Anda di halaman 1dari 104

Kata Pengantar

Puji syukur atas tuhan yang maha esa yang telah memberikan kita kesehatan dan
kesempatan untuk menuliskan modul ini dan diberikannya kepercayaan untuk menyusun
modul pembelajaran yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa sekolah
menengah atas dengan subjek mata pelajaran Sosiologi yang telah sesuai dengan
Kurikulum 2013. Seperti halnya modul pembelajaran pada umumnya yang memuat
beberapa materi pokok dalam pembelajaran Sosiologi dan pedoman materi untuk
pembelajaran siswa.

Pembelajaran materi tentang setiap dasar tentang sosioligi telah tersaji dalam
modul ini, seperti pada bab awal yang mempelajari tentang dasar-dasar dari sosiologi yang
mencakup berbagai sub bab. Dalam sub bab yang dipilih menyesuaikan dengan judul bab
yaitu dasar-dasar sosiologi yang mencakup pengertian sosiologi dari para ahli, konsep
dalam sosiologi, ilmu dalam sosiologi, dan realitas sosial dalam kajian sosiologi. Ini dapat
dipelajari oleh siswa untuk mengenal dasar-dasar dari meteri pokok sosiologi dimulai dari
yang mendasar yaitu pengertian awal sosiologi.

Untuk materi yang bis dipelajari siswa selanjutnya mengenai hubungan sosial yang
merupakan konsep awal sosiologi yang berhubungann tentang interaksi sosial di
masyarakat, tindakan sosial oleh setiap individu, nilai dan norma sosial yang berlaku di
masyarakat, dan kepribadian individu sebagai bagian dari masyarakat sosial. Dan bab
selanjutnya merupakan bagian dari pembelajaran yang mendasar untuk memperdalam
pemahaman siswa seperti gejala sosial yang meliputi heterogenitas, penyipangan sosial,
dan pengendalian sosial. Terakhir yaitu siswa mempelajari rancangan dalam penelitian
sosial yang mencakup aspek-aspek penting penelitian, seperti proses, rencana, penentuan
topik, pendekatan dalam penelitian, dan subjek dalam penelitian sosial, serta pengumpulan
data yang akan dipilih untuk melakukan penelitian sosial.

Dalam penyusunan modul ini kami telah berusaha sebaik mungkin untuk dapat
bermanfaat bagi para siswa dan guru, sehingga dapat menjalankan proses belajar mengajar
sosiologi dengan baik. Sebelum memulai belajar materi dalam modul ini tidak lepas dari
ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini. dan
semoga bermanfaat bagi semuanya. Terimakasih

Malang, Mei 2021

Penyusun
2

BAB 1 FUNGSI SOSIOLOGI UNTUK MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT

A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial...................................... 6


B. Sosiologi sebagai Ilmu Sosial............................................................................. 12
C. Realitas Sosial sebagai Objek Kajian................................................................. 16
D. Kehidupan Sosial sebagai Objektivitas.............................................................. 21
E. Gejala Sosial ..................................................................................................... 23

BAB 2 HUBUNGAN SOSIAL

A. Interaksi Sosial.................................................................................................. 32
B. Tindakan Sosial................................................................................................. 39
C. Nilai dan Norma Sosial...................................................................................... 42
D. Kepribadian ...................................................................................................... 45

BAB 3 MENGANALISIS GEJALA SOSIAL DENGAN KAJIAN SOSIOLOGI

A. Heterogenitas Sosial......................................................................................... 54
B. Penyimpangan Sosial....................................................................................... 55
C. Pengendalian Sosial......................................................................................... 63

BAB 4 RANCANGAN PENELITIAN

A. Proses Berpikir dan Penelitian.......................................................................... 74


B. Rancangan Penelitian....................................................................................... 76
C. Manajemen Topik dan Masalah Sosial sebagai Fokus Penelitian.................... 86
D. Pendekatan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif............................................... 87
E. Memilih Subjek Penelitian sebagai Sumber Data dan Informasi...................... 90
F. Pengumpulan Data........................................................................................... 91
3

Daftar Gambar
Gambar 1.1. Manusia Sebagai Makhluk Social ....................................................................................... 6
Gambar 1.2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial ....................................................................................... 7
Gambar 1.3. Aguste Comte ..................................................................................................................... 8
Gambar 1.4 Pitirim A. Sorokin ................................................................................................................ 8
Gambar 1.5 Masyarakat Pedesaan ....................................................................................................... 10
Gambar 1.6 Gotong Royong .................................................................................................................. 12
Gambar 1.7 Keterkaitan Antar Masalah ............................................................................................... 17
Gambar 1.8 Pengelompokan Masalah Sosial Menurut Stark................................................................ 18
Gambar 1.9 Pemukiman Kumuh .......................................................................................................... 18
Gambar 1.10 Polusi Udara..................................................................................................................... 19
Gambar 1.11 Pertengkaran ................................................................................................................... 19
Gambar 1.12 Praktik Korupsi................................................................................................................. 20
Gambar 2.1 Interaksi Sosial ................................................................................................................... 31
Gambar 2.2 Imitasi ................................................................................................................................ 34
Gambar 2.3 Simpati ............................................................................................................................... 35
Gambar 2.4 Bercengkrama Sebagai Bentuk Interaksi .......................................................................... 36
Gambar 2.5 Diskusi Kantor Sebagai Perbedaan Peran ......................................................................... 38
Gambar 2.6 Bentuk Tindakan Sosial ..................................................................................................... 41
Gambar 2.7 Ilustrasi Norma Sosial ....................................................................................................... 44
Gambar 2.8 Ilustrasi Kepribadian ......................................................................................................... 44
Gambar 3.1 Rung Lingkup Krimonologi ................................................................................................. 45
Gambar 3.2 Memberi Nasihat .............................................................................................................. 45
Gambar 1.2 Hukuman Berdiri di Luar Kelas .......................................................................................... 45
Gambar 1.2 Institut Sebagi Kontrol Sosial ............................................................................................ 45
Gambar 4.1 Diskusi................................................................................................................................ 45
Gambar 1.2 Membaca Untuk Memperdalm Ilmu ..................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 1.2 Anak Bermain Gadget ........................................................................................................ 57
Gambar 1.2 Lingkup Pembagian Teori ................................................................................................ 103
4
5
6
Tahukah anda apa saja yang dipelajari dalam sosiologi? Sebenarnya, di Sekolah
Menengah Pertama, Anda telah belajar tentang sosiologi dalam bentuk pelajaran IPS.
Namun, pelajaran tersebut belum mendalam. Oleh karena itu, di kelas X ini, Anda akan
belajar lebih mendalam tentang sosiologi, mulai dari macam kajian pembelajarannya hingga
manfaat mempelajari mata pelajaran ini.
Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial yang membahas fakta sosial masyarakat
secara objektif, seperti hubungan antar individu dalam kelompok, hubungan antara individu
dengan kelompok, dan hubungan antar kelompok dalam masyarakat. Serta pada bab ini
juga akan mempelajari sejarah perkembangan sosiologi dan melihat peran serta fungsinya.
Dalam sosiologi juga akan menelusuri berbagai realitas sosial, kehidupan sosial, dan gejala
sosial pada masyarakat. Hal ini karena masyarakat sebagai objek dari kajian sosiologi.
Dalam bab ini kita akan coba melihat pengertian gejala sosial, karakteristiknya, bentuk dan
juga jenis dari gejala sosial. Namun sebelum membahasnya, kita perlu mengetahui terlebih
dahulu hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Gambar 1.1. Manusia sebagai makhluk social. Sumber: www.blog.unnes.ac.id

Manusia sebagai Makhluk Individual

Kata “Individu”, individualisme, dan individualis mempunyai makna yang berbeda.


Individualisme merupakan suatu paham yang memperdulikan hak perseorangan dibanding
7
kepentingan masyarakat atau suatu negara. Individualis merupakan sikap seseorang lebih
yang memperdulikan dirinya sendiri.
Tentu setiap makhluk individu memiliki kepribadian masing- masing yang menjadikan
itu unik. Setiap manusia memiliki perbedaan seperti dari penampilan fisik, kemampuan,
kebutuhan, perasaan, dan juga sikap. Coba perhatikan diri anda dengan saudara kandung
atau teman anda, apakah kalian sama? Tentu tidak sama bukan?
Dalam menajalani kehiduannya tentu manusia mempunyai kebebasan dalam
menentukan pilihannya dan bertanggung jawab atas pilihannya. Dengan menyadari bahwa
setiap manusia itu unik yang memiliki perbedaan, maka kita akan lebih memahami diri
sendiri dan menerima diri sendiri dengan lebih baik. Karena ketika kita mengetahui
perbedaan pada setiap manusia, sehingga akan memberikan perhatian kepada orang lain,
memahami masalah yang terjadi pada orang lain sehingga kita akan mencoba untuk
mentolerir orang lain.

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Selain disebut sebagai makhluk individu,


tentu manusia juga merupakan makhluk
sosial. Manusia tidak akan bisa hidup
sendirian, karena pada dasarnya manusia
akan sangat bergantungan dengan manusia
lain nya. Sejak dilahirkan di dunia sampai
akhirnya meninggalkan dunia tentu manusia
selalu membutuhkan bantuan dari manusia
lainnya. Manusia harus hidup di dalam
Gambar 1.2. Manusia sebagai makhluk social masyarakat dan harus menunjukkan sikap
Sumber: imm.surabaya
sosial yang positif.

Kerjasama atau gotong royong yang biasa dilakukan masyarakat untuk


menjunjung solidaritas pada sesama merupakan salah satu bentuk dari sikap sosial yang
positif. Sudahkah anda menunjukkan sikap sosial yang positif?
Manusia juga seharusnya mempunyai rasa toleransi yang merupakan kerelaan
untuk menerima kenyataan bahwa terdapat perbedaan pada setiap manusia. Apabila
sikap toleransi ini ditanamkan pada setiap manusia maka akan menciptakan kehidupan
sosial yang baik.
8

Pengertian Sosiologi

Sosiologi pertama kali diperkenalkan oleh Bapak Auguste


Comte yang lahir pada tahun 1798 dan meninggal pada tahun
1857. Beliau mengatakan sosiologi merupakan ilmu gejala sosial
sebagai hukum yang kekal dan abadi. Pemikiran Comte paling
dikenal adalah positivisme yang mengenalkan metode ilmiah dan
menekankan betapa pentingnya pengamatan. Beliau juga
menciptakan teori evolusi yang berisi 3 tahap yaitu teologi,
Gambar 1.3 Aguste Comte. metafisik dan positivistik.
Sumber: britannica.com

Bapak Pitirim A. Sorokin yang lahir pada tahun 1889 dan


meninggal pada tahun 1968. Beliau mengatakan sosiologi
merupakan ilmu tentang hubungan pengaruh dan timbal balik
antara aneka ragam gejala sosial maupun gejala non sosial.

Gambar 1.4. Pitirim A. Sorokin


Sumber:wikipedia.org

Objek dari kajian sosiologi yaitu gejala sosial, Mannheim menyatakan bahwa terdapat
tiga jenis sosiologi. Yang pertama yaitu sosiologi sistematis atau umum yang berkaitan
dengan kondisi, faktor, dan efek dari kehidupan sosial yang cenderung berulang dalam
situasi budaya dan sejarah yang beragam. Tujuannya adalah menemukan elemen dasar dari
gejala sosial dan konsep dasar melalui mana gejala sosial dapat digambarkan secara
universal. Yang kedua yaitu sosiologi komparatif yang akan mempertimbangkan kondisi,
faktor, dan efek serta menentukan bagaimana gejala sosial bervariasi dalam sejarah
masyarakat yang berbeda-beda. Dan yang terakhir yaitu sosiologi struktural yang memiliki
tujuan untuk meneliti elemen dasar masyarakat dan mewujudkan historis yang berbeda,
sehingga akan memberikan analisis sosiologi. Tokoh lain yang mendefinisikan sosiologi bisa
dapat dilihat pada tabel berikut:
9

Tabel 1.1 Definisi Sosiologi menurut Beberapa Tokoh

No. Nama Tokoh Definisi

1. Gustav Ratzenhofer Ilmu tentang hubungan manusia dengan kewajibannya


untuk mengamati terjadinya evolusi sosial dan
kemakmuran pada masyarakat.

2. Herbert Spencer lmu yang mempelajari tumbuh, bangun dan kewajiban


masyarakat.

3. Max Weber Pengetahuan yang memahami tindakan-tindakan sosial.

4. Karl Max Pengetahuan yang memahami tentang masyarakat dan


tingkah lakunya dengan mengaitkan antar kelas-kelas
yang dimiliki setiap individu dan kelas lain di dalam
masyarakat yang lebih luas.

5. William F. Ogburn dan Ilmu tentang penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial
Meyer F. Nimkoff dan menghasilkan organisasi sosial.

6. Soerjono Soekanto Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat


secara umum untuk mendapat pola masyarakat.

7. Selo Soemardjan dan Ilmu yang mempelajari struktur sosial, termasuk


Soelaiman Soemardi perubahan sosial.

Objek Sosiologi

Istilah sosiologi berasal dari kata socius (bahasa Latin) berarti “kawan” dan logos
(bahasa Yunani) berarti “kata” atau “berbicara”. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sosiologi merupakan
bagian dari ilmu sosial, dengan masyarakat sebagai objek kajian sosiologi. Kata masyarakat
berasal dari akar kata Arab, musyarak, artinya “bersama-sama”. Sedangkan istilah dalam
bahasa Inggrisnya adalah society. Kata society berasal dari bahasa Latin socius, yang
berarti “kawan”.
Terdapat beberapa pandangan tentang masyarakat. Selo Soemardjan menyatakan
bahwa masyarakat merupakan kumpulan orang yang hidup bersama dan menciptakan
10
kebudayaan. J. L. Gillin dan J. P. Gillin menyatakan masyarakat adalah kelompok manusia
yang terbesar. Masyarakat memiliki kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang
sama. Founding father sosiologi, Auguste Comte, menyatakan bahwa masyarakat
merupakan kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang
menurut hukum-hukumnya sendiri dan pola perkembangan tersendiri. Sementara itu,
menurut Ralph Linton, menyatakan bahwa masyarakat adalah kumpulan individu yang telah
hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama.

Gambar 1.5. Masyarakat pedesaan. Sumber: baladena.id

Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi merupakan hubungan


timbal balik antara sesama manusia, manusia dengan kelompoknya, sesama kelompok, dan
proses yang muncul dari setiap hubungan di masyarakat.
Masyarakat sebagai objek sosiologi telah menghasilkan sistem komunikasi, beberapa
peraturan dan kebudayan untuk menjalani kehidupan yang baik dan benar. Untuk
menciptakan rasa saling untuk mengerti dan mempunyai harapan baik dari akibat hidup
bersama maka sekelompok manusia tersebut harus tinggal bersama dengan waktu yang
lama.

Sejarah Perkembangan Sosiologi

Sosiologi pada awalnya bagian dari filsafat, yang membahas masyarakat. Seperti
membahas perang, konflik sosial, dan kekuasaan pemerintah. Namun pembahasan tentang
masyarakat ini semakin meningkat seperti meliputi sususnan kehidupan dan norma norma
yang harus dijalani setiap anggota masyarakat. Oleh karena itu terdapat kajian baru yang
membahas tentang masyarakat yang disebut sebagai "sosiologi".
Auguste Comte, seorang yang pertama kali memperkenalkan ilmu sosiologi, dimana
pada awalnya beliau melihat terdapat perubahan-perubahan yang terjadi seoerti demokrasi
yang bisa berakibat positif, tetapi juga berakibat negatif. Dan yang seringkali terjadi yaitu
adanya konflik antarkelas pada masyarakat. Menurut beliau hal ini dapat terjadi dikarenakan
hilangnya norma pada masyarakat setiap bertindak. Dari situ Comte menganjurkan agar
11
semua penelitian yang berhubungan dengan masyarakat harus dijadikan satu Ilmu. darisitu
beliau selalu memikirkan hukum apa yang bisa menangani gejala-gejala sosial dan beliau
memberikan nama istilah tersebut adalah sosiologi. Lalu ilmu ini dipopulerkan oleh Herbert
Spencer mengembangkan sistem penelitian tentang masyarakat. Spencer mengembangkan
teori besar tentang evolusi sosial dan mengartikan masyarakat sebagai sistem yang
tersusun saling bergantungan. Karena spencer ini maka sosiologi menjadi sangat terkenal ke
seluruh dunia, salah satunya ke Indonesia.
Ki Hajar Dewantara merupakan seorang pelopor pendidikan nasional Indonesia
beliau seringkali menggunakan konsep penting sosiologi untuk memahami masyarakat
Indonesia, seperti kepemimpinan dan kekeluargaan. Pada awalnya sosiologi dianggap tidak
terlalu penting, sosiologi hanya dijadikan ilmu pembantu untuk ilmu pengetahuan lainnya.
Namun setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, sosiologi mengalami proses
yang sangat baik. Hingga akhirnya pada tahun 1948, sosiologi menjadi mata kuliah di dunia
perkuliahan yang berkembang sampai saat ini.

Sosiologi dan Pengetahuan Umum (Common Sense)

Banyak dari setiap orang berpikir bahwa apa yang dipelajari dalam sosiologi ini
hanya pengetahuan umum saja yang dimana artinya semua orang sudah tahu tentang ilmu
ini. Padahal pikiran ini adalah pikiran yang salah. Pengetahuan umum (common sense)
berkaitan erat dengan kepercayaan dari suatu masyarakat pada periode tertentu.
Masyarakat tentunya berbeda oleh karena itu pengetahuan yang dimilikinya pun juga pasti
berbeda-beda Masyarakat yang berbeda memiliki pengetahuan umum berbeda pula. Tidak
semua temuan sosiolog menggusur pengetahuan umum. Saat ingin meneliti para sosiolog
menggunakan imajinasi sosial dan cara pandang yang berbeda-beda. Dan apa yang diteliti
tentu akan diuji ulang dengan banyak asumsi masyarakat. Penjelasan dan kesimpulan yang
diberikan sudah dipastikan berdasar pada bukti-bukti akurat yang dikumpulkan melalui riset
menggunakan prosedur penelitian yang baik.

Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan


12

Gambar 1.6. Gotong Royong. Sumber: idn.times

Terdapat empat ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yaitu:


1. Sosiologi bersifat empiris. Ketika para sosiolog ingin melakukan suatu penelitian maka
mereka harus menggunakan akal sehatnya agar tidak bersifat spekulatif. Karena ketika
sosiologi melakukan penelitian ke masyarakat maka harus berdasarkan hasil observasi.
2. Sosiologi bersifat teoritis. Para sosiologi harus harus menyusun abstraksi dari hasil-hasil
observasi yang telah dilakukan. Abstraksi ini berupa kerangka dari unsur-unsur yang didapat
dari observasi, dan disusun secara logis agar dapat menjelaskan hubungan sebab akibat.
3. Sosiologi bersifat kumulatif. Artinya harus didasarkan teori-teori yang telah ada
sebelumnya yang bertujuan untuk memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori
lama dengan yang lebih baik.
4. Sosiologi bersifat nonetis. Artinya sosiologi harus menjelaskan fakta-fakta tersebut secara
analitis bukan menilai mana hal yang buruk dan baik pada masyarakat.

Metode Ilmiah

Dalam penelitian social, dikenal dua pendekatan yang dapat digunakan ketika melakukan
suatu penelitian yaitu secara kuantitatif dan kualitatif.

a. Penelitian kualitatif : Yaitu penelitian yang hasil datanya berupa deskripsi kat-kata.
Penelitian tipe ini digunakan untuk mengungkapkan keadaan suatu objek,
menemukan makna, atau memahami suatu permasalahan secar mendalam. Data
yang didapatkan biasanya berupa gambar, kata, atau kejadian dalam “natural
setting”.
b. Penelitian kuantitatif : Merupakan suatu penelitian yang datanya beruapa angka yang
digunakan sebagai alat untuk menemukan keterangan yang diinginkan.
13
Meskipun penelitian kuantitaif berhubungan dengan angka, tetapi tidak mengartikan
bahwa penelitian secara kualitatif lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan penelitian
kuantitatif. Padahal masing-masing penelitian memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Bahkan ada pula penelitian yang dilakukan dengan menggabungkan kedua metode tersebut.

Setiap tipe penelitian memiliki syarat tertentu yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Setiap penelitian memiliki aturan yang harus dipegang secara teguh agar tujuan
dapat dicapai secara objektif.
2. Setiap penelitian hendaknya memberikan batasan masalah sekecil mungkin baik
ketikaa dalam proses merancang oenelitian, pengembangan dan penggunaan alat,
analisis, ataupun ketika penafsiran data.
3. 3. Hasil penelitian hendaknya dipublikasikan sesuai kode etik yang berlaku dan
terbuka dengan kritikan orang lain.

Terdapat langkah-langkah yang perlu diperhatikan ketika akan melakukan penelitian

a. Mengidentifikasi masalah
b. Menentukan masalah serta batasan masalah agar hasil penelitian dapat tersusun
dan memiliki focus.
c. Merumuskan hipotesis yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Hipotesis
didapatkan setelah membaca penelitian terdahulu yang masih relevan dengan
masalah yang akan diteliti.
d. Menentukan metode yang akan digubnakan. Penelitian metode yang tepat dapat
membantu peneliti menemukan data yang tepat pula.
e. Proses pengumpulan data
f. Menafsirkan data
g. Membuat kesimpulan hasil penelitian

Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Lain

Sosiologi bukan merupakan ilmu yang berdiri sendiri. Terdapat hubungan dengan ilmu
yang lain, psikologi misalnya. Ketika melakukan suatu studi analisis terhadap perilaku
tawuran terhadap individu, mungkin orang akan berfikir bahwa hal yang menjadikan individu
melakukan tindakan tersebut adalah karena kepribadiannya, tetapi hal itu juga harus kita
analisis dengan konsep sosiologi. Dapat memungkinkan pula hal yang menjadikan individu
tersebut melakukan tawuran adalah karena adanya pengaruh dari lingkungan, misalnya
untuk menunjukkan eksistensi diri sehingga mendapatkan label pemberani. Hal-hal seperti
14
itu tidak dapat kita abaikan sepenuhnya tetapi harus juga dipandang dari sudut ilmu
pengetahuan yang lain. Seorang sosiolog juga belajar mengenai ilmu antroplogi, ilmu
psikologi, serta ilmu yang lain. Dibawah ini merupakan beberapa hubunan antara ilmu
sosiologi dengan ilmu yang lain.

a. Hubungan sosiologi dengan antropologi


Objek dalam sosiologi adalah masyarakat, sedangkan masyarakat selalu
memiliki budaya bahkan ada pula yang mengatakan bahwa manusia menciptakan
suatu kebudayaan. Kebudayaan merupakan hal yang selalu melekat dan tak terpisah
dari masyarakat. Misalnya tadisi Ojung dalam memanggil hujan di Madura. Ojung
tersebut menjadi kajian dalam ilmu antropologi sedangkan masyarakat sebagi pelaku
dari tradisi Ojung tersebut merupakan kajian dalam ilmu sosiologi.
b. Hubungan sosiologi dengan geografi
Hubungan sosiologi dengan geografi berkaitan dengan konsep dalam ilmu
geografi yaitu interelasi dan interpedensi. Dua konsep tersebut berkaitan dengan
hubungan timbal balik antara dua tempat. Contohnya, kota sebgai pusat indutri dan
perdagangan sehingga tidak ada tempat untuk pertanian membutuhkan bahan
pangan yang dapat dari jasa di pedesaan. Dalam hubungan tersebut menghasilakan
adanya interaksi social dimana interkasi ini merupakan bagian dari masyarakat yng
mejadi objek kajian dalam ilmu sosiologi.
c. Hubungan sosiologi dengan ilmu sejarah

Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa dimasa lampau bahkan


sebelum manusia mengenal peradaban. Sejarah mempelajari potongan-potongan
peristiwa untuk kemudian dirumuskan menjadi suatu kejadian yang beruntut,
sedangkan sosiologi juga mempelajari masa lampau tetapi hanya terbatas pada
peristiwa dalam proses kemasyarakatan yang timbul dari hubungan yang terjadi
antarmanusia.

