Puji syukur atas tuhan yang maha esa yang telah memberikan kita kesehatan dan
kesempatan untuk menuliskan modul ini dan diberikannya kepercayaan untuk menyusun
modul pembelajaran yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa sekolah
menengah atas dengan subjek mata pelajaran Sosiologi yang telah sesuai dengan
Kurikulum 2013. Seperti halnya modul pembelajaran pada umumnya yang memuat
beberapa materi pokok dalam pembelajaran Sosiologi dan pedoman materi untuk
pembelajaran siswa.
Pembelajaran materi tentang setiap dasar tentang sosioligi telah tersaji dalam
modul ini, seperti pada bab awal yang mempelajari tentang dasar-dasar dari sosiologi yang
mencakup berbagai sub bab. Dalam sub bab yang dipilih menyesuaikan dengan judul bab
yaitu dasar-dasar sosiologi yang mencakup pengertian sosiologi dari para ahli, konsep
dalam sosiologi, ilmu dalam sosiologi, dan realitas sosial dalam kajian sosiologi. Ini dapat
dipelajari oleh siswa untuk mengenal dasar-dasar dari meteri pokok sosiologi dimulai dari
yang mendasar yaitu pengertian awal sosiologi.
Untuk materi yang bis dipelajari siswa selanjutnya mengenai hubungan sosial yang
merupakan konsep awal sosiologi yang berhubungann tentang interaksi sosial di
masyarakat, tindakan sosial oleh setiap individu, nilai dan norma sosial yang berlaku di
masyarakat, dan kepribadian individu sebagai bagian dari masyarakat sosial. Dan bab
selanjutnya merupakan bagian dari pembelajaran yang mendasar untuk memperdalam
pemahaman siswa seperti gejala sosial yang meliputi heterogenitas, penyipangan sosial,
dan pengendalian sosial. Terakhir yaitu siswa mempelajari rancangan dalam penelitian
sosial yang mencakup aspek-aspek penting penelitian, seperti proses, rencana, penentuan
topik, pendekatan dalam penelitian, dan subjek dalam penelitian sosial, serta pengumpulan
data yang akan dipilih untuk melakukan penelitian sosial.
Dalam penyusunan modul ini kami telah berusaha sebaik mungkin untuk dapat
bermanfaat bagi para siswa dan guru, sehingga dapat menjalankan proses belajar mengajar
sosiologi dengan baik. Sebelum memulai belajar materi dalam modul ini tidak lepas dari
ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini. dan
semoga bermanfaat bagi semuanya. Terimakasih
Penyusun
2
A. Interaksi Sosial.................................................................................................. 32
B. Tindakan Sosial................................................................................................. 39
C. Nilai dan Norma Sosial...................................................................................... 42
D. Kepribadian ...................................................................................................... 45
A. Heterogenitas Sosial......................................................................................... 54
B. Penyimpangan Sosial....................................................................................... 55
C. Pengendalian Sosial......................................................................................... 63
Daftar Gambar
Gambar 1.1. Manusia Sebagai Makhluk Social ....................................................................................... 6
Gambar 1.2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial ....................................................................................... 7
Gambar 1.3. Aguste Comte ..................................................................................................................... 8
Gambar 1.4 Pitirim A. Sorokin ................................................................................................................ 8
Gambar 1.5 Masyarakat Pedesaan ....................................................................................................... 10
Gambar 1.6 Gotong Royong .................................................................................................................. 12
Gambar 1.7 Keterkaitan Antar Masalah ............................................................................................... 17
Gambar 1.8 Pengelompokan Masalah Sosial Menurut Stark................................................................ 18
Gambar 1.9 Pemukiman Kumuh .......................................................................................................... 18
Gambar 1.10 Polusi Udara..................................................................................................................... 19
Gambar 1.11 Pertengkaran ................................................................................................................... 19
Gambar 1.12 Praktik Korupsi................................................................................................................. 20
Gambar 2.1 Interaksi Sosial ................................................................................................................... 31
Gambar 2.2 Imitasi ................................................................................................................................ 34
Gambar 2.3 Simpati ............................................................................................................................... 35
Gambar 2.4 Bercengkrama Sebagai Bentuk Interaksi .......................................................................... 36
Gambar 2.5 Diskusi Kantor Sebagai Perbedaan Peran ......................................................................... 38
Gambar 2.6 Bentuk Tindakan Sosial ..................................................................................................... 41
Gambar 2.7 Ilustrasi Norma Sosial ....................................................................................................... 44
Gambar 2.8 Ilustrasi Kepribadian ......................................................................................................... 44
Gambar 3.1 Rung Lingkup Krimonologi ................................................................................................. 45
Gambar 3.2 Memberi Nasihat .............................................................................................................. 45
Gambar 1.2 Hukuman Berdiri di Luar Kelas .......................................................................................... 45
Gambar 1.2 Institut Sebagi Kontrol Sosial ............................................................................................ 45
Gambar 4.1 Diskusi................................................................................................................................ 45
Gambar 1.2 Membaca Untuk Memperdalm Ilmu ..................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 1.2 Anak Bermain Gadget ........................................................................................................ 57
Gambar 1.2 Lingkup Pembagian Teori ................................................................................................ 103
4
5
6
Tahukah anda apa saja yang dipelajari dalam sosiologi? Sebenarnya, di Sekolah
Menengah Pertama, Anda telah belajar tentang sosiologi dalam bentuk pelajaran IPS.
Namun, pelajaran tersebut belum mendalam. Oleh karena itu, di kelas X ini, Anda akan
belajar lebih mendalam tentang sosiologi, mulai dari macam kajian pembelajarannya hingga
manfaat mempelajari mata pelajaran ini.
Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial yang membahas fakta sosial masyarakat
secara objektif, seperti hubungan antar individu dalam kelompok, hubungan antara individu
dengan kelompok, dan hubungan antar kelompok dalam masyarakat. Serta pada bab ini
juga akan mempelajari sejarah perkembangan sosiologi dan melihat peran serta fungsinya.
Dalam sosiologi juga akan menelusuri berbagai realitas sosial, kehidupan sosial, dan gejala
sosial pada masyarakat. Hal ini karena masyarakat sebagai objek dari kajian sosiologi.
Dalam bab ini kita akan coba melihat pengertian gejala sosial, karakteristiknya, bentuk dan
juga jenis dari gejala sosial. Namun sebelum membahasnya, kita perlu mengetahui terlebih
dahulu hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Pengertian Sosiologi
Objek dari kajian sosiologi yaitu gejala sosial, Mannheim menyatakan bahwa terdapat
tiga jenis sosiologi. Yang pertama yaitu sosiologi sistematis atau umum yang berkaitan
dengan kondisi, faktor, dan efek dari kehidupan sosial yang cenderung berulang dalam
situasi budaya dan sejarah yang beragam. Tujuannya adalah menemukan elemen dasar dari
gejala sosial dan konsep dasar melalui mana gejala sosial dapat digambarkan secara
universal. Yang kedua yaitu sosiologi komparatif yang akan mempertimbangkan kondisi,
faktor, dan efek serta menentukan bagaimana gejala sosial bervariasi dalam sejarah
masyarakat yang berbeda-beda. Dan yang terakhir yaitu sosiologi struktural yang memiliki
tujuan untuk meneliti elemen dasar masyarakat dan mewujudkan historis yang berbeda,
sehingga akan memberikan analisis sosiologi. Tokoh lain yang mendefinisikan sosiologi bisa
dapat dilihat pada tabel berikut:
9
5. William F. Ogburn dan Ilmu tentang penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial
Meyer F. Nimkoff dan menghasilkan organisasi sosial.
Objek Sosiologi
Istilah sosiologi berasal dari kata socius (bahasa Latin) berarti “kawan” dan logos
(bahasa Yunani) berarti “kata” atau “berbicara”. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sosiologi merupakan
bagian dari ilmu sosial, dengan masyarakat sebagai objek kajian sosiologi. Kata masyarakat
berasal dari akar kata Arab, musyarak, artinya “bersama-sama”. Sedangkan istilah dalam
bahasa Inggrisnya adalah society. Kata society berasal dari bahasa Latin socius, yang
berarti “kawan”.
Terdapat beberapa pandangan tentang masyarakat. Selo Soemardjan menyatakan
bahwa masyarakat merupakan kumpulan orang yang hidup bersama dan menciptakan
10
kebudayaan. J. L. Gillin dan J. P. Gillin menyatakan masyarakat adalah kelompok manusia
yang terbesar. Masyarakat memiliki kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang
sama. Founding father sosiologi, Auguste Comte, menyatakan bahwa masyarakat
merupakan kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang
menurut hukum-hukumnya sendiri dan pola perkembangan tersendiri. Sementara itu,
menurut Ralph Linton, menyatakan bahwa masyarakat adalah kumpulan individu yang telah
hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama.
Sosiologi pada awalnya bagian dari filsafat, yang membahas masyarakat. Seperti
membahas perang, konflik sosial, dan kekuasaan pemerintah. Namun pembahasan tentang
masyarakat ini semakin meningkat seperti meliputi sususnan kehidupan dan norma norma
yang harus dijalani setiap anggota masyarakat. Oleh karena itu terdapat kajian baru yang
membahas tentang masyarakat yang disebut sebagai "sosiologi".
Auguste Comte, seorang yang pertama kali memperkenalkan ilmu sosiologi, dimana
pada awalnya beliau melihat terdapat perubahan-perubahan yang terjadi seoerti demokrasi
yang bisa berakibat positif, tetapi juga berakibat negatif. Dan yang seringkali terjadi yaitu
adanya konflik antarkelas pada masyarakat. Menurut beliau hal ini dapat terjadi dikarenakan
hilangnya norma pada masyarakat setiap bertindak. Dari situ Comte menganjurkan agar
11
semua penelitian yang berhubungan dengan masyarakat harus dijadikan satu Ilmu. darisitu
beliau selalu memikirkan hukum apa yang bisa menangani gejala-gejala sosial dan beliau
memberikan nama istilah tersebut adalah sosiologi. Lalu ilmu ini dipopulerkan oleh Herbert
Spencer mengembangkan sistem penelitian tentang masyarakat. Spencer mengembangkan
teori besar tentang evolusi sosial dan mengartikan masyarakat sebagai sistem yang
tersusun saling bergantungan. Karena spencer ini maka sosiologi menjadi sangat terkenal ke
seluruh dunia, salah satunya ke Indonesia.
Ki Hajar Dewantara merupakan seorang pelopor pendidikan nasional Indonesia
beliau seringkali menggunakan konsep penting sosiologi untuk memahami masyarakat
Indonesia, seperti kepemimpinan dan kekeluargaan. Pada awalnya sosiologi dianggap tidak
terlalu penting, sosiologi hanya dijadikan ilmu pembantu untuk ilmu pengetahuan lainnya.
Namun setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, sosiologi mengalami proses
yang sangat baik. Hingga akhirnya pada tahun 1948, sosiologi menjadi mata kuliah di dunia
perkuliahan yang berkembang sampai saat ini.
Banyak dari setiap orang berpikir bahwa apa yang dipelajari dalam sosiologi ini
hanya pengetahuan umum saja yang dimana artinya semua orang sudah tahu tentang ilmu
ini. Padahal pikiran ini adalah pikiran yang salah. Pengetahuan umum (common sense)
berkaitan erat dengan kepercayaan dari suatu masyarakat pada periode tertentu.
Masyarakat tentunya berbeda oleh karena itu pengetahuan yang dimilikinya pun juga pasti
berbeda-beda Masyarakat yang berbeda memiliki pengetahuan umum berbeda pula. Tidak
semua temuan sosiolog menggusur pengetahuan umum. Saat ingin meneliti para sosiolog
menggunakan imajinasi sosial dan cara pandang yang berbeda-beda. Dan apa yang diteliti
tentu akan diuji ulang dengan banyak asumsi masyarakat. Penjelasan dan kesimpulan yang
diberikan sudah dipastikan berdasar pada bukti-bukti akurat yang dikumpulkan melalui riset
menggunakan prosedur penelitian yang baik.
