Disusun Oleh
1444 H / 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil'alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu. Karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, kami
bisa menyelesaikan makalah ini dalam bentuk sebaik-baiknya. Shalawat serta salam
kita curahkan dan limpahkan kepada baginda kita tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik berupa sehat fisik, maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengantar Sosiologi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
“Tatanan dan Pengendalian Sosial”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Mata Kuliah Pengantar Sosiologi yaitu Bapak Muhammad Kholis Hamdy
S.Sos.I.Mlnt.Dev yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan, bahkan kesalahan. Maka dari itu penulis
dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang pastinya akan sangat
bermanfaat untuk penulis pribadi. Penulis memohon maaf bila masih banyak
kekurangan, semoga makalah yang berjudul “Tatanan dan Pengendalian Sosial” ini
bisa memberikan suatu kemanfaatan khususnya untuk kami penulis dan para pembaca.
Terima Kasih
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.6.4. Ostrasisme ............................................................................................. 12
2.6.5. Teguran ................................................................................................. 13
2.6.6. Cemoohan ............................................................................................. 13
2.6.7. Intimidasi .............................................................................................. 13
2.7. Cara-Cara Pengendalian Sosial .................................................................... 13
2.6.1. Pengendalian Sosial Preventif ............................................................... 13
2.6.2. Pengendalian Sosial Koersif ................................................................. 13
2.6.3. Pengendalian Sosial Represif ................................................................ 14
2.6.4. Pengendalian Sosial Persuasif ............................................................... 14
2.8. Lembaga Pengendalian Sosial ...................................................................... 15
2.8.1. Lembaga Pengendalian Sosial Formal .................................................. 15
2.8.2. Lembaga Pengendalian Sosial Informal................................................ 15
BAB III ....................................................................................................................... 16
KESIMPULAN ........................................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 16
3.2. Saran ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya Manusia akan selalu ada dibelahan Bumi manapun, Manusia
juga Harus selalu Berinteraksi oleh Manusia yang lainnya, Karena Manusia adalah
Makhluk Sosial yang dimana selalu membutuhkan Manusia Lainnya dan Hidup
Berkelompok. Manusia yang melakukan praktik Sosial bisa juga disebut sebagai
Masyarakat. yakni sekelompok Manusia yang hidup berdampingan dan terikat oleh
sebuah peraturan.
Kelompok Masyarakat harus memiliki suatu Ikatan yang dimana bisa mengatur
sistem Sosial Masyarakat. ini dilakukan agar Masyarakat mempunyai aturan-aturan
yang berlaku, serta mencegah terjadinya Masalah-Masalah Sosial. Masyarakat Harus
memiliki suatu Struktur Sosial dan Lembaga yang bergerak dibidang Sosial, yang
bertujuan agar Masyarakat Memiliki Nilai Sosial dan Norma Sosial.
5
6
Agar para Pembaca paham dan Mengerti apa itu Tatanan dan Pengendalian
Sosial, dan Penerapan Tatanan dan Pengendalian Sosial pada Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Tatanan Sosial yang secara klasik menjadi pembahasan utama dalam Sosiologi
khususnya dalam perspektif yang mengutamakan konstruksi sosial sebagai suatu
bentuk kontrak atau perjanjian, kesepakatan-kesepakatan yang dilakukan oleh segala
unit masyarakat, mulai dari unit terkecil yakni keluarga hingga unit terbesar dalam
masyarakat yakni instusi dan atau kelembagaan (baik yang bersifat sosial, kultural,
ekonomi maupun politik). Upaya menelisik tradisi klasik tentang ‘tantanan sosial
sebagai suatu bentuk kontrak sosial’ dalam Sosiologidilakukan sebagai suatu usaha
untuk mengidentifikasi tema kajian sosial humaniora tentang tatanan sosial yang selalu
berkembang, sementara itu gagasan atau teori-teori mengenai tatanan sosial terutama
yang berbasis pada teori Fungsionalisme sepertinya perlu dikaji ulang. Hal ini
berkenaan dengan perubahan sosial yang melingkupi segala aspek relasi sosial, mulai
1
Beni Ahmad Saebani. Pengantar Antropologi (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 137.
