Antropologi Kesehatan
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS KOTA PASURUAN
Kata Pengantar
Terima Kasih
Salam
Penulis
Individu berasal dari kata “individuum” yang artinya adalah satuan terkecil
dalam suatu kelompok yang tidak bisa dipecah lagi menjadi bagian yang
terkecil. Seperti halnya dalam suatu keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Baik ayah, ibu, maupun anak merupakan suatu individu dalam suatu
kelompok (keluarga) tersebut, yang sudah tidak bisa dipecah lagi menjadi
bagian yang terkecil.
Dampak positif
3 Contoh umum dampak positif manusia yang hidup secara individu, sebagai
berikut:
a. Dapat melakukan sesuatu kegiatan secara mandiri.
b. Tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
c. Tidak terikat dalam aturan/norma suatu kelompok.
Dampak negatif;
3 Contoh umum dampak negatif manusia yang hidup secara individu, sebagai
berikut;
a. Tidak dapat mengembangkan kemampuan/ilmu pengetahuan.
b. Tidak mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
c. Sulit dalam melakukan suatu kegiatan secara jamak.
Dampak positif
3 Contoh umum dampak positif manusia yang hidup
h secara sosial, sebagai
berikut;
a. Dapat melakukan sesuatu kegiatan secara kerjasama (gotong royong).
b. Dapat berbagi informasi dan ilmu pengetahuan.
c. saling tolong-menolong
menolong satu sama lainnya.
Dampak negatif;
Dampak negatif dari manusia bersosial hampir tidak ada, hanya saja mereka
memiliki aturan yang telah disepakati dengan kata mufakat dengan tidak
melangggarnya.
1.4. Ringkasan
a. Antropologi sosial adalah studi tentang manusia, khususnya tentang
asal-usul, warna – warni bentuk fisik, adat istiadat, dan
kepercayaannya pada masa yang lalu dan sekarang serta
mempelajari interaksi antar manusia dalam sebuah komunitas sosial
b. Antropologi kesehatan adalah suatu disiplin ilmu biobudaya yang
memperhatikan aspek – aspek biologis dan budaya itu sendiri
yang berkenaan dengan perilaku manusia, khususnya
bagaimana cara kedua aspek ini berinteraksi sehingga
berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit pada manusia dalam
sebuah komunitas.
1.5. Rujukan
Harwantiyoko (1997). MKDU Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : GUNADARMA
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-masyarakat.html
b. Komunikasi
Arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan
tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-
gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan
reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain
tersebut.
Suatu kontak dapat terjadi tanpa komunikasi, misalnya ketika
orang Indonesia berjabat tangan dengan orang Jerman padahal
keduanya tidak mengerti bahasa yang diucapkan satu sama lain. Dalam
kasus tersebut, kotak sebagai syarat pertama telah terjadi, tetapi
komunikasi tidak terjadi sehingga interaksi sosial pun tidak terjadi.
Dengan demikian, apabila dihubungkan dengan interaksi sosial, kontak
tanpa komunikasi tidak mempunyai arti apa-apa.
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi
sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation).
Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan
untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehdupan
terasing dapat disebabkan karena secara badaniah seseorang sama
sekali dasingkan dari hubungan dengan orang-orang lainnya. Dapat pula
disebabkan karena caat pada salah satu inderanya. Terasingnya
seseorang mungkin jga disebabkan karena pengaruh perbedaan rasa tau
kebudayaan yang kemudian menimbulkan prasangka-prasangka. Seperti
pada masyarakat yang berkasta dan pada beberapa suku bangsa di
Indonesia yang tertutup atau terasing dan kurang mengadakan hubungan
dengan dunia luar agak sulit juga untuk mengadakan suau interaksi
sosial.
