Anda di halaman 1dari 12

Jurnalistik di Indonesia

Dulu dan Kini


Disusun Oleh :

 Anggota:

1. Ade Rama Dani Kusuma ( 1970201014 )


2. Rama Yuda Bara
3. Mutiara Prasasti
Mata Kuliah : Jurnalistik
Dosen Pengampu :
Marini, S.Kom.I., M.Sos.
Disebut juga Jurnalisme
berasal dari perkataan Jurnalis: orang yang
journal, artinya catatan
melakukan kegiatan
harian atau catatan kejadian
sehari-hari, atau disebut surat jurnalistik.
kabar.

JURNALISTIK

MacDougall menyebutkan
Journal berasal dari bahasa jurnalisme adalah kegiatan
latin diurnalis , artinya harian menghimpun berita, mencari
atau tiap hari. fakta, dan melaporkan
peristiwa.
SEJARAH PERKEMBANGAN JURNALISTIK

Dimulai 3000 tahun lalu ketika Firaun 1 4 Acta Diurna dan Acta Senatus
Mesir Amenhotep mengirimkan ratusan adalah papan informasi buatan
pesan kepada perwiranya di provinsi- Julius Caesar dan ditaruh di
provinsi untuk menceritakan apa yg lapangan pertemuan yg disebut
terjadi di ibu kota. Forum.
Zaman Babilonia (2000 tahun 2
5
sebelum masehi) sudah terjadi Surat Kabar tulisan tangan
proses penyebaran informasi. pertama bernama Gazetta
terbit pertama kali tahun 1536

Pontifex Maximus membuat papan 3


6
informasi di rumahnya zaman Di Cina surat kabar King
Romawi. Papan informasi dinamai Pau terbit tahun 911
Annalen. Masehi.
JURNALISTIK DI INDONESIA

Jurnalistik Kolonial, Jurnalistik China, Jurnalistik Nasional,


yaitu jurnalistik yang yaitu jurnalistik yaitu jurnalistik yang
dibuat oleh anak bangsa
dibangun oleh orang yang dibuat oleh asli Indonesia sebagai
Belanda pada abad orang berketurunan media perjuangan dan
ke-18 yang ditandai Tionghoa di alat pergerakan
dengan munculnya Indonesia dengan kemerdekaan pada abad
surat kabar berbahasa menerbitkan surat ke-20. Kemunculannya
ditandai dengan ikatan
Belanda yang kabar sebagai media jurnalis yang
bernama Bataviasche penghubung dan dinamakan Medan
Nouvellesd. pemersatu kaum Priayi dengan dipimpin
Tionghoa Indonesia. oleh Tirto Hadisuryo.
 Tahun 1619 Jan Pieterzoon Coen menjadi Gubernur Jenderal VOC,
diterbitkan “Memories der Nouvelles” ditulis tangan.
 Tahun 1688 datang mesin cetak pertama di Indonesia dari Belanda.
Diterbitkan surat kabar tercetak pertama dan dimuat ketentuan-
ketentuan perjanjian antara Belanda dengan Sultan Makassar.
 Setelah itu terbitlah surat kabar yang diusahakan oleh pemilik
percetakan-percetakan di beberapa tempat di Jawa. Surat kabar
tersebut lebih berbentuk koran iklan, fungsinya untuk membantu
pemerintahan kolonial belanda.
 Pada masa kedudukan Jepang surat kabar Indonesia yang berdiri sendiri
dipaksa bergabung menjadi satu, dan segala bidang usahanya
disesuaikan dengan rencana serta tujuan-tujuan tentara Jepang untuk
memenangkan Perang Asia Timur Raya. Maka, pada zaman pendudukan
Jepang pers adalah alat Jepang.
 Jurnalistik di masa orde lama ketika dipimpin oleh Ir.Seokarno, pers
banyak disalah gunakan untuk melawan pemerintahan dan juga salah
satu alat untuk melawan lawan politik demi mendapatkan kekuasaan di
pemerintahan Indonesia yang baru. Pada masa ini banyak pers yang
dibredel karena melawan pemerintah dan tidak sedikit wartawan yang
ditangkap padahal mereka hanya menyuarakan kebenaran.
 Tanggal 1 Oktober 1958 dianggap sebagai tanggal matinya kebebasan
pers di Indonesia dengan makin banyaknya surat kabar yang dipaksa
tutup dan wartawan ditangkap.
 Departemen Penerangan mengumumkan peraturan baru yang
mewajibkan media massa surat kabar dan majalah harus didukung oleh
min. satu partai politik atau tiga organisasi massa. Akibatnya, surat
kabar tidak ada yang bersifat netral seperti seharusnya media massa dan
semuanya memiliki corak masing-masing tergantung kebutuhan
organisasi.
 Setelah itu pada masa orde baru yang dipimpin oleh Seoharto atau
masa demokrasi liberal yang berpengaruh pada kebebasan pers dan
dunia jurnalistik di Indonesia, dimana setiap orang selama memiliki
modal boleh menerbitkan media massa (surat kabar atau majalah)
tanpa perlu pengesahan pihak manapun.
 Namun pada masa itu media berlomba-lomba menerbitkan banyak
berita sehingga tidak memilikirkan kualitas dan mutu yang bagus. Itu
juga karena minimnya peralatan cetak dan lainnya. Dan fungsi dewan
pers ini tidaklah efektif, dewan pers bukannya melindungi sesama
rekan jurnalisnya, malah menjadi anak buah dari pemerintah Orde
Baru.
 Dalam fungsi dan kedudukannya pers dipandang sebagai kekuatan
yang mampu mempengaruhi masyarakat secara massal. Seharusnya
pers selain mempengaruhi masyarakat juga bisa mempengaruhi
pemerintah. Karena pengertian secara massal adalah seluruh lapisan
masyarakat baik itu pemerintah maupun masyarakat. Namun di era
ini, dewan pers gagal meningkatkan kehidupan pers nasional,
sehingga dunia pers hanya terbelenggu oleh kekuasaan Orde Baru
tanpa bisa memperjuangkan hak-haknya.
 Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan
Soeharto di masa reformasi jurnalistik Indonesia. Banyak media massa
yang muncul dan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) tidak lagi
menjadi satu-satunya organisasi profesi. Kegiatan kewartawanan
diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang
dikeluarkan Dewan maka pers nasional. Serta perkembangan teknologi
sudah semakin pesat baik cetak, elektronik, digital, dan internet.
Sehingga memungkinkan mengakses internet lebih cepat baik melalui
komputer maupun dengan smartphone yang semakin merajalela.
Keberadaannya mampu menjangkau hingga pelosok daerah.
 Pada masa reformasi kegiatan jurnalistik sudah diatur dengan Undang-
Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang memiliki peran sebagai berikut:
· Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi.
· Menegakkan nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi
hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan.
· Mengembangkan pendapat umum berdasar informasi yang tepat, akurat,
dan benar.
· Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kepentingan umum.
· Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai