Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH PROGRAM REHABILITASI SOSIAL

TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI


PENYANDANG TUNA DAKSA
DI SLB-D YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC)
KOTA BANDUNG

USULAN PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Dalam Menempuh Ujian Program Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

Disusun Oleh :
VINNY NOVIANTI
142020014

ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini dengan berjudul Pengaruh Program

Rehabilitasi Sosial Terhadap Kepercayaan Diri Penyandang Tuna Daksa Di Slb-D

Yayasan Pembinaan Anak Cacat (Ypac) Kota Bandung. Usulan Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis baik dari segi akademik

maupun untuk pengalaman yang tidak dapat penulis temukan saat berada di

bangku kuliah.

Dalam penyusunan laporan Usulan Penelitian ini penulis ingin

menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah

terlibat dan membantu dalam penyusanan Usulan Penelitian ini. Sebagai manusia

yang penuh kekurangan dan penuh dengan keterbatasan, penulis sangat

mengharapkan kritik dan sarannya. Dan penulis menyadari dengan sepenuh dan

setulus hati tanpa bantuan mereka tentu penulis tidak akan mampu menyelesaikan

Usulan Penelitian ini. Oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima

kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak M. Budiana, S.Ip, M.Si. Selaku Dekan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pasundan Bandung.

2. Bapak Drs. Abu Huraerah, M.Si Selaku Ketua Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial

FISIP UNPAS Bandung.

i
3. Ibu Dr. Yuce Sariningsih, M.Si sebagai dosen mata kuliah Metode Penelitian

Sosial, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

4. Orang tua yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan dukungannya.

5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung angkatan 2014,

terimakasih atas semua kebaikan dan kepedulian kalian kepada penulis.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga amal baik semua pihak yang

telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan laopran Usulan Penelitian

ini mendapatkan imbalan pahala dari Allah S.W.T dan semoga memberikan

banyak manfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, Desember 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 5
1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
2. Kegunaan Penelitian...................................................................... 6
D. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 7
E. Hipotesis ............................................................................................ 11
F. Definisi Operasional (Operasionalisasi Variabel) ............................. 12
G. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data............................ 14
1. Metode Penelitian.......................................................................... 14
2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 14
3. Populasi dan Sampling .................................................................. 15
4. Tingkat Pengukuran Variabel ....................................................... 17
5. Teknik Pengukuran Variabel ........................................................ 18
6. Teknik Analisis Data ..................................................................... 19
H. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 20
1. Lokasi Penelitian ........................................................................... 20
2. Waktu Penelitian ........................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 22
LAMPIRAN .......................... ................................................................................. 23

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel .................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu bidang pembangunan kesejahteraan sosial yang penting

sesuai dengan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 dan merupakan salah

satu tugas pokok Kementerian Sosial adalah memberikan pelayanan dalam

rangka rehabilitasi sosial dan juga perlindungan sosial terhadap PMKS.

Rehabilitasi sosial dilaksanakan melalui Direktorat Jenderal Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial (Ditjen Yanrehsos) yang kedudukan, tugas, dan

fungsinya diatur dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia

Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Sosial yaitu menyelenggarakan, memfasilitasi, dan mengendalikan

pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada para penyandang masalah

ketelantaran, kecacatan, dan ketunaan sosial.

Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial bertanggung

jawab untuk memfasilitasi peningkatan kesejahteraan penyandang masalah

kesejahteraan tersebut serta memberikan perlindungan sosial agar mereka

dapat berfungsi sosial.

1
2

Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, penyandang

disabilitas merupakan bagian masyarakat Indonesia yang juga memiliki

kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama. Dalam Undang-Undang

RI Nomor 4 Tahun 1997 dalam pasal 1, yang dimaksud dengan penyandang

disabilitas adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan mental,

yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya

untuk melakukan secara selayaknya.

Disabilitas menyebabkan seseorang mengalami keterbatasan atau

gangguan yang mempengaruhi keleluasaan aktivitas fisik, kepercayaan dan

harga diri, hubungan antar manusia maupun dengan lingkungannya.

