Anda di halaman 1dari 142

LAPORAN PRAKTIKUM PROFESI LAPANGAN

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA SERANG

DOSEN LAPANGAN

Dr. Yogi Damai Syaputra, M.Pd

Diajukan sebagai syarat kelulusan mata kuliah Praktikum Profesi Lapangan

DISUSUN OLEH

Athifur Rohman

201520012

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2023

1
2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


rahmatnya kegiatan pelaksanaan Praktikum Profesi Lapangan hingga penyusunan
laporan PPL di Lapas Kelas IIA Serang berjalan dengan baik. Shalawat dan salam
selalu tercurah limpahkan kepada NabiMuhammad

SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada seluruh umatnya

Laporan ini merupakan bukti atas dilaksanakannya PPL. Laporan ini tidak
akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu secara khusus
mahasiswa PPL mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Wawan Wahyudin, M.Pd. selaku rektor Universitas


Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
2. Bapak Dr. H. Endad Musaddad, S.Ag., M.A selaku dekan Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
3. Bapak A.M. Fahrurrozi, S.Psi., M.A selaku ketua Jurusan Bimbingan
Konseling Islam
4. Bapak Dr. Yogi Damai Syaputra, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Lapangan
5. Bapak Fajar Nur Cahyono, A.Md.I.P.,S.Sos.,M.Si. selaku kepala Lapas
Kelas IIA Serang
6. Bapak Reza Ikhwan Purnama, S.Tr.Pas. selaku Pamong di Lapas Kelas
IIA Serang
7. Bapak/Ibu staff Lapas Kelas IIA Serang
8. Bapak Warga Binaan di Lapas Kelas IIA Serang, dan
9. Semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini

Atas segala bantuan yang telah diberikan, kami berharap semoga Allah
SWT memberkahi dan membalasnya dengan kebaikan berlimpah. Kami sadari
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik itu dari praktik

3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 5
A. Latar Belakang Praktikum............................................................................... 5
B. Setting/Tempat dan Waktu Praktikum ........................................................... 8
1. Tempat Praktikum ......................................................................................... 8
2. Waktu Praktikum .......................................................................................... 8
C. Tujuan dan Sasaran Praktikum....................................................................... 8
D. Pemilihan Intervensi dan Alasan ..................................................................... 9
E. Landasan Teoritis Intervensi ............................................................................ 9
BAB II .............................................................................................................................. 22
GAMBARAN UMUM LEMBAGA ............................................................................... 22
A. Profil Lembaga ................................................................................................ 22
1. Profil Lapas Kelas IIA Serang ................................................................ 22
2. Kondisi Geografis dan Demografi .......................................................... 23
3. Motto, Visi dan Misi Lembaga ................................................................ 23
4. Program Integritas dan Remisi WBP ..................................................... 24
5. Kegiatan Pembinaan Kemandirian dan kepribadian WBP ................. 25
6. Program Inovasi Pembinaan Layanan Peduli Disabilitas dan............. 25
7. Dinamika Praktikan dengan Lembaga .................................................. 28
BAB III............................................................................................................................. 32
TAHAPAN PROSES PRAKTIKUM ............................................................................ 32
A. Uraian Proses Praktikum ............................................................................... 32
A. Konseling Individual ................................................................................ 33
A. Bimbingan Kelompok .............................................................................. 41
B. Layanan Informasi ................................................................................... 42
BAB IV ............................................................................................................................ 44
PENUTUP ........................................................................................................................ 44
A. Kesimpulan ............................................................................................... 44
B. Saran.......................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 46
LAMPIRAN..................................................................................................................... 48

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktikum
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan
Pancasila sebagai landasan Negara UUD NKRI 1945 merupakan konstitusi
dan landasan hukum tertinggi bangsa Indonesia yang menjadi dasar
pembentukan peraturan atau undang-undang yang mengatur suatu
kepentingan publik yang pada hakekatnya merupakan suatu regulasi sebagai
bagian dalam mengatur setiap hajat hidup masyarakat artinya konstitusi
memberikan jaminan perlindungan hukum bagi setiap masyarakat tidak
hanya memberikan perlindungan amanah konstitusi yang dituangkan dalam
berbagai regulasi yang dapat memberikan bentuk pembinaan kepada setiap
lembaga negara khususnya Lembaga Pemasyarakatan1. Penjatuhan pidana
bukan semata-mata sebagai upaya pembalasan dendam, namun yang paling
penting ialah sebagai upaya pemberian bimbingan dan pengayoman.
Pengayoman kepada masyarakat sekaligus kepada terpidana sendiri agar
menjadi insaf dan dapat menjadi anggota masyarakat yang baik.
Demikianlah konsepsi baru mengenai pemidanaan bukan lagi sebagai
penjeraan berkala namun sebagai upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial.
Konsepsi tersebut di Indonesia disebut sebagai sistem pemasyarakatan.2

Sistem pemasyarakatan diatur dalam UU RI 1995 tentang


Pemasyarakatan. Adapun pengertian sistem pemasyarakatan menurut UURI
No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai

1
Roni Sulistyanto Luhukay. Pemenuhan Jaminan Kesehatan Oleh Perusahaan Dalam Perspektif
Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Living Law E-issn 25501208 Volume 13
Nomor 2, Juli 2021.
2
Bahrudin Agung Permana Putra, Paham Triyoso. Peranan Kejaksaan Dalam Melakukan
Pengawasan Terhadap Narapidana Ynag Memperoleh Pembebasan Bersyarat (Studi Di
Kejaksaan Negeri Malang). Malang, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Hlm1

5
arah dan batas serta cara pembinaan warga binaan pemasyarakatan
berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara Pembina,
yang dibina dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas warga binaan
pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindak pidana, sehingga dapat diterima kembali oleh
lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan
dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.3
Agar terwujudnya peranan lembaga pemasyarakatan di butuhkan tindakan
tegas dan menjadi teladan sehingga dapat terwujudnya negara Indonesia
sebagai negara hukum untuk itu keberadaan negara Indonesia sebagai
negara hukum harus di buktikan dengan eksisnya lembaga-lembaga
kekuasaan negeri.4
Dalam sebuah lembaga pemasyarakatan, seorang narapidana
mengalami beberapa dampak bagi dirinya. Dampak yang dapat diperoleh
ketika seseorang telah divonis dan berada di lapas biasanya adalah
kesehatan jiwa, kecemasan, pertengkaran antar anggota lapas, aturan yang
berlaku di lapas, hubungan antara narapidana dengan petugas lapas, dan
banyak permasalahan lainnnya tentunya dibutuhkan layanan konseling.
Tujuannya dari adanya lembaga pemasyarakatan adalah untuk membina
orang-orang untuk sepenuhnya menyadari kesalahan, memperbaiki diri,
tidak melakukan hal yang dapat meresahkan agar dapat lagi diterima oleh
masyarakat, dapat berperan sebagai bagian dari dalam pembangunan dan
hidup mandiri sebagai manusia warga negara yang taat aturan dan norma.

Mortensen menyatakan bahwa konseling adalah proses


interpersonal di mana satu orang membantu orang lain untuk meningkatkan
pemahaman dan keterampilan pemecahan masalah. Konseling dengan
demikian merupakan tawaran yang membantu menciptakan kondisi bagi

3
Ibid.
4
Roni Sulistyanto Luhukai, Independensi Kekuasaan Pasca Amandemen UUD 1945 Dan
Relevansinya Bagi Penegakan Hukum Berkeadilan, Jurnal Jurisprudentie. UIN Alaudin Makassar,
Volume 6. No 1. Juni 2019, hlm 136.

6
individu untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bermakna, merasa aman,
membutuhkan cinta dan rasa hormat, memiliki harga diri, membuat
keputusan dan mengembangkan diri, seorang konselor bersedia
mendengarkan kisah hidup klien, keinginannya, kegagalan, perasaan, dan
tragedi yang dia alami dalam hidupnya, serta masalah yang dia hadapi.

Di Lapas Kelas II A Serang terdapat program pembinaan yang


ditunjukan untuk para warga binaan. Program pembinaan tersebut meliputi
pembinaan kemandirian dan pembinaan kepribadian seperti berkebun,
pangkas rambut, konveksi, dan budi daya ikan, keagamaan, pramuka,
kesenian, membuat baja ringan dan peternakan ayam bertelur. Sedangkan,
untuk program bimbingan konseling itu sendiri belum berjalan dengan
maksimal karena minimnya tenaga ahli serta tidak adanya ruang dan waktu
khusus yang diadakan oleh pihak lapas itu sendiri. Padahal, program
bimbingan konseling sangat dibutuhkan oleh para warga binaan. Ini
dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya gangguan psikologis yang
terjadi pada warga binaan. Gangguan psikologis tersebut bisa meliputi
stress, cemas, rasa bersalah, takut, dan lain sebagainya.

Pada proses assessment dan pada saat mengamati disaat kegiatan


berlangsung, terdapat warga binaan mengeluh karena tidak adanya tempat
untuk bercerita atau hanya sekedar menuangkan perasaan sedihnya, karena
seringkali ketika bercerita kepada sesama warga binaan tidak jarang malah
tidak didengarkan atau mengadu nasib yang sedang dirasakan. Ada juga
warga binaan yang bingung setelah menjalani masa tahanan bekerja sebagai
apa karena merasa terlabeli oleh mantan narapidana. Oleh karena itu selain
melaksanakan konseling individual dan bimbingan kelompok, penulis juga
melakukan layanan informasi mengenai “ Bekerja ? siapa tanggap dia
Mendapat”. Dengan layanan tersebut menambahkan pengetahuan dan
memahami bagaimana warga binaan mempunyai rencana setelah keluar dan
harus bekerja.

7
B. Setting/Tempat dan Waktu Praktikum
1. Tempat Praktikum

Adapun yang menjadi tempat Praktikum Profesi Lapangan selama 40 hari


adalah Lapas Kelas IIA Serang, beralamat di Jalan Raya Pandeglang KM 6,5
Cipocok Jaya, Karundang, Serang, Kota Serang, Banten 42125

2. Waktu Praktikum

Adapun waktu yang digunakan dalam pelaksanaan Praktikum Profesi


Lapangan di Kelas IIA Serang dimulai dari pada tanggal 24 Juli sampai tanggal 4
September 2023.

C. Tujuan dan Sasaran Praktikum


Tujuan dari kegiatan Praktikum Profesi Lapangan mahasiswa Jurusan
Bimbingan Konseling Islam di Lapas Kelas IIA Serang ini adalah:

1. Mengimplementasikan teori-teori yang telah dipelajari selama perkuliahan


di kelas.

2. Memahami situasi dan kondisi lingkungan sosial di dalam Lapas

3. Memberikan layanan konseling kepada warga binaan pemasyarakatan


Lapas Kelas IIA Serang

4. Membantu petugas lapas dalam membina kesehatan mental warga binaan


pemasyarakatan

5. Membantu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi warga binaan


pemasyarakatan baik ketika tengah menjalani masa pembinaan di lapas
maupun setelah bebas/keluar dari lapas.

Adapun sasaran dari kegiatan praktikum ini adalah warga binaan Lapas
Kelas IIA Serang.

8
D. Pemilihan Intervensi dan Alasan
Intervensi atau teori yang penulis gunakan di Lapas Kelas IIA Serang ada
tiga layanan, yaitu layanan konseling individual, bimbingan kelompok, dan layanan
informasi.
Layanan yang pertama yang digunakan yaitu konseling individual. Alasan
menggunakan layanan tersebut karena dengan konseling individual klien bisa
dengan bebas menceritakan apa yang sedang ia rasakan tanpa ada perasaan takut
ceritanya akan diketahui orang lain, karena pelaksanaan konseling individual
dilakukan hanya dua orang yaitu antara klien dan konselor secara langsung atau
face to face.

Layanan yang kedua yaitu bimbingan kelompok alasannya agar warga


binaan mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru mengenai topik materi yang
dibahas dan guna mencegah warga binaan dari hal-hal yang tidak diinginkan yang
sebelumnya tidak mereka ketahui. Dan pemilihan intervensi yang ketiga yaitu
dengan melakukan layanan informasi. Layanan ini bertujuan untuk membekali
individu dari berbagai pengetahuan dan pemahaman. Berguna untuk mengenali diri,
merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai individu.

E. Landasan Teoritis Intervensi


1. Konseling Individual

a. Pengertian konseling individual

Sofyan Willis mengemukakan bahwa konseling individual


adalah pertemuan konselor dengan konseli secara individual, dimana
terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport dan konselor
berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi konseli
dan konseli dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya5
Menurut Tohirin, konseling individu bisa diartikan proses membantu
yang diberikan oleh konselor kepada klien untuk dapat membantu dalam

5
‘Konseling Individual : Teori Dan Praktek / Penulis, Prof. DR. H. Sofyan S. Willis, M.Pd. |
OPAC Perpustakaan Nasional RI.’ <https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1323728>
[accessed 3 September 2023].

9
pengentasan masalah klien, dan upaya mengembangkan pribadi klien
dalam menjadikan diri klien yang bisa beradaptasi dan dapat melakukan
penyesuaian dengan lingkungan sosial dengan normal.

Priyatno dan Amti (2013:101) mengatakan bahwa konseling


adalah hubungan menyangkut pribadi yang dilaksanakan secara face to
face antara dua orang dan dalam pelaksanaannya konselor mempunyai
kompetensi khusus, menyediakan keadaan belajar. Dalam hal ini
seorang konseli dibantu agar bisa lebih memahami dirinya sendiri,
keadaan yang sedang dihadapi, dan dapat mempersiapkan untuk
keadaan masa depan yang ingin dia capai dengan potensi yang dimiliki
dirinya demi kebaikan pribadi dan masyarakat. Lanjutnya agar konseli
dapat menemukan pemecahan masalah yang terjadi dalam dirinya dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya.6

Yusuf (2016) mengatakan, konseling individual adalah sebuah


hubungan yang terjadi antara konseli dan konselor, konselor disini yang
memiliki kemampuan khusus dan membantu konseli untuk bisa
mengetahui dirinya, agar bisa menghadapi situasi yang akan datang, dan
bisa mencapai keinginannya sebagai kebahagiaan pribadi dan sosial
dengan potensinya. Dan juga dia dapat belajar bagaimana cara dalam
penyelesaian masalah yang ia akan hadapi dan butuhkan di masa yang
akan datang.

