Anda di halaman 1dari 13

LANDASAN SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI DAN OPERASIONAL

PENDIDIKAN IPS

Tugas ini dibuat untuk memenuhi :


Mata Kuliah : Pendidikan IPS SD
Dosen Pengampu :
1. Dr. Suratno, M.Pd.
2. Galih Mahardika Christian Putra, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Iliyani Eka Rahmawati (1401420110)
2. Maisya Nafidatul Fu’adah (1401420170)
3. Kartika Amalia (1401420250)
4. Aditya Agung Saputra (1401420270)
5. Nisa’ Faaiqoh (1401420340)
6. Rinta Anggoro Darmanto (1401420350)
7. Fadillah Nur Jannah Nasution (1401420410)
8. Putri Akbarwati (1401420451)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas mengenai “Landasan Sosiologis-Antropologis dan Landasan
Kemanusiaan Pendidikan IPS”,suatu materi yang seringkali dibahas dalam Pelajaran
Pendidikan IPS SD.
Dimana tujuan kami membuat makalah berisikan tema tersebut adalah untuk
memperdalam pengertian serta pemahaman kami khususnya serta masyarakat umumnya yang
akan membaca makalah yang kami susun ini. Dimana makalah ini menjadi tugas kami sebagai
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pendidikan IPS SD.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat kedepannya.

Semarang, 22 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
1. Latar belakang ............................................................................................................................. 1
2. Rumusan masalah ....................................................................................................................... 1
3. Tujuan masalah ........................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
A. LANDASAN SOSIOLOGIS ...................................................................................................... 2
B. Konsep dasar sosiologi................................................................................................................ 3
C. Implementasi Landasan Pendidikan Sosiologis .......................................................................... 3
D. LANDASAN ANTROPOLOGIS ............................................................................................... 3
E. Implementasi Landasan Pendidikan Antropologis...................................................................... 4
F. Manfaat Landasan Pendidikan Antropologis .............................................................................. 5
G. LANDASAN KEMANUSIAAN ................................................................................................ 6
H. Tujuan Pendidikan Kemanusiaan................................................................................................ 7
I. Contoh Kasus terkait Landasan Kemanusiaan ............................................................................ 7
BAB III................................................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan
orang lain. Dalam ilmu kewarganegaraan, telah disinggung bahwasanya
ketidakmampuan manusia hidup sendiri dan manusia harus saling berkelompok,
sehingga dibentuk suatu masyarakat. Dalam masyarakat sendiri tak lepas dari hubungan
sosial, bahkan dalam suatu pendidikan telah dibekali ilmu sosial untuk masa depannya
dalam bermasyarakat. Ilmu sosial yang tak lain adalah ilmu kemasyarakatan selalu
bersifat teknis yaitu menyediakan pengetahuan yang bersifat instrumental murni.
Dalam arti lain pengetahuan itu harus dapat dipakai untuk keperluan apa saja sehingga
ia tidak bersifat etis atau tidak terkait pada dimensi politis. Objek penelaah ilmu-ilmu
sosial relatif kompleks. Sebagai obyek observasi, perilaku masyarakat dan individu
tidak dapat begitu saja diprediksi. Maka dari itu, banyak para ahli mengatakan bahwa
ilmu sosial tidak dapat menjadi ilmu yang sepenuhnya seperti ilmu alam yang selalu
bertambah pesat. Karena ilmu-ilmu sosial mempelajari tentang tigkah laku manusia
yang sangat sulit untuk diseragamkan.
Pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang melekat pada diri seseorang
tersebut, termasuk yang melekat pada diri kita masing- masing. Kelahiran kita manusia
yang kemudian di ikuti oleh hubungan, pergaulan, penjelajahan, pemenuhan
kebutuhan,dan lainnya yang dialami dalam kehidupan di masyarakat serta
bermasyarakat telah membentuk pengetahuan sosial dalam diri kita masing-masing.
Dalam diri setiap orang tidak terkecuali dengan kadar yang berbeda baik kuantitatif
maupun kualitatif,telah terbina pengetahuan sosial.
2. Rumusan masalah
a. Apa itu landasan sosiologi?
b. Bagaimana konsep dasar sosiologi?
c. Bagaimana implementasi Landasan Pendidikan Sosiologis?
d. Apa itu landasan antropologi?
e. Bagaimana implementasi Landasan Pendidikan Antropologis?
f. Apa Manfaat Landasan Pendidikan Antropologis?
g. Apa itu Landasan Kemanusiaan?
h. Apa itu Landasan Kemanusiaan?
i. Bagaimana Contoh Kasus terkait Landasan Kemanusiaan?
3. Tujuan masalah
a. Untuk mengetahui apa aitu landasan sosiologi
b. Untuk mengetahui konsep dasar sosiologi
c. Untuk mengetahui implementasi Landasan Pendidikan Sosiologis
d. Untuk mengetahui apa itu landasan antropologi
e. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Landasan Pendidikan Antropologis
f. Untuk mengetahui manfaat Landasan Pendidikan Antropologis
g. Untuk mengetahui apa itu Landasan Kemanusiaan
h. Untuk mengetahui apa Landasan Kemanusiaan
i. Untuk mengetahui contoh Kasus terkait Landasan Kemanusiaan
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN SOSIOLOGIS
Pengertian Landasan Sosiologis
Pada tahun 1839, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan positif yang
mempelajari masyarakat. Sosiologi mempelajari berbagai tindakan sosial yang
menjelma dalam realitas sosial. Mengingat banyaknya realitas sosial, maka lahirlah
berbagai cabang sosiologi seperti sosiologi kebudayaan, sosiologi ekonomi,
sosiologi agama, sosiologi pengetahuan, sosiologi pendidikan, dan lain-lain.
Landasan sosiologis memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan
cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi serta pola kehidupan masa
depan melalui interaksi sosial yang akan membangun teori-teori atau prinsip-
prinsip Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu. Landasan ini akan dan
telah memberikan dasar-dasar sosiologis terhadap pranata dan institusi pendidikan
dalam proses perubahan sosial yang konstruktif. Pendidikan sosiologi memiliki
tujuan yaitu agar individu memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang
masyarakat.
Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik
yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat:
(1) kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat,
(2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat,
(3) negara melindungi warga negaranya,
(4) selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban.
Sosiologi mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
➢ Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan
diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
➢ Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu
bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan
kepada generasi muda.
➢ Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus-menerus sebagai konsekuensi
dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori-teori itu akan
berkomulasi mengarah pada teori yang lebih baik.
➢ Nonetis, karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta
individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
2
B. Konsep dasar sosiologi
Konsep dasar yang berkaitan dengan sosiologi dimana sosiologi didefenisikan
sebagai ilmu secara ilmiah terhadap lingkungan sosial. Objek studi sosiologi antara
lain:
➢ Sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam waktu yang lama
➢ Merupakan satu kesatuan
➢ Mempunyai sistem hidup bersama yang melahirkan budaya,norma dan nilai
yang berlaku

C. Implementasi Landasan Pendidikan Sosiologis


Masyarakat Indonesia setelah kemerdekaan, utamanya pada zaman
pemerintahan orde baru telah banyak perubahan. Sebagai masyarakat majemuk,
maka komunitas dengan ciri-ciri unik baik secara horizontal maupun vertikal masih
dapat ditemukan. Demikian pula halnya dengan sifat-sifat dasar dari zaman
penjajahan belum terhapus seluruhnya. Namun dengan niat politik yang kuat
menjadi suatu masyarakat bangsa Indonesia serta dengan kemajuan dalam berbagai
bidang pembangunan. Berbagai upaya yang persatuan dan kesatuan yang kokoh,
berbagai upaya tersebut dilaksanakan dengan tidak mengabaikan kenyataan tentang
kemajemukan masyarakat Indonesia. Hal terakhir tersebut kini makin mendapat
perhatian yang semestinya dengan antara lain memasukkannya muatan lokal di
dalam kurikulum sekolah. Muatan lokal yang didasarkan pada kebhinekaan
masyaraka Indonesia.
Dengan demikian akan dapat diwujudkan manusia Indonesia dengan wawasan
nusantara dan berjiwa nasional akan tetapi memahami dan menyatu dengan
lingkungan. Berbagai upaya yang dilakukan, baik melalui jalur sekolah (seperti
mata pelajaran IPS, PKn, dan pendidikan sejarah) maupun jalur pendidikan luar
sekolah (seminar, lingkungan) telah mulai menumbuhkan benih-benih persatuan
dan kesatuan yang semakin kokoh. Berbagai upaya tersebut dilaksanakan dengan
tidak mengabaikan kenyataan tentang kemajemukan masyarakat Indonesia. Seperti
halnya dimasukkannya mata pelajaran “muatan lokal“ yang bertujuan dapat
membentuk manusia-manusia lokal, bahkan untuk memperkuat itu, dikukuhkan
kedalam UU RI No.2 tahun 1989 Pasal 37 dan Pasal 38, PP RI No. 28 Tahun 1990
Pasal 14 ayat 3 dan 4.