Dampak dari kecacatan tersebut menimbulkan permasalahan sosial antara

lain adalah ketidakberfungsian sosial yaitu penyandang disabilitas kurang

mampu melaksanakan peran-peran sosialnya secara wajar dan hal ini yang

semakin meyakini pandangan masyarakat untuk meremehkan kemampuan

penyandang disabilitas dengan kekurangan fisiknya. Dalam rangka

implementasi Undang-Undang tentang penyandang disabilitas maka

dikeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang

Disablitas, sebagai penjabaran dari Undang-Undang tentang penyandang

disabilitas pasal 8 yang menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat

berkewajiban mengupayakan terwujudnya hak-hak penyandang disabilitas.


3

Pasal 16 yang menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat

menyelenggarakan upaya: 1.Rehabilitasi; 2.Bantuan Sosial; 3.Pemeliharaan

Taraf Kesejahteraan Sosial.

Salah satu pelayanan kesejahteraan sosial yang termasuk penyandang

disabilitas yaitu penyandang tuna daksa. Penyandang tuna daksa ini

memiliki cacat fisik yang secara tidak langsung akan mengalami kesulitan

dalam melakukan aktivitas, selain itu secara psikis para penyandang tuna

daksa akan mengalami perasaan rendah diri atau minim kepercayaan diri

dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat.

Penyandang tuna daksa sebaiknya ditingkatkan rasa percaya diri karena ada

perlakuan berbeda dari masyarakat seperti celaan atau belas kasihan pada

para penyandang tuna daksa.

Rasa kepercayaan diri pada penyandang tuna daksa dalam

penyesuaian sosial di masyarakat merupakan hal yang sangat penting,

mengingat kondisi fisik para penyandang tuna daksa yang mengharuskan

mereka lebih bekerja keras dalam melakukan berbagai aktifitas layaknya

manusia pada umumnya. Hal tersebut haruslah dipupuk sejak dini agar para

penyandang tuna daksa dapat percaya diri dalam melakukan penyesuain

sosial di masyarakat.
4

Berdasarkan latar belakang pemasalahan diatas, penulis tertarik untuk

meneliti dan mengetahui bagaimana pengaruh program rehabilitasi sosial

terhadap kepercayaan diri penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan

Pembianaan Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung.

Penulis mengangkat permasalahan yang dirangkum dalam penelitian

dengan judul Pengaruh Program Rehabilitasi Sosial terhadap

Kepercayaan Diri Penyandang Tuna Daksa di SLB-D Yayasan

Pembianaan Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung.

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengaruh program rehabilitasi sosial?

2. Bagaimana kepercayaan diri penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan

Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung?

3. Bagaimana pengaruh program rehabilitasi sosial dan kepercayaan diri

penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat

(YPAC) Kota Bandung?


5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh program

rehabilitasi sosial.

b. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kepercayaan diri

penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat

(YPAC) Kota Bandung.

c. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh program

rehabilitasi sosial dan kepercayaan diri penyandang tuna daksa di

SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung.


6

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pada ilmu

Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan pengaruh program

rehabilitasi sosial terhadap kepercayaan diri penyandang tuna daksa di

SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung.

b. Kegunaan Praktis

1. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

pemahaman kepada peneliti tentang cara melakukan penelitian

mengenai pengaruh program rehabilitasi sosial terhadap

kepercayaan diri penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan

Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung.

2. Bagi Institusi

Dapat memberikan masukan untuk memberikan bimbingan pada

penyandang tuna daksa agar bisa tumbuh percaya diri dan mampu

melakukan rehabilitasi sosial.


7

D. Kerangka Pemikiran

Kesejahteraan sosial menurut Walter A. Friedlander dalam Salamah

(2011: 4) adalah sebagai berikut :

Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-

pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk

membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup

dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial

yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya

sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya secara selaras

dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat.

Definisi tersebut menjelaskan bahwa adanya suatu akses pelayanan

dan lembaga formal maupun non formal yang membantu seseorang

memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga tercapainya suatu kesejahteraan.

Rehabilitasi sosial merupakan aspek penting dalam penanganan

masalah kesejahteraan sosial. Pekerjaan sosial mempunyai tugas penting

dalam meneliti Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Jenis

penelitian pekerjaan sosial menurut Soehartono (2011; 16), yang dikutip

dari Friedlander 1977 menyatakan bahwa: Jenis penelitian pekerjaan sosial

adalah studi yang menguji memadai-tidaknya pelayanan sosial yang tersedia

dihubungkan dengan kebutuhan-kebutuhan individu, kelompok, dan

masyarakat.
8

Jenis penelitian pekerjaan sosial tersebut dijelaskan bahwa ada

tidaknya akses jangkauan pelayanan sosial bagi seseorang dalam memenuhi

kebutuhan fisik, mental, dan sosialnya.

