Anda di halaman 1dari 11

TINDAK PIDANA PERS

Oleh
Niken Yulian Yusuf, SH., MH.
Pengertian Pers
• Secara harfiah, pers berasal dari kata pers ( belanda ), atau press ( inggris ), atau presse
( prancis ) . dalam bahasa latin, pers berasal dari pressare dari kata premere yang berarti tekan
atau cetak. Istilah pers sering diartikan sebagai surat kabar atau majalah.
• Secara umum, pers berarti segala usaha dari alat-alat komunikasi massa untuk memenuhi
kebutuhan anggota masyarakat akan hiburan, berita, dan informasi. Dalam buku“ sejarah dan
perkembangan pers Indonesia ” dinyatakan bahwa pers memilik idua pengertian secara luas
dan secara sempit. Secara luas pers berarti semua media massa( radio, televisi, film, surat
kabar, majalah, dan lain-lain ), sedangkan secara sempit adalah surat kabar, majalah, tabloid,
atau buletin.
• Dalam UU No.40 Tahun 1999 tentang pers, pengertian pers adalah lembaga social dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik, meliputi mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi, baik dalam bentuk tulisan,
suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik ataupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Fungsi Pers
1. Pemberi informasi
Masyarakat dapat membeli, berlangganan, atau meminjam untuk mendapatkan
informasi tentang beberapa hal.
2. Pendidikan
Pers memuat tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat
bertambah pengetahuan dan wawasannya.
3. Hiburan
Pemberitaan pers terkadang berisi artikel yang bersifat hiburan, seperti
berbentuk cerita pendek, cerita bergambar, teka-teki silang, dan karikatur.
Fungsi Pers
4. Kontrol Sosial
Kontrol social sebaga sikap pers dalam melaksanakan fungsinya terhadap perseorangan
atau kelompok dengan tujuan memperbaiki tulisan.
5. Pembentuk Opini Publik
Pers dikonsumsi masyarakat luas, maka pers akan mampu menciptakan opini, pendapat,
atau pandangan tentang sesuatu. Opini bersifat subjektif karena pandangan atau penilaian
seseorang dengan orang lain selalu berbeda. Meskipun faktanya sama, namun ketika
beropini, antara orang satu dengan yang lain memperlihatkan adanya perbedaan.
6. Pencipta Wahana Demokratis
Pemerintah dapat menyampaikan informasi atau mensosialisasikan kebijakan-kebijakan
yang diambil. Dengan hubungan timbal-balik yang demikian ini, maka pers sangat
berperan dalamm endidik dan mengarahkan warga masyarakat untuk berdemokrasi dan
menciptakan wahan demokratisasi.
Peranan Pers
Berdasarkan UU No. 40 1999, pers nasional mempunyai peranan sebagai
berikut :
1.Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi.
2.Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya
supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebinekaan.
3.Mengembangkan pendapat umum berdasarkan inforamasi tapat, akurat,
dan benar.
4.Melakukan pengawasan, kritik koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kepentingan umum.
5.Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Perkembangan Pers
1. Pers Indonesia pada masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1907, golongan kaum ningrat (priyayi) memelopori terbitnya
persnasional, yakni mingguan medan prijaji. Pemimpin redaktur nya adalah R.M. Tirtoa
disuryo. Sesuai dengan namanya mulai tahun 1910, medan prijaji terbit sebagai harian.
Pertumbuhan pers diawasi dengan ketat karena dikhawatirkan merugikan
kebijakan politik pemerintah penjajah. Pemerintah penjajah (Belanda) merasa
ketentuan-ketentuan pidana dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) dan
artikel-artikel tambahan KUHP, belum cukup memadai mengendalikan pers.
Selanjutnya,diterbitkan aturan Persbreidel Ordonantie, yaitu aturan atau undang-undang
tentang penghentian penerbitan pers. Aturan ini akan diberlakukan terhadap surat kabar
dan sejenisnya yang pemberitaannya dinila imembahayakan pemerintahan penjajah.
2. Pers Indonesia pada masa penjajahan jepang
Pers masa ini mengalami kemunduran. Pers di paksa untuk mendukung
kepentingan jepang. Akhirnya, pers hanya digunakan semata-mata sebagai alat
pemerintah jepang. Hanya ada satu surat kabar yang terbit (secara illegal),
yaitu Berita Indonesia. Surat kabar ini penerbitnya di pelopori
oleh SoeadiTahsin (pelajar Kenkoku Gakunkin).
Penyebarluasan Berita Indonesi aini bertujuan untuk mengimbangi
propogan dapemerintah penjajah Jepang yang disiarkan melalui Berita
Goenseikanbu, surat kabar milik pemerintah yang difungsikan untuk mendukung
dan menyebarluaska kebijakan politi pemerintah penjajah. Surat kabar ii intinya
berisi propaganda-propaganda Jepang agar rakyat Indonesia bersedia membantu
jepang dalam perangnya melawan tentara serikat.
3. Pers Indonesia Revolusi mempertahankan Kemerdekaan
Pada masa revolusi mempertahankan kemerdekaa Indonesia, konsentrasi perjuangan
bangsa diarahkan untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Republik
Indonesia.
Setelah pengakuan kedaulatan oleh pemerintah Hindia Belanda, Indonesia
memasuki era zaman demokrasi liberal. Pers Indonesia kembali mengalami pertumbuhan
dan mencari corak nya masing-masing.
Pada masa pergolakan di daerah-daerah ada surat kabar yang dinilai pemberitaannya
berpihak atau simpati pada kaum pemberontak. Misalnya Koran Indonesia Raya dinilai
dekat dengan Kol. Zulkifli Lubis, yang dipandang sebagai pemimpin pemberontak ansi
Sumatra. Pendek kata, pers Indonesia pada masa itu benar-benar merasakan kebebasannya.
4. Pers Indonesia pada masa Orde Lama
Pada masa Orde Lama, dengan prinsip demokrasi terpimpin pemerintah
menetapkan asas Manipol Usdek, pers atau penerbitan yang tidak
mencantumkan Manipol Usdek dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangganya dan tidak mendukung kebijaksanaan pemerintah akan dilarang terbit
atau di beredel. Pers pada masa itu harus tegas dan jelas menyuarakan aspirasi
politik tertentu.
5. Pers Indonesia pada masa Orde Baru
Masa ini adalah masa kepemimpinan presiden soeharto. Pada masa Orde
Baru diterbitkan UU No. 11 Tahun 1966 tentang ketentuan-ketentuan pokok
Pers, yang kemudian diubah dengan UU No. 4 Tahun 1967, dan selanjutnya
diubah UU No. 21 1982, yang pada prinsipnya mengikat dan mengendalikan
kebebasan pers.
Dewan Pers pada siding Pleno XXV di Surakarta pada tanggal 7 -8
Desember 1984 menetapkan pers pancasila yang dimanfaatkan oleh pemerintah
untuk memperkuat status politik pemerintah Orde Baru
6. Pers Indonesia padamasa Era Reformasi
Pada masa ini, pers Indonesia memperoleh kebebasan. Akibatnya banyak
bermunculan pers baru. Pada masa ini dikeluarkan UU No. 40 Tahun 1999
tentang pers.Kenyataan sejarah menunjukkan peranan pers dalam mendukung
perjuangan bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang menjadi bangsa
yang bersatu, merdeka, dan mengisi kemerdekaan, membangun memajukan
kehidupan bangsa dan negaranya.

Anda mungkin juga menyukai