Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

1. Diah Ulfah Ningrum 06131282126048


2. Dini Alya Rosyada 06131182126009
3. Fajri Pratama Hendra 06131282126049
4. Maharani Khairunnisa Mulya 06131382126065
5. Mar'atun Hasanah 06131182126012
6. Nabila Istahwa 06131282126044
7. Rahma Kamilia 06131182126010
8. Rosa Nilasari 06131382126066
9. Sinta Adelia 06131282126057
10. Talitha Alysia Nasywa Anad 06131182126011
11. Yunita Anggrayni A 06131382126067

Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran


Dosen Pengampu : 1. Dra. Hasmalena, M.Pd
2. Dr. Makmum Raharjo, M.Sn

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PEMBELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
Dra. Hasmalena, M.Pd. dan bapak Dr. Makmum Raharjo, M.Sn. pada mata pelajaran Belajar
dan Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai topik pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Hasmalena, M.Pd. dan bapak Dr.
Makmum Raharjo, M.Sn., selaku dosen pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dalam bidang studi
tersebut.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 23 Oktober 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II ISI

2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial........................................................................3


2.2 Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar......................................................4
2.3 Metode Pembelajaran IPS di Sekolah................................................................10
2.4 Tema-tema Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar..............................................15
2.5 Pembelajaran IPS dalam Stuktur Kurikulum..................................................16

BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan.................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
keceerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan mengandung pengertian
suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih
baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya.
Pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan secara terpadu /
fusi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang
masih pada taraf berfikir abstrak. Pengembangan pendidikan IPS tidak hanya diarahkan
pada pengembangan kompetensi yang berkaitan dengan aspek intelektual saja.
Keterampilan sosial menjadi salah satu faktor yang dikembangkan sebagai kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa dalam pendidikan IPS. Keterampilan mencari, memilih,
mengolah dan menggunakan informasi untuk memberdayakan diri serta keterampilan
bekerjasama dengan kelompok yang majemuk nampaknya merupakan aspek yang sangat
penting dimiliki oleh peserta didik yang kelak akan menjadi warga negara dewasa dan
berpartisipasi aktif di era global.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ?
2. Apa tujuan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ?
3. Apa saja metode yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ?
4. Apa saja tema-tema pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ?
5. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran IPS dalam struktur kurikulum ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar

1
4. Untuk mengetahui tema-tema pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
5. Untuk mengetahui maksud dari pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

2
BAB II

ISI

2.1 HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai didiplin
ilmu sosial dan humanioraserta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah
dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta
didik,khususnya di tingkat dasar dan menengah.Luasnya kajian IPS ini mencakup
berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan
sosial,ekonomi,psikologi,budaya,sejarah,maupun politik.

Menurut zuraik dalam djahari(1984) hakikat IPS adalah harapan untuk mampu
membina suatu masyarakat yang baik di mana para anggotanya berkembang sebagai
insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab,sehingga oleh karenanya diciptakan
nilai-nilai.Hakikat IPS di sekolah dasarnmemberikan pengetahuan dasar dan
keterampilan sebagai media pelatihan siswa sebagai warga Negara sedini mungkin.

Jadi, hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan
realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan
pendidikan IPS diharapkan dapat melahirkan warga Negara yang baik dan bertanggung
jawab terhadap bangsa dan negaranya.Nilai-nilai yang wajib dikembangkan dalam
pendidikan IPS yaitu: nilai-nilai edukatif,praktis,teoritis,filsafat, dan kebutuhan.

Dalam kurikulum Pendidikan Dasar Tahun 1993, disebutkan bahwa IPS adalah mata
pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang di dasarkan pada bahan kajian
geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan tata Negara.Tujuan utamanya
adalah membantu mengembangkan kemampuan dan wawasan siswa yang
menyeluruh(komprehensif) tentang berbagai aspek ilmu-ilmu sosial dan
kemanusiaan(humaniora).

