Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPS BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

“Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Damri, M.Pd

DISUSUN OLEH :

1. Allya Naufa Fauziah 21003075


2. Dara Puspa 21003013
3. Fegia Rahma Dyta 21003099
4. Gita Sandria Ramadhan 21003103
5. Matahary Puti Deanty 21003119
6. Risa Diana Fitri 21003229
7. Rusi Lola Destia 21003231
8. Ulmi Halviani 21003243

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial” ini
dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan
didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Damri, M. Pd selaku
dosen mata kuliah Pembelajaran IPS Bagi Anak Berkebutuhan Khusus yang telah membimbing
dan memberikan tugas ini.

Pada kesempatan kali ini kami menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini dan telah memberikan motivasi untuk pembuatan
makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Karena itu penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Hakikat Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 25 Februari 2024

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
A. Konsep Dasar dan Karakteristik Serta Rasionalisasi IPS ................................................................. 3
B. Latar Belakang, Generalisasi, Prosedur, Prinsip, Kaidah dan Perkembangan IPS ........................... 4
C. Tujuan Pembelajaran IPS .................................................................................................................. 8
D. Keterampilan Dasar, Konsep dan Nilai dalam IPS ......................................................................... 10
E. Kaitan Antara Fakta, Konsep Generalisasi dan Teori Dalam IPS................................................... 14
F. Ruang Lingkup dan Tata Urutan Materi IPS ABK ......................................................................... 16
G. Sumber Belajar dan Materi IPS ABK ............................................................................................. 17
BAB III ....................................................................................................................................................... 18
PENUTUP .................................................................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Pendidikan IPS sebagai bidang studi yang diberikan pada jenjang pendidikan di lingkungan
persekolahan, bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal
nilai dan sikap serta keterampilan dalam kehidupan peserta didik di masyarakat, bangsa, dan
negara dalam berbagai karakteristik.

Pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam
semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Tujuan pengajaran IPS tentang
kehidupan masyarakat manusia dilakukan secara sistematik. Dengan demikian, peranan IPS
sangatlah penting untuk mendidik siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya kelak sebagai anggota
masyarakat dan warga negara yang baik

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar dan karakteristik serta rasionalisasi IPS?
2. Apa latar belakang, generalisasi, prosedur, prinsip, kaidah dan perkembangan IPS?
3. Apa saja tujuan pengajaran IPS?
4. Apa keterampilan dasar, konsep dan nilai dalam IPS?
5. Apa kaitan antara fakta, konsep generalisasi dan teori dalam IPS?
6. Apa ruang lingkup dan tata urutan materi IPS ABK?
7. Apa sumber belajar dan materi IPS ABK?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar dan karakteristik serta rasionalisasi IPS
2. Mengetahui latar belakang, generalisasi, prosedur, prinsip, kaidah dan perkembangan
IPS

1
3. Mengetahui saja tujuan pengajaran IPS
4. Mengetahui keterampilan dasar, konsep dan nilai dalam IPS
5. Mengetahui kaitan antara fakta, konsep generalisasi dan teori dalam IPS
6. Mengetahui ruang lingkup dan tata urutan materi IPS ABK
7. Mengetahui sumber belajar dan materi IPS ABK

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar dan Karakteristik Serta Rasionalisasi IPS


Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan pengetahuan mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Di Indonesia pelajaran Ilmu Pengetauan
Sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang berkembang di masyarakat. Kajian
tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu
lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu
lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau.

Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa
sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Untuk lebih
memahami pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial, mari kita simak pengertian dari beberapa
ahli:

1. Somantri (Sapriya: 2008:9) menyatakan IPS adalah penyederhanaan atau disiplin


ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
2. Moeljono Cokrodikardjomengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik, dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan
instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
3. Nu'man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial
yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA.
Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu- ilmu sosial
yang biasanya dipelajari di Universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan
kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan
memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat
sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.

3
4. S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan
sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum
sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas
berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi
sosial.
5. Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi yang
menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan
dengan masalah- masalah human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan
diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari
berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan
kepentingan sekolah-sekolah.

Dengan demikian, IPS bukan Ilmu sosial, pembelajaran IPS yang dilaksanakan, baik pada
pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi, tidak menekankan pada aspek teoritis
keilmuannya, melainkan lebih ditekankan pada aspek praktis dalam mempelajari, menelaah,
mengkaji gejala dan masalah sosial masyarakat, yang tentu bobot dan keluasannya
disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.