Dengan demikian yang dimaksud dengan layanan konseling


individual adalah suatu proses kegiatan pemberian layanan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan atau untuk teratasinya permasalahan
yang terjadi pada konseli yang dalam proses pelaksanaannya diberikan
oleh konselor yang professional kepada konseli.

b. Tujuan konseling individual

6
Maya Puspitasari, penerapan layanan konseling individual untuk mengatasi korban bullying di
kelas VIII SMP swasta muhammadiyah tebing tinggi, universitas muhamadiyah sumatera utara
2020

10
Konseling individu mempunyai dua tujuan. Yang pertama tujuan
umum yaitu agar konseli dapat merubah perilakunya kea rah yang lebih
baik, melalui terlaksananya tugas perkembangan dan pertumbuhan
secara optimal, kebahagiaan dan kemandirian hidup. Sedangkan secara
khususnya tujuan konseling individu tergantung pada permasalahan
yang sedang konseli hadapi.7

Dari pernyatan yang sudah dipaparkan diatas maka tujuan


konseling individu yaitu mengentaskan masalah pada klien agar ia bisa
menjadi lebih baik dari diri sebelumnya dan membuat konseli lebih
mandiri dalam hidupnya.

c. Asas-asas Konseling Individual


Prayitno dan Amti (2013) mengatakan asas-asas konseling
individual adalah sebagai berikut:

1) Asas Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dicurahkan oleh konseli kepada konselor
akan dijaga kerahasiaannya dan tidak ada orang lain yang
mengetahui terlebih lagi menyangkut permasalahan konseli.

2) Asas Kesukarelaan
Proses pelaksanaan konseling harus berlangsung atas dasar
kesukarelaan konseling dan tidak ada keterpaksaan antara konseli
dan konselor.
3) Asas Keterbukaan
Dalam proses pelaksanaan konseling sangat dibutuhkan
keterbukaan antara konseli dan konselor agar memudahkan dan
melancarkan proses konseling dalam pengentasan masalah konseli.

4) Asas Kenormatifan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik itu ditinjau

7
Hartono dan Boy Soedarmaji, Psikologi Konseling, (Jakarta: aparenadamedia Group, 2012).

11
dari norma hukum/Negara, norma adat, norma ilmu, norma agama,
maupun kebiasaan sehari-hari.

5) Asas keahlian
Usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan asas keahlian
secara teratur dan sistematik dengan prosedur, teknik dan alat
(instrumentasi bimbingan dan konseling) yang memadai.

d. Tahap-tahap Konseling Individual


Luddin (2017) mengatakan bahwa tahapan-tahapan dalam
pelaksanaan konseling individual adalah sebagai berikut:

1) Tahap awal konseling

Tahap ini terjadi dari semenjak konseli menemui konselor


hingga berjalannya proses konseling sampai konselor menemukan
definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian, atau masalah klien.
Adapun proses konseling di tahap awal yang dilakukan sebagai
berikut.

2) Membangun hubungan antara konseli dan konselor


a. Memperjelas dan mendefinisikan masalah
b. Membuat penaksiran dan penjajakan
c. Menegosiasi kontrak
3) Tahap Pertengahan (tahap kerja)
Bermula dari permasalahan klen yang sudah jelas dan
disepakati pada tahap awal, kegiatan selanjutnya yaitu lebih
memfokuskan kepada penjelajahan masalah konseli, bantuan apa
yang akan diberikan berdasarkan penilain kembali mengenai apapa
yang telah ditelaah tentang masalah konseli. Adapun tujuan-tujuan
pada tahap pertengahan ini yaitu:

a. Menelaah dan mengeksplorasi permasalaha konseli lebih


jauh.
b. Menjaga hubungan baik dengan konseli
c. Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.

12
4) Tahap akhir konseling (tahap tindakan)
Pada tahap konseling ditandai beberapa hal, yaitu:

a. Menurunnya kecemasan konseli.


b. Adanya perubahan perilaku konseli yang lebih positif,
sehat dan dinamik.
c. Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan
program yang jelas.
d. Terjadi perubahan ke sikap positif

Terdapat beberapa pendekatan dan teknik yang digunakan


dalam proses pelaksanaan konseling individual yaitu:

A. Konseling Realita

Konseling realita merupakan konsep konseling yang menekankan pada


tanggung jawab konseli dalam menyikapi keadaannya sekarang. Pendekatan
konseling realita tidak terpaku pada kejadian-kejadian di masa lalu, namun lebih
mendorong konseli untuk menghadapi realitanya dengan menekankan pada
pengubahan tingkah laku yang lebih bertanggungjawab dengan merencanakan
dan melakukan tindakan-tindakan tersebut. Corey (2007:263) mengatakan “inti
dari konseling realitas adalah penerimaan tanggung jawab pribadi yang
dipersamakan dengan kesehatan mental.”

Dalam konseling realita, konselor menjadi dirinya yang dapat membantu


klien memenuhi kebutuhannya dengan membangun hubungan yang personal
dan tulus. Terapi realita juga menekankan klien pada kesadarannya, bahwa
manusia dalam bertindak harus dilandasi dengan tanggung jawab. Konselor
tidak diperkenankan memberikan hukuman terhadap kesalahan yang dilakukan
klien karena hukuman dipandang tidak efektif dalam perkembangan klien
dengan melakukan kesalahan maka secara otomatis klien juga akan menerima
konsekuensinya sendiri. Sehingga klien akan secara sadar akan lebih
bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.

Konseling realita membantu individu atau klien untuk dapat menentukan


pilihan-pilihan dalam kehidupannya serta mampu mempertanggung jawabkan

13
pilihannya tersebut dalam masa sekarang maupun pada masa yang akan datang
dan meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam penelitian ini, tujuan konseling
realita adalah untuk membentuk pribadi yang mampu menerima dirinya,
menyesuaikan diri terhadap lingkungan, percaya diri, mampu berpikir positif
dan mampu menerima masukan baik itu berupa saran ataupun kritik dari orang
lain sehingga memiliki kapasitas untuk menghadapi segala tantangan
permasalahan hidup.

Self acceptance penerimaan diri didasarkan pada kepuasan individu atau


kebahagiaan individu mengenai dirinya serta berfikir mengenai kebutuhannya
untuk memiliki mental yang sehat. Individu yang memiliki self acceptance akan
memandang kelemahan/kekurangan diri sebagaai hal yang wajar dimiliki setiap
individu, karena individu yang memiliki self acceptance akan bisa berpikir
positif tentang dirinya bahwa setiap individu pasti memiliki
kelemahan/kekurangan dan hal tersebut tidak akan menjadi penghambat
individu untuk mengaktualisasikan dirinya.

Orang yang memiliki penyesuaian diri, mampu mengenali kelebihan dan


kekurangannya. Salah satu karakteristik dari orang yang memiliki penyesuaian
diri yang baik adalah lebihmengenali kelebihan dan kekurangannya, biasanya
memiliki keyakinan diri (self confidence). Selain itu juga lebih dapat menerima
kritik, dibandingkan dengan orangyang kurang dapat menerima dirinya.
Dengan demikian orang yang memiliki penerimaandiri dapat mengevaluasi
dirinya secara realistik, sehingga dapat menggunakan semua potensinya secara
efektif hal tersebut dikarenakan memiliki anggapan yang realistis terhadap
dirinya maka akan bersikap jujur dan tidak berpura-pura. Penerimaan diri
biasanya disertai dengan adanya penerimaan dari orang lain. Orang
yangmemiliki penerimaa diri akan merasa aman untuk memberikan
perhatiannya pada oranglain, seperti menunjukkan rasa empati. Dengan
demikian orang yang memiliki penerimaan diri dapat mengadakan penyesuaian
soail yang lebih baik dibandingkandengan orang yang merasa rendah diri atau
merasa tidak adekuat sihingga mereka itucenderung untuk bersikap berorientasi

14
pada dirinya sendiri (self oriented). Penerimaan diri sangat berhubungan erat
dengan konsep diri karena penerimaan dirimemiliki peranan yang penting
dalam pembentukan konsep diri dan kepribadian yang positif.

B. Client Center
a. Pengertian Client Center

Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi


apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis.
Pada hakikatnya, pendekatan client-centered adalah cabang khusus dari
terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikut
dunia subjektif dan fenomenalnya. Terapis berfungsi terutama sebagai
penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu cliennya
itu dalam menemukan kesanggupan-kesanggupan untuk memecahkan
masalahmasalah. Pendekatan client-centered menaruh kepercayaan yang
besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan
arahnya sendiri. Hubungan teraupatik antara terapis dan klien merupakan
kata lisator bagi perubahan klienmenggunakan hubungan yang unik sebagai
alat untuk meningkatkan kesadaran dan untuk menemukan sumber-sumber
terpendam yang bisa digunakan secara konstruktif dalam pengubahan
hidupnya.8
Client-Centered sebagai pendekatan merupakan cara umum dalam
memandang permasalahan atau objek kajian. Deskripsi model konseling
dalam penekatan Client-Centered merupakan gambaran bagaimana proses
proses ini dilaksanakan, misalnya : 1. Konseling yang terjadi memusatkan
pada pengalaman pribadi individu 2. Proses konseling berupaya
meminimalisir serta menopang diri dari rasa cemas 3. Konselor memantu
klien untuk menertima keadaan dan mengkajinya dalam konsep diri. Client-
Centered sebagai tujuan konseling adalah harapan yang ingin dicapai
setelah proses konseling berlangsung, misalnya 1. Memberi rasa bebas dan

8
Corey, Gerald; Kuswara, E. (1988). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi
/Gerald Corey; penerjemah E. Koeswara. Bandung :: Eresco,.

15
kesempatan klien untuk menyampaikan masalah dan mengambil
keputusannya 2. Membantu klien untuk bertanggung jawab dan berani
mengambil keputusan sendiri.9

1. Bimbingan Kelompok
a. Pengertian Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno Bimbingan Kelompok adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok.10 Hal ini berarti bahwa semua peserta yang terlibat dalam
kegiatan kelompok saling berinteraksi, mengeluarkan pendapat secara
bebas dan terbuka, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain. Interaksi
yang berlangsung secara bebas dan terbuka ini mulai sejak tahap
pembentukan hingga tahap pengakhiran. Hal ini senada dengan pendapat
Romlah yaitu bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang
diberikan pada individu dalam situasi kelompok.11 Artinya dalam
memberikan bantuan terhadap indvidu, digunakan pendekatan kelompok
sehingga masing-masing individu dapat saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya.

b. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok


Kesuksesan bimbingan kelompok sangat dipengaruhi oleh sejauh
mana keberhasilan tujua yang akan dicapai dalam bimbingan kelompok
yang diselenggarakan. Adapun tujuan yang ada dalam bimbingan kelompok
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus diantaranya sebagai berikut.

2 9
Ulfa, Danni Rosida. Journal Model Pendekatan Konseling Client-Centered Dan Penerapannya
Dalam Praktik.
17-18

10
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta:
Ghalia Indonesia. Hlm 178
11
Romlah. 2006. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: U.M,. hlm3

16
a) Tujuan Umum

Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah


berkembangnya sosialisasi peserta didik, khususnya kemampuan
komunikasi anggota kelompok. Sering menjadi kenyataan bahwa
kemampuan bersosialisasi/berkomunikasi seseorang sering terganggu
oleh perasaan, fikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif.
Melalui layanan bimbingan kelompok diharapkan hal-hal yang
mengganggu atau menghampiri perasaan dapat diungkapkan.

b) Tujuan khusus

Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik


tertentu, melalui dinamika kelompok intensif, pembahasan topik-topik
itu mendorong pengemangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan
sikap yang menunjang diwujudkan tingkah laku yang lebih efektif.
Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non-verbal
ditingkatkan. Dengan diadakannya bimbingan kelompok akan timbul
interaksi dengan anggotaanggota kelompok mereka memenuhi
kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri
dengan teman-teman sebaya dan diterima oleh mereka. Kebutuhan
bertukar pikiran sdan berbagai perasaan, kebutuhan menemukan nilai-
nilai atau kehidupan sebagai pegangan dan kebutuhan untuk menjadi
lebih mandiri.12
c. Model Topik dalam Layanan Bimbingan Kelompok
Dalam penyelenggaraa bimbingan kelompok dikenal dua jenis Topik,
yaitu Topik bebas dan Topik tugas:

1) Topik Bebas

12
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta:
Ghalia Indonesia. Hlm 2-3

17
Dalam bimbingan kelompok para anggota bebas
mengemukakan segala pikiran dan perasaan dalam kelompok.
Selanjutnya apa yang disampaikan mereka dalam kelompok
iulah yang akan menjadi pokok bahasan kelompok.