Metode Ilmiah
Dalam penelitian social, dikenal dua pendekatan yang dapat digunakan ketika melakukan
suatu penelitian yaitu secara kuantitatif dan kualitatif.
a. Penelitian kualitatif : Yaitu penelitian yang hasil datanya berupa deskripsi kat-kata.
Penelitian tipe ini digunakan untuk mengungkapkan keadaan suatu objek,
menemukan makna, atau memahami suatu permasalahan secar mendalam. Data
yang didapatkan biasanya berupa gambar, kata, atau kejadian dalam “natural
setting”.
b. Penelitian kuantitatif : Merupakan suatu penelitian yang datanya beruapa angka yang
digunakan sebagai alat untuk menemukan keterangan yang diinginkan.
13
Meskipun penelitian kuantitaif berhubungan dengan angka, tetapi tidak mengartikan
bahwa penelitian secara kualitatif lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan penelitian
kuantitatif. Padahal masing-masing penelitian memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Bahkan ada pula penelitian yang dilakukan dengan menggabungkan kedua metode tersebut.
Setiap tipe penelitian memiliki syarat tertentu yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Setiap penelitian memiliki aturan yang harus dipegang secara teguh agar tujuan
dapat dicapai secara objektif.
2. Setiap penelitian hendaknya memberikan batasan masalah sekecil mungkin baik
ketikaa dalam proses merancang oenelitian, pengembangan dan penggunaan alat,
analisis, ataupun ketika penafsiran data.
3. 3. Hasil penelitian hendaknya dipublikasikan sesuai kode etik yang berlaku dan
terbuka dengan kritikan orang lain.
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menentukan masalah serta batasan masalah agar hasil penelitian dapat tersusun
dan memiliki focus.
c. Merumuskan hipotesis yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Hipotesis
didapatkan setelah membaca penelitian terdahulu yang masih relevan dengan
masalah yang akan diteliti.
d. Menentukan metode yang akan digubnakan. Penelitian metode yang tepat dapat
membantu peneliti menemukan data yang tepat pula.
e. Proses pengumpulan data
f. Menafsirkan data
g. Membuat kesimpulan hasil penelitian
Sosiologi bukan merupakan ilmu yang berdiri sendiri. Terdapat hubungan dengan ilmu
yang lain, psikologi misalnya. Ketika melakukan suatu studi analisis terhadap perilaku
tawuran terhadap individu, mungkin orang akan berfikir bahwa hal yang menjadikan individu
melakukan tindakan tersebut adalah karena kepribadiannya, tetapi hal itu juga harus kita
analisis dengan konsep sosiologi. Dapat memungkinkan pula hal yang menjadikan individu
tersebut melakukan tawuran adalah karena adanya pengaruh dari lingkungan, misalnya
untuk menunjukkan eksistensi diri sehingga mendapatkan label pemberani. Hal-hal seperti
14
itu tidak dapat kita abaikan sepenuhnya tetapi harus juga dipandang dari sudut ilmu
pengetahuan yang lain. Seorang sosiolog juga belajar mengenai ilmu antroplogi, ilmu
psikologi, serta ilmu yang lain. Dibawah ini merupakan beberapa hubunan antara ilmu
sosiologi dengan ilmu yang lain.
Sosiologi merupakan salah satu ilmu yang berhubungan dengan sebuah penelitian mulai
dari telaah masalah, pengumpulan data, sampai pada perencanaan atas perumusaan
kebijakan berdasarkan pada penlitian yang telah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu,
sosiologi bukan merupkan ilmu yang tanpa tujuan, tetapi sosiologi memiliki beberapa fungsi
dan peran, diantaranya yaitu:
Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan suatu hal yang tidak akan bisa kita lepaskan dari
kehidupan. Satu masalah selesai timbul lagi masalah yang lainnya. Merupakan kata yang
pasti sering kita dengar dari siapa saja bahkan mungkin dari kita sendiri pernah
mengucapkan kalimat tersebut. Jika kita refleksikan lagi kebelakang, dulu petani ketika
membajak sawah opsi yang tersedia adalah menggunakan bantuan hewan ternak. Namun,
setelah itu timbul masalah yaitu cara membajak dengan bantuan hewan ternak dirasa kurang
efektif dan cenderung lama, akhirnya muncul inovasi untuk mengatasi masalah tersebut
yaitu dengan menciptakan alat traktor. Setelah masalah alat membajak selesai, timbul lagi
suatu permasalahan yaitu ketika merontokkan padi masih dengan alat yang sederhana (di
16
gephuk, dalam istilah jawa) yang kemudian muncul penyelesaiannya dengan adanya alat
giling padi. Tanpa sadar, masalah-masalah yang ada tersebut menjadi tantangan bagi
masyarakat untuk bagaimana menemukan solusinya sehingga dicapai suatu kemudahan
untuk kehidupan pula. Dengan itu, dapat dipahami bahwa sejatinya masalah yang ada dalam
kehidupan manusia tidak akan ada habisnya, tetapi yang pasti dengan masalah yang ada
itulah mendorong manusia untuk semakin berkembang lagi. Masalah dapat diartikan sebagai
suatu hambatan sehingga dibutuhkan upaya untuk memecahkannya dengan segera
mungkin secara benar dan tepat. Masalah juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana
apa yang diharapkan dengan apa yang menjadi kenyataan adalah berbeda.
Dari gambaran diatas, maka masalah akan selalu melekat pada tiap orang. Namun
apakah masalah yang dihadapi oleh setiap orang itu termasuk dalam masalah sosial?
Seperti yang telah dijelaskan bahwa masalah merupakan bagian dari kehidupan manusia,
dimana hal tersebut dikarenakan kebutuhan manusia yang terus bertambah sedangkan
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangat terbatas. Hal tersebut
membutuhkan solusi untuk segera dipecahkan. Masalah-masalah yang ada tersebut bisa
muncul sebagai akibat dari semakin dewasanya seseorang maka kebutuhannya juga akan
bertambah. Selain itu, juga bisa dikarenakan perkembangan masyarakat yang semakin maju
sehingga menuntut pemenuhan akan kebutuhan tersebut. Dari masalah yang menuntut
pemenuhan tersebutlah, manusia perlu mempelajari sesuatu, diantaranya pertama,
kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi dan yang kedua memiliki kemampuan
menjalankan peran sosialnya dengan baik di dalam masyarakat. Seorang remaja yang
kecanduan main game misalnya, karena saking seringnya bermain game, ia sampai lupa
belajar dan akhirnya mendapat nilai yang kurang sehingga tidak bisa melanjutkan ke
perguruan tinggi merupakan suatu masalah yang disebut dengan masalah personal atau
yang oleh Mills (1959), Sullivan, dan Thompson (1988) menyebutnya sebagai personal
problem. Hal ini akan berbeda dengan masalah sosial atau social problems. Jika masalah
personal merupakan kondisi yang bisa menghambat serta mengganggu seseorang atau
yang bisa menyebabkan individu tidak bisa menjalankan perannya di masyarakat dengan
baik, maka masalah sosial merupakan terjadinya kondisi yang tidak sesuai dengan nilai dan
norma oleh masyarakat dan dibutuhkan kesepakatan bersama untuk mengubah kondisi
tersebut.
Timbul istilah lain yaitu keresahan umum, yang oleh Mills menjelaskan bahwa
keresahan umum atau public issues adalah suatu masalah yang memiliki pengaruh secara
luas dan menjadi perdebatan umum. Dengan menggunakan contoh di atas coba kita
gunakan kembali. Seorang remaja yang kecanduan game tersebut bisa saja menimbulkan
keresahan jika tetangga-tetangganya merasa khawatir bahwa anak mereka akan bergaul
dengan remaja tadi sehingga berpengaruh juga terhadap nilai dan perilaku anak mereka.
17
Lalu masalah seperti apa yang bisa disebut sebagai masalah sosial? Suatu masalah dapat
disebut sebagai masalah sosial jika memenuhi 3 dimensi, yaitu pertama, keresahan yang
timbul merupakan wujud dari kesadaran moral anggota masyarakat. Kedua keresahan
tersebut menjadi tanda bahwa masyarakat sudah mulai memiliki persamaan persepsi
terhadap ancaman akibat dari adanya masalah tersebut. Ketiga timbul kesadaran bahwa
masalah-masalah tersebut tidak dapat diatasi sendiri tetapi harus ada kerja sama dari
anggota masyarakat untuk menyelesaikan. Ada beberapa penyebab dari adanya masalah
sosial. Abdul Syani menjelaskan dalam bukunya bahwa masalah sosial memiliki 2 penyebab:
a. Terjadinya disorganisasi dalam masyarakat, misalnya adanya pertentangan dalam
satu desa.
b. Ketidakmampuan untuk menghadapi perubahan yang terjadi, misalnya menolak
kehadiran teknologi karena dianggap dapat menjadikan manusia cenderung bersikap
individualisme.
A. Kemiskinan
Gambar 1.9. Pemukiman kumuh. Sumber: kemiskinan sebesar 28,59 juta orang (11,22
lokadata.id %) naik 0.86 persen dari tahun sebelumnya
dalam kurun waktu 6 bulan. Hal ini menjadi
19
B. Pencemaran Udara
C.Disorganisasi Keluarga
D. Korupsi
Adalah tindakan memperkaya diri dengan
menggunakan kekayaan yang bukan hak
nya untuk dipaksakan menjadi haknya.
Korupsi sering kali identik dengan uang dan
kekayaan, tetapi waktu pun bisa
dikategorikan sebagai tindakan korupsi
Gambar 1.12. Praktik korupsi. Sumber: detik.com
waktu. Cara menangani yaitu dengan
menanamkan nilai tanggung jawab, adanya
aturan yang egah terhadap koruptor.
Kemajemukan Masyarakat
Pilihan Ganda
27
1. Saat Dian berkendara di jalan raya, maka ia harus melengkapi diri dengan segala yang
sudah diatur oleh pihak berwajib demi menjaga keselamatan dan berkendara. Jika tidak
maka Dian akan mendapat hukuman. Hal ini memperlihatkan bahwa peraturan yang menjadi
bagian dari fakta sosial merupakan sistem yang bersifat memaksa. Wacana tersebut sesuai
dengan pendapat…
a. Soerjono Soekanto
b. Anthony Giddens
c. Emile Durkheim
d. Karl marx
e. Max weber
3. Perkembangan teori dalam ilmu sosiologi terus mengalami pembaruan yang disesuaikan
dengan teori-teori yang telah ada sebelumnya sehingga tidak menutup kemungkinan akan
munculnya berbagai teori baru mengenai permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sosiologi bersifat…
a. Nonetis
b. Teoritis
c. Empris
d. Kumulatif
e. Spekulatif
Essai
1. Jelaskan pengertian sosiologi menurut beberapa ahli!
2. Sebutkan apa saja peran dan fungsi dari sosiologi!
3. Sebutkan apa saja bentuk- bentuk realitas sosial yang ada di lingkungan sekitarmu!
4. Sebutkan beberapa faktor pendorong atau penyebab terbentuknya kemajemukan
masyarakat di Indonesia!
5. Sebutkan salah satu gejala sosial yang terjadi di lingkungan sekitarmu! Dan berikan solusi
untuk mengatasi masalah gejala sosial tersebut!