2) Akomodasi (accomodation)
Akomodasi digunakan dalam dua arti, pertama akomodasi untuk
menunjuk pada suatu keadaan berarti adanya suatu keseimbangan dalam
interaksi anatara orang-perorang atau kelompok-kelompok manusia dalam
kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Kedua, akomodasi sebagai suatu proses yaitu akomodasi yang
menunjuk pada suatu usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu
pertentangan, yakni usaha untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu proses yang
digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu peruses dalam
hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi
oleh para ahli biologi untuk menunjuk suatu proses di mana makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sebenarnya, akomodasi merupakan
Suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak
lawan sehingga tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan akomodasi :
Untuk mengurangi pertentangan antara orang- perorangan atau
kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan (untuk sementara
waktu)
Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelas-kelas sosial
yang akibat budaya hidup terpisah
3) Asimilasi (asimilation)
Asimilasi merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan
yang terdapat antara orang- perorang atau kelompok-kelompok manusia.
Juga, meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan
proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan
tujuan-tujuan bersama.Proses asimilasi timbul apabila terdapat kelompok-
kelompok manusia yang berbeda kebudayaan, orang-perorang bergaul secara
langsung dan intensif untuk waktu yang lama, kebudayaan-kebudayaan
kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan
diri.
Beberapa bentuk interaksi sosial yang mengarah pada proses asimilasi;
Interaksi sosial yang bersifat pendekatan pada pihak lain
Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau
pembatasan-pembatasan (mis,lnya; larangan kawin campur)
b. Proses Disosiatif
Proses-proses disosiatif disebut juga oppositional processes (lawan dari
kerjasama atau oposisi). Suatu masyarakat merupakan bentuk oposisi atau
kerjasama, tergantung pada unsure-unsur kebudayaan seperti sistem nilai-nilai,
struktur masyarakat dan sistem sosialnya. Misalnya: Masyarakat
Amerika bersifat kompetitif, keberhasilan ditentukan oleh faktor materi dan
individualisme disebabkan latar belakang sejarah, Masyarakat Indonesia
bersifat kooperatif, sistem nilai-nilai dalam masyarakat lebih menghargai bentuk
kerjasama daripada bentuk proses sosial yang disosiatif.
Bentuk-benuk Proses Disosiatif :
1) Persaingan (Competition)
Orang-perorang atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing
mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa
tertentu menjadi pusat perhatian publik, tanpa menggunakan ancaman atau
kekerasan. Dua tipe persaingan diantaranya bersifat pribadi di mana orang-
perorang langsung bersaing misalnya memperoleh kedudukan tertentu di
dalam suatu organisasi (rivaly). Dan Tidak bersifat pribadi di mana kelompok-
kelompok manusia yang bersaing seperti antara dua perusahaan besar.
Buku Ajar Antropologi Kesehatan 16
Bentuk-bentuk persaingan :
Persaingan ekonomi, tidak seimbangnya antara persediaan dan permintaan
Persaingan kebudayaan dalam hal penyebaran kebudayaan agama dan
pendidikan
Persaingan dalam mencapai suatu kedudukan dan peranan tertentu dalam
masyarakat
Persainga ras
Fungsi persaingan:
Menyalurkan keinginan yang bersifat kompetitif dalam memperoleh sesuatu
yang berharga atau bernilai
Sebagai saluran untuk memenuhi kepentingan publik dalam memilih
sesuatu (misalnya Perlombaan)
Alat untuk mengadakan seleksi atas dasar sex dan seleksi sosial, sesuai
dengan kemampuannya
Alat untuk menyaring warga dalam kelompok-kelompok fungsional, seperti
kelas pemuka agama, seniman, politikus
2) Kontravensi (Contravention)
Kotravensi ditandai adanya gejala ketidakpastian mengenai diri
seseorang, suatu rencana, perasaan tidak suka yang disembunyikan,
kebencian, atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang. Kontravensi
merupakan suatu sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain
atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu tetapi tidak
sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. Kontravensi bersifat agak
tertutup atau rahasia. Salah satu bentuk Contravention adalah cold war
tujuannya membuat lawan tidak tenang, curiga, dan penuh rahasia.
Bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese dan howard Becker
meliputi perbuatan-perbuatan (dalam bentuk umum) seperti penolakan,
keengganan, perlawanan; menyangkal pernyataan orang lain (dalam bentuk
sederhana) di depan umum, memaki melalui surat, selebaran, dll; dalam bentuk
intensif seperti penghasutan, menyebar desas-desus, mengecewakan pihak
lain; bersifat rahasia seperti mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan
khianat; serta bersifat taktis seperti mengejutkan lawan, mengganggu atau
membingungkan pihak lain (dalam pemilu).