2) Topik Tugas

Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok tugas arah da


nisi kegiatannya tidak ditentukan oleh pada anggota melainkan
diarahkan kepada penyelesaian tugas. Pemimpin kelompok
mengemukakan suatu tugas untuk selanjutnya dibahas dan
diselesaikan oleh para anggota kelompok dan dalam layanan
bimbingan kelompok yang dilaksanakan di lapas kelas II A
Serang yaitu dengan topik tugas dimana permasalahan atau topik
yang dibahas dalam kelompok ditentukan oleh pemimpin
kelompok.13
d. Tahap-Tahap Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Priyatno tahapan-tahapan bimbingan kelompok ada empat
tahapan yaitu:

a. Tahap pembentukan yaitu tahapan untuk membentuk


kerumunan sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap
mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan
bersama.
b. Tahap peralihan yaitu tahap untuk mengalihkan kegiatan awal
kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada
pencapaian tujuan kelompok
c. Tahap kegiatan yaitu tahapan inti untuk membahas topik-topik
tertentu.
d. Tahap pengakhiran yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat
kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok

13
Ibid. hlm 24-25

18
serta merencanakan kegiatan selanjutnya.14

2. Layanan Informasi
a. Pengertian Layanan Informasi
Menurut Nursalim (2002:22), layanan informasi adalah kegiatan
bimbingan yang bermaksud membantu individu untuk mengenal
ligkungannya.tujuan layanan informasi ini untuk membekali individu dengan
berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat.15
Prayitno (2004: 260-261), mejelaskan ada tiga alasan utama mengapa
pemberian informasi perlu diselenggarakan. Pertama, membekali individu
dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yan diperlukan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar,
pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya. Layanan informasi berusaha
merangsang individu untk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi
berkaitan dengan hajat hidup dan perkembangannya. Kedua, memungkinkan
individu dapat menentukan arah hidupnya. Syarat dasar untuk mennetukan
arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan
serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas
informasiinformasi yang ada itu. Ketiga, setiap individu adalah unik. Keunikan
itu akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang
berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing
individu.16

b. Tujuan Layanan Informasi

14
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang: Uiversitas
Negeri Padang.
15
Nursalim, M dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University
Press.
16
Prayitno. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:PT Rineka Cipta, 2004. Hlm 260261

19
Layanan informasi bertujuan untuk pengembangan kemandirian,
pemahaman dan penguasaan individu terhadap informasi yang diperlukan akan
memungkinkan individu:

a. Mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara


objektif, positif, dan dinamis.
b. Mengambil keputusan.

c. Mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan


keputusan yang diambil.
d. Mengaktualisasikan secara terintegrasi.17

Adapun tujuan layanan informasi baik tujuan umum dan tujuan


khusus. Tujuan umum layanan informasi adalah dikuasainya informasi
tertentu oleh peserta layanan. Infoemasi tersebut selanjutnya digunakan
oleh peserta untuk keperluan hidupnya sehari-hari (dalam rangka kehidupan
efektif sehari-hari (KES) dan perkembangan dirinya. Sedangkat yang
menjadi tujuan khusus layanan informasi terkait dengan berbagai fungsi,
yang paling dominan adalah fungsi pemahaman dan paling langsung
diemban oleh layanan informasi. Peserta layanan memahami informasi
dengan berbagai seluk beluknya sebagai isi layanan. Penguasaan informasi
tersebut dapat digunakan untuk pemecahan masalah (apabila peserta yang
bersangkutan mrngalaminya), untuk mencegah timbulnya masalah, untuk
mengembangkan dan memelihara potensi yang ada, dan untuk
memungkinkan peserta yang bersangkutan membuka diri dalam
mengaktualisasikan hak-haknya.18
c. Fungsi Layanan Informasi
Menurut Prayitno (1997:23-24) fungsi layanan informasi ada empat yaitu:19

17
Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrase) Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada. Hlm 147-148
18
Prayitno. 2012. Jenis layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: UNP, 2012. Hlm. 50-
51
19
Prayitno. 1987. Profesionalisme Konseling dan Pendidikan Konselor, Jakarta: Depdikbud Dirjen
Dikti Proyek Pengembangan LPTK

20
1. Fungsi pemahaman

Fungsi layanan ini akan memghasilkan pemahaman tentang sesuatu


oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta
didik. Pemahaman ini meliputi pemahaman tentang diri individu.

2. Fungsi Pencegahan

Fungsi layanan ini akan menghasilkan tercegahnya atau


terhindarnya individu dari berbagai permasalahan yang mungkin terjadi,
yang akan mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dan
kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

3. Fungsi Pengentasan
Fungsi ini akan menghasilkan teratasinya banyak masalah yang
dialami oleh individu.

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Fungsi dari layanan ini akan menghasilkan terpeliharanya dan


berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif individu.

21
BAB II

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Profil Lembaga
1. Profil Lapas Kelas IIA Serang

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Serang adalah unit pelaksana


teknis di bidang pemasyarakatan yang merupakan satuan kerja dalam
lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten yang
ditugaskan melakukan pembinaan terhadap narapidana.

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Serang mulai didirikan pada tahun


1981 dan diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kehakiman Jawa Barat
Kohar Sayuti, S.H. Berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia Nomor: M.04.PR.07.03 Tahun 1985 dialihfungsikan sebagai
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Serang yang berlokasi di jalan Raya
Pandeglang Km g,5 Serang Banten. Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA
Serang berdiri diatas tanah seluas 29.396 m2 dengan luas bangunan 7.869 m2
yang yang meliputi blok hunian dengan kapasitas sebanyak 800 orang, gedung
serbaguna, bengkel kerja, ruang kunjungan, masjid, kapel, ruang belajar, dapur,
kantin, fasilitas olah raga serta rumah dinas pegawai.

Adapun pelaksanaan tugas pemasyarakatan di Lembaga


Pemasyarakatan Kelas IIA Serang adalah untuk melaksanakan pembinaan
berkala dan berkelanjutan bagi warga binaan Pemasyarakatan dengan maksud
agar narapidana menyadari kesalahnnya dan tidak lagi berkehendak melakukan
tindak pidana dan menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab bagi
dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya.

22
2. Kondisi Geografis dan Demografi

Wilayah kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Serang yang


meliputi Kota Serang yang secara geografis terletak antara 5099’ – 6022’ LS
dan 106007’ 106025’ BT. Apabila memakai koordinat system UTM (Universal
Transfer Mercator) Zone 48 E wilayah Kota Serang terletak pada koordinat
618.000 m2 sampai dengan 638.600 m dari barat ke timur dan 9.337.725 m2
sampai dengan 9.312.475 m2 dari utara ke garis lurus dari utara ke selatan
sekitar 21,7 km2 dan dari barat ke timur 20 km2. Batas wilayah administrative
Kota Serang: Sebelah Utara: Teluk Banten. Sebelah Timur, Barat dan Selatan:
Kabupaten Serang.

Kondisi topografi wilayah kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA


Serang melputi Kota Serang dan Kabupaten Serang yang merupakan daerah
hamparan dataran rendah yang ketinggiannya ≤ 50 meter dan kota iipun
menjadi muara dari salah satu sungai utama di Provinsi Banten yakni Sungai
Cibanten.

Berdasarkan data BPS Kota Serang, pada tahun 2019 terjadi kenaikan
jumlah penduduk Kota Serang berjumlah 643.205 jiwa dengan tingkat
kepadatan penduduk rata-rata sebesar 2.411 jiwa/ km2. Jumlah penduduk
tersebut mengalami peningkatan sebanyak 12/204 jiwa dari tahun 2013 yang
berjumlah 631.101 jiwa atau meningkat sekitar 2% wilayah kerja Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Serang terdiri dari beberapa etnis yaitu Banten 69%,
Jawa 22%, Batak 6%, Betawi 2%, Bugis 1%.

3. Motto, Visi dan Misi Lembaga

Motto: “Aman, Bersih, Tertib Dan Nyaman”

• Visi

“Menjadikan Lembaga Pemasyarakatan yang akuntabel, transparan


dan professional dengan didukung oleh pegawai yang memiliki kompetensi

23
tinggi, guna meningkatkan mutu pelayanan pembinaan di dalam Lembaga
Pemasyarakatan.”

• Misi

1. Melakukan pembinaan, pembimbingan, dan perawatan terhadap


Warga Binaan (warna) guna menjadikan sebagai warga negara
yang aktif dan produktif ketika kembali ditengah-tengah
masyarakat.
2. Membangun semangat dan motivasi serta mengembangkan
ketaqwaan warga binaan (warna) terhadap tuhan YME.
3. Memberikan kemudahan pelayanan bagi masyrakatan secara
cepat, tepat dan efektif.
4. Mewujudkan tertib pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
pemasyarakatan secara konsisten dengan mengedepankan
penghormatan terhadap Hukumun dan Hak Asasi Manusia.
5. Membangun kelembagaan yang professional dengan berlandaskan
pada akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Pemasyarakatan.

4. Program Integritas dan Remisi WBP

Program integritas adalah layanan yang diberikan kepada WBP berupa


Pembebasan Bersyarat, Cuti Bersyarat (PB), Cuti Menjelang Bebas (CMB),
Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK) dan Asimilasi. Remisi adalah
pengurangan masa pidana yang diberikan kepada narapidanadan anak pidana
yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan seperti berkelakuan baik dan telah menjalani masa pidana
lebih dari 6 (enam) bulan.

24
5. Kegiatan Pembinaan Kemandirian dan kepribadian WBP

Kegiatan pembinaan kemandirian merupakan program pembinaan


WBP dibidang kemandirian yang diharapkan WBP setelah menjalani masa
pidana dan kembali ke masyarakat menjadi manusia yang berkualitas, mandiri
dan bisa diterima di pasaran kerja dan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Kegiataan pembinaan kemandirian WBP diantaranya adalah:

a. Berkebun
b. Konveksi
c. Pangkas rambut
d. Bengkel
e. Kerajinan
f. Produksi jahe merah instan JAILS
Kegiatan pembinaan kepribadian merupakan program pembinaan WBP
dibidang kepribadian yang diharapkan untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan, pendidikan kewarganegaraan, budi pekerti, kesehatan dan kebugaran
WBP Kegiatan pembinaan kepribadian WBP diantaranya:
a. Keagamaan
b. Pramuka
c. Kesenian
d. Olahraga

6. Program Inovasi Pembinaan Layanan Peduli Disabilitas dan

a. Lansia (DILAN CARE)

Ditunjukannya Lapas Serang menjadi pilot project pembinaan WBP Lanjut


Usia (lansia) maka lapas serang membuat inovasi layanan pembinaan WBP lansia
karena mengingat WBP lanjut usia memerlukan perlakuan khusus baik dari segi
sarana pra sarana, kesehatan, makanan, pembinaan dan lain-lain. Hal tersebut sesuai
dengan Undang-Undang Reopublik Indonesia Nomor 13 Tahun 2018 tentang
kesejahteraan Lanjut usia dan peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

25
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2018 tentang perlakuan bagi tahanan dan
narapidana lanjut usia. Adapun Layanan Dilan Care terdiri dari terdiri dari 9
layanan turunan, yaitu Wisma Dilan, Lakon Dilan, Lapak Dilan, Saran Dilan,
Pendiri Dilan, Lasser Dilan, Laku Dilan, Lama Dilan, Potret Dilan.

1. Wisma Disabilitas dan Lansia (WISMA DILAN)

Guna meningkatkan kenyamanan terhadap WBP yang


sudah lanjut usia maupun disabilitas ketika mmenjalani masa
pidana lapas serang menghadirkan sebuah blok hunian Khusus
bagi hunian WBP disabilitas dan lansia yang menyediakan
sarana dan prasarana khusus mulai dari lantai yang datar, tempat
tidur empuk, terdapat dispenser air minum, kipas angina, toilet
duduk, bell emergency dan tv sehingga kebutuhan usia rentan
dapat terpenuhi.

2. Layanan Konseling Disabilitas dan Lansia (LAKON DILAN)


Layanan konseling yang diberikan kepada WBP
disabilitas dan lanjut usia dalam hal pengembangan kepribadian
dimana petugas akan selalu stand by untuk memberikan
bimbingan konseling kepada warga binaan Disabilitas dan
Lansia.

Adapun hasil yang dicapai dari layanan ini adalah tingkat


stress dan depresi yang dialami oleh WBP disabilitas dan lansia
menjadi turun karena WBP dibantu untuk mencari sumber stress
tersebut serta dibantu pula mencari cara penyelesaian terbaik
dari permasalahan yang belum terselesaikan itu.

3. Layanan Pemeriksaan Kesehatan Disabilitas dan Lansia


(LAPAK DILAN)
Layanan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan kepada
WBP disabilitas dan lanjut usia secara berkala mengingat
kondisi tubuh WBP disabilitas dan lanjut usia rentan dengan

26
penyakit. Hasil yang dicapai dalam layanan ini adalah kondisi
kesehatan WBP disabilitas dan lanjut usia selalu terpantau
sehingga dapar meminimalisir adanya gangguan kesehatan.

4. Sarana Hiburan Disabilitas Dan Lanjut Usia (SARANA DILAN)


Layanan yang dierikan kepada WBP disabilitas dan
Lanjut Usia berupa buku-buku pengetahuan yang dpat
menambah pengetahuan dan juga sebagai sarana hiburan. Hasil
yang dicapai dalam layanan ini adalah WBP disabilitas dan
Lanjut Usia dapat menikmasti fasilitas hiburan meskipun sedang
menjalani masa pidana untuk mengurangi stress akibat usia yang
sudah rentan.

5. Layanan Pembinaan Pendidikan dan Kemandirian Disabilitas


dan Lansia (PENDIRI DILAN)
Layanan pembinaan kemandirian yang diberikan kepada
WBP disabilitas dan lanjut usia berupa kegiatan kerajinan tangan
(handcraft) dan juga kegiatan lainnya sesuai dengan
kemampuannya. Hasil yang dicapai dalam layanan ini adalah
WBP diasabilitas dan lanjut usia memiliki keterampilan mandiri
serta menjadi lebih kreatif dalam kegiatan kemandirian.

6. Layanan Self Service Disabilitas dan Lansia (LASSER DILAN)


Layanan mandiri yang diberikan kepada WBP disabilitas
dan lanjut usia untuk mengakses informasi tentang data diri
WBP dan lokasi mesin self service sangat dekat dengan wisma
lansia. Hasil yang dicapai dalam layanan ini adalah WBP lanjut
usia tidak perlu berjalan jauh untuk mengakses layanan self
service karena mesin berada di area wisma.

7. Layanan Kunjungan Disabilitas dan Lansia (LAKU DILAN)

27
Layanan kunjungan yang diberikan secara khusus dengan
beberapa kemudahan dan fleksibilitas sebagai dukungan lapas
terhadap WBP disabilitas dan lanjut usia serta terdapat tempat
kunjungan khusus. Hasil yang dicapai dlam layanan ini adalah
WBP disabilitas dan lanjut usia dapat melaksanakan kunjungan
khusus sesuai dengan kebijakan lapas.

8. Layanan Makanan Disabilitas dan Lansia (LAMA DILAN)


Layanan pemberian makanan WBP disabilitas dan lanjut
usia berupa makanan yang diolah dengan baik agar tidak keras.
Hal yang dicapai dalam layanan ini adalah WBP disabilitas dan
lanjut usia menerima makanan yang baik dan tidak keras.