D. LANDASAN ANTROPOLOGIS
Landasan Antropologis dalam Pendidikan

3
Antropologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ”antrophos” berarti
manusia, dan “logos” berarti ilmu. Antropologis mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologis memiliki dua sisi holistik
dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus
utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu
kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbanding atau perbedaan budaya
antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan manjadi
kontroversi sehingga metode antropologi sekarang sering kali dilakukan pada
pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal
dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama.
Antropologis adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau
muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik,
adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah
ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologis secara garis besar
dipecah menjadi 2 bagian yaitu antropologi fisik/biologi dan antropologi budaya.
Tetapi dalam pecahan antropologi budaya, terpecah – pecah lagi menjadi banyak
sehingga menjadi spesialisasi – spesialisasi, termasuk antropologi pendidikan.
Seperti halnya kajian antropologis pada umumnya, pendidikan antropologis
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya
dalam rangka memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia khususnya dalam dunia pendidikan.

E. Implementasi Landasan Pendidikan Antropologis


Landasan pendidikan antropologis adalah hal yang tak bisa dilewatkan untuk
diimplementasikan dalam masyarakat, terutama bidang pendidikan. Namun, ada
berberapa hal yang harus diperhatikan dalam implementasi landasan antropologi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam implementasi landasan antropologi adalah
sebagai berikut:
➢ Identifikasi kebutuhan belajar masyarakat
Identifikasi kebutuhan masayarakat ini bersumber dari informasi masyarakat
sekitar. Masyarakat tersebut terdiri dari tokoh masyarakat, baik secara formal
maupun informal, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat kelas bawah. Hal
ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data yang dijadikan bahan
pengembangan kurikulum.

4
Contohnya adalah melihat keadaan lingkungan masyarakat diterapkan model
pembelajaran berbasis budaya lokal. Model pembelajaran ini diterapkan melalui
muatan lokal. Materi disesuaikan dengan potensi lokal masing-masing daerah
di lingkungan sekolah. Sehingga siswa dapat mengenali potensi budayanya
sendiri, mengembangkan budaya, menumbuhkan cinta tanah air, dan
mempromosikan budaya lokal kepada daerah lain.
➢ Keterlibatan partisipasi masyarakat
Setelah mengidentifikasi kebutuhan belajar, maka masyarakat ikut serta dalam
merancang kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana, menentukan nara
sumber sebagai fasilitator, dan ikut menilai hasil belajar.
➢ Pemberian pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan dalam bentuk pemberian
keterampilan dan kemampuan dasar pendukung fungsional, membaca, menulis,
berhitung, memcahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam
kelompok, dan menggunakan teknologi (Dikdasmen 2002, dalam Efendi
2009:153).

F. Manfaat Landasan Pendidikan Antropologis


Setiap manusia memiliki perbedaan, oleh karena itu untuk memudahkan dalam
proses belajar mengajar seorang pendidik harus sedikit banyak memahami latar
siswa yakni keluarga, budaya, lingkungan siswa. Itulah sebabnya antropologi
dibutuhkan sebagai landasan dalam pendidikan. Landasan pendidikan antropologis
memiliki beberapa manfaat diantaranya:
➢ Dapat mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat
secara Universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat
(suku bangsa).
➢ Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan
harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang.
➢ Dengan mempelajari antropologi akan memperluas wawasan kita terhadap tata
pergaulan umat manusia diseluruh dunia khususnya Indonesia yang mempunyai
kekhususan-kekhususan yang sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga
menimbulkan toleransi yang tinggi.
➢ Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta memiliki
kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang menyenangkan
serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang
muncul dalam lingkungan masyarakatnya.
5
Dari manfaat diatas dapat disimpulkan bahwa, antropologi dapat menjadikan
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memiliki jiwa nasionalis.

