Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGANTAR SOSIOLOGI

“TATANAN DAN PENGENDALIAN SOSIAL”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Sosiologi

Dosen Pengampu: Muhammad Kholis Hamdy S.Sos.I.Mlnt.Dev

Disusun Oleh

Kelompok 4 Kesejahteraan Sosial 2C

Ilham Nurdiansyah 11220541000138

M. Reza Aditya A. 11220541000119

Nuranisa Syakila 11220541000131

Maulana Haykal 11220541000115

Raifa Mumtaza 11180541000130

Mar`Atun Fitriani 11220541000141

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1444 H / 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil'alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu. Karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, kami
bisa menyelesaikan makalah ini dalam bentuk sebaik-baiknya. Shalawat serta salam
kita curahkan dan limpahkan kepada baginda kita tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik berupa sehat fisik, maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengantar Sosiologi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
“Tatanan dan Pengendalian Sosial”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Mata Kuliah Pengantar Sosiologi yaitu Bapak Muhammad Kholis Hamdy
S.Sos.I.Mlnt.Dev yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan, bahkan kesalahan. Maka dari itu penulis
dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang pastinya akan sangat
bermanfaat untuk penulis pribadi. Penulis memohon maaf bila masih banyak
kekurangan, semoga makalah yang berjudul “Tatanan dan Pengendalian Sosial” ini
bisa memberikan suatu kemanfaatan khususnya untuk kami penulis dan para pembaca.
Terima Kasih

Ciputat, 5 April 2023

Penulis

Kelompok 4 Pengantar Sosiologi

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 5
1.1. Latar Belakang................................................................................................ 5
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3. Tujuan Makalah .............................................................................................. 6
BAB II ........................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 7
2.1. Pengertian Masyarakat ................................................................................... 7
2.2. Tatanan Sosial ................................................................................................ 7
2.3. Contoh Tatanan Sosial di Masyarakat ............................................................ 8
2.3.1. TNI dan Polisi ......................................................................................... 8
2.3.2. Pelaksanaan Pemilihan Umum ................................................................ 9
2.3.3. Keluarga .................................................................................................. 9
2.3.4. Masyarakat .............................................................................................. 9
2.3.5. Kehidupan Sehari-hari ............................................................................ 9
2.4. Pengendalian Sosial ...................................................................................... 10
2.5. Tujuan Pengendalian Sosial ......................................................................... 10
2.5.1. Menciptakan Ketertiban ........................................................................ 10
2.5.2. Meminimalisir Terjadinya Penyimpangan Nilai Dan Norma Sosial .... 10
2.5.3. Melahirkan Budaya Malu...................................................................... 11
2.5.4. Menegakkan Hukum ............................................................................. 11
2.5.5. Menciptakan Kedamaian Dan Ketentraman Masyarakat ...................... 11
2.6. Jenis-Jenis Pengendalian Sosial ................................................................... 12
2.6.1. Hukuman ............................................................................................... 12
2.6.2. Pendidikan ............................................................................................. 12
2.6.3. Agama ................................................................................................... 12

iii
2.6.4. Ostrasisme ............................................................................................. 12
2.6.5. Teguran ................................................................................................. 13
2.6.6. Cemoohan ............................................................................................. 13
2.6.7. Intimidasi .............................................................................................. 13
2.7. Cara-Cara Pengendalian Sosial .................................................................... 13
2.6.1. Pengendalian Sosial Preventif ............................................................... 13
2.6.2. Pengendalian Sosial Koersif ................................................................. 13
2.6.3. Pengendalian Sosial Represif ................................................................ 14
2.6.4. Pengendalian Sosial Persuasif ............................................................... 14
2.8. Lembaga Pengendalian Sosial ...................................................................... 15
2.8.1. Lembaga Pengendalian Sosial Formal .................................................. 15
2.8.2. Lembaga Pengendalian Sosial Informal................................................ 15
BAB III ....................................................................................................................... 16
KESIMPULAN ........................................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 16
3.2. Saran ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya Manusia akan selalu ada dibelahan Bumi manapun, Manusia
juga Harus selalu Berinteraksi oleh Manusia yang lainnya, Karena Manusia adalah
Makhluk Sosial yang dimana selalu membutuhkan Manusia Lainnya dan Hidup
Berkelompok. Manusia yang melakukan praktik Sosial bisa juga disebut sebagai
Masyarakat. yakni sekelompok Manusia yang hidup berdampingan dan terikat oleh
sebuah peraturan.

