Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas
ridho dan hidayahnya sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan “Laporan
Kegiatan Family Oriented Health Care” ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr. TA Larasati, M.Kes selaku dosen
pembimbing kami yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam
kegiatan FOHC ini.
Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui berbagai
hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini mesih jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak dan semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi pembaca.
Sekian dan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................i
DAFTAR TABEL.............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Tujuan ..................................................................................................3
1.3. Manfaat.................................................................................................4
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1. Identitas Keluarga................................................................................18
4.1.1. Rekam Medis Dokter Keluarga ................................................18
4.1.2. Genogram...................................................................................18
4.1.3. Bentuk Keluarga........................................................................18
4.1.4. Siklus Keluarga..........................................................................18
4.2. Keadaan Rumah ..................................................................................19
4.2.1. Denah ........................................................................................19
4.3. Keadaan Keluarga................................................................................20
4.3.1. Perencanaan keluarga.................................................................20
4.3.2. Family map ( menjelaskan hubungan anggota keluarga)..........21
4.3.3. APGAR family...........................................................................21
4.4. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga .......................................................22
ii
BAB 5 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................41
LAMPIRAN.....................................................................................................43
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar tilik Pertemuan Keluarga (Family Conference).................................5
2. Rekam Medis dokter keluarga.......................................................................8
3. Apgar Keluarga.............................................................................................10
4. SCREEM Keluarga.......................................................................................11
5. Identifikasi Masalah dalam Keluarga............................................................11
6. Prioritas Masalah dengan Metode USG........................................................13
7. Perumusan Masalah.......................................................................................16
8. Hipotesis........................................................................................................16
9. Matriks Intervensi.........................................................................................17
10. Family Wellness Plan..................................................................................17
11. Faktor Aktivitas berdasarkan Kelompok Aktivitas.....................................24
12. Kebutuhan energi keluarga..........................................................................25
13. Penyusunan Rencana...................................................................................25
DAFTAR GAMBAR
Gambarx Halaman
1. Genogram Keluarga......................................................................................8
2. Siklus Keluarga.............................................................................................9
3. Denah Rumah................................................................................................9
4. Family Map...................................................................................................9
5. Skema Manajemen Operasional Keluarga....................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
Perilaku dapat ditafsirkan sebagai kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk
hidup yang bersangkutan. Perilaku sehat adalah suatu respon
seseorang/organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku kesehatan ini
merupakan semua aktivitas seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak
dapat diamati( unobservable). Pemeliharaan kesehatan ini meliputi pencegahan
dan perlindungan diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan
kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit (Notoatmodjo, Soekidjo
2014).
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis
(Kementrian kesehatan RI, 2015).
Menurut Leave and Clark (1953), kedua bentuk pelayanan kesehatan ini
mempunyai ciri-ciri tersendiri. Jika pelayanan kesehatan tersebut terutama
ditujukan untuk menyembuhkan penyakit (curative) dan memulihkan kesehatan
(rehabilitative) disebut dengan nama pelayanan kedokteran. Sedangkan jika
pelayanan kesehatan tersebut terutama ditujukan untuk meningkatkan kesehatan
(promotive) dan mencegah penyakit (preventive) disebut dengan nama pelayanan
kesehatan masyarakat.
3
Sasaran kedua bentuk pelayanan kesehatan ini juga berbeda. Sasaran utama
pelayanan kedokteran adalah perseorangan dan keluarga. Sedangkan sasaran
utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kedokteran yang sasaran utamanya adalah keluarga disebut dengan
nama pelayanan dokter keluarga (family practice).Pelayanan dokter keluarga
merupakan salah satu upaya peningkatan kesehatan perseorangan di tingkat
primer yang memandang pasien sebagai bagian dari sebuah keluarga sehingga
peran dari semua anggota keluarga sangat diperlukan dalam upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan anggota keluarga lainnya
(Kementrian kesehatan RI, 2016).
