Anda di halaman 1dari 31

Sejarah Komunikasi Massa

Humaizi
DeFleur dan Ball-Rokeach (1989) menyebutkan bahwa
terdapat lima revolusi komunikasi massa, yaitu:

the age of signs and


signals

the age of speech


and language

the age of writing

the age of print

the age of mass


communication
The Age Of Signs And Signals

• The age of signs dan signal adalah Zaman penggunaan


tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi

• Penggunaan tanda dan isyarat itu tidak berarti bahwa


manusia pada zaman tersebut tidak dapat
berkomunikasi.

•  Gerak isyarat dan tanda itu dalam komunikasi dikenal


dengan komunikasi non verbal. 
                                  
The Age Of Speech And Language

• The age speech and language yaitu dimana telah digunakannya


percakapan dan bahasa sebagai alat komunikasi.
• Kemampuan yang dimiliki manusia pada era ini memang tidak
menyebabkan perubahan yang besar, tetapi secara pasti sangat
memungkinkan peradaban mereka bergerak maju dan pasti.
• Dengan sistem simbolik yang dimiliki individu dapat
mengklasifikasi, mengirim, menerima, dan mengerti pesan
lebih baik. Meskipun bahasa tidak membawa perubahan secara
langsung, tetapi telah mampu membawa perubahan dan
pembentukan peradaban yang lebih maju.
the age of writing

• Zaman digunakannya tulisan sebagai alat


komunikasi.
• Pada era ini sudah ada standarisasi huruf
(alfabet). Lambat laun sistem tulisan alfabetis
ini berkembang  secara cepat dan lengkap. 
• Hal yang penting dalam era ini adalah
perubahan dari menulis di batu ke media
portable dan industri ringan. 
• Gagasan yang dibuat, direkam,
dilipatgandakan, dan digambar serta
diwariskan pada generasi selanjutnya. 
• Fenomena ini menjadi tahapan penting dalam
proses menuju zaman digunakannya mesin
cetak sebagai alat komunikasi. 
The Age Of Print

• Zaman digunakannya media cetak sebagai alat komunikasi.

• Salah satu penyempurnaan paling besar dari perkembangan komunikasi manusia


adalah ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg 1440.

•  Melvin D.Fleur dan Sandra J.Ball-Rokeach (1989) mengatakan ada dua hal penting
yang layak dicermati dalam era ini, yaitu:

Pertama, media surat kabar dan juga media cetak lainnya bisa muncul setelah
seperangkat kompleksitas elemen budaya muncul dan terus berkembang di
masyarakat. 

Kedua, seperti hampir terjadi pada semua penemuan sebelumnya, penemuan


mesin cetak merupakan gabungan antara elemen dalam masyarakat .  Masyarakat
menerima perkembangan media cetak karena tak lain sebagai sebuh kompleks
budaya yang terus berkembang
• Pada akhir abad ke-19 muncul beberapa bentuk media cetak seperti
surat kabar, buku, dan majalah yang digunakannya secara luas oleh
masyarakat. 

• Charles Horton Cooley (Jalaludin Rakhmat: 1994) menyatakan, ada


beberapa faktor yang membuat media baru jauh lebih efisien
daripada proses-proses komunikasi pada masyarakat sebelumnya.
Media baru tersebut lebih efektif sebagai:

1).Expressivenes (membawa perluasan gagasan dan perasaan)


2).Permanent of record (mengatasi waktu)
3).Swiffness (mengatasi ruang), dan
4).Diffussion (jalan masuk ke kelas-kelas dalam masyarakat)
 
The Age Of Mass Communication

• Zaman digunakannya media massa sebagai


alat komunikasi.
• Dengan kemunculan media cetak, langkah
aktivitas komunikasi mulai menanjak
cepat. Demikian juga munculnya radio,
kemudian televisi mengakibatkan  komunikasi
massa menjadi satu hal penting dan menjadi
bagian dalam kehidupan modern ini. 
• Menurut Rogers (1986: 29-30) pada era tahun 1800-an ini
memasuki era teknologi elektronika.

• Rogers memulai era ini dengan mengambil moment pada


saat Samuel Morse pada tanggal 24 Mei 1844 menemukan
suatu cara menyampaikan pesan melalui kabel
elektronika, belakangan dikenal dengan istilah telegraph,
dari Baltimore ke Washington DC dengan pesan yang
sangat terkenal “What hath God Wrought?”. Kehadiran
telegraph memicu para ahli untuk mengembangkan
teknologi yang lebih baru, antara lain radio dan televisi.
 
• Abad komunikasi massa berkembang lebih cepat lagi
dengan munculnya internet sebagai bagian dari media
massa.

• Awalnya internet merupakan jaringan komputer yang


dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika
Serikat pada tahun 1969 melalui proyek ARPA
(Advanced Research Project Agency Network).
 
