Peserta :
H. Kusnan, A.Md.I.P., S.Sos., S.H., M.H.
Coach :
Muh. Khamdan, M.Hum.
Mentor :
G.A.P Suwardani, Bc.I.P, S.H., M.Si
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKSI PERUBAHAN (LAP)
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN LXI
Coach Peserta
ii
PROFIL ACTION LEADER
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Aksi Perubahan dengan judul “ Optimalisasi
Asesmen Penempatan Narapidana Melalui Aplikasi Sitampan Di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman” dapat terselesaikan. Penulisan Laporan Aksi
Perubahan ini bertujuan untuk menerapkan kegiatan-kegiatan yang mampu
mengatasi permasalahan yang ditemukan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Sleman, serta memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh kelulusan pada
Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan LXI Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Tahun Anggaran 2020.
Dalam Penulisan Laporan Aksi Perubahan ini, berbagai pihak telah
memberikan bantuan, saran, bimbingan, dan dukungan baik moral maupun materi
bagi penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Keluarga yang selalu memberi motivasi, doa dan dukungan kepada penulis;
2. Prof. Yasonna Hamonangan Laoly, S.H., M.Sc., Ph.D., selaku Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
3. Indro Purwoko, S.H., M.H., selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta
4. Gusti Ayu Putu Suwardani, Bc.I.P., S.H., M.Si., selaku Kepala Divisi
Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta da n selaku Mentor yang telah
memberikan pendampingan dan bimbingan kepada penulis;
5. Muh. Khamdan, M.Hum., selaku Coach yang telah memberikan bimbingan
dan arahan selama pelaksanaan aktualisasi;
6. LBH Sembada, Tim Programer selaku stakeholder dalam pelaksaan Aksi
Perubahan;
7. Bapas Kelas I Yogyakarta, selaku stakeholder dalam pelaksaan Aksi
Perubahan;
iv
8. Seluruh Widyaiswara dan Pendamping dari Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang telah
memberikan ilmu, nasihat dan motivasi kepada peserta pelatihan;
9. Rekan-rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan LXI
yang selalu berjuang bersama, memberikan dukungan, semangat dan
motivasi;
10. Seluruh Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan aksi perubahan;
11. Semua pihak yang memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan
dan penyelesaian Aksi Perubahan ini, yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa Laporan Aksi Perubahan ini belum sempurna dan
masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun
sangatlah diharapkan demi kesempurnaan Laporan Aksi Perubahan ini. Atas saran
dan kritiknya, diucapkan terima kasih. Semoga Laporan Aksi Perubahan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembacanya.
Action Leader
Kusnan
v
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN……………………………………………………………………. 1
B. DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN DALAM MENGOPTIMALKAN
ASESMEN MELALUI APLIKASI SI TAMPAN…………………………………. 4
1. Membangun integritas dan akuntabilitas kinerja organisasi……………..… 4
2. Pengelolaan budaya organisasi………………………………………………. 5
3. Membangun jejaring dan kolaborasi………………………………………..… 7
C. DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN DALAM MENGOPTIMALKAN
ASESMEN MELALUI APLIKASI SITAMPAN………………………………….. 8
1. Capaian dalam perbaikan kinerja organisasi………………………………... 8
2. Manfaat aksi perubahan…………………………………………………….…. 11
D. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN…………………………………..…… 11
E. KESIMPULAN……………………………………………………………………… 12
vi
A. PENDAHULUAN
Sistem pemasyarakatan merupakan suatu proses pembinaan narapidana
yang didasarkan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Program
pembinaan narapidana di Indonesia diterapkan dengan sistem pemasyarakatan.