29
30
31
Interaksi Sosial
Interaksi adalah suatu sistem yang mendeskripsikan akan satu relasi antara dua
circle atau sistem yang berjalan sedemikian rupa sehingga peristiwa berjalan di suatu circle
atau sistem akan berpengaruh terhadap kejadian yang terjadi di sistem lainnya. sedangkan
menurut ( chaplin,2011) interaksi sosial dapat diartikan dengan ikatan sosial antara
beberapa individu sehingga berdampak didalam sistem tersebut antar individu saling
mempengaruhi satu sama lain. Terdapat juga pendapat menurut Gillin dan gillin dalam
soekanto(1982) yang mengatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan sosial yang
bersifat dinamis yang melibatkan hubungan antar individu dengan individu,antara kelompok
dengan kelompok,atau antara individu dengan kelompok.
Interaksi sosial secara garis besar dapat terjadi apabila dua orang bertemu, mereka
melakukan kegiatan yang menujang terjadinya interaksi sosial seperti berjabat tangan,saling
berbicara bahkan berkelahi, hal tersebut berkaitan dengan pendapat dari Marcionis yang
mengatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara aksi dan rekasi individu dalam
hubungannya dengan individu atau dengan kelompok lainnya.
Jadi dapat diartikan dan disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah kemampuan tiap
perorangan atau individu dalam melakukan hubungan sosial dengan individu lain atau circle
lain dan dipicu atau ditandai dengan adanya kontak sosial dan komunikasi.
32
Faktor Pendorong Interkasi Sosial
Sumber : www.ensikloblogia.com
Dalam hal faktor saya menggunakan deskripsi dari Mahmudah (2010) yang
menjelaskan beberapa faktor yang mendasari berlangsungnya interkasi sosial antara lain.
1. Faktor imitasi
Faktor imitasi diartikan oleh gabriel tarde yang berpendapat bahwa kelangsungan
kehidupan sosial sebenarnya mendasar pada faktor imitasi saja,pendapat ini banyak
mendapat sanggahan karena dianggap dalam realitas nya tidak seimbang atau berat
sebelah. Sanggahan tersebut didasari dengan asumsi tidak semua interaksi sosial didasari
atau terjadi karena hal tersebut,namun sanggahan tersebut dapat tidak sepenuhnya benar
dikarenakan interaksi sosial peranan imitasi atau peniruan tidaklah kecil. Hal tersebut
dotegaskan dengan contoh anak yang sedang mempelajari beberapa bahasa yang akan
kesulitan dalam proses jika tidak mengimitasi orang lain. (Mahmudah,2010)
2. Faktor sugesti
faktor sugesti yang dimaksud disini adalah pengaruh psikis,baik yang datang dari
diri sendiri maupun dari lingkungan yang padaumumnya diterima tanpa adanya daya kritik.
Gerungan berpenddapatt bahwa sugesti adalah proses dimana seorang individumenerima
suatu cara pemglihatan atau pedoman-pedoman tingkahperilaku orang lain tanpa kritik
sebelumnya (Mahmudah, 2010).Menurut Ahmadi sugesti dapat dibagi menjadi duayaitu: (a)
Auto-sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri yangberasal dari dalam individu yang
bersangkutan, dan (b) Hetero-sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
Dalamkehidupan sosial, peranan hetero-sugesti lebih dominan dibandingperan sugesti
otomatis (Mahmudah, 2010).
33
3. Faktor identifikasi
Faktor identifikasi dalam dunia psikolog dapat diartikan dengan dorongan untuk
menjadi sama dengan orang lain atau indentik, baik secara fisik maupun mental. Dalam
proses ini kebanyakan berlangsung secara tidak sadar atau berjalan dengan
sendirinya,proses ini juga berjalan dengan irasasiona dalam artian proses yang melibatkan
perasaanyang tidak diperhitungkan,ketiga identifikasi cenderung untuk melengkapi sistem
norma,cita-cita dan dijadikan pedoman untuk tingkah laku seseorang.
Faktor-faktor diatas merupakan faktor yang saling berkaitandalam mempengaruhi
jalannya interkasi sosial yang dilakukan olehsetiap individu. Dari keterangan di atas dapat
disimpulkan faktoryang memepengaruhi interaksi sosial yaitu faktor imitasi, faktorsugesti,
faktor identifikasi, dan simpati.
Sedangkan Menurut Monks dkk (2002) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi interaksi sosial yaitu :
1. Jenis kelamin. Faktor jenis kelamin merupakan faktor yang cukup signifikan terhadap
interaksi sosial,hal ini dapat dilihat dari anak laki laki yang lebih ssering melakukan
interaksi dengan teman sebanyanya dari pada perempuan.
2. Kepribadian ekstrovert. Dalam hal ini inddividu yang memilki kepribadian ekstrovert
lebih bisa berbaur dan juga lebih nyaman saat melakukan interkasi sosial daripada
individu introvert
3. Besar kelompok. Dalam hal ini dapat diartikan atau diumpamakan begini,semakin
besar atau semakin banyak anggora dalam suatu kelompok maka akan semakin
banyak interkasi yang terjadi didalam dan pada liignkungan sekitar
4. Keinginan untuk mempunyai status. Dalam hal ini sudah dibahas dalam rangkuman
diatas yang menyatakan bahwa status berperan penting dalam interaksi sosial yaitu
dengan dasar untuk mencari status dengan cara melakukan interaksi
5. Interaksi orang tua. Suasana dalam rumah menjadi faktor utama seorang anak atau
rang tua melakukan interkasi secara nyaman atau tidak
6. Pendidikan. Dalam hal pendidikan semakin tinggi pendidikan indovidu akan
mendukung keinginan utnuk berinteraksi karena ingin membagi dan mencari akan
ilmu baru atau ilmu yang sudah ia dapatkan.
4. Simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu dengan orang lain. Simpati
tidak muncul pada individu atas dasar rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan
seperti juga pada proses identifikasi. Seorang individu tiba–tiba merasa dirinya tertarik
kepada orang lain seakan-akan dengan sendirinya, dan tertariknya itu bukan karena salah
34
satu ciri tertentu,melainkan karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya
(Mahmudah, 2010).
Sumber : pahamify
Interaksi merupakan pola yang menurut saya adalah hal yang pasti dilakukan
seorang manusia karena manusia sendiri adalah makhluk sosial,interaksi yang ditumbulkan
pun bermacam macam berdasarkan interaksi individu dengan individu lainnya. Dapat
disimpulkan bahwa lingkungan di masyarakat menyebabkan benturan pisokologis yang
berbeda tergantung setiap individu menanggapinya dan hal itu menjeadi dasar akan interaksi
sosial dan masyarakat itu sendiri adalah pusat psikologis yang berpemgaruh terhadap
kehidupan jiw aorang lain. Dengan penjelasan diatasn menurut saya faktor atau tenaga yang
bisa menggerakkan individu untuk melakukan interaksi sosial adalah keinginan,perasaan
dan juga pikiran dan ketiga hal tersebut berpengaruh juga terhadap dasar mereka
melakukan sesuatu atau menjadi asumsi dalam dasar pskologis mereka
Dalam pandangan Ahmadi (dalam mahmudah 2010) terdapat dua bentuk interaksi
yang masuk kedalam kategori umum,yaitu interaksi anatar benda-benda. Interaksi ini bersifat
statis yang berarti memberi respon terhadap perilaku kita, tidak malah melawan kita dan
muncul dalam kondisi sepihak saja yaitu terhadap orang yang melakukan perbuatan tersebut
dan yang kedua adalah interkasi yang berbentuk interaksi antar manusia ang bersifat
dinamis yang tentunya memberikan respon balik terhadap sip pelaku interaksi.
35
interaksi sosial dapat terjadi apabila terjadi hubungan antara individu dengan
individu atau dengan kelompok dengan tujuan hubungan timbal balik dan dapat tercipta
dengan adanya kontak sosial seperti yang dijelaskan diatas. Menurut sarwono dan
meinarno(2009) mengeluarkan pendapat tentan bentuk bentuk interaksi sosial antara lain
Dalam beberapa penjelasan diatas dapat kita teruskan dengan interkasi sosial
dapat juga dikatakan dengan hubungan yang dapat terjadi jika memilki efek timbal balik dari
perorangan atau kelompok dan tidak melewatkan dengan syarat adanya kontak sosial.
Sarwono dan Meinarno berpendapat bahwa terdapat bentuk bentuk interaksi sosial antara
lain
1. Kerjasama, kerjasama dalam hal ini dimaksud dengan suatu kontak sosial yang
dioperasikan bersama denagan adanya aspek saling membantu
2. Persaingan,merupakan tindakan yang bertujuan untuk melebihi apa yang dilakukan
oleh indovidu lain.
3. Konflik, merupakan suatu perisitiwa yang terjadi karena adanya ketegangan antara
suatu indidvidu dengan individu lainhya
4. Akomodasi, akomodasi dapat diartikan dengan kontak sosial denga tujuan untuk
meredam konflik atau usaha dengan tujuan mengurangi ketegangan dalam konflik
tersebut.
Terdapat pendapat lain dari partowisastro (2003) yang menjelaskan tentang bentuk
interaksi sosial menurutnya antara lain
1. aproses pertama yaitu asosiasi dengan penjelasan:
a. Akomodasi, dalam hal ini dapa dikatakan dengan proses penyesuaian
berjalan,dengan penjelasan rinci seperti penyesuaian aktivitas seorang individu
dengan hal yang tidak cocok atau tida disukai nya menjadi sejalan.
36
b. Assimilasi,Dalam hal ini asimilasi dapat diartika sebagai penyatuan aspek kehidupan
seperti pandangan,kebiasaan,pikiran,tindakan dan sikap dengan tujuan yang sama.
c. Akulturasi,Dalam hal ini lebih ke arah penggabungan jika dilihat dari kacamata
kebudayaan,dua masyarakat dengan dua budaya yang berbeda dapat melakukan
kontaak sosial dan menfilterbudaya dari slaah stau pihak untuk masuk kebudaya
lama
2. proses yang keuda yaitu disosiasi,dengan penjelasan
a. Kompetisi, Kompetisi yang dimaksud disini adalah adanya kontak sosial berupa
persaingan dengan dasar adanya tujuan yang ingin diraih
b. Kontraversi, Dalam hal ini cenderung kedalam perbedaan dalam pandangan
sehingga menimbulkan kontak sosial berupa pertentangan
c. Konflik, Layaknya yang telah dijelaskan diatas tentang komflik merupakan
ketegangan yang berdasar akan perbedaan suatu hal entah berupa prinsip,padanga
dll
Jadi dapat ditarik kesimpulan jika interaksi sosial itu seniri memilki berbagai bentuk
yang telah dijelaskan diatas.
Sumber : pahamifiy
Status dan peran sosial adalah unsur yang tiddak bisa lepas dari sistem
sosial,dikarenakan sistem sosial merupakan hubungan timbal balik dalam suatu circle,
sebagai contoh dapat dilihat jika individu yang memiliki status sosial lebih tinggi akan
berbeda sikapnya dengan individu yang memilki status sosial rendah.
a. Kedudukan (Status)
37
Kedudukan disini diposisikan sebagai posisi sosial yang menjelaskan tentang
kewajiban atau apa saja yang harus mereka lakukan dan mereka taati saat berada dalam
masyarakat dan kelomok.
Sedangkan pendapat dari Ralph Linton mengatakan bahwa status dalam pola
hidupa masyarakat ada tiga macam status, dengan penjelasan
1. Ascribed Status
Ascribed disini dijelaskan dalam status sosial yang diperoleh tanpa usaha dalam
lingkungan masyarakat. Penjelasan lebih lanjut bisa dikatakan bahwa status ini
berupa warisan atau keturunan.
2. Achieved Status
Berbeda dari status sebelumnya yang tidak memperlukan usaha apapun, achieved
status diperoleh dari melalui usaha yang ujungnya menjadikan nya dipandangan.
Seperti orang menjadi guru ketika mencapai beberapa persyaratan tertentu.