Secara spesifik, forum komunikasi II HISPIPSI Tahun 1991 di Yogyakarta membagi


rumusan pengertian pendidikan IPS kedalam dua bagian, yaitu pengertian pendidikan
IPS menurut versi pendidikan dasar dan menengah, dan pengertian IPS menurut versi
pendidikan tinggi atau perguruan tinggi, yang bernaung dibawah Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial(FPIPS). Pertama, menurut versi pendidikan dasar dan

3
menengah, pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu
sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Kedua, menurut versi di
perguruan tinggi, pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu dan humaniora
serta kegiatan manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis
untuk tujuan pendidikan.

Menurut Banks, pendidikan IPS tau yang dia sebut social studies, merupakan bagiana
dari kurikulum disekolah yang bertujuan untuk membantu mendewasakan siswa supaya
dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan,sikap,dan nilai-nilai salam rangka
berpatisipasi didalam masyarakat,Negara, bahkan dunia.Pendidikan IPS menurut
Jarilimek(1982: 78), yang menyatakan bahwa pada dasarnya pendidikan IPS
berhubungan erat dengan pengetahuan, keterampilan,sikap, daan nilai-nilai yang
memungkinkan siswa berperan serta ddalam kelompok masyarakat dimana ia tinggal.
Selanjutnya Buchari Alma(2003: 148)pengertin IPS sebagai suatu program pendidikan
yangmerupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam
lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya yang bahannnya diambil dari
berbagai ilmu sosial: geografi,sejarah,ekonomi,antropologi,sosiologi, politik, dan
psikologi. Menurut Fraenkel (1980: 34) pendidikan IPA ini dapat membantu para siswa
menjadi lebih mampu mengetahui tentang diri mereka dan dunia dimana mereka hidup.

Secara historis, pendidikan IPS sebagai bidang studi dalam kurikulum sekolah mulai
diajarkan di Indonesia sekitar tahun 1975 sebagai bidang studi IPS dalam kurikulum
SD,SMP, Dan SMA.

Definisi pendidikan IPS yang diberiksn oleh NCSS pada prinsipnya menjelaskan
bahwa pendidikn IPS adalh suatu kajian terpadu dari ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu
kemanusiaan untuk meningkatkan kemampuan kewarganegaraan (civic competence).

2.2 TUJUAN PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Lebih jauh lagi dalam Pendidikan IPS di kembangkan 3 aspek atau 3 ranah
pembelajaran, yaitu:

Aspek pengetahuan ( kongnitif ), keterampilan ( psikomotorik ),dan sikap ( afektif ).


Tiga aspek ini merupakan acuan yang berorientasi untuk mengembangkan pemilihan
materi,strategi,dan model pembelajaran.
4
Tujuan Pendidikan ilmu sosial dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa Pendidikan
ilmu – ilmu sosial dikembangkan atas dasar pemikiran suatu disiplin ilmu,sehingga tujuan
Pendidikan nasional dan tujuan istitusional menjadi landasan pemikiran mengenai tujuan
Pendidikan ilmu nasional.

Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi,dan trampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari – hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.

Secara perinci ,Mutakin ( 1998 ) merumuskan tujuan pembelajaran IPS di sekolah, adalah
sebagai berikut :

1. Memiliki kesadran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkugannya,melalui


pemahaman terhadap nilai – nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2. Megetahui dan memahami konsep dasar dan mampu mengunaka metode yang
diadaptasi dari ilmu – ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untukmemecahka
masalah – masalah sosial.

3. Mampu mengunakan model – model dan prosese berpikir serta membuat keputusan
untuk menyelesaika isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu dan masalah sosial, serta mampu analisi yang
kritis,selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri


agar survive dan kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

Nurhadi (1997: 13) menyebutkan bahwa ada 4 tujuan pendidika IPS, yaitu: Knowledge,
skill, attitude, dan value.

1. Knowledge, yaitu sebagai tujuan utama dari pedidikan IPS yaitu membantu para siswa
sendiri untuk mengenal diri mereka sendiri dan lingkungannya, dan mencakup geografi,
sejarah, politik, ekonomi, da sosiologi psikologi.
2. Skill, yang mencakup keterampilan berpikir (thingking skill).
3. Attitudes, yang terdiri atas tingkah laku berpikir (intelektual behavior) dan tingkah laku
sosial (sosial behavior).

