Anda di halaman 1dari 22

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA KOMUNITAS RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA KOTA MALANG SEBAGAI

MEDIA KOMUNIKASI ALTERNATIF MASYARAKAT

OLEH: MOH. FARIS AROMA DODY WAHYU DENDY TEGUH E.F QOMARRUDIN IKOM IV A 08220143 08220153 08220155 08220197

ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2010 BAB I

PENDAHULUAN I. Latar Belakang Kata Teknologi berasal dari asal kata latin Texere yang berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun). Teknologi komunikasi merupakan alat yang menambah yang kemampuan orang berkomunikasi. Dalam International pada divisi Communication Association / ICA (ikatan sarjana komunikasi internasional) bagi sarjana menekuni teknologi komunikasi dikelompokkan Communication and Technology. Kompetensi insan komunikasi dalam Teknologi Komunikasi : 1. Users (Pengguna) teknologi komunikasi , Sebagai users, maka insan komunikasi sebagai ilmuwan sosial harus berbasis teknologi komunikasi. 2. Content of Technology pada teknologi komunikasi, misalnya teknologi komunikasi berbentuk televisi atau media online, maka yang mengisinya adalah orang komunikasi, seperti program berita pada televisi atau cyber communication pada media online (internet). 3. Riset dampak sosial teknologi komunikasi, Kemampuan meneliti

dampak sosial teknologi komunikasi harus dimiliki oleh orang komunikasi seperti meneliti dampak sosial pengguna play station terhadap perilaku belajar anak sekolah dasar.

BEBERAPA BENTUK KOMUNIKASI 1. Komunikasi Data Informasi berupa data dan berita yang dikirimkan dengan menggunakan komputer sebagai media pengirim dan media penerima informasi, serta dengan menggunakan jaringan telepon (public switched telephone network) atau menggunakan jaringan telepon khusus (leased lined atau private lined). 2. Komunikasi Tulisan dan Gambar Merupakan komunikasi yang

mengirimkan informasi berbentuk tulisan dan gambar. Gambar yang dikirim

dapat berupa gambar hidup (video) atau gambar diam, misalnya gambar teknik atau gambar grafik. Dapat dibedakan atas :

Komunikasi telegraf Komunikasi telex Komunikasi faximile Komunikasi siaran televise Komunikasi televisi kabel

3. Komunikasi Suara Merupakan bentuk komunikasi mempergunakan suara dan indera pendengaran dari tempat yang terpisah dengan jarak tertentu. Dapat dibedakan atas : Komunikasi radio siaran (broadcasting radio) Komunikasi radio amatir (amateur radio) Komunikasi radio dua arah (two side radio) Komunikasi radio antar penduduk (citizen band) Komunikasi radio panggil ( pager radio) Komunikasi telepon dengan kabel ( on wire telephone) Komunikasi telepon tanpa kabel (wireless phone)

Dari beberapa bentuk komunikasi diatas, yang paling berperan penting dalam membantu pemerintah dan masyarakat adalah komunikasi antar peduduk (citizen band), dikarenakan komunikasi radio sangat ampuh digunakan ketika semua komunikasi yang lain lumpuh. Secara tepatnya masuknya CB radio ke Indonesia sulit ditelusuri, namun sekitar tahun 1977 CB radio mulai digemari di Indonesia sebagai hobby dan