B. Latar Belakang, Generalisasi, Prosedur, Prinsip, Kaidah dan Perkembangan IPS


1. Latar belakang atau sejarah pembelajaran IPS

Ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika
Serikat adalah social studies. Istilah tersebut pertama kali digunakan sebagai nama
sebuah lembaga yang diberi nama committee of social studies. Lembaga ini merupakan
himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum ilmu-ilmu sosial di tingkat sekolah
dan ahli-ahli ilmu sosial yang mempunyai minat yang sama. Nama lembaga ini kemudian
dipergunakan untuk nama kurikulum yang mereka hasilkan, yakni kurikulum social
studies.

Nama social studies makin terkenal ketika pemerintah mulai memberikan dana untuk
mengembangkan kurikulum tersebut. Kurikulum tersebut ahirnya dikembangkan dengan
nama kurikulum social studies. Di Indonesia social studies dikenal dengan nama studi
sosial. Dalam Kurikulum 1975, pendidikan ilmu sosial kemudian ditetapkan dengan

4
nama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan sebuah mata pelajaran yang
dipelajari dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi pada jurusan
atau progrsam studi tertentu.

Agar uraian mengenai latar belakang lahirnya IPS lebih jelas, dalam paket ini
dikemukakan pengalaman beberapa negara yang memasukan IPS ke dalam kurikulum
pendidikan yang diajarkan kepada siswa-siswi. Pembahasan mengenai latar belakang
lahirnya IPS akan dilihat dari dua aspek, yakni latar belakang sosiologis dan pedagogis
dengan mempertimbangkan aspek kemasyarakatan dan ilmu-ilmu sosial yang dikaji
dalam IPS

2. Generalisasi pembelajaran IPS

Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual (khusus) menuju simpulan umum yang mengikat seutuh fenomena sejenis
dengan fenomena individual yang diselidiki. Generalisasi dalam IPS merupakan
hubungan antara dua atau lebih konsep, misalnya hubungan antara konsep “uang,
kebutuhan, dan keinginan”.

Ketiga konsep tersebut dihubungkan untuk menggeneralisasi bahwa “ kita


menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan”. Generalisasi tersebut
juga menunjukkan hubungan sebab-akibat dan ide abstrak. Rumusan generalisasi ini
mungkin saja sederhana, seperti “dimana ada hutan, disitu ada manusia menggunakan
kayu sebagai sumber daya utama” atau “pengangguran di Indonesia meningkat karena
jumlah penduduk yang terus bertambah” (Mataram, 2016).

Jenis-jenis generaslisasi:

a. Generalisasi sempurna, yakni generalisasi yang menempatkan seluruh fenomena


yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Misalnya, setelah kita memperhatikan
jumlah hari pada setiap bulan pada tahun Masehi kemudian menyimpulkan
bahwa: Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31hari. Dalam
penyimpulan ini, keseluruhan fenomena, yaitu jumlah hari pada setiap bulan, kita
selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan. Generalisasi semacam ini memberikan

5
simpulan yang kuat dan tidak dapat diserang, tetapi tidak praktis dan tidak
ekonomis.
b. Generalisasi tidak sempurna, yakni generalisasi berdasarkan sebagian fenomena
yang dilakukan untuk mendapatkan simpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diselidiki. Misalnya, setelah kita menyelidiki sebagian bangsa
Indonesia kita menemukan bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-
royong. Atas dasar temuan ini, kita menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang suka bergotong-royong. Penyimpulan ini termasuk ke dalam
jenis generalisasi tidak sempurna.

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPS

Dalam (Samiha, Y. T. (2017).) Prinsip pembelajaran IPS (social studies) dalam jurnal
NCSS pada sebuah penelitian berjudul A Vision of Powerful Teaching andLearning in the
Social Studies: Building Social Understanding and Civic Efficacy yang ditulis olehStahl
(2008:2)), bahwa ada beberapa prinsip yang harus dipedomani dalam pembelajaran IPS
sehingga pembelajaran IPS memberikan hasil yang maksimal, yaitu:

a. Pembelajaran IPS yang baik jika bermakna (Social studies teaching and
learning are powerful when they are meaningful). Siswa belajar
Menghubungkan pengetahuan, keyakinan dan sikap yang manfaatnya mereka
peroleh baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pembelajaran lebih
ditekankan pada pengembangan ide-ide yang penting dalam memahami,
mengapresiasikan dan menerapkannya dalam kehidupan. Kebermaknaan dari
isi materi diarahkan pada bagaimana menyajikannya pada siswa dan
bagaimana mengembangkannya melalui serangkaian kegiatan. Sedangkan
interkasi dalam kelas difokuskan pada pencapaian kompetensi yang penting.
Aktivitas pembelajaran yang bermakna dan strategi penilaian difokuskan pada
perhatian siswa terhadap ide-ide penting dari yang mereka pelajari. Dengan
demikian guru merefleksi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
pembelajaran dengan mudah.

6
b. Pembelajaran IPS yang baik adalah pembelajaran yang terintegrasi (Social
studies teaching and learning are powerful when they are integrative)
Pembelajaran IPS dalam penyampaian topik dilakukan melalui upaya
mengintegrasikan dalam hal: a) lintas ruang dan waktu, b) pengetahuan,
keterampilan, keyakinan, nilai dan sikap untuk dilaksanakan, c) teknologi
secara efektif, d) melalui lintas kurikulum.
c. Pembelajaran IPS yang baik adalah pembelajaran yang berbasis nilai (Social
studies teaching and learning are powerful when they are value-based).
Kekuatan pembelajaran IPS dengan mempertimbangkan berbagai dimensi
atau topik-topik maupun isu-isu yang kontroversi, pengembangan dan
penerapan nilai-nilai sosial. Pembelajaran IPS membentuk siswa menjadi: a)
peka terhadap implementasi kebijakan sosial yang potensial serta keputusan
berdasarkan nilai, b) sadar akan nilai-nilai, kompleksitas dan dilemma isu-isu,
c) mempertimbang kan biaya dan keuntungan dari berbagai tindakan, d)
mengembangkan rasional yang baik terhadap nilai-nilai sosial demokratis dan
politik. Dengan demikian kekuatan pembelajaran sosial studies mendorong
pengenalan pandangan yang berbeda, sensitivitas terhadap persamaan dan
perbedaan budaya dan komitmen terhadap tanggung jawab sosial.
d. Pembelajaran IPS yang baik adalah pembelajaran yang menantang (Social
studies teaching and learning are powerful when they are challenging). Siswa
diharapkan mencapai tujuan pembelajaran secara individu dan kelompok
melalui aktivitas berfikir siswa yang menantang.
e. Pembelajaran IPS yang baik adalah pembelajaran yang aktif (Social studies
teaching and learning are powerful when they are active). Pembelajaran IPS
yang aktif mengharapkan adanya kemampuan berfikir reflektif dan membua
keputusan (decision making) selama pembelajaran. Siswa mengembangkan
pemahaman baru melalui sebuah proses pembelajaran aktif dengan
mengkonstruk pengetahuan sosial yang penting. Guru mengawali kegiatan
dengan memberikan bimbingan melalui modeling, penjelasan, untuk
membangun pengetahuan siswa menjadi independentdan menjadi pembelajar
yang memiliki kebijakan sendiri. Pembelajaran IPS ini menekankan pada

7
kegiatan otentik yang diperuntukkan pada penerapan kehidupan nyata dengan
menggunakan keterampilan dan konteks materi di bidangnya.
4. Prinsip dan prosedur penilaian pembelajaran IPS

Meningat pentingnya penilaian pembelajaran IPS dalam menentukan kualitas


pendidikan, upaya merencanakan penilaian pembelajaran IPS hendaknya memperhatikan
beberapa langkan yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses penilaian
pembelajaran IPS hasil belajar, yakni :

a. Merumuskan atau mempertegas tujuan – tujuan pengajaran.


b. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata
pelajaran.
c. Menyusun alat – alat penilaian pembelajaran IPS, baik tes maupun non tes, yang
cocok digunakan dalam menilai jenis – jenis tingkah laku yang tergambar dalam
tujuan pengajaran.
d. Menggunakan hasil – hasil penilaian pembelajaran IPS sesuai dengan tujuan
penilaian pembelajaran tersebut, yakni untuk kepentingan pendskripsian
kemampuan mahasiswa, kepentingan perbaikan, pengajaran, kepentingan
bimbingan belajar, maupun kepentingan laporan pertanggung jawaban
pendidikan.

