KEPERAWATAN KOMUNITAS
KELOMPOK IV
KELAS C 2019
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2021-2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahiim..
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas Rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul ”Asuhan
Keperawatan Komunitas” yang merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan
Komunitas”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat beberapa kekurangan,
hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di
masa yang akan datang, karena manusia yang mau maju adalah orang yang mau menerima
kritikan dan belajar dari suatu kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga Makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Komunitas” mendapat ridho dari Allah SWT, dan dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin....
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
iii
2.4.4 Tahapan Program Evaluasi ........................................................................................... 27
2.4.5 Metode/ Alat Program Evaluasi ................................................................................... 29
2.5 Proses Belajar Mengajar Dikomunitas ................................................................................ 30
2.5.1 Definisi ......................................................................................................................... 30
2.5.2 Proses Belajar Mengajar Dikomunitas ......................................................................... 31
2.5.3 Perencanan Pembelajaran ............................................................................................. 32
2.6 Terapi Tradisional Dikomunitas.......................................................................................... 32
2.6.1 Definisi ......................................................................................................................... 32
2.6.2 Tujuan Pengobatan Tradisional .................................................................................... 33
BAB III ......................................................................................................................................... 35
PENUTUP..................................................................................................................................... 35
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 35
3.2 Saran .................................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada masyarakat, baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Sedangkan proses keperawatan adalah
metode yang sistematis untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah kesehatan dan
membuat rencana keperawatan yang bertujuan mengatasi masalah tersebut.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah,
sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat melalui langkah-langkah:
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
Praktik keperawatan berbasis komunitas merupakan sebuah kerja sama, model praktik
yang dirancang untuk memenuhi perawatan kesehatan komunitas. Suatu komunitas yang sehat
memiliki unsur-unsur yang dapat membatu manusia mempertahankan kualitas hidup dan
produktivitas yang tinggi. Sebagai contoh, keamanan dan akses fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan unsur yang memungkinkan manusia berfungsi produktif dalam masyarakat. Dengan
berkembangnya kerja sama pelayanan kesehatan masyarakat, keperawatan merupakan posisi
strategis yang berperan penting dalam penyampaian pelayanaan kesehatan dan untuk
meningkatkan kesehatan komunitas. (Perry&Potter,2010)
Tujuan dari asuhan keperawatan, memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada
semua orang yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional,
menjamin semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan klien, melibatkan klien dalam
perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan, memelihara hubungan kerja yang efektif
1
dengan semua anggota tim kesehatan dan meningkatkan status kesehatan masyarakat. Ciri-ciri
keperawatan komunitas, yaitu perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan kesehatan
komunitas, Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care), Focus pelayanan
pada upaya promotif dan preventif. Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan komunitas
kepada klien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi kemandirian.
Praktek keperawatan komunitas merupakan aspek penting dari reformasi kesehatan masa
kini. Sepanjang sejarah, disiplin keperawatan telah memberikan kontribusi untuk promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, dan penahanan penyakit menggunakan determinan sosial dari
pendekatan kesehatan.
Peran perawat sudah termasuk praktik keperawatan klinis, konsultasi, tindak lanjut
pengobatan, pendidikan pasien dan pencegahan penyakit. Ini telah meningkatkan ketersediaan
pelayanan kesehatan, mengurangi gejala penyakit kronis, peningkatan efektivitas biaya dan
peingkatan pelanggan layanan-layanan kesehatan (Kemppainen, 2012)
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya
pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam
kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Peran, Fungsi Dan Etika Perawat Dalam Keperawatan Komunitas
2. Bagaimana Proses Keperawatan Komunitas
3. Bagaimana Standart Praktik Dalam Keperawatan Komunitas
4. Bagaimana Program Evaluasi Dalam Keperawatan Komunitas
5. Bagaimana Proses Belajar Mengajar Dikomunitas
6. Bagaimana Terapi Tradisional Dikomunitas
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami Peran, Fungsi Dan Etika Perawat Dalam
Keperawatan Komunitas
2. Untuk mengetahui dan memahami Proses Keperawatan Komunitas
2
3. Untuk mengetahui dan memahami Standart Praktik Dalam Keperawatan Komunitas
4. Untuk mengetahui dan memahami Program Evaluasi Dalam Keperawatan Komunitas
5. Untuk mengetahui dan memahami Proses Belajar Mengajar Dikomunitas
6. Untuk mengetahui dan memahami Terapi Tradisional Dikomunitas
Dapat menggunakan makalah ini sebagai bahan bacaan maupun referensi khususnya
tentang Keperawatan Komunitas
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Peran, Fungsi Dan Etika Perawat Dalam Keperawatan Komunitas
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat
atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu
seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang
karena sakit, injury dan proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat yang
bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan
atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes
RI,2002).