Kelompok Masyarakat harus memiliki suatu Ikatan yang dimana bisa mengatur
sistem Sosial Masyarakat. ini dilakukan agar Masyarakat mempunyai aturan-aturan
yang berlaku, serta mencegah terjadinya Masalah-Masalah Sosial. Masyarakat Harus
memiliki suatu Struktur Sosial dan Lembaga yang bergerak dibidang Sosial, yang
bertujuan agar Masyarakat Memiliki Nilai Sosial dan Norma Sosial.

Setelah diterapkan sistem Sosial serta Aturan-Aturan Sosial Masyarakat


mempunyai suatu Nilai dan Norma Sosial Masyarakat selalu mendapatkan suatu
Konflik Sosial, Oleh karena itu Masyarakat juga Membutuhkan Pengendalian Sosial
yang bertujuan untuk meminimalisir adanya Konflik, Juga sebagai control Sikap dan
Perilaku saat Bersosialisasi.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa Pengertian dari Tatanan Sosial?


1.2.2. Apa Saja Contoh Tatanan Sosial pada Masyarakat?
1.2.3. Apa Pengertian dari Pengendalian Sosial?
1.2.4. Apa Tujuan di Bentuk-Nya Pengendalian Sosial?
1.2.5. Apa Jenis-jenis Pengendalian Sosial?
1.2.6. Bagaimana Cara Pengendalian Sosial?

5
6

1.3. Tujuan Makalah

Agar para Pembaca paham dan Mengerti apa itu Tatanan dan Pengendalian
Sosial, dan Penerapan Tatanan dan Pengendalian Sosial pada Masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Masyarakat

M.J. Herskovits menyatakan, masyarakat adalah kelompok individu yang


diorganisasikan, yang mengikuti satu cara hidup tertentu. Sedangkan JL. Gillin dan J.P.
Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia terbesar yang
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. S.R.
Steinmetz, memberikan batasan mengenai masyarakat sebagai kelompok manusia yang
terbesar meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai
perhubungan erat dan teratur. Pendapat dari Maclver yang mengatakan bahwa
masyarakat adalah satu sistem cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling
membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial
lainya, system pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan, sistem yang
kompleks dan selalu berubah,atau jaringan relasi sosial.1

2.2. Tatanan Sosial

Tatanan Sosial yang secara klasik menjadi pembahasan utama dalam Sosiologi
khususnya dalam perspektif yang mengutamakan konstruksi sosial sebagai suatu
bentuk kontrak atau perjanjian, kesepakatan-kesepakatan yang dilakukan oleh segala
unit masyarakat, mulai dari unit terkecil yakni keluarga hingga unit terbesar dalam
masyarakat yakni instusi dan atau kelembagaan (baik yang bersifat sosial, kultural,
ekonomi maupun politik). Upaya menelisik tradisi klasik tentang ‘tantanan sosial
sebagai suatu bentuk kontrak sosial’ dalam Sosiologidilakukan sebagai suatu usaha
untuk mengidentifikasi tema kajian sosial humaniora tentang tatanan sosial yang selalu
berkembang, sementara itu gagasan atau teori-teori mengenai tatanan sosial terutama
yang berbasis pada teori Fungsionalisme sepertinya perlu dikaji ulang. Hal ini
berkenaan dengan perubahan sosial yang melingkupi segala aspek relasi sosial, mulai

1
Beni Ahmad Saebani. Pengantar Antropologi (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 137.

7
8

dari relasi yang bersifat privat hingga relasi yang bersifat publik, baik yang bersifat
sakral maupun bersifat provan.2

Menurut Michael Hechter dan Christine Home3 (2003), dalam buku ‘Theories
of Social Order” setidaknya terdapat tujuh tema sentral dalam kajian mengenai ‘tatanan
sosial’ (social order) di dalam konteks masyarakat moderen tingkat lanjut dimana
perubahan sosial terjadi secara pesat melalui globalisasi. Ketujuh tema sentral tersebut
adalah;

a. Kelompok, Jaringan dan Masyarakat Jejaring


b. Status Sosial
c. Nilai dan Norma
d. Kekuasaan dan Otoritas
e. Tatanan yang bersifat Spontan (sementara)
f. Penghargaan atau Pencapaian (attainments)
g. Kehornatan Sosial (social honor).