Tindakan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

dalam mencapai kesejahteraan sosial dilakukannya rehabilitasi sosial yang

bertujuan memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta

tanggung jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat

atau lingkungan sosialnya. Rehabilitasi sosial ini dilakukan bagi

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti penyandang

tuna daksa yang memerlukan kepercayaan diri dalam melakukan aktivitas

sehingga tercapainya keberfungsian sosial.

Berdasarkan Kementerian Sosial RI tahun 2007, menyatakan bahwa:

Rehabilitasi sosial adalah suatu proses dana atau rangkaian kegiatan

terencana untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial penyandang

masalah agar dapat menjalankan fungsi sosialnya.

Definisi Rehabilitasi Sosial pada Kementerian Sosial RI menyatakan

bahwa rehabilitasi sosial adalah setiap individu mampu melaksanakan peran

sosialnya secara wajar dengan terpenuhinya kebutuhan material, psikis, dan

sosial sehingga berfungsi sosial di dalam masyarakat.


9

Pelaksanaan program rehabilitasi sosial penyandang disabilitas sesuai

yang diamanatkan UU Nomor 19 Tahun 2011 tentang pengesahan Konvensi

Hak-hak Penyandang Disabilitas. UU ini menuntut negara dalam hal ini

pemerintah, swasta dan masyarakat untuk meningkatkan komitmen dan

kepedulian pada penyandang disabilitas. UU Nomor 18 tahun 2014 tentang

kesehatan jiwa, mengatur kewajiban negara dalam penanganan masalah

penyandang disabilitas. Kedua UU tersebut menjadi dasar bagi pelaksanaan

upaya rehabilitasi sosial baik yang akan diselenggarakan oleh pemerintah

maupun masyarakat.

Kepercayaan diri menurut Mastuti (2008: 13) adalah sikap mental

seseorang dalam menilai diri maupun objek sekitarnya sehingga orang

tersebut memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat

melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya.

Definisi tersebut dijelaskan bahwa adanya dua aspek penting dalam

kepercayaan diri yaitu memiliki sikap mental dan kemampuan diri untuk

melaksanakan peran sosial di kehidupan bermasyarakat.


10

Kepercayaan diri ditunjukan pada tercapainya indikator-indikator.

Pertama, optimis yaitu selalu berpengharapan dan berpandangan baik

dalam menghadapi segala hal walaupun dengan keterbatasan mereka tetap

ingin menjalani hidup bahagia. Rasa optimis muncul dalam hal

bersosisialisasi, berinteraksi, dan keterampilan. Kedua, berani menghadapi

tantangan yaitu sifat batin (hati) yang tidak takut dalam menjumpai bahaya

atau kesulitan meskipun dengan kekurangan yang dimiliki oleh mereka

mampu menerima dan menjalankan kesulitan tersebut secara lebih sabar

telaten. Program Rehabilitasi sosial memberikan bekal keyakinan agar

menghadapi rintangan serta tantangan dalam kehidupannya. Ketiga, yakin

terhadap kemampuan yang dimiliki, yaitu percaya atau mengerti sungguh-

sungguh terhadap kekuatan diri sendiri, mereka menerapkan kemampuan

yamg dimiliki demi mengisi waktu dan kehidupannya. Keempat, tidak

bergantung pada orang lain, yaitu klien tidak lagi bergantung pada orang

lain atau yang bisa disebut dengan ADL (Activity Daily Living).

Kemandirian tersebut tercermin dari aktivitas yang dilakukan sehari-hari.


11

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis mencoba

merumuskan hipotesis utamanya dari sub-sub hipotesisnya yaitu sebagai

berikut :

Hipotesis Utama

H0 : Tidak terdapat pengaruh program rehabilitasi sosial terhadap

kepercayaan diri penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan

Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung.

H1 : Terdapat pengaruh program rehabilitasi sosial terhadap kepercayaan

diri penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan Pembinaan Anak

Cacat (YPAC) Kota Bandung.

Sub- sub Hipotesis

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh program rehabilitasi sosial terhadap sikap

mental penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan Pembinaan

Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung.

H1 : Terdapat pengaruh program rehabilitasi sosial terhadap sikap

mental penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan Pembinaan

Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung.