Kegiatan FOCH meliputi kunjungan rumah (home visit) ke rumah Tn. RZ untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di keluarga tersebut. Setelah itu
akan ditentukan prioritas masalah yang diikuti dengan intervensi dan diakhiri
dengan evaluasi
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan Family Oriented Health Care (FOHC) ini yaitu:
1.2.1 Tujuan Umum
7 Mengidentifikasi risiko/masalah kesehatan pada aspek Gaya hidup keluarga √ 8 januari 2021
Menyusun prioritas risiko/masalah kesehatan dari 6 aspek tersebut serta
8 kajian √ 8 januari 2021
kondisi keluarga menggunakan SCREEM
Menyusun kajian masalah kesehatan berdasarkan “model operasional
9 masalah √ 8 januari 2021
kesehatan keluarga”
10 Menyusun matrix rencana pemecahan masalah kesehatan keluarga √ 8 januari 2021
Buat hipotesis konferensi (tujuan awal dan rencana pengmbangan FC) sesuai
11 √ 8 januari 2021
dengan no 9
Saat Konferensi ( persiapan menyusun rencana bersama keluarga)
12 Fase 1. Memberi salam (5 menit) √ 17 January 2021
Perkenalan, sapa setiap yang hadir, kontak mata, termasuk anak-anak . √ 17 January 2021
13 Fase 2. Menjelaskan tujuan dan menetapkan agenda. (5 menit) √ 17 January 2021
Atur prioritas bila terdapat lebih dari satu tujuan. Catat setiap konflik yang
√ 17 January 2021
timbul
14 Fase 3. Diskusikan masalah. (15 menit) √ 17 January 2021
Eksplorasi persepsi terhadap masalah dan bila mungkin solusi menurut
mereka.
Pada kesempatan ini, Anda bisa menyampaikan saran kepada mereka.
Tanyakan hal lain yang terjadi dalam keluarga yang berdampak pada
masalah tsb. √ 17 January 2021
Amati pola interaksi keluarga yang berulang : siapa yang bicara pertama
kali, siapa
yang sering, siapa yang berbeda pendapat. Hal ini menentukan bagaimana
strategi yang akan diambil)
15 Fase 4. Identifikasi sumber daya √ 17 January 2021
Buatlah bersama dengan mereka anggota keluarga, sumber daya keluarga,
kesehatan, sumber daya komunitas, yang dapat membantu mengatasi √ 17 January 2021
masalah
16 Fase 5. Susun rencana (10menit) √ 17 January 2021
a. Buatlah kesepakatan dengan mereka rencana penyelesaian masalah, dan
peran masing-masing anggota keluarga harus jelas. √
b. Tanyakan pada mereka di akhir sesi tentang apa yang akan terjadi
selanjutnya menurut mereka. √
17 17 January 2021
c. Periksa pemahaman dan keterlibatan setiap orang dengan rencana yang √
disarankan √
d. Beri kesempatan bertanya √
Ibu rumah
2 WRJ 0001080884169 S1 P
tangga
3 AM 0001960348195 - - L
4 AF 0002242547267 - - L
d. Siklus Keluarga
3.4. SCREEM
Aspek Sumber Daya Patologis
Anggota keluarga saling membantu satu
sama lain.
Social Hubungan keluarga dengan teman dan -
masyarakat dalam komunitas baik dan
berguna bagi keluarga
Kebudayaan memberikan kekuatan dan Partisipasi keluarga dalam
keberanian dalam keluarga. kegiatan kebudayaan dirasa
Cultural Kebudayaan saling membantu, peduli dan kurang disebabkan jarangnya
perhatian dalam komunitas dirasa berguna pelaksanaan kegiatan khusus
bagi keluarga yang terkait kebudayaan.
Agama sangat berguna bagi keluarga.
Religious Anggota komunitas keagamaan di -
lingkungan berguna bagi keluarga
Tabungan keluarga cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
Economic -
Pendapatan keluarga cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
Pendidikan dan ilmu pengetahuan yang ada
dalam keluarga cukup untuk mengerti
Educational informasi mengenai suatu penyakit dan -
berguna dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.