2.3. Contoh Tatanan Sosial di Masyarakat

2.3.1. TNI dan Polisi


Bentuk kerjasama ini dlm tatanan sosial ini yg bertujuan untuk menangkap
penjahat. Misalnya dlm kasus terorisme yg terjadi di Sidoarjao & Surabaya. Dalam hal
ini, polisi & militer telah menolong & bekerja sama dlm menangani permasalahan
tersebut.

Adapun implementasi dr tatanan sosial yg ada untuk arah TNI sendiri lebih
cenderung mempertahakan negara dr dlm & luar yg berafiliasi dgn kesatuan nasional.
Sedangkan polisi lebih pada proses penangkapan beragam kriminalitas yg terjadi di
penduduk .

2
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 7 No. 1 Januari-Juli 2020
3
Michael Hechter dan Christine Home,2003, Theories of Social Order, England, Oxford HandBook
9

2.3.2. Pelaksanaan Pemilihan Umum


Pelaksanaan proses sosial & interaksi sosial terjadinya Pemilu bisa dibilang
sebagai tatanan sosial dlm bidang politik. Dalam pemilu setiap pasangan kandidat atau
kandidiat pemimpin akan melaksanakan kampanye untuk menarik massa supaya
menentukan mereka. Dalam hal inilah mulai dr penjeringan sampai dgn tahapan
pelaksanaan pesta demokrasi dikerjakan oleh institusi pemerintah yaitu KPU.

Kemudian tatkala sudah selesai maka KPU melakukan pengumuman siapa


pemenang & yg kalah. Apalabila terjadi persengketaan maka semuanya ditangani oleh
Makamah Konsitusi yg kemudian dilanjutkan pada Mahkamah Agung.

2.3.3. Keluarga
Tatanan sosial yg ada dlm keluarga misalnya saja adanya seorang anak pertama
kali terjadi di lingkungan keluarga dgn ayah & ibunya, serta saudara-saudaranya.
Diakui ataupun tidak, terjadi di lingkungan keluarga nyaris terjadi setiap hari, sehingga
apa yg diajarkan oleh orang bau tanah pada anaknya akan sangat besar lengan berkuasa
pada sikap anak tatkala di luar rumah.

Untuk tatanan sosialnya sendiri apabila terdapat penyimpangan maka setiap


anak biasanya akan dinggatkan eksklusif oleh abang maupun kerabat, kemudian di
lanjutkan oleh Ibu & terakhir yg mengambil sikap keputusan merupakan seorang ayah.

2.3.4. Masyarakat
Dalam struktur sosial di masyarakat terdapat tatanan yg mesti dipengang oleh
semua orang. Prihal ini misalnya saja tatkala akan membuat SKCK (Surat Keterangan
Catatan Kepolisian) setiap masyarakat yg membutuhkan diharuskan menciptakan
nasehat dr aparatur pemerintah desa, kemudian di teruskan pada polsek & terakhir di
buat oleh Polres.

2.3.5. Kehidupan Sehari-hari


Dalam perkara kehidupan sehari-hari tatanan sosial ini bisa dilihat tatkala
adanya pelanggaran yg dilakukan oleh seorang pelajar di sekolah. Selama pelanggaran
10

tersebut tak tergolong dlm penyimpangan bersifat kronis mirip mencuri maupun
membunuh maka dikerjakan oleh pihak sekolah.