Tipe Contravention meliputi kontravensi generasi masyarakat, seperti
antara orang tua-anak, atau generasi tua dan muda; kontravensi sex,
menyangkut hubungan suami-isteri dalam keluarga dan peranannya dalam
2.6. Ringkasan
a. Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat
apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling
bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan
tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yan
telah ada. Dengan kata lain, proses sosial diartikan sebagai
pengaruh timbal balik antara sosial dengan politik, politik dengan
ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya
b. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang menyangkut hubungan natara orang-perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia. Interaksi sosial dimulai pada saat dua
orang bertemu. Seperti saling menegur, berjabat tangan, saling
berbicara
c. Ada dua macam secara garis besar bentuk interaksi sosial yaitu
interaksi yag bersifat kerjasama (asosiasi) dan interaksi yang
bersifat pertentangan (disosiasi).
Buku Ajar Antropologi Kesehatan 18
2.7. Rujukan
Soekanto, S. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT
Rajagrafindo Perkasa.
Sherif
Sherif memberikan arti kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang ada di
dalam masyarakat. Dengan susunan terperinci dan jelas antara tugas dan
wewenang, hingga kondisi ini seringkali berkaitan dengan struksur sosial yang
dilakukan untuk mengendalikan berbagai bentuk penyimpangan sosial.
Dari pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok
sosial adalah kumpulan manusia yang membentuk keterikatan satu dengan
yang lainnya, meskipun ikatan tersebut dibentuk dengan latar belakang yang
berbeda. Akan tetapi yang pasti dalam kelompok sosial menginginkantujuan
yang sama.
e. Memiliki Sistem
Ketika sekelompok anggota masyarakat yang memiliki persaman nasib
dan rasa seperjuangan berkumpul dan berencana membentuk suatu kelompok
sosial di dalam masyarakat, sekelompok anggota masyarakat tersebut tentunya
membicarakan bagaimana kelompok sosial itu dapat tumbuh dan berkembang.
Oleh karena iu, di setiap kelompok sosial yang tumbuh dan berkembang di
dalam kehidupan bermasyarakat membutuhkan sesuatu yang bermana sistem.
Sistem sendiri adalah suatu proses pengaturan terhadap sesuatu
terutama unsur-unsur untuk membentuk suatu kesatuan sehingga dapat
menghasilkan output yang sesuai dengan harapan dari berjalannya sistem itu
sendiri. Sistem yang dimiliki oleh setiap kelompok sosial merupakan bagian dari
23 Buku Ajar Antropologi Kesehatan
proses interaksi sosial dimana sistem tersebut memiliki sifat saling
ketergantungan atau saling membutuhkan diantara sistem yang ada di dalam
kelompok sosial. Sistem yang dimiliki oleh setiap kelompok sosial yang tumbuh
dan berkembang di dalam masyarakat diperlukan untuk mengatur segala
sesuatu yang berkaitan dengan kelangsungan atau eksistensi kelompok sosial
tersebut. Sistem yang biasa dimiliki oleh kelompok sosial untuk menjaga
kelangsungan atau eksistensi yang dimilikinya antara lain:
Sistem keanggotaan
Sistem keuangan
Sistem peraturan atau norma
Masing-masing sistem yang ada di dalam setiap kelompok sosial saling
bersinergi dan saling membentuk hubungan yang bersifat saling menguatkan
demi menjaga eksistensi dari kelompok sosial. Jika suatu sistem tidak dimiliki
oleh kelompok sosial, maka kelompok sosial itu dapat saja tidak dapat bertahan
lama karena tidak ada yang dijadikan landasan atau alat untuk menggerakkan
kelangsungan atau eksistensi kelompok sosial tersebut. Sistem dalam
kelompok sosial dibutuhkan oleh kelompok sosial untuk mengatur segala
sesuatu yang berkaitan dengan suatu kelompok sosial.
f. Memiliki Struktur
Kelompok sosial yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat tentunya
memiliki struktur sekalipun kelompok sosial tersebut masih baru atau baru
merupakan embrio kelompok sosial. Struktur yang dimaksudkan di sini
merupakan sistem kepengurusan baik itu kepengurusan sementara atau yang
bersifat permanen. Suatu struktur dalam kelompok sosial sangat diperlukan
untuk menghindari segala bentuk penyimpangan sosial terutama yang dapat
terjadi di dalam kelompok sosial tersebut yang dapat mengancam
kelangsungan atau eksistensi kelompok sosial tersebut.
