TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dibuat sesuai pedoman yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pedoman Penulisan
Karya Tulis/Karya Ilmiah Analis Kepegawaian
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul: “Kendala dan Solusi Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada
Kantor Kementerian Agama Kab. Lamongan”.
Dalam proses penyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, kami
sampaikan terima kasih kepada Yth. H. Fausi, S.E, M.H.I, M.Pd .I selaku Kepala
Kantor Kementerian Agama Kab. Lamongan dan Drs. H. Sunhaji, M.A selaku
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kab. Lamongan, atas
pemberian saran dan petunjuknya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan koreksi dan masukan yang
berharga sehingga dapat menjadi penunjang demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan
penuh keikhlasan. Dengan tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini, semoga dapat
menambah wawasan dan bermanfaat kepada seluruh pembaca.
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Jenis Penelitian ............................................................................. 3
1.4 Metode Pendekatan ....................................................................... 3
1.5 Jenis dan Sumber data .................................................................. 3
1.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 4
1.7 Populasi dan Sampel ..................................................................... 4
1.8 Teknik Analisis Data ...................................................................... 4
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kendala .......................................................................................... 25
4.2 Solusi ........................................................................................... 27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 29
5.2 Saran ............................................................................................. 29
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Usaha dalam mencapai tujuan nasional diperlukan adanya pegawai negeri
yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan Undang–Undang Dasar
1945, negara dan pemerintah bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya
guna dan berhasil guna, berkualitas tinggi, mempunyai kesadaran tinggi akan
akan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara, abdi negara, serta abdi
masyarakat.
Kelancaran pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan nasional
terutama tergantung dari kesempurnaan aparatur negara dan kesempurnaan
aparatur negara pada pokoknya tergantung dari kesempurnaan pegawai negeri.
Pegawai negeri yang sempurna adalah pegawai negeri yang penuh kesetiaan
pada Pancasila, Undang–Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu
padu, bermental baik, berdisiplin tinggi, berwibawa, berdaya guna, berkualitas
tinggi dan sadar akan tanggung jawab sebagai unsur pertama aparatur negara.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin yang tinggi merupakan
salah satu unsur untuk menjadi pegawai negeri yang sempurna. Disiplin yang
tinggi diharapkan semua kegiatan akan berjalan dengan baik.
Ada sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh birokrasi Indonesia,
permasalahan tersebut antara lain besarnya jumlah PNS dan tingkat
pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun, rendahnya kualitas dan
ketidaksesuaian kompetensi yang dimiliki, kesalahan penempatan dan
ketidakjelasan jalur karier yang dapat ditempuh.
Sebuah kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari tentang
birokrasi dinyatakan bahwa mereka, Pegawai Negeri Sipil kerja santai, pulang
cepat dan mempersulit urusan serta identik dengan sebuah adagium “mengapa
harus dipermudah apabila dapat dipersulit”. Gambaran umum tersebut sudah
sedemikian melekatnya dalam benak publik di Indonesia sehingga banyak
kalangan yang berasumsi bahwa perbedaan antara dunia preman dengan
1
birokrasi hanya terletak pada pakaian dinas saja.
Begitu parahnya pandangan masyarakat mengenai Pegawai Negeri Sipil.
Kementerian Agama melaporkan, 55 persen dari total Pegawai Negeri Sipil yang
mencapai sekitar 3,6 juta orang berkinerja buruk. Para pekerja ini hanya
mengambil gajinya tanpa berkontribusi berarti terhadap pekerjaannya. Oleh
karena itu, pemerintah akan menawarkan relokasi dan pendidikan tambahan.
Salah satu indikasi rendahnya kualitas PNS tersebut adalah adanya
pelanggaran disiplin yang banyak dilakukan oleh PNS. Pembangunan yang sedang
giat dilakukan di Indonesia sering mengalami banyak hambatan dan
permasalahan yang cukup kompleks. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidak
tertiban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peningkatan disiplin dalam
lingkungan aparatur negara adalah salah satu upaya untuk mengatasi ketidak
tertiban tersebut.
Perwujudan pemerintah yang bersih dan berwibawa diawali dengan
penegakan disiplin nasional di lingkungan aparatur negara khususnya Pegawai
Negeri Sipil dan pemerataan SDM Pegawai Negeri Sipil.
Kinerja Kepegawaian dalam upaya peningkatan displin Pegawai Negeri Sipil
sangatlah penting, maka berdasarkan latar belakang tersebut penulis
mengambil judul “Kendala dan Solusi dalam Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri
Sipil (Studi di Kantor Kementerian Agama Kab. Lamongan)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka permasalahan dari
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kendala yang dihadapi Tata Usaha Urusan Kepegawaian Kantor
Kementerian Agama Kab. Lamongan dalam peningkatan disiplin pegawai
negeri sipil?