Peran dan Fungsi Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu ilmu yang berhubungan dengan sebuah penelitian mulai
dari telaah masalah, pengumpulan data, sampai pada perencanaan atas perumusaan
kebijakan berdasarkan pada penlitian yang telah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu,
sosiologi bukan merupkan ilmu yang tanpa tujuan, tetapi sosiologi memiliki beberapa fungsi
dan peran, diantaranya yaitu:

a. Sosiologi dalam kehidupan sehari-hari


15
Sebagai ilmu yang memperlajar masyarakat, sosiologi mengkaji berbagai
realitas yang ada di masyarakat. Sebagai ilmu terapan, sosiologi juga juga membantu
manusia untuk memcahkan berbagai persoalan yang terjadi. Pengetahuan mengenai
tawuran yang terjadi, mengapa bisa terjadi, menghasilkan pengetahuan untuk
kemudian dilanjutkan dengan upaya pratis untuk mengatasinya.
b. Sosiologi sebagai pembuat keputusan
Kajian dalam ilmu sosiologi juga berkaitan dengan penelitian ilmiah dengan
hasil berupa informasi berbagai hal yang erjadi di masyarakat. Misalnya, penelitian
adanya modern market apakah dapat memberikan dampak seperti mematikan
usaha-usaha kecil yang ada, sehingga informasi yang didapat tersebut diperlukan
sebagai dasar dalam mengambil kebijakan apakah perlu melarang atau mengurangi
praktik modern market di Indonesia.
c. Sosiologi dalam mengatasi masalah social
Masalah social identic dengan gejala yang tidak normal di masyarakat.
Ketidaknormalan itu mengakibatkan adanya kepincangan social yang dapat memicu
terjadinya ketidakintegrasian di masyarakat. Masalah-masalah tersebut bersifat
merusak sehingga diperlukan upaya untuk mengatasainya. Berbagai masalah social
misalnya kemiskinan, kejahatan, pelanggaran norma, masalah lingkungan hidup,
serta masalah lainnya.

Masalah Sosial

Masalah sosial merupakan suatu hal yang tidak akan bisa kita lepaskan dari
kehidupan. Satu masalah selesai timbul lagi masalah yang lainnya. Merupakan kata yang
pasti sering kita dengar dari siapa saja bahkan mungkin dari kita sendiri pernah
mengucapkan kalimat tersebut. Jika kita refleksikan lagi kebelakang, dulu petani ketika
membajak sawah opsi yang tersedia adalah menggunakan bantuan hewan ternak. Namun,
setelah itu timbul masalah yaitu cara membajak dengan bantuan hewan ternak dirasa kurang
efektif dan cenderung lama, akhirnya muncul inovasi untuk mengatasi masalah tersebut
yaitu dengan menciptakan alat traktor. Setelah masalah alat membajak selesai, timbul lagi
suatu permasalahan yaitu ketika merontokkan padi masih dengan alat yang sederhana (di
16
gephuk, dalam istilah jawa) yang kemudian muncul penyelesaiannya dengan adanya alat
giling padi. Tanpa sadar, masalah-masalah yang ada tersebut menjadi tantangan bagi
masyarakat untuk bagaimana menemukan solusinya sehingga dicapai suatu kemudahan
untuk kehidupan pula. Dengan itu, dapat dipahami bahwa sejatinya masalah yang ada dalam
kehidupan manusia tidak akan ada habisnya, tetapi yang pasti dengan masalah yang ada
itulah mendorong manusia untuk semakin berkembang lagi. Masalah dapat diartikan sebagai
suatu hambatan sehingga dibutuhkan upaya untuk memecahkannya dengan segera
mungkin secara benar dan tepat. Masalah juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana
apa yang diharapkan dengan apa yang menjadi kenyataan adalah berbeda.
Dari gambaran diatas, maka masalah akan selalu melekat pada tiap orang. Namun
apakah masalah yang dihadapi oleh setiap orang itu termasuk dalam masalah sosial?
Seperti yang telah dijelaskan bahwa masalah merupakan bagian dari kehidupan manusia,
dimana hal tersebut dikarenakan kebutuhan manusia yang terus bertambah sedangkan
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangat terbatas. Hal tersebut
membutuhkan solusi untuk segera dipecahkan. Masalah-masalah yang ada tersebut bisa
muncul sebagai akibat dari semakin dewasanya seseorang maka kebutuhannya juga akan
bertambah. Selain itu, juga bisa dikarenakan perkembangan masyarakat yang semakin maju
sehingga menuntut pemenuhan akan kebutuhan tersebut. Dari masalah yang menuntut
pemenuhan tersebutlah, manusia perlu mempelajari sesuatu, diantaranya pertama,
kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi dan yang kedua memiliki kemampuan
menjalankan peran sosialnya dengan baik di dalam masyarakat. Seorang remaja yang
kecanduan main game misalnya, karena saking seringnya bermain game, ia sampai lupa
belajar dan akhirnya mendapat nilai yang kurang sehingga tidak bisa melanjutkan ke
perguruan tinggi merupakan suatu masalah yang disebut dengan masalah personal atau
yang oleh Mills (1959), Sullivan, dan Thompson (1988) menyebutnya sebagai personal
problem. Hal ini akan berbeda dengan masalah sosial atau social problems. Jika masalah
personal merupakan kondisi yang bisa menghambat serta mengganggu seseorang atau
yang bisa menyebabkan individu tidak bisa menjalankan perannya di masyarakat dengan
baik, maka masalah sosial merupakan terjadinya kondisi yang tidak sesuai dengan nilai dan
norma oleh masyarakat dan dibutuhkan kesepakatan bersama untuk mengubah kondisi
tersebut.
Timbul istilah lain yaitu keresahan umum, yang oleh Mills menjelaskan bahwa
keresahan umum atau public issues adalah suatu masalah yang memiliki pengaruh secara
luas dan menjadi perdebatan umum. Dengan menggunakan contoh di atas coba kita
gunakan kembali. Seorang remaja yang kecanduan game tersebut bisa saja menimbulkan
keresahan jika tetangga-tetangganya merasa khawatir bahwa anak mereka akan bergaul
dengan remaja tadi sehingga berpengaruh juga terhadap nilai dan perilaku anak mereka.
17
Lalu masalah seperti apa yang bisa disebut sebagai masalah sosial? Suatu masalah dapat
disebut sebagai masalah sosial jika memenuhi 3 dimensi, yaitu pertama, keresahan yang
timbul merupakan wujud dari kesadaran moral anggota masyarakat. Kedua keresahan
tersebut menjadi tanda bahwa masyarakat sudah mulai memiliki persamaan persepsi
terhadap ancaman akibat dari adanya masalah tersebut. Ketiga timbul kesadaran bahwa
masalah-masalah tersebut tidak dapat diatasi sendiri tetapi harus ada kerja sama dari
anggota masyarakat untuk menyelesaikan. Ada beberapa penyebab dari adanya masalah
sosial. Abdul Syani menjelaskan dalam bukunya bahwa masalah sosial memiliki 2 penyebab:
a. Terjadinya disorganisasi dalam masyarakat, misalnya adanya pertentangan dalam
satu desa.
b. Ketidakmampuan untuk menghadapi perubahan yang terjadi, misalnya menolak
kehadiran teknologi karena dianggap dapat menjadikan manusia cenderung bersikap
individualisme.

Adapun untuk sifat-sifat dari masalah sosial yaitu:


a. Bersifat relatif, maksudnya bahwa suatu kondisi yang terjadi bisa menjadi masalah
untuk suatu kelompok tetapi bagi kelompok yang lain hal itu bukan menjadi suatu
masalah. Contoh: pencemaran air oleh pabrik dan dampaknya menjadi masalah
untuk masyarakat yang tinggal di sekitar
b. Terkait satu sama lain. Artinya bahwa suatu masalah memiliki implikatif terhadap
timbulnya permasalah yang lain. Contoh: pencemaran air akan mengakibatkan
kurangnya ketersediaan air bersih yang dapat pula berpengaruh pada kesehatan
masyarakat. Keterkaitan itu dapat dilihat dari paradigma yang dikemukakan oleh
Manis (J.G Manis, 1977) lihat Garcia dan Militante, 1986) berikut.

Gambar 1.7. Keterkaitan Antarmasalah. Sumber: www.google.com


18
c. Bersifat kompleks. Maksudnya adalah bahwa masalah yang ada tidak sesederhana
yang dipikirkan. Adanya masalah tersebut merupakan akibat dari masalah-masalah
yang ada sebelumnya, sehingga diperlukan perhatian yang sangat serius agar dapat
diselesaikan dengan baik.
d. Berubah dari waktu ke waktu. R.H Lauer pernah melakukan penelitian dan mendapat
hasil bahwa setidaknya ada 3 jenis masalah yang dilihat dari perhatian
masyarakatnya. Yaitu masalah yang terus dirasa mengancam, masalah yang muncul
secara periodik, dan ada yang secara teratur muncul dan hilang.
e. Masalah sosial dapat dikelompokkan. Garcia dan Militante, menyebut beberapa cara
pengelompokan. Pertama dilakukan oleh D.M Genset (1947) berdasarkan penyebab
timbulnya masalah yaitu masalah sosial bersumber fisik (penyakit fisik dan cacat),
masalah bersumber mental (gangguan kejiwaan), masalah sosial bersumber
ekonomi (pengangguran, kemiskinan), dan masalah sosial bersumber budaya
(kesejahteraan anak, kejahatan).

Gambar 1.8. Pengelompokan masalah social menurut Stark. Sumber www.google.com

Beberapa masalah sosial saat ini:

A. Kemiskinan

Kemiskinan memang bukan masalah yang


asing lagi ditelinga warga Negara Indonesia.
Masalah ini sudah seperti jamur yang
tersebar dan dapat berada di mana saja.
Menurut data kemiskinan dari Badan Pusat
Statistik bahwa pada tahun 2015 jumlah

Gambar 1.9. Pemukiman kumuh. Sumber: kemiskinan sebesar 28,59 juta orang (11,22
lokadata.id %) naik 0.86 persen dari tahun sebelumnya
dalam kurun waktu 6 bulan. Hal ini menjadi
19

bukti bahwa kemiskinan yang ada


merupakan masalah yang serius dan
dibutuhkan perhatian yang lebih.

B. Pencemaran Udara

Menurut suatu studi bahwa pencemaran


yang terjadi tersebut dapat menyebabkan
adanya penyakit dan resiko kematian.
Menurut WHO dampak resiko dari
Gambar 1.10. Polusi udara. Sumber: pencemaran udara dapat meliputi adanya
merdeka.com
radang paru-paru, penyakit ISPA, gangguan
sistem kardiovaskuler, bahkan sampai pada
kematian. Bahkan di beberapa berita
banyak sudah korban pekerja yang
meninggal diakibatkan karena menghirup
udara yang beracun

C.Disorganisasi Keluarga

Merupakan kondisi dimana tiap-tiap anggota


keluarga gagal dalam menjalankan
perannya sebagai anggota dari keluarga
maupun peran sosialnya. Contoh bentuk
Gambar 1.11. Pertengkaran. Sumber: sehatq.
dari disorganisasi keluarga yaitu perceraian,
menelantarkan anak, krisi komunikasi antar
anggota keluarga
20

D. Korupsi
Adalah tindakan memperkaya diri dengan
menggunakan kekayaan yang bukan hak
nya untuk dipaksakan menjadi haknya.
Korupsi sering kali identik dengan uang dan
kekayaan, tetapi waktu pun bisa
dikategorikan sebagai tindakan korupsi
Gambar 1.12. Praktik korupsi. Sumber: detik.com
waktu. Cara menangani yaitu dengan
menanamkan nilai tanggung jawab, adanya
aturan yang egah terhadap koruptor.

Kemajemukan Masyarakat

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kemajemukan berarti juga keanekaragaman,


yang bisa kita padankan dengan kata kekayaan. Tidak diragukan bahwa masyarakat
Indonesia terdiri dari berbagai kelompok suku, ras, dan berbagai budaya yang menjadi ciri
dari kekayaan yang ada. Hal itulah yang menjadi penyebab adanya kemajemukan di
Indonesia.
Kemajemukan yang ada itu, dapat kita lihat secara horizontal maupun vertikal. Jka
secara vertikal bisa kita lihat dengan adanya pelapisan atau stratifikasi yang ada, maka
secara horizontal dapat kita lihat dari keberagaman budaya, adat, suku, bahasa yang ada.
Terdapat beberapa faktor yang menjadikan Negara kita menjadi Negara dengan
kemajemukan yang tinggi, diantaranya yaitu:
a. Keadaan geografis
Sejak kita berada di menengah pertama, kita mungkin sudah tidak asing lagi bahwa nenek
moyang kita bukan dari Negara kita sendiri tetapi dari bangsa Negara lain yang berpindah-
pindah dari satu pulau ke pulau yang lainnya. Selama nenek moyang tersebut berpindah-
pindah tempat, mereka kemudian mengembangkan pola-pola dalam berperilaku,
membangun ikatan, mempertahankan hidup yang akhirnya menjadi suatu kekayaan yang
juga ada di Negara kita sekarang.
21
b. Pengaruh kebudayaan asing
Letak Negara yang stategis menjadikan Negara kita memiliki daya tarik sendiri bagi bangsa-
bangsa asing untuk datang, sekadar singgah, atau menetap di Indonesia. Kedatangan
bangsa-bangsa asing tersebut yang pada tujuan awalnya adalah untuk berdagang, atau
menyebarkan agama mulai berpengaruh kepada aspek bidag yang lain. Seperti terjadinya
asimilasi budaya atau perkawinan silang antar kaum pendatang dan kaum pribumi sehingga
menyebabkan adanya ras, sub ras, atau agama baru yang hadir.
c. Iklim yang berbeda
Kondisi iklim yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain ikut serta menjadi
pendorong terbentuknya pola perilaku atau sistem mata pencaharian yang berbeda. Cara
berperilakunya pun juga berbeda, contohnya cara bicara orang-orang yang tinggal di daerah
pantai cenderung lebih keras daripada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi.

Manfaat Keberagaman Sosial dan Budaya


Tidak diragukan bahwa kondisi geografis Indonesia yang terkenal luas dan memiliki
ribuan pulau menyebabkan Negara memiliki perbedaan budaya, adat, ataupun pola pikir dari
masyarakatnya. Misalnya saja perbedaan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, perbedaan
dalam penamaan, system pernikahan menjadi kekayaan Negara yang perlu tetap kita
lestarikan. Adanya keberagaman tersebut bukan malah menjadikan masalah malah wajib
kita manfaatkan. Diantara manfaat yang dapat kita peroleh sebagai berikut:
a. Menjadi identitas Negara kepada dunia
b. Adanya icon pariwisata yang menarik
c. Sebagai sumber mata pencaharian masyarakat setempat
d. Menambah pendapatan Negara dengan adanya destinasi wisata yang mampu menarik
perhatian wisatawan lokal maupun global
e. Menambah wawasan kita akan Negara kita sendiri
f. Keberagaman yang ada mampu memberikan kesadaran kepada masyarakatnya untuk
saling menghargai dan mengakui keanekaragaman yang ada

Kesenjangan sosial ekonomi


Etimologi dari kata “kesenjangan” adalah tidak seimbang, tidak simetris, atau bisa
juga bermakna berbeda. Sedangkan hakikat dari kesenjangan itu sendiri adalah
ketidakmerataan akses terhadap sumber daya ekonomi. Kesenjangan adalah persoalan
keadilan. Masalah kesenjangan yang ada sangat memiliki kaitan yang erat dengan masalah
kemiskinan. Kesenjangan ekonomi menjadi isu yang menyertai perubahan ekonomi global.
Tidak hanya isu global, tetapi juga terjadi dalam relasi antar Negara, bahkan pula di era
domestic. Permasalahan yang sering diidentikkan dengan kesenjangan adalah
22
ketidakmerataan pendapatan dan perbedaan pembangunan antara perkotaan dan pesisir.
Contoh kesenjangan yang terjadi adalah dalam kehidupan masyarakat pesisir banyak yang
hanya mengandalkan dari hasil tangkapan laut saja, sedangkan pada masyarakat kota
sektor perekonomiannya banyak berpusat pada bidang distribusi. Bahkan tidak hanya itu,
dalam hal kebutuhan pokoknya pun terjadi kesenjangan antar masyarakat desa dan kota.
Ahmadi, 2010 berpendapat bahwa masyarakat desa untuk memenuhi kebutuhan pokok
adalah dengan mengolah alam untuk dijadikan sebagai bahan mentah, baik untuk pangan
atau sandang dan lainnya. Karena itu, untuk mencukupi kebutuhan hidup masyarakat pesisir
sangatlah sulit harus ada kerja keras untuk mendapatkan jagung sebagai kebutuhan pokok
sehari-hari. Kesenjangan yang ada tersebut, tidak juga luput dari faktor yang
mempengaruhinya. Diantara faktor-faktor tersebut adalah:
a. Kurangnya perhatian Pemerintah terhadap akses-akses sampai ke daerah yang terpencil.
b. Factor instruktur, tidak meratanya pembangunan.
c. Adanya sikap yang takut untuk bersaing sehingga menghambat perkembangan
masyarakat. Akibatnya yang penguasa semakin berkuasa, dan rakyat kecil semakin
menderita.
d. Industri kecil yang kalah saing oleh perusahaan-perusahaan besar.

Upaya mengurangi kesenjangan


Kesenjangan ekonomi merupakan kondisi dimana terdapatnya perbedaan
penghasilan antara kelas atas atau kelas bawah. Sedangkan kesenjangan sosial merupakan
perbedaan yang terjadi di masyarakat yang dapat mengakibatkan suatu permasalah di
masyarakat juga. Kesenjangan sosial ekonomi yang ada dapat menyebabkan menjamurnya
praktik-praktik korupsi, monopoli, atau kolusi. Praktik ketidakadilan tersebut malah semakin
membuat yang kaya menjadi semakin kaya dan berkuasa, sedangkan rakyat miskin akan
semakin miskin dan menderita. Untuk itu, sangat diperlukan upaya untuk mengurangi
kesenjangan tersebut diantaranya yaitu:
a. Pembangunan desa dengan segala sektor-sektor yang memadai sehingga tidak ada
kecemburuan terhadap pembangunan yang ada di kota.
b. Tidak adanya perilaku yang membeda-bedakan, khususnya layanan untuk public
harus diberlakukan secara adil tanpa berpihak kepada siapapun.
c. Menetapkan dan mengeluarkan kebijakan
d. Memberlakukan kebijakan desentralisasi fiskal
23

Pengertian Gejala Sosial


Gejala sosial merupakan sesuatu yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku
makhluk di sekitar. Sebuah gejala sosial tidak hanya terjadi di perkotaan saja tetapi juga bisa
terjadi di pedesaan. Gejala sosial timbul karena adanya permasalahan sosial yang
dipengaruhi oleh tingkah laku individu dalam lingkungannya. Gejala sosial menyebabkan
suatu permasalahan sosial. Masalah sosial dan gejala sosial merupakan dua hal yang
berbeda tetapi masih berhubungan satu sama lain. Untuk membedakan hal tersebut coba
pahamilah contoh berikut. Ketimpangan ekonomi merupakan gejala sosial, dan dari
ketimpangan ekonomi tersebut, muncul tindakan kriminalitas misalnya pencopetan bahkan
mungkin penebangan liar untuk kemudian kayunya dijual.
Gejala-gejala sosial yang tidak dikehendaki dan diinginkan oleh masyarakat tulah
yang melahirkan suatu masalah sosial. Gejala yang terjadi juga timbul dikarenakan oleh
perubahan sosial yang ada di masyarakat. Contoh lain yang termasuk dalam gejala sosial
misalnya kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja dan lainnya. Sebagai suatu ilmu
yang menelaah mengenai gejala sosial maka tugas dari sosiologi adalah untuk mengetahui
penyebab serta pengaruh gejala tersebut dalam kehidupan masyarakat. Munculnya gejala
sosial, dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut, yaitu
a. Perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi yang pesat seperti modern ini tentu berperan penting dalam
menciptakan gejala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Misalnya munculnya aplikasi
tiktok, snapchat, media social instagram atau twitter dan masih banyak lagi.
b. Keanekaragaman latar belakang masyarakat Indonesia
Banyaknya suku dan budaya yang ada di Negara ini tentu memunculkan suatu gejala dalam
masyarakat. Misalnya dapat dilihat dari hubungan sosial yang terjadi, cara berinteraksi, dan
apa dampaknya terhadap masyarakat.
c. Lingkungan
Misalnya, sekumpulan remaja yang suka dan berminat dalam bidang musik dapat berinisiatif
membentuk suatu perkumpulan atau komunitas yang kemudian dapat berakibat pada suatu
penemuan baru. Hal itu mampu menciptakan gejala sosial di masyarakat.

Karakteristik Gejala Sosial


24
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakteristik diartikan sebagai sifat
yang menjadi ciri khas dengan suatu perwatakan tertentu. Hal ini berarti bahwa gejala social
yang ada di masyarakat pun juga memiliki ciri khas nya tersendiri. Nah apa saja?
Karakteristik tersebut diantaranya:
a. Bersifat kompleks
Artinya bahwa, gejala yang ada tersebut adalah hasil hubungan dari berbagai bidang.
Misalnya dengan bidang politik, ekonomi, agama, budaya, dan bidang lainnya.
b. Gejala sosial tidak bersifat dinamis
Bahwa dinamis disini berarti selalu berubah. Contohnya dalam setiap pergantian tahun, pasti
akan ada perubahan tren gaya rambut, fashion, bahkan mungkin tren make up.
c. Gejala sosial tidak universal
Gejala sosial yang ada di suatu Negara tidak bisa kita samakan dengan Negara lain.
Kemiskinan yang ada di Negara ketiga mungkin tidak berlaku di Negara maju.
d. Gejala sosial sifatnya beranekaragam
Maksudnya bahwa setiap gejala yang ada memiliki ciri sendiri yang tidak bisa kita samakan
dengan gejala yang lain. Gejala sosial dalam bidang politik tidak sama dengan gejala social
bidang agama. Contohnya praktik politik uang dan aliran agama sesat yang mana kedua hal
ini jelas berbeda.
e. Sifatnya kualitatif, tidak terprediksi, dan sulit dimengerti
Bahwasannya gejala sosial itu merupakan wujud dari hubungan antarmanusia dimana itu
tentu sulit untuk diukur. Hal itu akan berbeda dengan gejala pada ilmu alam yang bisa
diprediksi. Contohnya, adanya tren Korean style yang sedang marak, bahkan pakain korea
yang cenderung digunakan untuk yang non hijab sekarang malah sudah diinovasikan untuk
yang hijab juga.