Dimana tatkala pihak sekolah melakukan penanganan maka diserahkan pada


guru BP & keputusan balasannya berada di tangan kepala sekolah.4

2.4. Pengendalian Sosial

Pengertian pengendalian Sosial menurut Soerjono adalah terjadinya proses


yang bertujuan mengajak, memaksa dan membimbing masyarakat untuk memenuhi
aturan yang berlaku, baik yang dilakukan secara direncanakan ataupun tidak
direncanakan.5

Berbeda dengan pendapat Joseph yang mendefinisikan pengendalian Sosial


memiliki cakupan lebih luas dibandingkan dengan pendapat Soerjono. Dimana
pengendalian Sosial tidak hanya fokus pada segala prosesnya saja, tetapi banyak
pandangan yang bersifat mendidik, mengajak hingga memaksa masyarakat untuk
tunduk pada nilai sosial yang berlaku.6

2.5. Tujuan Pengendalian Sosial

2.5.1. Menciptakan Ketertiban


Sudah pasti pengendalian sosial diciptakan untuk menciptakan ketertiban.
Umumnya pengendalian sosial dibuat akibat terjadinya kesemrawutan dan
pertentangan, sehingga menimbulkan keributan dan ketidaknyamanan dalam bersosial
masyarakat.

2.5.2. Meminimalisir Terjadinya Penyimpangan Nilai Dan Norma Sosial


Tujuan yang tidak kalah penting yang lain adalah, sebagai upaya untuk
meminimalisir terjadinya penyimpangan nilai dan norma sosial. Kita tahu bahwasanya

4
https://wargamasyarakat.org/%E2%88%9A-5-contoh-tatanan-sosial-di-masyarakat/
5
Sosiologi 1m Soerjono Sukanto, Jakarta : Rajawali Pers, 2017
6
Sociology. An Introduction. By Joseph S. Roucek and Roland L. Warren, Joseph Shabey Roucek,
Roland Leslie Warren Adams & Company, 1965
11

pertentangan dan konflik itu muncul karena tidak ada aturan yang jelas. Tidak ada
aturan norma sehingga masyarakat bertindak seenaknya.

Sebaliknya, jika ada nilai dan norma sosial yang diberlakukan. Maka
masyarakat berpikir dua kali jika ingin melakukan sesuatu hal. Setidaknya dengan
pengendalian sosial, mendorong masyarakat untuk memikirkan dampak yang akan
diterima jika melanggar norma sosial yang ada.

2.5.3. Melahirkan Budaya Malu


Sudah menjadi rahasia umum jika budaya malu era milenial sekarang sudah
mulai luntur. Tidak seperti 30 tahun yang lalu, yang mana rasa malu dominan.
Kesadaran akan budaya malu inilah yang justru sebagai pengendalian sosial tanpa
paksaan.

Justru semenjak teknologi, kecanggihan masuk budaya malu bagi kaum


millennial banyak yang hilang. Mereka bahkan tidak tahu sikap sopan santun saat
berbicara dengan orang yang lebih tua. Jari lebih latah melontarkan komentar kasar
semau mereka. Hilangnya budaya malu seperti inilah yang sebenarnya sekarang
menjadi tugas kita bersama dalam menempa, mendidik orang terdekat di lingkungan
kita.

2.5.4. Menegakkan Hukum


Tujuan pengendalian sosial yang tidak kalah penting adalah untuk menegakan
hukum. Saat kita bermain media sosial, atau sedang menayangkan berita di televisi,
banyak kasus yang menyiratkan bahwa hukum dapat di beli oleh mereka yang berduit.
Untuk menghindari hal-hal seperti itu, dibutuhkan pengendalian sosial agar hukum
dapat ditegakan.

2.5.5. Menciptakan Kedamaian Dan Ketentraman Masyarakat


Tujuan dari kesuksesan sebuah bangsa diukur dari tingkat kedamaian dan
ketentraman masyarakat nya. Masyarakat yang tentram sebagai indikator bahwa tidak
ada kejahatan atau penyimpangan. Dimana kejahatan dan penyimpangan umumnya
12

muncul diakibatkan ketidakadilan, angka kemiskinan dan faktor pendidikan yang


masih rendah.