9. Pondok Treatment Disabilitas dan LanSIA (POTRET DILAN)


Layanan treatment yang diberikan kepada WBP disabilitas
dan lansia berupa pondok yang memiliki fasilitas treatment
seperti terapi batu alam guna, teraoi ikan atau fish spa, serta
kegiatan keolahragaan lainnya dengan memperhatikan kondisi
fisik WBP disabilitas dan lansia guna menjaga kebugaran tubuh
mereka selama menjalani masa pidana. Semenjak hadirnya
POTRET DILAN warga binaan lansia menjadi lebih memiliki
kebugaran baik fisik maupun mental yang baik dari pada
sebelumnya.

7. Dinamika Praktikan dengan Lembaga

Selama proses pelaksanaan Praktikum Profesi Lapangan (PPL) di


Lapas Kelas IIA Serang, mahasiswa dan seluruh petugas membangun
hubungan yang baik. Petugas juga selalu mengarahkan dan membimbing serta
mendampingi mahasiswa selama pelaksanaan PPL di Lapas Kelas IIA Serang.

Pelaksanaan layanan konseling yang dilakukan di Aula menjadi salah


satu hambatan atas keberlangsungan layanan karena seringkali jadwal
pelaksanaan layanan berbarengan dengan kegiatan yang ada di Lapas Kelas IIA

28
Serang. Sehingga, pelaksanaan layanan yang sebelumnya sudah direncanakan
harus diubah menyesuaikan pihak Lembaga.

29
STRUKTUR ORGANISASI LAPAS KELAS II A SERANG
SK. MEN.KEH RI No.M.16-PR.07.03 TAHUN 1985
KALAPAS
FAJAR NUR CAHYONO, A.Md.I.P.,S.Sos.,M.Si.

KEPALA KPLP KASI BINADIK KASI


KASUBAG TU KASI GIATJA
Dudi Anggriyono, Rudi Hartono, ADM.KAMTIB
Budi Sutrisno, S.H. Yossi Yulia, S.H.
A. Md.I.P A.Md.I.P., S.H. Mistam, S.H., M.H.

KASUBSI KASUR KEPEG & KASUBSI KASUBSI


REGISTRASI KEU PORTAB BIMLOHASKER
REGU PENGAMAN
Wahyu Anggraini, Irfan Gustiyana, Riszard Arjanggi, Arief Susanto, S.H.
A.Md.IP., S.H. S.H.,M.H.
S. Pd.,M.H

KASUBSI KASUBSI KASUBSI


BIMASWAT KASUR UMUM KEAMANAN SARKER
Reza Ikhwan Sukarna, S.H Edrawanto, S.H Kiki Rifki, S.H
Purnama, S.Tr.Pas

30
STRUKTUR ORGANISASI SUB SEKSI
BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN
PERAWATAN

KASUBSI BIMASWAT
Reza Ikhwan Purnama, S.Tr.Pas

Pembinaan dan Kesehatan dan Dapur dan


Integrasi Perawatan Makanan

STAF STAF STAF


BIMASWAT BIMASWAT BIMASWAT
H. Asep Sunani drg.Singgih Noh Zaenal Arifin,
HM, S.H. Priyanto.SP S.Sos.

STAF STAF
STAF
BIMASWAT BIMASWAT
BIMASWAT
Agum Mashari dr. Frisna Mariana
Sukarna, S.P
Sanjaya Panjaitan
STAF
STAF BIMASWAT STAF
BIMASWAT Dede BIMASWAT
Arif Nurhasan Romandayani, Saeful Bahri
Amd.Kep.
STAF STAF
BIMASWAT BIMASWAT
Prihambodo Dwi Erna Rahayu
Prasongko,S.Tr.Pas. Ningsih, Amd.Kep.

31
BAB III

TAHAPAN PROSES PRAKTIKUM


A. Uraian Proses Praktikum
Kegiatan Praktikum Profesi Lapangan (PPL) ini dilaksanakan di Lem- baga
Pemasyarakatan Kelas IIA Serang dengan warga binaan pemasyarakatan sebagai
sasarannya. Pelaksanaan PPL ini dilakukan sejak 24 Juli sampai 4 September 2023
dengan mengikuti hari kerja lembaga yaitu pada Senin- Sabtu. Selama pelaksanaan
PPL berlangsung, kelompok ditempatkan pada bi- dang Bimbingan
Pemasyarakatan (BIMPAS). Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap
minggunya untuk menunjang terlaksananya program.

Pada minggu pertama, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) untuk


menyerahkan mahasiwa dan memberikan arahan kepada kelompok. Setelah
melakukan penyerahan bersama DPL kami melakukan orientasi lingkungan Lapas
dengan di dampingi oleh Pak Agum mengelilingi area perkantoran dan bertemu
dengan Kepala Lapas, ruang perpustakan. Selain itu, penulis dan kelompok juga
mengelilingi area disabilitas dan lanjut usia (Wisma Dilan), area dapur, area
perkebunan dan peternakan, serta bengkel kegiatan kerja di mana tempat ter- sebut
pusat dari kegiatan warga binaan seperti konveksi, produksi jahe merah, kerajinan
dari kertas koran, bengkel las, dan lain-lain.

Pada minggu pertama juga melakukan assessment berupa Daftar Cek


Masalah (DCM) kepada warga binaan dan mengolahnya. Hal ini digunakan untuk
penyusunan program dan mendapat informasi mengenai calon klien.

Pada minggu-minggu selanjutnya, penulis melakukan penyusunan dan


pelaksanaan program dengan dibantu dan didampingi oleh para petugas dan
tamping (tahanan pendamping). Dari hasil assessment tersebut, penulis
menemukan berbagai masalah di lapangan sehingga penulis memilih intervensi
yang menyesuaikan dengan persoalan yang dihadapi klien.

B. Tahapan Intervensi dan Hasil Intervensi

32
Selama pelaksanaan Praktium Profesi Lapangan berjalan, penulis
melaksanakan beberapa layanan, yaitu layanan konseling individual, bimbingan
kelompok dan layanan informasi. Layanan konseling individual dilaksanakan di
ruang aula Bersama 6 klien dengan masalah yang beragam.

A. Konseling Individual
1. Klien TG
a. Identitas klien
Nama : TG
Usia : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Domisili : Serang

b. Deskripsi Masalah yang dikeluhkan


Konseli merupakan seorang kepala rumah tangga yang terjerat kasus
penggelapan uang. TG memiliki empat orang anak. Tg mengeluhkan
masalah yang dialaminya karena perbuatannya Tg harus berpisah
dengan istrinya dan kedua anaknya. Yang harus berpisah pada saat
anaknya berusia 4 tahun. Dan juga sering mudah sakit di lapas karena
memikirkan keluarganya.
c. Diagnosis
Sering overthinking dan tidak pernah dijenguk oleh istri dan kedua
anaknya. Dan selalu merasa bersalah karena perbuatannya rumah orang
tua harus di jual sehingga orang tuanya saat ini harus mengontrak rumah
dan menghidupi anaknya Tg.
d. Tujuan konseling
Untuk membantu konseli agar tidak terus-menerus menyalahkan diri
sendiri dan mengikhlaskan yang sudah terjadi. Dan tujuan lainnnya
yaitu mengajak konseli untuk menyiapkan rencana setelah bebas karena
masa tahanannya sebentar lagi akan selesai sehingga konseli
mempunyai rencana karir kedepannya.

33
e. Tahapan layanan konseling individual
1) Tahap Awal
Pada tahap ini, konselor berusaha membangun hubungan baik
dengan konseli yaitu dengan attending agar konseli merasa
nyaman dengan konselor dan juga membuat rasa aman agar
konseli timbul rasa percaya dan juga terbuka.
2) Tahap Inti
Pada tahap ini, konselor menggali lebih dalam permasalahan
yang dialami oleh konseli. Dimulai dengan asal-muasal
permaslahan konseli. Pada tahap ini konselor menggunakan
pendekatan realita dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku
agar konseli bisa bersikap realistis. Pada tahap ini konsleor tidak
terlalu banyak mendorong. Karena konseli terbuka menceritakan
semua masalah yang dialaminya.
3) Tahap Akhir
Pada tahap ini, konselor memberikan kesimpulan mengenai
permasalahan konseli. Dan konseli juga merasa lega di dasarkan
pada saat proses konseling konseli mempunyai rencana
berdagang setelah bebas nanti dan berkomitmen untuk tidak
mengulangi kesalahannya. Setelah itu konselor memberikan
lembar laiseg.
f. Hasil Yang Dicapai
Tg merasa lega karena setelah melakukan proses layanan, tg
memikirkan konsep rencana setelah bebas nanti yaitu ingin
berjualan usaha kelapa. Dan menyadari bahwa keluarganya tidak
menjenguk karena perbuatannya yang salah dan Tg menerima hal
itu.
2. Klien Ag
a. Identitas Klien
Nama : Ag
Usia : 28 Tahun

34
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Domisili : Serang
b. Deskripsi masalah yang dikeluhkan
Ag merupakan seorang yang bekerja sebagai pedagang daging di
pasar rau. Diketahui ag terjerat kasus judi togel yang menjadikan ag
menjalani hukuman di Lapas Serang ini. Adapun masalah yang
dikeluhkan oleh ag sendiri yaitu mengalami kurang pendengaran akibat
di pukuli pada saat ag berada di porles karena di pukul di bagian telinga
sehingga mengalami kurang pendengaran dan membuat ag merasa malu
serta dendam terhadap orang yang membuatnya kurang mendengar.
c. Diagnosis
Ag menyesal karena hanya bermain judi yang pada saat itu hanya
memasang kecil dan harus ketangkap sehingga ag menjalani masa
hukuman dan di tambah karena kejadian itu ag harus mengalami bully
yang mengakibatkan pendengarannya berkurang sebelah. Dan juga
merasa kasihan terhadap orang tua harus bekerja yang sebelumnya itu
dilakukan oleh ag. Dan ag ini masih dendam terhap orang yang
memukulinya.
d. Tujuan Konseling
Tujuan konseling yaitu agar ag melupakan dan menghilangkan rasa
dendamnya agar ag tidak menyelimuti rasa dendam karena khawatir jika
saat bebas dan ag masih mempunyai dendam tentunya sangat tidak baik
untuk ag sendiri. Dan lebih memikirkan ag dan keluarganya.
e. Tahapan layanan konseling
1) Tahap Awal
Pada tahap ini, konselor mengawali dengan attending dengan
tujuan konseli terbuka dan merasa nyaman bercerita mengenai
permasalahannya.
2) Tahap Inti

35
Pada tahap ini, konselor memperdalam permasalahan yang
dialami oleh konseli dengan menggunakan pendekatan realitas
dengan tujuan mengubah tingkah laku konseli agar bisa bersikap
realistis.
3) Tahap Akhir
Pada tahap ini, konselor memberikan laiseg kepada konseli serta
membuat kesimpulan pada layanan ini kepada konseli dan
konselor merasa bahwa konseli sedikit menghilangkan masa
lalunya ini didasarkan bahwa konseli menerima semuanya dan
focus kepada pengembangan diri konseli yaitu dengan belajar
ngaji di Lapas.
f. Hasil Yang Dicapai
Ag merasa bahwa dendamnya selama inni hanya membuat dirinya
semakin jatuh, dan ag menyadari bahwa hukum karma itu ada dan
mencoba untuk memaafkan semuanya. Adapun hal lainnya yaitu ag
bisa memperdalam ilmu agamanya di lapas dengan belajar ngaji
bersam WBP lainnya.
3. Klien AP
a. Identitas Klien
Nama : AP
Usia : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Domisili : Jakarta
b. Deskripsi Masalah yang dikeluhkan
AP merupakan seorang yang bekerja sebagai karyawan swasta
sebelumnya. Diketahui Ap terjerat kasus Narkoba yang membuat
dirinya bersalah terutama terhadap orang tuanya karena perbuatannya
orang tuanya harus mengeluarkan uang hingga ratusan juta rupiah untuk
membantu Ap mengurus kasusnya ini dan membuat Ap malu dan
menyalahkan dirinya sehingga mengalami overthinking yang berlebihan

36
akibat hal ini juga membuat hubungan Ap dengan orang tuanya menjauh
dan seih karena jarang dijenguk oleh orang tua dan keluarganya.
c. Diagnosis
Ap mengalami overthinking dan setiap saat menyalahkan dirinya
sendiri terkadang sedih karena teman-temannya di lapas di kunjungi
oleh keluarganya sedangkan Ap tidak sehingga membuat dirinya
menutup diri.
d. Tujuan Konseling
Tujuan konseling yaitu memberikan dorongan kepada Ap untuk
menyadari dirinya dan tentunya agar Ap harus melihat semua masalah
yang dihadapinya merupakan salah dan berkomitmen setelah bebas
nanti untuk berhenti menajdi pemakai dan pengedar agar tidak
terjerumus kedua kalinya.
e. Tahapan Layanan Konseling Individual
1) Tahap Awal
Pada tahap ini konselor mengawali proses layanan dengan
melakukan penstrukturan, attending denga tujuan agar knseli
merasa aman dan bisa terbuka untk menceritakan masalah yang
dialaminya.
2) Tahap Inti
Pada tahap ini, memperdalam permasalahan konseli dengan
pendekatan realitas. Dengan tujuan mengubah tngkah laku
konseli dan menyhiapkan rencana kedepannya setelah bebas.
3) Tahap akhir
Pada tahap ini, konseli merasa lebih baik dan lega setelah
melakukan proses layanan dan konseli memikirkan rencana
setelah bebas nantinya untuk menjadi lebih baik dan menebus
kesalahan nya terhadap keluarganya.
f. Hasil Yang Dicapai

4. Klien RD

37
a. Identitas Klien
Nama : Rd
Usia : 28 Tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Agama : Islam
Domisili Serang
b. Deskripsi masalah yang dikeluhkan

Rd merupakan seorang yang belum menikah. Rd terjerat kasus


narkoba. rd mengakui bahwa memakai narkoba karena penasaran dan
karena lingkungan temannya. Di lapas sendiri rd merasa kesepian dan
sulit bersosialisasi oleh warga binaan lainnya.

c. Diagnosis
Rd merasa asing dan takut untuk kenal orang baru karena masa
lalunya rd dijebak oleh teman mainnya sehingga harus mendekam di
lapas.
d. Tujuan konseling
Tujuan konseling pada Rd ini yaitu membuat rd bisa melupakan
masa lalunya dan mengendalikan dirinya dalam memilih teman agar
bisa mengurangi rasa kecemasannya.
e. Tahapan Layanan Konseling
1) Tahap Awal
Pada tahap ini,konselor mengawali proses konsleing dengan
membangun hubungan dengan konseli menggunakan attending
agar konslei merasa aman dan nyaman serta jalannya layanan
konsleing ini berjalan baik.
2) Tahap Inti
Pada tahap ini, konselor memperdalam masalah yangb
dihadapi konseli agar bisa bercerita dengan pendekatana client
centered agar konslei bisa mengaktualisasi dirinya dan bisa
mengontrol dirinya.