C. Tujuan Pembelajaran IPS


Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.

8
Tujuan pembelajaran IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu

1. Pengembangan kemampuan intelektual siswa. Tujuan pertama berorientasi pada


pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan
kepentingan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu sosial.
2. Pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat
dan bangsa serta. Tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri siswa dan
kepentingan masyarakat.
3. Pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Tujuan ketiga lebih berorientasi pada
pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat maupun
ilmu.

Berdasarkan uraian di atas, ada tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan
pendidikan IPS, yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual.
Pengembangan kemampuan intelektual lebih didasarkan pada pengembangan disiplin
ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik dan thinking skills. Tujuan intelektual
berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin ilmu
sosial, kemampuan berpikir, kemampuan prosedural dalam mencari informasi dan
mengkomunikasikan hasil temuan. Pengembangan intelektual ini akan selalu
berhubungan dengan aspek pengembangan individual.

Pengembangan kehidupan sosial berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan


tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu tujuan ini
mengembangkan kemampuan seperti berkomunikasi, rasa tanggung jawab sebagai warga
negara dan warga dunia, kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan dan
bangsa. Termasuk dalam tujuan ini adalah pengembangan pemahaman dan sikap positif
siswa terhadap nilai, norma dan moral yang berlaku dalam masyarakat.

Pendapat lain menyatakan bahwa tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial ialah
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi
di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun masyarakat.

9
Pembelajaran IPS juga diarahkan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk:

1. Menghayati dan mengakui nilai-nilai Pancasila.


2. Mengakui dan menghormati harkat manusia.
3. Menghayati dan mengakui nilai/ajaran agamanya.
4. Memupuk sikap toleran, arif, peduli, saling menghargai.
5. Menghormati perbedaan dan mengembangkan kebersamaan.
6. Bersikap positif kepada bangsa dan negara serta kemauan untuk membelanya.
7. Menghormati milik orang lain dan milik negara.
8. Terbuka terhadap perubahan atas dasar nilai dan norma yang dimilikinya.
9. Menghayati dan mematuhi norma-norma dalam masyarakat.
10. Menyadari sebagai makhluk sosial ciptaan Allah.

D. Keterampilan Dasar, Konsep dan Nilai dalam IPS


1. Keterampilan dasar

Pada pembelajaran IPS selain nilai maka dikembangkan juga keterampilan yang
merupakan keterampilan dasar yang diharapkan dicapai dan dimiliki oleh peserta didik
melalui proses dalam pembelajaran IPS. Keterampilan dasar IPS dapat diklasifikasikan
ke dalam beberapa kategori. Namun secara umum dapat terbagi atas :

a. Work-study skills, contohnya adalah membaca, membuat outline, membuat peta


dan menginterpretasikan grafik.
b. Group-process skills, contohnya adalah berpikir kritis dan pemecahan masalah.
c. Social-living skills, contohnya adalah tanggungjawab, bekerjasama dengan orang
lain, hidup dan bekerja sama dalam suatu kelompok.

Somantri (2001) mengemukakan bahwa Pendidikan IPS adalah suatu


penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya
serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah
dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Oleh karena keterampila IPS merupakan dasar seseorang untuk dapat berhubungan
dengna orang lain dalam kehidupan bermasyarakat maka NCSS (1971)

10
mengemukakan bahwa terdapat beberapa keterampilan yang seyogianya dapat
dimiliki, antara lain:

a. keterampilan penelitian
b. keterampilan berpikir
c. keterampilan berpartisipasi sosial
d. keterampilan berkomunikasi

Perkembangan Siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar IPS yaitu anak yang
berda di kelas satu dan dua sekolah dasar dilihat dari usia menurt Bredekamp (1987:4)
berada dalam rentangan usia dini, yaitu anak yang berusia empat hingga delapan tahun.
Keterampilan kognitif yang dimiliki anak adalah seperti mengklasifikasi, konservasim
merangkai, mengurut, membandingkan, memahami perbedaan waktu, memahami
hubungan, mengorganisasi dan mengingat informasi, mengenal tindakan, mengenal ojek,
mengenal perubahan dimensi serta membuat hipotesis sederhana. Gaya berpikir anak usia
sekolah adalah convergent, divergent, field dependence, field independence, reflectivity,
dan impulsivity. Sedangkan menurut Erikson, bekerja dan berhubungan efektif dengan
teman sebaya sebagai upaya mengembangkan perasaan berkemampuan. Tantangan
perkembangan pada usia ini adalah perjuangan antara mengembangkan perasaan
berkemampuan dengan perasaan rendah diri.