5
4. Value, yaitu nilai yang terkandung didalam masyarakat yang diperoleh dari lingkungan
masyarakat maupun Lembaga pemerintahan, termasuk didalamya iia kepercayaan,nilai
ekonomi, pergaulan antar bangsa, dan ketaaatan terhadap pemerintah dan hukum.

Tujuan utama Pendidikan IPS, sebagaiman disebutkan oleh Nurhadi diatas adalah untuk
mengenal diri mereka sendiri da lingkungannya,utuk membentuk dan mengembangkan
pribadi wargaegara yang baik (good citizenahip) yang secara umum dapat digambarkan
sebagai warga negara yang mmepunyai ciri-ciri,seperti yang dikemukakan Barth and
Sheirmis sebagai berikut:

1. Memiliki sifat patrionusme, yaitu cinta tanah air ,bangsa, dan negara.

2. Mempunyai penghargaan dan pegertian terhadap nllai-nilai,peraata, dan praktik


kehidupan kemasyarakatan.

3. Memiliki sifat integritas sosial dan tagging jawab sebagai warga negara.

4. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya atautradisi yang


diwariskan oleh bangsanya.

5. Mempunyai motifvasi untuk turut serta secra aktif dalam pelaksanaa kehidupan
demokratsis.

6. Memiliki kesadran (taggap akan) masalah sosial.

7. Memiliki ide,sikap, dan keteram[pilan yang diharapkan seabgai seorang warga negara.

8. Mempuntai pengertian da penghargaan terhadap system ekonomi yang berlaku.

Secara khusus, tujuan Pendidikan IPS disekolah dapat dikelompokkka menjadi 4


komponen, sebagaimaa yang dikemukaka oleh Chapin dan Messick (1992) yaitu

1. Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan


bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

2. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencati dan mengolah


atau memperoses informasi.

3. Menolong siswa untuk mengembagkan nilai/sikap demokrasi dalam kehidupan


masyarakat.

4. Menyediakan kesempatan kepda siswa untuk berperan serta dalam kehidupan sosial.

6
Hamid hasan (1996 :98) membagi tujuan Pendidikan ilmu sosial dalam 3 kategori sebagai
berikut :

1. Pengembangan kemampuan intelektual siswa yag berorientasi pada pengembangan


kemampuan pengembagan intelektual yang berhubungan dengam diri siswa dan
jepentinga ilmu.

Tujuannya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir da memahami


ilmu sosial serta kemampuan proses dalam mencari informasi.

2. Pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan
bangsa berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat yang
dinamakan kemampuan sosial. tujuannya mengembangkan kemampuan partisipasi
dalam kegiatan-kegiatan masyarakat dan bangsa termasuk tanggung jawab sebagai
warga dunia selain itu juga mengembangkan pemahaman dan sikap positif siswa
terhadap nilai,norma, dan moral yang berlaku di masyarakat.

3. Pengembangan diri sebagai pribadi berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik
untuk kepentingan dirinya masyarakat,maupun ilmu. Tujuannya berkenaan dengan
pengembangan sikap nilai, norma, moral,yang menjadi anutan siswa dalam
pembentukan kebiasaan positif untuk kehidupan pribadinya serta sikap positif terhadap
diri untuk memacu perkembangan diri sebagai pribadi.

Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran dapat memberikan wawasan
pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun Global sehingga mampu hidup
bersama-sama dengan masyarakat lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Sekolah Dasar
sebagai lembaga formal dapat mengembangkan dan melatih potensi diri siswa yang
mampu melahirkan manusia yang andal baik dalam bidang akademik maupun dalam aspek
moralnya.

Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar berdasarkan kurikulum sekolah dasar 1945
pada kepentingan siswa ilmu dan sosial (masyarakat). Tujuan pembelajaran IPS yang
tercantum dalam kurikulum,adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti,
tujuan pendidikan IPS bukan hanya sekedar membekali siswa dengan berbagai informasi
yang bersifat hafalan kognitif saja akan tetapi pendidikan IPS harus mampu
mengembangkan keterampilan berpikir, agar siswa mampu mengkaji berbagai kenyataan
7
sosial beserta permasalahannya. Tujuan yang harus dicapai oleh siswa sekolah dasar harus
disesuaikan dengan taraf perkembangannya, yang dimulai dari pengenalan dan
pemahaman lingkungan sekitar menuju lingkungan masyarakat yang lebih luas. Dimulai
dari lingkungan terdekat menuju lingkungan yang lebih luas.

Demikian pula dalam kaitannya dengan KTSP, pemerintah telah memberikan arah yang
jelas pada tujuan dan ruang lingkup pembelajaran IPS,yaitu:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen da kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat


yang majemuk,d ditingkatkan local, nasional, dan global.

Pembelajaran IPS mempunyai misi utama yang sangat mulia sebagaimana dikemukakan
oleh djahiri (1996 : 36) yang memanusiakan manusia dan masyarakat secara fungsional
dan penuh rasa kebersamaan serta rasa tanggung jawab hendaknya Mampu menampilkan
harapan-harapan, sebagai berikut :

1. Mampu memberikan pembekalan pengetahuan tentang manusia dan seluk beluk


kehidupannya dalam astra kehidupan.

2. Membina kesadaran keyakinan dan sikap pentingnya hidup bermasyarakat dan penuh
rasa kebersamaan bertanggungjawab dan manusiawi.

3. Kondisi kehidupan masyarakat sekitar masa kini dan kelak yang diharapkan.

4. Proyeksi harapan pembangunan nasional atau daerah yang tentunya mampu dijangkau
dan diperakan siswa kini dan kelak dikemudian hari.

5. Isi dan pesan nilai moral budaya bangsa dari negara Indonesia.

Adapun tujuan pemebelajaran IPS disekolah dasar meurut Munir (1997 :132), sebagai
berikut:

1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan kelak
dimasyarakat.

8
2. Membekali anak didik dengan kemampuan megidentifikasi, menganalisis, dan
menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat.

3. Membekali anak diidk dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga


masyarakat dan bidang keilmuan serta bidang keahlian.

4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan
keilmuan terhadap pemanfaatan lingkugan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan
tersebut.

5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan


keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan,
dan teknologi.

Tujuan lain secara eksplisit, dengan mempelajari kondisi masyarakat Seperti yang
dimuat dalam pendidikan IPS ini, maka siswa akan dapat mengamati dan mempelajari
norma norma atau peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam
masyarakat tersebut, sehingga siswa mendapat pengalaman langsung adanya hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat dalam
pendidikan IPS tersebut, siswa akan memperoleh pengetahuan dari yang sederhana sampai
yang lebih luas (expanding community), yakni siswa akan mulai diperkenalkan dengan
diri sendiri (self) kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT dan RW, kelurahan atau
desa, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi, negara, negara tetangga, kemudian dunia.

Pengetahuan anak secara pasti akan berkembang Namun karena anak memiliki
berbagai potensi yang masih laten maka mereka memerlukan proses serta sentuhan-
sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka yang memulai dari potensi dirinya
kemudian belajar, akan menjadi berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu
yang semakin meluas, dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk
intervensi dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS merupakan salah satu upaya
yang akan membawa kesadaran terhadap ruang ,waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak,
khususnya dalam hal ini adalah siswa sekolah dasar.

Pendidikan IPS di sekolah dasar harus memperhatikan kebutuhan anak yang berada
pada usia berkisar antara 6- 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun. Masa usia ini, menurut
Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitif nya pada
tingkatan konkret operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh,

9
dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka
pedulikan ialah masa sekarang (konkret) dan bukan masa depan yang belum bisa mereka
pahami (abstrak) padahal bahan materi pendidikan IPS adalah dengan pesan-pesan yang
bersifat abstrak .Konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata
angin, lingkungan,ritual agama, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai,peranan,
permintaan atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS
harus diajarkan kepada siswa sekolah dasar tersebut.