12

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh program rehabilitasi sosial terhadap

kemampuan diri penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan

Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung.

H1 : Terdapat pengaruh program rehabilitasi sosial terhadap

kemampuan diri penyandang tuna daksa di SLB-D Yayasan

Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung.

F. Definisi Operasional

Untuk mempermudah proses penelitian maka penulis mengemukakan

definisi operasional sebagai berikut :

1. Rehabilitasi sosial adalah suatu proses dana atau rangkaian kegiatan

terencana untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial

penyandang masalah agar dapat menjalankan fungsi sosialnya.

2. Kepercayaan diri adalah sikap mental seseorang dalam menilai diri

maupun objek sekitarnya sehingga orang tersebut memiliki keyakinan

akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan

kemampuannya.

3. Tuna daksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan

fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh

untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit, atau

pertumbuhan yang tidak sempurna.


13

Tabel 1.1
Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Item Pernyataan


Variabel X : 1. Kebutuhan 1. Terapi Fisik 1. Latihan
Program Fisik Gerakan
Rehabilitasi 2. Bantuan
Sosial Peralatan
Kesehatan
2. Pemberian 1. Pendidikan
Akses 2. Kesehatan
Pelayanan
2. Kebutuhan 1. Bimbingan 1. Pendidikan
Mental Keagamaan Akhlak
2. Kepercayaan
diri
2. Pembinaan 1. Budi Pekerti
Intelektual 2. Kedisiplinan
3. Kebutuhan 1. Bimbingan 1. Adaptasi Sosial
Sosial Relasi Sosial 2. Partisipasi
Sosial
2. Bimbingan 1. Bakat
Aktivitas 2. Keterampilan
Kehidupan
Sehari-hari
(Daily Living
Activity)
Variabel Y : 1. Sikap Mental 1. Berpikir 1. Rasional
Kepercayaan Positif 2. Optimis
Diri 2. Tindakan 1. Bertanggung
Positif Jawab
2. Kemampuan
Melaksanakan
Peran Sosial
2. Kemampuan 1. Peningkatan 1. Pelatihan
Diri Potensi Keterampilan
2. Kemampuan
Berperan Sosial
2. Peningkatan 1. Pengambilan
Partisipasi Keputusan
2. Sosialisasi
14

G. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Soehartono (2011: 9) yaitu: Cara atau

strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang

diperlukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode eksperimen. Metode eksperimen menurut Soehartono

(2011: 9) yaitu: digunakan jika data yang diinginkan sengaja

ditimbulkan atau didorong munculnya. Dorongan atau rangsangan untuk

kemunculan data tersebut merupakan variabel bebas atau disebut juga

perlakuan (treatment). Jadi, dalam eksperimen, akan dicari hubungan

sebab-akibat antara variabel bebas dan variabel terikat.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian antara

lain sebagai berikut :

a. Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan menurut Soehartono (2011: 69)

yaitu: Secara luas berarti setiap kegiatan untuk melakukan

pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini diartikan

lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera

penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.


15

Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan

orang yang diamati, adanya observasi partisipan yaitu pengamat ikut

serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti

atau yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.

Sementara pengamat terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan

subjek penelitian, ia tetap waspada untuk amati kemunculan tingkah

laku tertentu.

b. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi menurut Soehartono (2011: 70) yaitu:

Teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukan kepada

subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai

macam, tidak hanya dokumentasi resmi.

3. Populasi dan Sampling

Populasi menurut Soehartono (2011: 57) yaitu: Jumlah

keseluruhan unit analisis, atau objek yang akan diteliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa yang berumur 12 s/d 20 tahun yang

bersekolah di SLB D Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) kota

Bandung yang terdiri dari 38 siswa.


16

Sampel menurut Soehatono (2011: 57) yaitu: Suatu bagian dari

populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan

populasinya. Pada penelitian ini yang akan dijadikan sampel adalah

siswa SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Bandung

sebanyak 19 orang.

Cara pengambilan sampel atau teknik sampling dalam penelitian

ini adalah probability sampling (pengambilan sampel berdasarkan

peluang) dengan menggunakan random sampling (pengambilan sampel

secara acak). Random sampling (pengambilan sampel secara acak)

menurut Soehartono (2011: 60) yaitu: Cara pengambilan sampel yang

dilakukan secara acak sehingga dapat dilakukan dengan cara undian atau

tabel bilangan random. Dari 38 populasi diambil 50%, maka 19 orang

akan dijadikan sebagai responden.