3. Assigned Status
Status yang satu ini termasuk status yag cukup unik karena mendapatkan status
tersebut melalui jasa yang terlah diberika atau kontribusi seperti pahlawan,peraih
medali dan lain lain.
b. Peranan (Role)
Dalam kehidupan sosial,peranan adalah unsur yang dinamis antara kedudukan dan
status, denga penjelasan bahwa peranan akan seiringan status apa yang kamu mililki dalam
suatu masyarakat didalam kehidupan sosial,semakin tinggi status yang kamu milki maka
pernana kamu akan semakin besar juga,hal tersebut dapat dicontohkan dengan seorang
tentara yang baru bergabung dengan status masih baru tidak mungkin diberi peranan
sebagai komando,dikarenakan status yang ia miliki masih rendah dibanding tentara yang
sudah lama di lingkungan tersebut.
38
Tindakan Sosial
Tindakan sosial disini berarti adalah hal terpenting dalam hubungan sosial dan tidak
bisa lepas adalah peranan dari tindakan serta perilaku seseorang. Dalam tindakan sosial
hubungan sesama manusia dapat menciptakan tindakan seseorang yang menunjukkan
pandangan antara hubungan dengan pemikiran, tujuan seseorang, dan cara untuk
mewujudkan tujuan. Tindakan sosial disini merupakan hakikat bahwa Manusia diciptakan
sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat.
Tindakan sosial memiliki pengaruh timbal balik selalu terjadi dalam hubungan keluarga
ataupun lingkungan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, apapun yang dilakukan seseorang
yang melibatkan dirinya dan orang lain disebut dengan tindakan sosial.
Salah satu sosiolog Max Weber berpendapat bahawa tindakan sosial adalah
perilaku seseorang yang memiliki matif dan maksud tertentu. Dalam artian seseorang
melakukan tindakan tertentu dan lingkungan sekitar menanggapi perilaku yang dilakukan
serta orang lain ikut mendapatkan dampak dari perilakunya. Maka hal yang difokuskan
bahwa tindakan seseorang di masyarakat dapat menjadi pembentukan hubungan antar
individu maupun kelompok. Penjabaran diatas merupakan maksud dari tindakan seseorang
dari seorang sosiolog terdahulu yang ikut berpendapat mengenai pengertian tindakan sosial
di masyarakat yang memiliki maksud dan tujuan seseorang.
39
Tipe Tindakan Sosial
Setelah mengerti maksud dai tindakan sosial maka selanjutnya mengenal tipe dari
tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber. Dia menjadikan tipe tindakan sosial
menjadi empat golongan yang bisa kita pelajari masing-masing dari keempat tipe yang ada,
simak beberapa penjabaran dibawah sebagai berikut :
Seseorang melakukan tindakan rasional berorientasi berarti nilai dari tindakan yang
dilakukan dengan memperhatikan manfaatnya, tetapi tujuan yang ingin diraih tidak terlalu
diperhatikan. Tindakan ini mengikuti kriteria yang baik dan benar menurut pandangan dari
masyarakat. Terwujudnya atau tidak suatu tujuan bukan sebuah permasalahan dari tindakan
sosial ini. Tindakan ini diutamakan adalah kecocokan pada nilai-nilai dasar yang berlaku di
lingkungan masyarakat. Seperti contoh dalam tindakan ini adanya pelaksanaan kegiatan
solidaritas atau pemberian bantuan secara sukarela pada korban bencana. Tujuan akhirnya
dari tindakan ini pada dasarnya tidak terlalu disorot karena konsep tindakan menolong
korban bencana merupakan nilai mulia dipandangan masyarakat.
3. Tindakan Tradisional
Contoh dari tindakan ini adalah saat perayaan hari raya idul fitri masyarakat terbiasa
mudik yaitu tindakan seseorang dengan tujuan berpergian ke daerah asal. Tindakan
tradisional mudik memiliki nilai baik untuk tetap dipertahankan. Mudik sendiri merupakan
fenomena masyarakat untuk tetap menjalin hubungan baik dengan keluarga dan teman,
sehingga orang tetap mengenal lingkungan budaya sendiri dan dapat berperan untuk tetap
melestarikannya.
4. Tindakan Afektif
Tindakan afektif merupakan tindakan yang sangat didasari oleh perasaan dan
emosi seseorang, tanpa memikirkan dampaknya. Tindakan seperti ini saat ada pereasaan
emosi,seperti adanya cinta, marah, gembira, atau sedih yang muncul secara tiba-tiba dan ini
terjadi langsung di keadaan tertentu. Ini mengartikan bahwa tindakan afektif cenderung
berupa reaksi spontan. Tindakan afektif muncul saat seseorang sedang merasakan
perasaan gembira, sedih, marah dan sejenisnya. Misalkan, dalam mengungkapkan kasih
sayang kita terhadap keluarga dengan adanya interaksi fisik seperti bersalaman dan saling
memeluk.
41
sumber : https://www.utakatikotak.com/
Dibagian ini kita akan mencoba memahami maksud dari nilai menurut para pakar terkenal :
1. Salah satu pakar bernama Woods mendeskripsikan bahwa nilai bagian dari perilaku
setiap orang yang bertujuan untuk mendapat kepuasan dalam aktifitas yang biasa
mereka lakukan di lingkungan sekitar.
2. Selanjutnya B. Simanjuntak mengartikan sebagaimana nilai berarti ide-ide masyarakat
tentang sesuatu untuk mencapai tujuan hidup.
3. Yang terakhir Robert M.Z. Lawang mengartikan sebuah nilai yang mana adalah
sesuatu yang orang lain memandang pantas untuk diinginkan, memiliki arti penting
dalam kehidupan hingga sampai mempengaruhi tindakan seseorang untuk mecapai
nilai yang dituju.
1. Nilai material yang mengartikan suatu kebutuhan bagi jasmani manusia yang tidak bisa
lepas.
2. Nilai vital yang merupakan sesuatu yang semua orang butuhkan untuk melakukan setiap
kegiatan sehari-hari
3. Nilai kerohanian yang sangat erat hubungannya dengan spiritual dalam setiap diri
individu seperti berikut :
a. Nilai kebenaran yang merupakan pandangan pola pikir manusia dalam mengartikan
sesuatu
42
b. Nilai keindahan yang ada pengaruh tak jauh dari wujud sesuatu yang dipandang
seseorang
c. Nilai moral yang selalu orang lain pandang yang dapat memberi kesan tersendiri
dari diri seseorang
d. Nilai keagamaan merupakan pandangan yang bersumber pada sang pencipta
1. Menjadi perangkat penentu tolak ukur tindakan setiap orang atau kelompok
2. Membuat seseorang untuk mengerti cara memandang lingkungan sosial agar bertingkah
laku sesuai dengan apa yang harus dilakukan.
3. Mengartikan setiap tujuan yang ingin dicapai sebagai suatu hal yang harus terus
diperjuangkan dan menjadi dorongan untuk setiap individu.
4. Menjadi suatu pemersatu karena ada kesamaan.
5. Menjadi sebuah pandangan di setiap situasi.
Hal yang perlu setap manusia junjung karena ada yang bersifat memaksa dan
menganjurkan untuk menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat. Ini bisa menjadikan
setiap orang mengerti bagaimana kehidupan yang bisa dipandang baik oleh orang lain
karena tercipta dari masyarakat itu sendiri untuk dijalankan sebagai pola berperilaku.
Kepribadian
A. Pengertian Kepribadian
Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/kepribadian/
Kepribadian merupakan suatu aspek yang meliputi sikap dan perasaan individu
dalam kehidupan di masyarakat. Pada dasarnya setiap makhluk memiliki ciri dan keunikan
sendiri-sendiri yang bisa menjadi indentitas dan jati diri. Kepribadian juga dapat diartikan
sebagai ciri dalam diri seseorang yang diekspresikan melalui perilaku dan tingkah laku
keseharian dalam situasi sosial tertentu. Sedangkan menurut beberapa ahli kepribadian
dapat didefinisikan sebagai berikut :
Faktor prenatal erat kaitannya dengan pemberian suatu rangsangan atau stimulus
ketika anak masih berada di dalam kandungan. Faktor ini dapat berakibat positif namun
juga dapat berakibat negatif. Pengaruh faktor geografis dapat kita lihat dari setiap
perbedaan dalam pribadi pada individu atau kelompok di masyarakat yang tinggal di
45
daerah yang karakteristiknya berbeda. Misalnya, saat kita menemukan bahwa orang
pantai cenderung memiliki sikap yang lebih terbuka pada orang asing, daripada orang
yang ada di pegunungan. Namun kita disini tidak bisa melakukan pandangan streotype,
kita tidak boleh beranggapan bahwa orang yang tinggal di gunung tidak terbuka pada
orang asing. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa iklim, temperature, kondisi topografis
tanah sering dikatakan memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan kepribadian
seseorang.
Unsur Geografis
Unsur ini membuat pengalaman menjadi faktor yang terhubung dengan menjadi
pengalaman hidup. Pengalaman dapat mempengaruhi kondisi emosional dan mental
individu sehingga membentuk kepribadian tertentu. Jika dalam unsur geografis
membedakan masyarakat satu dengan yang lainnya maka unsur pengalaman ini
merupakan unsur yang dapat membedakan antara satu individu dengan individu yang
lainnya.
Unsur Kelompok
Unsur kelompok dapat dikatakan unsur yang terbentuk dari akibat sebuah
pengaruh lingkungan di kelompok sosial. Unsur ini dapat menjadikan seseorang menjadi
lebih matang dan dapat mempengaruhi perjalanan hidupnya.
Unsur Kebudayaan
Unsur ini banyal didorong oleh lingkungan budaya asal setiap orang, unsur ini
sangat berpengaruh begitu penting dalam pembentukan sikap dan pola perilaku diri
manusia. Berbagai kegiatan yang merupakan pendorong pembentuk suatu kebiasaan juga
dapat mempengaruhi kepribadian individu. Contoh, budaya masyarakat di Minangkabau
dalam merantau sambil berjualan, hal tersebut dapat membentuk sebuah kepribadian
orang Minangkabau untuk dapat terbuka oleh orang yang baru mereka temui.
Jenis-Jenis Kepribadian
1. Mampu menilai dirinya sendiri secara realistik : mampu menilai dirinya dengan
apa adanya dan mampu melihat kelebihan dan kekurangan yang ada pada
dirinya, baik secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan lain sebagainya.
2. Mampu menilai situasi secara realistik : mampu menghadapi situasi yang
sedang dihadapinya dan menerimanya secara wajar dan mampu melihat bahwa
kehidupan bukanlah sesuatu yang sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik : tidak sombong
ataupun angkuh atas keberhasilan yang telah dicapai. Jika mengalami suatu
kegagalan maka ia tidak frustasi justru semakin optimistik.
4. Menerima tanggung jawab : selalu meyakini bahwa dirinya mampu mengatasi
berbagai masalah kehidupan yang sedang ia alami.
5. Kemandirian : Mandiri dalam berpikir maupun bertindak, serta mampu untuk
mengambil keputusan, mengembangkan dan menyesuaikan diri sesuai dengan
47
norma yang berlaku di daerah lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi : selalu merasa aman dengan emosinya, dapat
menghadapi berbagai situasi seperti stress dan tidak bersifat merusak.
7. Berorientasi Tujuan : dapat merumuskan tujuan hidupnya secara rasional,
selalu mengembangkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan.
8. Berorientasi keluar (ekstrovert) : memiliki kepedulian yang tinggi dan fleksibel
dalam berpikir, selalu bisa menghargai dan menilai orang lain dengan baik.
9. Penerimaan sosial : Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan berhubungan
baik dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup : Mengarahkan hidupnya berdasarkan keyakinan agama
yang dianut.