Bentuk dan Jenis Gejala Sosial


Gejala sosial dalam masyarakat merupakan telaah dalam ilmu sosiologi. Diantara
gejala sosial yang masih tergolong wajar tersebut adalah norma sosial, lembaga
kemasyarakatan dan lainnya. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua gejala yang ada
dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Gejala yang tidak sesuai itu termasuk
dalam gejala yang abnormal. Beberapa jenis gejala sosial yang ada di masyarakat
diantaranya yaitu:
1. Gejala ekonomi
Merupakan kondisi ekonomi dalam masyarakat yang dapat berpotensi menimbulkan suatu
perubahan dalam masyarakat. Contoh dari gejala ekonomi yaitu kemiskinan.
2. Gejala alam
25
Gejala alam yang dimaksud disini seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami. Namun
ada juga gejala alam yang terjadi sebagai akibat dari perilaku manusia, misalnya banjir dan
tanah longsor.
3. Gejala budaya
Sebagai suatu Negara dengan keberagaman yang ada, maka sudah sepatutnya kita saling
bisa menerima keanekaragaman tersebut sebagai bentuk cerminan dari konsep Bhineka
Tunggal Ika yang kita miliki. Namun masih banyak juga kita temui masalah akibat dari sikap
yang tidak toleransi sehingga memicu adanya polemic.
4. Gejala psikologis
Gejala ini terwujud dalam suatu perilaku yang dipengaruhi oleh aspek psikologisnya.
Sedangkan bentuk gejala sosial yang ada di masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Kemiskinan
Ini merupakan masalah utama yang sampai sekarang masih marak, sehingga banyak
dilakukan upaya untuk menanggulangi hal tersebut. Seberapapun masalah ini menjadi
masalah yang utama, tetapi faktanya kemiskinan yang ada bisa kita bedakan antara yang
terjadi di daerah wilayah Indonesia bagian barat seperti Jawa, Bali, dan Sumatera yang
cenderung lebih rendah jika kita bandingkan dengan tingkat kemiskinan di wilayah Indonesia
bagian Timur. Indeks kemiskinan Multidimensi (IKM) menghitung kemiskinan dengan
menggunakan tidak dimensi yaitu pendidikan, kesehatan dan kualitas hidup, dengan 11
indikator yang diantaranya terdiri dari gizi, akses pendidikan, kondisi tempat tinggal, lama
sekolah, sanitasi, air bersih, dan sumber penerangan.
b. Penyalahgunaan narkoba
Di Indonesia sendiri melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) sudah tercatat sebanyak 3,2
juta orang yang terjerat ketergantungan terhadap narkoba tersebut. Negara kita ini bukan
hanya merupakan hanya Negara perdagangan narkoba tetapi juga produsen dan pasar
jaringan global dalam industri ini. Oleh karena itu, diperlukan sekali upaya kita sebagai
pelajar untuk mengambil peran dalam mengatasi permasalahan ini. Sebagai pelajar maka
upaya kita adalah tidak lain menjauhi hal-hal tersebut, karena hal itu bukan hanya dapat
merusak kesehatan tetapi juga bisa menyebabkan perilaku kekerasan.
c. HIV/AIDS
Penyakit ini merupakan penyakit yang dianggap berbahaya dan biasanya muncul sebagai
akibat dari perilaku yang negatif dari pergaulan. Banyak masyarakat yang menganggap
bahwa penyakit ini dapat menukar secara mudah misalnya melalui berjabat tangan, kontak
langsung seperti bersin, berbagi makanan, dan lainnya. Padahal menurut penelitian yang
dilakukan, pola penularan HIV ini menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun
1987 sejak ditemukannya kasus HIV yang pertama cara penularan terbanyak yaitu melalui
heteroseksual, kemudian berubah posisi tertinggi adalah cara penularan dengan penasun/
26
IDU. Namun tahun 2010 kembali lagi bahwa cara penularan terbanyak adalah melalui
heteroseksual.
d. Tawuran
Hal ini merupakan perilaku yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Jika kita menjelajah media
pemberitaan akan ada banyak sekali pemberitaan yang memublikasikan hal ini, bahkan
tindakan ini tidak hanya terjadi dari golongan pelajar tetapi juga perkelahian antar polisi
bahkan polisi dengan pedagang kaki lima. Perilaku tersebut dapat terjadi karena adanya
permasalahan yang dapat memicu perkelahian tersebut.
e. Pergaulan bebas
Pergaulan bebas ini sering sekali dimaknai sebagai sesuatu yang negatif seperti seks bebas,
narkoba, kehidupan malam, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan istilah yang
diadopsi dari budaya barat dimana orang-orang barat biasanya bebas untuk melakukan hal-
hal yang dapat melanggar aturan atau norma. Hal itu berbeda dengan yang terjadi di
Indonesia. Maka dari itu, kita sebagai pelajar harus dan wajib untuk menaati segala aturan
baik dari sekolah ataupun orang tua bahkan yang ada di masyarakat

Pilihan Ganda
27
1. Saat Dian berkendara di jalan raya, maka ia harus melengkapi diri dengan segala yang
sudah diatur oleh pihak berwajib demi menjaga keselamatan dan berkendara. Jika tidak
maka Dian akan mendapat hukuman. Hal ini memperlihatkan bahwa peraturan yang menjadi
bagian dari fakta sosial merupakan sistem yang bersifat memaksa. Wacana tersebut sesuai
dengan pendapat…
a. Soerjono Soekanto
b. Anthony Giddens
c. Emile Durkheim
d. Karl marx
e. Max weber

2. Deni adalah seorang sosiolog, sebelum melakukan pengkajian tentang masalah


penggusuran di kota Tangerang yang dilakukan pemerintah, Deni terlebih dahulu
mengumpulkan data- data yang ada di masyarakat. Hal ini merupakan ciri- ciri sosiologi yang
bersifat…
a. Nonetis
b. Teoritis
c. Empris
d. Kumulatif
e. Spekulatif

3. Perkembangan teori dalam ilmu sosiologi terus mengalami pembaruan yang disesuaikan
dengan teori-teori yang telah ada sebelumnya sehingga tidak menutup kemungkinan akan
munculnya berbagai teori baru mengenai permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sosiologi bersifat…
a. Nonetis
b. Teoritis
c. Empris
d. Kumulatif
e. Spekulatif

4. Caca melakukan sebuah penelitian sosiologi yang berkaitan dengan sampah di


lingkungan tempat tinggalnya. Hasil penelitian tersebut disajikan dalam bentuk statistik.
Penelitian yang dilakukan oleh Caca tersebut bersifat…
a. Temporalitatif
b. Kumulatif
c. Spekulatif
28
d. Kualitatif
e. Kuantitatif

5. Fungsi penelitian sosiologi dalam sebuah kelompok sosial adalah…


a. Mengurangi kemungkinan akan terjadinya suatu perselisihan
b. Mencegah adanya peraturan yang bersifat sewenang-wenang
c. Mencegah adanya perbedaan pendapat antar sesama anggota
d. Mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran atas aturan yang telah dibuat
e. Agar dapat mengurangi kemungkinan munculnya permasalahan di masa depan

Essai
1. Jelaskan pengertian sosiologi menurut beberapa ahli!
2. Sebutkan apa saja peran dan fungsi dari sosiologi!
3. Sebutkan apa saja bentuk- bentuk realitas sosial yang ada di lingkungan sekitarmu!
4. Sebutkan beberapa faktor pendorong atau penyebab terbentuknya kemajemukan
masyarakat di Indonesia!
5. Sebutkan salah satu gejala sosial yang terjadi di lingkungan sekitarmu! Dan berikan solusi
untuk mengatasi masalah gejala sosial tersebut!
29
30
31

Interaksi Sosial

Sumber : Hadi Sasarawan

Interaksi adalah suatu sistem yang mendeskripsikan akan satu relasi antara dua
circle atau sistem yang berjalan sedemikian rupa sehingga peristiwa berjalan di suatu circle
atau sistem akan berpengaruh terhadap kejadian yang terjadi di sistem lainnya. sedangkan
menurut ( chaplin,2011) interaksi sosial dapat diartikan dengan ikatan sosial antara
beberapa individu sehingga berdampak didalam sistem tersebut antar individu saling
mempengaruhi satu sama lain. Terdapat juga pendapat menurut Gillin dan gillin dalam
soekanto(1982) yang mengatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan sosial yang
bersifat dinamis yang melibatkan hubungan antar individu dengan individu,antara kelompok
dengan kelompok,atau antara individu dengan kelompok.

Interaksi sosial secara garis besar dapat terjadi apabila dua orang bertemu, mereka
melakukan kegiatan yang menujang terjadinya interaksi sosial seperti berjabat tangan,saling
berbicara bahkan berkelahi, hal tersebut berkaitan dengan pendapat dari Marcionis yang
mengatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara aksi dan rekasi individu dalam
hubungannya dengan individu atau dengan kelompok lainnya.

Jadi dapat diartikan dan disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah kemampuan tiap
perorangan atau individu dalam melakukan hubungan sosial dengan individu lain atau circle
lain dan dipicu atau ditandai dengan adanya kontak sosial dan komunikasi.
32
Faktor Pendorong Interkasi Sosial

Sumber : www.ensikloblogia.com

Dalam hal faktor saya menggunakan deskripsi dari Mahmudah (2010) yang
menjelaskan beberapa faktor yang mendasari berlangsungnya interkasi sosial antara lain.

1. Faktor imitasi
Faktor imitasi diartikan oleh gabriel tarde yang berpendapat bahwa kelangsungan
kehidupan sosial sebenarnya mendasar pada faktor imitasi saja,pendapat ini banyak
mendapat sanggahan karena dianggap dalam realitas nya tidak seimbang atau berat
sebelah. Sanggahan tersebut didasari dengan asumsi tidak semua interaksi sosial didasari
atau terjadi karena hal tersebut,namun sanggahan tersebut dapat tidak sepenuhnya benar
dikarenakan interaksi sosial peranan imitasi atau peniruan tidaklah kecil. Hal tersebut
dotegaskan dengan contoh anak yang sedang mempelajari beberapa bahasa yang akan
kesulitan dalam proses jika tidak mengimitasi orang lain. (Mahmudah,2010)
2. Faktor sugesti
faktor sugesti yang dimaksud disini adalah pengaruh psikis,baik yang datang dari
diri sendiri maupun dari lingkungan yang padaumumnya diterima tanpa adanya daya kritik.
Gerungan berpenddapatt bahwa sugesti adalah proses dimana seorang individumenerima
suatu cara pemglihatan atau pedoman-pedoman tingkahperilaku orang lain tanpa kritik
sebelumnya (Mahmudah, 2010).Menurut Ahmadi sugesti dapat dibagi menjadi duayaitu: (a)
Auto-sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri yangberasal dari dalam individu yang
bersangkutan, dan (b) Hetero-sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
Dalamkehidupan sosial, peranan hetero-sugesti lebih dominan dibandingperan sugesti
otomatis (Mahmudah, 2010).
33
3. Faktor identifikasi
Faktor identifikasi dalam dunia psikolog dapat diartikan dengan dorongan untuk
menjadi sama dengan orang lain atau indentik, baik secara fisik maupun mental. Dalam
proses ini kebanyakan berlangsung secara tidak sadar atau berjalan dengan
sendirinya,proses ini juga berjalan dengan irasasiona dalam artian proses yang melibatkan
perasaanyang tidak diperhitungkan,ketiga identifikasi cenderung untuk melengkapi sistem
norma,cita-cita dan dijadikan pedoman untuk tingkah laku seseorang.
Faktor-faktor diatas merupakan faktor yang saling berkaitandalam mempengaruhi
jalannya interkasi sosial yang dilakukan olehsetiap individu. Dari keterangan di atas dapat
disimpulkan faktoryang memepengaruhi interaksi sosial yaitu faktor imitasi, faktorsugesti,
faktor identifikasi, dan simpati.
Sedangkan Menurut Monks dkk (2002) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi interaksi sosial yaitu :
1. Jenis kelamin. Faktor jenis kelamin merupakan faktor yang cukup signifikan terhadap
interaksi sosial,hal ini dapat dilihat dari anak laki laki yang lebih ssering melakukan
interaksi dengan teman sebanyanya dari pada perempuan.
2. Kepribadian ekstrovert. Dalam hal ini inddividu yang memilki kepribadian ekstrovert
lebih bisa berbaur dan juga lebih nyaman saat melakukan interkasi sosial daripada
individu introvert
3. Besar kelompok. Dalam hal ini dapat diartikan atau diumpamakan begini,semakin
besar atau semakin banyak anggora dalam suatu kelompok maka akan semakin
banyak interkasi yang terjadi didalam dan pada liignkungan sekitar
4. Keinginan untuk mempunyai status. Dalam hal ini sudah dibahas dalam rangkuman
diatas yang menyatakan bahwa status berperan penting dalam interaksi sosial yaitu
dengan dasar untuk mencari status dengan cara melakukan interaksi
5. Interaksi orang tua. Suasana dalam rumah menjadi faktor utama seorang anak atau
rang tua melakukan interkasi secara nyaman atau tidak
6. Pendidikan. Dalam hal pendidikan semakin tinggi pendidikan indovidu akan
mendukung keinginan utnuk berinteraksi karena ingin membagi dan mencari akan
ilmu baru atau ilmu yang sudah ia dapatkan.
4. Simpati

Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu dengan orang lain. Simpati
tidak muncul pada individu atas dasar rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan
seperti juga pada proses identifikasi. Seorang individu tiba–tiba merasa dirinya tertarik
kepada orang lain seakan-akan dengan sendirinya, dan tertariknya itu bukan karena salah
34
satu ciri tertentu,melainkan karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya
(Mahmudah, 2010).

Sumber : pahamify

Proses Interaksi Sosial

Interaksi merupakan pola yang menurut saya adalah hal yang pasti dilakukan
seorang manusia karena manusia sendiri adalah makhluk sosial,interaksi yang ditumbulkan
pun bermacam macam berdasarkan interaksi individu dengan individu lainnya. Dapat
disimpulkan bahwa lingkungan di masyarakat menyebabkan benturan pisokologis yang
berbeda tergantung setiap individu menanggapinya dan hal itu menjeadi dasar akan interaksi
sosial dan masyarakat itu sendiri adalah pusat psikologis yang berpemgaruh terhadap
kehidupan jiw aorang lain. Dengan penjelasan diatasn menurut saya faktor atau tenaga yang
bisa menggerakkan individu untuk melakukan interaksi sosial adalah keinginan,perasaan
dan juga pikiran dan ketiga hal tersebut berpengaruh juga terhadap dasar mereka
melakukan sesuatu atau menjadi asumsi dalam dasar pskologis mereka

Dalam pandangan Ahmadi (dalam mahmudah 2010) terdapat dua bentuk interaksi
yang masuk kedalam kategori umum,yaitu interaksi anatar benda-benda. Interaksi ini bersifat
statis yang berarti memberi respon terhadap perilaku kita, tidak malah melawan kita dan
muncul dalam kondisi sepihak saja yaitu terhadap orang yang melakukan perbuatan tersebut
dan yang kedua adalah interkasi yang berbentuk interaksi antar manusia ang bersifat
dinamis yang tentunya memberikan respon balik terhadap sip pelaku interaksi.
35

Sumber : visit singapore

Bentuk Bentuk Interaksi Sosial

interaksi sosial dapat terjadi apabila terjadi hubungan antara individu dengan
individu atau dengan kelompok dengan tujuan hubungan timbal balik dan dapat tercipta
dengan adanya kontak sosial seperti yang dijelaskan diatas. Menurut sarwono dan
meinarno(2009) mengeluarkan pendapat tentan bentuk bentuk interaksi sosial antara lain
Dalam beberapa penjelasan diatas dapat kita teruskan dengan interkasi sosial
dapat juga dikatakan dengan hubungan yang dapat terjadi jika memilki efek timbal balik dari
perorangan atau kelompok dan tidak melewatkan dengan syarat adanya kontak sosial.
Sarwono dan Meinarno berpendapat bahwa terdapat bentuk bentuk interaksi sosial antara
lain
1. Kerjasama, kerjasama dalam hal ini dimaksud dengan suatu kontak sosial yang
dioperasikan bersama denagan adanya aspek saling membantu
2. Persaingan,merupakan tindakan yang bertujuan untuk melebihi apa yang dilakukan
oleh indovidu lain.
3. Konflik, merupakan suatu perisitiwa yang terjadi karena adanya ketegangan antara
suatu indidvidu dengan individu lainhya
4. Akomodasi, akomodasi dapat diartikan dengan kontak sosial denga tujuan untuk
meredam konflik atau usaha dengan tujuan mengurangi ketegangan dalam konflik
tersebut.
Terdapat pendapat lain dari partowisastro (2003) yang menjelaskan tentang bentuk
interaksi sosial menurutnya antara lain
1. aproses pertama yaitu asosiasi dengan penjelasan:
a. Akomodasi, dalam hal ini dapa dikatakan dengan proses penyesuaian
berjalan,dengan penjelasan rinci seperti penyesuaian aktivitas seorang individu
dengan hal yang tidak cocok atau tida disukai nya menjadi sejalan.
36
b. Assimilasi,Dalam hal ini asimilasi dapat diartika sebagai penyatuan aspek kehidupan
seperti pandangan,kebiasaan,pikiran,tindakan dan sikap dengan tujuan yang sama.
c. Akulturasi,Dalam hal ini lebih ke arah penggabungan jika dilihat dari kacamata
kebudayaan,dua masyarakat dengan dua budaya yang berbeda dapat melakukan
kontaak sosial dan menfilterbudaya dari slaah stau pihak untuk masuk kebudaya
lama
2. proses yang keuda yaitu disosiasi,dengan penjelasan
a. Kompetisi, Kompetisi yang dimaksud disini adalah adanya kontak sosial berupa
persaingan dengan dasar adanya tujuan yang ingin diraih
b. Kontraversi, Dalam hal ini cenderung kedalam perbedaan dalam pandangan
sehingga menimbulkan kontak sosial berupa pertentangan
c. Konflik, Layaknya yang telah dijelaskan diatas tentang komflik merupakan
ketegangan yang berdasar akan perbedaan suatu hal entah berupa prinsip,padanga
dll
Jadi dapat ditarik kesimpulan jika interaksi sosial itu seniri memilki berbagai bentuk
yang telah dijelaskan diatas.

Status dan Peran dalam Interaksi Sosial

Sumber : pahamifiy

Status dan peran sosial adalah unsur yang tiddak bisa lepas dari sistem
sosial,dikarenakan sistem sosial merupakan hubungan timbal balik dalam suatu circle,
sebagai contoh dapat dilihat jika individu yang memiliki status sosial lebih tinggi akan
berbeda sikapnya dengan individu yang memilki status sosial rendah.
a. Kedudukan (Status)
37
Kedudukan disini diposisikan sebagai posisi sosial yang menjelaskan tentang
kewajiban atau apa saja yang harus mereka lakukan dan mereka taati saat berada dalam
masyarakat dan kelomok.
Sedangkan pendapat dari Ralph Linton mengatakan bahwa status dalam pola
hidupa masyarakat ada tiga macam status, dengan penjelasan
1. Ascribed Status
Ascribed disini dijelaskan dalam status sosial yang diperoleh tanpa usaha dalam
lingkungan masyarakat. Penjelasan lebih lanjut bisa dikatakan bahwa status ini
berupa warisan atau keturunan.
2. Achieved Status
Berbeda dari status sebelumnya yang tidak memperlukan usaha apapun, achieved
status diperoleh dari melalui usaha yang ujungnya menjadikan nya dipandangan.
Seperti orang menjadi guru ketika mencapai beberapa persyaratan tertentu.
3. Assigned Status
Status yang satu ini termasuk status yag cukup unik karena mendapatkan status
tersebut melalui jasa yang terlah diberika atau kontribusi seperti pahlawan,peraih
medali dan lain lain.
b. Peranan (Role)
Dalam kehidupan sosial,peranan adalah unsur yang dinamis antara kedudukan dan
status, denga penjelasan bahwa peranan akan seiringan status apa yang kamu mililki dalam
suatu masyarakat didalam kehidupan sosial,semakin tinggi status yang kamu milki maka
pernana kamu akan semakin besar juga,hal tersebut dapat dicontohkan dengan seorang
tentara yang baru bergabung dengan status masih baru tidak mungkin diberi peranan
sebagai komando,dikarenakan status yang ia miliki masih rendah dibanding tentara yang
sudah lama di lingkungan tersebut.
38

Tindakan Sosial

sumber : dokumen penulis

Tindakan sosial disini berarti adalah hal terpenting dalam hubungan sosial dan tidak
bisa lepas adalah peranan dari tindakan serta perilaku seseorang. Dalam tindakan sosial
hubungan sesama manusia dapat menciptakan tindakan seseorang yang menunjukkan
pandangan antara hubungan dengan pemikiran, tujuan seseorang, dan cara untuk
mewujudkan tujuan. Tindakan sosial disini merupakan hakikat bahwa Manusia diciptakan
sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat.
Tindakan sosial memiliki pengaruh timbal balik selalu terjadi dalam hubungan keluarga
ataupun lingkungan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, apapun yang dilakukan seseorang
yang melibatkan dirinya dan orang lain disebut dengan tindakan sosial.

Salah satu sosiolog Max Weber berpendapat bahawa tindakan sosial adalah
perilaku seseorang yang memiliki matif dan maksud tertentu. Dalam artian seseorang
melakukan tindakan tertentu dan lingkungan sekitar menanggapi perilaku yang dilakukan
serta orang lain ikut mendapatkan dampak dari perilakunya. Maka hal yang difokuskan
bahwa tindakan seseorang di masyarakat dapat menjadi pembentukan hubungan antar
individu maupun kelompok. Penjabaran diatas merupakan maksud dari tindakan seseorang
dari seorang sosiolog terdahulu yang ikut berpendapat mengenai pengertian tindakan sosial
di masyarakat yang memiliki maksud dan tujuan seseorang.
39
Tipe Tindakan Sosial

Setelah mengerti maksud dai tindakan sosial maka selanjutnya mengenal tipe dari
tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber. Dia menjadikan tipe tindakan sosial
menjadi empat golongan yang bisa kita pelajari masing-masing dari keempat tipe yang ada,
simak beberapa penjabaran dibawah sebagai berikut :

1. Tindakan Rasional Instrumental

Maksud dari tindakan ini lebih singkatnya merupakan seseorang melakukannya


sebagai tujuan sebagai individu dan memperhatikan maksud dari tujuanya seperti cara apa
untuk digunakan dalam meraih sebuah tujuan tertentu. Artinya, seseorang melandasi
tindakan ini oleh tujuan yang telah bulat dipikirkan. Misalnya, Ketika seorang peserta didik
berusaha untuk melanjutkan pendidikan di salah satu sekolah atau pendidikan yang lebih
tinggi. Dari sini keputusan seorang peserta didik untuk melakukan apa yang ingin di jalankan
dan direncanakan sejak awal untuk kelanjutanya belajar dengan memikirkan konsekuensi
kemungkinan apapun yang terjadi mendatang dan apa yang akan dihadapi untuk mencapai
tujuan karena banyaknya ketidakpastian akan tercapainya kepusan yang diambil.

2. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai

Seseorang melakukan tindakan rasional berorientasi berarti nilai dari tindakan yang
dilakukan dengan memperhatikan manfaatnya, tetapi tujuan yang ingin diraih tidak terlalu
diperhatikan. Tindakan ini mengikuti kriteria yang baik dan benar menurut pandangan dari
masyarakat. Terwujudnya atau tidak suatu tujuan bukan sebuah permasalahan dari tindakan
sosial ini. Tindakan ini diutamakan adalah kecocokan pada nilai-nilai dasar yang berlaku di
lingkungan masyarakat. Seperti contoh dalam tindakan ini adanya pelaksanaan kegiatan
solidaritas atau pemberian bantuan secara sukarela pada korban bencana. Tujuan akhirnya
dari tindakan ini pada dasarnya tidak terlalu disorot karena konsep tindakan menolong
korban bencana merupakan nilai mulia dipandangan masyarakat.