2.6. Jenis-Jenis Pengendalian Sosial

2.6.1. Hukuman
Jadi jenis pengendalian sosial berbentuk hukuman ini dapat digunakan untuk
hal positif dan negative, tergantung dari konteks yang digunakan ingin menggunakan
cara seperti apa. Misal untuk hal positif, jika berhasil menahan tidak melakukan
tindakan melanggar hukum, maka akan mendapatkan hadiah. Bisa juga kasusnya di
balik, ketika ketahuan melanggar hukum atau norma sosial, maka akan mendapatkan
hukuman atau sanksi sosial.

2.6.2. Pendidikan
Pengendalian sosial berbentuk pendidikan sebagai salah satu cara pengendalian
sosial yang dilakukan secara sadar, dan dilakukan lewat jalur pendidikan. Setidaknya
dengan belajar dan memperbanyak ilmu pengetahuan di dunia pendidikan, akan
memberikan wawasan, sudut pandang dan penalaran yang lebih baik, terkait mana yang
boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.

2.6.3. Agama
Agama salah satu pengendalian sosial yang paling jitu. Orang yang memiliki
pemahaman agama yang baik, mampu menekan dan meminimalisir pelanggaran norma
dan aturan masyarakat. Alasannya sederhana, karena segala yang dilarang jika
dilanggar akan mendapat dosa. Ajaran-ajaran agama seperti inilah sangat efektif
sebagai pengendali sosial atas dasar rasa takut kepada Sang Pencipta.

2.6.4. Ostrasisme
Jenis pengendalian sosial yang selanjutnya adalah ostrasisme, atau yang biasa
kita dengar dengan pengucilan. Pengucilan ini akan diperoleh bagi mereka yang
melanggar norma sosial ataupun aturan masyarakat. Bentuk pengucilan memang
bentuknya beragam dan dipengaruhi oleh banyak hal. Intinya korban yang dikucilkan
berarti sedang mendapat hukuman sanksi sosial.
13

2.6.5. Teguran
Jenis pengendalian sosial selain dikucilkan ada yang lebih frontal, yaitu
teguran. Teguran umumnya dilontarkan pada mereka orang yang melanggar aturan
yang sudah dilakukan berkali-kali, ataupun yang baru dilanggar sekali. Teguran itu
sendiri pun bermacam-macam bentuknya. Ada teguran tertulis, teguran tidak tertulis,
dan teguran langsung ataupun teguran tidak langsung. Tujuan diberinya teguran agar
menjadi pribadi yang lebih baik.

2.6.6. Cemoohan
Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kamu pernah mendapatkan cemoohan atau
mungkin yang memberikan cemoohan pada orang lain karena sudah melanggar standar
batas norma yang berlaku. Bentuk cemoohan tidak melulu dilakukan secara frontal di
depan orangnya langsung loh. Tetapi juga berupa hinaan dan sindiran juga termasuk
dalam cemoohan.

2.6.7. Intimidasi
Intimidasi adalah pengendalian sosial yang digunakan untuk mengancam
seseorang yang dianggap melanggar norma sosial atau hukum yang berlaku. Cara kerja
intimidasi dilakukan dengan cara menekan, mengancam dan menakut-nakuti.

Itulah beberapa jenis pengendalian sosial yang sebenarnya sering kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kita sendiri pun pernah melakukannya atau
pernah merasakannya.

2.7. Cara-Cara Pengendalian Sosial

2.6.1. Pengendalian Sosial Preventif


Pengendalian sosial preventif adalah upaya pencegahan agar tidak terjadi
penyimpangan terhadap norma sosial dan nilai masyarakat.

2.6.2. Pengendalian Sosial Koersif


pengendalian sosial koersif adalah cara mengendalikan perilaku dan sikap
orang lain dengan cara paksaan dan kekerasan. Meskipun orang tersebut mendapatkan
14

pengendalian dengan cara keras akibat menyimpang, cara ini memberikan dampak
negatif lain. Misalnya memicu munculnya reaksi negatif bagi pelaku.

Pengendalian sosial koersif umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
kompulsi dan pervasi.

a. Kompulsi
Kompulsi adalah kondisi dimana dilakukan dengan cara paksaan. Umumnya
dilakukan oleh orang yang berwenang kepada seseorang atau kelompok tertentu yang
melanggar norma. Dimana orang tersebut mendapat paksaan untuk menuruti dan
mengubah sikap.

b. Pervasi
Sementara yang dimaksud dengan pervasi adalah memperkenalkan norma atau
aturan yang dilakukan secara berulang-ulang. pengulangan inilah yang yang sampai
masuk ke alam sadar dan secara tidak langsung mampu mengubah sikap sesuai yang
diinginkan.