11. Berbahagia : Hidupnya selalu bahagia, yang didukung oleh faktor prestasi,
penerimaan, dan kasih sayang.
4. Kejam dan suka mengganggu kehidupan orang lain ataupun juga terhadap
binatang
6. Suka berbohong
7. Hiperaktif
12. Pusing kepala yang bukan akibat dari faktor tertentu dalam diri sendiri
Aktivitas
Siswa
Amatilah di sekitar kalian karena dalam lingkungan anda terdapat beberapa aktivitas
sosial, coba kalian berikan deskripsi bagaimana menurut kalian motif dan tujuan
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan.
49
Latihan soal
I. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu dari pilihan !
1. Dalam berinteraksi kita saling berkomunikasi dengan orang lain, maka interaksi di sini
dapat dikatakan hubungan timbal balik ?
a. Individu dengan individu
b. Individu dengan kelompok
c. Kelompok dengan kelompok
d. Individu dengan institusi
e. Institusi dan Institusi
2. Dalam bulan ramadhan dimana banyak umat muslim yang menjalankan puasa, dalam
berpuasa biasanya orang-orang memiliki agenda buka bersama baik itu dengan teman
dan keluarga yang hanya untuk sekedar berkumpul menjalin hubungan baik. Menurut
fenomena buka bersama itu termasuk tindakan sosial ?
a. Rasional Instrumental
b. Rasional Berorientasi Nilai
c. Tradisional
d. Religius
e. Afektif
3. Pada dasarnya setiap makhluk hidup memiliki ciri khas yang berbeda, perbedaan
tersebut yang menghasilkan istilah yang disebut...
a. Kebudayaan
b. Kepribadian
c. Perkembangan
d. Kemandirian
e. Kelainan
4. Kita diatur untuk menjalankan perintah, menjauhi larangan, dan mengerjakan anjuran
yang berasal dari Tuhan, ini disebut ?
a. Norma agama
b. Norma kesusilaan
c. Norma sosial
d. Norma kesopanan
e. Norma Hukum
5. Suatu proses yang cenderung untuk meningkatkan solidaritas disebut...
50
a. Asosiatif
b. Disosatif
c. Kooperatif
d. Komunikatif
e. Partisipasif
Jika kita menilik kata “heterogenitas”, maka dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti keanekaragaman. Memang sudah tidak asing lagi bahwa ketika kita mendengar
bangsa Indonesia adalah bangsa dengan berbagai suku, berbagai etnis, berbagai ras,
berbagai kepercayaan, berbagai kebudayaan, berbagai adat, dan keberbagaian yang lain.
Namun, pendekatan historis yang juga telah banyak dilakukan ini, telah cukup untuk
memberikan pemahaman yang logis terkait masyarakat yang plural dan heterogen ini.
“The range of social structure is equally wide, equally recapitulative: the Malayo-Polynesian
tribal systems of interior Borneo or the Celebes; the traditional peasant village of Bali, West
Java, and parts of Sumatra and the Celebes; the “post traditional” rural proletarian villages of
the Central and East Java river plains; the market-minded fishing and smuggling villages of
the Borneo and Celebes coasts; the faded provincial capitals and small towns of interior Java
and the Outer Islands; and the huge, dislocated, half-modernized metropolises of Jakarta,
Medan, Surabaya, and Makassar. The range of economic forms, of systems of stratification,
or of kinship organization is as great: shifting cultivators in Borneo, castle in Bali, matriliny in
West Sumatra. Yet, in this whole vast array of cultural and social patterns, one of the most
important institutions (perhaps the most important) in shaping the basic character of
Indonesian civilization is, for all intents and purposes, absent, vanished with a completeness
that, in a perverse way, attests its historical centrality – the negara, the classical state of
precolonial Indonesia” (Geertz, 1980: 3 – 4).
Memang hal yang dijelaskan oleh Geertz tersebut, tidak mencakup keseluruhan
Indonesia. Namun, Geertz telah berhasil memberikan gambaran bahwa masyarakat kita
adalah masyarakat yang plural dan heterogen. Bahkan dapat pula mudah dipahami
implikasinya terhadap berbagai aspek kehidupan misalnya bahasa, kecenderungan dalam
memilih pekerjaan, tata karma, maupun yang lainnya.
Dewasa ini peradaban menjadi sangat berkembang karena pengaruh besar dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, juga ditunjang oleh
perkembangan komunikasi dengan ditemukannya alat-alat komunikasi seperti handphone,
sehingga menyebabkan timbulnya keberanekaragaman pekerjaan dalam masyarakat.
Makna heterogenitas sekarang bukan lagi hanya kepada aspek-aspek seperti budaya, adat,
dan kepercayaan, tetapi juga sudah banyak kita temui spesialisasi pekerjaan, bahkan
dengan semakin berkembanganya zaman seperti sekarang, gender bukan lagi menjadi
sekat yang dapat membedakan utamanya dalah hal pekerjaan. Seorang wanita yang bekerja
sebagai arsitektur, atlet panjat pinang atau laki-laki dengan profesi sebagai juru
55
masak,desainer, dan lainnya yang dulu pekerjaan-pekerjaan tersebut selalu diidentikkan
dengan gender.
PENYIMPANGAN SOSIAL
Pernahkan kamu melanggar rambu lalu lintas di jalan? Atau pernahkah kamu tidak
mengerjakan pr yang diberikan oleh gurumu? Perilaku-perilaku tersebut sadar atau
secara tidak sadar mungkin pernah kita lakukan dan perilaku itulah yang disebut dengan
penyimpangan social.
Pada intinya penyimpangan social merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai
atau normayang ada dalam masyarakat, atau perilaku, baik individu atau kelompok yang
tidak dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dari masyarakat. Terdapat beberapa
definisi mengenai penyimpangan social oleh beberapa ahli, yaitu:
Nah, setelah memahami apa itu penyimpangan, maka sekarang apa yang
menjadikan seseorang berbuat penyimpang? Factor apa sajakah yang
mempengaruhi perilaku menyimpang?
Dari www.google.com
c. Berdasarkan sifatnya
Penyimpangan positif : penyimpangan yang memiliki dampak positif
terhadap system social yang telah dianggap ideal oleh masyarakat.
Penyimpangan ini terjadi jika system social yang ada dianggap sudah
kurang mamadahi dalam kehidupan sehingga perlu adanya system yang
baru.
Penyimpangan negative : penyimpangan yang dianggap rendah dan
berakibat tidak baik karena tidak sesuai dengan norma yang ada.
Teori labelling
Teori ini diperkenalkan oleh Edwin M. Lemert yang muncul karena sebuah
studi mengenai perilaku menyimpang, dengan asumsi bahwa labeling adalah
proses penjulukan kepada seseorang dimana julukan tersebut akan menjadi
identitias bagi orang tersebut. Penilaian atau penjulukan kepada orang tersebut
ditentukan oleh pemikiran dari orang lain. Ketika seseorang yang mendapat
julukan tersebut melakukan suatu hal yang mengarah pada penyimpangan, maka
orang sekitar akan memberikan julukan kearah kriminalitas atau kejahatan
60
kepada orang tersebut. menurut teori ini, saking kuatnya pengaruh penjulukan
yang diberikan oleh orang-orang sampai-sampai menghilangkan jati diri di pelaku
yang sesungguhnya. Seseorang yang pernah melakukan pencurian kemudian
tertangkap atau diketahui oleh masyarakat sekitar maka orang-orang tersebut
akan memberikan julukan yang mungkin saja berupa “si maling” kepada orang
tersebut sehingga mempengaruhi citra orang itu di masyarakat. Namun, didalam
sosiologi kita tidak bisa menilai perbuatan tersebut apakah baik atau buruk, yang
harus kita sesuaikan denga ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.
PENGENDALIAN SOSIAL
Manusia tentu setiap harinya akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Namun,
dalam interaksi tersebut tidak jarang menimbulkan suatu masalah, misalnya
kesalahpahaman atau berkelahi. Tentunya kita menginginkan agar kejadian tersebut
tidak terjadi. Untuk itu, diperlukan suatu kendali untuk dapat mencegah hal terjadi.
Lalu apa arti dari pengendalian social itu? Dari katanya saja mungkin kalian sudah
memiliki angan-angan mengenai apa itu pengendalian. Apakah sama dengan berusaha
untuk mencegah? Atau mengambil alih? Atau mengawasi?
Nah, kalian pasti pernah melihat atau mengetahui orang yang pernah mencuri. Orang
tersebut mungkin saja melakukannya karena dalam keadaan terpaksa atau karena
64
memang sudah menjadi kebiasaanya. Kebiasaannya dalam mencuri tersebut harus
segera dihentikan melalui suatu pengendalian. Pertanyaannya adalah apakah
pengendalian itu harus dilakukan setelah seorang individu atau kelompok melakukan
tindakan yang menentang norma dan nilai?
Suatu pengendalian, menurut sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu preventif dan
represif. Pengendalian yang prevetif artinya pengendalian itu dilakukan sebagai bentuk
pencegahan terhadap segala hal yang dapat mengganggu keadaan yang stabil tersebut.
Misalnya dalam lingkungan keluarga, orang tua akan memberikan baju yang jumlahnya
sama terhadap anak-anaknya untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan
antar anak tersebut, sehingga hal yang tidak sesuai norma atau nilai tersebut dapat
dicegah terjadinya. Pengendalian itu dapat dilakukan di tempat-tempat seperti proses
sosialisasi, pendidikan formal, atau informal. Sedangkan pengendalian yang sifatnya
represif, dilakukan setelah terjadi suatu gangguan terhadap suatu keadaan
keseimbangan. Misalnya, dapat berwujud pemberian sanksi atau hukuman ringan.
Cara dalam melakukan pengendalian juga dapat dilakukan dengan cara tanpa
kekerasan (persuasive) atau dengan kekerasan (coersive). Dalam suatu masyarakat
dengan keadaan yang relative stabil, cara pengendalian bisa dilakukan secara tanpa
kekerasan (persuasive). Cara persuasive lebih menekankan pada bagaimana
membimbing dan mengajak masyarakat untuk menciptakan keadaan yang stabil, sesuai
aturan atau norma. Sedangkan cara paksaan dilakukan dengan menekankan pada
tindakan yang menggunakan kekerasan atau ancaman. Pengendalian secara koersif
diperlukan didalam masyarakat yang berubah karena dengan pengendalian tersebut
dapat membentuk kaidah baru yang dapat menggantikan kaidah lama yang goyah atau
bahkan sudah tidak relevan dengan kehidupan saat ini.
Nah bagaimana, sudah paham bukan? Untuk dapat lebih menambah pemahaman
kalian, coba perhatikan gambar berikut.
65
Gambar.3.2 dan 3.3 Cara pengendalian persuasive (menasehati) dan koersif (hukuman berada diluar kelas)
Diakses dari www.ruangguru.com dan www.popmama.com
Desas desus atau gossip biasanya merupakan berita yang belum pasti
kebenarannya, tetapi hal tersebut biasanya mampu membuat pelaku menyadari
perbuatannya karena mendapat tekanan dari masyarakat sekitar.
b. Teguran
c. Hukuman
Merupakan sanksi negative yang diberikan pada pelaku baik secara tertulis atu tidak.
d. Pendidikan
e. Agama
f. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik ini menjadi alternative paling akhir jika alternative lain sudah tidak
bisa dilakukan.