2. Bagaimana solusi dalam menghadapi kendala yang dihadapi Tata Usaha
Urusan Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kab. Lamongan dalam
peningkatan disiplin pegawai negeri sipil?
2
C. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian
ini adalah yuridis empiris, dimana peneliti menggunakan kenyataan pelaksanaan
hukum di lapangan.
D. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode
pendekatan Yuridis Sosiologis, yaitu mengkaji peraturan yang berlaku dalam hal
ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin PNS.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
penelitian dengan cara berfikir dan bertindak secara sistematis. Sebab itu
kajiannya perlu didukung oleh suatu landasan teori yang dipilih dari literatur
prestasi kerja pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kab. Lamongan. Adapun
teori dan konsep yang penulis kemukakan antara lain seperti teori tentang
pengembangan sumber daya manusia, dan teori tentang prestasi kerja pegawai.
adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, maju atau lebih
6
dewasa secara fisik dan umur, secara teknis perubahan tersebut pada dasarnya
merupakan suatu proses tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi
yaitu faktor potensi dasarnya atau faktor lingkungan maupun kombinasi faktor
manusia adalah :
“Suatu usaha yang ditujukan untuk memajukan pegawai baik dari segi
karier, pengetahuan maupun kemampuan. Kegiatan ini berkaitan
dengan peningkatan kecakapan pegawai guna pertumbuhan yang
berkesinambungan di dalam organisasi” (1997: 160).
1. Pengembangan Pengetahuan
2. Pengembangan Keterampilan
3. Pengembangan Sikap
lebih bersifat fitosofis dan teoritis dan lebih banyak ditujukan terhadap
9
Dari pengembangan pengetahuan seperti yang ada di atas maka
maka secara otomatis segala potensi yang ada pada dirinya akan
merupakan salah satu faktor utama dalam usaha mencapai sukses bagi
baik.
pegawai ini lebih dititikberatkan pada segi praktek dan lebih ditujukan
anggota badan atau alat kerja akan bisa dicapai apabila pimpinan dalam
waktu yang teratur. Dalam hal ini program latihan secara langsung
keterampilan.
(1990:75).
11
Sebab melalui metode-metode semacam inilah maka sikap pegawai
kematangan sikap pegawai ini lebih dititik beratkan pada segi praktek
sumber daya manusia, unsur manusia merupakan asset yang paling berharga
12
dalam suatu organisasi. Oleh sebab itu unsur manusia dalam bentuk kualitas
sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius dan sesuai
keberhasilan tertentu yang dianggap baik atau memenuhi syarat. Hal ini
seperti yang diuraikan oleh A.S. Moenir sebagai berikut : “Prestasi kerja
adalah hasil karya seseorang pada organisasi dalam waktu tertentu atau
tentang prestasi kerja yaitu sebagai berikut : “Prestasi kerja adalah suatu hasil
prestasi kerja mempunyai arti sesuatu yang telah tercapai, juga berarti
prestasi kerja yang diperhitungkan dan juga bisa diartikan kemampuan kerja”
(1999:12). Dari sini dapat dijelaskan bahwa prestasi kerja mengandung makna
keluaran yang dihasilkan pada fungsi pekerjaan tertentu atau keluaran dari
13
Sedangkan Simamora menyatakan bahwa prestasi kerja pegawai
dengan kuantitas dan kualitas yang telah ditentukan, pada tingkat pekerjaan
tertentu (1997:50).
prestasi kerja sebagai sesuatu yang dikerjakan, produk atau jasa yang
dihasilkan seseorang atau sekelompok orang. Dari sini dapat dilihat bahwa
prestasi kerja meliputi hasil keluaran, ukuran atau standarisasi kualitas dan
dimaksud dengan prestasi kerja adalah hasil kerja yang diperoleh pegawai
berdasar atas ukuran dan waktu tertentu sesuai dengan level atau jenis
pekerjaannya. Prestasi kerja ini sendiri dapat dibedakan menjadi prestasi kerja
prestasi kerja maka dalam hal ini menurut pendapat Agus Dharma (1995:44)
14
kriteria pengukuran prestasi kerja meliputi kuantitas pekerjaan, kualitas
pengukuran prestasi kerja dalam penelitian ini didasarkan prestasi kerja yang
terpilih yaitu :
1. Kuantitas Pekerjaan
2. Kualitas Pekerjaan
3. Ketepatan Waktu
2.2.1.Kuantitas Pekerjaan
bahwa :
menyelesaikan pekerjaan secara baik dalam arti mereka bekerja atau dapat
15
2.2.2.Kualitas Pekerjaan
bekerja atau dapat menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas atau mutu yang
2.2.3.Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu merupakan salah satu tolok ukur dalam menilai tinggi
rendahnya prestasi kerja seorang pegawai. Hal ini sesuai dengan pendapat
16
dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang telah
sumber daya manusia dengan prestasi kerja, maka berikut ini akan
18
BAB III
METODE PENELITIAN
20
Pemilihan lokasi dan situs penelitian tersebut didasari beberapa
pertimbangan berikut :