berkembang dengan pesat. Perangkat CB radio (11 meter) masuk ke Indonesia diawali sebagai oleh-oleh keluarga. Namun setelah terasa manfaat penggunaan alat komunikasi ini, banyak upaya para hobbier mendatangkan alat komunikasi 27 Mhz ( 11 meter) meski secara tidak resmi ke Indonesia. Pada awal tahun 1980, gencar dilakukan penertiban oleh aparat territorial terhadap para pengguna CB radio. Penertiban yang dilakukan Garnizun Ibukota ternyata menimbulkan pemikiran bahwa dalam kondisi awal program pembangunan nasional, sarana komunikasi masih terhitung langka, tetapi murah, praktis dan efisien. Mendengar masukan dari berbagai kalangan terutama pengguna CB radio bahwa pengguna CB radio dapat dimanfaatkan untuk turut mensukseskan pembangunan nasional, dan oleh karena itu dari pada mereka bekerja secara tidak resmi, lebih baik potensi mereka diwadahi, dibina dan diarahkan, oleh Garnizun Ibukota masukan tersebut diteruskan kepada Pemerintah dalam bentuk proposal. Proposal dari Garnizun Ibulota itu ternyata mendapat lampu hijau dari Pemerintah. Dari berbagai pertimbangan tersebut pemerintah mulai menata penyelenggaraan KRAP melalui SK Menhub No.S.1. 11/HK.501/Phb-80 tanggal 6 Oktober 1980 tentang Perijinan Penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk , dengan mempergunakan perangkat HF dan bekerja pada frekwensi 26.960 27.450 Mhz yang dibagi dalam 40 kanal. Melalui surat Dirjen Postel No. 6356/OT.Ditfrek/80 ditunjuk Team Formatur yang terdiri dari : 1. Eddie Marzuki Nalapraya - Kasgar Ibukota 2. Soedarto - Brigjen TNI (Purn) 3. A.Pratomo,BcTT - PT.INTI 4. Soetikno Buchari - Pengguna KRAP 5. Lukman Arifin,SH - Pengguna KRAP dengan tugas pokok : a. Menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi KRAP tingkat Pusat. b. Menyusun Pengurus Pusat dari Organisasi KRAP.

Akhirnya pada tanggal 10 November 1980 Organisasi RAPI dikukuhkan melalui Keputusan Dirjen Postel No.125/Dirjen/1980 tanggal 10 Novmeber 1980 tentang Pendirian dan Pengankatan Pengurus Pusat Radio Antar Penduduk Indonesia.Bp.Eddie M.Nalapraya sebagai Ketua Umum yang pertama. Tanggal 10 November kemudian diperingati setiap tahun sebagai Hari Ulang Tahun RAPI.

II.

Rumusan Permasalahan

Sejak kapan CB (Citizens Band) Radio mulai Berkembang? Bagaimanakah peran RAPI dalam usahanya membantu programprogram pembangunan pemerintah sebagai satu-satunya organisasi resmi CB Radio?

Bagaimana bentuk komunikasi komunikasi antar anggotanya? BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Konsep 1.1 Citizens Band (CB) Radio Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telekomunikasi telah melahirkan kemudahan-kemudahan dalam hubungan antar manusia melalui frekwensi radio, baik jarak dekat maupun jarak jauh yang kemudian dikenal di USA sebagai The Citizens Radio Service (CB-Citizen Band) yang di Indonesia disebut sebagai Komunikasi Radio Antar Penduduk (KRAP). Dari 600 pemilik ijin komunikasi awal tahun 1958 berkembang pesat sekali menjadi 215 000 orang pemilik ijin komunikasi pada tanggal 1 Agustus 1961. CB radio menjadi menjadi sangat populer di Amerika sebagai sarana komunikasi masyarakat, bertemu teman baru, membantu informasi kemasyarakatan, lalu lintas, olah raga dan gawat darurat seta berkomunikasi jarak jauh. Begitu memasyarakatnya Citizens Radio Service (CB Radio) di Amerika sehingga beberapa instansi resmi terutama instansi pelayanan kegiatan masyarakat telah aktif terjun didalamnya. Instansi tersebut antara lain Kepolisian, Search And Rescue (SAR), Pemadam Kebakaran, Rumah Sakit. Instansi tersebut selalu monitor pada kanal 9 atau kanal gawat darurat. Kanal ini sangat efektif, sehingga begitu terdengar Panggilan Emergency, seluruh Instansi terkait segera