Sistem ini telah dicetuskan dan diaplikasikan sejak tahun 1964. Namun
pengaturan sistem tersebut secara sistematis dalam bentuk undang-undang dan
perangkat aturan pendukungnya baru dapat diwujudkan pada tahun 1995,
melalui Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan. Sistem
pemasyarakatan bertujuan untuk membentuk warga binaan pemasyarakatan
agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan
tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara
wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
Tujuan Lembaga Pemasyarakatan pada umumnya yaitu membentuk warga
binaan pemasyarakatan (WBP) menjadi manusia yang seutuhnya, memperbaiki
diri, aktif dalam pembangunan, serta hidup wajar sebagai warga negara dan
bertanggung jawab sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 12
Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan lebih ditegaskan lagi bahwa sistem
pemasyarakatan berfungsi menyiapkan warga binaan pemasyarakatan agar
dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan
kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab dalam
hal pembangunan masyarakat itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sistem
pemasyarakatan sebagai pelembagaan masyarakat terhadap perlakuan
pelanggar hukum pada hakekatnya merupakan pola pembinaan yang
berorientasi pada masyarakat, yaitu pembinaan yang dilakukan secara terpadu
antara pembina, yang dibina, dan masyarakat. Peran serta masyarakat dan
swasta harus dipandang sebagai suatu aspek yang pokok dari kegiatan
pembinaan, sehingga dapat diperlukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan
lebih lanjut di atur dalam Surat keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia No. 02-PK. 04.10 tahun 1990 tentang pola pembinaan narapidana
atau tahanan Lapas dalam sistem pemasyarakatan selain sebagai tempat
1
pelaksanaan pidana penjara, juga mempunyai beberapa sasaran strategis dalam
pembangunan nasional.
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) memiliki fungsi ganda yakni sebagai
lembaga pendidikan dan lembaga pembangunan. Sebagai lembaga pendidikan,
lembaga pemasyarakatan membina narapidana agar menjadi manusia yang
berguna, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, mandiri bertanggung jawab, terampil, disiplin,
tangguh, memiliki kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
fungsi pendidikannya, pelaksanaan pemidanaan tidak lagi hanya sekedar
pemberian efek jera bagi narapidana, tetapi merupakan suatu rehabilitasi dan
reintegrasi sosial yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang
dibina, dan masyarakat.
Berdasarkan fungsi Lapas sebagai tempat pelaksanaan pembinaan bagi
narapidana dan tahanan. Lapas Kelas IIB Sleman saat ini melaksanakan
pembinaan kepribadian dan kemandirian. Pembinaan kepribadian dengan
mengembangkan pembinaan pada aspek mental, kesadaran berbangsa dan
bernegara yang diantaranya melalui kegiatan keagamaan. Pembinaan agama
sangat diperlukan guna mendukung terwujudnya kesadaran diri narapidana
sebagai landasan atas tindakan yang akan dilakukan sehari-hari. Pembinaan
agama dipandang sebagai pembinaan paling vital yang perlu diberikan kepada
narapidana, sebab agama membawa pengaruh yang sangat kuat dan mampu
merubah karakter dan prilaku individu.
Selain pembinaan kepribadian, di Lapas Kelas IIB Sleman juga terdapat
pembinaan kemandirian, adapun pembinaan tersebut meliputi, pelatihan Teknik
Otomotif Kendaraan Ringan, pelatihan pertukangan atau meubeler, pertanian
dan perikanan dengan memanfaatkan lahan asimilasi Lapas, program pelatihan
yang disebutkan di atas masih belum dapat berjalan secara maksimal karena
penempatan narapidana dalam pelatihan belum menetapkan indikator minat
maupun keterampilan dari individu WBP. Serta masih banyak lagi permasalahan
lainnya yang menghambat program pembinaan kemandirian di Lapas Sleman.
Pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana harus dilaksanakan dengan
tepat dan efektif agar alasan dan tujuan pembinaan dapat benar dirasakan oleh
2
narapidana tersebut. Sehubungan dengan itu, pelaksanaan pembinaan kepada
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan harus didasarkan pada tingkat risiko
dan kebutuhan untuk mengetahui tingkat resiko pengulangan tindak pidana yang
dilakukan.
Mekanisme Assessmen risiko dan Assessmen kebutuhan penting dilakukan
untuk mengetahui tingkat risiko dan kebutuhan setiap narapidana. Pada tahun
2013 dikeluarkanlah Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Assessmen Risiko dan Asesmen
Kebutuhan Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan, dengan adanya peraturan ini
diharapkan pelaksanaan pembinaan kepada warga binaan pemasyarakatan
dapat dilakukan dengan tepat dan efektif sehingga setelah narapidana selesai
menjalani masa pidana di Lapas, mereka siap kembali berbaur dengan
masyarakat.
Terkait dengan permasalahan di atas, maka Laporan Aksi Perubahan (LAP)
ini merupakan hasil akhir dari upaya penulis yang secara sistematis dan
berkesinambungan sejak tanggal 7 Agustus sampai dengan 5 Oktober 2020.
Selama masa pelaksanaan, penulis sebagai pemimpin aksi (action leader) telah
melakukan langkah-langkah strategis untuk mencapai target jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang.