38
3) Tahap Akhir
Pada tahap ini, konselor memberikan kesimpulan dan
konseli merasa lega didasarkan pada bahwa konseli mencoba
membuka dirinya dalam bersosialisasi agar nanti setelah bebas
konseli bisa berbaur dengan lingkungan masyarakatnya.
5. DD
a. Identitas Klien
Nama : DD
Usia : 33 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Domisili : Ciomas
b. Deskripsi masalah yang dikeluhkan
DD merupakan seorang yang mempunyai anak berumujr 7 tahun
akan tetapi harus berpisah oleh istrinya karena kasusnya. Sehingga dd
kangen terhadap anaknya akan tetapi anaknya tidak diperbolehkan
ketemu oleh mantan istrinya.
c. Diagnosis
DD sering melamun dan merindukan anaknya serta keluarganya
d. Tujuan Konseling
Memberikan doronga kepad Dd untuk mengikhlaskan apa yang
sudah terjadi dengan pendekatan realitas. Dan berhenti menyalahkan
dirinya sendiri.
e. Tahap Layanan Konseling
1) Tahap Awal
Pada tahap ini, konselor membangun hubungan yang baik
dengan konseli dengan mengunnakan attending dan penstruskturan
agar konseli merasa nyaman dan aman dan bisa tebruka mengenai
maslah yang dialaminya.
2) Tahap Inti

39
Pada tahap ini, kosnelor memperdalam maslaah yang
dihadapinya dengen pendekatan realitas agar konseli
mmemfokuskan dirinya untuk rencan setelah bebas nantinya.
3) Tahap Akhir
Pada tahap ini, konselor menyimpulkan layanan ini dan konslei
merasa lega bisa bercerita masalahnya kemudian juga konseli
memikirkan masa depannya nanti setelah bebas untuk Kembali
bekerja dan tidak menyiakan waktu yang habis sebelumnya.
6. Klien R
a. Nama : R
Usia : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Domisili : Serang

b. Deskripsi Masalah
R merupakan seorang ayah yang mempunyai 3 anak, r
sendiri terjeart kasus penganiayaan r sering overethinking yang
berlebih karena rindu keluarganya.
c. Diagnosis
Konseli selalu overthinking dan merindukan keluarganya
yang membuatnya di lapas sedih dan menyesali perbuatannya
karena anak-anaknya kehilngan sosok ayah dan tidak bisa
menafkahi keluarganya.
d. Tujuan
Tujuan konsleing ini yaitu membuat r merasa baik dan
berhenti memikirkan masalahnya dan menerima semuanya dengan
pendektaan realitas dengan tujuan r bisa menerima dirnya dan
memikiran rencana kedepannya.
e. Tahapan layanan Konseling
1) Tahap Awal

40
Pada tahap ini, konselor mengawali dengan penstrukturan
dan attending agar konseli merasa aman dan nyaman
2) Tahap Inti
Pada tahap ini, konselor memperdalam mengenai masalah
konseli dengan pendeketan realitas agar konseli menerima
semuanya dan merubah perilakunya
3) Tahap akhir
Pada tahap ini, konselor menyimpulkan layanan ini dan
konslei merasa lega dan juga menemukan solusi atas dirinya
sendiri yaitu dengan berubah lebih baik sertab memikirkan
rencana kedepannya. Dan r ini mempunyai rencana yaitu
berjualan di blog agar keluargnay tidak usah mengirim uang
kepadanya.

A. Bimbingan Kelompok
Program yang dilanjutkan di lapas Kelas II A Serang selanjutnya yaitu
Layanan Bimbingah Kelompok. Dimana dalam layanan ini penulis menjadi
pemimpin dan 5 orang WBP menjadi anggota kelompok . Adapun topik tugas
pada bimbingan kelompok kali ini yaitu tentang “Kepekaan Diri dan Sosial”
dengan harapan agar para WBP dapat memahami pentingnya kepekaan diri dan
juga terhadap lingkungan sosial, serta juga mengetahui bentuk-bentuk kepekaan
diri dan sosial terhadap WBP di lingkungan Lapas khususnya. Adapun Teknik
yang digunakan pada layanan ini yaitu Teknik diskusi. Dimana Teknik diskusi
ini bisa mendorong para anggota kelompok berinteraksi dengan anggota lainnya
mengenai tema pada bimbingan kelompok kali ini. Bimbingan kelompok
dilaksanakan selama 1 x 45 menit.

Adapun tahapan pada bimbingan kelompok ini yaitu tahap awal, pada tahap
ini penulis sebagai pemimpin kelompok mengucapkan salam, membina
hubungan yang baik dengan anggota kelompok, kemudian menjelaskan tujuan
bimbingan kelompok. Sebelum lanjut ke tahap berikutnya yaitu tahap

41
peralihandimana pada tahap ini berisi ice breaking untuk meningkatkan rasa
semangat anggota kelompok dan di lanjut pemimpin kelompok menyampaikan
pengertian dan tujuan layanan bimbingan kelompok, pemimpin kelompok
menyebutkan topik yang akan dibahas pada pelaksanaan bimbingan kelompok.

Tahap inti, pada tahap ini pemimpin kelompok menanyakan pengertian


mengenai kepekaan diri dan sosial, kemudian pemimpin kelompok mengajak
para anggota kelompok untuk menyimpulkan pengertian kepekaan diri dan
sosial dan juga menanyakan seberapa penting rasa kepekaan diri dan sosial
dalam kehidupan sosial. Selanjutnya pemimpin kelompok mengarahkan
anggota kelompok agar bisa mengutarakan pendapatnya mengenai kepakaan
diri dan sosial, serta mencotohkan bentuk-bentuk kepekaan diri dan sosial.

Tahap penutup, pada tahap ini pemimpin kelompok mengajak anggota


kelompok membuat kesimpulan mengenain kepekaan diri dan sosial. Setelah
itu pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk menyampaikan
pesan, kesan serta hal baru yang diperoleh, pemimpin kelompok memimbing
anggota kelompok mengakhiri kegiatan dengan berdoa, ucapan terimakasih dan
salam.

Adapun hasil pada layanan bimbingan kelompok ini anggota kelompok


dapat lebih peka terhadap dirinya dan lingkungan sosial, anggota kelompok
sangat berantusias saat melaksanakan bimbingan kelompok, dan mereka merasa
bahwa topik ini penting dan menarik untuk dibahas. Dan hasil dari lembar
refleksi kegiatan bi mbingan kelompok yang tekah diisi oleh masing-masing
anggota kelompok yang berjumlah 5 WBP .

B. Layanan Informasi
Layanan informasi dilaksanakan di ruang aula. Kegiatan ini dilakukan
dengan seminar mini yang diikuti oleh 30 orang WBP. Adapun topik pada
layanan informasi ini yaitu mengenai karir “Bekerja?Siapa Tanggap ia
Mendapat” layanan informasi ini dilakukan selama 1x45 menit. Alat atau media

42
yang digunakan yaitu laptop, LCD, Microfon, power point. Adapun Langkah-
langkah dalam layanan informasi ini yaitu.

Tahap awal, pada tahap ini konselor membuka dengan salam dan
mengucapkan terimakasih, membina hubungan yang baik dengan perkenalan,
menanyakan kabar dan ice breaking. Kemudian konselor menyampaikan
tujuan layanan informasi, konselor menanyakan kesiapan kepada peserta
layanan dan dilanjutkan dengan penyamapaian materi.

Tahap inti, pada tahp ini konselor mengajak berfiki peserta layanan denga
tanya jawa mengenai pekerjaan dan minat bakatnya. Kemudian konselor juga
mengajak kepada peserta layanan untuk mengutarakan pendapatnya menngenai
tema pada kali ini. Selanjutnya tahp akhir konselor menutup dengan salam dan
menggunakan analogi berupa reward agar peserta layanan memahami tema
pada kali ini.

Adapun hasil dari kegiatan layanan informasi ini peserta tidak putus asa
karena menjalani hukumannya dan siap membuat rencana karir setelah bebas.
Dimana peseerta tau minat bakatnya apa dan poin-poin apa saja yang harus
dimiliki oleh seorang dalam dunia kerja.

43
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan Praktikum Profesi Lapangan di Lapas
Kelas IIA Serang, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut, seluruh
program layanan bimbingan konseling yang direncakan berjalan dengan
baik. Seperti layanan konseling individual, bimbingan kelompok dan
layanan informasi.
Adapun tujuannya yaitu agar para WBP bisa mengembangkan
potensinya dan bisa memahami dirnya sendiri denga baik di dalam Lapas
ataupun nanti setelah keluar agar bisa mengarahkan hidupnya yang lebih
baik.
Adapun saat melaksanakan tugas Praktikum Profesi Lapangan saya
merasa ada beberapa kekurangan dalam menjalani tugas ini yaitu antara lain
tidak adanya ruangan khusus untuk melakukan kegiatan ini sehingga proses
konseling menjadi kurang maksimal karena harus tentaif untuk memakai
ruang aula dan terbentur oleh kegiatan yang ada di lapas. Dan ada factor
lainya yaitu tidak bisa berkunjung ke dalam blog untuk menemui WBP.

B. Saran
Berdasarkan hasil kegiatan PPL selama di Lapas, kami menyarankan
untuk :
1. Lembaga
a. Pelayanan dari Lembaga harus ditingkatkan lagi, terutama
disediakannya ruang bimbingan konsleing untuk WBP.
b. Adanya tambahan pegawai berupa konselor untuk memfasilitasi
WBP yang ingin bercerita dan mengentaskan masalah yang
dialaminya.
2. Jurusan

44
Menjalin Kerjasama yang lebih insetif dengan pihak lapas
khususnya dalam memberikan layanan bimbingan konseling untuk
WBP dan bisa memfasilitasi mahasiswa yang ingin melakukan
penelitian dan sebagainya karena sebelumnya kami cukup sulit untuk
melakukan PPL karena harus disertakan surat dari kampus dan pihak
Lembaga sehingga kami harus menunggu cukup lama.

45
DAFTAR PUSTAKA

Roni Sulistyanto Luhukay. Pemenuhan Jaminan Kesehatan Oleh Perusahaan


Dalam Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013.
Jurnal Ilmiah Living Law E-issn 2550-1208 Volume 13 Nomor 2, Juli
2021.
Bahrudin Agung Permana Putra, Paham Triyoso. Peranan Kejaksaan Dalam
Melakukan Pengawasan Terhadap Narapidana Yang Memperoleh
Pembebasan Bersyarat (Studi Di Kejaksaan Negeri Malang). Malang,
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

Roni Sulistyanto Luhukai, Independensi Kekuasaan Pasca Amandemen UUD


1945 Dan Relevansinya Bagi Penegakan Hukum
Berkeadilan, Jurnal
Jurisprudentie. UIN Alaudin Makassar, Volume 6. No 1. Juni 2019.
Sofyan S. Willis. (2013) Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung:
Alfabeta.

Tohirin. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah


(Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Maya Puspitasari. (2020) penerapan layanan konseling individual untuk
mengatasi korban bullying di kelas VIII SMP swasta muhammadiyah
tebing tinggi, universitas muhamadiyah sumatera utara.
Hartono dan Boy Soedarmaji, Psikologi Konseling, (Jakarta: aparenadamedia
Group, 2012).

Richard Nelson Jones, Teori dan Praktik Konseling dan Terapi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011).
Gantina Komalasari, dkk, Teori Dan Teknik Konseling, (Jakarta: Indeks, 2011).
Agus Sukirno. Pengantar Bimbingan dan Konseling. (A-Empat, 2019).
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan
Profil).
Jakarta: Ghalia Indonesia.