Pelayanan kesehatan tersedia bagi keluarga. Penyakit DM dan hipertensi
Medical Dokter, perawat, dan tenaga kesehatan yang diderita oleh Ny. RS
dalam komunitas berguna bagi keluarga. berisiko menurun pada Tn. RZ
Tabel 4. SCREEM Keluarga
3.9. Hipotesis
Hipotesis
Hipotesis pra-conference Tn. RZ dan Ny. WRJ belum mengetahui banyak mengenai pola
makan gizi seimbang, pentingnya berolahraga, dan bagaimana
cara mengelola jenis dan jumlah makanan nenek (Ny. RS)
Hipotesis pre-conference Tn. RZ dan Ny. WRJ sudah mengetahui banyak mengenai pola
makan gizi seimbang, pentingnya berolahraga, dan bagaimana
cara mengelola jenis dan jumlah makanan nenek (Ny. RS)
Tabel 8. Hipotesis
3.10. Matriks Intervensi
Hasil
Perencanaan Tahapan Intervensi
Intervensi
Materi
Tujuan Kegiatan Cara Pembinaan Ssaran Individu
Kegiatan
1. Keluarga Tn. RZ dapat “Cegah dan 1. Family Anggota 1. Menentukan waktu Evaluasi
mengetahui lebih banyak kontrol penyakit conference keluarga Tn.RZ dilakukan
2. Mempersiapkan stage
mengenai sindrom sindrom 2. Edukasi terutama Ny. H+3 pasca
3. Melakukan konseling dengan metode
metabolik dan pola hidup metabolik keluarga RS dan Tn. RZ family
family conference secara aktif terkait
sehat dengan kebiasaan dengan pola mengenai pola conference
masalah Ny. RS dan mencari
berolahraga hidup sehat ” hidup sehat dan
solusi penyelesaian bersama
2. Keluarga Tn. RZ dapat penyakit
4. Menyusun bersama program terkait
menerapkan pola makan sindrom
pola hidup sehat selama 3 hari kedepan
gizi seimbang metabolik
Tabel 9. Matriks Intervensi
BAB 4
PEMBAHASAN
Kelayakan Bangunan hunian dilihat berdasarkan aspek luas lantai per kapita dan
jenis, kondisi, dan ketahanan material atap, lantai dan dinding.
Jumlah penghuni rumah adalah 5 anggota orang keluarga dan 1 orang asisten
rumah tangga. Luas lantai bangunan adalah 225m2 . Maka luas lantai per kapita
adalah (225)/(5 anggota keluarga)= 45m2 (> 7,2 m2 = memadai)
Jenis, kondisi, dan ketahanan atap, lantai, dan dinding yang digunakan dalam
rumah baik dan memenuhi persyaratan kesehatan (tidak menggunakan bahan
kimia berbahaya, mudah dalam pembersihan (dinding dan lantai), dan tahan
dalam jangka waktu yang panjang).
Berdasarkan luas lantai per kapita dan jenis, kondisi dan ketahanan atap. Lantai
dan dinding, rumah keluarga Tn. RZ tergolong layak huni
2.Ny. WRJ
Tekanan darah : 90/70mmHg
Berat badan : 43 kg
Tinggi badan : 160 cm
IMT : 16.8
3.Ny. RS
Tekanan darah : 160/100mmHg
Berat Badan : 52kg
Tinggi badan : 155cm
IMT : 21.6
4.An. AM (6,5thn)
Berat badan : 21kg
Tinggi Badan : 131cm
IMT : 12.23 (-3 sampai-2SD)(kurus)
5.An. AF(3,5thn)
Berat badan : 17 kg
Tinggi badan : 106cm
IMT : 15.1 (-1SD) (normal)
BB/U : +1 SD (gizi baik)
TB/U : +1 SD (Normal)
Berdasarkan data diatas didapati bahwa Tn. RZ mengalami Obesitas tingkat 1
dan Ny. WRJ mengalami berat badan kurang dan untuk An. AM(6,5 tahun)
masuk kategori kurus dimana IMT/U untuk 6 tahun 6 bulan masuk kedalam
-3sampai -2 SD. Sedangkan An. AF (3.5 tahun(44bulan)) masuk kategori normal
untuk IMT/U (-2sampai+2SD) normal untuk TB/U(-2sampai+2SD) dan gizi
baik untuk BB/U( -2sampai +2SD). Ny. RS memiliki IMT normal. Untuk indeks
apakah kebutuhan kalori harian dan bagaimana asupan gizi secara mendetil dari
keluarga Tn. RZ kami melakukan penilaian menggunakan Food Recall pada diet
Ny. RS selama 2 hari dan SQFFQ pada anggota keluarga lainya yang diminta
untuk diisikan selama 7 hari yang akan di dapatkan datanya pada hari sabtu 16
Januari 2020.