17

4. Tingkat Pengukuran Variabel

Tingkat pengukuran yang digunakan penelitian dalam pengujian

pertanyaan penelitian berupa pertanyaan yang disusun berdasarkan

pedoman angket dengan menggunakan skala ordinal. Skala ordinal

menurut Soehartono (2011; 76) adalah sebagai berikut:

Skala ordinal adalah skala yang dapat menggolongkan objek

penelitian dalam golongan-golongan yang berbeda. Golongan-

golongan atau klasifikasi dalam skala ordinal dapat dibedakan

tingkatannya sehingga suatu golongan diketahui lebih tinggi atau

lebih rendah tingkatnya daripada golongan yang lain.

Jadi, apabila klasifikasi dilakukan menjadi lima golongan, misalnya

a,b,c,d, dan e, dan jika a>b, b>c, c>d, d>e, maka a>c, a>d, a>e, b>d, b>e,

dan c>e.
18

5. Teknik Pengukuran Variabel

Teknik pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah skala

likert karena pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala ini

disebut juga sebagai method of summated ratings karena nilai

pwweringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumlahkan sehingga

mendapat nilai total. Skala likert menurut Soehartono (2011: 77) yaitu:

Skala yang terdiri atas sejumlah pernyataan yang semuanya

menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu atau menunjukkan ciri

tertentu yang akan diukur. Cara membuat kategori pada setiap item

pertanyaan yang diberi nilai sebagai berikut :

a. Kategori jawaban sangat sering diberi nilai 5

b. Kategori jawaban sering diberi nilai 4

c. Kategori jawaban kadang-kadang diberi nilai 3

d. Kategori jawaban jarang diberi nilai 2

e. Kategori jawaban tidak pernah diberi nilai 1


19

6. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji statistik Tata

Jenjang atau Korelasi Rank Spearman, karena skala ordinal.

1. Menyusun skor yang diperoleh dari tiap responden dengan cara

menggunakan masing-masing variabel.

2. Memberi ranking pada variabel (x) program rehabilitasi sosial dan

variabel (y) kemandirian diri penyandang tuna daksa.

3. Menentukan harga untuk setiap responden dengan cara mengurangi

ranking antara variabel (x) program rehabilitasi sosial dan variabel (y)

kemandirian diri penyandang tuna daksa.

4. Masing-masing dikuadratkan dan seluruhnya dijumlahkan (hasilnya

diketahui 12

5. Subtitusikan harga-harga yang telah diperoleh ke dalam rumusan

Rank Spearman:

6 12
r = 1(2 1)

Keterangan :

r : Korelasi rank spearman

12 : Jumlah kuadrat dari selisih rank antar variabel x dan

variabel y

: Jumlah responden
20

6. Melihat signifikannya dilakukan dengan mendistribusikan r ke dalam

rumus:

2
= 1 2 dengan df = n-2

Keterangan :

t : Nilai signifikan hasil perhitungan

n : Jumlah responden

r2 : Nilai kuadrat dari korelasi spearman

7. Membandingkan nilai t hitung dengan t table, dan menelusuri pada

taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (df) yaitu n-2.

8. Jika t hitung > t tabel maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima,

begitupun sebaliknya.

H. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB-D Yayasan Pendidikan Anak

Cacat (YPAC) Kota Bandung. Adapun alasan peneliti memilih lokasi

tersebut sebagai berikut:

a. SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) merupakan salah

satu lembaga yang memiliki fungsi mendidik dan meningkatkan

kepercayaan diri karena keterbatasan fisik maupun mental.

b. Tersedianya data yang diperlukan guna menunjang kelancaran

penelitian.
21

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang direncanakan penulis selama enam bulan

terhitung sejak bulan Desember 2016 sampai akhir Mei 2017 dengan

selang waktu kegiatan yang dijadwalkan sebagai berikut :

1. Tahapan Persiapan

2. Tahapan Pelaksanaan

3. Tahapan Pelaporan
DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Mastuti, Indari. 2008. 50 Kita Percaya Diri. Jakarta: Hi-Fest Publishing.

Soehartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 11 Tahun 2009 Tentang

Kesejahteraan Sosial.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat.