7
8
dari relasi yang bersifat privat hingga relasi yang bersifat publik, baik yang bersifat
sakral maupun bersifat provan.2
Menurut Michael Hechter dan Christine Home3 (2003), dalam buku ‘Theories
of Social Order” setidaknya terdapat tujuh tema sentral dalam kajian mengenai ‘tatanan
sosial’ (social order) di dalam konteks masyarakat moderen tingkat lanjut dimana
perubahan sosial terjadi secara pesat melalui globalisasi. Ketujuh tema sentral tersebut
adalah;
Adapun implementasi dr tatanan sosial yg ada untuk arah TNI sendiri lebih
cenderung mempertahakan negara dr dlm & luar yg berafiliasi dgn kesatuan nasional.
Sedangkan polisi lebih pada proses penangkapan beragam kriminalitas yg terjadi di
penduduk .
2
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 7 No. 1 Januari-Juli 2020
3
Michael Hechter dan Christine Home,2003, Theories of Social Order, England, Oxford HandBook
9
2.3.3. Keluarga
Tatanan sosial yg ada dlm keluarga misalnya saja adanya seorang anak pertama
kali terjadi di lingkungan keluarga dgn ayah & ibunya, serta saudara-saudaranya.
Diakui ataupun tidak, terjadi di lingkungan keluarga nyaris terjadi setiap hari, sehingga
apa yg diajarkan oleh orang bau tanah pada anaknya akan sangat besar lengan berkuasa
pada sikap anak tatkala di luar rumah.
2.3.4. Masyarakat
Dalam struktur sosial di masyarakat terdapat tatanan yg mesti dipengang oleh
semua orang. Prihal ini misalnya saja tatkala akan membuat SKCK (Surat Keterangan
Catatan Kepolisian) setiap masyarakat yg membutuhkan diharuskan menciptakan
nasehat dr aparatur pemerintah desa, kemudian di teruskan pada polsek & terakhir di
buat oleh Polres.
tersebut tak tergolong dlm penyimpangan bersifat kronis mirip mencuri maupun
membunuh maka dikerjakan oleh pihak sekolah.
4
https://wargamasyarakat.org/%E2%88%9A-5-contoh-tatanan-sosial-di-masyarakat/
5
Sosiologi 1m Soerjono Sukanto, Jakarta : Rajawali Pers, 2017
6
Sociology. An Introduction. By Joseph S. Roucek and Roland L. Warren, Joseph Shabey Roucek,
Roland Leslie Warren Adams & Company, 1965
11
pertentangan dan konflik itu muncul karena tidak ada aturan yang jelas. Tidak ada
aturan norma sehingga masyarakat bertindak seenaknya.
Sebaliknya, jika ada nilai dan norma sosial yang diberlakukan. Maka
masyarakat berpikir dua kali jika ingin melakukan sesuatu hal. Setidaknya dengan
pengendalian sosial, mendorong masyarakat untuk memikirkan dampak yang akan
diterima jika melanggar norma sosial yang ada.
2.6.1. Hukuman
Jadi jenis pengendalian sosial berbentuk hukuman ini dapat digunakan untuk
hal positif dan negative, tergantung dari konteks yang digunakan ingin menggunakan
cara seperti apa. Misal untuk hal positif, jika berhasil menahan tidak melakukan
tindakan melanggar hukum, maka akan mendapatkan hadiah. Bisa juga kasusnya di
balik, ketika ketahuan melanggar hukum atau norma sosial, maka akan mendapatkan
hukuman atau sanksi sosial.
2.6.2. Pendidikan
Pengendalian sosial berbentuk pendidikan sebagai salah satu cara pengendalian
sosial yang dilakukan secara sadar, dan dilakukan lewat jalur pendidikan. Setidaknya
dengan belajar dan memperbanyak ilmu pengetahuan di dunia pendidikan, akan
memberikan wawasan, sudut pandang dan penalaran yang lebih baik, terkait mana yang
boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
2.6.3. Agama
Agama salah satu pengendalian sosial yang paling jitu. Orang yang memiliki
pemahaman agama yang baik, mampu menekan dan meminimalisir pelanggaran norma
dan aturan masyarakat. Alasannya sederhana, karena segala yang dilarang jika
dilanggar akan mendapat dosa. Ajaran-ajaran agama seperti inilah sangat efektif
sebagai pengendali sosial atas dasar rasa takut kepada Sang Pencipta.