1. Pertimbangan efisiensi dari segi waktu, dana maupun tenaga.
2. Pertimbangan efektifitas karena lokasi tersebut merupakan tempat penulis
bekerja sehingga lebih memudahkan keadaan sebenarnya dari obyek yang
diamati.
3. Adanya ketersediaan dukungan dari rekan kerja yang membantu dalam
proses pengumpulan data.
21
Kementerian Agama Kab. Lamongan ditambah dengan informasi dari
laporan-laporan mengenai obyek penelitian selama ini.
3. Wawancara, yang dimaksud wawancara adalah penulis melakukan tanya
jawab langsung dengan pihak yang dianggap berkompeten dengan penelitian
ini atau yang dijadikan sumber data. Wawancara ini dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut panduan wawancara (interview guide).
Pedoman wawancara diartikan sebagai pedoman yang memuat garis besar
hal-hal yang akan ditanyakan pada saat wawancara, yang terdiri dari
himpunan pertanyaan bebas yang disampaikan pada saat tatap muka
dengan sumber data secara langsung.
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun informasi. Informasi adalah hasil pengolahan data yang dapat
dipakai untuk suatu keperluan. Menurut Arikunto data adalah ”hasil
pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka" (1998: 101).
22
dan diinterpretasikan" (dikutip Singarimbun,1999: 263)
Data yang menjadi prioritas dalam penelitian ini adalah data yang
bersifat kualitatif yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau
kalimat, dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan
(Arikunto, 1996: 243-244).
3.6.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah suatu cara dari peneliti atau penulis untuk
melakukan penelitian guna mempermudah suatu penelitian ini dalam
penyusunan maupun penulisannya. Pada pembahasan ini dijelaskan beberapa
prosedur pokok yang dilakukan dalam penelitian, mulai dan awal sampai
akhir. Ada dua prosedur yang harus dilalui dalam setiap penelitian, yang
pertama adalah prosedur teknis administratif dan yang kedua adalah prosedur
metodologis. Prosedur penelitian disini menyangkut semua persoalan baik
mengenai prosedur teknis administratif dan yang kedua adalah prosedur
metodologis.
3.7.Jadwal Penelitian
3.8.Pelaksanaan Penelitian
24
BAB IV
PEMBAHASAN
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kendala yang dihadapi oleh Analis Kepegawaian Kantor Kementerian
Agama Kab. Lamongan dalam Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
adalah Kurangnya profesionalisme dan tanggung jawab Pegawai Negeri
Sipil dalam menyelenggarakan tugasnya, Kurang tegasnya Sanksi yang
diberikan oleh Pejabat yang berwenang serta Lunturnya Kedisiplinan
Pegawai Negeri Sipil.
2. Solusinya yaitu dengan adanya sanksi/tindakan secara tegas bilamana
seorang PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin yang tujuan untuk
memberikan efek jera dan shock terapi agar PNS yang lain tidak meniru
atau melakukannya.dan juga agar tidak melakukan pelanggaran yang
hukumannya lebih berat lagi.
B. Saran
1. Analis Kepegawaian
Peneliti menyarankan agar dalam Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
di Kantor Kementerian Agama Kab. Lamongan harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku agar Pegawai Negeri Sipil tidak mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya dengan baik dan
penuh tanggung jawab.
2. Kepada Pegawai Negeri Sipil
Peneliti menyarankan agar Pegawai Negeri Sipil lebih disiplin, lebih
memperhatikan kewajibannya sebagai aparatur Negara yang professional dan
bertanggung jawab.
3. Kepada Pemerintah
Peneliti menyarankan agar Pemerintah melaksanakan pemerintahan yang
baik dalam pengambilan keputusan, sehingga terjaminnya obyektivitas,
keadilan dan kepastian hukum.
29
DAFTAR PUSTAKA
30