Dalam melaksanakan aksi perubahan, penulis menemukan masalah teknis
maupun non teknis, baik internal maupun eksternal. Namun demikian, target-
target yang telah dirancang dapat penulis laksanakan dengan baik, meskipun
masih ada hal-hal yang perlu disempurnakan.
Laporan ini akan diuraikan secara rinci dengan tahapan-tahapan dan
achievement aksi perubahan sebagai bagian dari pertanggung jawaban peserta
Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan LXI. Besar harapan
penulis, laporan akhir ini akan menjadi titik awal perubahan dan inovasi secara
berkelanjutan dalam rangka untuk meningkatkan kegiatan pembinaan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman, maupun Lembaga
Pemasyarakatan lainnya. Laporan ini dibuat berdasarkan time schedule,
kemudian dilaksanakan tahapan-tahapan secara rinci untuk disusun menjadi
sebuah laporan tertulis sesuai dengan fakta di lapangan.
3
B. DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN DALAM MENGOPTIMALKAN
ASESMEN MELALUI APLIKASI SI TAMPAN
1. Membangun Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi
Pelaksanaan Aksi Perubahan yang penulis laksanakan dalam rangka
untuk mengoptimalkan Asesmen penempatan pembinaan narapidana melalui
aplikasi SITAMPAN dilakukan dengan salah satu tujuannya adalah
meningkatkan integritas pegawai dan unit bagian sebagai pelayan masyarakat
dalam bidang pembinaan narapidana.
Selama proses pembangunan integritas dan kerjasama dalam proses
asesmen penempatan pembinaan narapidana melalui aplikasi SITAMPAN
dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Memperkuat rasa tanggung jawab pegawai terhadap penyelesaian tugas
dengan mematuhi seluruh SOP dalam pengelolaan birokrasi.
Beberapa hal yang penulis lakukan adalah memberikan motivasi untuk
selalu bersemangat dalam penyelesaian tugas sebagai tanggung jawab
seorang pegawai atas pekerjaannya. Dalam pemberian motivasi penulis
menekankan kepada seluruh pegawai dengan cara mengadakan rapat
internal maupun pemberian motivasi saat apel pagi pegawai. Penulis juga
menekankan kepada pegawai agar selalu sigap dalam penyelesaian
pekerjaan.
b. Integritas pegawai adalah hal yang sangat penting dalam sebuah
organisasi.
Organisasi yang baik yaitu yang memiliki pegawai dengan integritas yang
tinggi. Integritas tersebut dapat dicerminkan seorang pegawai dalam
memberikan pelayanan yang maksimal kepada Warga Binaan
Pemasyarakatan maupun masyarakat. Untuk mencetak pegawai dengan
integritas yang tinggi, penulis selalu menegaskan bahwasanya kita
seorang pegawai merupakan abdi masyarakat. Selain itu penulis juga
menekankan apabila pegawai dapat menjaga integritasnya dengan tidak
menerima segala jenis pemberian dari warga binaan maupun keluarga
warga binaan, dan masyarakat serta terus berproses dalam mendapatkan
status WBK dan WBBM.
4
c. Memberikan arahan kapada seluruh pegawai untuk bersikap professional
Dalam memberikan pelayanan kepada warga binaan dan keluarganya,
serta kepada publik, maka seluruh pegawai dituntut bersikap profesional
sesuai dengan kode etik petugas pemasyarakatan. Sehingga dalam
melakukan asesmen kepada narapidana sesuai dengan SOP yang
diterapkan. Penerapan SOP yang dilakukan secara professional, akan
menghasilkan output yang sesuai dengan harapan.
Pelaksanaan Integritas
6
f. Azas Integritas
Pendekatan yang dilakukan penulis dalam upaya meningkatkan
integritas pegawai dengan selalu mengingatkan dalam setiap apel pagi
maupun siang, serta setiap ada kesempatan rapat lainnya. Selain itu,
penulis seringkali melakukan sambang ruangan ke masing-masing bagian
serta menanyakan permasalahan yang ada di masing-masing bagian dan
berdiskusi guna memecahkan permasalah yang ada. Pendekatan
kekeluargaan yang diterapkan terbukti dapat meningkatkan integritas
pegawai.