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik
dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21)
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh sesorang terhadap orang lain, dalam hal
ini peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan, melakukan pembelaan kepada klien,
sebagai pendidik tenaga perawat dan masyarakat, koordinator dalam pelayanan
Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan profesional memiliki peran sebagai
pemberi asuhan,pendidik, advokat klien, konselor, agen pengubah, pemimpin, manajer, manajer
kasus, serta peneliti dan pengembang praktik keperawatan (Gangadharan, Narwal, &
Gangadharan, 2017; Pasthikarini, Wahyuningsih, & Richard, 2018). Sistem pelayanan
keperawatan diupayakan agar pelayanan keperawatan lebih mudah untuk diakses, meningkatnya
perawatan diri, kemandirian masyarakat, tersedianya proses deteksi dini masalah kesehatan dan
terjaminya pemerataan pelayanan kesehatan yang lebih baik. (Tongmuangtunyatep et al., 2017)
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya.
Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Fungsi Perawat dalam melakukan
pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang di
lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang
di miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian
4
Pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian,
Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi
sosial tertentu.Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat
dalam pratik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara
profesional sesuai dengan kode etik profesional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai
ciri terpisah untuk kejelasan.
5
c) Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mendiagnosis
keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.
2. Client Advocate (Pembela Klien) Tugas perawat :
a) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga
b) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien Seorang pembela
klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty,
1998 :140).
3. Conselor Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Peran perawat
a) Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan
sehat sakitnya.
b) Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar”dalam merencanakan
metode
c) Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu
atau keluarga
d) Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
4. Educator Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru
membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara
guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau
keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya (Redman, 1998 : 8
Collaborator Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan
cara bekerja bekerja sama dengan tim kesehatan kesehatan yang terdiri
terdiri dari dokter fisioterapis, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan penentuan bentuk pelayanan
pelayanan selanjutnya selanjutnya dalam kaitannya kaitannya membantu
membantu mempercepat penyembuhan klien.
6
5. Coordinator Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :
a) Untuk memenu Untuk memenuhi asuhan hi asuhan kesehatan secara
kesehatan secara efektif, efisien dan efektif, efisien dan
menguntungkan klien.
b) Pengaturan Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas seluruh aktifitas
atau penanganan penanganan pada klien.
c) Menggunakan keterampilan perawat untuk Mengidentifikasi masalah,
mengkaji motivasi pasien dan membantu klien untuk berubah,
menunjukan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternative,
mengkaji sumber daya menunjukan peran membantu, membantu,
membina membina dan mempertahankan mempertahankan hubungan
hubungan membantu membantu membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner Torney).
Consultant Perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien
terhadap masalah yang dialami oleh pasien atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan.
7
masalah kesehatan yang timbul serta dampaknya terhadap status kesehatan
melalui :
a) Kenjungan rumah
b) Pertemuan-pertemuan
c) Observasi
d) Pengumpulan data.
4. Koordinator Yankes ( Coordinator of Servises ) Mengkoordinir seluruh kegiatan
upaya pelayanan kesehatan masyarakat dalam mencapai tujuan kesehatan melalui
kerja sama dengan tim kesehatan lainnya sehingga diharapkan terciptanya
keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan
kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah.
5. Sebagai Pembaharu ( Inovator ) Pembaharu terhadap individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas. Serta merubah perilaku dan pola hidup agar
tercapainya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan yang optimal.
6. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan Perawat komunitas berperan serta dalam
memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan peran serta individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya yankes yang dilaksanankan oleh
masyarakat. Misalnya kegiatan posyandu, mulai dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap penilaian,
penilaian, serta ikut berpartisipasi berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan
dang pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.