Diantara kelompok sosial yang satu dengan lainnya bisa saja memiliki
suatu kesamaan dalam struktur untuk mengatur segala sesuatu yang berkaitan
dengan kelompok sosial tersebut. Namun, jika dilihat berdasarkan kekhasan
atau karakteristiknya, biasanya terdapat perbedaan struktur di bagian-bagian
tertentu terutama untuk menunjukkan kekhasan yang dimiliki oleh suatu
kelompok sosial tersebut, dalam peran sebagai berikut:
Peranan struktur di dalam suatu kelompok sosial diperlukan untuk
menjadi pembeda kewenangan atau kekuasaan yang ada di dalam kelompok
sosial tersebut. Melalui struktur yang terbentuk di dalam kelompok sosial, tugas
dan fungsi anggota menjadi jelas dan dapat mengurangi terjadinya tumpang
tindih kewenangan diantara peran dan fungsi anggota kelompok sosial. Struktur
Aturan atau norma yang dibuat dan berlaku di dalam suatu kelompok sosial
merupakan aturan atau norma yang tentunya sudah dirundingkan, didiskusikan,
dan disepakati oleh para anggota suatu kelompok sosial. Perumusan aturan
atau norma yang berlaku tentunya dilakukan melaui suatu proses perundingan
atau musyawarah yang diikuti oleh setiap anggota dengan tujuan agar setiap
anggota mengerti aturan atau norma apa saja yang berlaku di dalam kelompok
sosial tersebut, sebagai contoh dan sanksinya sebagai berikut:
Jika di dalam perjalananya ada anggota kelompok sosial yang
kedapatan melanggar aturan atau norma yang dimiliki oleh kelompok sosial,
anggota dapat dikenai sanksi atau hukuman yang sesuai dari tingkat
pelanggaran yang terjadi. Sanksi atau hukuman yang diberikan dalam
kelompok sosial merupakan bentuk penyelesaian masalah di dalam kelompok
sosial itu sendiri. Biasanya, sanksi yang diberikan terdiri dari beberapa tahapan
seperti melalui peringatan lisan, peringatan tertulis, dan sampai yang terberat
yaitu dicabut keanggotaannya dari kelompok sosial tersebut.
Pelanggaran terhadap aturan atau norma yang ditetapkan dan
diberlakukan di dalam kelompok sosial juga dapat diatasi dengan memberikan
sanksi tidak tertulis berupa sanksi sosial seperti pengucilan dan lainnya. Jika
pelanggaran yang terjadi di dalam kelompok sosial sudah mengindikasikan
suatu tindak pidana yang serius, kelompok sosial dapat meminta bantuan dari
25 Buku Ajar Antropologi Kesehatan
lembaga hukum yang berwenang untuk membantu menyelesaikan pelanggaran
aturan dan norma yang dilakukan oleh anggota kelompok sosial tersebut.
h. Memiliki Tujuan
Sudah barang tentu suatu kelompok sosial di dalam masyarakat dibentuk
karena adanya suatu tujuan tertentu. Tujuan yang dimiliki oleh suatu kelompok
sosial dalam masyarakat ini diperlukan untuk menentukan langkah atau arah
kemana kelompok sosial tersebut dibawa. Dalam praktiknya, kelompok sosial
biasanya memiliki beberapa tujuan yang terbagi atas tujuan jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yang dimiliki
oleh kelompok sosial merupakan tujuan yang ingin segera dicapai dalam waktu
terdekat karena suatu kepentingan yang mendesak.