46
Romlah. 2006. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: U.M,.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok.
Padang:
Uiversitas Negeri Padang.
Nursalim, M dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya:
Unesa University Press.
Prayitno. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:PT Rineka Cipta, 2004.
Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis
integrase) Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Prayitno. 2012. Jenis layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang:
UNP.
Prayitno. 1987. Profesionalisme Konseling dan Pendidikan Konselor, Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK

47
LAMPIRAN

48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
DAFTAR CEK MASALAH (DCM)

A. Pengantar

Skala (daftar cek masalah) ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan


yang sedang di alami oleh warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Serang. Warga binaan diharapkan mengisi skala (daftar cek
masalah) ini sesuai dengan keadaan diri saat ini. Jawaban yang diberikan
sangat rahasia.
B. Isilah identitas diri anda pada tempat yang telah disediakan

C. Petunjuk Pengisian

Berilah tanda check (√ ) untuk setiap pernyataan yang terdapat pada


kolom yang telah disediakan dengan ketentuan ya atau tidak pada kolom
jawaban yang sesuai dengan keadaan diri anda

Nama :

Blok :

Jenis Kelamin :

Usia :

Hari/tgl :

JAWABAN
No MASALAH
Ya Tidak
Keagamaan
1 Masih meragukan keberadaan Tuhan
2 Malas beribadah
3 Mudah merasa iri hati dan dengki

58
4 Kurangnya rasa empati terhadap sesama
5 Sering ingkar janji
Kesehatan
1 Mudah merasa pusing
2 Mudah lelah
3 Nafsu makan berkurang
4 Susah tidur
5 Kesehatan mudah terganggu

59
Kehidupan Keluarga
1 Tidak pernah dijenguk keluarga/orang tersayang
2 Banyaknya tuntutan dari keluarga
3 Tidak dekat dengan keluarga
4 Saya tidak tinggal bersama keluarga
5 Sering berdebat dengan anggota keluarga
Kehidupan Ekonomi
1 Uang saku kurang memadai
2 Terpaksa harus bekerja karena ekonomi tidak cukup
3 Kurang bisa mengatur keuangan
4 Sering mengutang
5 Gengsi yang terlalu tinggi
Hobi
1 Tidak ada waktu luang untuk menyalurkan hobi
2 Saya masih belum bisa menentukan hobi
3 Hobi lebih penting dari apapun
4 Jarang rekreasi
5 Lingkungan tidak mendukung hobi saya
Pribadi
1 Sulit memahami diri sendiri
2 Kurang percaya diri
3 Sulit mengendalikan emosi
4 Sering merasa curiga terhadap orang lain
5 Bersifat kaku atau tidak toleran
Hubungan Sosial dan Berorganisasi
1 Tidak suka berinteraksi dengan orang lain
2 Tidak berminat dalam organisasi
3 Susah bergaul dengan orang baru
4 Tidak pernah memberikan pendapat pada khalayak umum
5 Tidak nyaman berada di tempat umum

60
Muda-Mudi
1 Tidak suka bergaul dengan lawan jenis

61
2 Hubungan membawa pengaruh buruk
3 Merasa canggung jika berbicara dengan lawan jenis
4 Selalu ingin terlihat menarik dimata lawan jenis
5 Saya merasa mudah cemburu terhadap teman atau pasangan
Karir
1 Takut tidak memiliki pekerjaan
2 Belum mempunyai tujuan
3 Belum mengetahui bakat yang dimiliki
4 Koneksi adalah unsur yang menentukan masa depan saya
5 Lingkungan menghambat karir saya
Keterampilan
1 Tidak suka mencoba hal baru
2 Sulit menangkap ilmu ketika tutor menjelaskan
Keterampilan yang diberikan tidak sesuai
3
kemampuan/keinginan
4 Tidak memiliki teman yang dapat diajak berdiskusi
5 Tidak suka bekerja kelompok

62
KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS IIA SERANG
Jalan Raya Pandeglang KM.6,5 Serang Banten Telepon : 085920149171
Whatsapp : 081996881663 Laman : lapasserang.kemenkumham.go.id surel
:lp.serang@kemenkumham.go.id

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
TAHUN 2023
Komponen : Layanan Informasi
Bidang Layanan : Karir
Topik / Tema Layanan : “ Bekerja? Siapa Tanggap Dia Mendapat”
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
1 Tujuan Layanan

1. Peserta dapat memahami soal minat dan bakatnya


2. Peserta dapat membuat rencana setelah bebas
3. Peserta dapat memahami pentingnya informasi karier
4. Peserta dapat memahami cara menemukan lowongan
pekerjaan
2 Metode, Alat dan Media
Metode: Ceramah
Alat / Media: Laptop, LCD, Microfon, Power Point
3 Langkah-langkah Kegiatan Layanan
Tahap Awal/Pendahuluan
1.1 Konselor Membuka dengan salam dan mengucapkan
terimakasih
1.2 Konselor Membina hubungan baik dengan peserta Layanan
Informasi (perkenalan, menanyakan kabar)
1.3 Konselor Menanyakan kesiapan kepada peserta Layanan
Informasi
1.4 Membaca do’a
1.5 Konselor menyampaikan topik yang akan dibahas

63
Tahap Inti
2.1 Konselor memimpi untuk melakukan ice breaking
2.2 Konselor menyampaikan materi mengenai “bekerja? Siapa
tanggap dia mendapat”
2.3 Konselor mengoptimalkan penggunaan metode dan media
Tahap Penutup
3.1 Konselor mengajak anggota kelompok membuat
kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2 Konselor mengajak anggota kelompok untuk
menyampaikan pesan, kesan serta hal baru yang diperoleh
3.3 Konselor mengakhiri kegitan dengan berdoa, ucapan
terimakasih dan salam
4 Evaluasi
Evaluasi Proses: Memperhatikan proses layanan dengan
refleksi hasil masing-masing anggota kelompok dan sikap atau
antusias anggota kelompok dalam mengikuti kegiatan layanan.
Evaluasi Hasil: Evaluasi setelah megikuti kegiatan layanan,
antara lain: merasakan suasana yang menyenangkan,
pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang
menarik.

Mengetahui, Pamong Serang, 28 Agustus 2023

Reza Ikhwan Purnama, S.Tr.Pas Athifur Rohman

64
BEKERJA ? SIAPA TANGGAP DIA MENDAPAT

Bekerja ataupun berkarir merupakan sala satu tujuan hidup setiap orang di
dunia. Dapat bekerja sesuai apa yang diinginkan juga meerupakan dambaan setiap
orang. Oleh sebab itu seseorang haruslah tanggap dalam melihat segala kesempatan
yang dating, tanggap terhadap informasi karier/pekerjaan yang diinginkan, tanggap
terhadap berbagai keterampilan yang harus dikuasai untuk masuk kedalam sebuah
pekerjaan/karier.

1. Informasi karier
Mengapa informasi penting ? mungkin pertanyaan ini juga sering
berada dalam otak kita. Jawabannya sederhana, dalam bertahan dalam
kehidupan seseorang perlu akan informasi baik untuk keperluan kehidupan
sehari-hari baik sekarang maupun untuk perencanaan kedepan. Tanpa
informasi yang cukup seseorang tidak akan mampu mengisi kesempatan
yang ada, seperti salah pilih kerjaan atau hal lainnya.

Berbicara mengenai karier, maka informasi karier merupakan segala


sesuatu yang dapat menjadikan seseorang memahami dan mengerti berbagai
hal tentang dunia kerja sesuai dengan kemampuannya, minat dan bakat yang
dimiliki seseorang.

Informasi yang tersedia di dunia ini tidak terbatas jumlahnya. Untuk


mendapat informasi inni kita tidak harus tergantung hanya satu sumber saja,
tetapi bisa kebanyak sumber dimana saja kita berada.

2. Kemampuan dan keterampilan untuk memasuki suatu pekerjaan


Pada materi diatas dijelaskan bahwa untuk masuk kedunia kerja atau
karier haruslah mempunyai suatu kemampuan dan keterampilan yang harus
dimiliki individu. Keterampilan (skill) dibagi menjadi dua yaitu
keterampilan Teknik (hard skill) dan keterampilan mengelola diri dan orang
lain (soft skill). Keterampilan teknis berkaitan dengan teori, pengetahuan,
teknologi yang sudah digunakan dalam sebuah pekerjaan. Namun tidaklah
cukup jika tidak dibarengi oleh keterampilan soft skill dalam menghadapi
berbagai tantangan saat melakukan pekerjaan tersebut.

65
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh negara-negara maju
sepertin inggris,amerika dan kanada ada poin-poin yang harus dimiliki oleh
seseorang dalam dunia karier yaitu seperti inisiatif, kemauan
belajar,komitmen, motivasi, dan kreatif.

Pertanyaannya yang sekarang adalah “ bisakah keterampilan ini


dikuasai?” jawabannya adala bisa. Siapapun bisa dengan banyak berlatih.

3. Menemukan lowongan pekerjaan


Bekerja menjadi sebuah kewajiban sekaligus hak bagi seseorang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang dijelaskan tadi bahwa dalam
dunia karier ada 2 kelompok yaitu :

a. Pekerjaan yang menghasilkan barang seperti pedagang, nelayan,


pembuat makanan, dan lainnya.
b. Pekerjaan yang menghasilkan jasa seperti montir, sopir,buruh dan
lainnya.
Dalam bekerja dibutuhkan juga kegigihan dan ketanggapan kita dalam
mencari dan menemukan kesempatan lowongan pekerjaan. Dalam hal ini
perlu diperhatikan dalam mencari suatu pekerjaan.

a. Kenalkan diri anda


Jadilah penjemput kerja, jangan menunggu lowongan kerja. Dunia
semakin berkembang. Kenalkan kemampuan dan keahlian yang anda
kepada dunia luar. Contohnya anda memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam membuat suatu kerajinan tangan, maka anda bisa
mengiklankan hasil kerajinan kepada orang-orang

b. Datang jemput bola


Cara ini hamper sama pada sebelumnya, tetapi car aini agak
menguras tenaga dimana anda langsung ketempat yang membutuhkan
keterampilan yang anda punya seperti, bahwa anda memiliki keahlian
dalam bidang perbengkelan, maka anda langsung datangi pemiliki
benhgkel dan anda memiliki keterampilan untuk bekerja di bengkel
tersebut.

c. Surat keterangan catatan kepolisian (SKCK)

66
SKCK merupakan salah satu dokumen yang dibutuhkan dalam
penerimaan kerja. Mungkin pertanyaannya bisakah seorang narapidana
mengurus SKCK? Dikutip dari SURYA MALANG.COM dikatakan
bahwa SKCK bisa diberikan kepada mantan narapidana untuk melamar
kerja dan lainnya.

Berdasarkan materi yang dijelaskan tadi tentunya seseorang narapidana juga


bisa untuk mencari pekerjaan setelah masa tahanan nya selesai dan Kembali ke
masyarakat. Untuk membuat kehiduoan yang baru dan lebih baik tentunya. Oleh
karena itu informasi ini diberikan agar memberikan pengetahuan kepada narapidana
untuk mengenali minat dan bakat pada dirinya sehingga memiliki sebuah rencana
Ketika keluar dari lapas kelas II A serang ini dengan memanfaatkan setiap
kesempatan yang ada. Dan fasilitas yang diberikan oleh lapas kelas II A serang ini
seperti bimbinga kerja yang meliputi pembuatan jahe hangat ( JAILS ), kursus
menjahit,beterknak, pangkas rambut, membjuat kerajinan dan lainnya.

67
KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS IIA SERANG
Jalan Raya Pandeglang KM.6,5 Serang Banten Telepon : 085920149171
Whatsapp : 081996881663Laman : lapasserang.kemenkumham.go.id surel
:lp.serang@kemenkumham.go.id

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN


KELOMPOK TAHUN 2022

Komponen : Bimbingan Kelompok

Bidang Layanan : Sosial-Pribadi

Topik / Tema Layanan : Kepekaan Diri dan Sosial

Alokasi Waktu : 1 x 45 menit


1 Tujuan Layanan

Anggota kelompok dapat memahami tentang kepekaan diri terhadap lingkungan


sekitar, mengetahui pentingnya menanamkan kepekaan dalam dirinya, dan
mengetahui bentukbentuk serta contoh kepekaan diri dan sosial.

2 Metode, Alat dan Media

Metode: Diskusi

Alat / Media: Alat Tulis, Handphone

3 Langkah-langkah Kegiatan Layanan

Tahap Awal/Pendahuluan

1.6 Membuka dengan salam dan mengucapkan terimakasih


1.7 Membina hubungan baik dengan Anggota Kelompok (perkenalan,
menanyakan kabar, ice breaking)

68
1.8 Menyampaikan tujuan layanan Bimbingan Kelompok
1.9 Menanyakan kesiapan kepada anggota kelompok
1.10 Membaca do’a
1.11 Pemimpin Kelompok menyampaikan topik yang akan dibahas

Tahap Inti

2.4 Pemimpin Kelompok menanyakan pengertian tentang kepekaan diri dan


sosial.
2.5 Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk
menyimpulkan pengertian mengenai kepekaan diri dan sosial.
2.6 Pemimpin kelompok menanyakan tentang seberapa penting rasa
kepekaan diri dalam kehidupan sosial
2.7 Pemimpin kelompok mengarahkan agar anggota kelompok dapat
mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai bentuk-bentuk
kepekaan diri dan sosial serta menjaga rasa kepekaan diri dan sosial.
2.8 Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk
menyimpulkan mengenai kepekaan diri dan sosial.
2.9 Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok agar dapat
memberikan contoh kepekaan diri dan sosial serta dampak bila tidak
ada kepekaan di dalam diri dan sosial.

Tahap Penutup

3.5 Peminpin kelompok mengajak anggota kelompok membuat


kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.6 Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk
menyampaikan pesan, kesan serta hal baru yang diperoleh
3.7 Pemimpin kelompok membimbing anggota kelompok untuk mengisi
jurnal refleksi diri
3.8 Pemimpin kelompok mengakhiri kegitan dengan berdoa, ucapan
terimakasih dan salam

4 Evaluasi

69
Evaluasi Proses: Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil
masing-masing anggota kelompok dan sikap atau antusias anggota
kelompok dalam mengikuti kegiatan layanan.

Evaluasi Hasil: Evaluasi setelah megikuti kegiatan layanan, antara lain:


merasakan suasana yang menyenangkan, pentingnya topik yang dibahas,
cara penyampaian yang menarik.

Mengetahui, Pamong Serang, 28 Agustus 2023

Reza Ikhwan Purnama, S.Tr.Pas Athifur Rohman

70
KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS IIA SERANG
Jalan Raya Pandeglang KM.6,5 Serang Banten Telepon : 085920149171
Whatsapp : 081996881663 Laman : lapasserang.kemenkumham.go.id surel
:lp.serang@kemenkumham.go.id

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING INDIVIDUAL

1. Nama Konseli : TG
2. Hari, Tanggal : Kamis, 03 Agustus 2023
3. Pertemuan ke- :1
4. Waktu : 45 Menit
5. Tempat : Ruang Aula
6. Gejala yang Nampak/keluhan : kebutuhan ekoonomi dan merasa bersalah
kepada keluarga

Keterangan : Serang, 03 Agustus 2023

Dokumen ini bersifat Rahasia

Athifur Rohman

71
KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS IIA SERANG
Jalan Raya Pandeglang KM.6,5 Serang Banten Telepon : 085920149171
Whatsapp : 081996881663 Laman : lapasserang.kemenkumham.go.id surel
:lp.serang@kemenkumham.go.id

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING INDIVIDUAL

1. Nama Konseli : AG
2. Hari, Tanggal : Kamis, 03 Agustus 2023
3. Pertemuan ke- :1
4. Waktu : 45 Menit
5. Tempat : Ruang Aula
6. Gejala yang Nampak/keluhan : merasa menyesal karena perbuatannya
harus di lapas dan mengalami kurang pendengaran akibat pergaulan saat di
porles.