66
1.Ira sejak kecil memang sangat suka bergaul dengan teman laki-laki, bahkan hal ini
berlanjut hingga usia remaja. Namun, dia sudah memiliki komitmen bahwa yang ia lakukan
tersebut hanyalah suatu pertemanan saja,bahkan orang tuanya pun percaya karena ia juga
bisa memastikan dirinya baik-baik saja tanpa terjadi hal yang menyimpang. Suatu hari
iadiantarkan oleh teman laki-lakinya sampai kedepan rumah dan orang tuanya pun juga
mengetahui siapa yang mengantar. Namun, setelah dua hari tetangga Ira memberitahu
orang tuanya bahwa ada kabar jika masyarakat banyak yang membicarakan perilaku Ira dan
menganggap ia sebagai anak yang tidak baik. Meskipun orang taunya sangat percaya
kepada Ira, tetapi akhirnya orang tua Ira memberitahukan kepada ia supaya tidak lagi diantar
pulang oleh teman laki-lakinya tetapi masih boleh bergaul dengan mereka. Dari contoh
diatas, yang menjadi pemegang control social dan sifatnya yang tepat adalah
d. kecenderungan kepercayaan yang kuat terhadap nilai yang ada di masyarakat dan
bersifat persuasive
2. Dikelas XI IPS 2 akan diadakan pemilihan ketua kelas dengan kandidat 3 orang yaitu Rio
dengan predikat siswa teladan dan rajin mengerjakan pr, Anjar dengan predikat siswa nakal
dan suka bercanda, dan Diana siswi ambisius yang suka dengan tantangan. Setelah terjadi
pemilihan, akhirnya yang terpilih adalah Anjar karena banyak sekali yang iseng memilih dia
untuk menjadi ketua kelas hingga akhirnya dia pun terpilih. Bu Ningsih selaku wali kelas juga
mendukung Anjas menjadi ketua kelas dengan harapan bahwa sikap nakalnya sedikit
berkurang. Akhirnya mau tidak mau Anjas diberikan amanah oleh Bu Ningsih untuk
mengatur kelas agar dapat terkondisikan dengan baik. Anjas akhirnya membuat peraturan
bahwa yang tidak melakukan piket harus didenda sebesar Rp5.000,00. Namun, teman-
temannya yang juga sikap nakalnya kurang lebih sama dengan Anjas menyepelekan dan
melanggar peraturan yang sudah dibuat olehnya. Hal itu merupakan suatu bentuk
penyimpangan yang terjadi karena?
68
a.Pertemanan yang terjalin, antara Anjas dan temannya yang sama-sama nakal sehingga
menyepelekan
3.Raina dan Safira merupakan dua orang sahabat yang baru saja berteman kurang lebih 3
bulan lamanya. Mereka bertemu ketika pertama kali dikelas 10 setelah penerimaan peserta
didik baru. Meskipun mereka masih belum mengenal karakter dari masing-masing tapi
mereka yakin bahwa lambat laun mereka juga akan mengenal bagaimana sifat dan karakter
masing-masing. Tanpa Safira tau, Raina sering kali ketika SMP dulu meminta uang untuk
pembayaran SPP di setiap bulannya kepada orang tuanya, tapi ia akan membayarkannya
setelah dua bulan sekali, dan itu sudah ia lakukan mulai dari kelas 9 SMP. Bahkan ketika di
SMA sekarangpun ia juga melakukan hal yang sama dengan dalih bahwa tidak apa uangnya
untuk berfoya-foya dulu nanti dikembalikan dengan meminta uang jajah lebih untuk
mengganti uang SPP tersebut. Karakter yang dimiliki Raina tersebut sesuai dengan premis
yang dikemukakan oleh Edwin yaitu?
a. The specific direction of motives and drives is learned from definitions of the legal codes
as favorable or unfavorable
e. The principal part of the learning of criminal behavior occurs within intimate personal
groups
4. Pak Sarwoto memiliki satu seorang putra yang tengah menempuh pendidikan di SMP.
Beliau khawatir anaknya akan terjerumus dalam pergaulan yang salah seperti merokok atau
membolos pelajaran bahkan membolos sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut maka Pak
Sarwoto setiap hari mengantar dan menjemput putranya ke sekolah. Beliau juga meminta
izin ke sekolah untuk melaporkan perilaku anaknya selama satu minggu sekali. Sikap pak
Sarwoto tersebut didasari pada?
69
a. Rasa cemas yang berlebihan
c. Bentuk upaya yang dilakukan agar anaknya tidak terjerumus pada perilaku yang salah.
5. Aldi merupakan anak dari Pak Bagas. Ia memiliki sikap yang nakal dan karena
kenalakalnnya tersebut, sudah sering pak Bagas dipanggil ke sekolahanya bahkan sampai
kepada Polsek terdekat karena ia pernah mengikuti balap liar. Karena sudah lelah dengan
perilaku anaknya, Pak Bagas pasrah terhadap sanksi untuk anaknya kepada sekolah
maupun Polsek terdekat dengan pertimbangan bahwa hukuman yang diberikan dapat
menimbulkan rasa kapok kepada Aldi. Akhirnya karena Pak Bagas sudah tidak telaten dan
sanksi dari sekolah maupun Polsek juga tidak memberi efek apa-apa, dia memutuskan untuk
membawa Aldi ke pondok dan menetap selama satu tahun dan setelah setahun Pak Bagas
akan mengajak Aldi kembali ke rumah lagi. Tak disangka upaya terakhir yang dilakukan oleh
pak Bagas memberikan efek yang positif karena kenalakan yang Aldi lakukan sudah
berkurang signifikan. Berdasarkan pada cerita diatas, agen pengendalian social yang
memegang peranan penuh dalam mengendalikan Aldi adalah?
a. Sekolah
b. Pak Bagas
c. Kapolsek
d. Institusi agama
Esai
1. Jelaskan dengan bahasamu sendiri bagaimana peran sosiologi dalam melihat gejala
social yang ada di masyarakat!
2. Bagaimana cara menurut anda yang dapat lakukan untuk mengatasi orang yang
telah kecanduan terhadap alkoholisme?
3. Coba tuliskan berdasarkan apa yang terjadi di sekitarnya mengenai apa saja
penyimpangan postiv dan pernah terjadi.
70
4. Coba buatlah sebuah contoh studi kasus yang mengandung penjabaran dari
premis“Criminal behavior is learned in interaction with other persons in a process of
communication” atau yang artinyabahwa tingkah laku penyimpangan atau perilaku
criminal dipelajari melalui interaksi dan komunikasi.
5. Coba tuliskan 3 contoh heterogenitas yang ada di salah satu suku di Indonesia.
(boleh memilik salah satu suku di Indonesia)
Aktivitas
Sumber: pwmu.co
74
Sejak manusia dilahirkan ke dunia tentu manusia mempunyai rasa ingin tahu.
Dengan dorongan rasa selalu ingin tahu membuat banyak pertanyaan yang terjadi dalam
hidupnya. Pola pikir manusia selalu mengalami perkembangan sehingga membuat rasa ingin
tahu tersebut semakin berkembang besar juga. Manusia selalu melakukan sesuatu untuk
bisa memenuhi apa yang ia ingin ketahui dengan pola pikirnya dalam suatu penelitian yang
mencakup bidang fisik, seperti gejala alam, dan bidang sosial, seperti fenomena
kemasyarakatan.
Sumber: kaba.com
Penelitian
Penelitian juga merupakan kegiatan ilmiah yang memakai teknik ilmiah logis dan
sistematis untuk membuktikan hipotesis terhadap masalah berdasarkan pengalaman melalui
pengumpulan data dan dilakukan secara sengaja dan sistematis.
Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian untuk memeriksa dengan seksama, menyelidiki keadaan dan
suatu perbuatan terhadap bagian keadaan khusus. Keadaan ini bisa terkontrol melalui usaha
mencoba sesuatu atau eksperimen maupun berdasarkan peninjauan tanpa kontrol. Ilmu
pengetahuan dalam penelitian merupakan hal yang penting karena sebagai instrumen utama
yang digunakan peneliti untuk memperkuat, menghasilkan pengetahuan tersebut dan juga
memperluas ilmu pengetahuan.
Prosedur penelitian
Penelitian yang akan dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan pada masalah
tertentu, dalam rumusan masalah penelitian harus memiliki interpretasi, tingkatan, subtitusi
cara penyelesain masalah yang pasti. Saat menentukan hipotesis dijadikan sebagai titik
pangkal untuk memilih subtitusi pemecahan masalah yang ditentukan, dan diperlukan
pengumpulan data untuk menguji dugaan sementara. Selanjutnya, bisa membuat
kesimpulan yang sesuai dengan hasil penyusunan data dan langsung bisa memastikan
kemungkinan untuk mewujudkan generalisasi dari kesimpulan tersebut.
78
Tahapan Penelitian
Dalam membuat laporan penelitian seorang peneliti harus menyusun proses data
yang sudah didapatkan di lapangan dari hasil penelitiannya dalam bentuk laporan. Agar
pihak lain bisa memberikan masukan atau pendapat dari penelitian yang sudah dilakukan,
sesuai dengan struktur penulisan laporan penelitian ilmiah, yaitu sebagai berikut.
1. Pendahuluan yang terdiri:
a. Latar belakang masalah
b. Identifikasi masalah
c. Penetapan masalah
d. Merumuskan masalah
e. Tujuan dan manfaat penelitian
3. Metodologi penelitian
a. Tujuan secara operasional
b. Tempat dan waktu penelitian
c. Metode penelitian
d. Pendekatan penelitian
e. Jenis penelitian
4. Hasil penelitian
a. Variabel penelitian
b. Teknik analisis
c. Kesimpulan analisis data
d. Penafsiran kesimpulan analisis data
e. Kesimpulan uji hipotesis
Jenis-Jenis Penelitian
Penelitian Terdahulu
Pada bagian latar belakang akan berisi berbagai penjelasan mengenai tema yang
diangkat, masalah dalam penelitian yang akan dilakukan, dan alasan mengapa penelitian
tersebut kita lakukan di wilayah yang kita tentukan. Latar belakang terletak dibagian utama
dan sangat penting untuk mengawali penelitian. Pada bagian ini harus mampu pembacanya
dapat mengerti apa yang sedang dilakukan pada sebuah penelitian, untuk membuat latar
belakang tersebut maka latar belakang harus memuat isi seperti berikut:
82
1. Objek penelitian
2. Metode yang sesuai dengan objek
3. Penjabaran mengenai keunggulan dan ketiadaan metode yang digunakan
4. Masalah pada metode yang digunakan
5. Model pemecahan masalah yang dilakukan
6. Rangkuman tujuan penelitian
Perumusan Masalah
Dalam hal ini, seorang peneliti tidak boleh salah dalam mengartikan antara
perumusan masalah dan identifikasi masalah. Jika masalah yang teridentifikasi merupakan
masalah yang memiliki kesenjangan antara yang diharapkan dengan keadaan yang sedang
terjadi, jika Rumusan Masalah merupakan kalimat yang tersusun dan berupa kalimat
pertanyaan yang disesuaikan dengan permasalahan dalam penelitian dan dijawab melalui
proses pengumpulan data dalam penelitian. Langkah untuk menentukan rumusan masalah
sebagai berikut:
a. Kembangkan kerangka konsep, membuat konseptualisasi dan operasionalisasi, serta
desain penelitian
b. Prediksi keberhasilan yang dicapai dalam penelitian
c. Tentukan judul dan tujuan penelitian
d. Penilaian terhadap keaslian penelitian dengan plagiarisme
Pertanyaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menggambarkan apakah yang ingin kita dapatkan dari penelitian
yang kita lakukan. Kebanyakan orang terkadang salah memahami mengenai tujuan
penelitian, tujuan penelitian sering dianggap sama dengan tujuan peneliti. Perlu diingat
bahwa tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan peneliti, tujuan dari penelitian adalah
sebagai berikut:
83
1. Memberikan kontribusi pengembangan pengetahuan.
2. Menyelidiki berbagai gejala dan fenomena dan berusaha untuk segera memberikan
jawaban atas masalah tersebut dan memberikan berbagai solusi untuk memecahkan
masalah
3. Membuktikan atau menyesuaikan suatu fenomena atau gejala dengan teori yang sudah
ada.