Tindakan rasionalitas berorientasi nilai bisa menggambarkan bahwa seseorang itu


menghargai dan menghormati orang lain. Dalam tindakan ini ditujukan muncul sikap yang
berorientasi pada jiwa sosial dan memiliki pandangan terhadap nila-nilai yang dianut orang
lain. Hal ini dapat berikan pengertian akan manusia terlahir sebagai makhluk ciptaan Tuhan
yang diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

3. Tindakan Tradisional

Sebagaimana namanya tradisional yang kebanyakan tindakan yang dilakukan


berdasarkan kebiasaan dari seseorang yang telah lama melakukannya, sehingga menjadi
40
suatu hal yang tidak bisa dengan mudah ditinggalkan. adanya pemahaman dari awal yang
membuat untuk selalu melakukan tindakan ini sebagai pelengkap. Kebanyakan dari tindakan
ini selalu menjadi turunan semua golongan agar tetap melakukannya.

Contoh dari tindakan ini adalah saat perayaan hari raya idul fitri masyarakat terbiasa
mudik yaitu tindakan seseorang dengan tujuan berpergian ke daerah asal. Tindakan
tradisional mudik memiliki nilai baik untuk tetap dipertahankan. Mudik sendiri merupakan
fenomena masyarakat untuk tetap menjalin hubungan baik dengan keluarga dan teman,
sehingga orang tetap mengenal lingkungan budaya sendiri dan dapat berperan untuk tetap
melestarikannya.

4. Tindakan Afektif

Tindakan afektif merupakan tindakan yang sangat didasari oleh perasaan dan
emosi seseorang, tanpa memikirkan dampaknya. Tindakan seperti ini saat ada pereasaan
emosi,seperti adanya cinta, marah, gembira, atau sedih yang muncul secara tiba-tiba dan ini
terjadi langsung di keadaan tertentu. Ini mengartikan bahwa tindakan afektif cenderung
berupa reaksi spontan. Tindakan afektif muncul saat seseorang sedang merasakan
perasaan gembira, sedih, marah dan sejenisnya. Misalkan, dalam mengungkapkan kasih
sayang kita terhadap keluarga dengan adanya interaksi fisik seperti bersalaman dan saling
memeluk.
41

Nilai dan Norma Sosial

sumber : https://www.utakatikotak.com/

Pengertian Nilai Sosial

Dibagian ini kita akan mencoba memahami maksud dari nilai menurut para pakar terkenal :

1. Salah satu pakar bernama Woods mendeskripsikan bahwa nilai bagian dari perilaku
setiap orang yang bertujuan untuk mendapat kepuasan dalam aktifitas yang biasa
mereka lakukan di lingkungan sekitar.
2. Selanjutnya B. Simanjuntak mengartikan sebagaimana nilai berarti ide-ide masyarakat
tentang sesuatu untuk mencapai tujuan hidup.
3. Yang terakhir Robert M.Z. Lawang mengartikan sebuah nilai yang mana adalah
sesuatu yang orang lain memandang pantas untuk diinginkan, memiliki arti penting
dalam kehidupan hingga sampai mempengaruhi tindakan seseorang untuk mecapai
nilai yang dituju.

Jenis Jenis Nilai

Pengelompokan nilai menurut seorang yang bernama prof. Notonegoro :

1. Nilai material yang mengartikan suatu kebutuhan bagi jasmani manusia yang tidak bisa
lepas.
2. Nilai vital yang merupakan sesuatu yang semua orang butuhkan untuk melakukan setiap
kegiatan sehari-hari
3. Nilai kerohanian yang sangat erat hubungannya dengan spiritual dalam setiap diri
individu seperti berikut :
a. Nilai kebenaran yang merupakan pandangan pola pikir manusia dalam mengartikan
sesuatu
42
b. Nilai keindahan yang ada pengaruh tak jauh dari wujud sesuatu yang dipandang
seseorang
c. Nilai moral yang selalu orang lain pandang yang dapat memberi kesan tersendiri
dari diri seseorang
d. Nilai keagamaan merupakan pandangan yang bersumber pada sang pencipta

Ciri-ciri Nilai Sosial

1. Berumber pada pandangan seseorang dalam mengartikan sesuatu


2. Sesuatu yang berawal dan menyebar menjadi sebuah arti di masyarakat
3. Menjadi pokok dalam pandangan setiap fenomena yang terjadi
4. Bergantung pada bagaimana setiap individu mengartikan sesuatu tidak ada
kepastian.
5. Dapat menjadi tolak ukur bagi perubahan yang mengarah pada perkembangan
6. Membentuk tatanan yang saling ada keterkaitannya.
Fungsi Nilai Sosial

1. Menjadi perangkat penentu tolak ukur tindakan setiap orang atau kelompok
2. Membuat seseorang untuk mengerti cara memandang lingkungan sosial agar bertingkah
laku sesuai dengan apa yang harus dilakukan.
3. Mengartikan setiap tujuan yang ingin dicapai sebagai suatu hal yang harus terus
diperjuangkan dan menjadi dorongan untuk setiap individu.
4. Menjadi suatu pemersatu karena ada kesamaan.
5. Menjadi sebuah pandangan di setiap situasi.

Pengertian Norma Sosial

Hal yang perlu setap manusia junjung karena ada yang bersifat memaksa dan
menganjurkan untuk menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat. Ini bisa menjadikan
setiap orang mengerti bagaimana kehidupan yang bisa dipandang baik oleh orang lain
karena tercipta dari masyarakat itu sendiri untuk dijalankan sebagai pola berperilaku.

1. Jenis-jenis Norma Sosial

Setelah itu terdapat beberapa norma yang saling dibedakan berdasarkan


bagaimana norma itu dilakukan oleh setiap masyarakat. Seperti norma yang membedakan
berdasarkan tingkat dalam mengatur masyarakat bagaumana berperilaku, untuk lebih
jelasnya norma dijadikan empat jenis yang dapat dipahami, sebagai berikut :
43
a. Norma usage : norma yang sering menjadi hal terkecil dalam masyarakat
tetapi memiliki pengaruh dalam pandangan orang lain pada diri kita.
Contohnya adalah orang yang berjalan tanpa permisi dianggap tidak beretika.
b. Norma folkways : sesuatu norma yang bersifat tetap dan tidap bisa dibantah
untuk menjalankannya karena ada paksaan yang membuat orang harus
mematuhinya. Contohnya adalah berperilaku sopan dan memandang hormat
pada orang yang lebih tua.
c. Norma mores : seperti aturan yang dibuat tetapi tidak ada tulisan yang
mengatur secara pasti. Norma ini menjadi salah satu hal yang patut untuk
dijalankan karena menjadi sanksi yang berat jika terdapat pelanggaran.
Contohnya adalah larangan berhubungan tanpa ikatan yang sah baik negara
atau agama.
d. Norma adat/custom : ini adalah aturan dalam budaya tertentu karena
terciptanya norma ini adalah dari orang-orang dahulu yang terus dijalani
secara turunan oleh anggota atau orang yang mengadopsi budya itu.
Contohnya adalah adat di batak yang tidak memperbolehkan pasangan yang
ingin menikah memiliki marge keluarga yang sama.
2. Fungsi Norma Sosial
a. Sebagai tata cara orang dalam menjalani kehidupan dan bertindak
b. Menstabilkan lingkungan sosial agar tetap menjadi kondisi yang beraturan
dan tertata
c. Sebagai pengatur yang memaksa seseorang dan menjadi sanksi yang
apabila ada pelanggarannya.
d. Pencipta masyarakat yang tentram dan beretika.
e. Menjadi landasan apabila ada yang melanggar dan harus mendapatkan
hukuman yang sesuai dengan pelanggarannya.
f. Perwujudan dari pandangan masyarakat dalam mengartikan nilai sesuatu.
g. Tolak ukur setiap perilaku seseorang agar menjadikan orang memberikan
penilaian kepada orang lain.
44

Kepribadian

A. Pengertian Kepribadian

Gambar 1 Kepribadian. Diakses pada tanggal 28 April 2021.

Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/kepribadian/

Kepribadian merupakan suatu aspek yang meliputi sikap dan perasaan individu
dalam kehidupan di masyarakat. Pada dasarnya setiap makhluk memiliki ciri dan keunikan
sendiri-sendiri yang bisa menjadi indentitas dan jati diri. Kepribadian juga dapat diartikan
sebagai ciri dalam diri seseorang yang diekspresikan melalui perilaku dan tingkah laku
keseharian dalam situasi sosial tertentu. Sedangkan menurut beberapa ahli kepribadian
dapat didefinisikan sebagai berikut :

● Koentjaraningrat, menurut koentjaraningrat kepribadian merupakan ciri atau watak


yang diperlihatkan secara konsisten maupun konsekuen sehingga mengakibatkan
seorang individu memiliki identitas yang khas dari individu yang lain.

● Yinger, kepribadian menurutnya adalah keseluruhan perilaku yang dinilai secara


individu dari serangkaian instruksi/kegiatan yang dilakukan.

● Roucek dan Warren, menurutnya kepribadian sebagai suatu organisasi yang


memiliki faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.

Unsur Pembentuk Kepribadian

Kepribadian setiap orang dalam pembentukannya melalui berbagai unsur yang


bisa melalui dalam keturunan ataupun lingkungan yang dilakukan oleh setiap individu
tersebut, Berikut dapat dilihat faktor dari pembentuk kepribadian seseorang :
Unsur Prenatal

Faktor prenatal erat kaitannya dengan pemberian suatu rangsangan atau stimulus
ketika anak masih berada di dalam kandungan. Faktor ini dapat berakibat positif namun
juga dapat berakibat negatif. Pengaruh faktor geografis dapat kita lihat dari setiap
perbedaan dalam pribadi pada individu atau kelompok di masyarakat yang tinggal di
45
daerah yang karakteristiknya berbeda. Misalnya, saat kita menemukan bahwa orang
pantai cenderung memiliki sikap yang lebih terbuka pada orang asing, daripada orang
yang ada di pegunungan. Namun kita disini tidak bisa melakukan pandangan streotype,
kita tidak boleh beranggapan bahwa orang yang tinggal di gunung tidak terbuka pada
orang asing. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa iklim, temperature, kondisi topografis
tanah sering dikatakan memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan kepribadian
seseorang.
Unsur Geografis

Unsur geografis merupakan faktor pembentukan kepribadian yang dipengaruhi


oleh lingkungan alam. Unsur geografis dapat membedakan antara masyarakat satu
dengan masyarakat yang lainnya.
Unsur Pengalaman

Unsur ini membuat pengalaman menjadi faktor yang terhubung dengan menjadi
pengalaman hidup. Pengalaman dapat mempengaruhi kondisi emosional dan mental
individu sehingga membentuk kepribadian tertentu. Jika dalam unsur geografis
membedakan masyarakat satu dengan yang lainnya maka unsur pengalaman ini
merupakan unsur yang dapat membedakan antara satu individu dengan individu yang
lainnya.
Unsur Kelompok

Unsur kelompok dapat dikatakan unsur yang terbentuk dari akibat sebuah
pengaruh lingkungan di kelompok sosial. Unsur ini dapat menjadikan seseorang menjadi
lebih matang dan dapat mempengaruhi perjalanan hidupnya.
Unsur Kebudayaan

Unsur ini banyal didorong oleh lingkungan budaya asal setiap orang, unsur ini
sangat berpengaruh begitu penting dalam pembentukan sikap dan pola perilaku diri
manusia. Berbagai kegiatan yang merupakan pendorong pembentuk suatu kebiasaan juga
dapat mempengaruhi kepribadian individu. Contoh, budaya masyarakat di Minangkabau
dalam merantau sambil berjualan, hal tersebut dapat membentuk sebuah kepribadian
orang Minangkabau untuk dapat terbuka oleh orang yang baru mereka temui.
Jenis-Jenis Kepribadian

● Introvert, Introvert merupakan jenis kepribadian yang dimiliki seseorang dengan


ciri sikap yang lebih suka menyendiri untuk melakukan suatu hal dan senang
berada dalam lingkungan yang sepi dan sunyi. Seorang yang memiliki kepribadian
seperti ini cenderung pendiam seperti orang yang memiliki masalah, orang
kepribadian tertutup/introvert kebanyakan menutup diri karena kurang bis
beradaptasi dengan individu lain.
● Extrovert, Kepribadian ini berlawanan dengan introvert. Justru kepribadian ini
menyukai keramaian, tidak pendiam dan tidak suka dengan sesuatu yang sepi.
46
Pemilik kepribadian ini lebih memilih dunia luar sebagai bagian daripada hidupnya.
Ciri-ciri yang dilihat kepada orang yang extrovert adalah ia kebanyakan
berkemampuan dalam kelancaran dalam interaksi atau komunikasi dengan setiap
orang yang ditemuinya karen pribadi yang mudah beradaptasi pada sosial
masyarakat .
● Ambievert, adalah jenis kepribadian yang berubah-ubah yang diakibatkan oleh
kondisi yang hanya dirasakan kepada setiap individu dalam melakukan sebuah
aktivitas.
B. Ciri-Ciri Kepribadian
1. Ketekunan, ketekunan bisa didapatkan melalui pembentukan pandangan dalam pola
pikir seseorang.
2. Timbulnya kecenderungan turunan, ciri ini berdasar pada pengalaman atau
kebudayaan yang seseorang dapatkan melalui suatu hal.
3. Ambisi, ambisi merupakan ciri dari kepribadian dimana seorang individu berjuang
keras untuk mendapatkan keinginannya dengan tujuan untuk mengubah hidupnya.
4. Kelainan seksual, banyak pakar yang ahli saling mengatakan bahwa kelainan sosial
ini merupakan bagian dari ciri kepribadian yang sangat sulit diubah. Kelainan dalam
seksual ini contohnya, seorang pria yang suka terhadap sesama pria.
Pada dasarnya setiap individu pasti memiliki ciri-ciri dalam kepribadian mereka tersendiri
dan masing-masing sangat berbeda- beda, mulai dari kepribadian yang sehat jiwa dan
rohani hingga kepribadian yang tidak sehat yaitu ada kelainan dalam kepribadiannya. Dari
pendapat yang bernama Elizabeth yang ditulis oleh (Syamsu Yusuf, 2003) menjabarkan
beberapa ciri kepribadian sehat diantaranya ini :

1. Mampu menilai dirinya sendiri secara realistik : mampu menilai dirinya dengan
apa adanya dan mampu melihat kelebihan dan kekurangan yang ada pada
dirinya, baik secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan lain sebagainya.
2. Mampu menilai situasi secara realistik : mampu menghadapi situasi yang
sedang dihadapinya dan menerimanya secara wajar dan mampu melihat bahwa
kehidupan bukanlah sesuatu yang sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik : tidak sombong
ataupun angkuh atas keberhasilan yang telah dicapai. Jika mengalami suatu
kegagalan maka ia tidak frustasi justru semakin optimistik.
4. Menerima tanggung jawab : selalu meyakini bahwa dirinya mampu mengatasi
berbagai masalah kehidupan yang sedang ia alami.
5. Kemandirian : Mandiri dalam berpikir maupun bertindak, serta mampu untuk
mengambil keputusan, mengembangkan dan menyesuaikan diri sesuai dengan
47
norma yang berlaku di daerah lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi : selalu merasa aman dengan emosinya, dapat
menghadapi berbagai situasi seperti stress dan tidak bersifat merusak.
7. Berorientasi Tujuan : dapat merumuskan tujuan hidupnya secara rasional,
selalu mengembangkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan.
8. Berorientasi keluar (ekstrovert) : memiliki kepedulian yang tinggi dan fleksibel
dalam berpikir, selalu bisa menghargai dan menilai orang lain dengan baik.
9. Penerimaan sosial : Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan berhubungan
baik dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup : Mengarahkan hidupnya berdasarkan keyakinan agama
yang dianut.
11. Berbahagia : Hidupnya selalu bahagia, yang didukung oleh faktor prestasi,
penerimaan, dan kasih sayang.

Kepribadian yang tidak sehat :

1. Mudah tersinggung oleh orang lain

2. Selalu merasakan khawatir dan cemas

3. Sering merasa tertekan dalam kehidupan

4. Kejam dan suka mengganggu kehidupan orang lain ataupun juga terhadap
binatang

5. Tidak mampu untuk menghindar dari perilaku yang menyimpang

6. Suka berbohong

7. Hiperaktif

8. Memiliki sikap yang suka memusuhi semua bentuk otoritas

9. Suka merundung orang sekitar

10. Serig mengalami insomnia atau jam tidur yang kurang

11. Kurang memahami tentang tanggung jawab

12. Pusing kepala yang bukan akibat dari faktor tertentu dalam diri sendiri

13. Kurang menyadari akan pentingnya taat terhadap ajaran agama

14. Pesimis dan kurang bergairah dalam menjalani kehidupan


48
C. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
Menurut Freud, perkembangan kepribadian berlangsung melalui tahapan yang
tidak singkat pembentukannya dan ini berkaitan oleh sebuah kepekaan seseorang pada
bagian dalam diri mereka yang tentunya memiliki kesensitifan terhadap suatu rangsangan
dalam pola pikir dan tujuan hidup.

Aktivitas
Siswa

 Amatilah di sekitar kalian karena dalam lingkungan anda terdapat beberapa aktivitas
sosial, coba kalian berikan deskripsi bagaimana menurut kalian motif dan tujuan
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan.
49

Latihan soal

I. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu dari pilihan !
1. Dalam berinteraksi kita saling berkomunikasi dengan orang lain, maka interaksi di sini
dapat dikatakan hubungan timbal balik ?
a. Individu dengan individu
b. Individu dengan kelompok
c. Kelompok dengan kelompok
d. Individu dengan institusi
e. Institusi dan Institusi
2. Dalam bulan ramadhan dimana banyak umat muslim yang menjalankan puasa, dalam
berpuasa biasanya orang-orang memiliki agenda buka bersama baik itu dengan teman
dan keluarga yang hanya untuk sekedar berkumpul menjalin hubungan baik. Menurut
fenomena buka bersama itu termasuk tindakan sosial ?
a. Rasional Instrumental
b. Rasional Berorientasi Nilai
c. Tradisional
d. Religius
e. Afektif
3. Pada dasarnya setiap makhluk hidup memiliki ciri khas yang berbeda, perbedaan
tersebut yang menghasilkan istilah yang disebut...
a. Kebudayaan
b. Kepribadian
c. Perkembangan
d. Kemandirian
e. Kelainan
4. Kita diatur untuk menjalankan perintah, menjauhi larangan, dan mengerjakan anjuran
yang berasal dari Tuhan, ini disebut ?
a. Norma agama
b. Norma kesusilaan
c. Norma sosial
d. Norma kesopanan
e. Norma Hukum
5. Suatu proses yang cenderung untuk meningkatkan solidaritas disebut...
50
a. Asosiatif
b. Disosatif
c. Kooperatif
d. Komunikatif
e. Partisipasif

II. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !


1. Dalam akulturasi dimana dua kebudayaan saling digabungkan sehingga adanya
kebudayaan sendiri tetapi tidak menghilangkan kebudayaan sebelumnya, berikanlah
contoh dari adanya akulturasi di Indonesia !
2. Jelaskan apa itu Achieved Status yang telah kalian pelajari, serta berikan contoh status
dan peran sosial di masyarakat !
3. Norma dan aturan di masyarakat sering kali bersifat memaksa, apakah ini menjadikan
setiap orang tidak bisa menjalani hidup dengan bebas, berikan lah alasan mengapa
jika norma itu ada atau tidak !
4. Setiap individu memiliki ciri kepribadian tersendiri dan berbeda-beda, mulai dari
kepribadian yang sehat dan yang tidak sehat, jelaskan apa yang mendasari
terbentuknya kepribadian yang tidak sehat dan jelaskan ciri-cirinya !
5. Jelaskan Apa yang kamu ketahui dan maksud dengan tindakan rasional instrumental
serta berikan contoh di masyarakat saat ini !
51
52
53
54
HETEROGENITAS SOSIAL

Jika kita menilik kata “heterogenitas”, maka dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti keanekaragaman. Memang sudah tidak asing lagi bahwa ketika kita mendengar
bangsa Indonesia adalah bangsa dengan berbagai suku, berbagai etnis, berbagai ras,
berbagai kepercayaan, berbagai kebudayaan, berbagai adat, dan keberbagaian yang lain.
Namun, pendekatan historis yang juga telah banyak dilakukan ini, telah cukup untuk
memberikan pemahaman yang logis terkait masyarakat yang plural dan heterogen ini.

“The range of social structure is equally wide, equally recapitulative: the Malayo-Polynesian
tribal systems of interior Borneo or the Celebes; the traditional peasant village of Bali, West
Java, and parts of Sumatra and the Celebes; the “post traditional” rural proletarian villages of
the Central and East Java river plains; the market-minded fishing and smuggling villages of
the Borneo and Celebes coasts; the faded provincial capitals and small towns of interior Java
and the Outer Islands; and the huge, dislocated, half-modernized metropolises of Jakarta,
Medan, Surabaya, and Makassar. The range of economic forms, of systems of stratification,
or of kinship organization is as great: shifting cultivators in Borneo, castle in Bali, matriliny in
West Sumatra. Yet, in this whole vast array of cultural and social patterns, one of the most
important institutions (perhaps the most important) in shaping the basic character of
Indonesian civilization is, for all intents and purposes, absent, vanished with a completeness
that, in a perverse way, attests its historical centrality – the negara, the classical state of
precolonial Indonesia” (Geertz, 1980: 3 – 4).

Memang hal yang dijelaskan oleh Geertz tersebut, tidak mencakup keseluruhan
Indonesia. Namun, Geertz telah berhasil memberikan gambaran bahwa masyarakat kita
adalah masyarakat yang plural dan heterogen. Bahkan dapat pula mudah dipahami
implikasinya terhadap berbagai aspek kehidupan misalnya bahasa, kecenderungan dalam
memilih pekerjaan, tata karma, maupun yang lainnya.

Dewasa ini peradaban menjadi sangat berkembang karena pengaruh besar dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, juga ditunjang oleh
perkembangan komunikasi dengan ditemukannya alat-alat komunikasi seperti handphone,
sehingga menyebabkan timbulnya keberanekaragaman pekerjaan dalam masyarakat.
Makna heterogenitas sekarang bukan lagi hanya kepada aspek-aspek seperti budaya, adat,
dan kepercayaan, tetapi juga sudah banyak kita temui spesialisasi pekerjaan, bahkan
dengan semakin berkembanganya zaman seperti sekarang, gender bukan lagi menjadi
sekat yang dapat membedakan utamanya dalah hal pekerjaan. Seorang wanita yang bekerja
sebagai arsitektur, atlet panjat pinang atau laki-laki dengan profesi sebagai juru
55
masak,desainer, dan lainnya yang dulu pekerjaan-pekerjaan tersebut selalu diidentikkan
dengan gender.

PENYIMPANGAN SOSIAL

1. Definisi dan Faktor Penyimpangan Sosial

Setelah kamu mempelajari konsep-konsep dalam memahami sosiologi serta


interaksi social yang terjadi, maka pembahasan kita selanjutnya adalah perilaku
menyimpangan. Hubungan social yang terjalin baik antar individu, individu dengan
kelompok, atau sesama kelompok sangat memungkinkan untuk terjadinya perilaku yang
menyimpang, baik karena pengaruh dari diri sendiri, teman sepermainan, ataupun dari
kelompok dimana individu tersebut melakukan suatu interaksi sosial.

Pernahkan kamu melanggar rambu lalu lintas di jalan? Atau pernahkah kamu tidak
mengerjakan pr yang diberikan oleh gurumu? Perilaku-perilaku tersebut sadar atau
secara tidak sadar mungkin pernah kita lakukan dan perilaku itulah yang disebut dengan
penyimpangan social.