Oleh karena itu, berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan
konsep-konsep abstrak itu dipahami anak. Brunner (1978 : 4 )misalnya memberikan
pemecahan berbentuk jembatan Bailey untuk mengkonkretkan abstrak yaitu dengan
enactive, iconic, dan symbolic, melalui bertentangan dengan gerak tubuh, gambar, bagan,
peta, grafik, lambang, keterangan lanjut atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat
dipahami siswa. Itulah sebabnya pendidikan IPS di sekolah dasar bergerak dari yang
konkret menuju ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang
semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan
memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari
yang dekat menuju ke yang jauh, dan seterusnya.

2.3 METODE PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Metode secara harfiah diartikan cara. Dalam pemakaian yang umum diartikan sebagai
cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan
faktar dan konsep-konsep secara sistematis. Metode dapat dianggap sebagai suatu
prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan
segala sesuatu. Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan
efektif. Sedangkan mengajar diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa
metode mengajar adalah cara atau alat yang dipakai oleh seorang pendidik dalam
menyampaikan bahan pelajaran sehingga bisa diterima oleh siswa dan juga tercapainya
tujuan yang diinginkan, atau bagaimana teknisnya pelaksaan proses belajar mengajar.

10
Metode Pembelajaran IPS berpijak pada aktivitas yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta
prinsip IPS secara holistis dan autentik. Melalui pembelajaran IPS, peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan
demikian, siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan metode yang akan diterapkan dalam


proses pembelajaran :

Dalam pemilihan atau penetapan metode yang akan diterapkan dalam proses
pembelajaran, maka hendaknya memerhatikan faktor faktor yang dapat memengaruhinya,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Subiyanto (1990 : 71) berikut:

1. Metode hendaknya sesuai dengan tujuan. Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun metode dengan tujuan saling
berhubungan. Artinya, metode harus menunjanh pencapaian tujuan pengajaran. Bila
tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut.

2. Metode hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran. Metode pengajaran untuk


mata pelajaran yang satu berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Bahan pelajaran
dapat dianggap sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru untuk menentukan metode
mengajar yang akan digunakan.

3. Metode hendaknya diadaptasikan dengan kemampuan siswa. Menyesuaikan metode


mengajar dengan kemampuan siswa, didasaekan pada tingkat atau jenjang pengajaran.
Metode dalam mengajarkan perkembangan untuk siswa sekolah dasar akan berbeda
dengan siswa sekolah menengah. Selain itu juga, penyesuaian metode mengajar itu
menyangkut pemilihan media yang dimanfaatkan. Seyogianya guru memanfaatkan
media yang berbeda dalam mengajar di sekolah dasar, karena terdapat perbedaan
kematangan siswa yang bervariasi memengaruhi pemilihan dan penentuan metode
pengajaran.

2. Metode Pengajaran dalam IPS di Sekolah Dasar

Metode pengajaran IPS dapat di bagi dua klasifikasikan yaitu metode yang
interaksi edukatifnya berlangsung di dalam kelas misalnya metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, demonstrasi, aksperimen, sosiodrama, rool playing, dan tugas atau

11
resitasi serta kerja kelompok dan interaksi yang edukatif yang berlangsung di luar kelas
misalnya metode karya wisata dan observasi.

1. Metode Interaksi Edukatif Dalam Kelas

a. Metode ceramah

Menurut Tjipto Utomo &Ruitjen : 1982, metode ceramah merupakan bentuk


pengajaran dimana guru mengalihkan informasi kepada sekelompok besar siswa
dengan cara yang utama bersifat verbal atau kata-kata.

b. Metode tanya-jawab

Metode tanya jawab adalah suatu format interaksi antara guru dengan siswa melalui
kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respon lisan dari
siswa, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa.

c. Metode Diskusi atau Metode Musyawarah

Metode diskusi dalam pembelajaran IPS adalah suatu cara penyajian materi
pelajaran dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah, baik berupa pernyataan
maupun berupa pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas atau dipecahkan
oleh siswa secara bersama-sama.