siaga merah dan CB-er langsung dimobilisasi untuk mengatasi situasi emergency tersebut. Pada pertengahan tahun 1970 kegiatan dan kegemaran CB radio segera melanda dunia menjadi nasional dan internasional. Secara tepatnya masuknya CB radio ke Indonesia sulit ditelusuri, namun sekitar tahun 1977 CB radio mulai digemari di Indonesia sebagai hobby dan berkembang dengan pesat. Perangkat CB radio (11 meter) masuk ke Indonesia diawali sebagai oleh-oleh keluarga. Namun setelah terasa manfaat penggunaan alat komunikasi ini, banyak upaya para hobbier mendatangkan alat komunikasi 27 Mhz ( 11 meter) meski secara tidak resmi ke Indonesia. Akhirnya melihat dari berbagai pertimbangan yang ada dari berbagai pihak, pada tanggal 10 November 1980 Organisasi RAPI dikukuhkan. Melalui Keputusan Dirjen Postel No.125/Dirjen/1980 tanggal 10 November 1980, tentang Pendirian dan Pengankatan Pengurus Pusat Radio Antar Penduduk Indonesia, dengan Bapak Eddie M.Nalapraya sebagai Ketua Umum yang pertama. Kemudian tanggal tersebut diperingati setiap tahun sebagai Hari Ulang Tahun RAPI. 1.2 Perkembangan Organisasi RAPI KRAP (Komunikasi Radio Antar Penduduk) mempunyai sebuah organisasi yang bernama RAPI. Organisasi ini didirikan sebagai satu-satunya wadah resmi bagi pemilik ijin KRAP yang diakui dan disahkan oleh Pemerintah, dengan demikian seluruh kelompok penggemar KRAP dilebur dalam wadah RAPI. Tugas utama organisasi RAPI adalah membantu pemerintah dalam membina dan melaksanakan pengawasan terhadap pengguna KRAP di Indonesia. Pengurus RAPI Pusat dari tahun 1980-1984 benar-benar bekerja keras dalam mewujudkan terbentuknya kepengurusan tingkat Propinsi / Daerah. Sampai akhir tahun 1984, 26 daerah tingkat I telah terbentuk kepengurusan dengan jumlah anggota lebih dari 20.000 orang seluruh Indonesia kecuali Timor Timur. 1.3 Sejarah RAPI Kota Malang Didirikan pada tahun 2008, RAPI wilayah kota Malang mempunyai 2 frekuensi, VHF (Very High Frequency) pada 142.00 143.575 dan HF (High Frequency) 27 Mghz. Organisasi ini memiliki banyak sekali peminat di udara. Tetapi secara resmi, yang memang telah menjadi anggota dan memiliki ijin komunikasi sebanyak 120 orang, selebihnya merupakan calon anggota atau simpatisan.

1.4 Maksud dan Tujuan Pada awal berdirinya, Rapi wilayah kota malang memiliki maksud untuk merangkul orang-orang yang memang memiliki hobby berkomunikasi. Setelah para hobbies tersebut berkumpul jadi satu wadah, organisasi ini secara garis besar memiliki beberapa tujuan, antara lain: 1. Untuk membantu program-program pembangunan pemerintah,

karena pada hakikatnya, sebuah organisasi dibangun agar dapat membantu program pembangunan pemerintah dalam segala hal, antara lain: Pengembangan S.D.M Penanganan Bencana Operasi Ketupat Lebaran, dll.

Untuk RAPI kota Malang sendiri, telah berkomitmen dengan pemerintah dengan membangun sebuah posko yang diberi nama Posko Gesang, bertujuan untuk membantu penanganan narkoba melalui komunikasi lewat udara. Sedangkan untuk leading sector komunikasi sendiri dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan (dishub) yang beberapa kali juga mengajak RAPI untuk ikut sebuah pameran dan bekerjasama dengan Kesbang Linmas (Kesatuan Bangsa Perlindungan Masyarakat) kota malang di bidang komunikasi, yang nanti kedepannya, orang-orang pemerintah kota Malang akan dibuatkan ijin komunikasi melalui RAPI. 2. Sebagai komunikasi cadangan, bahwa sekarang ini, perkembangan teknologi komunikasi semakin berkembang, seperti televisi, radio, handphone, internet, dll. Ketika pada suatu saat terjadi sebuah bencana yang mengakibatkan teknologi-teknologi itu tidak bisa digunakan / lumpuh, maka yang bisa berperan dengan cepat hanya radio 2 arah (RAPI dan Orari), karena radio tersebut hanya memerlukan aki sebagai sumber daya, perangkat, dan antenna.

3. Membantu kegiatan-kegiatan sosial masyarakat, ketika ada semacam even semacam P.O.N, Pemantauan Lebaran, dll, organisasi ini juga berperan aktif untuk ikut membantu.