7. Sebagai Panutan ( Role Model ) Perawat komunitas dapat memberikan contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat tentang bagaimana bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh dicontoh oleh masyarakat.
8. Sebagai Tempat Bertanya ( Fasilitator ) Perawat komunitas sebagai tempat
bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan
berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan/keperawatan yang dihadapi
sehari-hari.Perawat komunitas juga dapat membantu memberikan jalan keluar
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
8
Perawat komunitas sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit yankes
dan instansi terkait.
Sebagai Pengelola ( Manager ) Perawat komunitas dapatmengelola berbagai kegiatan yankes dan
masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diemban kepadanya. Perawat
komunitas juga mengkoordinasikan upaya-upaya kesehatan yang dijalankan, melalui puskesmas
sebagai institusi pelayanan dasar utama, baik di dalam atau di luar gedung ataukah di keluarga,
terhadap kelompok-kelompok khusus seperti kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas/menyusui, anak balita, usia lanjut, sesuai dengan peran, fungsi dan tanggung jawabnya.
9
3. Fungsi Interpenden
Fungsi perawat dalam interpenden ini bahwasannya tindakan
perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim
kesehatan lainya. Fungsi ini tmapak ketika perawat bersama tenaga
kesehatan lainya melakukan kolaborasi dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang bertujuan mengupayakan kesembuhan pasien. Mereka
biasanya bergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh seorang tenaga
medis. Sebagai sesama tenaga kesehatan, masing-masing pelayanan
tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien dengan bidang ilmunya.
Dalam kolaborasi ini, pasien menjadi fokus upaya
pelayanankesehatan. Hal ini dapat dicontohkan dalam penanganan ibu
hamil yangmenderita DM / diabetes mellitus, perawat bersama tenaga gizi
berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan kebutuhan
makananyang diperlukan bagi ibu dan perkembangan janin. Ahli gizi
memberikankontribusi dalam perencanaan makanan dan perawat
mengajarkan pasienmemilih makan sehari-hari. Dalam fungsi ini, perawat
bertanggung jawabsecara bersama-sama dengan tenaga kesehatan lain
terhadap kegagalan pelayanan kesehatan terutama untuk bidang
keperawatannya
10
mencakup seluruhsiklus kehidupan, sampai pada tingkat masyarakat, yang
jugamencerminkan pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada
tingkatsistem organ fungsional sampai molecular. Kegiatan ini dilakukan
dengandiprakarsai oleh perawat, dan perawat bertanggung jawab serta
bertanggung gugat atas rencana dan keputusan tindakannya.
2. Fungsi dependent
Kegiatan ini dilakukan atau dilaksanakan oleh seorang perawat
atasinstruksi dari tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, radiology
danlainnya).
3. Fungsi interdependent
Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan
baikdalam keperawatan maupun kesehatan.
1. Konsep Etika
Definisi Etik (ethics) berasal berasal dari bahasa yunani ethos yang
berati adat, kebiasaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus
Webster, etik adalah ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk
secra moral. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa etika adalah
ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaiaman harusnya manuasi hidup
di dalam masyrakat, yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-
prinsip prinsip-prinsip yang menentukan menentukan tingkah tingkah laku
yang benar, yaitu baik dan buruk, serta kwajiban dan tanggung jawab. Jadi
etika berhubungan dengan pertimbangan membuat keputusan terhadapa suatu
perbuatan karena tidak ada undang-undang dan peraturan yang menegaskan
apa yang harus dilakukan moral.
Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Keputusan perawat seharusnya berdasarkan kode etik sebagai
standar yang dapat diukur dan di evaluasi melalu perilaku moral perawat.
