Diajukan Guna Memenuhi Tugas Pengganti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Supervisi Lembaga Pelayanan Sosial D2
Oleh:
190910301064
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berisi “Supervisi Penyelenggara Pelayanan Sosial Disabilitas“
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Supervisi Lembaga Pelayanan Sosial Kelas D2
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari disabilitas?
2. Apakah kebutuhan dan hak dari penyandang disabilitas?
3. Apakah pelayanan sosial yang dapat diberikan untuk penyandang
disabilitas?
4. Apakah peran pekerja sosial dalam pelayanan sosial disabilitas?
5. Bagimanakah pelaksanaan supervisi lembaga pelayanan sosial disabilitas?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari disabilitas
2. Untuk memahami kebutuhan dan hak penyandang disabilitas
3. Untuk memahami pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas
4. Untuk memahami peran pekerja sosial dalam pelayanan sosial bagi
penyandang disabilitas.
5. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi lembaga pelayanan
sosial disabilitas.
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa
jurusan kesejahteraan sosial dalam memahami ruang lingkup pekerja sosial
dalam praktek pelayanan sosia bagi penyandang disabilitas. Dan bagi para
pembaca dari kaum awam dapat bermanfaat untuk mengetahui bahwa
penyandang disabilitas juga mempunyai hak yang sama dengan kita.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Penyandang Disabilitas Sensorik adalah terganggunya salah satu
fungsi dari panca indera, antara lain disabilitas netra, disabilitas
rungu, dan/atau disabilitas wicara.
Selain empat ragam penyandang disabilitas di atas, pemerintah juga
menjelaskan mengenai Penyandang Disabilitas ganda atau multi,
yaitu Penyandang Disabilitas yang mempunyai dua atau lebih ragam
disabilitas, antara lain disabilitas rungu-wicara dan disabilitas netra-tuli.
4
yang sah; c. Penghormatan rumah dan keluarga; d. mendapat
Pelindungan terhadap kehidupan pribadi dan keluarga; dan e.
dilindungi kerahasiaan atas data pribadi, suratmenyurat, dan bentuk
komunikasi pribadi lainnya, termasuk data dan informasi
kesehatan.
8. Hak Keadilan dan Perlindungan Hukum
9. Hak Pendidikan
10. Hak Pekerjaan, Kewirausahaan, dan Koperasi
11. Hak Kesehatan
Hak kesehatan untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak: a.
memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah diakses dalam
pelayanan kesehatan; b. memperoleh . . . - 13 - b. memperoleh
kesamaan dan kesempatan akses atas sumber daya di bidang
kesehatan; c. memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau; d. memperoleh
kesamaan dan kesempatan secara mandiri dan bertanggung jawab
menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya; e. memperoleh Alat Bantu Kesehatan berdasarkan
kebutuhannya; f. memperoleh obat yang bermutu dengan efek
samping yang rendah; g. memperoleh Pelindungan dari upaya
percobaan medis; dan h. memperoleh Pelindungan dalam penelitian
dan pengembangan kesehatan yang mengikutsertakan manusia
sebagai subjek.
12. Hak Keolahragaan
13. Hak Aksesibilitas
14. Hak Kesejahteraan Sosial
Hak kesejahteraan sosial untuk Penyandang Disabilitas meliputi
hak rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial.
15. Hak Pelayanan Publik
16. Hak Habilitasi dan Rehabilitasi
5
Hak habilitasi dan rehabilitasi untuk Penyandang Disabilitas
meliputi hak: a. mendapatkan habilitasi dan rehabilitasi sejak dini
dan secara inklusif sesuai dengan kebutuhan; b. bebas memilih
bentuk rehabilitasi yang akan diikuti; dan c. mendapatkan habilitasi
dan rehabilitasi yang tidak merendahkan martabat manusia.
17. Hak Hidup Secara Mandiri dan Dilibatkan dalam Masyarakat
18. Hak Berekspresi, Berkomunikasi, dan Memperoleh Informasi
19. Hak Bebas dari Diskriminasi, Penelantaran, Penyiksaan, dan
Eksploitasi
Hak dan kebutuhan tersebut tentunya harusdipenuhi oleh negara karena
memang penyandang disabilitas juga merupakan warga negara yang wajib
untuk mendapatkan pelayanan yang sama dengan masyarakat lainnya, selain
itu hak hak tersebut juga harus di ketahui oleh seluruh masyarakat indonesia,
hal tersebut agar memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat bahwa
penyandang disabilitas juga memiliki hak yang sama meskipun mereka
memiliki kekurangan.
6
penyandang disabilitas mendapatkan multi layanan sosial. Multi layanan
sisini bermakna proses pelayanan rehabilitasi sosial dan atau vokasional
penyandang disabilitas di dalam Balai Besar atau panti sosial yang
diselenggarakan secara profesional berdasarkan profesi pekerjaan sosial dan
bidang profesi lainnya di mana penerima manfaat berasal dari berbagai jenis
kedisabilitasan. Tidak semua lembaga pelayanan sosial dapat menjalankan
program multi layanan bagi para penyandang disabilitas, terdapat beberapa
karakteritik lembaga yang dapat melakukan multi layanan yaitu :
a. Memiliki petugas dengan kualifikasi keterampilan yang bersifat
multi layanan.
b. Memiliki sarana dan prasarana yang mendukung multi layanan.
c. Memberikan pelayanan kepada klien dengan berbagai jenis
kedisabilitasan.
d. Kapasitas tampung lembaga pelayanan rehabilitasi sosial dan atau
vokasional penyandang disabilitas.
7
kepada penyandang disabilitas yang meliputi aspek fisik, sosial dan
mental.
b) Sebagai pusat pendidikan dan pelatihan.
Lembaga pelayanan sosial penyandang disabilitas diharapkan
melaksanakan fungsi pendidikan dan pelatihan bagi penyandang
disabilitas, petugas dan masyarakat yang peduli terhadap
penyandang disabilitas.
c) Sebagai pusat informasi dan rujukan.
Lembaga pelayanan Sosial Penyandang Disabilitas juga berfungsi
sebagai media informasi, sekaligus sebagai pusat rujukan bagi
pelayanan penyandang disabilitas.
d) Sebagai pusat pengembangan model.
Lembaga pelayanan sosial penyandang disabilitas melaksanakan
fungsi pengembangan model-model pelayanan rehabilitasi sosial
dan atau vokasional sebagai upaya peningkatan kualitas dan jenis
pelayanan.
8
para penyandang masalah masalah kesejahteraan sosial, salah satunya adalah
penyandang disabilitas, pekerja sosial sendiri Memiliki latar belakang
pendidikan kesejahteraan sosial atau yang telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan pekerjaan sosial. Khusus bagi lembaga pelayanan yang dikelola
oleh pemerintah, disesuaikan dengan Kepmenpan RI Nomor
KEP/03/M.PAN/I/2004 tentang Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Angka
Kreditnya. Dalam proses pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas
pekerja sosial dapat melakukan intervensi yaitu berupa rehabilitasi. Dalam
prakteknya pekerja sosial dapat menggunakan beberapa metode rehabilitasi
yaitu :
1. Pekerjaan Sosial dengan Individu (Social Case Work).
Pekerjaan Sosial dengan individu adalah suatu proses pelayanan
profesional yang diberikan oleh pekerja sosial kepada penyandang
disabilitas secara perorangan yang mengalami permasalahan psikososial
yang mengganggu peranan sosialnya. Metode ini bertujuan untuk
membantu penyandang disabilitas dalam pemenuhan kebutuhan,
menghadapi dan memecahkan masalahnya serta meningkatkan
kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungannya, sehingga terjalin
relasi sosial yang efektif dan efisien.
a. Jenis-jenis pelayanan rehabilitasi sosial dan vokasional yang diberikan
1) Intervensi Krisis
Pelayanan diberikan dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh
atas kejadian yang sifatnya menekan dan merusak serta membantu
memobilisasi kemampuan-kemampuan psikologis serta sumber-
sumber sosial dari orang-orang yang terlibat.
2) Terapi Perilaku (Behavior Therapy).
Pelayanan diarahkan pada pengubahan perilaku melalui prinsip-
prinsip teori belajar.
3) Intervensi Lingkungan (Milieu Treatment).
9
Penciptaan suatu lingkungan hidup atau belajar dengan menggunakan
peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari
untuk mengajarkan perilaku yang diinginkan.
4) Terapi Bermain (Play Therapy).
Terapi dilakukan dengan menggunakan situasi permainan yang
sesuai dengan perilaku.
5) Terapi Realitas kemampuan penyandang disabilitas untuk tujuan
pengubahan (Reality Therapy).
Terapi dilakukan untuk membantu penyandang disabilitas atau
keluarganya untuk menghadapi kenyataan dalam pemenuhan
kebutuhan- kebutuhan dasarnya.
6) Konseling.
Dalam kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial dan vokasional
penyandang disabilitas, konseling menjadi salah satu bagian kegiatan
penting dan sangat bermanfaat untuk memperkuat kesanggupan dan
kapasitas penerima manfaat dalam mengikuti pelayanan rehabilitasi
sosial dan vokasional. Konseling membantu penyandang disabilitas
dalam mengatasi kesulitan atau memecahkan masalahnya,
memantapkan integritas kepribadiannya dan membantu keluarga
membangun saling pengertian, sikap dan penerimaan terhadap
penyandang disabilitas.
7) Kunjungan rumah (Home Visit)
Kunjungan rumah kepada keluarga penyandang disabilitas untuk
mengetahui kondisi sosial penyandang disabilitas dan keluarganya,
dalam rangka mengikutsertakan keluarga dalam pelayanan rehabilitasi
sosial dan vokasional penyandang disabilitas.