Pada intinya penyimpangan social merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai
atau normayang ada dalam masyarakat, atau perilaku, baik individu atau kelompok yang
tidak dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dari masyarakat. Terdapat beberapa
definisi mengenai penyimpangan social oleh beberapa ahli, yaitu:

a. James W. van Zenden


Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang dianggap keluar dari batas
toleransi oleh sebagain besar orang.
b. Robert M.Z. Lawang
Penyimpangan merupakan tindakan yang menyimpang dari norma dalam
system social, sehingga dibutuhkan suatu usaha oleh pihak yang memiliki wewenang
untuk memperbaikinya.

Nah, setelah memahami apa itu penyimpangan, maka sekarang apa yang
menjadikan seseorang berbuat penyimpang? Factor apa sajakah yang
mempengaruhi perilaku menyimpang?

a. James W. van Zenden mengemukakan ada 2 faktor yaitu:


 Longgar tidaknya norma atau nilai yang ada
Suatu norma yang ada dan berlaku dimasyarakat, tentu terkadang
memiliki sifat yang memaksa, sehingga akan mempengaruhi perilaku individu
56
maupun kelompok. Contohnya: di Indonesia anak remaja ketika berusia 18 tahun
masih merupakan tanggung jawab orang tua dan keharusan untuk tetap tinggal
bersama orang tua. Sedangkan di Negara barat, remaja yang berusia 18 tahun
terkadang sudah memilih untuk tidak tinggal dengan orang tua mereka. Hal ini
merupakan perbedaan nilai yang ada di Indonesia dan Negara barat.
 Sosialisasi yang tidak sempurna

Sosialisasi yang tidak tepat, terkadang malah menimbulkan perilaku yang


menyimpang, contohnya pada remaja. Remaja seringkali bergaul dengan
sesamanya, akan tetapi dari proses pergaulan tersebut terkadang ada saja
perilaku menyimpang seperti merokok. Jika anak tersebut tidak mengikuti
mungkin malah dianggap tidak keren, sehingga akhirnya mau tidak mau anak
tersebut malah mengikuti temannya yang melakukan perilaku menyimpang
tersebut.

 Sosialisasi subkebudayaan yang menyimpang


Contohnya adalah cara bicara masyarakat Madura yang keras dan
tinggi, sehingga dianggap sebagai perilaku yang menyimpang oleh
masyarakat yang lainnya.
b. Menurut Carase Lambroso, menjelaskan ada 3 faktor yaitu:
 Biologis
Misalnya dari lahir atau dari kecil sudah menjadi seseorang yang suka
mencuri atau membangkang. Biasanya mereka melihat dari ciri-ciri yang ada
dalam diri individu misalnya bentuk muka atau alis, raut muka, dsb.
 Psikologis
Penyimpangan yang terjadi karena factor kepribadian yang cenderung
melakukan perilaku-perilaku menyimpang, bisa juga terjadi karena trauma
yang pernah dialami.
 Sosiologis
Terjadi karena berkaitan dengan sosialisasi yang kurang tepat dimana
individu gagal menyerap nilai-nilai atau norma yang ada.

2. Objek dan Ruang Lingkup Sosiologi Perilaku Menyimpang


Ruang lingkup sosiologi perilaku menyimpang mencakup beberapa aspek
yang sangat berkaitan degan norma dan nilai serta peraturan yang ada. Norma
tersebut berisi peraturan yang biasanya secara tidak tertulis (tidak terkodifikasi) dan
peraturan dibuat oleh pihak yang berwenang secara tertulis (terkodifikasi). Didalam
sosiologi, pelanggaran peraturan tidak hanya dipelajari dari sub bidang sosiologi
57
perilaku menyimpang saja, tetapi dipelajari juga dalam subbidang masalah social
dan kriminologi. Perbedaan ketiga hal tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 3.1. Perbedaan krimonologi, penyimpangan, dan masalah social

Dari www.google.com

Masalah sosial tersebut, merupakan perbuatan yang melanggar aturan yang


mencakup didalamnya ada perilaku menyimpang dan kriminologi. Masalah social
merupakan isu yang dianggap meresahkan dan merugikan, seperti pencemaran
udara, kenakalan remaja, pengangguran, dsb. Penyimpangan social bisa dikatakan
sebagai masalah social tetapi tidak semua masalah social termasuk dalam
penyimpangan social. Sedangkan kriminologi merupakan studi tentang orang-orang
yang melakukan pelanggaran hukum. Kejahatan merupakan bentuk khusus dari
penyimpangan. Karena itu, semua penyimpangan tidak bisa dikategorikan sebagai
kejahatan tetapi semua kejahatan pasti sudah termasuk dalam penyimpangan.

Ruang lingkup sosiologi perilaku menyimpang terletak pada bagian


pemahaman mendasar akan ciri-ciri masyarakat dan perilaku manusia, gaya hidup,
sikap, nilai, peran social, interaksi dan masih banyak lagi yang menjadi focus dari
perhatian para sosiolog. Karena itu, objeknya adalah perilaku yang dianggap
menyimpang, tipe yang dituduh menyimpang, kewenangan penguasa untuk bereaksi
atas suatu perilaku menyimpang, jenis reaksi penyimpangan, serta konsekuensi dari
penyimpangan tersebut.

3. Bentuk-Bentuk Penyimpangan Sosial


Terdapat beberapa bentuk-bentuk yang bisa kalian pahami mengenai
penyimpangan social, diantaranya:
a. Berdasarkan jenis kekerapannya
Lemert membagi jenis penyimpangan menjadi dua kategori
 Penyimpangan primer : Dimana pelaku dari penyimpangan tersebut
masih dapat diterima dalam anggota masyarakat. Kesalahan atau
58
tindakan penyimpangan yang dilakukannya pun bersifat sementara,
tidak dilakukan secara berulang, dan masih dapat ditoleransi.
Contoh: melanggar tata terbit sekolah, tidak melakukan tugas dengan
baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
 Penyimpangan sekunder: Penyimpangan, dimana tindakan yang
dilakukan adalah tindakan pengulangan dari sebelumnya.
Penyimpagan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat.
Contohnya: pencurian, pembunuhan, perampokan, dll.

b. Berdasarkan jumlah pelaku


 Penyimpangan individu: yaitu penyimpangan yang hanya dilakukan
oleh seorang individu saja. Contohnya tidak menaati orang tua,
 Penyimpangan social kelompok : penyimpangan yang dilakukan oleh
banyak orang secara bersama-sama. Contoh: tawuran, membolos
bersama.

c. Berdasarkan sifatnya
 Penyimpangan positif : penyimpangan yang memiliki dampak positif
terhadap system social yang telah dianggap ideal oleh masyarakat.
Penyimpangan ini terjadi jika system social yang ada dianggap sudah
kurang mamadahi dalam kehidupan sehingga perlu adanya system yang
baru.
 Penyimpangan negative : penyimpangan yang dianggap rendah dan
berakibat tidak baik karena tidak sesuai dengan norma yang ada.

4. Jenis Penyimpangan Sosial


a. Penyimpangan seksual. Misalnya : perzinahan, suka dengan sesama jenis,
pemerkosaan
b. Penyalahgunaan narkoba. Misanya : zat serta obat-oabtan yang harusnya
digunakan untuk orang sakit, malah dipakai untuk orang yang sehat.
c. Perkelahian pelajar. Perkelahian ini atau biasa disebut tawuran merupakan
permasalahan yang banyak terjadi di Indonesia. Hal tersebut sangatlah
merugikan karena dapat menimbulkan kerusakan, penganiayaan, bahkan
pembunuhan.
d. Alkoholisme yang dapat menimbulkan ketidaksadaran, hilang kendali, serta
tidak dapat berfikir dengan normal. Akibatnya bisa terjadi kerusakan,
kekerasan fisik, penganiayaan, bahkan pembunuhan.
59
e. Tindakan criminal. Merupakan perilaku yang melanggar peraturan atau norma
hukum
f. Penyimpangan terhadap gaya hidup dari biasanya
Misalnya sikap arogansi atau sombong terhadap hal yang menjadi
kepunyaannya contohnya kekayaan, jabatan, kepandaian, serta masih
banyak lagi. Sikap eksentrik yaitu perilaku yang dianggap aneh, contohnya
memakai tindik di lidah, gaya rambut berdiri ke atas, dan lainnya.

5. Teori Penyimpangan Sosial


Terdapat beberapa tokoh sosiologi yang mengkaji dan melihat permasalahan
mengenai penyimpangan social ini dari berbagai perspektif. Namun, yang akan
dijelaskan disini hanya beberapa saja, diantaranya yaitu:
 Teori kelekatan Bowlby
Teori ini banyak dipakai oleh akademisi pada bidang psikologi
perkembangan. Teori tersebut diperkenalkan oleh Bowlby tahun 1969 yang
didasarkan pada observasi terhadap bayi yang berpisah dengan ibu kandungnya
(Semium & OFM, 2006:33-34). Ia berpendapat bahwa ketika seorang bayi
ditinggalkan oleh ibunya, maka mereka akan mengalami stress dan kecemasan
berlebihan. Kecemasan tersebut ditunjukkan melalui 3 proses yaitu tahap proses,
tahap keputusasaan, dan tahap pelepasan. Tahap proses terjadi dengan
ditunjukkan pada kondisi anak yang menangis, gelisah dan mencari seseorang
yang dirasa memiliki perhatian lebih terhadap mereka. Tahap keputusasaan
terjadi ketika anak merasa tenang tetapi sebenarnya mereka sedih. Sedangkan
tahap pelepasan terjadi ketika mereka bertemu kembali dengan ibu kandung
mereka. Menurut teori ini, seseorang bisa saja tumbuh tanpa kasih sayang dari
ibu, tetapi ketika dewasa hubungan interpersonal yang terjadi cenderung kurang
hangat. Penyimpangan dalam teori ini terjadi karena factor psikologis, salah
satunya karena konflik batin dan emosi yang tidak stabil (Nasution, 2019: 53).

 Teori labelling
Teori ini diperkenalkan oleh Edwin M. Lemert yang muncul karena sebuah
studi mengenai perilaku menyimpang, dengan asumsi bahwa labeling adalah
proses penjulukan kepada seseorang dimana julukan tersebut akan menjadi
identitias bagi orang tersebut. Penilaian atau penjulukan kepada orang tersebut
ditentukan oleh pemikiran dari orang lain. Ketika seseorang yang mendapat
julukan tersebut melakukan suatu hal yang mengarah pada penyimpangan, maka
orang sekitar akan memberikan julukan kearah kriminalitas atau kejahatan
60
kepada orang tersebut. menurut teori ini, saking kuatnya pengaruh penjulukan
yang diberikan oleh orang-orang sampai-sampai menghilangkan jati diri di pelaku
yang sesungguhnya. Seseorang yang pernah melakukan pencurian kemudian
tertangkap atau diketahui oleh masyarakat sekitar maka orang-orang tersebut
akan memberikan julukan yang mungkin saja berupa “si maling” kepada orang
tersebut sehingga mempengaruhi citra orang itu di masyarakat. Namun, didalam
sosiologi kita tidak bisa menilai perbuatan tersebut apakah baik atau buruk, yang
harus kita sesuaikan denga ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.

 Teori Adaptasi Robert K. Merton


Menurut Merton, dalam suatu unsur social budaya terdapat 2 unsur penting
yaitu kerangka aspirasi dan unsur yang mengatur untuk mencapai aspirasi
tersebut. dalam artian terdapat nilai social yang dianggap baik dan buruk yang
dijadikan pedoman oleh masyarakat. Tetapi ketika tidak ada kaitan antara tujuan
dengan cara untuk mencapai tujuannya, maka akan terjadi penyimpangan yang
oleh Merton diungkapkan melalui 4 cara yaitu:
a. Konformitas adalah cara adaptasi dimana pelaku mengikuti tujuan atau cara
yang ditentukan oleh masyarakat.
b. Inovasi, terjadi ketika seseorang menerima tujuan yang sesuai nilai budaya
tetapi cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut kurang
memadahi.
c. Rituaslime, terjadi ketika seseorang menerima cara yang dikenalkan secara
kultur, tetapi menolak tujuan kebudayaan yang ada.
d. Retrearisme, terjadi ketika seseorang menolak terhadap cara-cara yang
dilakukan yang telah melembaga untuk mencapai tujuan tersebut. Namun,
masyarakat memiliki kepercayaan untuk tidak mau berperilaku menyimpang
terhadap norma dan nilai yang telah melembaga.

 Teori Pergaulan Berbeda (Edwin, H. Sutherland)


Penyimpangan dalam teori ini bersumber dari suatu pergaulan yang berbeda
yang terjadi karena proses alih budaya dan proses mempelajari budaya yang
menyimpang. Ia menjelaskan teorinya dalam buku yang berjudul Principle of
criminology tahun 1939. Menurutnya, setiap orang mungkin malakukan sebuah
kontak dengan pengaruh-pengaruh criminal atau pengaruh non criminal, dimana
dapat mempengaruhi kehidupan seseorang entah menjadi kuat dan lemah, yang
mana dapat membentuk seseorang untuk melakukan kejahatan atau tidak
melakukan kejahatan. Edwin memiliki sembilan premis, yaitu:
61
a. Criminal behavior is learned (tingkah laku kejahatan itu dipelajari)
Dimana dalam premis ini dijelaskan bahwa perilaku menyimpang tidak terjadi
karena factor genetika, tetapi karena fator eksternal.
b. Criminal behavior is learned in interaction with other persons in a process of
communication.
Bahwa tingkah laku penyimpangan atau perilaku criminal dipelajari melalui
interaksi dan komunikasi.
c. The principal part of the learning of criminal behavior occurs within intimate
personal
groups
Premis ini menjelaskan bahwa penyimpangan terjadi pada kelompok orang
yang terdekat, sehingga ada transfer ilmu dan terjadilah pemindahan
kejahatan.
d. When criminal behavior is learned, the learning includes :
(a) techniques of committing the crime, which are sometimes very
complicated, sometimes very simple and,
(b) the specific direction of motives, drives, rationalizations, and attitudes
Premis yang menjelaskan bahwa ketika mempelajari perilaku criminal terjadi
pula pembelajaran mengenai teknik dan tata cara perbuatan tersebut.
e. The specific direction of motives and drives is learned from definitions of the
legal codes as favorable or unfavorable.
Premis ini menjelaskan bahwa peraturan tidak selalu dipahami oleh
masyarakat, sehingga muncul perilaku untuk mencari celah dari aturan
tersebut yang mana dianggap menguntungkan pihak tertentu. Pembelajaran
perilaku kriminal bukan hanya di tekniknya saja tetapi juga dalam
menganalisis peraturan yang dianggap bisa menguntungkan.
f. A person becomes delinquent because of an excess of definitions favorable to
violation of law over definitions unfavorable to violation of law.
Premis yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang itu dipelajari dengan
mempertimbangkan untung dan rugi nya terhadap pelanggaran yang
dilakukan. Ini merupakan inti dari Differential Association Theory atau teori
pergaulan berbeda.
g. Differential associations may vary in frequency, duration, priority, and intencity
Premis yang mengatakan bahwa kualitas pembelajaran tingkah laku criminal
sangat ditentukan oleh frekuensi, lama tidaknya, durasi, dan intensitas
pembelajaran perilaku criminal.
62
h. The process of learning criminal behavior by association with criminal and
anticriminal patterns involves all of the mechanism that are involves in any
other learning.
Premis ini menjelaskan bahwa pembelajaran tingkah laku criminal dengan
pola criminal atau anti criminal dilakukan dengan melibatkan semua
mekanisme yang ada, sehingga terpola dan memiliki mekanisme yang tepat.
i. While criminal behavior is an expression of general needs and values, it is not
explained by those general needs and values, since noncriminal behavior is
an expression of the same.
Dalam premis ini dijelaskan bahwa perilaku criminal tidak dijelaskan oleh
kebutuhan dan nilai-nilai karena perilaku noncriminal juga memiliki kebutuhan
dan nilai yang sama, sehingga perilaku criminal itu tersamarkan oleh perilaku
nonkriminalnya.

 Teori Anomie Emile Durkheim


Teori ini dikemukan oleh Emile Durkheim pada akhir abad 19. Ia melihat
bahwa hubungan yang terjadi di masyarakat merupakan hubungan yang stabil
dan teratur seperti dalam ilmu fisika, matahari akan terbit pada waktunya dan
akan terbenam pada waktunya juga. Mengacu pada hal tersebut, ia melihat
bahwa jika semua hubungan dalam masyarakat dapat terjalin dengan stabil maka
masyarakat akan berjalan sesuai dengan fungsinya. Namun jika tidak, maka
system dalam masyarakat akan mengelami kehancuran dan kerusakan.
Kerusakan tersebut akan menimbulkan perilaku kejahatan yang oleh Durkheim
disebut sebagai keadaan yang normal dan tidak dapat dihindari oleh masyarakat.
Pertama, kejahatan timbul karena munculnya agen perubahan yang dimana
jika tidak ada perubahan maka masyarakat akan berperilaku sama dan setuju-
setuju saja dengan prinsip social yang ada. Kedua, kejahatan terjadi karena ada
“penyakit social” dalam masyarakat dan membutuhkan perhatian sehingga
masyarakat akan bersama-sama dalam mengevaluasi norma yang telah
disepakati bersama tadi. Durkheim menyebut keadaan ini dengan istilah anomie
atau keadaan tanpa norma. Anomie ini menggambarkan keadaan hancurnya
keteraturan social sebagai akibat dari hilangnya batasan dan nilai dalam
masyarakat. Keadaan tersebut dapat menimbulkan perpecahan karena tidak
semua aturan dapat diterima dan dijalankan oleh masyarakat.
 Teori social control
Teori ini ditemukan pada abad 20 oleh E.A Ross, seorang sosiolog Amerika.
Teori ini bertolak pada keteraturan masyarakat dalam menaati peraturan yang
63
ada dalam masyarakat. Ketaatan tersebut didasari pada adanya kekuatan yang
mengontrol masyarakat. Namun, jika kekuatan pengontrol tersebut lemah, maka
akan menyebabkan masyarakat melakukan tindakan kejahatan atau bertindak
criminal. Control social ini dapat berdampak baik, jika dapat menghalangi orang
untuk berbuat kejahatan, dan bisa berdampak negative jika dapat mendorong
terjadinya penindasan atau perilaku membatasi.

6. Dampak Perilaku Menyimpang


Suatu perilaku menyimpang merupakan perilaku yang banyak dilakukan baik
secara sadar atau tidak dimana mereka tidak memperhatikan sisi negatifnya. Perilaku
tersebut bisa saja dilakukan atas dasar keinginan sendiri, ajakan teman atau orang
lain, bahkan bisa pula karena keadaan yang memaksa. Perilaku-perilaku yang
dilakukan tersebut tentu saja dapat menimbulkan pengaruh tidak hanya untuk diri
sendiri, tetapi juga keluarga bahkan masyarakat. Pengaruh yang timbul untuk diri
sendiri misalnya gangguan psikologi, karena dari perilaku menyimpang yang telah
dilakukan timbul pandangan yang negative dari masyarakat bagi diri sendiri juga
orang tua karena dianggap gagal dalam mendidik.

PENGENDALIAN SOSIAL

1. Definisi Pengendalian Sosial

Manusia tentu setiap harinya akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Namun,
dalam interaksi tersebut tidak jarang menimbulkan suatu masalah, misalnya
kesalahpahaman atau berkelahi. Tentunya kita menginginkan agar kejadian tersebut
tidak terjadi. Untuk itu, diperlukan suatu kendali untuk dapat mencegah hal terjadi.

Lalu apa arti dari pengendalian social itu? Dari katanya saja mungkin kalian sudah
memiliki angan-angan mengenai apa itu pengendalian. Apakah sama dengan berusaha
untuk mencegah? Atau mengambil alih? Atau mengawasi?

Pengendalian sebenarnya memiliki arti yang sangat luas, karena pengendalian


mencakup semua proses yang direncanakan atau tidak. Suatu pengendalian dapat
dilakukan oleh individu terhadap individu, individu terhadap kelompok, atau sebaliknya,
kelompok terhadap individu. Namun dibalik luasnya arti dari pengendalian tersebut
tetaplah tujuan utamanya yaitu untuk mencapai suatu keserasian, kestabilan atau
keadaan yang ekuilibrium terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

Nah, kalian pasti pernah melihat atau mengetahui orang yang pernah mencuri. Orang
tersebut mungkin saja melakukannya karena dalam keadaan terpaksa atau karena
64
memang sudah menjadi kebiasaanya. Kebiasaannya dalam mencuri tersebut harus
segera dihentikan melalui suatu pengendalian. Pertanyaannya adalah apakah
pengendalian itu harus dilakukan setelah seorang individu atau kelompok melakukan
tindakan yang menentang norma dan nilai?

2. Sifat Pengendalian Sosial

Suatu pengendalian, menurut sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu preventif dan
represif. Pengendalian yang prevetif artinya pengendalian itu dilakukan sebagai bentuk
pencegahan terhadap segala hal yang dapat mengganggu keadaan yang stabil tersebut.
Misalnya dalam lingkungan keluarga, orang tua akan memberikan baju yang jumlahnya
sama terhadap anak-anaknya untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan
antar anak tersebut, sehingga hal yang tidak sesuai norma atau nilai tersebut dapat
dicegah terjadinya. Pengendalian itu dapat dilakukan di tempat-tempat seperti proses
sosialisasi, pendidikan formal, atau informal. Sedangkan pengendalian yang sifatnya
represif, dilakukan setelah terjadi suatu gangguan terhadap suatu keadaan
keseimbangan. Misalnya, dapat berwujud pemberian sanksi atau hukuman ringan.

Cara dalam melakukan pengendalian juga dapat dilakukan dengan cara tanpa
kekerasan (persuasive) atau dengan kekerasan (coersive). Dalam suatu masyarakat
dengan keadaan yang relative stabil, cara pengendalian bisa dilakukan secara tanpa
kekerasan (persuasive). Cara persuasive lebih menekankan pada bagaimana
membimbing dan mengajak masyarakat untuk menciptakan keadaan yang stabil, sesuai
aturan atau norma. Sedangkan cara paksaan dilakukan dengan menekankan pada
tindakan yang menggunakan kekerasan atau ancaman. Pengendalian secara koersif
diperlukan didalam masyarakat yang berubah karena dengan pengendalian tersebut
dapat membentuk kaidah baru yang dapat menggantikan kaidah lama yang goyah atau
bahkan sudah tidak relevan dengan kehidupan saat ini.

