merasa perlu untuk membatasi masalah
terkait subjek penelitian. Subjek atau sampel yang diambil untuk penelitian ini
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi objek penelitian ini adalah :
kepuasan responden?
D. Tujuan Penelitian
siaran berita di radio di tengah terjangan media elektronik TV, media cetak
1. Manfaat Akademis
era modern seperti ini yang mana siaran-siaran berita didominasi oleh
2. Manfaat Praktis
jurnalistik.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Berita
Dra. Ana Retnoningsih disebutkan bahwa berita itu sama artinya dengan
pokok. Bagi radio, televisi, dan surat kabar, berita adalah sesuatu yang
terjadi sekarang dan yang akan segera terjadi. Signifikan adalah aspek
berita yang paling utama. Berita adalah sesuatu yang memiliki arti penting
atau dibaca orang, dan sesuatu yang akan (segera) terjadi. Berita dapat
berupa suatu peristiwa (event), bisa juga berupa gagasan (idea) atau
(intention) yang akan dilakukan seseorang tidak bisa jadi berita, karena
niat adalah sesuatu yang belum terucap atau tertulis. Kendati demikian,
niat bisa menjadi berita besar, manakala sudah diucapkan, dan karena itu
layak diberitakan.
itu sangatlah sulit. Belum ada batasan yang begitu memuaskan yang dapat
Segala hal yang baru merupakan bahan informasi bagi semua orang
yang memerlukannya. Dengan kata lain, semua hal yang baru merupakan
bahan informasi yang dapat disampaikan kepada orang lain dalam bentuk
berita (news).
selalu dicari oleh para reporter adalah laporan tentang fakta yang terlibat
dalam suatu peristiwa, namun bukan hakiki dari peristiwa itu sendiri.
pembaca, dan berita yang terbaik ialah berita yang paling menarik
fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang terjadinya pun aktual
dalam arti “baru saja” atau hangat dibicarakan orang banyak. Adapun cara
melaporkan atau memberitakan sesuatu, supaya menarik perhatian orang
banyak, orang lazim melakukannya dengan gaya “to the point” atau
“diplomatis”
harus:
pendengar bagi radio, atau pemirsa televisi. bukan tidak mungkin, dari sisi
informasi, berita kurang menarik, tetapi ada daya tarik tertentu yang
informasi itu. Berita juga punya syarat harus disebarkan melalui media
seluruh isi surat kabar adalah berita. Bahkan ada yang menganggap iklan
itu juga berita tentang produk dan jasa. Namun, inilah yang disebut dengan
dua di radio dan televisi. Namun, dalam jurnalisme radio, televisi, dan
ada biro yang mau memasang iklan di surat kabar yang isi atau beritanya
Hal itu jelas terlihat dari banyaknya kantor berita, perusahaan surat
setelah kekuasaan orde baru jatuh, umumnya radio swasta juga berlomba
di dalamnya;
3. Penting;
kejadian, gagasan, atau yang disebut dengan “fakta” betapa pun aktual,
media massa dan tidak disampaikan kepada umum untuk diketahui, hal
jurnalistis, kita mengenal jenis berita yang langsung (to the point)
why, dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis
ini sangat terikat waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat
surat kabar, radio, atau televisi. Demikian pula dalam hal mengetahui
Begitu pula terhadap apa yang disajikan surat kabar, majalah, radio,
atau televisi.
b. Feature
yang agak jelas barangkali yang ini, “cerita feature adalah artikel yang
Feature dapat pula diartikan sebagai artikel atau berita yang khusus
sebenarnya feature punya ciri khas sendiri. Lebih dari dua dekade
4. Media itu bukan dan tidak menjadi satu-satunya faktor yang dapat
khalayak.
5. Kekuatan persuasi media massa bukanlah merupakan variabel utama
Situasi dan kondisi pada saat itu, 1959 di AS, memang menunjukkan
bahwa studi efek media, yang pada awalnya menganggap bahwa media itu
hypodermis, teori jarum suntik) mulai tidak terbukti sepenuhnya dan telah
terjadi perubahan dari teori powerfull effect media cenderung menjadi teori
pasar iklan, pengaruh media, dan daya tarik publik terhadap media.