2. Konsep dan Nilai Dalam IPS


a. Nilai Edukatif

Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPS, yaitu adanya
perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik. Perilaku tersebut,
meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan kognitif dalam
hal ini tidak hanya terbatas makin meningkatnya pengetahuan sosial, melainkan pula
peningkatan nalar sosial dan kemampuan mencari alternatif-alternatif pemecahan
masalah sosial. Oleh karena itu, materi yang dibahas dalam pembelajaran IPS, tidak
hanya terbatas pada kenyataan, fakta dan data sosial, melainkan juga mengangkat
masalah sosial yang terjadi sehari-hari.

11
Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan nilai edukatif, tidak
hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih mendalam lagi berkenaan
dengan perilaku afektifnya. Justru perilaku inilah yang lebih mewarnai aspek
kemanusiaan. Melalui pembelajaran IPS, perasaan, penghayatan, sikap, kepedulian,
dan tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Kepedulian dan tanggung
sosial, secara nyata dikembangkan dalam pembelajaran IPS untuk mengubah perilaku
peserta didik bekerja sama, gotong-royong, dan membantu pihak-pihak yang
membutuhkan.

b. Nilai Praktis

Nilai praktis dalam pembelajaran IPS diartikan sebagai nilai praktis dalam
relevansinya dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Pembelajaran IPS yang disajikan di ruang kelas IPS Jangan hanya menekankan pada
teori hafalan dan konseptual teoritis saja, tetapi perlu menekankan pada nilai praktis
bagi pelaksanaan dalam kebermaknaan kehidupan sosial sehari-hari. Secara praktis
nilai-nilai IPS dalam kehidupan sosial siswa berkebutuhan khusus sehari-hari dimulai
dari lingkungan keluarga lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Siswa
dapat diajak mencermati lingkungan sekitar dan memunculkan ide dan gagasan
terkait dengan masalah tersebut. Penyajian pembelajaran IPS yang menarik terkait
dengan kehidupan sehari-hari memiliki nilai praktis yang mudah diaplikasikan maka
akan mengirim pada kemampuan memprediksi masa depan. Dalam proses
pembelajaran IPS ini tentu sangat disarankan adanya penggunaan persoalan-persoalan
kontekstual sehari-hari dengan pendekatan pembelajaran yang relevan seperti
contextual teaching and learning yang dirasa dapat mengangkat nilai-nilai praktis
dalam kehidupan sehari-hari siswa.

12
c. Nilai Teoretis

Nilai teoritis dalam IPS diartikan sebagai upaya pembinaan siswa untuk
mengembangkan kemampuan Nalar dan analisis sesuai dengan kerangka teori, fakta
dan data. membina peserta didik hari ini pada proses perjalanannya diarahkan
menjadi sumber daya manusia untuk hari esok. oleh karena itu pendidikan IPS tidak
hanya menyajikan dan membuat kenyataan, fakta dan data yang terlepas-lepas, tepat
melainkan lebih jauh daripada itu menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial
dengan yang lain-lainnya. Dalam menghadapi kehidupan sosial yang berkembang
dengan cepat dan juga cepat berubah, kemampuan berteori ini sangat berguna serta
strategis. Melalui pendidikan IPS nilai teoritis ini dibina dan dikembangkan.

d. Nilai Filsafat

Nilai filsafat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan refleksi dan


terhadap eksistensinya dalam melaksanakan peranannya di masyarakat dengan
harapan dapat menumbuhkan kesadaran siswa selaku anggota masyarakat dan sebagai
anggota negara. Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan
Sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan
kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau pelaku-makhluk sosial. Melalui
proses yang demikian peserta didik dikembangkan kesadaran dan penghayatannya
terhadap keberadaannya di tengah-tengah masyarakat, bahkan juga di tengah-tengah
alam semesta ini.

e. Nilai Ketuhanan

Nilai ketuhanan dalam IPS diartikan sebagai Hakiki manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang Sudah Selayaknya memiliki rasa syukur dan terima kasih tak
terhingga kepada Tuhan atas akal budi yang dimiliki. Manusia dapat menghayati
sendiri dalam menikmati segala yang kita peroleh sebagai manusia makhluk sosial
yang berbeda dengan makhluk-makhluk hidup ciptaan yang Mahakuasa baik tumbuh-
tumbuhan maupun binatang.