Nah bagaimana, sudah paham bukan? Untuk dapat lebih menambah pemahaman
kalian, coba perhatikan gambar berikut.
65

Gambar.3.2 dan 3.3 Cara pengendalian persuasive (menasehati) dan koersif (hukuman berada diluar kelas)
Diakses dari www.ruangguru.com dan www.popmama.com

3. Bentuk Pengendalian Social


a. Gossip (desas desus)

Desas desus atau gossip biasanya merupakan berita yang belum pasti
kebenarannya, tetapi hal tersebut biasanya mampu membuat pelaku menyadari
perbuatannya karena mendapat tekanan dari masyarakat sekitar.

b. Teguran

Merupakan peringatan yang ditujukan kepada pelaku, sehingga pelaku tersebut


dapat segera menyadari kesalahannya.

c. Hukuman

Merupakan sanksi negative yang diberikan pada pelaku baik secara tertulis atu tidak.

d. Pendidikan

Merupakan pengendalian yang sudah melembaga baik dilingkungan keluarga atau


masyarakat. Pendidikan ini berfungsi untuk membimbing individu agar menjadi
pribadi yang bertanggung jawab dan bermoral.

e. Agama

Merupakan pedoman hidup untuk meraih kebahagiaan dengan menjalankan segala


perintah dan menjauhi larangan agama yang dipeluknya. Agama dapat dijadikan
pedoman dalam berperilaku sehingga akan berusaha untuk menghindari perilaku
yang dapat melanggar norma dan nilai dalam masyarakat.

f. Kekerasan fisik

Kekerasan fisik ini menjadi alternative paling akhir jika alternative lain sudah tidak
bisa dilakukan.
66

4. FUNGSI PENGENDALIAN SOCIAL

Koencaraningrat menyebutkan ada 5 fungsi yaitu

a. Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma


b. Memberikan imbalan kepada masyarakat yang menaati norma
c. Mengembangkan rasa malu
d. Mengembangkan rasa takut, dan
e. Menciptakan system hukum

5. AGEN PENGENDALIAN SOSIAL


Penyimpangan yang terus dilakukan baik oleh individu atau kelompok tentu akan
memiliki dampak yang negatif jika hal itu terus menerus dilakukan.

Gambar. 3.4. Beberapa institusi yang berperan sebagai control sosial


67
LATIHAN SOAL

1.Ira sejak kecil memang sangat suka bergaul dengan teman laki-laki, bahkan hal ini
berlanjut hingga usia remaja. Namun, dia sudah memiliki komitmen bahwa yang ia lakukan
tersebut hanyalah suatu pertemanan saja,bahkan orang tuanya pun percaya karena ia juga
bisa memastikan dirinya baik-baik saja tanpa terjadi hal yang menyimpang. Suatu hari
iadiantarkan oleh teman laki-lakinya sampai kedepan rumah dan orang tuanya pun juga
mengetahui siapa yang mengantar. Namun, setelah dua hari tetangga Ira memberitahu
orang tuanya bahwa ada kabar jika masyarakat banyak yang membicarakan perilaku Ira dan
menganggap ia sebagai anak yang tidak baik. Meskipun orang taunya sangat percaya
kepada Ira, tetapi akhirnya orang tua Ira memberitahukan kepada ia supaya tidak lagi diantar
pulang oleh teman laki-lakinya tetapi masih boleh bergaul dengan mereka. Dari contoh
diatas, yang menjadi pemegang control social dan sifatnya yang tepat adalah

a. orang tua dan bersifat persuasive

b. masyarakat dan sifatnya memaksa

c. teguran dan sifatnya memaksa

d. kecenderungan kepercayaan yang kuat terhadap nilai yang ada di masyarakat dan
bersifat persuasive

e. pendidikan dan bersifat persuasive

2. Dikelas XI IPS 2 akan diadakan pemilihan ketua kelas dengan kandidat 3 orang yaitu Rio
dengan predikat siswa teladan dan rajin mengerjakan pr, Anjar dengan predikat siswa nakal
dan suka bercanda, dan Diana siswi ambisius yang suka dengan tantangan. Setelah terjadi
pemilihan, akhirnya yang terpilih adalah Anjar karena banyak sekali yang iseng memilih dia
untuk menjadi ketua kelas hingga akhirnya dia pun terpilih. Bu Ningsih selaku wali kelas juga
mendukung Anjas menjadi ketua kelas dengan harapan bahwa sikap nakalnya sedikit
berkurang. Akhirnya mau tidak mau Anjas diberikan amanah oleh Bu Ningsih untuk
mengatur kelas agar dapat terkondisikan dengan baik. Anjas akhirnya membuat peraturan
bahwa yang tidak melakukan piket harus didenda sebesar Rp5.000,00. Namun, teman-
temannya yang juga sikap nakalnya kurang lebih sama dengan Anjas menyepelekan dan
melanggar peraturan yang sudah dibuat olehnya. Hal itu merupakan suatu bentuk
penyimpangan yang terjadi karena?
68
a.Pertemanan yang terjalin, antara Anjas dan temannya yang sama-sama nakal sehingga
menyepelekan

b.Peraturan yang dibuat Anjas kurang dapat memakasa teman-temannya

c.Kebiasaan teman-teman Anjas yang memang sudah nakal

d.Denda yang diberikan dirasa tergolong sedikit

e.Sikap Bu Ningsih yang kurang tegas

3.Raina dan Safira merupakan dua orang sahabat yang baru saja berteman kurang lebih 3
bulan lamanya. Mereka bertemu ketika pertama kali dikelas 10 setelah penerimaan peserta
didik baru. Meskipun mereka masih belum mengenal karakter dari masing-masing tapi
mereka yakin bahwa lambat laun mereka juga akan mengenal bagaimana sifat dan karakter
masing-masing. Tanpa Safira tau, Raina sering kali ketika SMP dulu meminta uang untuk
pembayaran SPP di setiap bulannya kepada orang tuanya, tapi ia akan membayarkannya
setelah dua bulan sekali, dan itu sudah ia lakukan mulai dari kelas 9 SMP. Bahkan ketika di
SMA sekarangpun ia juga melakukan hal yang sama dengan dalih bahwa tidak apa uangnya
untuk berfoya-foya dulu nanti dikembalikan dengan meminta uang jajah lebih untuk
mengganti uang SPP tersebut. Karakter yang dimiliki Raina tersebut sesuai dengan premis
yang dikemukakan oleh Edwin yaitu?

a. The specific direction of motives and drives is learned from definitions of the legal codes
as favorable or unfavorable

b. When criminal behavior is learned

c. Differential associations may vary in frequency, duration, priority, and intencity

d. Criminal behavior is learned in interaction with other persons in a process of


communication

e. The principal part of the learning of criminal behavior occurs within intimate personal
groups

4. Pak Sarwoto memiliki satu seorang putra yang tengah menempuh pendidikan di SMP.
Beliau khawatir anaknya akan terjerumus dalam pergaulan yang salah seperti merokok atau
membolos pelajaran bahkan membolos sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut maka Pak
Sarwoto setiap hari mengantar dan menjemput putranya ke sekolah. Beliau juga meminta
izin ke sekolah untuk melaporkan perilaku anaknya selama satu minggu sekali. Sikap pak
Sarwoto tersebut didasari pada?
69
a. Rasa cemas yang berlebihan

b. Perasaan sayang kepada anaknya

c. Bentuk upaya yang dilakukan agar anaknya tidak terjerumus pada perilaku yang salah.

d. Tidak ingin anaknya memiliki citra buruk di sekolah atau masyarakat

e. Pengalaman pribadi milik Pak Sarwoto ketika sekolah dulu

5. Aldi merupakan anak dari Pak Bagas. Ia memiliki sikap yang nakal dan karena
kenalakalnnya tersebut, sudah sering pak Bagas dipanggil ke sekolahanya bahkan sampai
kepada Polsek terdekat karena ia pernah mengikuti balap liar. Karena sudah lelah dengan
perilaku anaknya, Pak Bagas pasrah terhadap sanksi untuk anaknya kepada sekolah
maupun Polsek terdekat dengan pertimbangan bahwa hukuman yang diberikan dapat
menimbulkan rasa kapok kepada Aldi. Akhirnya karena Pak Bagas sudah tidak telaten dan
sanksi dari sekolah maupun Polsek juga tidak memberi efek apa-apa, dia memutuskan untuk
membawa Aldi ke pondok dan menetap selama satu tahun dan setelah setahun Pak Bagas
akan mengajak Aldi kembali ke rumah lagi. Tak disangka upaya terakhir yang dilakukan oleh
pak Bagas memberikan efek yang positif karena kenalakan yang Aldi lakukan sudah
berkurang signifikan. Berdasarkan pada cerita diatas, agen pengendalian social yang
memegang peranan penuh dalam mengendalikan Aldi adalah?

a. Sekolah

b. Pak Bagas

c. Kapolsek

d. Institusi agama

e. Sanksi yang diberikan untuk Aldi

Esai

1. Jelaskan dengan bahasamu sendiri bagaimana peran sosiologi dalam melihat gejala
social yang ada di masyarakat!
2. Bagaimana cara menurut anda yang dapat lakukan untuk mengatasi orang yang
telah kecanduan terhadap alkoholisme?
3. Coba tuliskan berdasarkan apa yang terjadi di sekitarnya mengenai apa saja
penyimpangan postiv dan pernah terjadi.
70
4. Coba buatlah sebuah contoh studi kasus yang mengandung penjabaran dari
premis“Criminal behavior is learned in interaction with other persons in a process of
communication” atau yang artinyabahwa tingkah laku penyimpangan atau perilaku
criminal dipelajari melalui interaksi dan komunikasi.
5. Coba tuliskan 3 contoh heterogenitas yang ada di salah satu suku di Indonesia.
(boleh memilik salah satu suku di Indonesia)

Aktivitas

Setelah memahami apa itu penyimpangan dan


pengendalian, maka coba lakukan observasi di lingkungan
sekolah atau rumahmu terhadap seseorang yang pernah
melakukan tindakan yang menyimpang dan bagaimana
bentuk pengendaliannya. Buatlah dalam bentuk makalah,
dan laporkan kepada gurumu.
71
72
73
Seperti yang sudah disampaikan pada materi sebelumnya, bahwa dalam sosiologi
yang menjadi objek kajiannya adalah masyarakat. Dalam menjalani kehidupan di
masyarakat tentu selalu terdapat masalah yang terjadi, seperti bentuk penyimpangan sosial,
yaitu tawuran antar pelajar, penggunaan dan pengedaran obat- obatan terlarang, tindakan
kriminal, dan bentuk kejahatan lainnya. Dalam hal ini, kita harus mengerti dan mencari tahu
tentang penyebab berbagai permasalahan tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut,
diperlukan upaya dengan cara yang diatur baik-baik dan terorganisasi, sehingga bisa
memberikan solusi yang bukan semata-mata bersifat menekan, namun bisa mencegah agar
tidak terjadi lagi. Oleh karena itu, agar mendapatkan jawaban yang valid, tentunya harus
melakukan suatu penelitian sosial.
Sebagai langkah awalnya, Anda akan belajar untuk melakukan penalaran dalam
penelitian. Mengapa penalaran ini diperlukan? Karena dengan menggunakan nalar, manusia
akan mendapatkan sesuatu yang belum ada sebelumnya, menambah pengetahuan
kebudayaan, dan bisa menyampaikan suatu makna pada kehidupan sehari-hari. Dalam hal
ini, manusia menggunakan nalar untuk menemukan pengetahuan baru yang benar.
Selanjutnya, mengapa penelitian dilakukan? Karena untuk mengetahui dan mendalami
segala segi kehidupan.
Setelah mempelajari proses berpikir dan penelitian, Anda akan diperkenalkan tentang
cara-cara dalam membuat rancangan penelitian, menentukan topik atau masalah sosial,
merumuskan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan topik penelitian dan memilih metode
penelitian. Setelah itu, Anda akan belajar memilih sampel atau subjek penelitian dan
selanjutnya melakukan penelitian sederhana di lingkungan masyarakat.

Sumber: pwmu.co
74

Sejak manusia dilahirkan ke dunia tentu manusia mempunyai rasa ingin tahu.
Dengan dorongan rasa selalu ingin tahu membuat banyak pertanyaan yang terjadi dalam
hidupnya. Pola pikir manusia selalu mengalami perkembangan sehingga membuat rasa ingin
tahu tersebut semakin berkembang besar juga. Manusia selalu melakukan sesuatu untuk
bisa memenuhi apa yang ia ingin ketahui dengan pola pikirnya dalam suatu penelitian yang
mencakup bidang fisik, seperti gejala alam, dan bidang sosial, seperti fenomena
kemasyarakatan.

Proses Berpikir (Penalaran)

Nalar selalu digunakan dalam mengembangkan pengetahuan manusia. Karena


dengan menggunakan nalar, manusia akan mendapatkan sesuatu yang belum ada
sebelumnya, menambah pengetahuan kebudayaan, dan bisa menyampaikan suatu makna
pada kehidupan sehari-hari. Melakukan penalaran memiliki tujuan agar mendapatkan
kesimpulan yang benar atau masuk akal sesuai dengan fakta. Hal ini disebabkan karena
manusia memiliki bahasa yang memudahkan ketika berkomunikasi antar manusia lainnya,
dan dapat menyampaikan informasi dan jalan pikirannya masing-masing yang mendasari
informasi tersebut. Serta manusia juga diberikan kemampuan untuk berpikir yang baik
sehingga bisa memberikan penjelasan secara teoritis hubungan antar fakta yang nantinya
akan menjadi variabel dalam penelitian.

Sumber: kaba.com

Kemampuan bernalar yang dimiliki manusia akan dikomunikasikan dalam suatu


kegiatan berpikir. Terdapat dua ciri seseorang yang memiliki kemampuan bernalar, yang
pertama yaitu harus logis atau masuk akal, artinya logika dijadikan suatu pengetahuan dan
75
kemampuan untuk berpikir dengan cepat. Dalam penalaran yang logis atau masuk akal
berbagai hal harus ditimbang dengan keadaan sebenarnya serta harus berdasarkan data
dan perbuatan akal sehat. Ciri selanjutnya yaitu harus analitis yang bersifat analisis, ini
merupakan usaha untuk memperoleh informasi melalui pengumpulan data untuk mengetahui
keadaan yang sesungguhnya sehingga akan menghasilkan keputusan akhir yang tepat.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan penalaran dan
mengkomunikasikan pesannya secara masuk akal dan juga asosiatif. Jenis penalaran yang
utama dalam melakukan penelitian yaitu deduksi dan juga induksi.
1. Deduksi
Berpikir deduktif adalah suatu proses untuk mendapatkan kesimpulan yang logis dan
didapatkan dari satu pernyataan atau lebih dan sifatnya umum ke khusus.
2. Induksi
Berpikir induksi adalah suatu proses pengambilan kesimpulan dan metode pemikiran ini
berlawanan dari kejadian khusus untuk menentukan hukum umum. Induksi didapatkan dari
satu atau lebih suatu fakta yang mendukung kesimpulan. .
3. Komposis induksi dan deduksi.
Dalam suatu analisis terdapat aneka ragam pendapat yang dibangun melalui penggabungan
melakukan penalaran induksi dan deduksi secara urut. Kesimpulan yang dapat dijadikan
acuan untuk kesimpulan yang menggunakan metode deduksi.

Penelitian

Saat mendengar kata "penelitian", orang-orang akan membayangkan suatu kegiatan


atau usaha yang berhubungan dengan menambah berbagai jenis zat dan memperhatikan
apa yang dihasilkan. Seolah-olah hanya para ahli di laboratorium saja yang dapat
mengadakan penelitian Padahal anggapan seperti ini adalah keliru. Karena pada dasarnya,
semua manusia bisa melakukan suatu penelitian di seluruh bidang ilmu, namun harus sesuai
juga dengan kemampuan dan keahliannya di bidang ilmu pengetahuan tersebut.

Pendapat para ahli tentang penelitian


Terdapat pendapat ahli yang menyampaikan pemikirannya tentang penelitian, antara
lain sebagai berikut.
1. Menurut Marzuki, penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan pemikirannya agar
bisa mengumpulkan, menyatukan, memperoleh, dan melakukan analisis sesuai dengan
keadaan tentang masalah.
76
2. Menurut Supranto, penelitian sebagai ilmu pengetahuan yang menjalankan kegiatan agar
dapat mencapai suatu kenyataan yang sesuai dengan cara tidak putus asa, waspada, teliti,
dan juga teratur.
3. Menurut Sutrisno Hadi, penelitian merupakan proses upaya untuk mendapatkan sesuatu,
untuk memberi ketiadaan, memperdalam, dan menelusuri lebih jauh yang sudah ada
sebelumnya, dan akan menguji kebenaran terhadap penelitian yang masih diragukan
kebenarannya dengan sesungguhnya.

Penelitian juga merupakan kegiatan ilmiah yang memakai teknik ilmiah logis dan
sistematis untuk membuktikan hipotesis terhadap masalah berdasarkan pengalaman melalui
pengumpulan data dan dilakukan secara sengaja dan sistematis.

Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian untuk memeriksa dengan seksama, menyelidiki keadaan dan
suatu perbuatan terhadap bagian keadaan khusus. Keadaan ini bisa terkontrol melalui usaha
mencoba sesuatu atau eksperimen maupun berdasarkan peninjauan tanpa kontrol. Ilmu
pengetahuan dalam penelitian merupakan hal yang penting karena sebagai instrumen utama
yang digunakan peneliti untuk memperkuat, menghasilkan pengetahuan tersebut dan juga
memperluas ilmu pengetahuan.

Tiga syarat penelitian


Terdapat tiga syarat yang utama ketika seseorang akan mengadakan penelitian,
yaitu sebagai berikut.
1. Sistematis. Artinya ketika melaksanakan penelitian maka harus sesuai dengan pola
tertentu dari yang tidak berlebih-lebihan mencapai pada yang kompleks sehingga bisa
menciptakan penelitian yang berhasil dan berdaya guna.
2. Terencana. Artinya suatu penelitian dilaksanakan karena sengaja dan sebelum melakukan
penelitian tentu sudah menentukan keputusan pelaksanaannya.
3. Mematuhi prosedur ilmiah. Ketika seseorang melakukan suatu penelitian maka dari awal
sampai akhir harus sesuai dengan urutan kaidah yang sudah ditetapkan.

Cara berpikir seorang peneliti


1. Skeptis. Artinya ketika seseorang ingin melakukan penelitian maka ia harus selalu
bertanya suatu bukti atau fakta yang dapat memberikan makna yang menyatakan sehingga
tidak mudah dibohongi dan gampang percaya pada suatu hal tanpa adanya hipotesis atau
bukti-bukti yang logis.
77
2. Analitis. Seorang peneliti wajib memenuhi analisis pada setiap pernyataan atau persoalan
yang dihadapi.
3. Kritis. Pikiran dan pendapat yang dimiliki seorang peneliti wajib berdasarkan pada logika
serta mengukur beberapa hal sesuai dengan keadaan sebenarnya dan didasari oleh data
analisis yang logis.
4. Jujur. Tentu dalam melakukan tidak boleh adanya sesuatu yang bohong atau manipulasi,
karena hal ini akan mempengaruhi dalam hasil penelitiannya oleh karena itu seorang harus
jujur dan menahan untuk tidak membawa keinginannya sendiri ke dalam data penelitian.
5. Terbuka. Ketika seseorang melakukan suatu penelitian maka ia harus bersedia bahwa
penelitiannya siap untuk dipakai dan memberikan bukti penelitiannya, sehingga seorang
peneliti juga harus siap untuk menerima masukan dari yang lain.

Sikap seorang peneliti


1. Objektif. Memiliki kemampuan sikap yang bisa membagi perasaan pribadi dan fakta yang
sesungguhnya harus dimiliki seorang peneliti. Karena untuk menciptakan penelitian yang
maksimal, serta harus memberikan penelitiannya sesuai dengan data yang ia sudah lakukan
dan yang sudah didapatkan di lapangan serta tidak mencampuri hasil data penelitian dengan
perasaan atau kehendak pribadi.
2. Kompeten. Penelitian akan menghasilkan yang maksimal dan baik apabila seorang
peneliti dapat melakukannya sesuai dengan kemampuannya di bidang tersebut serta bisa
menjalankan ketentuan atau prosedur yang sudah tetap dalam penelitian seperti metode dan
teknik yang digunakan.
3. Faktual. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa ketika melakukan penelitian data
yang kita akan berikan harus sesuai dengan apa yang kita dapatkan di lapangan tanpa
adanya campuran dari kehendak atau perasaan pribadi sehingga penelitian tersebut
mengandung kebenaran berdasarkan kenyataan fakta yang didapat.

Prosedur penelitian

Penelitian yang akan dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan pada masalah
tertentu, dalam rumusan masalah penelitian harus memiliki interpretasi, tingkatan, subtitusi
cara penyelesain masalah yang pasti. Saat menentukan hipotesis dijadikan sebagai titik
pangkal untuk memilih subtitusi pemecahan masalah yang ditentukan, dan diperlukan
pengumpulan data untuk menguji dugaan sementara. Selanjutnya, bisa membuat
kesimpulan yang sesuai dengan hasil penyusunan data dan langsung bisa memastikan
kemungkinan untuk mewujudkan generalisasi dari kesimpulan tersebut.
78
Tahapan Penelitian

Penyusunan rancangan penelitian


Rancangan penelitian adalah perencanaan dari sebuah penelitian yang memuat
dalam suatu kesatuan karangan yang ditulis tangan. Karangan yang ditulis dalam penelitian
harus dirancang dengan ringkas, jelas, sehingga memberikan hasil yang sempurna. Dengan
menerapkan rancangan penelitian yang maksimal maka akan sangat berdampak untuk
penelitiannya agar dapat berjalan dengan baik dan benar. Yang terdiri sebagai berikut.
1. Memastikan masalah yang ingin diteliti. Ketika ingin melakukan suatu penelitian tentu
seorang peneliti harus menentukan terlebih dahulu masalah yang akan diteliti, penelitian
yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan di lapangan dan bisa memberikan alasan
untuk memberikan dorongan seseorang agar dapat segera melaksanakan penelitiannya
tersebut.
2. Studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan bertujuan untuk berusaha mendapatkan
kabar atau pemberitahuan informasi yang harus dipenuhi oleh peneliti sehingga masalah
yang ditentukan dalam penelitian bisa lebih menjadi masalahnya menjadi jelas dan nyata
serta bisa menelaah apakah sebaiknya penelitian tersebut ditindaklanjuti atau tidak.
3. Merumuskan masalah. Ketika dua tahapan diatas sudah jelas ditetapkan, selanjutnya
seorang peneliti harus menentukan rumusan masalahnya. Rumusan masalah ini menjadi
alasan apa yang diinginkan oleh seorang peneliti dalam penelitiannya serta akan memuat
lebih jelas saat ingin melakukan penelitian.
4. Merumuskan anggapan dasar. Suatu proses yang diyakini kebenarannya dan berfungsi
sebagai tempat bertumpu dalam melakukan sebuah penelitian. Apabila anggapan dasar ini
sudah tepat, maka seorang peneliti dapat melakukan penelitian tersebut dengan
menentukan hipotesis atau dugaan kebenaran sementara yang harus membuktikan di dalam
penelitian.
5. Memilih pendekatan. Setelah tahapan diatas sudah pasti, seorang peneliti wajib memilih
pendekatan apa yang nantinya akan digunakan saat melakukan penelitian. Karena apa yang
ditentukan oleh seorang peneliti dalam memilih metode apa yang diinginkan nantinya akan
berpengaruh terhadap pemilihan variabel atau objek penelitian, subjek penelitian, serta juga
akan mempengaruhi sumber perolehan data.
6. Menetapkan jenis dan sumber data. Ini merupakan langkah terakhir yang berfungsi untuk
memberikan jawaban dari pertanyaan yang ingin dilakukan dalam penelitian dan dari mana
data akan didapatkan.
79
Pelaksanaan penelitian
1. Memilih dan mengurutkan instrumen. Instrumen dalam penelitian akan sangat berkaitan
pada jenis dan dari mana data didapatkan.
2. Menyatukan data. Setelah seorang peneliti mendapatkan data dari responden yang dituju
selanjutnya peneliti harus mengumpulkan data dan mengolah data responden tersebut
dengan ketelitian dan ketekunan agar menghasilkan data yang benar dan mengolah data
responden.karena apabila terdapat kesalahan atau data yang tidak sesuai dari data yang
sudah didapatkan maka akan mempengaruhi hasilnya dan tentu tidak akan memenuhi
persyaratan data yang benar, sehingga harus mengulanginya sehingga mendapatkan hasil
data yang tepat.
3. Analisis data. Saat menganalisis data, seorang peneliti tidak boleh sampai lalai dan harus
tekun pada data yang sudah didapatkan dari responden, sehingga hasil data ini bisa
dipertanggungjawabkan..
4. Menarik kesimpulan. Setelah sudah melakukan tahapan menganalisis data dengan tepat,
pada tahap akhir ini seorang peneliti harus mencocokkan atau menyamakan hasil data yang
sebelumnya. Apabila data yang sudah didapatkan berbeda dengan hipotesis yang telah
dirumuskan maka hasil penelitian ini tidak berbanding dengan hipotesis, namun bukan
artinya penelitian yang sudah dilakukan ini salah atau gagal, tetapi hipotesis yang telah
dirumuskan tidak berlaku dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Penyusunan laporan penelitian

Dalam membuat laporan penelitian seorang peneliti harus menyusun proses data
yang sudah didapatkan di lapangan dari hasil penelitiannya dalam bentuk laporan. Agar
pihak lain bisa memberikan masukan atau pendapat dari penelitian yang sudah dilakukan,
sesuai dengan struktur penulisan laporan penelitian ilmiah, yaitu sebagai berikut.
1. Pendahuluan yang terdiri:
a. Latar belakang masalah
b. Identifikasi masalah
c. Penetapan masalah
d. Merumuskan masalah
e. Tujuan dan manfaat penelitian

2. Penyusunan kerangka teoritis dan perumusan hipotesis yang terdiri:


a. Kajian teori
b. Pembahasan
c. Penulisan kerangka berpikir
80
d. Rumusan hipotesis

3. Metodologi penelitian
a. Tujuan secara operasional
b. Tempat dan waktu penelitian
c. Metode penelitian
d. Pendekatan penelitian
e. Jenis penelitian

4. Hasil penelitian
a. Variabel penelitian
b. Teknik analisis
c. Kesimpulan analisis data
d. Penafsiran kesimpulan analisis data
e. Kesimpulan uji hipotesis

5. Kesimpulan dan saran


a. Uraian singkat tentang masalah penelitian
b. Kesimpulan dari seluruh aspek
c. Saran

6. Daftar pustaka dan lampiran.

Jenis-Jenis Penelitian

1. Penelitian berdasarkan tujuan


a. Penelitian Eksploratif
Jenis penelitian ini memiliki tujuan untuk menemukan keterbaruan mengenai gejala atau
suatu fakta tertentu. Jika dibandingkan penelitian lainnya, penelitian ini lebih dapat memakan
biaya.
b. Penelitian Pengembangan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperdalam suatu teori yang ada dalam ilmu tertentu.
c. Penelitian Verifikatif.
Jika penelitian pengembangan memperdalam teori maka penelitian ini bertujuan menguji
teori atau hasil dari penelitian sebelumnya.