Perhitungan Kebutuhan Energi
Untuk menghitung kebutuhan energi dapat menggunakan rumus
Kebutuhan Energi = BMR(Basal Metabolic Rate) + SDA(Spesific Dinamic Action) +
Faktor Aktivitas Fisik + Faktor pertumbuhan
Penghitungan BMR dan SDA Keluarga
Untuk menghitung BMR digunakan rumus Harris Benedict (1919)
Faktor aktivitas berdasarkan berat ringannya jeni aktivitas dan jenis kelamin
Kelompok Aktivitas Jenis Kelamin Faktor Aktivitas
Laki - laki 1.56
Ringan
Perempuan 1.55
Laki - laki 1.76
Sedang
Perempuan 1.70
Laki - laki 2.10
Berat
Perempuan 2.00
Tabel 11. Faktor Aktivitas berdasarkan Kelompok Aktivitas
Tn. RZ, Ny. RS, An. AM, dan An. AF tergolong dalam kelompok aktivitas
ringan sedangkan Ny. WRJ tergolong kelompok aktivitas tinggi.
Faktor pertumbuhan
Faktor pertumbuhan ditambahkan apabila subjek pengukuran adalah seorang
wanita yang sedang hamil dan/atau menyusui serta anak dan remaja yang
sedang dalam tahap pertumbuhan. Pada keluarga Tn. RZ, yang memenuhi
kriteria ini adalah An. AM dan An. AF. ambahan energi pada fase pertumbuhan
Berdasarkan rumus di atas, maka didapatkan kebutuhan energi keluarga sebagai
berikut:
Kebutuhan
N Umur
Anggota Keluarga BB (kg) TB (cm) BMR SDA Energi
o (tahun)
(kkal)
1 Tn. RZ 82 178 36 1834.6 183.46 3148
2 Ny. WRJ 43 160 33 1200.7 120.07 2245
3 An. AM 21 131 6.5 964.5 96.45 1697
4 An. AF 17 106 3.5 807.9 80.79 1420
5 Ny. RS 52 155 61 1146.5 114.65 1955
Tabel 12. Kebutuhan energi keluarga
Didapatkan data SQFFQ keluarga Tn.RZ namun data tersebut tidak dapat
digunakan karena kesalah pahaman keluarga dalam pengisisan data sehingga
yang diisikan adalah data satu keluarga bukan data per orang dalam form
SQFFQ namun data satu keluarga dalam satu form dikarenakan Ny. WRJ
menuliskan kebutuhan yang ia masak untuk satu keluarga.sedangkan Food
Recall didapatkan data hasil food recall dari Ny. RS sebagai berikut.:
Hari 1
Banyaknya yang
Hari 2
Banyaknya yang
Dari hasil food recal Ny Rs untuk kebutuhan kalorinya sudah terpenuhi namun
untuk proporsi jumlah karbihidrat lemak dan protein, serta proporsi selingan
yang masih tidak sesuai, maka dilakukan intervensi dengan pengaturan pola
makan sesuai dengan pola makan diet DM tipe IV atau 1900 kkal.
