Anda di halaman 1dari 12

KODE ETIK BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun oleh :

1. Istiqomah 1915100035
2. Esti Setyawati 1915100039
3. Bima Candra Nugraha 1915100059
4. Wahyu Nugroho 1915100064

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Ucapan
terimakasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan dan
Konseling dan teman-teman satu kelompok yang sudah bekerjasama dalam penyusunan
makalah ini. Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi materi
maupun dalam hal penulisan.

Oleh karena itu, kami meminta maaf atas ketidaksempurnaan dan juga memohon
kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam pembuatan makalah ini. Harapan
kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan manfaat untuk diri kami
sendiri, teman-teman, dan orang lain.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Pengertian Kode Etik Profesi Konselor.................................................................2


B. Pengertian Kode Etik Bimbingan dan Konseling..................................................2
C. Dasar Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling.............................................3
D. Tujuan Kode Etik...................................................................................................3
E. Pelaksanaan Layanan.............................................................................................4
F. Bentuk Pelanggaran dan Sanksinya.......................................................................5
G. Mekanisme Penerapan Sanksi...............................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................8

A. Kesimpulan............................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti layaknya sebuah pembelajaran Bimbingan dan Konseling juga
membutuhkan apa yang dinamakan strategi dalam pelaksanaannya. Dalam hal untuk
mengetahui strategi apa yang tepat untuk digunakan kepada seorang yang hendak
dibimbing (konseli) itulah seorang yang hendak membimbing (konselor)
membutuhkan kode etik untuk menjalankan profesinya tersebut.
Dalam masalah bimbingan dan konseling kode etik sangat dibutuhkan. Kode
etik dibutuhkan ketika konselor hendak membimbing konseli kearah pengembangan
pribadinya. Peran kode etik yaitu sebagai acuan dan tuntutan dalam memberikan
masukan-masukan kepada konseli agar masukan yang diberikan oleh konselor tidak
keluar dari aturan-aturan norma-norma yang berlaku dimasyarakat maupun
dikalangan konselor sendiri.
Dengan adanya kode etik yang mengatur kegiatan konselor akan menjadikan
sebuah pedoman yang sangat penting dan menentukan hasil dari kegiatan konseling.
Dalam makalah ini kami akan membahas kode etik tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kode etik profesi konselor?
2. Apa pengertian kode etik bimbingan dan konseling?
3. Apa dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling?
4. Apa tujuan kode etik?
5. Bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling?
6. Apa saja bentuk pelanggaran yang sering terjadi dan apa sanksinya ?
7. Bagaimana mekanisme penerapan sanksi?
C. Tujuan
1. Agar mengertahui pengertian kode etik profesi konselor.
2. Agar mengetahui pengertian kode etik bimbingan dan konseling
3. Agar mengertahui dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling.
4. Agar mengertahui tujuan kode etik.
5. Agar mengertahui pelaksanaan layanan bimbingan dan koseling.
6. Agar mengetahui bentuk pelanggaran yang sering terjadi dan juga sanksinya.
7. Agar mengertahui mekanisme penerapan sanksi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Profesi Konselor


Kode Etik adalah seperangkat standar, peraturan, pedoman, dan nilai yang
tertulis untuk mengatur mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu
perusahaan, profesi, atau organisasi bagi para pekerja atau anggotanya, dan interaksi
antara para pekerja atau anggota dengan masyarakat (Yusuf, 2009). Kode Etik Profesi
adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap tenaga profesi dalam
menjalankan tugas profesi dan dalam kehidupannya di masyarakat. Norma-norma itu
berisi apa yang tidak boleh, apa yang seharusnya dilakukan, dan apa yang diharapkan
dari tenaga profesi. Pelanggaran terhadap norma-norma tersebut akan mendapat
sanksi (Depdiknas, 2004).
Dari beberapa pendapat tentang pengertian yang telah dipaparkan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Kode Etik Profesi adalah pola
aturan atau norma-norma, tata cara dan pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan
atau pekerjaan yang harus diperhatikan oleh setiap tenaga profesi.
B. Pengertian Kode Etik Bimbingan dan Konseling
Kode etik bimbingan dan konseling adalah kaidah-kaidah nilai dan moral yang
menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya
dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli. Kode etik
bimbingan dan konseling Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah
laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota
profesi bimbingan dan konseling Indonesia. Kode etik bimbingan dan konseling
Indonesia wajib dipatuhi dan diamalkan oleh pengurus dan anggota organisasi tingkat
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
.Kode etik bimbingan dan konseling, antara lain:
1. Pembimbing atau pejabat lain ang memegang jabatan dalam bidang bimbingandan
konseling harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil
yang sebaik-baiknya dengan membatasi diri pada keahlian atau wewenangnya.
Karena itu pembimbing jangan sampai mencampuri wewenang serta tanggung
jawab yang bukan wewenang serta tanggung jawabnya.