Sementara itu, etika keperawatan kesehatan komunitas adalah etika
pengambilan keputusan berdasarkan moral, pengetahuan tentang hak klien,
11
dan tanggung jawab profesi. Hak klien atas kesehatan merupakan hak yang
bersifat alami, dimana tiap masyarakat berhak memperoleh derajat kesehatan
seoptimal mungkin. Hak atas pelayanan kesehatan merupakan hak untuk
mendapatkan pelayanan atas barang dan jasa kesehatan yang berupa :
a) Hak untuk mendapatkan pelayanan yang terhormat
b) Memperoleh informasi pengobatan yang lengkap
c) Informasi untuk suatu persetujuan
d) Penolakan pengobatan
e) Minta dilayani
f) Penolakan partisipasi riset
g) Kesinambungan pelayanan
h) Informasi tentang peraturan
2. Dasar pemikiran etika
Etika adalah kode perilaku yang berhubungan dengan apa yang baik dan
tidak baik dengan kewajiban kewajiban moral. Prinsip Prinsip benar dan salah
dalam suatu tindakan didasarkan perilaku yang bersumber pada moral sanksi
yang diberikan, bukan sanksi hukum, tetapi sanksi moral.
3. Tujuan etika profesi keperawatan
Tujuan dibuatnya etika pada profesi keperawatan adalah sebagai berikut
a) Menciptakan kepercayaan klien pada perawat
b) Menciptakan kepercayaan pada sesame perawat
c) Menciptakan kepercayaan masyarakat pada profesi perawat
4. Prinsip Etika
Prinsip- prinsip dasar dan etika dalam kesehatan komunitas Berikut ini
akan dijelaskan mengenai prinsip-prinsip dasar dan etika dalam kesehatan
komunitas Prinsip-prinsip dasar dalam keperawatan kesehatan komunitas
1) Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
2) Empat tingkat sasaran dalam pelayanan perawatan kesehatan
masyarakat, yaitu : individu, keluarga, dan kelompok. Dalam hal ini
kelompok khusu dan masyarakat.
12
3) Perawat komunitas selalu mengikut sertakan partisipasi masayarakat
dalam menanggulangi kesehatan mereka sendiri
4) Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan lebih
menekanankan pada upaya promotif (peningkatan) dan preventif
(pencegahan) dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5) Dasar utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah
menggukanan pendekatan pendekatan pemecahan pemecahan
masalah masalah yang dituangakan dituangakan dalam proses
keperawatan
6) Kegiatan utamanya yaitu,masyarakat secara keseluruhan baik yang
sehat maupun yang sakit.
7) Tujuannnya yaitu meningkatkan fungsi kehidupan, sehingga dapat
menigkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
8) Penekanan pada upaya pembinaan perilaku sehat masyarakat
9) Bekerja secara tim bukan individu
10) Selalu melakukan kegiatan peningkatkan kesehatan,
pencegahan penyakit, melayani penyakit, melayani masyarakat
masyarakat yang sehat yang sehat dan sakit, dan sakit, penduduk yang
penduduk yang sakit dan tidak berobat ke puskesmas, serta klien yang
baru kembali dari rumah sakit
11) Kunjungan rumah Kunjungan rumah sangat diperlukan dal diperlukan
dalam membantu membantu mengatasi mengatasi masalah kesehatan
atau perawatan pada klien
12) Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama
13) Pelaksanaan kesehatan masyarakat mengacu pada sistem pelayanan
kesehatan yang ada
14) Pelaksanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat dilakukan
di puskesmas, panti, sekolah dan keluarga sebagai unit pelayanan
Beberapa prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas
antara lain sebagai berikut :
13
1. Kemanfaatan Intervensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Otonomi Dalam keperawatan komunitas, masyarakat diberikan kebebasan
untuk melaksanakan atau memilih alternatif terbaik yang disediakan
3. Keadilan Hal ini menunjukan bahwa upaya atau tindakan yang dilakukan
sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas
14
1. Tujuan
Tujuan melakukan proses keperawatan dalam komunitas adalah:
a. Agar diperoleh hasil ahusan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif,
dan efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat dan
agar pelaksanaanyadilakukan secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Meningkatkan status kesehatan masyarakat
c. Untuk dapat mencapai tujuan ini maka perawat kesehatan komunitas harus
memiliki keterampilan dasar yang meliputi: Epidemiologi, penelitian,
pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.
2. Fungsi
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dalam kemandiriannya dibidang kesehatan
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahannya atau kebutuhannya sehingga mendaptakan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dalapat mempercepat proses
penyembuhannya.
15
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam
pengkajian yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah:
a. Data Inti/ Community Core
Data ini dalam pengkajian meliputi:
1.) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas data dikaji
melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.
Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi derah binaan
(yang dijadikan praktik keperawatan komunitas), keadaan
demografi, struktur politik, distribusi kekuatan dan pola
perubahan komunitas.
2.) Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan: usia, jenis kelamin,
status perkawinan, ras atau suku, bahsa, tingka pendapatan,
pendidikan, pekerjaan, agama, dan komposisi keluarga.
Sumber informasi data dapat diperoleh dari catatan
pemerintah.
3.) Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian dasar,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka
kelahiran. Angka kematian dilihat berdasarkan umur serta
penyebab kematian. Sumber informasi data dapat diperoleh
dari dinas kesehatan dan puskesmas.
4.) Distribusi Ras/ Etnis
Identifikasi berbagai suku dan etnis yang dijumpai
dikomunitas. Sumber informasi data dapat diperoleh dari hasil
catatan pemerintah
5.) System Nilai/ value
Identifikasi nilai dan keyakinan dalam masyarakat. Sumber
informasi dapat diperoleh dari kontak personal serta
observasi.
16
b. Data Subsistem
Pengkajian lingkungan fisik dalam komunitas dapat dilakukan
dengan metode “windshield survey” yaitu survey dengan berjalan
mengelilingi wilayah komunitas dengan melihat beberpa
komponen antara lain:
Perumahan, yang dihuni oleh penduduk, penerangan,
sirkulasi, kepadatan.
Pendidikan: apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
Keamanan dan keselamatan dilingkungan tempat tinggal:
apakah tidak menimbulkan stress
Politik dan kebijakan pemerintah kesehatan: apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat
pelayanan diberbagai bidang termasuk kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bersedia untuk melakukan
deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau
apabila ada gangguan sudah terjadi
System komunikasi: sarana komunikasi apa saja yang
dapar dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk
meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
nutrisi ( missal televise, radio, Koran atau liflet yang
diberikan kepada komunitas)
Ekonomi: tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan Upah Minimum
Regional (UMR) sehingga upaya kesehatan yang
diberikan dapat terjangkau ( misalnya anjuran untuk
konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut)
Rekreasi: apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,
apakah biaya terjangkau dapat digunakan komunitas untuk
mengurangi stress.
Jenis Data
17
Jenis data secara umum dapat diperole hdari data subjektif dan objektif
Data Subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan
secara langsung/lisan
Data Obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran
Sumber Data
Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengkajian
Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya:
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (
Wahid,2005).
Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2005). pengumpulan data dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat
tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. wawancara harus
dilakukan dengan ramah terbuka menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil
18
wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,
2005)
2. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan titik pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indra dan
hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak. 2005)
3. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas di mana salah satunya asuhan keperawatan
yang diberikan adalah keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang
dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan
cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi, dan Palpasi. (Mubarak, 2005)
4. Pengolahan Data
setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut
1) klasifikasi data atau kategori data
Cara mengkategorikan data:
a. karakteristik demografi
b. karakteristik geografi
c. karakteristik sosial
d. sumber dan pelayanan kesehatan (Andreson & Mc Farlene,
1998)
2) Penghitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
2) Diagnosa Keperawatan Komunitas
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa
besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang
timbul dalam masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan
diagnosa atau masalah keperawatan. Diagnose keperawatan menurut mueeke
19
(1995) terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik populasi dan lingkungan
yang dapat bersifat actual, ancaman dan potensial.
a. Analisis Data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang memiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan
(Mubarak,2005). Tujuan analisis data:
1. Menetapkan kebutuhan community
2. Menetapkan kekuatan
3. Mengidentifikasi pola respon community
4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan layanan
b. Prioritas Masalah
Berdasarkan analisis data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang
selanjutnya dilakukan intervensi namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas
masalah. Dalam mnentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
Perhatian masyarakat
Prevalensi kejadian
Berat ringannya masalah
Kemungkinan masalah untuk diatasi
Tersedianya sumber daya masyarakat
Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format
Mueke (1998) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
Sesuai dengan peran perawat komunitas
Jumlah yang beresiko
20
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
Minat masyarakat
Kemungkinan untuk diatasi sesuai dengan program pemerintahS
Sumber daya tempat
Sumber daya waktu
Sumber daya dana
Sumber daya peralatan
Sumber daya manusia
3) Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier yang
cocok dengan kondisi klien dan keluarga, masyarakat yang sesuai dengan diagnose
yang telah ditetapkan. Proses di dalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan,
pengurutan masalah berdasarkan diagnosakomunitas sesuai dengan prioritas dan
penapisan masalah, penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan
rencana evaluasi.