13
E. Kaitan Antara Fakta, Konsep Generalisasi dan Teori Dalam IPS
Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS.
Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan
fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah
terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep
yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan
generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami.
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk
menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan
teori yang sudah ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi
dan prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami. Pentingnya fakta dalam struktur
susunan ilmu pengetahuan karena fakta dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi.

Menurut Savage dan Anstrong (1996:24) mengatakan bahwa: “konsep tidak dapat
dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-
fakta yang khusus”. Dari beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama lain,
makadapat membentuk suatu konsep atau pengertian. Hubungan yang erat antara fakta dan
konsep dapat dilihat dari ilustrasi berikut ini: Sebagai contoh: Seorang anak berasal dari
keluarga yang kurang mampu, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar sudah berjuang keras
menyelesaikan studinya. Waktu di SD ia pernh berjualan es untuk menambah uang jajan
yang diberikan oleh orang tuanya yang tidak memenuhi kebutuhan sekolahnya. Di SLTP ia
berjualan Koran, dan di SLTA ia pernah bekerja di suatu percetakan buku sehabis pulang
sekolah. Semua pekerjaan ia lakukan dengan serius dan tekun sehingga dapat meyelesaikan
studinya sampai menjadi seorang sarjana.

Fakta tersebut di atas tampak saling berkaitan dan membentuk suatu gagasan atau konsep
tentang cita-cita. Suat cita-cita tidak dapat tercapai tanpa adanya perjuangan dan
pengorbanan. Siapapun yang ingin menggapai cita-citanya ia harus berjuang dan berkorban
apakah itu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan. Sebenarnya dari ilustrasi di
atas terdapat tiga konsep perjuangan, pengorbanan, dan cita-cita atau dengan kata lain suatu
cita-cita akan tercapai bila disertai perjuangan dan pengorbanan. Dari contoh di atas dapat

14
diambil kesimpulan bahwa beberapa fakta yang saling berkaitan dapat membentuk suatu
konsep.

Hubungan antara konsep dan generalisasi dapat dilihat dari pernyataan Savage dan Amstrong
berikut: “ketika angka pengangguran di suatu negara meningkat, maka kejahatan dan
criminal pun meningkat pula”. Dari generalisasi tersebut di atas terdapat beberapa konsep,
yaitu: konsep pengangguran, konsep negara, konsep kejahatan, dan konsep kriminal. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa generalisasi merupakan hubungan dari beberapa
konsep. Untuk melihat keterkaitan antara fakta, konsep dan generalisasi, dapat dilihat pada
gambar berikut: Gambar di atas menjelaskan bahwa untuk membentuk suatu generalisasi
pada taraf awal harus didukug oleh sejumlah fakta, membawakan sejumlah konsep untuk
mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi semua penting bagi
manusia. Fakta dapat membedakan contoh-contoh konsep, dan generalisasi yang lebih
spesifik. Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih
bersifat umum bila dibandingkan dengan fakta.

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
maksud menjelaskan fenomena alamiah. secara lebih spesifik di dalam ilmu sosial, terdapat
pula teori sosial. Neuman mendefiniskan teori sosial adalah sebagai sebuah sistem dari
keterkaitan abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan pengetahuan
tentang dunia sosial. Contoh teori yaitu sebagai berikut Mulai hari ini, Sabtu tanggal 22 Juni
2013 jam 00.00, bertepatan dangan ulang tahun Jakarta, pemerintah menaikan harga BBM
yang berlaku di seluruh Indonesia. Bensin premium naik dari Rp 4.500/liter menjadi Rp
6.500/liter, solar naik dari Rp 4.500/liter menjadi Rp 5.500/liter. Kenaikan BBM ini
berdampak luas bagi seluruh lapisan masyarakat, demo turun ke jalan yang dilakukan oleh
mahasiswa, buruh dan ibu-ibu rumah tangga tak terelakan, antrian di SPBU menjelang
kenaikan harga BBM tak terhindarkan, kritikan kepada pemerintah, khususnya SBY yang
dianggap tidak pro rakyat, tapi pro neolib pun disampaikan secara keras dan simultan, pujian
dan dukungan kepada PDIP, Hanura, Gerindra dan PKS atas kekonsistenan sikapnya
menolak kenaikan BBM terus mengalir bak air bah.