d. Metode Penugasan (Pemberian tugas)

Metode penugasan adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dimana guru


memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan
laporan sebagai hasil dari tugas yang dihasilkannya.

e. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok merupakan format belajar mengajar yang menitikberatkan


kepada interaksi antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu
kelompok, guna menyelesaikan tugas secara bersama-sama.

f. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan format belajar mengajar yang sengaja mempertunjukan atau


memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang
lain kepada seluruh atau sebagian siswa.

g. Metode Eksperimen (Percobaan)

12
Eksperimen adalah format interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika induksi
untuk menyimpulkan pengamatan terhadap proses atau hasil percobaan.

h. Metode Simulasi

Simulasi merupakan format interaksi belajar mengajar dalam pengajaran IPS yang
didalamnya menampakan adanya prilaku pura-pura(simulasi) dari orang yang
terlibat dalam proses pembelajaran atau suatu peniruan situasi tertent, sehingga
siswa dapat memahami konsep, prinsip-prinsip keterampilan, nilai dan sikap dari
sesuatu dari yang sedang disimulasikan.

i. Metode Inquiri dan Discovery

Metode Inquiri dan Discovery dalam pembelajaran merupakan suatu prosedur yang
menekankan belajar secara individual dimana siswa berusaha melakukan aktivitas
sendiri untuk mencari dan meneliti sesuatu sebelum menarik suatu kesimpulan.

2. Metode Interaksi Edukatif di Luar Kelas

a.Metode Karyawisata

Metode karyawisata merupakan suatu kegiatan belajar mengajar dimana siswa


dibawa ke suatu objek di luar kelas untuk mengkaji atau mempelajari suatu masalah
yang berhubungan dengan materi pelajaran atau dengan kata lain karyawisata
merupakan suatu upaya mendekatkan atau membawa diri siswa kepada kehidupan
nyata yang menjadi sumber belajar bagi para siswa.

b. Metode Observasi

Merupakan kelanjutan atau alat yang diperlukan pada saat pelaksanaan karyawisata.

Metode observasi adalah format pembelajaran di mana siswa dibawa ke luar kelas
untuk mengamati suatu objek atau peristiwa kemudian merekamnya dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

3. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan guru dalam memilih metode


pembelajaran IPS di sekolah dasar

Dalam memilih metode pembelajaran IPS di sekolah dasar, berdasarkan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru diharapkan memerhatikan prinsip-prinsip
berikut:

13
1. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta
didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam
pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar
tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai
kompetensi.

2. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam kompetensi dasar


dan standar kompetensi tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari
sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.

3. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap


siswa. Siswa memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam.
Oleh karena itu, dalam kelas dengan jumlah siswa tertentu, guru perlu memberikan
layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan siswanya.

4. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus-menerus menerapkan prinsip


pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang
ditetapkan. Siswa yang belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang
sudah tuntas diberikan layana pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi
berikutnya.

5. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga siswa menjadi


pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
Oleh karena itu, guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan
permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan siswa dan lingkungan.

6. Pembelajaran dilakukan dengan multistrategi dan multimedia sehingga memberikan


pengalaman belajar yang beragam bagi peserta didik.

7. Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber.

Jadi, metode pembelajaran IPS yang dikembangkan hendaknya memerhatikan


karakteristik siswa yang memberikan ruang kepada siswa untuk dapat secara terbuka
menganalisis dan menjelaskan nilai-nilai yang berhubungan dengan masyarakat,
memutuskan tindakan, dan mengambil tindakan dengan keputusan yang reflektif.

14
2.4 TEMA-TEMA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah mulai dari sekolah
dasar sampai sekolah menengah dengan menyajikan materi yang mengkaji seperangkat
peristiwa,fakta,konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial.