2
3. Karena pekerjaan pembimbing berhubungan langsung dengan kehidupan pribadi
orang lain, maka seorang pembimbing harus :
a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
c. Menghargai bahwa setiap klien memiliki kepribadian yang berbeda. Dalam
menghadapi klien pembimbing harus memandang mereka dalam derajat yang
sama dan tidak membandingkan.
4. Pembimbing tidak diperkenankan :
a. Menggunakan tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih.
b. Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Mengambil tindakan-tindakan yyang mungkin akan menimbulkan hal-hal ang
tidak baik bagi klien.
d. Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien.
5. Meminta bantuan kepada ahli dalam bidang lain di luar kemampuan ataupun di
luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling.
6. Pembimbing haruslah selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat dan
memerlukan pengabdian sepenuhnya.
C. Dasar Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Kode etik Bimbingan dan Konseling Indonesia ditegakkan berdasarkan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ABKIN, serta landasan legal yang
berlaku dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu :
1. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (pasal 28 ayat 1, 2 dan 3 tentang standar pendidik dan
tenaga kependidikan).
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
D. Tujuan Kode Etik
Kode etik bimbingan dan konseling Indonesia memiliki lima tujuan, yaitu :
1. Memberikan panduan perilaku yang berkarakter dan profesional bagi anggota
dalam memberikan pelayanan bimbingan konseling.
2. Membantu anggota dalam membangun kegiatan pelayanan yang profesional.

3
3. Mendukung misi organisasi profesi, yaitu Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia (ABKIN) dan divisi-divisinya.
4. Menjadi landasan dan arah dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan
yang datang dari dan mengenai diri anggota asosiasi.
5. Melindungi anggota asosiasi dan sasaran layanan (konseli).
E. Pelaksanaan Kode Etik Profesi Konselor
Konselor menyadari bahwa kepentingan sasaran layanan atau konseli terhadap
layanan bimbingan dan konseling merupakan hal yang paling utama. Oleh karena itu,
konselor menyikapi dan melayani konseli harus didasari oleh motif altruistik dan
menampilkan karakteristik pribadi seorang konselor yang hangat, penuh pemahaman
ang empatik, tulus, menerima konseli apa adanya, dan saling percaya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling :
1. Penghargaan dan Keterbukaan
Konselor menghargai konseli sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiannya. Dalam melaksanakan layanan konseling, konselor membahas
dan menangani permasalahan konseli secara objektif atas dasar kebenaran
dengan prinsip konselor tidak pernah memihak, kecuali pada kebenaran. Dalam
pembahasan dan pencarian solusi atas permasalahan konseli, konselor mendorong
konseli untuk objektif dan terbuka sehingga segala sesuatunya dapat dibahas dan
dilayani secara mendalam, tuntas, dan tepat.
2. Kerahasiaan dan Berbagi Informasi
Konselor menyadari, menghargai dan menempatkan informasi diri dan
mengenai diri konseli, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun kondisi
aktualnya pada posisi yang sangat penting dan harus dirahasiakan sepenuhnya.
Konselor harus memastikan keamanan dan kerahasiaan informasi dan data-data
tentang konseli yang dilayani dan yang dalam proses pemberian bantuannya.
3. Seting Layanan
Konselor menyelenggarakan pelayanan kepada konseli di tempat (seperti
ruangan dan kelengkapannya) yang menjamin suasana yang aman dan nyaman.
Tempatnya harus yang terjaga konfidensialitasnya, artinya tidak dilihat oleh pihak
ketiga yang dapat mengganggu asas kerahasiaan. Tempat penyelenggaraan
layanan dpat dilengkapi dengan alat-alat seperti tempat relaksasi, persediaan air
(untuk cuci tangan dan cuci muka, serta untuk minum), serta perlengkapan
hardware untuk penayangan media, dan lain-lain.