1.5 Bentuk Komunikasi antar anggota Rapi Ada etika komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan para anggotanya, yaitu dengan menyebutkan kosen (nama panggilan dalam mengudara). Setiap kita memulai dan mengakhiri pembicaraan, kita menyebutkan kosen kita dan lawan bicara, ketika ada orang yang mendengar frekwensi itu, dia akan tahu siapa yang sedang berdialog di frekwensi itu. Ketika ada sela, orang tersebut bisa memanggil salah satu orang di frekwensi tersebut untuk diajak ngobrol. Jadi etika komunikasi itu, ketika mendengarkan monitor di frekwensi tata cara komunikasi yang umum, etikanya ketika kita menyalakan perangkat, selang beberapa menit kita harus memonitor, tujuannya untuk mengetahui frekwensinya ada yang menggunakan atau tidak, kalaupun ada yang menggunakan kita bisa tahu siapa yang sedang menggunakan, dan dinilai tidak etis jika ada seseorang masuk menanyakan nama. Oleh karena itu, harus menyebutkan kosen kita dan kosen lawan bicara kita saat memulai dan mengakhiri pembicaraan, agar pihak ketiga, keempat atau pihak lainnya yang ingin masuk, bisa tahu siapa yang sedang berkomunikasi. Komunikasi menggunakan radio CB ini adalah komunikasi 2 arah, dimana kita bisa mengirim pesan dan mendengarnya. Tetapi, ketika kita sedang berbicara lawan bicara harus diam dan mendengarkan apa yang dibicarakan, apabila samasama berbicara maka frekwensi antara 2 orang tersebut akan bertabrakan, dan yang bisa mendengar adalah pihak ketiga yang ada di frekwensi itu. 1.6 Struktur Organisasi RAPI kota Malang Untuk wilayah Malang, struktur organisasi RAPI secara umum tertampung dalam petunjuk operasional (po). Setelah itu, para anggota RAPI tersebut menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan yang ada di organisasi itu sendiri. Struktur wilayah kota anatara lain sebagai berikut:

Ketua Wakil Ketua 1 Wakil Ketua 2 Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara Bidang Organisasi Bidang Pembinaan Anggota Humas

( Terlampir) B. Tinjauan Teori 1. Komunikasi Massa Wiryanto (2000: 1) menjelaskan komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersama dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu melipat gandakan pesdan-pesan komunikasi. Effendy, (1990:6) menjelaskan komunikasi massa merupakan salah satu bidang saji dari sekian banyak bidang yang dipelajari dan diteliti oleh ilmu komunikasi. Hal ini ditegaskan di dalam internasional encyclopedia bahwa komunikasi massa terbatas pada proses penyebaran pesan melalui media massa, yakni surat kabar, TV, film, iklan, majalah dan buku, tidak mencakup komunikasi tatap muka yang tidak kurang pentingnya terutama dalam kehidupan organisasi. Menurut Devito dalam Nurudin (2007:11) komunikasi massa adalah pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan pada massa, pada khalayak yang banyak jumlahnya. Ini tidak berarti khalayak meliputi semua penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton, agaknya ini berarti

khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar di definisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio atau audio visual. Komunikasi massa barangkali lebih mudah dan logis apabila didefinisikan menurut bentuknya (film, radio, surat kabar, majalah televisi, buku).

2. Ciri-ciri Komunikasi Massa Adapun cirri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsure-unsur yang di cakupnya. Beberapa cirri komunikasi massa dalam Nurudin (2007: 19-31) : a. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga . Artinya komunukator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang yang tergabung dalam berbagai macam unsure dan bekerjasatu sama lain dalam sebuah lembaga.

b. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen.


Dimana keberadaan komunikan terpencar-pencar, antara yang satu dengan yang lain tidak saling kenal dan masing-masing berbeda dalam hal pendidikan, jenis kelamin, status social ekonomi, punya jabatan yang seragam, punya agama dan kepercayan yang tidak sama pula. c. Pesannya Bersifat Umum. Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau sekelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain,pesan-pesannya titujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan yang dikemukakannya tidak bersifat khusus. Khusus disini artinya pesan tersebut memang tidak titujukan untuk golongan tertentu. d. Komunikasinya berlangsung satu arah Artinya dalam penyampaian pesan komunikasi tidak ada umpan balik dari komunikan pada komunikator.kalaupun ada sifatnya tertunda. e. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Serempak disini berarti khalayak bias menikmati media massa tersebut hamper bersamaan.

f.

Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesanpada khalayaknya sangat membutuhkan tekni. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya media elektronik (mekanik atau elektronik).

g. Komunikasi Massa dikontrol olele Gatekeeper Gatekeeper atau sering disebut pentapis informasi/palang pintu/ penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan menyebarkan informasi melalui media massa. Gatekeeper disini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan dan mengemas semua informasi yang disebarkan agar lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud disini antara lain reporter,editor film/surat kabar/buku, manager pemberitaan, penjaga rubric,kameraman, sutradara dan lembaga sensorfilm yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam sebuah pesan dari masing-masing media massa. Bias dikatakan, gatekeeper sangat menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan. 3. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa sama halnya dengan definisi komunikasi massa, yakni mempunyai latar belakang dan tujuan berbeda satu sama lain. Black dan Whitney dalam Nurudin, (2) (2007:64) to entertain adalah sebagai berikut: (3) (1) to to inform (menginformasikan) (member hiburan) ppersuade

(membujuk) dan (4) transmission of culture (transmisi budaya). Sedangkan menurut Tan dalam Nurudin (2007:65) fungsi-fungsi komunikasi massa adalah: 1. Member informasi, yaitu mempelajari ancaman peluang mempelajari

lngkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan. 2. Mendidik, yaitu memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang berguna memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakat. 3. Mempersuasi, yaitu member keputusan, mengadopsi nilai tingkah klaku, dan aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakat.

4. Menyenangkan, memuaskan kebutuhan komunikan, yaitu menggembirakan, mengendorkan urat saraf, menghibur dan mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN a. MENCARI DATA DASAR DAN PERENCANAAN PENELITIAN Tempat Tanggal/Waktu Kegiatan pembagian tugas b. INTERVIEW Tempat Tanggal/Waktu Kegiatan : Kantor Sekretariat RAPI, Villa Bukit Tidar, Malang : 04 Juni 2010/ 19.15-20.45 WIB : Proses interview dengan Bpk. Saiful, selaku sekretaris : kos Dendy : 02-03 Juni 2010/ 13.00-15.00 WIB : Mencari data dasar, dan perencanaan penelitian, serta

RAPI wilayah kota Malang c. MENGOLAH DATA DAN MENGERJAKAN HASIL PENELITIAN Tempat Tanggal/Waktu Kegiatan : kos Dendy dan kos Faris : 05-07 Juni 2010/ 18.00-20.00 & 13.00-23.00 WIB : Mengolah data, dan mengerjakan hasil penelitian BAB IV ANALISA DATA PENELITIAN Setelah melakukan proses interview dengan nara sumber yang berkaitan, RAPI sebagai organisasi resmi radio antar penduduk Indonesia, dalam hal ini wilayah kota malang, organisasi tersebut mempunyai anggota yang saling berkoordinasi satu dengan yang lain. Apalagi yang memang sudah terdaftar sebagai anggota resmi, pasti sudah tahu tentang tugas dan kewajiban yang harus diemban. Proses komunikasi yang terjadi antara RAPI dengan anggota yang lain, yang tersebar di seluruh wilayah malang bahkan jawa timur, merupakan informasi yang dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Baik anggota maupun yang bukan,

karena sifatnya bisa didengar oleh semua orang yang memang pada waktu itu mengudara dan berada di frekuensi RAPI. Ketika program disinggung tentang seberapa besar peran RAPI dalam programpemerintah, dijelaskan bahwa selama ini memang pembangunan

cenderung melihat kebutuhan pemerintah. Karena kembali lagi, RAPI didirikan sebagai cadangan komunikasi. Dalam arti, ketika terjadi bencana semua alat komunikasi seperti, handphone, telepon tidak bisa diperlukan adanya alat komunikasi digunakan, disaat itulah yang bisa menjangkau di saat bencana itu