Tujuan jangka menengah yang dimiliki oleh kelompok sosial merupakan
target selanjutnya yang harus dipenuhi ketika tujuan jangka pendek sudah
terpenuhi. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah tujuan yang dimiliki oleh
kelompok sosial yang harus dipenuhi dalam kurun waktu tertentu ketika tujuan
jangka pendek dan menengah sudah tercapai, dan masih ada beberapa tujuan
lainnya sebagai berikut:
Tujuan yang dimiliki oleh setiap kelompok sosial yang tumbuh dan
berkembang di dalam masyarakat biasanya disesuaikan dengan kondisi
penduduk Indonesia khususnya kehidupan masyarakat dimana kelompok
sosial tersebut berkembang sebagai bentuk kontribusi kelompok sosial
terhadap kebutuhan masyarakatnya. Penyesuaian tujuan yang dimiliki oleh
berbagai kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat dengan karakteristik
atau kekhasan daerah diperlukan untuk menjaga kelangsungan dan eksistenti
kelompok sosial di dalam kehidupan bermasyakarat.
Selain itu, penyesuaian tujuan juga dilakukan semata-mata guna
mendapatkan dukungan dari masyarakat terhadap kelompok sosial yang
berkembang di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Hal ini diperlukan
agar terjadi hubungan timbal balik diantara kelompok sosial dan masyarakat
sehingga kelompok sosial dan masyarakat mendapatkan keuntungan sehingga
dapat memperkuat kesatuan dan persatuan di dalam masyarakat.
b. Kesamaan
Selain kedekatan fisik dan geografis, pembentukan kelompok sosial juga
tergantung pada kesamaan di antara anggota-anggotanya. Pada umumnya,
orang memang lebih nyaman berinteraksi dengan orang yang memiliki
kesamaan dengan dirinya. Kesamaan di sini meliputi kesamaan latar belakang,
minat, kepercayaan, nilai, usia, atau karakter-karakter personal lain. Macam-
macam kesamaan tersebut juga bisa dikategorikan menjadi tiga aspek berikut:
1) Kesamaan Kepentingan
Adanya kesamaan kepentingan membuat kelompok sosial ini memiliki
pehamaman yang sama akan tujuan bersama dan mau bekerja sama demi
mencapai kepentingan dan tujuan tersebut. Hal ini terlihat pada kelompok
belajar di sebuah kelas atau bimbel yang para anggotanya sama-sama
memiliki kepentingan untuk lulus atau mendapat nilai tertentu.
2) Kesamaan Keturunan
Kelompok sosial yang terbentuk dengan persamaan keturunan, akan
memiliki tujuan yang sama yakni menyambung tali persaudaraan. Dampak
positifnya, masing-masing anggotanya secara tidak langsung memiliki
komitmen untuk tetap aktif terlibat dalam kelompok sosial ini untuk menjaga
agar tali persaudaraan tidak terputus.
3) Kesamaan Nasib
Adanya persamaan nasib atau pekerjaan, maka dapat terbentuk kelompok
sosial yang mewadahi yang bertujuan meningkatkan taraf hidup amaupun
kinerja anggotanya. Contohnya, perkumpulan informal mitra ojek online yang
saat ini sedang marak di berbagai kota. Adanya perkumpulan ini didasari oleh
Kelompok sekunder
Kelompok sekunder adalah kelompok sosial dengan jumlah anggota banyak,
hubungan antaranggota bersifat formal, antar anggota tidak saling mengenal,
dan tidak permanen. Kelompok sosial ini bisa dikatakan berlawanan dengan
kelompok primer.
Contoh yang ada di dalam kelompok primer misalnya saja adalah Lembaga
Politik, khususnya partai politik yang hubungan antar anggotaya bersifat formal
selain itu juga satu dengan yang lainnya tidak saling mengenal. Bahkan dalam
politik dikatakan sebagai kelompok primer karena tidak ada istilah kawan dan
lawan di dalamnya.
In-Group
In-group adalah salah satu jenis kelompok sosial yang individunyanya
mengidentifikasikan diri dalam kelompok tersebut.
Out-Group
Out-Group adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok luar atau
kelompok yang dianggap sebagai lawan.
Gemeinschaft (Paguyuban)
Gessellschaft (Patembayan)
Pengertian patembayan adalah bentuk kehidupan yang bersifat pamrih,
mempunyai hubungan solidaritas organis, dan bertangsung dalam jangka
waktu pendek. Kelbmpok jenis ini identik dengan masyarakat kota yang
kompleks.