4
4. Tanggung jawab
Konselor dalam menjalankan kinerja profesionalnya bertanggung jawab kepada
lima pihak, yaitu tanggung jawab kepada :
a. Konseli. Yaitu bahwa konselor telah berbuat sesuatu yang menguntungkan
konseli melalui pelayanan konseling.
b. Atasan dan pemangku kepentingan lainnya. Konselor memberikan informasi
kepada pimpinan lembaga dan pihak-pihak terkait tentang peranan konselor
terutama tentang pelayanan terhadap konseli yang menjadi tanggung jawab
konselor di lembaga yang dimaksud dan peran konseling demi suksesnya
lembaga.
c. Ilmu dan profesi. Konselor menyadari bahwa ilmu dan kemampuan yang
telah dipelajarinya mengandung nilai-nilai luhur yang wajib dijunjung tinggi
dan diimplementasikan dengan cara terbaik, sehingga nilai-nilai luhur itu
tidak tercederai. Konselor tidak menyalahgunakan kedudukannya sebagai
konselor untuk kepentingan di luar tujuan dan kemanfaatan ilmu dan profesi
konseling.
d. Diri sendiri. Konselor menyadari bahwa kualitas layanan konseling yang
dilakukannya berdampak pada pribadi konselor sendiri, terutama dalam hal
pandangan pihak lain tentang kemampuan dan kualitas keprofesian konselor.
Konselor berusaha terus menerus untuk mengembangkan kompetensi
keprofesionalannya dengan menjaga kualitas diri dan profesinya.
e. Tuhan Yang Maha Esa. Konselor dalam menjalankan pelayanan konseling
merasakan bahwa hal itu merupakan ibadah. Untuk itu setiap kali memohon
petunjuk dan ridho dari Tuhan Yang Maha Esa demi suksesnya pelayanan
yang dimaksud.
F. Bentuk Pelanggaran dan Sanksi Pelanggaran
Pelanggaran-pelanggaran terhadap kode etik bimbingan dan konseling antara lain :
1. Pelanggaran Umum
a. Melanggar nilai dan norma yang mencemarkan nama baik profesi Bimbingan
dan Konseling dan organisasinya, yaitu ABKIN.
b. Melakukan tindak pidana yang mencemarkan nama baik profesi Bimbingan
dan Konseling

5
2. Pelanggaran terhadap Konseli
a. Menyebarkan/ membuka rahasia konseli kepada orang yang tidak terkait
dengan kepentingan konseli.
b. Melakukan perbuatan asusila, seperti pelecehan seksual, penistaan agama,
rasialis terhadap konseli, dan merugikan konseli.
c. Melakukan tindak kekerasan (fisik dan psikologis) terhadap konseli.
d. Melakukan praktik professional yang tidak sesuai standar profesi
e. Tidak memberikan pelayanan atau mengabaikan permintaan konseli untuk
mendapatkan pelayanan.
f. Melakukan referal kepada pihak lain yang tidak sesuai dengan masalah konseli
dan merugikan konseli.
3. Pelanggaran terkait dengan Lembaga Kerja
a. Melakukan tindak kesalahan terhadap lembaga berkenaan dengan tanggung
jawabnya sebagai konselor yang bekerja di lembaga yang dimaksudkan.
b. Melakukan kesalahan pidana terhadap lembaga yang dimaksud yang dikenai
sanksi/ hukum yang mencemarkan nama baik profesi Bimbingan dan
Konseling.
4. Pelanggaran terhadap Rekan Sejawat
a. Melakukan tindakan yang menimbulkan konflik antar sejawat konselor,
seperti penghinaan, menolak untuk bekerja sama, sikap arogan.
b. Berebut konseli untuk dilayani antar sesama konselor.
5. Pelanggaran terhadap Organisasi Profesi
a. Tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi.
b. Mencemarkan nama baik profesi dan organisasi profesinya.