terjadi yaitu radio antar penduduk (CB) seperti RAPI diperlukan. Tetapi hal lain yang perlu diperhatikan, bahwa RAPI juga telah membantu secara aktif pemerintah dalam hal pemantauan narkoba melalui udara. RAPI adalah organisasi dari KRAP (Komunikasi Radio Antar Penduduk) yang memang diakui secara resmi oleh pemerintah. Bagi orang yang ingin berkomunikasi secara legal harus memiliki ijin yang bernama IKRAP (Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk) dan IPPKRAP (Ijin Penguasaan Perangkat Komunikasi Radio Antar Penduduk) dimana keadua ijin tersebut dikeluarkan oleh pemerintah. Pada prinsipnya, pemerintah mengeluarkan 2 jenis ijin untuk berkomunikasi, yaitu IKRAP dan IAR. Dimana, yang telah memiliki IKRAP dapat bergabung dengan RAPI, sedangkan IAR (Ijin Amatir Radio) dapat bergabung dengan ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia). Walaupun telah dijelaskan bahwa hanya yang memiliki ijin resmi dari pemerintah yang boleh berkomunikasi, tetapi tetap saja banyak orang yang belum memiliki ijin menyusup masuk ke frekuensi RAPI atau mengaku-ngaku bahwa frekuensi tersebut adalah miliknya, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Keterbatasan peran membuat organisasi ini untuk melarang orang-orang tersebut menjadi hal yang mustahil. Sebab, RAPI hanya sebuah organisasi komunikasi, bukan organisasi pembuat kebijakan. RAPI hanya bisa melaporkan hal tersebut ke Menkoinfo dan selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh Balmon (Balai Monitoring), dimana balmon ini adalah yang mempunyai wewenang untuk merazia bahkan menyita perangkat-perangkat yang digunakan. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran setiap orang yang menggunakan radio ini. Agar ketika suatu saat ada orang yang memerlukan bantuan(emergency) dapat masuk ke frekueansi radio ini dan kemudian segera mendapatkan pertolongan. Di samping itu, radio ini juga berfungsi untuk membantu masyarkat

dalam berkomunikasi. Jadi, seseorang tidak dapat sewenang-wenang dalam menggunakan radio ini. Dari analisa data diatas, dapat diperoleh beberapa pengertian tentang komuikasi dalam sebuah organisasi, yang dijelaskan sebagai berikut: Pengaruh Komunikasi Terhadap Perilaku Organisasional Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi, William V. Hanney Communication and Organizational Behavior menyatakan, Organisasi terdiri atas sejumlah orang; ia melibatkan keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koodinasi; kordinasi mayarakat komunikasi. Dalam berbagai literature dapat dijelaskan arti koordinasi dimanan

disebutkan bahwa koordinasi bersumber dari perkataan bahasa

latin coordinatio

yang berarti kombinasi atau interaksi harmonis. Interaksi yang harmonis di antara anggota suatu organisasi, baik dalam hubungannya secara timbal balik maupun secara horizontal diantara para anggota secara timbale balik pula, disebabkan oleh komunikasi. Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi Komunikasi Internal Lawrence D. Brennan, mendefinisikan komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatau perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).

Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertical dan komunikasi horizontal: Komuniakasi Vertikal vertical, yakni komunikasi dari atas kebawah (downward

Komunikasi

communication)

dan

dari

bawah

ke

atas

upward

communication),adalah

komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal-balik (two-way traffic communication). Dalam komunikasi vertical, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasanpenjelasan, dan lain-lain pada bawahannya. Dan juga sebaliknya, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesame karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertical yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal sering kali berlangsung secara tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, ataupun pada waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menjala. Dan yang didesas-desuskan sering kali mengenai hal-hal yang mengenai pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka. Komunikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat diklarisifikasikan menjadi dua jenis yaitu:

Komunikasi personal (personal communication) ialah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dua cara yaitu, komunikasi tatap muka (face to face communication) dan komunikasi bermedia (mediated communication).

Komunikasi

kelompok

(group

communication)

adalah

komunikasi

antara

seseorang dengan sekelompok orang dengan situasi tatap muka. Kelompok mini bias kecil, dapat juga besar, tetapi berapa jumlah orang yang termasuk kelompok kecil dan berapa jumlahnya yang termasuk kelompok besar tidak ditentukan dengan perhitungan secara eksak, dengan ditentukan berdasarkan ciri dan sifat komunikan dalam hubungannya dengan proses komunikasi. Oleh karena itu, dalam komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisai dengan khalayak di luar organisasi. Pada instansi-instansi pemerintah seperti departemen,

directorat, jawatan, dan pada perusahaan besar, disebabkan oleh luasnya ruang lingkup, komunikasi lebih bnyak dilakuakan oleh kepada hubungan masyarakat dari pada oleh pimpinan sendiri. Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari Organisasi kepada Khalayak

Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informative, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Komunikasi dari khalayak kepada Organisasi

Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnyakontroversial (menyebabkan adanya yang pro dan kontra dikalangan khalayak), maka ini disebut opini publik.