Pada keluarga ini, hanya Tn. RZ yang terkadang berolahraga(bersepeda1x dalam
seminggu).. Tn RS beserta anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan minum
alkohol juga merokok. Namun Tn RS mempunyai riwayat pernah merokok dan
telah berhenti sejak tahun 2013
4.9. USG
Masalah :Ny. RS menderita penyakit Sindrom Metabolik (DM, HT,
Dislipid, Dispepsia)
Nilai Urgensi (3) karena sindrom metabolik yang diderita oleh Ny. RS merupakan
penyakit yang sudah lama diderita dan keberlangsungan penyakitnya juga akan
cukup lama. Namun mengingat umur nenek yang tergolong lansia juga menjadi
pertimbangan bahwa intervensi sebaiknya dilakukan segera. Tn. RS yang
mengalami risiko mengalami DM tipe 2 yang diturunkan oleh orangtuanya juga
perlu untuk mendapat intervensi berupa pengetahuan tentang sindrom metabolik
dan DM. Oleh karena tidak terlalu condong ke arah situasi yang urgen namun juga
dirasa sebaiknya dilakukan segera, maka skor Urgensi diberi 3 poin.
Nilai Severity/seriousness (5) karena Ny. RS merupakan seorang wanita yang
mengidap penyakit lain selain sindrom metabolik yaitu dispepsia, yang mana hal
ini dianggap cukup membahayakan si nenek dalam konsumsi pangan yang
dimakan oleh nenek. Selain itu, batasan/ pantangan yang terlalu banyak akan
berdampak juga pada gizi Ny.RS. Selain itu, bisa juga berdampak pada sisi
psikologis Ny. RS yang akan mengeluh bosan dan tidak nyaman dengan
keadaannya. Menimbang hal tersebut, maka kami memberi poin 5 pada
Severity/seriousness.
Nilai Growth (4) karena dampak yang akan terjadi oleh penyakit ini dapat secara
langsung/cepat dirasa oleh nenek (Ny. RS), contohnya ada saat nenek merasa
pantangan terlalu banyak sehingga jenis konsumsinya hanya terbatas pada
beberapa jenis makanan saja. Hal ini akan berkembang menjadi kurangnya gizi Ny.
RS dari waktu ke waktu dan juga akan memperburuk kondisi penyakit yang
dideritanya. Ada juga kejadian dimana kadar gula dalam darah Ny. RS yang tidak
terkontrol karena konsumsi yang masih kurang sesuai dengan kondisi Ny. RS.
Setelah semua komponen mulai dari input hingga impact terpenuhi, sistem
manajemen operasional keluarga dapat disusun dalam suatu bagan yang bisa
dilihat di lembar laporan sebelumnya
1. Menerapkan pola makan seimbang dengan variasi makanan beragam bagi Ny. RS sesuai
dengan tipe diet DM 1900
Sesuai dengan judul rencana, ntervensi ini bertujuan untuk menerapkan pola makan
seimbang dengan variasi makanan beragam bagi Ny. RS sesuai dengan tipe diet DM
1900. Rencana intervensi ini dilaksnakan oleh Ny. RS sejak tanggal 18 Januari 2021
hingga 20 Januari 2021.