Priilaku Kolektif
29 Buku Ajar Antropologi Kesehatan
Priilaku kolektif adalah bagian daripada ciri kelompok sosial yang cenderung
bersifat sementara, tidak terorganisasi, dan merupakan perilaku spontanitas.
Adapun jenis perilaku kolektif sebagai berikut.
Kerumunan yaitu kumpulan individu yang bersifat sementara. Ukuran utama
dan kerumunan adalah kehadiran individu secara fisik dan tidak terorganisasi.
Kerumunan dibedakan menjadi hadirin (audience), kerusuhan (riot), pesta pora
(orgi), dan kepanikan.
Prilaku massa yaitu penilaku kelompok yang bukan satu kesatuan, tidak
tens truktur dan terorganisasi, serta terjadi interaksi tidak langsung melalui alat-
alat komunikasi.
Kelompok sosial dalam yang ada di dalam masyarakat dapat terbentuk
secara alami ataupun terbentuk dengan proses di sengaja. Kelompok sosial
yang terbentuk secara alami misalnya keluarga inti dan ikatan kelompok
kekerabatan. Adapun kelompok yang sengaja dibentuk misalnya organisasi
atau perkumpulan. Faktor yang melatarbelakangi seseorang membentuk atau
bergabung dalam kelompok sosial, antara lain dipengaruhi oleh syarat-sayarat
yang ada.
Teori sosiologi dan tokohnya ini memberikan pengertian bahwa dinamika sosial
adalah perubahan sosial dalam masyarakat yang mengalami permasalahan.
Permasalahan bisa dilakukan perorangan atau kelompok, akan tetapi yang
pastinya dengan adanya dinamika sosial keteraturan sosial dalam masyarakat
tdak berjalan dengan semestinya.
Shertzer dan Stone
Pengarang salah satu Buku terkenal dalam sosiologi ini memberikan arti bahwa
dinamika kelompok sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atas
Buku Ajar Antropologi Kesehatan 30
landasan mencapai tujuan tanpa memahami subtansi kebutuhan yang akan
dimilikinya. Akibatnya keadaan ini memaksanya untuk menghalalkan cara
apapun.
Dari pengertian dinamika kelompok sosial menurut para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa dinamika sosial ialah permasahan atau problema
kehidupan yang dialami oleh individu yang ingin melakukan bentuk mobilisasi
sosial dengan cepat sehingga mengubah keteraturan sosial yang ada.
Faktor Dinamika Kelompok Sosial
Faktor yang terjadi dalam Dinamika Kelompok Sosial ini, terbagi menjadi dua
bentuk. Pertama adalah faktor yang dapat mempengaruhi dan kedua adalah
faktor yang dapat mengambat. Penjelasannya sebagai berikut;
Faktor Penghambat Dinamika Kelompok
Terjadi isolasi.
Terdapat keinginan untuk mempertahankan keadaan.
Terdapat tradisi yang mengikat
Faktor pendorong yang terdapat dalam dinamika kelompok sosial, antara lain
adalah sebagai berikut;
3.6. Ringkasan
3.7. Rujukan
3.8. Latihan Soal
b. Peranan
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kedudukannya,
dia menjalankan peranannya. Peranan adalah suatu perilaku yang
diharapkan oleh orang lain dari seseorang yang menduduki status
tertentu. Peranan dan kedudukan tidak dapat dipisahkan karena
keduanya saling bergantung. Setiap orang memiliki peranan yang
bermacam-macam sesuai pola pergaulan hidupnya. Peranan penting
Buku Ajar Antropologi Kesehatan 36
karena mengatur perilaku seseorang. Seperangkat harapan-harapan
yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial
tertentu.
Peranan ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat
seperti profesi sebagai dokter tidak boleh mementingkan diri sendiri,
tidak boleh mengiklankan diri dan tidak boleh menolak pasien. Di dalam
peranan terdapat dua macam harapan, yakni harapan dari masyarakat
terhadap pemegang peran dan harapan yang dimiliki pemegang peran
terhadap masyarakat. contohnya, dokter mempunyai hak-hak istimewa
dalam masyarakat sebagai balasan terhadap tugasnya.