2.6.3. Pengendalian Sosial Represif


Berbeda dengan pengendalian sosial represif, yang mengartikan bahwa
pengendalian sosial sebagai kondisi terjadi penyimpangan sosial didalam masyarakat.
Kemudian orang yang bersangkutan berurusan dengan hukum pengadilan, dan terbukti
melakukan ingkar janji. Maka pelaku akan mendapatkan hukuman sekaligus
membayar hutang dan denda.

2.6.4. Pengendalian Sosial Persuasif


Pengendalian sosial juga dapat dilakukan dengan cara persuasif. Bisa dibilang
cara ini lebih mudah mungkin bisa diterima oleh pelaku, jika disampaikan
menggunakan bahasa yang tepat. Pengendalian sosial persuasif umumnya dilakukan
dengan cara memberi nasihat, memberi himbauan dan bimbingan kepada pelaku.
Untuk penyampaian nasihat pun beragam cara bisa dilakukan, mulai dilakukan secara
lisan, simbolik hingga dilakukan dengan memasang spanduk, iklan layanan masyarakat
atau menggunakan poster.
15

2.8. Lembaga Pengendalian Sosial

2.8.1. Lembaga Pengendalian Sosial Formal


Secara formal, lembaga pengendalian sosial yang bertugas adalah lembaga
kepolisian, lembaga pengadilan dan lembaga pendidikan. Dimana ketiga lembaga
tersebut memiliki peran dan tugas yang tidak kalah penting.

karena lembaga tersebut adalah lembaga formal, tentu saja pengendalian sosial
yang dilakukan terkesan formal dan kaku. Justru kekakuan inilah yang memberikan
dampak positif. karena masyarakat menjadi lebih segan, lebih takut dan tidak bisa
bermain-main.

2.8.2. Lembaga Pengendalian Sosial Informal


Jika tadi disebutkan lembaga pengendalian sosial formal, maka ada juga yang
informal. Lembaga tersebut meliputi lembaga adat, lembaga keagamaan, tokoh
masyarakat, organisasi sosial dan lembaga penyiaran dan pemberitaan (pers).

Di indonesia, pengendalian sosial informal justru lebih akrab kita rasakan dan
kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di beberapa daerah pedesaan dan
pelosok. Memang lembaga formal kurang ditakuti, justru lembaga adat dan lembaga
keagamaan yang lebih ditakuti. Oleh karenanya, banyak pengendalian sosial yang
menggunakan lembaga pengendalian sosial informal.7

7
https://deepublishstore.com/blog/materi/pengendalian-sosial/
BAB III

KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan, yang mengikuti
satu cara hidup tertentu. Masyarakat juga biasa disebut makhluk Sosial, yang dimana
suatu kejadian Sosial pasti selalu ada pro dan kontra, Konflik Sosial selalu terjadi di
Masyarakat. Oleh karena itu perlu ada Tatanan dan Pengendalian Sosial ini, agar
terwujudnya kehidupan social yang Teratur.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap para pembaca bisa memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Karena penulis sadar makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Semoga makalah kami yang berjudul “Tatanan dan Pengendalian
Sosial” ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Beni Ahmad Sa Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 7 No. 1 Januari-Juli 2020

Michael Hechter dan Christine Home,2003, Theories of Social Order, England, Oxford

HandBook ebani. Pengantar Antropologi (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 137.

https://wargamasyarakat.org/%E2%88%9A-5-contoh-tatanan-sosial-di-masyarakat/

Sosiologi 1m Soerjono Sukanto, Jakarta : Rajawali Pers, 2017

Sociology. An Introduction. By Joseph S. Roucek and Roland L. Warren, Joseph


Shabey Roucek, Roland Leslie Warren Adams & Company, 1965

https://deepublishstore.com/blog/materi/pengendalian-sosial/

17

Anda mungkin juga menyukai