Hari I
Banyak yng dimakan
Waktu Nama Makanan Asal Pangan Keterangan
URT Berat
Nasi 3/4 gelas 100 Beras 175kkal
Gamblas (oyong) 1 buah 60 Sayuran -
Pagi
Tahu 2 potong 50 Kedelai 75kkal
Ikan 1 potong 100 Ikan 50kkal
Selingan Apel 1 buah 85 Apel 50kkal
Nasi 3/4 gelas 100 Beras 175kkal
Sawi 1/2 gelas 50 Sayuran 12.5kkal
Siang
Tempe 2 potong 50 Kedelai 75kkal
Daging sapi 1 potong 35 Daging sapi 75kkal
Selingan Kacang hijau 2 sdm 20 Kacang- kacangan 75kkal
Nasi 3/4 gelas 100 Beras 175kkal
Malam Ketimun 1/2 gelas Sayuran -
Ikan segar 1 potong 50 Ikan 50kkal
Total Kalori 987.5
Hari II
Banyak yng dimakan
Waktu Nama Makanan Asal Pangan Keterangan
URT Berat
Nasi ¾ gelas 100 Beras 175kkal
Labu air Sayuran -
Pagi
Tempe 2 potong 50 Kedelai 75kkal
Telur 1 butir 55 Telur 75kkal
Pisang 1 buah 50 Buah- buahan 50kkal
Selingan
Kacang hijau 2 sdm 20 Kacang- kacangan 75kkal
Nasi ¾ gelas 100 Beras 175kkal
Daun katuk ½ gelas 50 Sayuran 25kkal
Siang
Tahu 2 potong 50 Kedelai 75kkal
Ikan segar 1 potong 50 Ikan 50kkal
Pisang 1 buah 50 Buah- buahan 50kkal
Selingan
Bakso 5 buah 85 Daging sapi 37.5kkal
Nasi ¾ gelas 100 Beras 175kkal
Malam Kangkung 1 gelas 100 Sayuran 25kkal
Udang segar 5 ekor sedang 35 Udang 50kkal
Total Kalori 1112.5
Hari III
Banyak yng dimakan
Waktu Nama Makanan Asal Pangan Keterangan
URT Berat
Nasi ¾ gelas 100 Beras 175kkal
Tauge 1 gelas 100 Kacang hijau 25kkal
Pagi
Tahu 2 potong 50 Kedelai 75kkal
Ikan 1 potong 100 Ikan 50kkal
Apel 1 buah 85 Buah- buahan 50kkal
Selingan
Singkong 3 potong 300 Ubi kayu 525kkal
Nasi ¾ gelas 100 Beras 175kkal
Labu Siam ½ gelas 50 Sayuran 12.5kkal
Siang
Tempe 2 potong 50 Kedelai 75kkal
Ikan 1 potong 100 Ikan 50kkal
Pisang 1 buah 50 Buah- buahan 50kkal
Selingan
Jagung 1 buah 100 Jagung 75kkal
Nasi ¾ gelas 100 Beras 175kkal
Malam
Soto 1 mangkok Beras dan ayam 312kkal
Total Kalori 1824.5
Dalam pemenuhan jenis makanan, Ny. RS dibantu oleh Ny. WRJ (untuk membeli bahan,
memasak dan menyajikan makanan)tetapi terkadang Ny. RS juga ikut memasak makanan.
Pada hasil intervensi terlihat jenis makanan lebih beragam dibandingkan jenis makanan
sebelum intervensi. Ini mengartikan target pencapaian intervensi berupa keberagaman variasi
jenis makanan tercapai namun untuk kebutuhan jenis kalori masih kurang dikarenakan untuk
porsi karbohidrat pada makan pagi siang dan malam masih belum benar dimana yang
dianjurkan total porsi karbohidrat dalam sehari adalah 5,5 porsi hanya terpenuhi 3 porsi pada
hari I, hari II. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil hari ke 2 dan 3 dimana pola makan
selingannya bertambah dikarenakan dirasa tidak memenuhi kebutuhan kalori, pada hari ke III
didapatkan hasil kebutuhan kalori yang dirasa cukup dan mendekati target kebutuhan kalori
namun untuk porsi selingan dan karbohidrat pada makan pagi siang dan malam masih belum
benar. Sehingga target capaian bisa dibilang belum tercapai.
Dalam pelaksanaannya, kendala yang terjadi adalah masih adanya kekhawatiran Ny. RS akan
jenis makanan baru yang dirasa akan berpengaruh buruk bagi kesehatannya (berdasarkan
ilmu pengetahuan yang ada dalam dirinya), contohnya seperti udang yang dirasa berdampak
parah apabila dimakan, padahal kenyataannya dalam diet DM, udang masih bisa dimakan
dalam jumlah tertentu (bukan berarti sama sekali tidak boleh) hal tersebut juga membuat Ny.