Model Peranan :
a. Prescribed Role (peranan yang dianjurkan)/PR yaitu peranan
yang diharapkan masyarakat atau orang lain.
b. Enacted Role (peranan yang dijalankan)/ER yaitu peranan yang
nyata atau keadaan yang sesungguhnya. Ketidakselarasan
antara PR dan ER sering terjadi akibat kurangnya pengertian,
kesengajaan, dan ketidakmampuan individu.
c. Role Distance (Kesenjangan Peranan) yaitu menjalankan
peranan secara emosional, pelaksanaan peranan sering disertai
ketegangan atau tekanan psikologis yang terus berlangsung.
Seperti, peranan wanita yaitu ibu rumah tangga, pekerja, dan
kuliah.
4.6. Ringkasan
1. Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas (kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih
rendah) secara bertingkat (hierarkis), yang didasari oleh ukuran
kekayaan, ukuran wewenang dan kekuasaan, ukuran keturunan serta
ukuran kepandaian da ilmu pengetahuan.
2. Mobilitas sosial adalah gerak sosial, yaitu suatu gerak di dalam struktur
sosial yang didasari oleh kebutuhan dasar manusia menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
5.6. Ringkasan
1. Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam
dalam suatu masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan,
kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu
yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan
tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi
2. Norma sosial merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat
apakah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima karena
sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat ataukah
merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan
harapan sebagian besar warga masyarakat.
3. Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang
berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai
kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata sosial berasal dari
bahasa asing social institutions, yang berarti sebagai lembaga
kemasyarakatan atau kumpulan norma (sistem norma)
5.7. Rujukan
Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan
diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien
sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi
Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan
untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan
menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan,
misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis,
maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup
klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang
Buku Ajar Antropologi Kesehatan 50
dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang
dianut
Proses keperawatan
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam
menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam
bentuk matahari terbit (Sunrise Model). Geisser (1991). menyatakan bahwa
proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan
memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien.
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise
Model" yaitu :
1) Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau
mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan
berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan
kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien
tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang
budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa
keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural
yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,
gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan
ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini.
Buku Ajar Antropologi Kesehatan 52
c. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah
suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah
suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah
melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger
and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan
transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankan budaya yang
dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan
kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien
bertentangan dengan kesehatan.
1) Cultural care preservation/maintenance
Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat
Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan
klien
Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
2) Cultural care accomodation/negotiation
Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana
kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien
dan standar etik.
3) Cultual care repartening/reconstruction
Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang
diberikan dan melaksanakannya
Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya
kelompok
Gunakan pihak ketiga bila perlu
Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan
yang di pahami oleh klien dan orang tua.
Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing -
masing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak
percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan
terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan
menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
d. Evaluasi
6.4. Ringkasan
1. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan
latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan
memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang
digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/
mempertahankan budaya, mengakomodasi/ negoasiasi budaya dan
mengubah/ mengganti budaya klien.
2. Ilmu keperawatan dan Antropologi berkembang dan saling
melengkapi, Keperawatan mempelajari hubungan perawat dan klien
yang termasuk didalamnya tentang budaya yang dimiliki oleh perawat
dan klien tersebut, sehingga besar peranan antropologi dalam
mengembangkan ilmu keperawatan.
6.5. Rujukan
Dougherty& Tripp-Reimer, 1985. The Interface Of Nursing And Anthropology.
Kontak mata
Kontak mata juga merupakan perilaku yang ditentukan secara budaya.
Meskipun sebagian besar perawat telah diajarkan untuk menjaga kontak mata
ketika berbicara dengan pasien, beberapa orang dari tertentu latar belakang
budaya dapat menafsirkan perilaku ini secara berbeda. Sebagai contoh,
beberapa orang Asia, penduduk asli Amerika, Indonesia Orang Cina, Arab, dan
Appalachia dapat mempertimbangkan mata langsung kontak tidak sopan atau
agresif, dan mereka dapat mencegahnya
mata sendiri ketika berbicara dengan perawat dan orang lain yang mereka
anggap berada dalam posisi otoritas. Beberapa penduduk asli Amerika
menatap lantai saat percakapan, perilaku budaya menyampaikan rasa hormat
dan menunjukkan bahwa pendengarnya memperhatikan pembicara. Beberapa
pasien Hispanik menjaga mata yang tertunduk sebagai tanda yang sesuai
secara budaya perilaku hormat kepada orang lain atas dasar umur, jenis
kelamin, posisi sosial, status ekonomi, dan posisi otoritas (Giger & Davidhizar,
2008). Perawat siapa menyadari bahwa kontak mata dapat ditentukan secara
budaya lebih memahami perilaku pasien dan memberikan suasana di mana
pasien bisa merasa nyaman.