• Hingga saat ini Internet telah mampu mengatasi ruang
dan waktu proses penyebaran informasi  di dunia ini.
PERKEMBANGAN KOMUNIKASI
MASSA DI INDONESIA

Surat
Kabar dan Televisi Radio Film
Majalah
Surat Kabar dan Majalah

• Komunikasi massa dikenal di Indonesia sejak


tahun 1744 ketika sebuah surat kabar
bernama Bataviasche Nouvelles diterbitkan
oleh pengusahaan Belanda.
• pada tahun 1854 terbitlah surat kabar “ Biang
lala” surat kabar pertama yang diperuntukkan
bagi kaum primumi,
• Setelah kemerdekaan, Media pun
bermunculan seperti di Jakarta terbit Merdeka
pada 1 Oktober 1945, di Yogyakarta terbit
Kedaulatan Rakyat tahun 1945, di Surabaya
terbit Jawa Pos tahun 1949 dan Surabaya Pos
tahun 1953.
• tanggal 1 Oktober 1958, dikatakan sebagai tanggal
matinya kebebasan pers di Indonesia. Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 membuat pihak penguasa
memperketat pengawasan terhadap pers.

• dimasa itu pers dihadapkan dengan aturan yang


aneh yakni harus berafiliasi dengan Parpol
sehingga ruang gerak wartawan menjadi terbatas
dan dipersempit.
• Pada masa orde baru Pers Indonesia kembali
menghirup udara bebas, dengan kehadiran
Undang-Undang Pokok Pers Nomor 11 Tahun
1966. Namun kebebasan yang diutarakan
sebenarnya terkekang dibawah aturan SIUPP
(Surat Izin Usaha Penerbitan Pers).

• Pers berada di bawah ketiak pemerintah. Pers


hanya berperan sebagai corong pemerintah di
masa orde baru
• Setelah tahun 1998 atau paska reformasi pers
sepertinya mendapat angin segar yang
membuat semangat mereka tumpah ruah.

• Dewan Pers mencatat tahun 2001 terdapat


2.003 penerbitan. Sedangkan pada tahun 2002
dalam direktori pers Indonesia tercatat hanya
tertinggal 695 penerbitan.
Radio
Zaman Penjajahan Belanda

• Radio siaran pertama di Indonesia (waktu itu


bernama Nederlands Indie-Hindia Belanda),
ialah Bataviase radio siaran Vereniging (BRV)
di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang didirikan
pada tanggal 16 juni 1925 pada saat Indonesia
masih dijajah Belanda dan berstatus swasta.
• Setelah BRV berdiri secara serempak berdiri
pula badan-badan radio siaran lainnya di kota
Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya
dan yang paling terbesar dan terlengkap
adalah radio NIROM (Nederlandsch Indische
Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung, dan
Medan, karena mendapat bantuan dari
pemerintah Hindia Belanda
Zaman Jepang

• Ketika Belanda menyerah pada Jepang tanggal 8


Maret 1942, sebagai konsekuensinya, radio siaran
yang tadinya berstatus perkumpulan swasta
dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus
bernama Hoso Kanri Kyoku, merupakan pusat radio
siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta
mempunyai cabang-cabang yang bernama Hoso Kyoku
di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta,
Semarang, Surabaya, dan Malang. Rakyat Indonesia
pada masa ini hanya boleh mendengarkan siaran Hoso
Kyosu saja.
Zaman Kemerdekaan

• Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia Merdeka diproklamasikan


oleh Bung Karno dan Bung Hatta. akan tetapi stasiun radio
sejak tanggal 15 agustus 1945 dijaga ketat oleh Kempetai
Jepang. Baru malam harinya jam 19.00 teks proklamasi dapat
disiarkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Namun
hanya dapat didengar oleh penduduk sekitar Jakarta saja.

• kemudian para pegawai teknik menyalurkan siarannya melalui


siaran luar negeri yang waktu itu terletak di Bandung. Dengan
demikian maka mungkin pendegar Australia lebih dahulu
mendengar daripada bangsa Indonesia di luar Jakarta, bahwa
bangsa Indonesia telah merdeka tanggal 17 Agustus 1945.
• Tanggal 11 September 1945 para pemimpin
radio mengadakan pertemuan terakhir dan
tepat jam 12.00 malam tercapai kesepakatan
untuk mendirikan organisasi radio siaran dan
menentukan tindakan yang akan diambil
daerah. Hari tanggal 11 September 1945 itu
menjadi hari RRI (Radio Republik Indonesia)
yang setiap tahun diperingati.
Zaman Orde Baru dan Reformasi

• Sampai akhir 1966, RRI adalah satu-satunya


Radio siaran di Indonesia yang dimiliki dan
dikuasi pemerintah.
• Radio siaran masa orde baru berada di bawah
Undang-Undang No.5 Tahun 1964 tentang
telekomunikasi, namun mengenai pengaturan
frekuensi pemancar diatur dengan disesuaikan
dengan daftar pada International
Telecommunication Union (TTU).
• Pemerintah juga mengeluarkan PP No.5/1970 tentang
Radio Siaran Non Pemerintah. Radio siaran non
pemerintah/swasta di Indonesia berkembang pesat dan
jumlahnya pun terus meningkat.