B. Sumber Link

http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=40

(diakses pada tanggal 21 Oktober 2016)

https://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=1892

(diakses pada tanggal 21 Oktober 2016)

22
INSTRUMEN PERNYATAAN

Variabel X : Program Rehabilitasi Sosial

A. Kebutuhan Fisik

a. Terapi Fisik

1. Latihan gerakan yang dilakukan dalam terapi fisik.

a. Sangat Sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang

e. Tidak Pernah

23
24

2. Bantuan peralatan yang diberikan dalam terapi fisk.

a. Sangat Memadai

b. Memadai

c. Kurang Memadai

d. Tidak Memadai

e. Sangat Tidak Memadai

b. Pemberian Akses Pelayanan

1. Pendidikan yang diberikan dalam akses pelayanan.

a. Sangat Baik

b. Baik

c. Kurang Baik

d. Tidak Baik

e. Sangat Tidak Baik

2. Kesehatan yang diberikan dalam akses pelayanan.

a. Sangat Baik

b. Baik

c. Kurang Baik

d. Tidak Baik

e. Sangat Tidak Baik


25

B. Kebutuhan Mental

a. Bimbingan Keagamaan

1. Pendidikan akhlak yang diterapkan pada bimbingan keagamaan.

a. Sangat Memuaskan

b. Memuaskan

c. Kurang Memuaskan

d. Tidak Memuaskan

e. Sangat Tidak Memuaskan

2. Kepercayaan diri yang diterapkan pada bimbingan keagamaan.

a. Sangat Memuaskan

b. Memuaskan

c. Kurang Memuaskan

d. Tidak Memuaskan

e. Sangat Tidak Memuaskan

b. Pembinaan Intelektual

1. Budi pekerti yang diterapkan pada pembinaan intelektual.

a. Sangat Memuaskan

b. Memuaskan

c. Kurang Memuaskan

d. Tidak Memuaskan

e. Sangat Tidak Memuaskan


26

2. Penerapan kedisiplinan pada pembinaan intelektual.

b. Sangat Memuaskan

c. Memuaskan

d. Kurang Memuaskan

e. Tidak Memuaskan

f. Sangat Tidak Memuaskan

C. Kebutuhan Sosial

a. Bimbingan Relasi Sosial

1. Adaptasi sosial yang dilakukan dalam bimbingan relasi sosial.

a. Sangat Sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang

e. Tidak Pernah

2. Partisipasi sosial yang dilakukan dalam bimbingan relasi sosial.

a. Sangat Sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang

e. Tidak Pernah
27

b. Bimbingan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (Daily Living Activity)

1. Bakat yang diberikan dalam bimbingan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

(Daily Living Activity).

a. Sangat Sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang

e. Tidak Pernah

2. Keterampilan yang diberikan dalam bimbingan Aktivitas Kehidupan

Sehari-hari (Daily Living Activity).

a. Sangat Sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang

e. Tidak Pernah
28

Variabel Y : Kepercayaan Diri

A. Sikap Mental

b. Berpikir Positif

1. Rasional dalam berpikir.

a. Sangat Tinggi

b. Tinggi

c. Cukup

d. Rendah

e. Sangat Rendah

2. Optimis dalam pemikiran.

a. Sangat Tinggi

b. Tinggi

c. Cukup

d. Rendah

e. Sangat Rendah
29

c. Tindakan Positif

1. Bertanggung jawab terhadap tindakan positif.

a. Sangat Baik

b. Baik

c. Kurang Baik

d. Tidak Baik

e. Sangat Tidak Baik

2. Kemampuan melaksanakan peran sosial.

a. Sangat Tinggi

b. Tinggi

c. Cukup

d. Rendah

e. Sangat Rendah

B. Kemampuan Diri

a. Peningkatan Potensi

1. Pelatihan keterampilan yang diberikan pada peningkatan potensi.

a. Sangat Sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang

e. Tidak Pernah
30

2. Kemampuan berperan sosial pada peningkatan potensi.

a. Sangat Tinggi

b. Tinggi

c. Cukup

d. Rendah

e. Sangat Rendah

b. Peningkatan Partisipasi

1. Pengambilan keputusan untuk peningkatan partisipasi.

a. Sangat Sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang

e. Tidak Pernah

2. Sosialisasi yang dilakukan pada peningkatan partisipasi.

a. Sangat Sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang

e. Tidak Pernah

Anda mungkin juga menyukai