2. Penelitian berdasarkan bidang studi yang sedang diteliti


81
a. Penelitian bidang sosial/humaniora
b. Penelitian bidang eksakta

3. Penelitian berdasarkan cara pembahasannya


a. Penelitian Deskriptif: Memaparkan objek tanpa membuat kesimpulan
b. Penelitian Inferensial: Memaparkan objek dan menarik kesimpulannya untuk memprediksi
suatu gejala atau fenomena dengan menggunakan rumus statistik.

4. Penelitian berdasarkan tempat pelaksanaan


a. Penelitian Laboratorium: menguji mengenai penyakit dan zat kimia
b. Penelitian kepustakaan: menguji data tertulis ataupun data sensus
c. Penelitian Lapangan: Penelitian ini dilakukan dengan turun langsung di lokasi penelitian.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bukan hanya dijadikan sumber mencari informasi atau


pengetahuan saja, namun penelitian terdahulu juga memiliki manfaat pada setiap penelitian
yang akan dilakukan. Mengapa demikian? Karena bersumber dari referensi penelitian
terdahulu itulah kita menjadi tahu bahwa terdapat penelitian yang mungkin serupa dengan
penelitian yang akan kita lakukan, kita bisa melakukan antisipasi agar tidak terjadi plagiasi
dengan penelitian yang akan kita lakukan. Bukan hanya itu, adanya penelitian terdahulu juga
dapat mendukung penelitian kita, data-data dalam penelitian terdahulu juga pasti kita
butuhkan untuk menjadi acuan membuat keterbaruan pada penelitian yang kita lakukan.

Latar Belakang Masalah

Pada bagian latar belakang akan berisi berbagai penjelasan mengenai tema yang
diangkat, masalah dalam penelitian yang akan dilakukan, dan alasan mengapa penelitian
tersebut kita lakukan di wilayah yang kita tentukan. Latar belakang terletak dibagian utama
dan sangat penting untuk mengawali penelitian. Pada bagian ini harus mampu pembacanya
dapat mengerti apa yang sedang dilakukan pada sebuah penelitian, untuk membuat latar
belakang tersebut maka latar belakang harus memuat isi seperti berikut:
82
1. Objek penelitian
2. Metode yang sesuai dengan objek
3. Penjabaran mengenai keunggulan dan ketiadaan metode yang digunakan
4. Masalah pada metode yang digunakan
5. Model pemecahan masalah yang dilakukan
6. Rangkuman tujuan penelitian

Perumusan Masalah

Dalam hal ini, seorang peneliti tidak boleh salah dalam mengartikan antara
perumusan masalah dan identifikasi masalah. Jika masalah yang teridentifikasi merupakan
masalah yang memiliki kesenjangan antara yang diharapkan dengan keadaan yang sedang
terjadi, jika Rumusan Masalah merupakan kalimat yang tersusun dan berupa kalimat
pertanyaan yang disesuaikan dengan permasalahan dalam penelitian dan dijawab melalui
proses pengumpulan data dalam penelitian. Langkah untuk menentukan rumusan masalah
sebagai berikut:
a. Kembangkan kerangka konsep, membuat konseptualisasi dan operasionalisasi, serta
desain penelitian
b. Prediksi keberhasilan yang dicapai dalam penelitian
c. Tentukan judul dan tujuan penelitian
d. Penilaian terhadap keaslian penelitian dengan plagiarisme

Pertanyaan Penelitian

Setelah menentukan permasalahan penelitian, tahap selanjutnya adalah membuat


pertanyaan untuk penelitian. Fungsi dari pertanyaan ini adalah sebagai dasar acuan
penelitian yang dilakukan. Adanya pertanyaan adalah untuk memberikan jawaban dari hasil
penelitian, selain itu pertanyaan dapat menjadi fokus utama dalam sebuah penelitian.
Biasanya pertanyaan penelitian terdiri dari tiga pertanyaan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menggambarkan apakah yang ingin kita dapatkan dari penelitian
yang kita lakukan. Kebanyakan orang terkadang salah memahami mengenai tujuan
penelitian, tujuan penelitian sering dianggap sama dengan tujuan peneliti. Perlu diingat
bahwa tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan peneliti, tujuan dari penelitian adalah
sebagai berikut:
83
1. Memberikan kontribusi pengembangan pengetahuan.
2. Menyelidiki berbagai gejala dan fenomena dan berusaha untuk segera memberikan
jawaban atas masalah tersebut dan memberikan berbagai solusi untuk memecahkan
masalah
3. Membuktikan atau menyesuaikan suatu fenomena atau gejala dengan teori yang sudah
ada.
4. Menemukan teori baru dari pengujian suatu fenomena

Manfaat penelitian

Secara umum terdapat manfaat penelitian yaitu sebagai berikut:


1. Adanya penelitian tidak hanya memberikan manfaat berupa informasi mengenai suatu
fenomena atau kejadian, namun juga memberikan manfaat untuk makhluk hidup terutama
manusia yakni ketika penelitian sedang dilakukan atau setelahnya.
2. Hasil dari suatu penelitian dapat membantu Negara terutama dalam hal mengambil
kebijakan untuk pembangunan dan mengenai lingkup kemasyarakatan.
3. Hasil penelitian juga dapat memberikan terobosan baru atau solusi untuk
mengembangkan berbagai aspek, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Memberikan pengetahuan kepada para pembaca agar dapat menjadi seseorang yang
mempunyai pandangan dan pemikiran yang luas serta mampu bertindak dan menyikapi
persoalan dengan baik

Sumber: detiknews.com

Landasan Teori

Suatu penelitian tidak akan luput dari adanya teori yang digunakan. Teori menjadi
pijakan awal untuk melakukan justifikasi terhadap suatu realitas. Seberapa banyak
pandangan mengenai masalah yang ada maka semakin banyak juga referensi yang bisa
digunakan dalam suatu penelitian. Teori juga bisa digunakan untuk membuktikan atau
menguji kebenaran teori terhadap realitas di lapangan.
84
Teori diartikan sebagai seperangkat konsep, pemikiran kritis, atau suatu definisi
terkait suatu peristiwa atau fakta. Kneller menyatakan teori memiliki dua pengertian yaitu
teori itu empiris yang artinya teori itu didapat dari hasil pengujian dari hipotesis melalui
observasi dan eksperimen.
Teori juga didapatkan melalui proses berfikir sistematis spekulatif dengan metode
deduktif. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah, apakah penelitian boleh dilakukan tanpa
adanya teori? Beberapa tokoh ada pula yang menuliskan tulisan ilmiah tanpa adanya suatu
teori yang melandasi misalnya Imam Syafi’i dan Clifford Geertz. Namun, argumen yang ada
adalah bahwa tokoh besar dalam melahirkan karya nya memang tidak menggunakan teori,
tetapi peneliti yang belakangan harus mengutip teori/pandangan pakar terkait sesuatu yang
diteliti.
Seorang peneliti harus menyandarkan masalah penelitiannya terhadap suatu teori
untuk mendapatkan dukungan terhadap masalah yang disampaikan. Teori ini menjadi
pembimbing peneliti dalam mengeksplorasi masalah di lapangan. Manfaat teori dalam
penelitian adalah untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang terjadi serta
meramalkan pola-pola yang bisa diamati dan memperkirakan hubungan yang mungkin
terjadi.
Teori dapat dikategorikan menjadi 5 yaitu meta-teori (meta theory), teori besar atau
grand theory, teori menengah (middle range theory), teori kecil (small theory), dan teori ahli
(ekspert theory). Lenh detail gambar dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

sumber www.google.com

Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hipo (sementara) dan tesis (pernyataan atau
dugaan). Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis memiliki arti dugaan sementara oleh
peneliti yang kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Perumusan hipotesis hanya ada di
penelitian kuantitatif sedangkan kalau untuk penelitian kualitatif tidak merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan estimasi jawaban sementara yang masih berpacu pada teori
bukan pada fakta. Hipotesis yang diajukan peneliti dirumuskan setelah membaca teori-teori
yang relevan dan menjadi jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan.
85
Menurut Putrawan, pada umumnya penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesis
yang ditulis dengan kata-kata verbal dan yang dinotasikan dengan notasi-notasi parameter
yang dapat diuji. Hipotesis ini memiliki dua macam, yaitu Hipotesis nol (H0) dan Hipotesis
alternatif (H1). Senada dengan pernyataan Putrawan, Sambas Ali Muhidin dan Maman
Abdurahman menyatakan bahwa hipotesis yang dinotasikan secara verbal disebut hipotesis
penelitian (research hypothesis), sedangkan hipotesis yang dioperasionalkan disebut
sebagai hipotesis statistic (statistic hypothesis). Perbedaan kedua hipotesis tersebut
sebagaimana berikut ini.

Contoh hipotesis verbal


H0 = Kemasan shampoo merk A tidak kurang dari 5ml
H1 = Kemasan shampoo merk A kurang dari 5m
Contoh hipotesis statistiknya
Misalkan X adalah kemasan shampoo merk A
Maka hipotesisnya adalah

H0 = X ≥ 5ml

H1 = X < 5 ml

Teknik pengumpulan data

Hakikatnya, suatu penelitian dilakukan untuk mencari pemecahan masalah. Masalah


tersebut harus didukung oleh data yang mencerminkan ciri objektivitasnya dan
representative terhadap keabsahan yang tinggi. Namun secara umum, data yang bisa
digunakan dalam penelitian dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diambil secara langsung dari penelitian yang dilakukan baik
observasi atau wawancara terhadap narasumber atau responden.
b. Data sekunder, yaitu data yang sebelumnya telah dikumpulkan dari luar peneliti. Dapat
pula dikatakan bahwa data sekunder adalah data kedua atau data pelengkap untuk
memperkaya data agar penelitian yang dilakukan dapat sesuai dengan harapan.

Sumber Data

Sumber data mengarah pada jenis informasi yang diperoleh peneliti melalui subjek
penelitian dari mana data tersebut diperoleh. Dalam suatu penelitian sumber data dapat
diperoleh melalui:
86
a. Manusia, misalnya masyarakat, guru, petani atau siapapun yang sesuai dengan penelitian
yang kita lakukan
b. Kondisi dan aktivitas sekitar, misalnya dari interaksi orang-orang.
c. Dokumen, misalnya arsip, dokumen resmi, ataupun jurnal-jurnal penelitian.

Topik Penelitian

Topik penelitian merupakan dasar dan langkah utama untuk melakukan suatu
penelitian dan menentukan langkah-langkah penelitian selanjutnya yang akan diambil.
Tahapan penentuan topik penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Memahami masalah penelitian
Langkah utama agar dapat menentukan topik penelitian adalah dengan memahami bahwa
penelitian tidak hanya menyelesaikan masalah yang tidak valid atau hanya dibuat-buat,
memiliki landasan dan validasi. Mengapa kita harus memahami pentingnya masalah dalam
sebuah penelitian, karena masalah dalam suatu penelitian merupakan parameter dan alasan
yang paling utama dilakukannya penelitian, Maka dari itu masalah yang ada dalam suatu
penelitian harus bersifat objektif, logis, valid dan berdasar pada literatur terbaru.
2. Memahami Kontribusi
Langkah yang kedua adalah memahami apakah penelitian yang sedang dilakukan
mengulang kejadian yang ada, kita harus mengetahui keberadaan literature lain yang
mengangkat tema seperti penelitian yang akan kita lakukan , serta apakah keterbaruan yang
ada dalam penelitian tersebut sehingga tidak terjadi kesamaan dengan penelitian yang
sebelumnya.
3. Memahami Validasi Kontribusi
Bukan hanya kontribusi yang perlu diperhatikan dalam menentukan topic penelitian, namun
Validasi kontribusi juga perlu diperhatikan dalam hal ini. Kita harus mengetahui apakah teori,
faktor, benchmark, dan generalisasi yang akan kita gunakan sudah valid atau terbukti
kebenarannya.

Masalah Penelitian
87
Berdasarkan pengalaman dari kalangan peneliti, masalah penelitian sering kali
ditemukan melalui sumber (Faisal, 1989) yaitu :
1. Pengalaman keseharian yang terjadi dalam suatu lingkup pekerjaan, profesi, dan
keahlian. Pengalaman yang dimaksut dalam hal ini sebenarnya tidak harus pengalaman
yang dialami secara pribadi, akan tetapi dapat berupa hasil pengamatan atau kesan dari
kejadian nyata dalam masyarakat. Untuk menemukan permasalahan penelitian yang
bersumber dari pengalaman keseharian, dapat dilakukan dengan cara seperti berikut ini:
a. Amati berbagai fenomena pada bidang manajemen dalam suatu masyarakat maupun
organisasi.
b. Identifikasi berbagai fenomena sosial menggunakan kata bantu kata Tanya.
c. Tulis berbagai fenomena sosial yang telah Anda temui dalam kartu sitasi.
d. Rumuskan judul penelitian yang didasarkan pada masalah yang muncul dari hasil
identifikasi fenomena sosial yang Anda lakukan.
2. Deduksi yang berasal dari suatu teori, dalam hal ini teori bukan yang dipermasalahkan
ataupun diteliti, namun masalah baru yang muncul akibat dari deduksi suatu teori.
3. Laporan penelitian. Dalam sebuah laporan penelitian sering kali terdapat persoalan untuk
menindaklanjuti penelitian secara lebih mendalam. Diantara persoalan tersebutlah yang
dapat kita ambil sebagai permasalahan penelitian. Selain itu permasalahan penelitian juga
dapat kita peroleh dari adanya rasa tidak puas dengan metodologi penelitian yang digunakan
dalam penelitian.
4. Berbagai kebijakan dari pemerintah, lembaga, maupun organisasi.

Pendekatan penelitian dapat dikategorikan menjadi dua macam pendekatan


penelitian, diantaranya adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Masing-masing dari sebuah
pendekatan akan selalu memiliki landasan, maksud, karakter, serta prosedur yang berbeda.
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif memiliki cakupan yang luas, terkadang seseorang
hanya menilai bahwa penelitian jenis ini hanya penelitian berkaitan dengan ilmu alam saja,
namun siapa sangka penelitian jenis ini ternyata juga meneliti tentang ilmu sosial. Sebagian
dari kalangan peneliti sosial berasumsi bahwasannya kejadian sosial memiliki keunikan
tersendiri, hal tersebut yang kemudian menyebabkan tingkat kesulitan bahkan terkadang
menghilangkan makna pada penelitian.
88
Penelitian Kuantitatif

Metode ini dikatakan sebagai metode kuantitatif karena data yang ada dalam
penelitian ini berupa angka dan proses menganalisisnya menggunakan analisis statistik.
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang bersifat ilmiah (scientific inquiry) dan
merupakan penelitian yang terstruktur. Penelitian kuantitatif dilakukan karena terdapat suatu
masalah, kemudian menentukan dan menguji teori, hipotesis, pengumpulan data yang
menghasilkan data numerik (angka), dan diakhiri dengan kesimpulan. Penelitian kuantitatif
memiliki tujuan untuk menguraikan dan membuktikan hubungan dan sebab akibat suatu
variabel, dan memprediksi gejala dalam sebuah penelitian. Proses untuk menganalisis data
yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik statistika untuk mengelompokkan dan
mengidentifikasi perbedaan data, dan untuk mendapatkan hasil berupa temuan yang akurat.
Dari sinilah kesimpulan hasil uji hipotesis dapat diberlakukan secara umum. Penelitian
kuantitatif berlandas pada filsafat positivisme sehingga sering disebut sebagai metode
positivistik. Metode ini lebih mengarah pada fenomena sosial yang dijabarkan melalui
komponen masalah, variabel dan indikator. Metode penelitian kuantitatif yang lebih sering
digunakan adalah metode survey dan eksperimen. Data dalam penelitian kuantitatif
merupakan hasil pengkonversian yang berasal dari data yang bersifat kualitatif. Data dalam
penelitian kuantitatif terbagi kedalam dua jenis, yaitu yang pertama adalah data nominal,
data ini diklasifikasikan dan dipilah berdasarkan kategori. Lalu yang kedua adalah data
kontinum, data ini lebih bersifat berjenjang dan diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu data
ordinal, interval, dan rasio.

Penelitian Kualitatif

Pendekatan dengan jenis kualitatif ini masih tergolong baru karena popularitasnya
jauh sesudah pendekatan kuantitatif, jika kuantitatif disebut sebagai positivistik, tidak jauh
berbeda dengan kualitatif yang juga disebut sebagai postpositivistik. Berbanding terbalik
dengan penelitian kuantitatif yang bersifat terstruktur, penelitian kualitatif ini justru kurang
terpola, selain itu metode ini juga sering disebut sebagai metode yang interpretive dan
naturalistic, disebut interpretive karena hasil data dari penelitian lebih mengarah pada data di
lapangan, lalu disebut sebagai naturalistic karena ketika melakukan penelitian kondisinya
bersifat alamiah. Metode ini lebih terfokus untuk suatu populasi atau sampel tertentu saja.
Meskipun begitu metode ini menekankan aspek pemahaman mendalam saat melihat
masalah dibandingkan melihat permasalahan untuk meneliti secara generalisasi.
Menurut teori penelitian kualitatif, apabila ingin menghasilkan suatu penelitian yang
berkualitas, dapat dilakukan dengan cara memfokuskan data penelitian yang bertujuan agar
89
mendapatkan data yang lengkap, data tersebut berupa data primer yang berbentuk verbal
dan data sekunder dari dokumen grafis, data sekunder ini diperuntukkan melengkapi data
primer. Menurut Moleong (2007) sumber data dalam penelitian kualitatif terdiri dari suatu
kata lisan atau tertulis ataupun benda yang kemudian akan diteliti secara mendalam untuk
mendapatkan makna. Sumber data yang digunakan tidak boleh palsu atau terjamin
keasliannya, namun jika memang sudah berusaha untuk menemukan yang asli tetapi tidak
membuahkan hasil, maka tiruannya dapat digunakan. Sumber data kualitatif digolongkan
menjadi dua yaitu makhluk hidup atau manusia dan bukan makhluk hidup atau bukan
manusia. Jika ingin mencari sumber data dari manusia maka hal yang perlu diperhatikan
adalah mampu untuk mempertimbangan kepentingan pribadi manusia tersebut untuk
menghasilkan data yang bertanggung jawab. Peneliti memiliki kedudukan yang besar dalam
penelitian kualitatif, karena dalam penelitian ini peneliti memiliki peran sebagai instrumen
penelitian yang paling utama untuk terlibat langsung dalam masalah dan subjek penelitian.

Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif

Hamidi menjelaskan 12 perbedaan pada pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang


akan diuraikan sebagai berikut.
1. Penelitian kuantitatif selalu mengedepankan pendekatan etik yakni dengan menentukan
data dan variabel yang berdasar pada teori, kemudian membuat indikator dan membuat
kuesioner. Jika pendekatan kualitatif menentukan data berupa cerita yang bersumber dari
informan yang kemudian diutarakan menurut apa yang telah diutarakan oleh informan.
2. Penelitian kuantitatif berangkat dari variabel sedangkan kualitatif berawal dari data yang
bersumber dari responden.
3. Kuantitatif sejak awal dilakukannya penelitian telah merumuskan hipotesis, sedangkan
kualitatif memiliki dua opsi, yaitu boleh menggunakan hipotesis dan boleh tidak
menggunakan hipotesis.
4. Kuantitatif mengutamakan pembuatan kuesioner untuk teknik pengumpulan datanya,
sedangkan kualitatif observasi dan wawancara merupakan pengumpulan data yang paling
diutamakan.
5. Penelitian kuantitatif ingin mengetahui pengaruh pada suatu masalah sedangkan
penelitian kualitatif ingin mengungkapkan makna.
6. Pendekatan kuantitatif memiliki sampel yang bersifat representatif dan untuk memperoleh
sampel maka diberlakukan penggunaan rumus atau tabel yang telah dibuat pada saat
sebelum mengumpulkan data. Jika pada penelitian kualitatif untuk menentukan jumlah
responden pada penelitiannya maka dapat diketahui dari proses tercapainya kualitas
informasi.
90
7. Penelitian kuantitatif dalam membuat kesimpulan dengan melihat variabel kemudian
mengumpulkan data dan menyimpulkannya. Sedangkan kualitatif harus menggali data
responden terlebih dahulu.
8. Kuantitatif menyajikan datanya dalam bentuk angka sedangkan kualitatif dalam bentuk
cerita yang diutarakan oleh responden.
9. Pendekatan kuantitatif menggunakan definisi operasional untuk melengkapi penelitiannya,
sedangkan pendekatan kualitatif tidak menggunakannya karena tidak melakukan
pengukuran terhadap suatu variabel
10. Dalam proses menganalisis data, kuantitatif menggunakan perhitungan statistik,
sedangkan kualitatif harus diawali dengan mengumpulkan data di lapangan sampai pada
akhirnya harus menginterpretasikannya.
11. Instrumen yang terdapat dalam penelitian kuantitatif adalah berupa angket atau
kuesioner sedangkan kualitatif instrumennya adalah peneliti itu sendiri
12. Penelitian kuantitatif dalam membuat kesimpulan dilakukan sendiri oleh peneliti melalui
perhitungan statistik, jika kualitatif peneliti harus menginterpretasikan datanya yang
kemudian disesuaikan dengan subjek.

