Oleh :
Rahardiva Aurellia Kharisma Putri
NIM 202010040311575
Kelas Hukum Media Massa G
A. Latar Belakang
Kita tidak bisa luput dari yang namanya informasi di dalam kehidupan sehari
hari. Informasi biasa didapat melalui media yang menyiarkannya. Melalui media kita
dapat mengetahui sumber informasi dan pengetahuan, mengatasi keterbatasan ruang
waktu dan kemampuan indra manusia, serta sebagai sarana untuk mengekspresikan
pendapat atau ide gagasan dengan lebih gamblang. Dan sebetulnya masih banyak lagi
fungsi dari media itu sendiri. Nah, dalam pembahasan ini akan mengarah pada sejarah
singkat mengenai terbentuknya pers atau media massa baik di Dunia maupun di
Indonesia sendiri.
B. Pengertian Informasi
Pendefinisian Informasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu. Sedangkan definisi
menurut Abdul Kadir (2002:31); McFadden dkk (1999) informasi adalah data yang
sudah diproses dengan sedemikian rupa hingga dapat menambah pengetahuan
seseorang yang menggunakan data itu. Sebenarnya informasi berasal dari istilah
secara etimologi yang berasal dari bahasa Perancis kuno pada tahun 1387. Kata
informacion diambil dari istilah bahasa latin yaitu informationem yang berarti
“konsep ide atau garis besar”. Informasi sendiri mempunyai berbagai macam
jenisnya. Semua jenis informasi didasarkan pada fungsi dan kegunaan, berdasarkan
format penyajian, berdasarkan lokasi peristiwa, bidang kehidupan, dan juga
berdasarkan penyampaian. Dalam menyampaikan suatu informasi pastinya harus
memiliki ciri ciri informasi yang berkualitas. Ciri cirinya tersebut adalah :
1. Informasi itu harus relevan atau mempunyai manfaat oleh pemakainya
2. Informasi harus akurat, maksudnya adalah informasi harus bebas dari
kesalahan dan jelas mencerminkannya.
3. Tepat waktu, berarti informasi yang diterima tidak boleh terlambat.
4. Konsisten, berarti informasi yang diterima sesuai dengan data dan tidak
ada perubahan yang tidak benar.
Media massa atau dalam istilah etimologis bahasa Belanda disebut Pers
merupakan suatu usaha komunikasi yang memiliki tujuan untuk menerbitkan segala
bentuk informasi yang diterima, disiarkan melalui media. Menurut Hafied Cangara
(Cangara, 2010:123,126) mendefinisikan Pers sebagai sarana atau alat yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator untuk khalayak. Sedangkan
pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan
dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat alat komunikasi seperti
kabar, film, radio, dan televisi. Sedangkan pengertian pers yang kita kenal
berdasarkan Undang Undang tentang Pers No. 40 tahun 1999 di pasal 1, yaitu sebuah
lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik
meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan
grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
ISI
Awalnya dimulai dari para ahli komunikasi yang tidak setuju dengan model
komunikasi yang diusulkan. Dikarenakan model komunikasi ini tidak menuangkan
media menjadi sesuatu yang penting melalui tiga dimensi itu, yang berakibat para ahli
komunikasi tahun 1960 an akhirnya mengkritisi dan membenahi model komunikasi
dengan diikutsertakan ke media. Analisis model komunikasi ini berasumsi jika proses
komunikasi manusia dilakukan secara artifisial lewat saluran vokalisasi, gestures atau
bahasa isyarat, dan terkadang juga melalui tulisan dan tulisan. Sekurang-kurangnya
ada empat catatan histori tentang perkembangan media, yaitu era masyarakat tribal,
era masyarakat tulis, era percetakan, dan juga era elektronika yang menekan kan pada
image visual.
Di mulai pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang pertama kali muncul
melalui medium kommunikasi yang berbentuk Gazatte (lembaran berita) pada tahun
1615 dikenalkan oleh pers Belanda.1 Setelah itu di tahun 1744 lahir Batavilase
Nourvelles yang diterbitkan oleh J.E Jordens kemudian ditutup oleh Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC) pemerintah Belanda pada tahun 1746 karena tidak
menyukai penerbit ini.2 Kemudian perkembangan media massa di Indonesia terus
berlanjut yang pada tahun 1856 untuk pertama kali lahirnya Soerat Kabar Melajoe
yang lahir di Surabaya dengan cetakan bahasa Melayu yang diterbitkan oleh penerbit
Belanda.3 Kemudian diikuti oleh lahirnya banyak surat kabar lainnya pada tahun 1860
contohnya Bromartini dan Slompret Melajoe di Semarang, Bintang Timur di
Surabaya, dan juga Matahari di Jakarta, yang semua diterbitkan oleh penerbit
Belanda.4 Hingga akhirnya pada tahun 1907 lahirlah surat kabar nasional pertama
yang bernama surat kabar Medan Priyayi di Bandung oleh Raden Mas Tumenggung
Tirtohadisoerjo yang biasa dipanggil dengan nama Djokomono.5
1
Edward C. Smith, Pemberedelan Pers di Indonesia, Cetakan Kedua, Grafiti Pers, Jakarta, 1986, hlm. 49.