4. Menemukan teori baru dari pengujian suatu fenomena
Manfaat penelitian
Sumber: detiknews.com
Landasan Teori
Suatu penelitian tidak akan luput dari adanya teori yang digunakan. Teori menjadi
pijakan awal untuk melakukan justifikasi terhadap suatu realitas. Seberapa banyak
pandangan mengenai masalah yang ada maka semakin banyak juga referensi yang bisa
digunakan dalam suatu penelitian. Teori juga bisa digunakan untuk membuktikan atau
menguji kebenaran teori terhadap realitas di lapangan.
84
Teori diartikan sebagai seperangkat konsep, pemikiran kritis, atau suatu definisi
terkait suatu peristiwa atau fakta. Kneller menyatakan teori memiliki dua pengertian yaitu
teori itu empiris yang artinya teori itu didapat dari hasil pengujian dari hipotesis melalui
observasi dan eksperimen.
Teori juga didapatkan melalui proses berfikir sistematis spekulatif dengan metode
deduktif. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah, apakah penelitian boleh dilakukan tanpa
adanya teori? Beberapa tokoh ada pula yang menuliskan tulisan ilmiah tanpa adanya suatu
teori yang melandasi misalnya Imam Syafi’i dan Clifford Geertz. Namun, argumen yang ada
adalah bahwa tokoh besar dalam melahirkan karya nya memang tidak menggunakan teori,
tetapi peneliti yang belakangan harus mengutip teori/pandangan pakar terkait sesuatu yang
diteliti.
Seorang peneliti harus menyandarkan masalah penelitiannya terhadap suatu teori
untuk mendapatkan dukungan terhadap masalah yang disampaikan. Teori ini menjadi
pembimbing peneliti dalam mengeksplorasi masalah di lapangan. Manfaat teori dalam
penelitian adalah untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang terjadi serta
meramalkan pola-pola yang bisa diamati dan memperkirakan hubungan yang mungkin
terjadi.
Teori dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu meta-teori (meta theory), teori besar atau
grand theory, teori menengah (middle range theory), teori kecil (small theory), dan teori ahli
(ekspert theory). Lenh detail gambar dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
sumber www.google.com
Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hipo (sementara) dan tesis (pernyataan atau
dugaan). Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis memiliki arti dugaan sementara oleh
peneliti yang kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Perumusan hipotesis hanya ada di
penelitian kuantitatif sedangkan kalau untuk penelitian kualitatif tidak merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan estimasi jawaban sementara yang masih berpacu pada teori
bukan pada fakta. Hipotesis yang diajukan peneliti dirumuskan setelah membaca teori-teori
yang relevan dan menjadi jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan.
85
Menurut Putrawan, pada umumnya penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesis
yang ditulis dengan kata-kata verbal dan yang dinotasikan dengan notasi-notasi parameter
yang dapat diuji. Hipotesis ini memiliki dua macam, yaitu Hipotesis nol (H0) dan Hipotesis
alternatif (H1). Senada dengan pernyataan Putrawan, Sambas Ali Muhidin dan Maman
Abdurahman menyatakan bahwa hipotesis yang dinotasikan secara verbal disebut hipotesis
penelitian (research hypothesis), sedangkan hipotesis yang dioperasionalkan disebut
sebagai hipotesis statistic (statistic hypothesis). Perbedaan kedua hipotesis tersebut
sebagaimana berikut ini.
H0 = X ≥ 5ml
H1 = X < 5 ml
Sumber Data
Sumber data mengarah pada jenis informasi yang diperoleh peneliti melalui subjek
penelitian dari mana data tersebut diperoleh. Dalam suatu penelitian sumber data dapat
diperoleh melalui:
86
a. Manusia, misalnya masyarakat, guru, petani atau siapapun yang sesuai dengan penelitian
yang kita lakukan
b. Kondisi dan aktivitas sekitar, misalnya dari interaksi orang-orang.
c. Dokumen, misalnya arsip, dokumen resmi, ataupun jurnal-jurnal penelitian.
Topik Penelitian
Topik penelitian merupakan dasar dan langkah utama untuk melakukan suatu
penelitian dan menentukan langkah-langkah penelitian selanjutnya yang akan diambil.
Tahapan penentuan topik penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Memahami masalah penelitian
Langkah utama agar dapat menentukan topik penelitian adalah dengan memahami bahwa
penelitian tidak hanya menyelesaikan masalah yang tidak valid atau hanya dibuat-buat,
memiliki landasan dan validasi. Mengapa kita harus memahami pentingnya masalah dalam
sebuah penelitian, karena masalah dalam suatu penelitian merupakan parameter dan alasan
yang paling utama dilakukannya penelitian, Maka dari itu masalah yang ada dalam suatu
penelitian harus bersifat objektif, logis, valid dan berdasar pada literatur terbaru.
2. Memahami Kontribusi
Langkah yang kedua adalah memahami apakah penelitian yang sedang dilakukan
mengulang kejadian yang ada, kita harus mengetahui keberadaan literature lain yang
mengangkat tema seperti penelitian yang akan kita lakukan , serta apakah keterbaruan yang
ada dalam penelitian tersebut sehingga tidak terjadi kesamaan dengan penelitian yang
sebelumnya.
3. Memahami Validasi Kontribusi
Bukan hanya kontribusi yang perlu diperhatikan dalam menentukan topic penelitian, namun
Validasi kontribusi juga perlu diperhatikan dalam hal ini. Kita harus mengetahui apakah teori,
faktor, benchmark, dan generalisasi yang akan kita gunakan sudah valid atau terbukti
kebenarannya.
Masalah Penelitian
87
Berdasarkan pengalaman dari kalangan peneliti, masalah penelitian sering kali
ditemukan melalui sumber (Faisal, 1989) yaitu :
1. Pengalaman keseharian yang terjadi dalam suatu lingkup pekerjaan, profesi, dan
keahlian. Pengalaman yang dimaksut dalam hal ini sebenarnya tidak harus pengalaman
yang dialami secara pribadi, akan tetapi dapat berupa hasil pengamatan atau kesan dari
kejadian nyata dalam masyarakat. Untuk menemukan permasalahan penelitian yang
bersumber dari pengalaman keseharian, dapat dilakukan dengan cara seperti berikut ini:
a. Amati berbagai fenomena pada bidang manajemen dalam suatu masyarakat maupun
organisasi.
b. Identifikasi berbagai fenomena sosial menggunakan kata bantu kata Tanya.
c. Tulis berbagai fenomena sosial yang telah Anda temui dalam kartu sitasi.
d. Rumuskan judul penelitian yang didasarkan pada masalah yang muncul dari hasil
identifikasi fenomena sosial yang Anda lakukan.
2. Deduksi yang berasal dari suatu teori, dalam hal ini teori bukan yang dipermasalahkan
ataupun diteliti, namun masalah baru yang muncul akibat dari deduksi suatu teori.
3. Laporan penelitian. Dalam sebuah laporan penelitian sering kali terdapat persoalan untuk
menindaklanjuti penelitian secara lebih mendalam. Diantara persoalan tersebutlah yang
dapat kita ambil sebagai permasalahan penelitian. Selain itu permasalahan penelitian juga
dapat kita peroleh dari adanya rasa tidak puas dengan metodologi penelitian yang digunakan
dalam penelitian.
4. Berbagai kebijakan dari pemerintah, lembaga, maupun organisasi.
Metode ini dikatakan sebagai metode kuantitatif karena data yang ada dalam
penelitian ini berupa angka dan proses menganalisisnya menggunakan analisis statistik.
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang bersifat ilmiah (scientific inquiry) dan
merupakan penelitian yang terstruktur. Penelitian kuantitatif dilakukan karena terdapat suatu
masalah, kemudian menentukan dan menguji teori, hipotesis, pengumpulan data yang
menghasilkan data numerik (angka), dan diakhiri dengan kesimpulan. Penelitian kuantitatif
memiliki tujuan untuk menguraikan dan membuktikan hubungan dan sebab akibat suatu
variabel, dan memprediksi gejala dalam sebuah penelitian. Proses untuk menganalisis data
yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik statistika untuk mengelompokkan dan
mengidentifikasi perbedaan data, dan untuk mendapatkan hasil berupa temuan yang akurat.
Dari sinilah kesimpulan hasil uji hipotesis dapat diberlakukan secara umum. Penelitian
kuantitatif berlandas pada filsafat positivisme sehingga sering disebut sebagai metode
positivistik. Metode ini lebih mengarah pada fenomena sosial yang dijabarkan melalui
komponen masalah, variabel dan indikator. Metode penelitian kuantitatif yang lebih sering
digunakan adalah metode survey dan eksperimen. Data dalam penelitian kuantitatif
merupakan hasil pengkonversian yang berasal dari data yang bersifat kualitatif. Data dalam
penelitian kuantitatif terbagi kedalam dua jenis, yaitu yang pertama adalah data nominal,
data ini diklasifikasikan dan dipilah berdasarkan kategori. Lalu yang kedua adalah data
kontinum, data ini lebih bersifat berjenjang dan diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu data
ordinal, interval, dan rasio.
Penelitian Kualitatif
Pendekatan dengan jenis kualitatif ini masih tergolong baru karena popularitasnya
jauh sesudah pendekatan kuantitatif, jika kuantitatif disebut sebagai positivistik, tidak jauh
berbeda dengan kualitatif yang juga disebut sebagai postpositivistik. Berbanding terbalik
dengan penelitian kuantitatif yang bersifat terstruktur, penelitian kualitatif ini justru kurang
terpola, selain itu metode ini juga sering disebut sebagai metode yang interpretive dan
naturalistic, disebut interpretive karena hasil data dari penelitian lebih mengarah pada data di
lapangan, lalu disebut sebagai naturalistic karena ketika melakukan penelitian kondisinya
bersifat alamiah. Metode ini lebih terfokus untuk suatu populasi atau sampel tertentu saja.
Meskipun begitu metode ini menekankan aspek pemahaman mendalam saat melihat
masalah dibandingkan melihat permasalahan untuk meneliti secara generalisasi.
Menurut teori penelitian kualitatif, apabila ingin menghasilkan suatu penelitian yang
berkualitas, dapat dilakukan dengan cara memfokuskan data penelitian yang bertujuan agar
89
mendapatkan data yang lengkap, data tersebut berupa data primer yang berbentuk verbal
dan data sekunder dari dokumen grafis, data sekunder ini diperuntukkan melengkapi data
primer. Menurut Moleong (2007) sumber data dalam penelitian kualitatif terdiri dari suatu
kata lisan atau tertulis ataupun benda yang kemudian akan diteliti secara mendalam untuk
mendapatkan makna. Sumber data yang digunakan tidak boleh palsu atau terjamin
keasliannya, namun jika memang sudah berusaha untuk menemukan yang asli tetapi tidak
membuahkan hasil, maka tiruannya dapat digunakan. Sumber data kualitatif digolongkan
menjadi dua yaitu makhluk hidup atau manusia dan bukan makhluk hidup atau bukan
manusia. Jika ingin mencari sumber data dari manusia maka hal yang perlu diperhatikan
adalah mampu untuk mempertimbangan kepentingan pribadi manusia tersebut untuk
menghasilkan data yang bertanggung jawab. Peneliti memiliki kedudukan yang besar dalam
penelitian kualitatif, karena dalam penelitian ini peneliti memiliki peran sebagai instrumen
penelitian yang paling utama untuk terlibat langsung dalam masalah dan subjek penelitian.