BAB V PENUTUP KESIMPULAN Setelah melihat dari sejarah CB radio hingga terbentuknya organisasi RAPI, sangat jelas digambarkan bahwa komunikasi aslah media yang sangat diperlukan bagi semua kalangan. Kelancaran suatu arus informasi dari satu daerah ke daerah lain tidak hanya terbatas pada teknologi yang ada pada saat itu. Perkembangan teknologi yang terjadi pada waktu ini membuat komunikasi radio 2 arah (CB radio) seolah-olah tercampakkan. Akan tetapi, pengguna radio tersebut, yang masuk ke dalam organisasi RAPI tetap berusaha semaksimal mungkin untuk ikut berperan serta dalam berbagai macam program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, radio komunitas ini juga dapat mewakili berbagai macam suara dari sebagian besar masyarakat yang tidak terjangkau oleh perkembangan teknologi. Hal ini disebabkan karena, perangkat tersebut tidak memerlukan biaya yang besar ketika akan melakukan komunikasi, baik dalam daerah, luar

daerah, maupun hingga luar negeri, asalkan sumber daya yang cukup (dalam hal ini aki) dan peralatan yang memadai.

SARAN Penelitian ini masih membutuhkan pengembangan agar lebih baik lagi kedepannya. Oleh karena itu sangat dibutuhkan saran ataupun kritik yang membangun dari setiap kalangan yang telah membaca karya penelitian ini. Pihak peneliti sangat menyadari bahwa, data yang telah dihasilkan masih jauh dari kata sempurna.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Grant, August E. & Jennifer H. Meadows. Communication Technology Update 10th Edition. Burlington, USA. Focal Press Nurudin, M.Si. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press http//:www.rapikotamalang.co.cc

JOB DESCRIPTON Nama N.I.M Semester/Kelas Job Desc : Moh. Faris Aroma : 08220143 : IV/Ikom-A : Checker & Writer/Editor

Nama N.I.M Semester/Kelas Job Desc

: Dody Wahyu : 08220153 : IV/Ikom-A : Checker & Writer/Editor

Nama N.I.M Semester/Kelas Job Desc

: Dendy Teguh E.F : 08220157 : IV/Ikom-A : Supervisor & Dokumentasi

Nama N.I.M Semester/Kelas Job Desc

: Qomarrudin : 08220122 : IV/Ikom-A : Supervisor &Pra Surveyor/Surveyor

Foto-Foto Dokumentasi

Lampiran STRUKTUR KEPENGURUSAN RAPI WILAYAH KOTA MALANG BERDASARKAN SK RAPIDA 13 Jawa Timur Nomor : 108.09.13.1108 Tanggal 15 Nopember 2008 DEWAN PERTIMBANGAN DAN PENASEHAT WILAYAH KATUA : Drs. BAMBANG PRIYO UTOMO,B.Sc ANGGOTA : H. HARRY M ANGGOTA : BAGUS HADI S PENGURUS WILAYAH KETUA : UJA RAFI, ST (JZ 13 LXJ) WK KETUA I : ANANG NUR A (JZ 13 HHR)(0811362166) WK KETUA II : JOKO HARDIANTO (JZ 13 KLJ)(08179628186) SEKRETARIS : SAIFUL HIKMAH,M.Ag (JZ 13 LXH)(08155510748) WK SEKRETARIS: YOHAN RACHMAWAN (JZ 13 MWG)(085233131006) BENDAHARA : ARI PRIYONO, SH (JZ 13 LNY)(08179625191) WK BENDAHARA : HERI ANROKO (JZ 13 LXS)(081334209321) BAG. ORGANISASI & KOORD. ANTAR LOKAL 1. SUGENG RIYADI (JZ 13 LNV)(03417778241) 2. HARIONO (JZ 13 LXQ) 3. SIGIT WIYONO (JZ 13 KLE)(08883350878) BAG. PENDIDIKAN & KADERISASI 1. SUNARDI (JZ 13 LXO) 2. HARIADI (JZ 13 LXR)(03415176354)

BAG. PROGRAM KERJA, HUB. ANTAR LEMBAGA & HUMAS 1. YUDHI (JZ 13 MMQ)(081334310086) 2. FARID D CHANDRA (JZ 13 LXT)(08315683066) 3, M. MUJTABAH (JZ 13 MMP)(081334076222) KETUA LOKAL LOKAL 01 LOWOKWARU : LATIEF WAHYUDI (JZ 13 LXU)(03417767600) LOKAL 02 KEDUNG KANDANG : BADROTUL MUNIR (JZ 13 LNL)(08125297979) LOKAL 03 SUKUN : M. JAELANI (JZ 13 MWS)(03417005664)

Anda mungkin juga menyukai