15
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta, konsep, dan generalisasi
merupakan bahan kajian atau materi utama yang dipelajari dalam ilmu pengetahua sosial dan
ilmu-ilmu sosial, sehingga dari ketiga unsur tersebut akan lahir teori-teori ilmu pengetahuan
yang perlu dipelajari dan dikaji oleh siswa di dalam proses pembelajaran.

F. Ruang Lingkup dan Tata Urutan Materi IPS ABK


Sebagai program pendidikan, IPS tidak hanya memberikan pengetahuan semata,
melainkan juga membina peserta didik untuk menjadi warga masyarakat dan warga negara
yang memiliki tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena
itu, peserta didik perlu dibina untuk memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab
yang kuat. Dengan demikian, pokok bahasannya tidak hanya terbatas pada aspek kognitif,
melainkan juga meliputi nilai-nilai karakter yang melekat pada diri peserta didik. Dalam
bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS yaitu kehidupan manusia dalam masyarakat atau
manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosial. Sedangkan IPS sebagai program
pendidikan wajib mengembangkan nilai-nilai karakter. Ruang lingkup mata pelajaran IPS
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Manusia, tempat, dan lingkungan


2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Urutan tata materi IPS abk Mata pelajaran ini mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SDLB,mata
pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik disiapkan dan diarahkan agar mampu menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

16
G. Sumber Belajar dan Materi IPS ABK
Ada lima macam sumber materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) antara lain:

1. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas seperti negara dan dunia
dengan berbagai permasalahannya.
2. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
3. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
4. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai
dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan
kejadian-kejadian besar.
5. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian,
permainan, dan keluarga.

Ada juga yang membagi sumber dan bahan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai
berikut:

1. Lingkungan sosial: lingkungan sosial ekonomi, lingkungan sosial politik, keamanan


dan ketertiban.
2. Lingkungan alam: tanah, air, udara yang ada diatasnya, segala jenis kekayaan alam.
3. Lingkungan masyarakat dan budaya: berupa ide, tindakan, pengetahuan, kesenian,
adat istiadat, suku, bahasa.
4. Narasumber: tokoh masyarakat, peserta didik, pejabat pemerintah, pegawai.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan pengetahuan mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Di Indonesia pelajaran Ilmu Pengetauan
Sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang berkembang di masyarakat. Kajian
tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu
lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu
lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau.

Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, L. I. (2014). Hubungan antara fakta konsep dan generalisasi. 22 Maret

Barth, J. L. (1990). Methods of instruction in social studies education. Maryland: University


Press of America.

Hastati, S. dkk. (2019). Konsep Dasar IPS. Yogyakarta: Samudra Biru.

Mataram, U. (2016). Paket 6 FAKTA , KONSEP , DAN GENERALISASI Rencana Pelaksanaan


Perkuliahan. Ilmu Pengetahuan Sosial 1, 1–27.
http://repository.uinmataram.ac.id/650/7/IPS-1Paket 6.pdf

Nasution, T., & Lubis, M. A. (2018). Konsep dasar IPS. Samudra Biru.

Samiha, Y. T. (2017). Interaktif dalam Pembelajaran IPS. JIP (Jurnal Ilmiah PGMI), 3(1), 89-97.

Sapriya, (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajarannya. PT Remaja : Bandung

Seran , E . dkk. (2021). Konsep Dasar IPS. Deepublish.

Susilawati, S., Sudjarwo, S., & Rini, R. (2014). Peningkatan Keterampilan Dasar IPS melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht. Jurnal Studi Sosial, 2(1),
40968.

Sumantri Numan, 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Penerbit Rosdakarya


Bandung.

Supriatna Nana, 2006. Pendidikan IPS SD. UPI Pres. Bandung

Winataputra Udin S., Materi dan pembelajaran IPS, Jakarta : Universitas Terbuka 2009

Winataputra Udin S., 2008. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Pusat Penerbitan UT. Jakarta

Yusnaldi, N. 2019. Potret Baru Pembelajaran IPS. Medan : Perdana Publishing

19

Anda mungkin juga menyukai