Strategi yang digunakan mencakup proses kelompok, pendidikan kesehatan, dan
kerjasama serta keterlibatan PSM (peran serta masyarakat). Dalam memecahkan
masalah kesehatan yang dihadapi diperlukan pengorganisasian komunitas yang
dirancang untuk membuat suatu perubahan. Pendekatan ini dirancang untuk
mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang
dimiliki serta kemampuan mengurangi hambatan yang ada. Selain itu untuk
menumbuhkan kondisi, kemajuan sosial, dan ekonomi masyarakat dengan partisipasi
aktif masyarakat dan dengan penuh percaya diri dalam memecahkan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapi.
Di dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan. Dengan melakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan
bekerja sama dengan masyarakat.
21
2. Tahap pengorganisasian. Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja
kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam
masyarakat.
3. Tahap pendidikan dan pelatihan.
a. Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b. Melakukan pengkajian
c. Membuat program berdasarkan masalah atau diagnosis keperawatan
d. Melatih kader
4. Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
5. Tahap formasi kepemimpinan.
Pada tahap ini peserta diberi dukungan, latihan, dan mengembangkan
keterampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penggerak dan pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan kesehatan.
6. Tahap koordinasi intersektoral. Kerja sama dengan sector terkait dalam upaya
memandirikan masyarakat.
7. Tahap akhir. Dengan melakukan supervise atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberi umpan baik untuk perbaikan kegiatan kelompok
kerja kesehatan lebih lanjut.
4) Implementasi
a) Pencegahan Primer
22
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan
diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan kesehatan
secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. misalnya, kegiatan
penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b) Pencegahan Sekunder
c) Pencegahan Tersier
23
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun (Mubarak, 2009)
Evaluasi terdiri atas evaluasi formatif, menghasilkan informasi untuk umpan balik
selama program berlangsung. Sementara itu l, evaluasi sumatif dilakukan setelah
program selesai dan mendapatkan informasi tentang efektivitas pengambilan
keputusan. Pengukuran efektivitas program dapat dilakukan dengan cara evaluasi
kesuksesan dalam pelaksanaan program. Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan
askep komunitas.
24
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapt dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Keberhasilan tindakan dapt dilihat degan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yg telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya.
Sejak tahun 1986, standard praktik keperawatan komunitas ditulis dalam suatu kerangka
proses keperawatan. Keperawatan kesehatan komunitas diinterpretasikan secara luas untuk
mencakup sub-bidan keahlian tentang kesehatan masyarakat, kesehatan rumah, kesehatan kerja,
sekolah keperawatan, dan praktisi perawatan dalam bidang asuhan primer. Prosese keparawatan
digunakan untuk mengkaji, merencanakan, mendiagnosis, mrnginterpensi, dan mengevaluasi
individu, keluarga dan komunitas. Kolaborasi dengan keluarga sangat ditekankan. Oleh karena
itu, praktik keperawatan kesehatan komunitas mengarahkan pelayanannya kepada individu,
keluarga dan kelompok meski tanggungjawab dominannya tetap pada populasi secara
keseluruhan ( friedman dan Marilyn, 1998 ). Standar praktik keperawatan merupakan komitmen
proses keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota
profesi ( DPP PPNI, 1998 ). Steven ( 1983 )
Menjelaskan tentang dua pengertian standar praktik keperawatan komunitas seperti yang
tertera dibawah ini :
1. Kriteria keberhasilan
2. Sebagai dasar untuk mengukur peristiwa.
Sedangkan menurut ANNA (1974) Standart praktik keperawatan komunitas adalah :
a. Pengumpulan data status kesehatan klien sistematik dan terus-menerus
b. Menegakkan diagnosa dari data
c. Perencanaan : menentukan tujuan
d. Perencanaan diprioritaskan pemeberian keperawatan.
