PENDIDIKAN IPS
Disusun Oleh :
1. Iliyani Eka Rahmawati (1401420110)
2. Maisya Nafidatul Fu’adah (1401420170)
3. Kartika Amalia (1401420250)
4. Aditya Agung Saputra (1401420270)
5. Nisa’ Faaiqoh (1401420340)
6. Rinta Anggoro Darmanto (1401420350)
7. Fadillah Nur Jannah Nasution (1401420410)
8. Putri Akbarwati (1401420451)
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas mengenai “Landasan Sosiologis-Antropologis dan Landasan
Kemanusiaan Pendidikan IPS”,suatu materi yang seringkali dibahas dalam Pelajaran
Pendidikan IPS SD.
Dimana tujuan kami membuat makalah berisikan tema tersebut adalah untuk
memperdalam pengertian serta pemahaman kami khususnya serta masyarakat umumnya yang
akan membaca makalah yang kami susun ini. Dimana makalah ini menjadi tugas kami sebagai
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pendidikan IPS SD.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan
orang lain. Dalam ilmu kewarganegaraan, telah disinggung bahwasanya
ketidakmampuan manusia hidup sendiri dan manusia harus saling berkelompok,
sehingga dibentuk suatu masyarakat. Dalam masyarakat sendiri tak lepas dari hubungan
sosial, bahkan dalam suatu pendidikan telah dibekali ilmu sosial untuk masa depannya
dalam bermasyarakat. Ilmu sosial yang tak lain adalah ilmu kemasyarakatan selalu
bersifat teknis yaitu menyediakan pengetahuan yang bersifat instrumental murni.
Dalam arti lain pengetahuan itu harus dapat dipakai untuk keperluan apa saja sehingga
ia tidak bersifat etis atau tidak terkait pada dimensi politis. Objek penelaah ilmu-ilmu
sosial relatif kompleks. Sebagai obyek observasi, perilaku masyarakat dan individu
tidak dapat begitu saja diprediksi. Maka dari itu, banyak para ahli mengatakan bahwa
ilmu sosial tidak dapat menjadi ilmu yang sepenuhnya seperti ilmu alam yang selalu
bertambah pesat. Karena ilmu-ilmu sosial mempelajari tentang tigkah laku manusia
yang sangat sulit untuk diseragamkan.
Pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang melekat pada diri seseorang
tersebut, termasuk yang melekat pada diri kita masing- masing. Kelahiran kita manusia
yang kemudian di ikuti oleh hubungan, pergaulan, penjelajahan, pemenuhan
kebutuhan,dan lainnya yang dialami dalam kehidupan di masyarakat serta
bermasyarakat telah membentuk pengetahuan sosial dalam diri kita masing-masing.
Dalam diri setiap orang tidak terkecuali dengan kadar yang berbeda baik kuantitatif
maupun kualitatif,telah terbina pengetahuan sosial.
2. Rumusan masalah
a. Apa itu landasan sosiologi?
b. Bagaimana konsep dasar sosiologi?
c. Bagaimana implementasi Landasan Pendidikan Sosiologis?
d. Apa itu landasan antropologi?
e. Bagaimana implementasi Landasan Pendidikan Antropologis?
f. Apa Manfaat Landasan Pendidikan Antropologis?
g. Apa itu Landasan Kemanusiaan?
h. Apa itu Landasan Kemanusiaan?
i. Bagaimana Contoh Kasus terkait Landasan Kemanusiaan?
3. Tujuan masalah
a. Untuk mengetahui apa aitu landasan sosiologi
b. Untuk mengetahui konsep dasar sosiologi
c. Untuk mengetahui implementasi Landasan Pendidikan Sosiologis
d. Untuk mengetahui apa itu landasan antropologi
e. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Landasan Pendidikan Antropologis
f. Untuk mengetahui manfaat Landasan Pendidikan Antropologis
g. Untuk mengetahui apa itu Landasan Kemanusiaan
h. Untuk mengetahui apa Landasan Kemanusiaan
i. Untuk mengetahui contoh Kasus terkait Landasan Kemanusiaan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN SOSIOLOGIS
Pengertian Landasan Sosiologis
Pada tahun 1839, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan positif yang
mempelajari masyarakat. Sosiologi mempelajari berbagai tindakan sosial yang
menjelma dalam realitas sosial. Mengingat banyaknya realitas sosial, maka lahirlah
berbagai cabang sosiologi seperti sosiologi kebudayaan, sosiologi ekonomi,
sosiologi agama, sosiologi pengetahuan, sosiologi pendidikan, dan lain-lain.
Landasan sosiologis memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan
cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi serta pola kehidupan masa
depan melalui interaksi sosial yang akan membangun teori-teori atau prinsip-
prinsip Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu. Landasan ini akan dan
telah memberikan dasar-dasar sosiologis terhadap pranata dan institusi pendidikan
dalam proses perubahan sosial yang konstruktif. Pendidikan sosiologi memiliki
tujuan yaitu agar individu memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang
masyarakat.
Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik
yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat:
(1) kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat,
(2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat,
(3) negara melindungi warga negaranya,
(4) selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban.
Sosiologi mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
➢ Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan
diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
➢ Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu
bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan
kepada generasi muda.
➢ Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus-menerus sebagai konsekuensi
dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori-teori itu akan
berkomulasi mengarah pada teori yang lebih baik.