Observasi
Observasi atau juga disebut sebagai pemusatan perhatian terhadap objek untuk
mendapat data. Observasi mencatat mengenai tingkah laku seorang individu atau kelompok
yang sedang diteliti secara langsung maupun tidak langsung, apabila dilakukan secara
langsung maka peneliti harus turun ke lapangan untuk melihat secara langsung, namun
apabila dilakukan secara tidak langsung maka dapat dilihat dengan cara menggunakan
media seperti, video, foto, dan lain sebagainya. Seperti yang telah dijelaskan bahwa
observasi dilakukan secara langsung, instrument yang digunakan pada jenis penelitian ini
yaitu pedoman pengamatan. Pedoman tersebut berisikan kegiatan yang akan dilakukan atau
diamati. Selain pedoman pengamatan ternyata terdapat instrument lain dalam observasi ini,
yaitu category system, category system memiliki fungsi untuk mengamati dan memberikan
batasan terhadap variabel.
93
Angket/Kuesioner
Angket atau Kuesioner merupakan alat pengumpul informasi yang berupa daftar
pertanyaan yang kemudian bertujuan agar diisi oleh respondennya. Metode ini sangat umum
bahkan sering digunakan oleh para peneliti. Kuesioner memiliki prosedur dalam proses
penyusunannya, diantaranya yaitu :
1. Tentukan terlebih dahulu tujuan apakah yang ingin didapatkan melalui penggunaan
kuesioner
2. Pahami secara mendalam mengenai variabel yang akan digunakan dalam kuisioner
3. Uraikan variabel menjadi subvariabel agar menjadi semakin eksplisit, eksklusif, dan jelas
4. Menetapkan jenis data dan teknik yang akan digunakan.
Dokumentasi
Pilihan Ganda
1. Dalam melakukan berbagai hal akan selalu terdapat sebuah proses, begitupun ketika
sedang melakukan sebuah penelitian. Dalam penelitian terdapat berbagai tahapan yang
bertujuan untuk mengambil langkah-langkah yang akan ditentukan, demi berlangsungnya
penelitian dengan baik. Berikut ini yang merupakan tahapan dalam menentukan topic
penelitian adalah….
a. Memahami dan menentukan masalah penelitian, kontribusi, dan validasi kontribusi
b. Menentukan kontribusi saja
c. Menentukan validasi dan validasi kontribusi
d. Melakukan analisa data
3. Alat pengumpul informasi yang berupa daftar pertanyaan yang kemudian bertujuan agar
diisi oleh respondennya dan sangat umum bahkan sering digunakan oleh para peneliti
adalah….
a. Dokumentasi
b. Observasi
c. Kuesioner/Angket
d. Pengamatan
95
4. Dalam sebuah penelitian, terdapat suatu proses penting yang biasa disebut dengan
pengumpulan data. Dalam hal ini, data harus dipastikan memiliki validitas dan reabilitas serta
telah memenuhi berbagai persyaratan dengan tujuan untuk….
a. Menemukan metode penelitian
b. Menemukan topik yang sesuai
c. Menemukan data yang tepat dan sesuai
d. Menemukan tujuan penelitian
5. Penelitian yang memiliki tujuan untuk menguraikan dan membuktikan hubungan dan
sebab akibat suatu variabel, dan memprediksi gejala dalam sebuah penelitian disebut
dengan penelitian…
a. Subjek penelitian
b. Penelitian kuantitatif
c. Pengumpulan data
d. Penelitian kualitatif
Essai
1. Pendekatan penelitian digolongkan menjadi dua jenis penelitian, yaitu penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Jelaskan perbedaan antara pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif !
2. Jelaskan cara untuk menentukan subjek penelitian dalam pendekatan kualitatif !
3. Pendekatan kuantitatif sejak awal dilakukannya penelitian telah merumuskan hipotesis,
sedangkan kualitatif memiliki dua opsi, yaitu boleh menggunakan hipotesis dan boleh tidak
menggunakan hipotesis. Jelaskan mengapa penggunaan hipotesis pada masing-masing
pendekatan tersebut dibedakan !
4. Sebutkan dan jelaskan jenis teknik sampling untuk menentukan sampel dari populasi pada
teknik non random sampling !
5. Jelaskan prosedur dalam proses penyusunan kuesioner !
DAFTAR PUSTAKA
96
Astindari, A., &Lumintang, H. (2014). Cara Penularan HIV & AIDS Di Unit Perawatan
Intermediate Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Berkala Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin, 26(1), 1-5. Diakses darihttps://e-
journal.unair.ac.id/index.php/BIKK/article/viewFile/1511/1163
Darmawaty, Y., & Djamil, H. A. (2011). Buku sakus osiologi SMA. Kawan Pustaka.Diakses
dari
http://direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODEL/TAHUN%202017/Model%20Paket
%20C%20Mahir%20Dalam%20Jaringan/3-
Model%20Bahan%20Ajar/BahanAjar/8.%20MODUL%202%20sosiologi.pdf
Pengembangan Mobile Learning Materi Pokok Nilai Dan Norma Sosial Pada Mata Pelajaran
Sosiologi Siswa Kelas X-Ips Di SMA Negeri 19 Surabaya. Jurnal Mahasiswa Lailiyah, N.,
&Setyaedhi, H. S. (2020). Teknologi Pendidikan, 10(29). Diakses dari
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jmtp/article/view/36259
Mursito,D., & Kusumawardani, D. 2016. Estimasi Dampak Ekonomi dari Pencemaran Udara
terhadap Kesehatan di Indonesia. KEMAS: jurnal Kesehatan Masyyarakat, 11(2), 163-172.
Diaksesdarihttps://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/3677
Siyoto, Sandu, & Ali, M,Sodiq. 2015. Dasar Metodologi Penelitian Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publising
Statistic,B.P. 2018. Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2018. Jakarta (ID): Badan Pusat
Statistik. Diakses darihttps://www.academia.edu/download/396065
89/data_kemiskinan_indonesia_2015.pdf
Widodo, A. (2020). Penyimpangan Perilaku Sosial Ditinjau dariTeori Kelekatan Bowlby (Studi
KasusTerhadap Anak Tenaga Kerja Wanita di Lombok Barat). ENTITA: Jurnal Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Ilmu-Ilmu Sosial, 2(1), 35-50. Diakses dari
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/entita/article/view/3187
98
GLOSARIUM
Attitudes (sikap)
Suatu kecenderungan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan hal-hal tertentu
terhadap manusia, benda, atau keadaan
Achieved status
Ascribed status
Suatu peran atau status yang diperoleh berdasarkan keturunan, tanpa memperhitungkan
selera, kemampuan, dan hasil kerja seseorang.
Assigned status
Adat
Agama
Sistem atau prinsip kepercayaan kepada tuhan atau dewa dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kewajiban itu.
Adaptasi
Fenomena sosial
Ilmu pengetahuan
Inovasi
Penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau sebelumnya
Masyarakat
99
Sekumpulan orang yang hidup bersama dalam wilayah tertentu dan berinteraksi secara
kontinu dalam waktu yang relatif lama, serta terikat oleh rasa identitas bersama
Metode
Cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan
Nilai sosial
Norma sosial
Pedoman-pedoman yang berisi perintah atau larangan mengenai bagaimana hidup dalam
masyarakat
Peranan
Solidaritas
Status
Kontak sosial
Proses yang terjadi antar manusia dengan bersentuhan baik secara fisik atau verbal
Sosiolog
Sciences
Empiris
Hipotesis
Yaitu mengembangkan lebih lebih dari satu masalah yang akan diteliti
Keluarga
Merupakan kesatuan sosial yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan darah, terdiri atas
suami, istri dan anakanak.
Masyarakat
Sekelompok manusia yang permanen melakukan inter-aksi antar individu dengan individu,
individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.
Komunitas
Satuan sosial yang didasari oleh lokalitas, mempunyai ikatan solidaritas yang kuat antar
anggotanya sebagai akibat kesamaan tempat tinggal, memiliki perasaan membutuhkan satu
sama lain, serta keyakinan tanah dimana tempat mereka tinggal memberikan kehidupan
kepada mereka
Modernisasi
Proses pergeseran sikap dan mentaliatas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup
sesuai dengan tuntutan masa kini.
Sanksi
Tindakan-tindakan hukum untuk memaksa orang lain menepati perjanjian atau mentaati
ketentuan undangundang.
Subjektif
Parangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Mengenai atau menurut pandang (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau
halnya.
Identitas
Interaksi
Budaya
Pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang,
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah.
101
Estetika
Cabang filsafat yang menelaah dan membahas seni dan keindahan serta tanggapan
manusia terhadapnya.
Kontak sosial
Proses yang terjadi antar manusia dengan bersentuhan baik secara fisik atau verbal
Kontak primer
Kontak yang terjadi pada saat awal kejadian kontak berlangsung. Kontak primer sama
pengertiannya dengan kontak langsung yaitu kontak yang terjadi ketika seseorang
berhubungan langsung atau bertatap muka.
Kontak sekunder
Kontak yang terjadi tidak secara langsung antara komunikator dan komunikan. Kontak ini
berlangsung dengan menggunakan media perantara atau pihak lain
Komunikasi
Menyampaikan pesan atau keinginan dari pihak komunikator kepada pihak komunikan agar
pihak komunikan mengerti dan atau melaksanakan pesan dan keinginan komunikator.
Imitasi
Tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai tokoh idealnya usaha meniru
atau tindakan tiruannya tidak selalu persis sama.
Sugesti
Indentifikasi
Kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Indentifikasi me-ngakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi.
Simpati
Merupakan suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada pihak lain. Pada proses ini
perasaan seseorang sangat didorong untuk memahami pihak lain.
Empati
Kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif dari seseorang atau orang
lain dalam kondisi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut mera-sakan apa yang dirasakan
oleh orang lain tersebut, seperti rasa senang, sakit, susah dan bahagia.
Tertib sosial
102
Keadaan suatu masyarakat dengan kehidupannya yang teratur, dinamis, sebagai hasil dari
hubungan sosial yang harmonis dan selaras dengan norma dan nilai sosial dalam interaksi
masyarakat.
Dominasi
Penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lemah (dalam bidang politik, militer,
ekonomi, perda-gangan, olah raga, dsb).
Fanalisme
Konsisten
Kultur
Majemuk
Partisapasi
Hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan peran serta.
Proses
Regenerasi
Pembaruan semangat dan tatasusila, penggantian generasi tua kepada generasi muda,
peremajaan.
Fakta
Keadaan, peristiwa yang merupakan kenyataan suatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Individu
Orgasasi yang hidupnya berdiri sendiri secara fisiologi ia bersifat bebas (tidak mempunyai
hubungan organic dengan sesamanya).
Isolasi
Pemisahan suatu hal dari hal lain atau usaha untuk mengucilkan manusia dari manusia lain,
pengasingan atau keadaan terpencilnya suatu daerah karena jauh dari hubungan lalulintas.
Konflik
103
Pertentangan antara anggota masyarakat yang bersifat dalam seluruh kehidupan.
Kualitas
Komunitas
Sekumpulan orang yang hidup dan saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu
masyarakat.
Moral
Ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak,
budipekerti, susila.
Psikologis
Berkenaan dengan psikologi yang berhubungan dengan proses-proses mental baik normal
maupun abnormal.
Perilaku
Keteraturan sosial
Suatu kondisi dinamis di mana sendi– sendi bermasyarakat berjalan secara tertib dan teratur
sehingga tujuan bermasya-rakat dapat dicapai secara berdaya guna
Lembaga sosial
Suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting.
Sistem norma tersebut mencakup gagasan, aturan, tatacara kegiatan dan ketentuan sanksi
Organisasi sosial
Suatu jenis kelompok yang secara khusus diciptakan untuk melaksanakan tugas-tugas dan
memiliki struktur untuk menjalankan tugas tersebut.
Teguran
Pendidikan
Proses pengubahan sikap atau tata kelakuan seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, atau proses, perbuatan
dan cara mendidik.