RS membatasi porsi makanan nasi nya sehingga menyebabkan ketidak cukupannya kalori
pada hari I dan II. Hambatan lainnya adalah kebiasaan makan yang sama berulang kali
sebelumnya menyebabkan masih munculnya kebiasaan makan jenis makanan tertentu,
contohnya tahu tempe dan singkong.
2. Memulai kebiasaan olahraga tingkat latihan fisik cukup sesuai panduan Depkes
Tingkat latihan fisik cukup menurut Depkes adalah latihan fisik 3 kali seminggu, dengan
target denyut nadi 120-130 kali per menit, durasi latihan 30-40 menit, dan dengan
tipe/jenis aerobik 1 dan 2
Nama Durasi
N
anggota Waktu olahraga berolahrag Tipe/jenis aerobik Tempat Kendala
o
keluarga a
19 Januari 2021 Lingkungan
1 Tn. RZ 50 menit Jalan santai dan bersepeda
Sore hari (pukul 17.30-18.20) sekitar rumah
19 Januari 2021
3 Ny. RS Pagi hari (pukul 09.30-09.40) 30 menit Jalan santai Dalam rumah
Sore hari (Pukul 16.00-16.20)
19 Januari 2021
Lapangan
4 An. AM Pagi hari (pukul 10.00-10.15) 35 menit Bersepeda
halaman rumah
Sore hari (pukul 17.00-17.20
19 Januari 2021
Lapangan
5 An. AF Pagi hari (pukul 10.00-10.15) 35 menit Bersepeda
halaman rumah
Sore hari (pukul 17.00-17.20
Sama dengan judul rencana, ntervensi ini bertujuan untuk memulai kebiasaan olahraga
tingkat latihan fisik cukup sesuai panduan Depkes dalam keluarga. Rencana intervensi
ini dilaksnakan oleh seluruh anggota keluarga pada tanggal 19 Januari 2021 dan
disarankan untuk dilanjutkan untuk 3 kali seminggu.
Berdasarkan ketentuan Depkes untuk durasi dan jenis olahraga sudah tercapai, namun
untuk frekuensi dalam seminggu belum bisa ditentukan, dan target denyut nadi juga tidak
tercatat oleh anggota keluarga sehingga belum tau sejauh mana intensitas olahraganya
apkah mencapai target atau tidak.
3. Menerapkan aplikasi Calori counter dalam keluarga
Sama dengan judul rencana, intervensi ini bertujuan untuk menerapkan aplikasi Calori
counter dalam keluarga. Rencana intervensi ditujukan bagi Tn. RZ dan Ny. WRJ, karena
dilihat dari indeks massa tubuh, keduanya tergolong belum ideal (Tn. RZ overweight dan
Ny. WRJ underweight).
Dalam pelaksanaannya, terdapat kendala yaitu belum terbiasa dalam penggunaan aplikasi
sehingga masih sering terlewat untuk memasukkan daftar makanan ke dalam aplikasi
tersebut. Untuk pencapaian target dari rencana ini belum tecapai.
BAB 5
PENUTUP
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
Kegiatan FOHC (Family Oriented Health Care) Blok IKKOM ini dengan lancar dan tanpa
suatu halangan apapun. Kami juga bersyukur bisa menyelesaikan penyusunan laporan FOHC
ini. Kami mengucapkan terimakasih terkhusus kepada dosen pembimbing kami, Dr. dr. TA.
Larasati, S. Ked., M. Kes, yang telah banyak membantu dalam proses pelaksanaan FOHC ini.
Begitu pula kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga binaan kami yaitu keluarga Tn.
RZ yang bersedia dengan segala keramahan dan keterbukaannya bagi kami untuk melakukan
praktik FOHC dalam keluarganya. FOHC yang kami laksanakan berlangsung kurang lebih
selama 2 minggu yang mana dimulai dari perencanaan hingga penyusunan laporan ini.