➢ Nonetis, karena teori itu menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta
individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
2
B. Konsep dasar sosiologi
Konsep dasar yang berkaitan dengan sosiologi dimana sosiologi didefenisikan
sebagai ilmu secara ilmiah terhadap lingkungan sosial. Objek studi sosiologi antara
lain:
➢ Sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam waktu yang lama
➢ Merupakan satu kesatuan
➢ Mempunyai sistem hidup bersama yang melahirkan budaya,norma dan nilai
yang berlaku
D. LANDASAN ANTROPOLOGIS
Landasan Antropologis dalam Pendidikan
3
Antropologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ”antrophos” berarti
manusia, dan “logos” berarti ilmu. Antropologis mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologis memiliki dua sisi holistik
dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus
utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu
kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbanding atau perbedaan budaya
antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan manjadi
kontroversi sehingga metode antropologi sekarang sering kali dilakukan pada
pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal
dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama.
Antropologis adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau
muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik,
adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah
ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologis secara garis besar
dipecah menjadi 2 bagian yaitu antropologi fisik/biologi dan antropologi budaya.
Tetapi dalam pecahan antropologi budaya, terpecah – pecah lagi menjadi banyak
sehingga menjadi spesialisasi – spesialisasi, termasuk antropologi pendidikan.
Seperti halnya kajian antropologis pada umumnya, pendidikan antropologis
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya
dalam rangka memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia khususnya dalam dunia pendidikan.
4
Contohnya adalah melihat keadaan lingkungan masyarakat diterapkan model
pembelajaran berbasis budaya lokal. Model pembelajaran ini diterapkan melalui
muatan lokal. Materi disesuaikan dengan potensi lokal masing-masing daerah
di lingkungan sekolah. Sehingga siswa dapat mengenali potensi budayanya
sendiri, mengembangkan budaya, menumbuhkan cinta tanah air, dan
mempromosikan budaya lokal kepada daerah lain.
➢ Keterlibatan partisipasi masyarakat
Setelah mengidentifikasi kebutuhan belajar, maka masyarakat ikut serta dalam
merancang kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana, menentukan nara
sumber sebagai fasilitator, dan ikut menilai hasil belajar.
➢ Pemberian pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan dalam bentuk pemberian
keterampilan dan kemampuan dasar pendukung fungsional, membaca, menulis,
berhitung, memcahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam
kelompok, dan menggunakan teknologi (Dikdasmen 2002, dalam Efendi
2009:153).
Menurut Peter L. Berger “Sosialisasi adalah suatu proses dimana anak belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat” (Kamanto
Sunarto, 1993). Yang dipelajari individu melalui sosialisasi ini adalah peranan-
peranan. Dalam proses sosialisasi individu belajar untuk mengetahui peranan yang
harus dijalankannya serta peranan-peranan yang harus dijalankan orang lain.
Melalui penguasaan peranan-peranan yang ada dalam masyarakat ini individu akan
dapat berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan enkulturasi adalah suatu proses
dimana individu belajar cara berpikir, cara bertindak, dan merasa yang
mencerminkan kebudayaan masyarakatnya. Herkovits menyatakan bahwa
sosialisasi menunjukkan proses pengintegrasian individu ke dalam sebuah
kelompok sosial, sedangkan enkulturasi adalah proses perolehan kompetensi
budaya untuk hidup sebagai anggota kelompok (Imran Manan,1989).
G. LANDASAN KEMANUSIAAN
Pengertian Landasan Kemanusiaan
Landasan kemanusiaan memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk
menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan.
Landasan ini sangat penting karena pada dasarnya proses pendidikan adalah proses
memanusiakan manusia. Humanisasi pendidikan adalah proses pendidikan yang
ditujukan untuk pengembangan potensi-potensi peserta didik sebagai manusia
6
seutuhnya, yang dilakukan secara manusiawi (memanusiakan rnanusia), sehingga
peserta didik dapat berkembang baik menuju kearah kesempurnaan. Pandangan
manusia dan proses humanisasi, banyak diuraikan dan diyakini selalu menjadi
perhatian para pemikir dalam pelbagai bidang ilmu. Namun, meskipun ada banyak
pendapat tentang humanisme, yang paling jelas, baik secara sadar ataupun tidak
sadar, eksplisit maupun implisit, terarah pada keinginan yang besar untuk
mengkultuskan manusia.
7
Memanusiakan manusia bukan berarti mengagungkan manusia dan
mengabulkan segala macam hal yang dituntut oleh satu individu tertentu. Namun,
itu berarti bahwa sebagai manusia, kita harus memberikan hak kepada manusia
lainnya, memperlakukan mereka selayaknya manusia. Tidak memperbudak,
menyiksa atau pun melecehkan. Marilah mulai dari sekarang, kita mencoba
memenuhi kebutuhan diri sebagai manusia dan memenuhi hak orang lain juga.
Maka dari itu pendidikan IPS sangat diperlukan sebagai proses pemahaman tentang
memanusiakan manusia.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian makalah yang dapat kami susun, semoga apa yang terdapat didalamnya
dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah menjadi lebih baik kedepannya. Kami memohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat ketidaksempurnaan dalam penulisan
kata ataupun konteks kalimat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen MKDK. 2013. Landasan Ilmu Pendidikan. Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta.
Kadir, Abdul. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/LANDASAN_PENDIDIKAN/BBM_4.pdf (
diakses pada 22 Maret 2021)
Ratna, T. (2017, Mei 27). Memanusiakan Manusia. Retrieved from
https://www.kompasiana.com/:
https://www.kompasiana.com/tyasrat/59290779b07a61720db1c5ff/memanusiakan-
manusia
https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PDGK410603-M1.pdf (diakses
pada tanggal 22 Maret 2021)
10