Sosialisasi dan Enkulturasi sebagai Pendidikan

Menurut Peter L. Berger “Sosialisasi adalah suatu proses dimana anak belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat” (Kamanto
Sunarto, 1993). Yang dipelajari individu melalui sosialisasi ini adalah peranan-
peranan. Dalam proses sosialisasi individu belajar untuk mengetahui peranan yang
harus dijalankannya serta peranan-peranan yang harus dijalankan orang lain.
Melalui penguasaan peranan-peranan yang ada dalam masyarakat ini individu akan
dapat berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan enkulturasi adalah suatu proses
dimana individu belajar cara berpikir, cara bertindak, dan merasa yang
mencerminkan kebudayaan masyarakatnya. Herkovits menyatakan bahwa
sosialisasi menunjukkan proses pengintegrasian individu ke dalam sebuah
kelompok sosial, sedangkan enkulturasi adalah proses perolehan kompetensi
budaya untuk hidup sebagai anggota kelompok (Imran Manan,1989).

Pendidikan diupayakan agar peserta didik mampu hidup bermasyarakat dan


berbudaya. Sehubungan dengan itu, apabila ditinjau dari sudut pandang sosiologis,
pendidikan identik dengan sosialisasi, sedangkan apabila ditinjau dari sudut
pandang antropologis, pendidikan identik dengan enkulturasi. Karena di dalam
proses sosialisasi hakikatnya terjadi juga proses enkulturasi, dan sebaliknya bahwa
di dalam proses enkulturasi juga terjadi proses sosialisasi, dalam konteks ini maka
pendidikan hakikatnya meliputi sosialisasi dan enkulturasi. Definisi sosialisasi
menekankan kepada pengambilan peranan, sedangkan definisi enkulturasi
menekankan kepada perolehan kompetensi budaya. Namun dalam kehidupan yang
riil, sesunguhnya di dalam sosialisasi itu inherent (melekat) juga kebudayaan.
Sebab, kebudayaanlah yang menentukan arah dan cara-cara sosialisasi yang
dilaksanakan oleh masyarakat.

G. LANDASAN KEMANUSIAAN
Pengertian Landasan Kemanusiaan
Landasan kemanusiaan memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk
menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan.
Landasan ini sangat penting karena pada dasarnya proses pendidikan adalah proses
memanusiakan manusia. Humanisasi pendidikan adalah proses pendidikan yang
ditujukan untuk pengembangan potensi-potensi peserta didik sebagai manusia
6
seutuhnya, yang dilakukan secara manusiawi (memanusiakan rnanusia), sehingga
peserta didik dapat berkembang baik menuju kearah kesempurnaan. Pandangan
manusia dan proses humanisasi, banyak diuraikan dan diyakini selalu menjadi
perhatian para pemikir dalam pelbagai bidang ilmu. Namun, meskipun ada banyak
pendapat tentang humanisme, yang paling jelas, baik secara sadar ataupun tidak
sadar, eksplisit maupun implisit, terarah pada keinginan yang besar untuk
mengkultuskan manusia.

H. Tujuan Pendidikan Kemanusiaan


Pendidikan kemanusiaan bertujuan untuk untuk menyiapkan generasi yang cerdas
nalar, cerdas emosional, dan cerdas spiritual, bukan menciptakan manusia yang
kerdil, pasif, dan tidak mampu mengatasi persoalan yang dihadapi. Pendidikan
meniscayakan untuk lebih membentuk manusia lebih manusiawi, dan tentunya
dengan mengedepankan aspek-aspek kemanusiaan, karena peserta didik adalah
manusia yang harus dimanusiakan.

I. Contoh Kasus terkait Landasan Kemanusiaan


Manusia pada hakikatnya adalah mahluk dengan derajat yang lebih tinggi
disbanding binatang dan tumbuhan sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Berakal,
membuat manusia dapat melakukan kegiatannya dengan baik disertai dengan akal
sehat. Namun, pada beberapa waktu dekat ini, banyak manusia yang tak lagi
‘dimanusiakan’. Kejahatan, penindasan dan hal lain menjadi salah satu fakor yang
menghilangkan kemanusiaan manusia.
Kasus-kasus terbaru yang marak terjadi akhir-akhir ini adalah pembunuhan dan
pelecehan. Pembunuhan, misalnya, adalah salah satu kejahatan yang merenggut
nyawa manusia dengan mencabut kemanusiaan milik si pelaku tersendiri. Bahkan,
hal-hal sepele yang tak masuk akal pun dapat menjadi faktor pembunuhan itu
sendiri. Dalam aspek ini, manusia dapat langsung kehilangan akal mereka dan
bertindak di bawah amarah dan sudah tak menyandang status sebagai manusia.
Berlanjut ke pelecehan, pelecehan sendiri merupkan kasus yang cukup sensitif di
masyarkat, namun sekarang telah bertransformasi menjadi kasus yang umum.
Kasus ini lebih menjorok ke hati nurani manusia, bagaimana bisa manusia yang
seharusnya memiliki sisi belas asih kepada sesama dapat melakukan hal kejam
kepada sesamanya. Akal sehat seorang manusia pun tertutup oleh nafsu birahi dan
kemudian berlanjut dengan melakukan hal tidak pantas.