Keterangan : Serang, Agustus 2023

Dokumen ini bersifat Rahasia

Athifur Rohman

72
KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS IIA SERANG
Jalan Raya Pandeglang KM.6,5 Serang Banten Telepon : 085920149171
Whatsapp : 081996881663Laman : lapasserang.kemenkumham.go.id surel
:lp.serang@kemenkumham.go.id

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING INDIVIDUAL

1. Nama Konseli : RD
2. Hari, Tanggal : Selasa, 08 Agustus 2023
3. Pertemuan ke- :1
4. Waktu : 45 Menit
5. Tempat : Ruang Aula
6. Gejala yang Nampak/keluhan : merasa hampa dan bingung kepada diri
sendiri serta memikirkan masa depan.

Keterangan : Serang, 08 Agustus 2023

Dokumen ini bersifat Rahasia

Athiifur Rohman

73
KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS IIA SERANG
Jalan Raya Pandeglang KM.6,5 Serang Banten Telepon : 085920149171
Whatsapp : 081996881663 Laman : lapasserang.kemenkumham.go.id surel
:lp.serang@kemenkumham.go.id

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING INDIVIDUAL

1. Nama Konseli : AP
2. Hari, Tanggal : Selasa, 08 Agustus 2023
3. Pertemuan ke- :1
4. Waktu : 45 Menit
5. Tempat : Ruang Aula
6. Gejala yang Nampak/keluhan : merasa bersalah dan kesepian karena
perbuatannya banyak merugikan keluarga secara materi dan kehilangan
pekerjaannya.

Keterangan : Serang, Agustus 2023

Dokumen ini bersifat Rahasia

Athifur Rohman

74
KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS IIA SERANG
Jalan Raya Pandeglang KM.6,5 Serang Banten Telepon : 085920149171
Whatsapp : 081996881663
Laman : lapasserang.kemenkumham.go.id surel
:lp.serang@kemenkumham.go.id

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING INDIVIDUAL

1. Nama Konseli : Rafiudin


2. Hari, Tanggal : Sabtu, 12 Agustus 2023
3. Pertemuan ke- :1
4. Waktu : 45 Menit
5. Tempat : Ruang Aula
6. Gejala yang Nampak/keluhan : Kangen Keluarga dan susah tidar karna
overthinking

Keterangan : Serang, 12 Agustus 2023

Dokumen ini bersifat Rahasia

Athifur Rohman

75
KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS IIA SERANG
Jalan Raya Pandeglang KM.6,5 Serang Banten Telepon : 085920149171
Whatsapp : 081996881663 Laman : lapasserang.kemenkumham.go.id surel
:lp.serang@kemenkumham.go.id

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING INDIVIDUAL

1. Nama Konseli : DD
2. Hari, Tanggal : Sabtu, 12 Agustus 2023
3. Pertemuan ke- :1
4. Waktu : 45 Menit
5. Tempat : Ruang Aula
6. Gejala yang Nampak/keluhan : kangen Keluarga dan selalu memikirkan
pekerjaannya yang hilang serta mengalami overthinking dan bingung
setelah bebas harus bekerja apa.

Keterangan : Serang, 12 Agustus 2023

Dokumen ini bersifat Rahasia

Atthifur Rohman

76
PROGRAM KEGIATAN HARIAN PRAKTEK KONSELING

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA SERANG

Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

Kedisplinan dan sikap


08.00 – 08.15 Apel pagi tanggung jawab

Penyerahan Mahasiswa Mahasiswa dapat dibina


09.00 – 10.00
PPL bersama DPL selama kegiatan PPL

Orientasi lingkungan
Senin, 24 Juli
1 10.15 – 11.30 Mengenal lingkungan lapas
2023 Lapas

ISHOMA
11.30 – 13.00 -

Orientasi lingkungan

13.15 – 15.00 Lapas (Wisma Dilan, Mengenal lingkungan lapas


Area Dapur dan
Bimbingan Kerja)

Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

08.00 – 08.15 Apel pagi Kedisiplinan

Melakukan Assesmen
Mendapatkan informasi
09. 00 – 11.30 kepada warga binaan mengenai permasalahan
menggunakan DCM yang dialami klien
2 Selasa, 25 Juli
2023
11.30 – 13.00 ISHOMA -

Mahasiswa mampu
13.00 – 15.00 Briefing Hasil DCM mengelola hasil DCM

08.00 – 08.15 Apel pagi Kedisiplinan


3
Lebih mudah dalam
Rabu, 26 Juli
08.20 – 11.30 Mengolah hasil DCM mendeskripsikan masalah
2023 klien

11.30 – 13.00 ISHOMA -

Lebih mudah dalam

13.00 – 15.00 Mengolah hasil DCM mendeskripsikan


masalah klien
Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

08.00 – 08.10 Apel pagi Kedisplinan

Kamis, 27 Juli Mahasiswa dapat


4 Donor darah dalam rangka
2023 berpartisispasi dalam
memperingati hari jadi
08.20 – 11.30 kegiatan di Lapas Kelas IIA
KEMENKUMHAM
Serang

11.30 – 13.00 ISHOMA -


Mahasiswa dapat
5kkk
Sharing session bersama
memahami prosedur
13.00 – 15.00 pamong
kegiatan di Lapas

08.00 – 08.15 Apel Pagi Kedisiplinan

Pengajian rutin mingguan Mahasiswa dapat


08.15 – 09.10 warga binaan menjadikan kegiatan rutin
Jumat, 28 Juli menjadi terapi
5
2023 Membuat laporan harian Output dari pelaksanaan
09.00 – 10.30
PPL PPL

Dapat mempererat
11.00 – 12.00 Makan bersama pegawai
kekeluargaan antara
mahasiswa dan pegawai

Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

12.00-12.30 ISHOMA -
12.30-13.00 Apel siang dan Pulang Kedispilinan

Sabtu, 29 Juli 08.00 – 08.15 Apel pagi Kedispilinan


6
2023
Meningkatkan kualitas
08.15 – 12.00 Piket Registrasi Kunjungan
pelayanan

08.00 – 08.15 Apel pagi Kedisiplinan

Mahasiswa dapat
Mempersiapkan materi
Senin, 31 Juli 08.15 – 11.30 memberikan layanan
Layanan Informasi
7 informasi yang baik
2023
11.30 – 13.00 ISHOMA -

Mahasiswa dapat
13.00 – 15.00 Briefing bersama pamong memberikan layanan
informasi yang tepat
Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan
Pamong

08.00 – 08.35 Apel pagi Kedisiplinan

08.35 – 11.00 Membuat RPL Layanan Agar layanan informasi


Informasi dapat berjalan sesuai rencana
8 Selasa, 01 Agustus
2023 -
11.30 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 15.00 Membuat PPT Layanan Mempermudah warga binaan


Informasi memahami materi dengan
media pendukung
08.00 – 08.15 Apel pagi
Kedisiplinan

Melaksanakan layanan Menambah wawasan dan


Rabu, 02 Agustus 08.20 – 11.30
9 informasi pengetahuan warga binaan
2023
11.30 – 13.00 ISHOMA -
13,00 – 15.00 Briefing bersama kelompok Kegiatan lebih terarah dan
terorganisir
Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

08.00 – 08.35 Apel pagi Kedisiplinan

Pelaksanakan konseling Mengentaskan masalah yang


08.35 – 11.00 dialami warga binaan
individual
Kamis, 03 Agustus
10
2023 11.30 – 13.00 ISHOMA -

Menyusun laporan Output dari pelaksanaan


13.00 – 15.00
konseling individual PPL

Meningkatkan kebugaran
08.00 – 08.30 Senam bersama jasmani dan rohani

Pengajian rutin mingguan Meningkatkan keimanan dan


08.30 – 09.00
warga binaan spiritual
11 Jumat, 04 Agustus
2023 Pelaksanaan konseling Mengentaskan persoalan
09.10 – 11.20 individual yang dialami klien

11.20 – 13.00 ISHOMA dan Apel -

Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan
Pamong
08.00 – 08.15 Apel pagi
Kedisiplinan
12 Sabtu, 05 Agustus
2023 Piket Registrasi Kunjungan
09.00 – 12.00 Meningkakan kualitas
pelayanan
08.00 – 11.30 Kegiatan Pelatihan Bimker Meningkatkan skill warga
bersama warga binaan binaan
Senin, 07 Agustus
13 11.30 – 13.00 ISHOMA
2023 -

13.00 – 15.00 Menginput data bahan Membantu meringankan


makanan warga binaan pekerjaan pegawai lapas

08.00 – 08.15 Apel pagi


Kedisiplinan

14 Selasa, 08 Agustus
08.15 – 11.30 Pelaksanaan konseling Mengentaskan persoalan
2023 individual yang dialami klien

11.30 – 13.00 ISHOMA


-
13.00 – 15.00 Menyusun laporan konseling Output dari pelaksanaan PPL
individual

Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

08.00 – 08.15 Apel pagi Kedisiplinan

08.15 – 11.30 Menyusun laporan PPL Output dari pelaksanaan PPL


15 Rabu, 09 Agustus
2023
11.30 – 13.00 ISHOMA -

13.00 – 15.00 Menyusun laporan PPL Output dari pelaksanaan PPL

16 Kamis, 10 Agustus 08.00 – 08.15 Apel pagi Kedisiplinan


2023 Pelaksanaan konseling Output dari pelaskanaan
08.30 – 11.00 PPL
individual

11.30 – 13.00 ISHOMA -

Menyusun laporan konseling


13.00 – 15.00 individual
Output dari pelaksanaan PPL

Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

17 Jumat, 11 Agustus 08.00 – 08.15 Apel pagi Kedisiplinan


2023 Pengajian rutin mingguan Meningkatkan keimanan dan
08.30 – 09.00 spiritual
warga binaan

09.30 – 11.30 Menyusun laporan PPL Output dari pelaksanaan PPL

11.30 – 13.00 ISHOMA dan Apel -

Sabtu, 12 Agustus 08.00 – 08.15 Apel pagi Kedisiplinan


18
2023
09.00 – 12.00 Piket Registrasi Kunjungan Menambah pengalaman PPL

Apel pagi dan Pembukaan


Senin, 14 Agustus 08. 00 – 09. 00 Turnamen antar UPT Se- Kedisiplinan
19 Provinsi Banten
2023

Pelaksanaan perlombaan Meningkatkan semangat dan


09. 30 – 12.00 motivasi
pegawai
Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan
Pamong
08.00 – 08.15 Apel pagi Kedisiplinan
20
Meningkatkan semangat
Selasa, 15 Agustus 08.30 – 12.00 Pelaksanaan perlombaan
pegawai dan motivasi
2023

Kedisiplinan
08.00 – 08. 15 Apel Pagi
21 Rabu, 16 Agustus
2023 Meningkatkan semangat dan
08.30 – 12,00 Perlombaan Warga Binaan
motivasi
Memperingati HUT RI

Upacara Peringatan HUT


Memperingati HUT RI Ke –
Kemerdekaan Republik
08.00 – 09.00 78
Indonesia Ke -78
22 Kamis, 17 Agustus
2023
Memperingati dan
09. 30 – 12.00 Lomba bersama pegawai memeriahkan HUT RI
Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

08.00 – 08.15 Apel Pagi Kedisiplinan


Meningkatkan keimanan dan
23 Jumat, 18 Agustus 08.30 – 09.30 Pengajian rutin mingguan
spiritual
2023

10.00 – 11.30 Masak dan makan bersama Mengeratkan silahturahmi

12.30 – 13.00 Apel siang Kedisiplinan

08.00 – 08.15 Apel pagi Kedisiplinan


Sabtu, 19 Agustus
19
2023 09. 00 – 12.00 Piket Registrasi Kujungan Menambah pengalama PPL

08.00 – 08.15 Apel pagi Kedisiplinan

Membuat RPL bimbingan Mempersiapkan agar kegiatan


08.30 – 10.00
Senin, 21 Agustus kelompok berjalan dengan baik
20
2023
10.30 – 12.00 Briefing bersama kelompok Kegiatan lebih terarah
Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

08.00 - 08.15 Apel pagi Kedisiplinan

Pelaksanaan Bimbingan Menambah wawasan bagi


08.20 – 11.30 peserta kelompok
Kelompok
20 Selasa, 22 Agustus
2023 11.30 – 13.00 ISHOMA -

13.00 – 15.00 Briefing bersama kelompok Kegiatan lebih terarah

08.00 - 08.10 Apel pagi Kedisiplinan

Pelaksanaan Bimbingan
Menambah wawasan bagi
Rabu, 23 Agustus 08.20 – 11. 30
21 Kelompok peserta kelompok
2023

11.30 – 13. 00 ISHOMA -


13.00 – 15.00 Briefing bersama kelompok Kegiatan lebih terarah

Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

08.00 – 08. 15 Apel pagi Kedisiplinan

22 Kamis, 24 Agustus Mencegah warga binaan


09.30 – 11.30 Mobile VCT HIV-IMS
terkena HIV
2023

11.30 – 13.00 ISHOMA -


Mencegah warga binaan
13.00 – 15.00 Mobile VCT HIV-IMS
terkena HIV

Apel pagi Kedisiplinan


08.00 – 08.20

Meningkatkan keimanan
Jumat, 25 Agustus 08.30 – 09.30 Pengajian rutin mingguan
23 dan spiritual
2023

10.00 – 11.30 Masak dan makan bersama Mengeratkan silaturahmi

12.30 – 13.00 Apel siang Kedisiplinan

Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan Pamong

24 08.00 - 08.30
Sabtu, 26 Agustus Apel Pagi Kedisiplinan
2023
09.00 – 12.00 Piket Registrasi Kunjungan Menambah pengalaman PPL

08.00 – 08.20 Apel Pagi Kedisiplinan

08.30 – 11.30 Menyusun laporan PPL Output dari pelaksanaan PPL


Senin, 28 Agustus
25
2023
11.30 – 13.00 ISHOMA -

13.00 – 15.00 Menyusun laporan PPL Output dari pelaksanaan PPL

08.00 – 08.10 Apel Pagi Kedisiplinan

Meningkatkan wawasan dan


09. 00 – 11.30 Pelaksanaan layanan informasi
pengetahuan warga binaan
26 Selasa, 29 Agustus
2023 11.30 – 13.00 ISHOMA -

Meningkatkan wawasan dan


14.00 – 15.00 Pelaksanaan layanan informasi
pengetahuan warga binaan
Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan
Pamong

apel Kedisiplinan
08.00 – 08.15

09.00 – 12.00 Menyusun Laporan Output laporan PPL


27 Rabu, 30 Agustus
2023
Apel Kedisplinan
08-00 -08.15

Kamis, 31 Agustus Menyusun Laporan


28 09.00-12.00 Output laporan PPL
2023

Paraf
No. Hari, Tanggal Jam Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan
Pamong

Apel Kedisplinan
08.00-08.15
29 Jumat, 01 September
2023 Menyusun laporan dan apel Kedisplinan dan output laporan
09.00-13.00
siang
08.15-08.30 Apel Kedisiplinan

30 Sabtu, 02 September
2023
09.00-12.00 Makan nasi tumpeng Kebersamaan

Apel dan pemberian Kedisiplinan dan perpisahan


09.00-13.00
cenderamata bersama pegawai LAPAS

Senin, 04 September
31
2023
PROGRAM TAHUNAN

PELAYANAN KONSELING

NO Jenis Kegiatan Bidang Bimbingan Konseling


Pribadi Sosial Belajar Karir Keluarga
1 Layanan - - Penyampaian Penyampaian informasi Penyampaian informasi untuk
Informasi informasi tentang mengenai membuat rencana karir setelah
mengetahui minat dan “Bekerja?Siapa
bakat di dalam diri Tanggap Ia Mendapat” bebas untuk memenuhi
kebutuhan hidup

Serang, 28 Juli 2023

Dosen Pembimbing Lapangan Pamong

Dr. Yogi Damai Syaputra, M.Pd Reza Ikhwan Purnama, S.Tr.Pas.