Tatang M. Amirin mendefinisikan bahwa subjek penelitian merupakan sumber atau


tempat untuk memperoleh sebuah keterangan. Jika subjek dalam sebuah penelitian adalah
manusia maka dapat disebut sebagai responden dan ada juga yang menyebutnya dengan
informan. Perlu kita ketahui bahwa responden merupakan istilah yang sering kali digunakan
dalam penelitian kuantitatif, namun jika informan merupakan istilah yang sering digunakan
dalam penelitian kualitatif, tetapi pada dasarnya responden dan informan sebenarnya
memiliki arti yang sama, hanya saja ditempatkan pada jenis pendekatan yang berbeda.
Dalam menentukan subjek penelitian kualitatif maka dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Mereka yang dipilih sebagai subjek, sudah berpengalaman dalam hal penelitian
2. Memiliki keterlibatan dalam suatu bidang atau kegiatan tersebut
3. Memiliki waktu dan kesiapan untuk dimintai informasi atau diwawancarai
91
Dalam penelitian kuantitatif, subjek erat kaitannya dengan populasi, sampel dan
teknik sampling. Mengapa demikian? Karena hal inilah yang akan menentukan siapakah
dan berapakah subjek yang akan dimintai keterangan mengenai hal yang berkaitan dengan
penelitian yang sedang kita lakukan. Dalam hal ini populasi dapat diartikan sebagai subjek
atau gejala yang akan diteliti, apabila subjek diteliti secara menyeluruh maka dapat
diistilahkan sebagai studi sensus. Berbeda halnya apabila hanya menggunakan sampel dari
populasi maka penelitian tersebut disebut sebagai studi sampling. Terdapat cara yang dapat
digunakan untuk menarik sampel dari populasi yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Random Sampling
Sesuai dengan namanya yaitu random, teknik ini merupakan teknik yang dilakukan secara
acak dengan memberikan kesempatan yang sepadan bagi populasi agar dapat menjadi
sampel. Proses untuk mengambil atau menentukan sampel dalam teknik ini terbagi menjadi
tiga cara, yaitu dengan cara mengundi, perhitungan dengan kelipatan angka, dan mengacak
dari tabel bilangan acak.
2. Teknik Non Random Sampling
Dari arti katanya tentu saja kita dapat mengetahui, bahwa teknik ini berbeda dengan random
sampling yang dilakukan secara acak, teknik ini merupakan kebalikan dari teknik random
sampling. Teknik ini dilakukan dengan tidak mengacak sampel yang ada, jika dalam random
sampling populasi diberikan peluang untuk menjadi sampel, maka berbeda halnya dengan
teknik ini yang tidak memberikan peluang yang sama pada populasi untuk menjadi sampel.
Teknik sampling untuk menentukan sampel dari populasi pada teknik ini terbagi menjadi
delapan jenis yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Accidental Sampling
Teknik ini diawali dengan tidak menetapkan sampel, sampel dapat ditarik namun data harus
dikumpulkan terlebih dahulu. Sampel ini dapat digunakan karena memiliki ketepatan waktu,
situasi dan tempat yang sesuai.
b. Quota Sampling
Teknik ini menggolongkan populasi berdasarkan kelompok serta memberikan alokasi quota
pada setiap kelompok yang ada.
c. Proportional Sampling
Untuk menarik sampel pada teknik ini, hanya diperuntukan bagi populasi dengan sub
populasi yang memiliki jumlah berbeda. Seorang peneliti yang menggunakan teknik ini
menarik sampel dengan menyesuaikan proporsi pada jumlah sub populasi.
d. Double Sampling
Teknik ini dapat mengatasi apabila terdapat kuisioner yang kurang dan dikembalikan dari
sampling tertentu. Teknik ini bekerja dengan menggunakan sampel menjadi dua kali lebih
92
besar lalu menjadikannya menjadi dua sampling dan menjadikannya dua set kuesioner. Dari
sinilah kekurangan dapat tertutupi oleh kuisioner dari sampling lain.
e. Area Sampling
Teknik ini dilakukan dengan berdasar pada penyebaran populasi yang menyebar dan
sedang diteliti.
f. Sampel Majemuk (multiple sampling)
Untuk menentukan sampel maka diperlukan perluasan sampel yakni dengan menjadikan
sampel lebih dari dua kali agar data dapat meyakinkan.
g. Purposive sampling
Teknik ini menarik sampel dengan menentukan berbagai pertimbangan yang berdasarkan
pada ciri, sifat dan karakteristik populasi, serta dilakukan secara cermat. Teknik ini juga
sering disebut sebagai teknik yang memiliki tujuan.
h. Snowball Sampling
Teknik ini digunakan apabila seorang peneliti tidak memiliki informasi apapun mengenai
populasi yang akan digunakan. Dalam hal ini peneliti dituntut untuk dapat menemukan satu
anggota dari populasi sehingga diharapkan dapat memberikan informasi pada peneliti untuk
bisa mendapatkan anggota populasi lainnya

Observasi

Observasi atau juga disebut sebagai pemusatan perhatian terhadap objek untuk
mendapat data. Observasi mencatat mengenai tingkah laku seorang individu atau kelompok
yang sedang diteliti secara langsung maupun tidak langsung, apabila dilakukan secara
langsung maka peneliti harus turun ke lapangan untuk melihat secara langsung, namun
apabila dilakukan secara tidak langsung maka dapat dilihat dengan cara menggunakan
media seperti, video, foto, dan lain sebagainya. Seperti yang telah dijelaskan bahwa
observasi dilakukan secara langsung, instrument yang digunakan pada jenis penelitian ini
yaitu pedoman pengamatan. Pedoman tersebut berisikan kegiatan yang akan dilakukan atau
diamati. Selain pedoman pengamatan ternyata terdapat instrument lain dalam observasi ini,
yaitu category system, category system memiliki fungsi untuk mengamati dan memberikan
batasan terhadap variabel.
93
Angket/Kuesioner

Angket atau Kuesioner merupakan alat pengumpul informasi yang berupa daftar
pertanyaan yang kemudian bertujuan agar diisi oleh respondennya. Metode ini sangat umum
bahkan sering digunakan oleh para peneliti. Kuesioner memiliki prosedur dalam proses
penyusunannya, diantaranya yaitu :
1. Tentukan terlebih dahulu tujuan apakah yang ingin didapatkan melalui penggunaan
kuesioner
2. Pahami secara mendalam mengenai variabel yang akan digunakan dalam kuisioner
3. Uraikan variabel menjadi subvariabel agar menjadi semakin eksplisit, eksklusif, dan jelas
4. Menetapkan jenis data dan teknik yang akan digunakan.

Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sebuah metode pengumpulan data yang bertujuan untuk


mendapatkan data berupa dokumentasi atau barang dan variabel tertulis atau terekam.
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang dapat dikatakan relatif
mudah. Karena apabila terdapat kekeliruan dari sumber datanya masih tetap atau belum
berubah. Peneliti yang menggunakan metode ini diharuskan untuk membuat check list
kemudian amati dengan tujuan untuk menemukan variabel yang telah ditentukan. Apabila
variabel ditemukan maka beri tanda pada variabel yang dicari.
94

Pilihan Ganda

1. Dalam melakukan berbagai hal akan selalu terdapat sebuah proses, begitupun ketika
sedang melakukan sebuah penelitian. Dalam penelitian terdapat berbagai tahapan yang
bertujuan untuk mengambil langkah-langkah yang akan ditentukan, demi berlangsungnya
penelitian dengan baik. Berikut ini yang merupakan tahapan dalam menentukan topic
penelitian adalah….
a. Memahami dan menentukan masalah penelitian, kontribusi, dan validasi kontribusi
b. Menentukan kontribusi saja
c. Menentukan validasi dan validasi kontribusi
d. Melakukan analisa data

2. Perhatikan langkah-langkah dibawah ini!


a. Amati berbagai fenomena pada bidang manajemen dalam suatu masyarakat maupun
organisasi.
b. Identifikasi berbagai fenomena sosial menggunakan kata bantu kata Tanya.
c. Tulis berbagai fenomena sosial yang telah Anda temui dalam kartu sitasi.
d. Rumuskan judul penelitian yang didasarkan pada masalah yang muncul dari hasil
identifikasi fenomena sosial yang Anda lakukan.
Langkah diatas merupakan cara untuk menemukan permasalahan penelitian yang
bersumber dari….
a. Pengalaman pribadi
b. Deduksi dari suatu teori
c. Laporan penelitian
d. Pengalaman pribadi

3. Alat pengumpul informasi yang berupa daftar pertanyaan yang kemudian bertujuan agar
diisi oleh respondennya dan sangat umum bahkan sering digunakan oleh para peneliti
adalah….
a. Dokumentasi
b. Observasi
c. Kuesioner/Angket
d. Pengamatan
95

4. Dalam sebuah penelitian, terdapat suatu proses penting yang biasa disebut dengan
pengumpulan data. Dalam hal ini, data harus dipastikan memiliki validitas dan reabilitas serta
telah memenuhi berbagai persyaratan dengan tujuan untuk….
a. Menemukan metode penelitian
b. Menemukan topik yang sesuai
c. Menemukan data yang tepat dan sesuai
d. Menemukan tujuan penelitian

5. Penelitian yang memiliki tujuan untuk menguraikan dan membuktikan hubungan dan
sebab akibat suatu variabel, dan memprediksi gejala dalam sebuah penelitian disebut
dengan penelitian…
a. Subjek penelitian
b. Penelitian kuantitatif
c. Pengumpulan data
d. Penelitian kualitatif

Essai

1. Pendekatan penelitian digolongkan menjadi dua jenis penelitian, yaitu penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Jelaskan perbedaan antara pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif !
2. Jelaskan cara untuk menentukan subjek penelitian dalam pendekatan kualitatif !
3. Pendekatan kuantitatif sejak awal dilakukannya penelitian telah merumuskan hipotesis,
sedangkan kualitatif memiliki dua opsi, yaitu boleh menggunakan hipotesis dan boleh tidak
menggunakan hipotesis. Jelaskan mengapa penggunaan hipotesis pada masing-masing
pendekatan tersebut dibedakan !
4. Sebutkan dan jelaskan jenis teknik sampling untuk menentukan sampel dari populasi pada
teknik non random sampling !
5. Jelaskan prosedur dalam proses penyusunan kuesioner !

DAFTAR PUSTAKA
96
Astindari, A., &Lumintang, H. (2014). Cara Penularan HIV & AIDS Di Unit Perawatan
Intermediate Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Berkala Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin, 26(1), 1-5. Diakses darihttps://e-
journal.unair.ac.id/index.php/BIKK/article/viewFile/1511/1163

Bab II KajianTeori. Diakses dari http://digilib.uinsby.ac.id

Bab II LandasanTeori. Dikases darihttp://repository.radenfatah.ac.id

Penyimpangan Social. Diakses darihttp://repository.ut.ac.id/4649/

Darmawaty, Y., & Djamil, H. A. (2011). Buku sakus osiologi SMA. Kawan Pustaka.Diakses
dari
http://direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODEL/TAHUN%202017/Model%20Paket
%20C%20Mahir%20Dalam%20Jaringan/3-
Model%20Bahan%20Ajar/BahanAjar/8.%20MODUL%202%20sosiologi.pdf

Dafaa Jamil. 2019. Mengurangi Kesenjangan di Indonesia. Diakses dari


www.reseachgate.net

Farida, N., 7 Andalas, E.F. (2019). Representasi Kesenjangan Social-Ekonomi Masyarakat


Pesisir Dengan Perkotaan Dalam Novel Gadis Pantai Kerya Pramoedya Anantra Toer.
KEMBARA: JurnalKeilmuan, Bahasa, Sastra,danPengajarannya (e-journal), 5(1), 70-90.
Diaksesdarihttp://ejournal.umm.ac.id/index.php/kembara/article/view/7447

Kajian Pustaka Mengenaii Nteraksi Social. Diakses darihttp://etheses.uin-


malang.ac.id/1201/6/11410012_Bab_2.pdf

Kajian Pustaka Mengenai Interaksi Sosial. Diakses dari


http://eprints.ums.ac.id/45469/8/Skripsi%20Khoirul%20BAB%20II.pdf

Kesenjangan Sosial. Diakses darihttps://repository.ut.ac.id

Latar belakang Masalah Kesenjangan. Diakses darihttp://eprints.ums.ac.id

Pengembangan Mobile Learning Materi Pokok Nilai Dan Norma Sosial Pada Mata Pelajaran
Sosiologi Siswa Kelas X-Ips Di SMA Negeri 19 Surabaya. Jurnal Mahasiswa Lailiyah, N.,
&Setyaedhi, H. S. (2020). Teknologi Pendidikan, 10(29). Diakses dari
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jmtp/article/view/36259

Manfaat Keberagaman Budaya yang Ada di Indonesia. Diakses dari www.Akademia.Edu

Masalah-Masalah Social di Indonesia. Diakses darihttp://Journal.Unai.Ac.Id


97
Muslim, A. (2013). Interaksi sosial dalam masyarakat multietnis. Jurnal Diskursus Islam, 1(3),
483-494.Diakses darihttp://103.55.216.56/index.php/diskursus_islam/article/view/6642

Modul masalah social. Diakses darihttp://repository.ut.ac.id

Mursito,D., & Kusumawardani, D. 2016. Estimasi Dampak Ekonomi dari Pencemaran Udara
terhadap Kesehatan di Indonesia. KEMAS: jurnal Kesehatan Masyyarakat, 11(2), 163-172.
Diaksesdarihttps://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/3677

Pluralitas dan heterogenitas. Diakses dari https://ojs.unud.ac.id

Ragam gejala sosial dalam masyarakat. Diakses dari


https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_11TIPS5191211.pdf

Rahmadi. 2011. Pegantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Press

Susanto, D. (2015). Nilai Dan Norma SosialDalam Proses Dan


HasilBelajar. JurnalBimbingandanKonselingAr-
Rahman, 1(2).Diaksesmelaluihttps://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/BKA/article/view/363

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Siyoto, Sandu, & Ali, M,Sodiq. 2015. Dasar Metodologi Penelitian Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publising

Syaid, M. N. (2020). Penyimpangan sosial dan Pencegahannya. Alprin. Diakses dari


https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=BjwAEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=penyi
mpangan+sosial+&ots=yNLO_0fhSt&sig=8iC0GD11r9mZq189AuFkrq3OnfI

Statistic,B.P. 2018. Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2018. Jakarta (ID): Badan Pusat
Statistik. Diakses darihttps://www.academia.edu/download/396065
89/data_kemiskinan_indonesia_2015.pdf

TinjauanTeoretis mengenai Interaksi Sosial. Diakses darihttp://repository.uin-


suska.ac.id/12277/7/7.%20BAB%20II_201869KI.pdf

Upaya menanggulangi Kesenjangan Sosial-Ekonomi. Diaksesdariwww.akademia.edu

Widodo, A. (2020). Penyimpangan Perilaku Sosial Ditinjau dariTeori Kelekatan Bowlby (Studi
KasusTerhadap Anak Tenaga Kerja Wanita di Lombok Barat). ENTITA: Jurnal Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Ilmu-Ilmu Sosial, 2(1), 35-50. Diakses dari
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/entita/article/view/3187
98

GLOSARIUM
Attitudes (sikap)

Suatu kecenderungan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan hal-hal tertentu
terhadap manusia, benda, atau keadaan

Achieved status

Kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha yang disengaja.

Ascribed status

Suatu peran atau status yang diperoleh berdasarkan keturunan, tanpa memperhitungkan
selera, kemampuan, dan hasil kerja seseorang.

Assigned status

Kedudukan yang diberikan kepada seseorang.

Adat

Kebiasaan-kebiasaan yang telah dilebagakan menjadi norma sosial bagi masyarakat


penganutnya. Adat berasal dari dalam anggota masyarakat, yang mengikat anggota
masyarakatnya serta dijunjung dan dipertahankan. Adat menjadi pedoman bagi anggota
masyara-katnya untuk bertingkah laku.

Agama

Sistem atau prinsip kepercayaan kepada tuhan atau dewa dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kewajiban itu.

Adaptasi

Penyesuaian pada sesuatu hal tertentu.

Fenomena sosial

Semua kejadian atau keadaan yang ada di dalam masyarakat.

Ilmu pengetahuan

Himpunan pengetahuan-pengetahuan yang tersusun secara sistematis

Inovasi

Penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau sebelumnya

Masyarakat
99
Sekumpulan orang yang hidup bersama dalam wilayah tertentu dan berinteraksi secara
kontinu dalam waktu yang relatif lama, serta terikat oleh rasa identitas bersama

Metode

Cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan

Nilai sosial

Sesuatu yang dianggap baik, luhur, dan berharga bagi masyarakat

Norma sosial

Pedoman-pedoman yang berisi perintah atau larangan mengenai bagaimana hidup dalam
masyarakat

Peranan

Perilaku yang diharapkan sesuai dengan status yang dimiliki

Solidaritas

Rasa setia kawan

Status

Posisi sosial seseorang dalam masyarakat

Kontak sosial

Proses yang terjadi antar manusia dengan bersentuhan baik secara fisik atau verbal

Sosiolog

Suatu ilmu pengetahuan apabila sosiologi mengembangkan suatu kerangka pengetahuan


yang tersusun dan teruji yang didasarkan pada penelitian ilmiah.

Sciences

Pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan cara


berfikir ilmiah berfikir ilmiah merupakan kegiatan berfikir yang memenuhi persyaratan
tertentu.

Empiris

Berdasarkan observasi terhadap kenyataan dan tidak berdasarkan praduga.

Hipotesis

Yaitu mengembangkan lebih lebih dari satu masalah yang akan diteliti

Metode penelitian kuantitatif


100
Metode penelitian yang menggunakan bahan keterangan dengan menggunakan angka-
angka sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, tabel, indeks
dan formula yang semuanya menggunakan ilmu pasti.

Metode penelitian Kualitatif

Metode yang kebanyakan menggunakan deskripsi sebagai penjelasan hasil penelitian.

Keluarga

Merupakan kesatuan sosial yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan darah, terdiri atas
suami, istri dan anakanak.

Masyarakat

Sekelompok manusia yang permanen melakukan inter-aksi antar individu dengan individu,
individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.

Komunitas

Satuan sosial yang didasari oleh lokalitas, mempunyai ikatan solidaritas yang kuat antar
anggotanya sebagai akibat kesamaan tempat tinggal, memiliki perasaan membutuhkan satu
sama lain, serta keyakinan tanah dimana tempat mereka tinggal memberikan kehidupan
kepada mereka

Modernisasi

Proses pergeseran sikap dan mentaliatas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup
sesuai dengan tuntutan masa kini.

Sanksi

Tindakan-tindakan hukum untuk memaksa orang lain menepati perjanjian atau mentaati
ketentuan undangundang.

Subjektif

Parangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Mengenai atau menurut pandang (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau
halnya.

Identitas

Ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang, jatidiri.

Interaksi

Hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempe-ngaruhi, antar hubungan

Budaya

Pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang,
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah.
101
Estetika

Cabang filsafat yang menelaah dan membahas seni dan keindahan serta tanggapan
manusia terhadapnya.

Kontak sosial

Proses yang terjadi antar manusia dengan bersentuhan baik secara fisik atau verbal

Kontak primer

Kontak yang terjadi pada saat awal kejadian kontak berlangsung. Kontak primer sama
pengertiannya dengan kontak langsung yaitu kontak yang terjadi ketika seseorang
berhubungan langsung atau bertatap muka.

Kontak sekunder

Kontak yang terjadi tidak secara langsung antara komunikator dan komunikan. Kontak ini
berlangsung dengan menggunakan media perantara atau pihak lain

Komunikasi

Menyampaikan pesan atau keinginan dari pihak komunikator kepada pihak komunikan agar
pihak komunikan mengerti dan atau melaksanakan pesan dan keinginan komunikator.

Imitasi

Tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai tokoh idealnya usaha meniru
atau tindakan tiruannya tidak selalu persis sama.

Sugesti

Pengaruh karena emosional/perasaan/kata hati tersentuh oleh pandangan, sikap, dan


anjuran dari pihak lain. Pengaruh ini sifatnya kualitatif, bukan kuantitatif yang selalu diukur
dengan korelasi regresif atau sejenisnya

Indentifikasi

Kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Indentifikasi me-ngakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi.

Simpati

Merupakan suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada pihak lain. Pada proses ini
perasaan seseorang sangat didorong untuk memahami pihak lain.

Empati

Kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif dari seseorang atau orang
lain dalam kondisi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut mera-sakan apa yang dirasakan
oleh orang lain tersebut, seperti rasa senang, sakit, susah dan bahagia.

Tertib sosial
102
Keadaan suatu masyarakat dengan kehidupannya yang teratur, dinamis, sebagai hasil dari
hubungan sosial yang harmonis dan selaras dengan norma dan nilai sosial dalam interaksi
masyarakat.

Dominasi

Penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lemah (dalam bidang politik, militer,
ekonomi, perda-gangan, olah raga, dsb).

Fanalisme

kercayaan terlalu kuat terhadap ajaran (politik, agama, dsb)

Konsisten

Tetap pada jalan tujuan dan tidak gampang berubah.

Kultur

Kebudayaan atau kebiasaan yang dianut masyarakat

Majemuk

Terjadi dari beberapa bagian yang merupakan kesatuan.

Partisapasi

Hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan peran serta.

Proses

Runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu, rangkaian tindakan


pemuatan atau pengolahan yang menghasilkan sesuatu.

Regenerasi

Pembaruan semangat dan tatasusila, penggantian generasi tua kepada generasi muda,
peremajaan.

Fakta

Keadaan, peristiwa yang merupakan kenyataan suatu yang benar-benar ada atau terjadi.

Individu

Orgasasi yang hidupnya berdiri sendiri secara fisiologi ia bersifat bebas (tidak mempunyai
hubungan organic dengan sesamanya).

Isolasi

Pemisahan suatu hal dari hal lain atau usaha untuk mengucilkan manusia dari manusia lain,
pengasingan atau keadaan terpencilnya suatu daerah karena jauh dari hubungan lalulintas.

Konflik
103
Pertentangan antara anggota masyarakat yang bersifat dalam seluruh kehidupan.

Kualitas

Tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, derajat, atau taraf.

Komunitas

Sekumpulan orang yang hidup dan saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu
masyarakat.

Moral

Ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak,
budipekerti, susila.

Psikologis

Berkenaan dengan psikologi yang berhubungan dengan proses-proses mental baik normal
maupun abnormal.

Perilaku

Tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.

Keteraturan sosial

Suatu kondisi dinamis di mana sendi– sendi bermasyarakat berjalan secara tertib dan teratur
sehingga tujuan bermasya-rakat dapat dicapai secara berdaya guna

Lembaga sosial

Suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting.
Sistem norma tersebut mencakup gagasan, aturan, tatacara kegiatan dan ketentuan sanksi

Organisasi sosial

Suatu jenis kelompok yang secara khusus diciptakan untuk melaksanakan tugas-tugas dan
memiliki struktur untuk menjalankan tugas tersebut.

Teguran

Teguran atau menegur adalah mengajak bercakap-cakap, mencela atau mengkritik,


memperingatkan atau menasihatkan dan mengganggu.

Pendidikan

Proses pengubahan sikap atau tata kelakuan seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, atau proses, perbuatan
dan cara mendidik.

Anda mungkin juga menyukai