7
Memanusiakan manusia bukan berarti mengagungkan manusia dan
mengabulkan segala macam hal yang dituntut oleh satu individu tertentu. Namun,
itu berarti bahwa sebagai manusia, kita harus memberikan hak kepada manusia
lainnya, memperlakukan mereka selayaknya manusia. Tidak memperbudak,
menyiksa atau pun melecehkan. Marilah mulai dari sekarang, kita mencoba
memenuhi kebutuhan diri sebagai manusia dan memenuhi hak orang lain juga.
Maka dari itu pendidikan IPS sangat diperlukan sebagai proses pemahaman tentang
memanusiakan manusia.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan positif yang memepelajari masyarakat.


Sosiologi mempelajari berbagai tindakan sosial yang menjelma dalam realitas sosial.
Mengingat banyaknya realitas sosial, maka lahirlah berbagai cabang sosiologi seperti
sosiologi kebudayaan, sosiologi ekonomi, sosiologi agama, sosiologi pengetahuan,
sosiologi pendidikan, dan lain-lain.
Landasan sosiologis memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan
cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi serta pola kehidupan masa depan
melalui interaksi sosial yang akan membangun teori-teori atau prinsip-prinsip
Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu. Landasan ini akan dan telah
memberikan dasar-dasar sosiologis terhadap pranata dan institusi pendidikan dalam
proses perubahan sosial yang konstruktif. Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia
menganut paham integralistik yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat.
Antropologis mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus
makhluk sosial. Antropologis adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau
muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat
istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Landasan pendidikan
antropologis adalah hal yang tak bisa dilewatkan untuk diimplementasikan dalam
masyarakat, terutama bidang pendidikan. Landasan antropologis dibutuhkan karena
setiap manusia memiliki perbedaan, oleh karena itu untuk memudahkan dalam proses
belajar mengajar seorang pendidik harus sedikit banyak memahami latar siswa yakni
keluarga, budaya, lingkungan siswa.
Landasan kemanusiaan memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk
menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan. Landasan
ini sangat penting karena pada dasarnya proses pendidikan adalah proses
memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia bukan berarti mengagungkan
manusia dan mengabulkan segala macam hal yang dituntut oleh satu individu tertentu.
Namun, itu berarti bahwa sebagai manusia, kita harus memberikan hak kepada manusia
lainnya, memperlakukan mereka selayaknya manusia. Tidak memperbudak, menyiksa
atau pun melecehkan.
B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun, semoga apa yang terdapat didalamnya
dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah menjadi lebih baik kedepannya. Kami memohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat ketidaksempurnaan dalam penulisan
kata ataupun konteks kalimat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen MKDK. 2013. Landasan Ilmu Pendidikan. Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta.

Kadir, Abdul. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group

Muthi’ah, A. S. (2013, September 24). LANDASAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN.


Retrieved from http://akhmad-sugianto.blogspot.com/: http://akhmad-
sugianto.blogspot.com/2013/09/landasan-antropologi-pendidikan_24.html

Muthi’ah, A. S. (2013, September 24). LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN. Retrieved


from http://akhmad-sugianto.blogspot.com/: http://akhmad-
sugianto.blogspot.com/2013/09/landasan-sosiologis-pendidikan.html?m=1

Unknown. (2018, November 08). Landasan Pendidikan IPS. Retrieved from


https://pendidikanrosda.blogspot.com/:
https://pendidikanrosda.blogspot.com/2018/11/landasan-pendidikan-ips.html?m=1

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/LANDASAN_PENDIDIKAN/BBM_4.pdf (
diakses pada 22 Maret 2021)
Ratna, T. (2017, Mei 27). Memanusiakan Manusia. Retrieved from
https://www.kompasiana.com/:
https://www.kompasiana.com/tyasrat/59290779b07a61720db1c5ff/memanusiakan-
manusia

https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PDGK410603-M1.pdf (diakses
pada tanggal 22 Maret 2021)

10

Anda mungkin juga menyukai