25
e. Pemberian tindakan keperawatan ( promosi, menjaga dan perbaikan )
f. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan.
g. Kemajuan klien terhadap pencapaian tujuan
h. Tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu
26
Tujuan utama dari program evaluasi adalah untuk mengidentifikasi masalah, kekurangan
atau keterbatasan dari sebuah program yang dilaksanakan dan juga dapat menjadi masukan bagi
pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program
keperawatan yang dilaksanakan. Adapun alasan-alasan tentang pentingnya sebuah pelaksanaan
program evaluasi adalah sebagai betikut :
1. Untuk mendemonstrasikan bahwa program evalusi berjalan sesuai dengan tujuan
awal yang telah ditetapkan.
2. Untuk menentukan apakah hasil dari pelaksanaan program sejalan dengan tujuan.
3. Untuk menentukan apakah kebutuhan yang diidentifikasi dari program yang
didesain telah terpenuhi atau sebaliknya tidak dalam perubahan.
4. Untuk menentukan biaya yang digunakan pada program tersebut meliputi :
keuangan, orang yang terlibat, dan juga waktu yang digunakan.
5. Untuk menetukan apakah prioritas utama dari program yang dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan.
6. Untuk mengalang bantuan yang diekspansi program.
7. Untuk membandingkan jenis-jenis program yang berbeda dalam hal metode, efek
dan biaya yang digunakan. ( Ervin, 2002 )
27
komponen, meliputi : KAPP ( Kongnitif, Affektif, Psikomotor, Perubahan fungsi
tubuh dan gejala yang spesifik ).
a. Kognitif ( pengetahuan )
Tujuan mengidentifikasi pengetahuan spesifik yang diperlukan setelah
klien diajarkan tentang teknik-teknik tertentu. Lingkup evaluasi pada kognitif
meliputi : pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala-
gejalanya, pengobatan, diet, aktivitas, perediaan alat-alat, resiko komplikasi,
gejala yang harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran, dll. Evaluasi kognitif
diperoleh melalui interview atau tes tertulis.
b. Affektif ( status emosional )
Affektif klien cenderung ke penilaian yang subjektif dan sangat sukar di
evaluasi. Hasil penelitian ditulis dalam bentuk perilaku yang akan
memberikan suatu indikasi terhadap status emosi klien, hasil tersebut meliputi
: tukar menukar perasaan tentang sesuatu, cemas yang berkurang ada
kemauan berkomunikasi dan seterusnya.
c. Psikomotor
Psikomotor biasanya lebih mudah dievalusi dibandingkan dengan lainnya
jika perilaku yang dpata diobservasi sudah diidentfikasi pada tujuan ( kriteria
hasil ). Hal ini biasanya dilakukan melalui obeservasi secara langsung.
Dengan melihat apa yang dilakukan klien sesuai dengan yang diharapkan
adalah suatu cara yang terbaik untuk mengevaluasi psikomotor klien.
d. Perubahan fungdi tubuh dan gejala
Evalusi pada komponen perubahan fungsi tubuh mencakup beberapa
aspek status kesehatan klien yang bisa di observasi. Untuk mengevalusi
perubahan fungsi tubuh maka perawat memfokuskan pada bagaimana fungus
kesehatan klien berubah setelah dilakukan tindakan keperawatan. Evalusi
pada gejala yang spesifik digunakan untuk menentukan penurunan atau
peningkatan gejala yang mempengaruhi status kesehatan klien. Evalusi
tersebut bisa dilakukan dengan acara observasi secara langsung, interview
dan pemeriksaan fisik.
e. Penentuan keputusan pada tahap evalusi
28
Setelah data terkumpul tentang status keadaan klien, maka perawat
membanduingkan data dengan outcomes, tahap berikutnya adalah membuat
keputusan tentang pencapaian klien terhadap autcomes. Ada 3 kemungkinan
keptusan pada tahap ini :
a) Klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan. Pada
keadaan ini perawat akan mengkaji masalah klien lebih lanjut atau
mengevalusi outcomes yang lain.
b) Klien masih dalam proses mrncapai hasil yang telah ditentukan.