10
pendekatan kelompok dipandang efektif untuk mengatasi masalah
psikososial yang dialami penyandang disabilitas.
11
4) Penggalangan dana (fundrising).
Dalam pemberian pelayanan rehabilitasi sosial dan vokasional
penyandang disabilitas, pekerja sosial perlu melakukan pendekatan
kepada pihak-pihak lain, termasuk dunia usaha agar bersedia
berpartisipasi dalam pendanaan program pelayanan rehabilitasi sosial
dan vokasional penyandang disabilitas.
12
3) Untuk lembaga pelayanan rehabilitasi sosial dan vokasional milik
organisasi sosial/LSM dapat di supervisi oleh lembaga yang menjadi
naungan lembaga pelayanan tersebut dan dapat juga disupervisi oleh
pihak-pihak yang berkompeten (Instansi Sosial Pusat/Daerah).
2. Evaluasi
Kegiatan Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui apakah program kerja
yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Jika
program tersebut belum mencapai hasil yang memuaskan, maka perlu
perbaikan atau penyempurnaan, baik metode, sistem, sumber daya manusia
maupun sarana dan prasarana, untuk mencapai tujuan secara efektif. Kegiatan
ini dilaksanakan secara berkala. Materi yang dievaluasi meliputi :
a. Proses penyelenggaraan pelayanan
b. Pencapaian indikator keberhasilan dan tujuan
c. Faktor faktor yang mempengaruhi (pendukung dan penghambat)
13
3. Pelaporan
Pelaporan merupakan penyampaian informasi tentang kegiatan, baik
secara lisan maupun tertulis tentang proses kegiatan pelayanan rehabilitasi
sosial penyandang disabilitas yang telah dilaksanakan, sebagai bahan
masukan untuk mengadakan evaluasi serta untuk penyusunan kebijakan baru.
Melalui laporan dapat diketahui tentang dukungan maupun hambatan yang
dihadapi serta alternatif-alternatif yang diajukan untuk pemecahan masalah.
14
20. Indikator keberhasilan dari segi kegiatan pelayanan
a. Terlaksananya pelayanan rehabilitasi sosial dan vokasional
penyandang disabilitas sesuai dengan rencana.
b. Meningkatnya kesiapan perangkat pelayanan dalam melaksanakan
multi layanan meliputi :
1) Petugas Pelaksana :
a) Meningkatnya profesionalitas dalam pelaksanaan tugasnya
b) Meningkatnya kemampuan berkomunikasi dengan klien
(seperti mampu berbahasa isyarat, mengusai huruf braille,
mampu mengoperasionalkan komputer bicara)
c) Meningkatnya pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab
masing masing
2) Fasilitas
a) Meningkatnya aksesibilitas di lembaga pelayanan multi
layanan (antara lain : adanya ramp untuk penggunaan kursi
roda, ada tanda – tanda huruf braille, ada tanda untuk rungu
wicara, ada lift berbicara, pegangan toilet khusus)
b) Meningkatnya kapasitas tampung lembaga pelayanan untuk
klien (penerima manfaat)
c) Meningkatnya kegiatan rujukan di lembaga pelayanan multi
layanan
d) Meningkatnya jumlah lembaga pelayanan rehabilitasi sosial
dan vokasional yang melaksanakan multi layanan.
e) Meningkatnya fasilitas pelayanan dan rehabilitasi sosial dan
vokasional di lingkungan lembaga pelayanan.
15
c) Meningkatnya jumlah masyarakat yang mengetahui tentang
lembaga multi layanan.
d) Meningkatnya jumlah perusahaan/lembaga yang menerima
tenaga kerja penyandang disabilitas.
e) Meningkatnya jumlah penyandang disabilitas sebagai kader
RBM di Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan
fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang
dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan
kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara
lainnya berdasarkan kesamaan hak. Oleh karenanya mereka membutuhkan
kebutuhan khusus dalam kehidupan sehari harinya. Oleh karena itu
dibutuhkan pelayanan sosial khusus bagi penyandang disabilitas agar mereka
dapat menjalankan memudahkan mereka. Salah satu pelayanan sosial
disabilitas yang dapat dilakukan oleh lembaga baik panti maupun non panti.
Lembaga Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial adalah lembaga yang
melaksanakan pelayanan rehabilitasi sosial dan atau vokasional penyandang
cacat. Untuk meningkatkan pelayanan sosial dilembaga pelyanan sosial
dibutuhkan adanya peran dari supervisi, Supervisi merupakan salah satu
fungsi manajemen, berkaitan dengan pelayanan dalam lembaga pelayanan
dan luar lembaga pelayanan, yang esensinya dari kegiatan tersebut
menekankan pada optimalisasi pelayanan dan tanggung jawab terhadap
pengelolaan pendanaan. Indikator supervisi, monitoring, dan evaluasi adalah
akuntabilitas semua kegiatan yang dilaksanakan dalam pelayanan. Hal ini
sebagai bentuk pertanggung jawaban dari penyelenggara pelayanan terhadap
masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
18