Waktu
Sikap tentang waktu sangat bervariasi di antara budaya dan dapat
penghalang komunikasi yang efektif antara perawat dan pasien. Pandangan
tentang ketepatan waktu dan penggunaan waktu adalah ditentukan secara
budaya, seperti konsep menunggu. Simbol waktu, seperti jam tangan, matahari
terbit, dan matahari terbenam, mewakili metode untuk mengukur durasi dan
perjalanan waktu (Giger & Davidhizar, 2008).
Sentuhan
Makna yang orang kaitkan dengan sentuhan adalah budaya ditentukan
untuk tingkat yang luar biasa. Dalam beberapa budaya (misalnya, Hispanik,
Arab), penyedia layanan kesehatan pria mungkin dilarang dari menyentuh atau
memeriksa bagian-bagian tertentu dari betina tubuh. Demikian pula, mungkin
tidak pantas bagi wanita untuk peduli untuk pria. Di antara banyak orang
Amerika keturunan Asia, itu tidak sopan untuk menyentuh kepala seseorang
karena roh itu diyakini berada sana. Oleh karena itu, penilaian kepala atau
evaluasi acedera kepala memerlukan izin dari pasien atau keluarga anggota,
jika pasien tidak dapat memberikan izin. Rasa kesopanan yang ditentukan oleh
budaya pasien harus juga dipertimbangkan saat memberikan asuhan
keperawatan. Sebagai contoh, beberapa wanita Yahudi dan Muslim percaya
kesopanan itu membutuhkan menutupi kepala, lengan, dan kaki mereka
dengan pakaian.
Diet
Makna budaya yang terkait dengan makanan sangat bervariasi tetapi
biasanya mencakup satu atau lebih dari yang berikut: bantuan kelaparan;
promosi kesehatan dan penyembuhan; pencegahan penyakit atau penyakit;
ekspresi merawat orang lain; promosi kedekatan interpersonal antara orang-
orang individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau bangsa; dan promosi
kekerabatan dan aliansi keluarga. Makanan juga dapat dikaitkan dengan
penguatan ikatan sosial; perayaan acara kehidupan (misalnya, ulang tahun,
pernikahan, pemakaman); ungkapan terima kasih atau apresiasi; pengakuan
prestasi atau prestasi; validasi sosial, budaya, atau upacara keagamaan fungsi;
fasilitasi negosiasi bisnis; dan ekspresi kemakmuran, kekayaan, atau status
sosial. Budaya menentukan makanan mana yang disajikan dan kapan mereka
dilayani, jumlah dan frekuensi makan, siapa makan dengan siapa, dan siapa
yang menerima porsi terpilih. Budaya juga menentukan bagaimana makanan
disiapkan dan disajikan, bagaimana mereka dimakan (dengan sumpit, tangan,
atau garpu, pisau, dan sendok), dan tempat orang berbelanja (misalnya, toko
bahan etnis toko, pasar makanan khusus). Budaya juga menentukan dampak
kelebihan berat badan dan obesitas pada harga diri dan sosial kedudukan.
Dalam beberapa budaya, curah fisik dipandang sebagai atanda kemakmuran
dan kesehatan (misalnya, bayi yang sehat adalah gemuk bayi).
7.6. Rujukan
Vannissa, 2018. Profil Negara Indonesia Lengkap Dengan Wilayah Letak
Geografisnya, https://perpustakaan.id/profil-negara-indonesia/ diakses
pada 10/01/2019 jam 12:30 WIB
Taslim, 2017. Transkultural dalam praktmik keperawatan.
https://www.kompasiana.com/rtasalim/58d6c2a6f27a611f18718364/tran
skultural-dalam-praktik-keperawatan