2.6.4. Ostrasisme
Jenis pengendalian sosial yang selanjutnya adalah ostrasisme, atau yang biasa
kita dengar dengan pengucilan. Pengucilan ini akan diperoleh bagi mereka yang
melanggar norma sosial ataupun aturan masyarakat. Bentuk pengucilan memang
bentuknya beragam dan dipengaruhi oleh banyak hal. Intinya korban yang dikucilkan
berarti sedang mendapat hukuman sanksi sosial.
13
2.6.5. Teguran
Jenis pengendalian sosial selain dikucilkan ada yang lebih frontal, yaitu
teguran. Teguran umumnya dilontarkan pada mereka orang yang melanggar aturan
yang sudah dilakukan berkali-kali, ataupun yang baru dilanggar sekali. Teguran itu
sendiri pun bermacam-macam bentuknya. Ada teguran tertulis, teguran tidak tertulis,
dan teguran langsung ataupun teguran tidak langsung. Tujuan diberinya teguran agar
menjadi pribadi yang lebih baik.
2.6.6. Cemoohan
Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kamu pernah mendapatkan cemoohan atau
mungkin yang memberikan cemoohan pada orang lain karena sudah melanggar standar
batas norma yang berlaku. Bentuk cemoohan tidak melulu dilakukan secara frontal di
depan orangnya langsung loh. Tetapi juga berupa hinaan dan sindiran juga termasuk
dalam cemoohan.
2.6.7. Intimidasi
Intimidasi adalah pengendalian sosial yang digunakan untuk mengancam
seseorang yang dianggap melanggar norma sosial atau hukum yang berlaku. Cara kerja
intimidasi dilakukan dengan cara menekan, mengancam dan menakut-nakuti.
Itulah beberapa jenis pengendalian sosial yang sebenarnya sering kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kita sendiri pun pernah melakukannya atau
pernah merasakannya.
pengendalian dengan cara keras akibat menyimpang, cara ini memberikan dampak
negatif lain. Misalnya memicu munculnya reaksi negatif bagi pelaku.
Pengendalian sosial koersif umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
kompulsi dan pervasi.
a. Kompulsi
Kompulsi adalah kondisi dimana dilakukan dengan cara paksaan. Umumnya
dilakukan oleh orang yang berwenang kepada seseorang atau kelompok tertentu yang
melanggar norma. Dimana orang tersebut mendapat paksaan untuk menuruti dan
mengubah sikap.
b. Pervasi
Sementara yang dimaksud dengan pervasi adalah memperkenalkan norma atau
aturan yang dilakukan secara berulang-ulang. pengulangan inilah yang yang sampai
masuk ke alam sadar dan secara tidak langsung mampu mengubah sikap sesuai yang
diinginkan.
karena lembaga tersebut adalah lembaga formal, tentu saja pengendalian sosial
yang dilakukan terkesan formal dan kaku. Justru kekakuan inilah yang memberikan
dampak positif. karena masyarakat menjadi lebih segan, lebih takut dan tidak bisa
bermain-main.
Di indonesia, pengendalian sosial informal justru lebih akrab kita rasakan dan
kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di beberapa daerah pedesaan dan
pelosok. Memang lembaga formal kurang ditakuti, justru lembaga adat dan lembaga
keagamaan yang lebih ditakuti. Oleh karenanya, banyak pengendalian sosial yang
menggunakan lembaga pengendalian sosial informal.7
7
https://deepublishstore.com/blog/materi/pengendalian-sosial/
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan, yang mengikuti
satu cara hidup tertentu. Masyarakat juga biasa disebut makhluk Sosial, yang dimana
suatu kejadian Sosial pasti selalu ada pro dan kontra, Konflik Sosial selalu terjadi di
Masyarakat. Oleh karena itu perlu ada Tatanan dan Pengendalian Sosial ini, agar
terwujudnya kehidupan social yang Teratur.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap para pembaca bisa memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Karena penulis sadar makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Semoga makalah kami yang berjudul “Tatanan dan Pengendalian
Sosial” ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Michael Hechter dan Christine Home,2003, Theories of Social Order, England, Oxford
https://wargamasyarakat.org/%E2%88%9A-5-contoh-tatanan-sosial-di-masyarakat/
https://deepublishstore.com/blog/materi/pengendalian-sosial/
17