Melihat dari tujuan dilaksanakan FOHC ini, yaitu mampu mengidentifikasi masalah dan
risiko kesehatan individu & keluarga serta menerapkan tindakan promosi dan pencegahan
sesuai pengetahuan yang telah diperoleh untuk mengatasi masalah kesehatan secara
professional, kami merasa sudah mampu melaksanakannya dengan bantuan panduan dan juga
bimbingan dosen pembimbing kami. Pelaksanaannya mungkin masih belum sempurna dan
masih terdapat beberapa perbaikan, namun tahapan yang ingin dicapai dirasa sudah berhasil
dilaksanakan.
Selama berkuliah di fakultas kedokteran, pengalaman melakukan kegiatan bersama keluarga
bukanlah hal yang pertama bagi kami. Karena sebelumnya sudah beberapa kali turun
langsung ke masyarakat melakukan kegiatan yang melibatkan keluarga, contohnya,
pengumpulan data kesehatan anak balita, penghitungan gizi balita, dan kegiatan lainnya.
Meskipun sudah memiliki pengalaman berkegiatan dengan keluarga, FOHC ini kami rasa
memberi suatu pengalaman yang baru dan lebih berkesan bagi kami dibanding kegiatan-
kegiatan yang sebelumnya. Pengalaman kegiatan FOHC dirasa lebih dekat dan lebih
mengenal keluarga dengan segala karakteristiknya secara mendalam. Hal ini memberikan
kami pandangan yang lebih luas tentang kedokteran terutama kedokteran keluarga. Kami
mendapat pengalaman langsung bahwa kesehatan suatu individu sangat dipengaruhi oleh
41
orang- orang terdekatnya yaitu keluarga. Dengan mengenal lebih tentang keluarga individu,
kami dapat lebih mengenal pribadi dan dapat melakukan tindakan apa yang pantas dan sesuai.
Oleh karena itulah, kami merasa pengalaman ini memberikan kami pelajaran bahwa keluarga
juga memegang peran penting dalam kesehatan.
Selain pengalaman dalam hal menjadi mahasiswa kedokteran, kami juga merasa pengalaman
FOHC ini memberikan kami pelajaran agar lebih cakap dalam bersosial terutama dalam
melakukan interaksi secara interpersonal. Komunikasi verbal dan non verbal sangat dilatih
dalam kegiatan ini. Bagaimana perlunya kepandaian untuk mengulik lebih banyak tentang
kelaurga dan juga tetap menjaga etika sangat diperlukan.
Secara garis besar, kami merasa puas telah melaksanakan kegiatan FOHC ini, proses yang
bisa dibilang tidaklah mudah dan beberapa bersifat baru ternyata dapat kami selesaikan tanpa
adanya hambatan yang berarti. Selain dalam berproses, kami juga merasa sangat puas dapat
melakukan kegiatan yang memberikan kami pengalaman dan pelajaran baru selama berkuliah
di fakultas kedokteran ini. Kami mendapat nilai tambah dalam hal pengalaman dan proses
dalam pembelajaran. Melakukan peran sebagai dokter keluarga dengan keluarga yang nyata
dan berinteraksi langsung juga memberikan kami gambaran bagaimana nanti saat berprofesi
sebagai dokter.
Demikianlah refleksi diri yang bisa kami sampaikan, kami menyarankan agar kegiatan FOHC
ini dapat lebih berkembang di kemudian hari dalam memberikan pengalaman dan kompetensi
dalam pendidikan kedokteran terutama kedokteran keluarga Segala bagian yang baik agar
dapat diteruskan dan dikembangkan, sedangkan yang masih kurang dapat dibenahi.
DAFTAR PUSTAKA
Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia Yang disahkan pada 10 Desember 1948.
Gambar . Foto bersama Keluarga (dari kiri ke kanan: Tn. RZ, An. AM, Ny. WRJ, Ahmad
Hafid, Herman Fransiskus S.) (saat pengamnbilan foto, Ny. RS dan An. AF edang
beristirahat)