PROGRAM BULANAN
PELAYANAN KONSELING

NO Jenis Kegiatan Bidang Bimbingan Konseling


Pribadi Sosial Belajar Karir Keluarga
1 Bimbingan Kelompok Topik tentang Topik tentang - Topik tentang Topik tentang
pentingnya menanam pentingnya pentingnya rasa pentingnya rasa
rasa kepekaan diri dan Kepekaan diri dan Kepekaan diri dan solidaritas antar
sosial sosial sosial di dunia karir keluarga
2 Konseling Individu Masalah pribadi Masalah pribadi dalam - Masalah pribadi Masalah pribadi
dalam kehidupan pribadi kehidupan sosial dan dalam menjalankan dalam menjalankan
bermasyarakat
kehidupan karir kehidupan keluarga
Serang, 28 Juli 2023
Dosen Pembimbing Lapangan Pamong

Dr. Yogi Damai Syaputra, M.Pd Reza Ikhwan Purnama, S.Tr, Pas
NARASI KONSELING INDIVIDUAL

IDENTITAS KLIEN

Nama : TG
Usia : 42 tahun
Gambaran umum masalah klien
Masalah yang dialami oleh Tg yaitu penyesalan yang mendalam, dan suka kepikiran atau
overthinking.
Klien : Assalamualaikum…..
Konselor : Waalaikumsallam silahkan duduk pak….
Klien : iya pak…
Konselor : gimana kabarnya pak?
Klien : baik pak alhamdulillah…
Konselor : alhamdulillah kalua sehat bapak, sebelumnya saya berterimakasih karena
bapak sudah mau datang ke saya pak…., sebelumnya kita sudah melakukan
wawancara sebelumnya, dan hari ini akan malaksanakan layanan konseling
ya pak tg, apakah siap pak tg?
Klien : siap pak…
Konselor : oke alhamdulillah kalua siap, sebelumnya apakah bapak sudah pernah
melakukan layanan konseling?
Klien : belum pak…
Konselor : baik, sebelumnya saya sedikit menjelaskan mengenai layanan konseling
individual ya pak, jadi konseling individual merupakan suatu layanan yang
dilakukan oleh saya sebagai konselor dan bapak tg sebagai konseli dengan
tujuan untuk membantu konseli mencari jalan keluar dan mengentaskan
masalahnya. Nah di dalam konseling individual ini ada beberapa asas pak,
antara lain asas kerahasian yaitu bapak bisa bercerita apa saja yang bapak
alami dan cerita kesaya itu dijamin dan dijaga kerahasiaannya pak, kedua
yaitu asas keterbukaan yaitu saya meminta bapak untuk terbuka mengenai
permasalahan yang bapak alami sehingga bisa mencari dan membantu
bapak mengentaskan masalahnyya, selanjutnya ada asas sukarela yaitu saya
secara sukarela mendengarkan apa yang bapak rasakan tanpa ada paksaan
ya pak. Mungkinn sampai situ gimana pak, apakah bapak paham dan ada
yang ingin bapak tanyakan ke saya mengenai konseling individu ini?
Klien : tidak ada pak… dan bisa saya pahami pak….
Konselor : baik… hmm saya melihat bapak mengisi DCM dan cukup bermasalah di
bidang ekonomi ya pak. Disini bapak merasa uang saku kurang, terpaksa
harus bekerja karena ekonomi dan sering mengutang betul pak?
Klien : betul pak…. Ya saya merasa kebutuhan ekonomi saya kurang
Konselor : sebelumnya pak, pada saat wawancara kemarin bapak ini masuk karena
kasus penggelapan uang ya pak? Apakah karena itu kebutuhan ekonomi
pak?
Klien : iya pak, sebelumnya say aitu bekerja sebagai supir di salah satu warung
super market, pada saat itu juga saya mempunyai hutang yang lumayan
banyak, ditambah kebutuhan anak-anak dan istri saya juga cukup besar. Jadi
saya saat membawa uang perusahaan saya merasa buntu dan akhinya saya
membawa uang perusahaan tersebut, untuk membayar hutang saya yang
banyak…
Konselor : saya memahami apa yang bapa rasakan mungkin karena terdesak dan
bapak bingung akhirnya bapak melakukan itu, tapi sebelumnya apakah
keluarga bapak tau terutama istri mengenai hutang bapak ini?
Klien : tau pak… pada saat itu juga saya dan istri sepakat untuk meminjam uang
agar kebutuhan yang saat itu terpenuhi, jadi setelah membawa uang
perusahaan tersebut saya membayar hutang-hutang saya dan setelah itu saya
dan keluarga mencoba pindah ke bandung untuk kabur. Tapi akhirnya saya
ketangkep juga setelah beberapa bulan kabur.
Konselor : saya paham yang bapak rasakan dan istri pada saat itu, kalua boleh tau
berapa banyak ya pak uang yang bapak bawa itu ?
Klien : 100 juta pak…untuk bayar hutang 20 juta
Konselor : tadi bapak cerita bapak kelilit utang sebesar 20 jutaan ya pak, sedangkan
uang perusahaan bapak itu 100 juta lantas sisanya itu buat apa ya pak ?
Klien : yaitu pak… buat kebutuhan hidup itu juga masih tersisa pak tidak dipakai
semua….
Konselor : apakah gaji bapak menjadi supir itu kurang dalam memenuhi kebutuhan
pokok keluarga ?
Klien : gaji say aitu hamper cukup pak kisaran 5-7 juta karena saya sebagai supir
yang mengirim barang ke supermarket di pulau jawa. Ya tapi kebutuhan
keluarga juga pada saat itu lagi butuh-butuhnya uang juga dan ada
kebutuhan lain.
Konselor : baik pak, tadi sebelumnya bapak tg bilang bahwa gaji bapak cukup dan
ada kebutuhan lain, bisa bapak ceritakan kebutuhan lain itu seperti apa?
Klien : hmmm iya gitu pak kebuthan kaya rokok dan buat saya saat menjadi supir
Konselor : apakah ada yang lain pak, saya melihat bapak sedikit menutupi ya pak
hehehe. Bapak percayakan dan ceritakan ke saya tidak masalah kok pak
Klien : sebenernya uang yang saya bawa itu Sebagian untuk hutang saya Sebagian
lagi untuk membeli sabu pak….
Konselor : oke baik pak sejak kapan bapak mulai mencoba atau memakai sabu pak?
Klien : sudah lama si pak sebelum saya menjadi suoir di supermarket ini
sebelumnya saya juga seorang supir bos cina dan pada tahun 2001an lah
kira-kira saya mulai memakai sabu tersebut.
Konselor : apakah istri mengetahui bapak memakai sabu ?
Klien : tidak pak….
Konselor : tadi bapak bercerita ke saya bahwa ada kebutuhan lain untuk membeli sabu
ini, jadi bapak merasa kecanduan juga pak?
Klien : iya pa… saya ngerasa dengan memakai sabu saya jadi lebih kuat Ketika
jadi supir dan bisa cepat melaksanakan tugas saya mengirim barang-barang
Konselor : ooke terus pak…
Klien : ya sebenernya kalua saya cerita awalnya itu saat masih menjadi supir
pribadi pak, saya di beri oleh bos saya katanya suruh pake itu biar ga tidur
dan melek terus ga ngantuk saat mengendarai mobil. Awalnya itu saya
ngerasa juga ngeraa kuat pak say aga tidur 2 hari dan mengendarai mobil
dari sumatera ke serang kuat. Ternyata juga bos saya merupakan bandar.
Dan awalnya saya di kasih gratis kemudian setelah saya merasa ngefek
memakai sabu saya mulai membeli sabu tersebut.
Konselor : jadi kebutuhan keluarga itu lebih besasrmana dengan kebutuhn untuk
narkoba tersbut?
Klien : kebutuhan saya untuk beli sabu si pak lebih banyak dan itupun Sebagian
utang saya juga untuk membeli narkoba
Konselor : terus bagaimana kondisi bapak selama disini, apakah bapak merasa efek
sakau ?
Klien : alhamdulillah kaga bu
Konselor : apakah hubungan bapak dengan istri dan anak-anak baik? Atau sering
dikunjungi?
Klien ; anak saya yang pertama dengan orang tua saya dan yang kecil ikut dengann
istri saya. Tapi saya sedih di blog kadang kepikiran dengan keluarga dan
orang tua terutama
Konselor : ya saya mengerti yang bapak rasakan pasti ada rindu dan penyesalan
terhadap orang-orang yang kita saying ya pak, tadi bapak bilang kepikiran
dengan orang tua apakah orang tua hubungannya tidak baik?
Klien : tidak pak, tapi karena saya disini orang tua saya harus menjual rumahnya
untuk kasus say aini dansekarang mereka ngontrak. Jadi kepikiran aja bu
selama ini saya buat susah semuanya.
Konselor : yae mang penyesal terkahir pak, tapi bapak juga tidak boleh terus-menerus
berlarut memikirnya yang ada bisa membuat bapak down dan sakit juga.
Klien : iya pak, bener saya sempat sakit beberapa hari ini, tapi alhamduillah sudah
baik. Ya itu aja si pak, makanya saya Ketika bebas nanti ingin meminta
maaf dan mencoba memabntu ornag gtua dan anak-anak.
Konselor : wahh itu bagus pak kalua bapak memikirkan akan itu, mungkin nanti
waktunya bapak bebas bapak bisa buktikan ke orang tua dan anaknya bahwa
bapak mencoba jadi lebih baik ya pak, apakah bapak sudah terpikirkan
rencana apa nanti Ketika bebas?
Klien : ada pak, saya ingin berdagang es kelapa gitu kebetulan di rumah orang tua
itu ada kebun kelapa gitu mungkin itu sib ingin berdagang aja
Kosnelor : ide baguss pakk, semoga bisa terwujud ya pak…. Dan saya berharap bapak
lebih dewasa dan bisa menajdi lebih baik lagi ya pakk.
Klien : iya pak, makasi semoga bapk juga sukses selalu
Konselor : aamiin, bagaimana pak perasan bapa sekarang ?
Klien : plong pakk, saya ngerasa ada yang mao denger cerita saya dan sepertinya
benar juga kalua dipikirin terus yang ada bikin saya makin ngerasa bersalah,
harusnya saya dari sekarang memikirkan rencana saya nanti apalagi saya 6
bukan lagi selesai.
Konselor : iya pakk bener, wahh selamat ya pakk sebentar lagi dong wlwlwl, jadi tadi
bapak sudah menemukan apa yang harusnya bapak lakukan ya seperti
menyiapkan rencana dan merealisasikan usaha kelapa ya pak itu bagus
daripada sebelumnya bapak overthinking yang tidak menyelesaikan apa-
apa
Konselor : baiklah kalua gitu, saya rasa bapak sudah mulai tennag dan plongg saya
rasa kita pertemuan kali ini saja sudah cukup. Bapk tau harus ngapain dan
harus apa yakan pak, saya cukupkan proses konselinng ini dan sebelum
menutuo proses ini saya terimakasih karna bapak mao mengikuti konsleing
denganbaik semoga apa yang bapak impikan nantinya bisa terealisasi ya
pakkk dan insyaaallah kalua waktunya tiba saya mencoba es kelapa bapak
wkwkwk
Klien : saya juga makasi pak, saya jadi semnagat dan bisa membuiang hal-hakl
negative yang ada di kepala say aini semoga bapk juga sukses dan sehat
selalu ya pak
Konselor : baik pak, bapa bisa meninggalkan ruang aula dan melanjutkan aktifitas
bapak Kembali
Klien : oke pak, assalamualaikum
Konselor : waalaikum sallam
Dokumentasi

Penyerahan Mahasiswa Oleh DPL


Orientasi Mahasiswa di Lapas
Melaksanakan Kegiatan Donor Darah

Melakukan Piket layanan Kunjungan


Pengajian Rutin WBP

Menyusun Hasil DCM


Rutinitas Apel Pagi

Layanan Informasi
Layanan Konseling Individual
HUT RI 78

Senam Pagi Bersama Pegawai


Pembukaan Pelatihan Baja Ringan BImker

Bimbingan Kelompok

Anda mungkin juga menyukai