• Begitu juga setelah kehadiran reformasi yang


menghasilkan regulasi yang dikatakan cukup demokratis
bagi radio siaran dengan hadirnya Undang-Undang No.32
tahun 2002 tentang Penyiaran yang menghadirkan
lembaga KPI sebagai pengontrol kegiatan penyiaran di
Indonesia.
Televisi
• Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal
24 Agustus 1962, bertepatan dengan berlangsungnya pesta
olahraga se- Asia IV atau Asean Games di Senayan.

• Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat


Indonesia yang tersebar diberbagai wilayang agar dapat
menerima siaran televise, maka pada tanggal 6 Agustus 1976,
Presiden Soeharto meresmikan penggunaan satelit Palapa
untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam
perkembangannya satelit Palapa A selanjutnya Satelit Palapa
B, Palapa B-2, Palapa B2P dan Palapa B-4 diluncurkan tahun
1992 (Effendy, pada Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999).
Dipenghujung decade 1980-an sampai 1990-an terjadi swastanisasi
pertelevisian di Indonesia. Hadirnya stasiun TV swasta diantaranya:

1. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang beroperasi sejak


bulan April 1989 dan diresmikan 24 Agustus 1989.

2. Setelah itu hadir Surabaya Centra Televisi (SCTV) yang beroperasi


sejak Agustus 1989.

3. Kemudian hadir Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada 23


Januari 1991.

4. Kemudian lahir lagi stasiun televise swasta lainnya seperti


Indosiar, ANTV, Trans TV, Trans7, Metro TV,TVOne dan ditambah
lagi TV lokal yang berkembang pesat di seluruh Indonesia.
Film
• film pertama di Indonesia berjudul “Lely van Java” yang
diprodusir di Bandung pada tahun 1926 oleh seorang bernama
David.

• Disusul oleh “Eulis Atjih” produksi Krueger Corporation pada


tahun 1927/1928. Dan sampai dengan tahun 1930 masyarakat
pada waktu itu telah dihidangi film-film berikutnya.

• Film bicara pertama berjudul “Terang Bulan” yang dibintangi


Roekiah dan R.Mochtar berdasarkan naskah seorang penulis
Indonesia Saerun.
• Di tahun 1941 pecah perang asia timur raya. Dunia film pun
berubah wajah. Perusahan film seperti Wong Brothers, South
Pacific dan Multi Film diambil ahli jepang, ketika pemerintah
Jepang menguasai Indonesia.

• NV Multi Film diambil ahli oleh pemerintah Nippon dan diganti


nama menjadi Nippon Eiga Sha.

• Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia


memproklamasikan kemerdekaan, maka dunia perfilman pun
ikut berubah. Nippon Eiga Sha diserahkan secara resmi pada
tanggal 6 Oktober 1945 kepada Pemerintah Republik
Indonesia. Maka sejak tanggal 6 Oktober 1945 lahirlah Berita
Film Indonesia (BFI).
• Pada saat revolusi, BFI terpaksa memindahkan kegiatannya ke
Surakarta. Gedung dan studio BFI diduduki NICA.

• Pada tahun 1950 setelah kedaulatan diserahkan oleh


pemerintah Belanda kepada RI maka Regeerings Film Bedrijf
diserahkan kepada RIS kemudian diberi nama Perusahaan
Pilem Negara (PPN) dalam lingkungan kementrian Penerangan
pada waktu itu.

• Kemudian munculah Perusahaan Film Nasional (Perfini)


dibawah pimpinan Umar Ismail. Kemudian Persatuan Artis Film
Nasional (Persari) yang dipimpin Djamaludin Malik. Kemudian
diikuti dengan Surya Film Trading, Java Industrial Film, Bintang
Surabaya dan lainnya. Lahir juga Dewan Film Nasional. Dan
lahir penghargaan terhadap Film Nasional yang dikenal dengan
Festival Film Indonesia (FFI) dan juga Festival Film Bandung.
REFERENSI
DeFleur, M. L. & Ball-Rokeach, S. 1989. Theories of
mass communication. Edisi 5 . White Plains, NY:
Longman.

Rahmat, Jalaludin. 1994. Psikologi Komunikasi,


Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Rogers, Everett M. 1986. Communicatio Technology:


The New Media in Society.New York: The Free Press.

Anda mungkin juga menyukai