Pada periode tertentu, tentu saja sikap dan perilaku publik terhadap
media dapat saja berubah, sesuai dengan pasang surut dan dinamika
bahwa agenda publik lah yang menentukan agenda media. Seberapa besar
informasi yang terjadi pada diri dan di dalam masyarakat, sebesar dan
Titik berat riset Uses and Gratification ini pada khalayak sebagai selector
sebagaimana anggapan kuat yang berlaku sebelum itu. Levy dan Windahl,
bahwa khalayak itu aktif dan selektif memilih media yang mereka
besar bahwa penelitian efek terlalu berfokus pada efek negatif media
mereka inginkan.
Kebangkitan kedua dan yang terbaru dari bangkitnya ketertarikan
atas pendekatan uses and gratification, adalah produk dari aplikasi baru
pendekatan uses and gratification telah lama menyatakan bahwa teori ini
tersebut.
tidak ingin dikontrol oleh siapa pun atau apa pun, bahkan media
media.
mendeskripsikan lima elemen, atau asumsi dasar, dari model uses and
gratification.
1. Khalayak adalah pihak yang aktif dan penggunaan media yang mereka
tambahan.
terkait media.
yaitu:
1. Kelebihan
massa
sehari-hari
2. Kelemahan
ketiadaan efek
diukur
3. Radio
a. Sejarah Radio
yang dimaksud disini bukan bisnis stasiun radio. Tetapi, lebih pada
transportasi.
AS memainkan peranan penting dalam sejarah media massa –
yang kita kenal sekarang ini. Dalam sejarah radio, kita juga perlu
bawah penguasaan dan kontrol militer AS. Pada tahun 1920, setelah
dengan jadwal siaran tetap. Siaran ini menarik minat publik dan
lantas memutuskan untuk menjual radio secara massal agar orang bisa
pembiayaan baru: iklan. Dari sinilah muncul sistem jual beli air time
bahwa iklan bisa menjadi salah satu pendapatan radio yang signifikan
Berapa banyak radio yang bisa bermain dalam rentang frekuensi 100
hingga 109 FM? Jika jarak frekuensinya terlalu dekat, tentu bisa
atau mood semacam itu hanya dapat dideskripsikan lewat suara dan
dibandingkan televisi.
pesannya, radio bisa mengambil model komunikasi apa saja. Entah itu
model satu arah, maupun dua arah. Model satu arah mengasumsikan
radio sebagai komunikator tunggal yang menyampaikan pesan kepada
komunikasi klasik yang bersifat linear satu arah. Radio semacam itu
b. Jurnalisme
kepada mereka. Oleh karena itu, seorang redaktur berita radio yang
memperlakukan ide :
fiksi atau fakta, yang dalam hal ini boleh diperlakukan sebagai
lebih sering kita dengar belakangan ini adalah talk show berbentuk
pada umumnya. Tetapi, karena radio bersifat lokal dan personal, maka
beberapa poin:
1. Proximity
2. Relevance
Kedekatan dan relevan itu satu paket. Berita yang tidak relevan
kenaikan saham.
3. Immediacy
pandang yang baru dan lebih fresh. Atau diolah menjadi soft news.
4. Interest
satu hal yang terjadi dimana pun , kapan pun, berita yang dianggap
politik.
5. Drama
sederhana: seru.
6. Entertainment
1. Actualities
2. Voicer
3. Wrap
menutup wrap.
4. Straight News
5. Breaking News
pada apakah berita tersebut masih bernilai breaking news atau tidak.
6. Sequence/Sequel News
pendek-ringkas.
7. Chronicles
8. Soft News
oleh aktualitas. Gaya bahasa soft news juga berbeda dengan straight
9. Live Reportage
terjadi.
khas. Inilah yang kita kenal sebagai documenter, atau dalam beberapa
1. News Features
straight news.
2. Sidebar
dari satu kisah berita. Melainkan berfokus pada satu momen dari
rangkaian peristiwa.