Secara garis besar, tema- tema pendidikan IPS di sekolah dasar dapat diklasifikasikan
menjadi 3 bagian besar, yang masing-masing memiliki tujuan yang berbeda, yaitu :

1. Pendidikan IPS sebagai pendidikan nilai ( value education ) , yakni :

- Mendidikkan nilai- nilai yang baik, yakni merupakan norma-norma keluarga dan
masyarakat

- Memberikan klasifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa

- Nilai-nilai inti atau nilai utama ( core values ) seperti menghormati hak-hak
perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan martabat manusia ( the dignity of man and
work , sebagai upaya membangun kelas yang demokratis.

2. Pendidikan IPS sebagai pendidikan multikultural ( multicultural education ), yakni :

- Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar

- Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama, yang menjadikan kekayaan budaya


bangsa

- Persamaan dan keadilan dalam perlakuan terhadap kelompok etnik atau minoritas

3. Pendidikan IPS sebagai pendidikan Global ( global education ), yakni :

- Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan perbedaan di dunia

- Menanamkan kesadaran ketergantungan antarbangsa

- Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar


bangsa di dunia

- Mengurangi kemiskinan, kebodohan, perusakan lingkungan

Ruang lingkup materi pelajaran IPS di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah yang
tercantum dalam kurikulum, Menurut Depdiknas ( 2006 ), sebagai berikut :

1. Madrasah,tempat, dan lingkungan.

2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.

15
3. Sistem sosial dan budaya.

4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

2.5 PEMBELAJARAN IPS DALAM STRUKTUR KURIKULUM

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada jenjang pendikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. SKL pada
pendidikan sekolah dasar untuk IPS, sesuai petunjuk dari Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006, sebagai berikut:

1. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.

2. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di
lingkungan sekitarnya.

3.Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.

4. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan guru

5. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-


hari.

6. Menunjukkan gejala alam dan sosial di lingkungan sekitarnya.

7. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

8. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan Tanah Air
Indonesia.

9. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang.

Dari berbagai strandar kelulusan tersebut di atas dapat dipahami bahwa program
pendidikan IPS bertujuan untuk menciptakan lulusan atau siswa yang memiliki sikap,
etika, kepribadian, serta pengetahuan dan keterampilan yang paripurna, yang tidak
hanya terampil tangannya saja, tetapi juga lembut hatinya, dan cerdas otaknya.

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Secara sederhana istilah pembelajaran (instruction) adalah upaya untuk


membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi,
metode, dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana untuk
mengkondisikan seseorang atau sekelompok orang agar bisa belajar dengan baik. Oleh
sebab itu, unsur utama pembelajaran adalah siswa bukan guru. Pembelajaran pada
hakikatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik
antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang saling terkait
dalam proses belajar mengajar dan efektivitasnya dapat tercapai dengan memanfaatkan
sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran IPS dapat menggunakan buku sumber
(buku teks, majalah atau koran dan media massa lainnya), media dan alat pengajaran,
situasi dan kondisi kelas serta lingkungan. Mengajar adalah segala upaya yang
disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses
belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Belajar adalah sebagai proses perubahan
perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan perilaku dalam proses
belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Bagi guru IPS buku sumber
bukan satu-satunya sumber pembelajaran yang dapat digunakan, karena buku sumber
pada umumnya memuat informasi yang sudah lama. Media dan alat peraga dalam
pengajaran merupakan sumber pembelajaran yang dapat membantu guru dalam
melaksanakan perannya sebagai demonstator. Manfaat media atau alat pembelajaran
adalah: mengurangi verbalisme, memusatkan perhatian siswa, mudah diingat,
membantu pemahaman siswa serta mendorong untuk melakukan diskusi. Media
pembelajaran digolongkan atas 3 kelompok yaitu : media dengar (visual aids), media
pandang (auditive aids), dan media raba atau gerak (motor aids). Tetapi dalam
pelaksanaannya terdapat multi media yang mencakup ketiga jenis media tersebut.

17
Daftar Pustaka
Susanto, A. Teori BELAJAR & PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR EDISI
KEDUA. Jakarta, Prenadamedia Group (Divisi Kencana).

18

Anda mungkin juga menyukai