Perawat mengetahui keadaan klien pada tahap perubahan karena
pemecahan masalah , penambahan waktu, resources, dan intervensi
mungkin diperlukan sebelum tujuan tercapai .
c) Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Pada
situasi ini, perawat harus mencoba mengidentifikasi alasan
mengapa keadaan atau masalah ini timbul.
29
akhir tindakan keperawatan secara paripurna. Sumatif evaluasi adalah objektiv,
fleksibel dan efisien.
Adapun metode penatalaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari closed-chart
audit, interview akhir pelayanan, pertemuan akhir pelayanan, dan pertanyaan
kepada klien dan keluarga. Meskipun informasi pada tahap ini tidak secara
langsung berpengaruh terhadap klien yang dievaluasi, sumatif evaluasi bisa
menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan evaluasi tindakan yang telah
diberikan.
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen menurut ( Wilkinson,
2006 ) :
a. Menentukan kriteria, standard dan pertanyaan evaluasi.
b. Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru.
c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan standard.
d. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
e. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan dan kesimpulan.
2.5.1 Definisi
30
Proses alih peran tersebut digambarkan sebagai lingkaran dinamis proses keperawatan
sebagai berikut:
Proses pendidikan adalah rangkaian tindakan yang sistematik, berurutan, dan terencana
terdiri dari dua operasi utama yang interdependen, pengajaran dan pembelajaran, yang
membentuk siklus tanpa terputus Proses pendidikan selalu dibandingkan dengan proses
keperawatan dan memang demikian, karena setiap langkah dari setiap proses berjalan bersamaan
satu sama lain, tetapi dengan fokus yang berbeda. Proses pendidikan, seperti proses keperawatan,
terdiri dari unsur-unsur dasar pengkajian, perencanaan, penerapan, dan evaluasi.
31
2.5.3 Perencanan Pembelajaran
2.6.1 Definisi
Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat, dan
pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, keterampilan turun temurun, dan/atau
pendidikan/ pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
WHO mendefinisikan pengobatan tradisional sebagai jumlah total pengetahuan, keterampilan,
32
dan praktek-praktek yang berdasarkan pada teoriteori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat
yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam
pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit
secara fisik dan juga mental.
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pendayagunaan pengobatan tradisional baik secara
tersendiri atau terpadu pada sistem pelayanan kesehatan paripurna, dalam
rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan
demikian pengobatan tradisional merupakan salah satu alternatif yang
relative lebih disenangi masyarakat. Oleh karenanya kalangan kesehatan
berupaya mengenal dan jika dapat mengikut sertakan pengobatan tradisional
tersebut.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya mutu pelayanan pengobatan tradisional, sehingga
masyarakat terhindar dari dampak negatif karena pengobatan
tradisional.
33
b. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan dengan upaya pengobatan tradisional.
c. Terbinanya berbagai tenaga pengobatan tradisional dalam
pelayanan kesehatan.
d. Terintegrasinya upaya pengobatan tradisional dalam program
pelayanan kesehatan paripurna, mulai dari tingkat rumah tangga,
puskesmas sampai pada tingkat rujukannya (Zulkifli, 2004).
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah,
sistematis, dinamis, kontinu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan dari klien, keluarga kelompok atau masyarakat yang langkah-langkahnya dimulai dari
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan
evaluasi tindakan keperawatan.
3.2 Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para pembaca khususnya
kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang telah dipaparkan dalam makalah ini agar
dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun saat berada di lapangan sehingga dapat
menerapkan proses keperawatan secara sistematis.
35
DAFTAR PUSTAKA
Dochtor, Joane Mecloskey, Phd dkk, 2004 Ilmu Keperawatan Komunitas 1 Pengantar dan Teori.
Jakarta : Mosby Elevier ( tanggal 22 September 2017)
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Poter, P, Perry, A. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7. Alih Bahasa ; Ferdericca, A. Jakarta
: Salemba Medika
http://id.scribd.com/presentation/400287096/Proses-Belajar-Mengajar-Pada-Komunitas (diakses
online, pada tanggal 01 oktober 2021)
http://id.scribd.com/document/366518292/KOMUNITAS-MG-4-Pengobatan-Tradisional-Dan-
Komlementer (diakses online pada tanggal 01 oktober 2021)
iv