Sanksi Pelanggaran
Tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi. Mencemarkan nama baik profesi dan organisasi profesinya.sebagai berikut :
1. Teguran secara lisan dan tertulis.
2. Peringatan keras secara tertulis.
3. Pencabutan keanggotaan ABKIN.
4. Pencabutan lisensi izin praktik mandiri.

6
5. Apabila terkait dengan permasalahan hukum/kriminal maka permasalahan tersebut
diserahkan pada pihak yang berwenang.
G. Mekanisme Penerapan Sanksi
Penerapan sanksi terhadap konselor yang dianggap melanggar Kode Etik
dilakukan sebagai berikut :
1. Diperolehnya pengaduan dan/atau informasi tentang adanya pelanggaran dari
konseli dan/atau pihak lain.
2. Pengaduan/informasi disampaikan kepada Dewan Kade Etik, untuk diverifikasi.
3. Konselor yang bersangkutan dipanggil oleh dewan pertimbangan kode etik untuk
verifikasi pengaduan/ informasi yang disampaikan oleh konseli dan/atau pihak
lain.
4. Konselor yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri.
5. Apabila ternyata memang ada pelanggaran dan pelanggaran itu dianggap masih
relatif ringan, maka penyelesaiannya dilakukan oleh Dewan Kode Etik Daerah,
yang kemudian dikuatkan oleh Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (PB-ABKIN).
6. Apabila pelanggaran dilakukan oleh konselor menciderai profesi bimbingan dan
konseling, Dewan Kade Etik Daerah melimpahkan penyelesaiannya kepada
Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (PB-ABKIN)

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kode Etik Profesi adalah pola aturan atau norma-norma, tata cara dan
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan yang harus diperhatikan
oleh setiap tenaga profesi. Kode etik bimbingan dan konseling adalah kaidah-kaidah
nilai dan moral yang menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas atau
tanggung jawabnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
konseli.
Kode etik Bimbingan dan Konseling Indonesia ditegakkan berdasarkan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ABKIN, serta landasan legal yang
berlaku dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konselor menyadari bahwa
kepentingan sasaran layanan atau konseli terhadap layanan bimbingan dan konseling
merupakan hal yang paling utama. Oleh karena itu, konselor menyikapi dan melayani
konseli harus didasari oleh motif altruistik dan menampilkan karakteristik pribadi
seorang konselor yang hangat, penuh pemahaman ang empatik, tulus, menerima
konseli apa adanya, dan saling percaya.
B. Saran
Konselor wajib memperhatikan apa yang seharusnya dilakukan, apa yag tidak boleh
dilakukan, dan apa yang dianjurkan untuk dilakukan kepada konseli. setiap
pelanggaran terhadap kode etik akan merugikan diri konselor sendiri, konseli,
lembaga dan pihak lain yang terkait serta profesi bimbingan dan konseling.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bimbingankonseling.web.id. 2018. “Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia”.


https://www.bimbingankonseling.web.id/2018/10/kode-etik-bimbingan-konselin.html dapat
dilihat di (https://drive.google.com/file/d/1qz7uVxGP0a24Dt9EzxFpuvOtqeZSmzqb/view ).
diakses pada 19 April 2021.

Madun. 2018. “Makalah Kode Etik Konseling Dasar-Dasar Kode Etik Konseling”.
http://bkiuinlampung.blogspot.com/2018/03/makalah-kode-etik-konseling-tentang.html
diakses pada 20 April 2021.

Anda mungkin juga menyukai