3. Membangun Jejaring dan Kolaborasi
Koordinasi internal maupun eksternal dengan beberapa stakeholder
terus dilakukan guna memantapkan kegiatan aksi perubahan terutama dalam
hal pembuatan Aplikasi SITAMPAN guna menunjang optimalisasi pelaksanaan
asesmen penempatan pembinaan narapidana melalui aplikasi. Adapun
stakeholder yang terkait dalam aksi perubahan ini diantaranya; Pembimbing
Kemasyarakatan dari Balai Pemasyarakatan Yogyakarta, Psikolog dari LBH
Sembada, Programer, serta Kanwil Kemenkumham D.I.Yogyakarta.
Pembuatan jejaring kerja dan kolaborasi dilakukan oleh penulis sebagai bagian
dari langkah dan tugas Aksi Perubahan, diantaranya yaitu:
a. Melakukan koordinasi dengan intern pejabat administrator serta beberapa
pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman. Koordinasi
tersebut dilakukan guna menyamakan visi dan misi terkait asesmen
penempatan pembinaan narapidana melalui aplikasi SITAMPAN sehingga
diharapkan selain pegawai dapat mendukung aksi tersebut, pegawai juga
turut berkontribusi dalam proses pelaksanaan aksi tersebut.
b. Konsultasi dengan Kantor Wilayah Kemenkumham Yogyakarta khususnya
Divisi Pemasyaratan guna mendapatkan masukan ide, saran, dan
dukungan terkait proses pelaksanaan aksi perubahan.
c. Pihak Bapas Yogyakarta merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
pelaksanaan aksi perubahan, oleh karena itu kolaborasi dengan Bapas
dilakukan berulang kali dalam proses koordinasi. Sehingga meminimalisir
terjadinya misskomunikasi antara Lapas dan Bapas maupun Psikolog.
7
d. Pihak Psikolog juga menjadi bagian dari pelaksanaan aksi perubahan
tersebut. Proses membangun jejaring yang dilakukan dengan psikolog
terkait pembuatan instrument dalam aplikasi SITAMPAN.
e. Mensosialisasikan penggunaan Aplikasi SITAMPAN kepada beberapa
pihak yang memanfaatkan aplikasi tersebut, yaitu petugas lapas yang
membidangi asesmen.
8
Beberapa aspek dan fokus koordinasi meliputi beberapa hal terkait
dengan Aksi Perubahan yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Asesmen terkait pemilihan anggota TIM kerja asesmen penempatan
pembinaan narapidana melalui aplikasi SITAMPAN.
2) Persiapan sarana dan prasarana pendukung aksi perubahan.
3) Penyiapan anggaran guna pendukung terciptanya optimalisasi
asesmen penempatan pembinaan narapidana dengan aplikasi
SITAMPAN.
9
2) Koordinasi dengan LSM Sembada dalam pembuatan instrumen dalam
aplikasi tersebut.
10
6) Penyelesaian aplikasi
11
pembinaan lanjutan ke Bapas Yogyakarta (rekomendasi PK dalam hal
pembuatan litmas)
b. Proses asessmen dapat dilaksanakan secara cepat dan tepat.
(keterampilan pada keseluruhan pelatihan Giatja)
3. Capaian Jangka Panjang
a. Upgrade Aplikasi Sitampan untuk digunakan secara Regional maupun
Nasional.
b. Proses asessmen dapat dilaksanakan secara cepat dan tepat.
( kepribadian dan keterampilan)
E. KESIMPULAN
Pelaksanaan Aksi Perubahan yang berjudul optimalisasi asesmen
penempatan pembinaan narapidana melalui aplikasi Sitampan di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIb Sleman dapat berjalan dengan baik. Berikut penulis
sampaikan kesimpulan dari laporan aksi perubahan tersebut:
1. Capaian Jangka Pendek yang telah dilaksananakan kurang lebih selama
dua bulan dapat berjalan sesuai rencana. Adapun capaian dari jangka
pendek tersebut:
a. Terbitnya SK Tim Kerja aksi perubahan.
b. Terciptanya Aplikasi Sitampan.
c. Terbitnya SOP tentang asesmen pembinaan narapidana dengan
aplikasi Sitampan.
d. Pembinaan bidang agrikultur mendapatkan SDM warga binaan yang
sesuai dengan minat, bakat, maupun kompetensi yang telah diseleksi
melaui aplikasi Sitampan.