2
Ibid., hlm. 52.
3
Tri Buana Said, Sejarah Pers Nasional dan Perkembangannya, VC Mas Agung, Jakarta, 1988, hlm. 16.
4
Edward C. Smith, Op. Cit., hlm 56-60
5
Fred. S. Siebert, Peterson, dan Scharm, Empat Teori Pers, PT Intermasa, Jakarta, 1986, hlm. 1.
6
Tri Buana Said, Sejarah Pers Nasional dan Perkembangannya, CV Mas Agung, Jakarta, 1988, hlm. 24
7
Ibid., hlm. 82.
Dalam waktu 14 tahun, mulai tahun 1952 sampai tahun 1965 sudah terjadi
hampir 134 kali perubahan pers.8 Pada masa ini dalam kepemimpinan Ir. Soekarno
untuk mendapatkan pengaruh dan dukungan pendapat umum, pers Indonesia yang
pada umumnya mewakili aliran politik yang bertentangan, menyalahgunakan
kebebasan pers (freedom of the press). Sampai peralihan dari masa orde lama ke masa
orde baru tidak membawa perubahan yang signifikan atas perkembangan pers di tanah
air. Saat masa pemerintahan orde baru pers memasuki masa yang disebut dengan pers
Pancasila. Maksudnya adalah mempresentasikan sikap dan perilakunya berdasarkan
pada nilai nilai Pancasila dan UUD 1945. Hakikatnya pers Pancasila adalah pers yang
baik atau sehat, bebas, bertanggung jawab di dalam fungsinya untuk menyebarluaskan
dan diterangkan berita yang objektif dan benar, hiingga dapat melakukan fungsinya
sebagai alat kontrol sosial yang bersifat konstruktif.9 Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya Undang Undang Pers Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan
Ketentuan Pokok Pers. Kemudian dilanjutkan dengan dibentuknya piagam Pasir Putih
di Jawa Timur, yang intinya mencerminkan sikap wartawan Indonesia untuk
mewujudkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.10 Lalu diikuti oleh
ditetapkannya Kode Etik Jurnalistik yang disempurnakan oleh PWI pada tahun
1979.11
Berakhirnya era orde baru tahun 1998, diikuti oleh lahirnya era reformasi,
memberikan udara segar bagi perkembangan pers di Indonesia. Yang ditandai dengan
dikeluarkannya Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
Dikeluarkannya Undang Undang ini memiliki maksud bahwa pers diberi kebebasan
dalam mengatur dirinya dan pemerintah sedikit mengatur tentang kinerja pers. Inilah
yang menjadikan pers Indonesia menjadi salah satu pers yang memiliki peringkat baik
di dunia. Dapat dilihat melalui penilaian yang dilakukan oleh Reporters Sans
Fronitier (suatu organisasi pers Internasional) pada tahun 2002. Pertama kali
mengumumkan indeks kebebasan pers dunia. Yang mana hasilnya dari 139 negara
yang dilakukan penelitian, Indonesia duduk di peringkat 57, melebihi Thailand yang
ada di peringkat 66 kemudian Philipina di peringkat 89. 12
8
Edward C. Smith, Op. Cit., hlm. 241.
9
Sukarno, Pers Bebas dan Bertanggung Jawab: Himpunan Pidato dan Ceramah Dirjen Pembinaan Pers dan
Grafika, Departemen Penerangan RI, Jakarta, 1996, hlm. 93-94.
10
Tri Buana Said, Op. Cit., hlm. 38.
11
Ibid., hlm. 38.
12
Lukas Luwarso, Mengatur Kebebasan Pers, Cetakan Pertama, Dewan Pers, Jakarta, 2003, hlm. 52.
Pers sendiri memiliki peranan penting. Peranannya tersebut telah diatur dalam
Pasal 6 Undang Undang tentang Pers yaitu :
PENUTUP
A. Kesimpulan