4. News Backgrounders
5. Historical Features
sekarang.
7. Personality Sketches/Profiles
8. Descriptive Features
masyarakat yang sangat heterogen itu. Oleh karena itu, sebuah berita radio
segar. Dia akan menjadi basi atau kurang menarik jika pendengar
pendengar. Hal ini berkaitan erat dengan jumlah populasi yang melek
huruf, karena income per capita yang masih rendah untuk membiayai
sebagian besar negara berkembang agak lebih rendah dan peran radio
tempat yang jauh. Berita setempat (local news), berita tentang orang-
orang yang kita kenal, tentu akan lebih menarik untuk didengar
akan lebih tertarik kepada berita yang berdampak pada biaya hidup,
3. Konflik (conflict),
isteri Presiden, dan isteri Menteri. Lebih parah lagi, media massa
makna sebuah berita pembangunan pada waktu itu. RRI dan TVRI
8. Cuaca (weather),
cuaca sepanjang hari atau setiap saat, untuk segera disiarkan pada
perubahan cuaca drastis akibat gejala alam saja (siklon, banjir, gempa,
9. Olahraga (sports).
olahraga. Hal ini merupakan bagian penting dari profesi anda selaku
wartawan radio.
B. Hasil Penelitian Relevan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu Penelitian oleh Achmad Fauzi
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak pada
C. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
atau suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian ini dilakukan
karena dapat dikuantitaskan berupa angka-angka. Data ini bersifat objektif dan
B. Definisi Operasional
Persatuan Raya Kel. Balangnipa Kec. Sinjai Utara Kab. Sinjai. Sedangkan
Subjek dalam penelitian ini adalah yang dianggap mengerti maksud dari
penelitian ini mengingat ilmu yang telah mereka dapatkan di kampus dirasa
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama
atau tangan pertama di lapangan. Data ini bisa responden atau subjek riset,
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder. Data ini juga dapat diperoleh dari data primer penelitian
F. Keabsahan Data
1. Validitas
alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Masalah validitas tidak
validity, dan construct validity, dengan catatan face validity dianggap sama
2. Reliabilitas
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang
sama pula.
cronbach dengan SPSS versi 20.0. suatu penelitian dikatakan reliabel jika
nilai cronbach alpha mendekati 1 atau lebih dari 0,6, yang berarti
konsisten dan jika digunakan di lain kesempatan maka jawaban yang
didapatkan nilai koefisien cronbach alpha 0,888. Dengan begitu alat ukur
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
menyajikan dan menganalisis data yang berwujud angka. Analisis ini meliputi
dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada kemudian
Rumus :
X =∑
Keterangan:
X = rata-rata
Xi = pengamatan
X = jumlah pengamatan
2. Chi-Square
data seragam atau tidak. Uji ini juga disebut uji keselarasan (goodness of
fit test).
a. Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
b. Pengkodean
Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya
bisa dipakai dalam penelitian sosial, yaitu tabel data dan tabel kerja.
Indra, Astuti Santi, 2008, “Jurnalisme Radio Teori dan Praktik”, Bandung,
Simbiosa Rekatama Media.
Morissan, Corry Wardhani Andy, dan Hamid Farid, 2013, “Teori Komunikasi
Massa”, Bogor, Ghalia Indonesia.
Asy’ari, Oramahi Hasan, 2012, “Jurnalistik Radio Kiat Menulis Berita Radio”,
Penerbit Erlangga.
Willing, Barus Sedia, 2010, “Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita”, Bogor,
Penerbit Erlangga.
Suryawati Indah, 2011, “Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik”, Bogor,
Penerbit Ghalia Indonesia.
Putra, Masri Sareb, 2006, “Teknik Menulis: Berita dan Feature”, Jakarta, PT
Indeks Kelompok Gramedia.
Stanley J. Baran, 2010, Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan, dan Masa
Depan”, Jakarta, Penerbit Salemba Humanika.
Priyatno, Duwi, 2009, “5 Jam Olah Data dengan SPSS”, Yogyakarta, Andi
Offset.