2. Target asksi perubahan jagka menengah yang akan dilaksanakan hingga
akhir tahun 2020 diantaranya:
a. Penambahan fitur dalam aplikasi sitampan yang berupa pembinaan
kemandirian seluruhnya, sehingga di harapkan asesmen penempatan
pembinaan kemandirian di Lapas Kelas IIB Sleman dapat memiliki
SDM yang memang sesuai minat, bakat, maupun kompetensinya.
b. Revisi SOP tentang asesmen pembinaan narapidana
12
3. Target aksi perubahan jangka panjang yang akan dilakukan hingga bulan
Mei 2020 diantaranya:
a. Penambahan fitur integrasi dalam aplikasi Sitampan
b. Aplikasi dapat digunakan di seluruh instansi pemasyarakatan yang
membutuhkan di lingkungan kanto wilayah Yogyakarta.
Beberapa target aksi peubahan tersebut merupakan komitmen penulis dalam
menjalankan tugas dalam jabatanya, sekaligus sebgai bukti pelaksanaan
komitmen dalam menjalankan misi Reformasi Birokrasi.
13
Tahapan Laporan Aksi Perubahan
14
secara virtual Perubahan
2 Uji Coba Aplikasi Sitampan Foto Uji Coba Aplikasi
Prototype
Aplikasi
Sitampan
3 Rapat 1. Perbaikan Aplikasi 1. Nota Dinas, Notula,
Perkembangan Sitampan Daftar Hadir, Foto
Aplikasi dan 2. Draft Laporan Aksi 2. Draft Revisi Laporan
Pelaporan Aksi Perubahan Akhir Aksi Perubahan
Perubahan
Minggu III 1 Rapat Draft laporan Aksi Perubahan Semi Final
Penyelesaian
Laporan Aksi
Perubahan
Minggu IV 1 Finishing 1. Naskah Laporan Aksi Final
Laporan Aksi Perubahan
Perubahan 2. PPT dan Video
Paparan
15
PANDUAN PENGGUNAAN
APLIKASI SITAMPAN
Lembaga pemasyarakatan kelas iib sleman
16
Contents
17
Akses dan Login ke Dashboard Admin Aplikasi Sitampan
18
Halaman Depan
Pada halaman depan aplikasi Sitampan berisi menu yang mencakup :
Profil
Manajemen User
Master Data
Asesmen
Laporan
Profil
Berisi pembuatan username dan password untuk asesor
19
Manajemen User
Manajemen User berisi data asesor yang telah dibuatkan username dan password
Master Data
Master Data merupakan menu yang berisi sub menu yaitu :
Ketrampilan berisi berbagai kategori ketrampilan
Narapidana berisi data narapidana yang akan diasesmen
Asesor berisi data asesor yang telah memiliki akses untuk membuka aplikasi
sitampan
20
2. Untuk menambah fitur ketrampilan klik Master Data dan pilih sub fitur
Keterampilan lalu klik tombol +ADD ITEM
3. Untuk menambah data narapidana yang akan diasesmen klik Master Data lalu
pilih sub fitur Narapidana dan klik tombol +ADD ITEM
21
4. Untuk menambah data asesor baru klik Master Data lalu pilih sub fitur Asesor
dan klik tombol +ADD ITEM
22
5. Untuk memulai proses asesmen klik tombok Asesmen lalu isi tanggal dan pilih
narapidana yang akan diasesmen lalu klik tombol O Mulai
23
6. Setelah tombol mulai diklik akan muncul fitur seperti diatas yaitu data
narapidana yang akan diasesmen
24
8. Dalam asesmen terdapat beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh
narapidana. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mengukur aspek kognitif,
aspek kepribadian dan aspek sikap kerja pada narapidana selain itu akan
terdapat fitur observasi dan wawancara yang akan dinilai oleh asesor.
Terdapat pilihan jawab yaitu Tidak pernah, Jarang, Sering, Selalu sesuai
dengan kondisi masing masing narapidana, tidak ada jawaban benar atau
salah.
25
26
27
28
29
9. Pada fitur observasi diisi oleh asesor. Asesor akan memberikan penilaian
berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada narapidana.
30
10. Setelah selesai melakukan asesmen klik tombol O Selesai
11. Untuk melihat hasil asesmen klik fitur Laporan, akan tampak hasil asesmen
narapidana yang bersangkutan sesuai di bidang apa. Untuk melihat detil tiap
aspek yang diukur/dinilai klik tanda
31
12. Untuk mengakhiri proses asesmen klik tombol sign out
32
CONTOH UJI COBA PENGGUNAAN APLIKASI SITAMPAN
33
34
35
36
37
38
39
40