Denny Anggoro 20
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D
Konsultasi adalah situasi dimana pasien meminta informasi kesehatan, saran dan terapi dari seorang dokter.
Dalam praktek umum, seorang dokter keluarga diharapkan mampu berhadapan dengan hampir 90% masalah
kesehatan masyarakat yang datang kepadanya. Seharusnya setiap praktek dokter keluarga akan menjadi
tempat pertama bagi semua pasien dengan semua keluhan atau masalah kesehatan tetapi di negara kita hal
itu tidak sepenuhnya terjadi karena berbagai faktor dan salah satunya kurangnya pengetahuan dan keilmuan
serta kemampuan dan pengalaman dari seorang dokter dalam hal memberikan edukasi dan konsultasi.
Untuk sisanya, dokter keluarga tersebut harus merujuk pasiennya ke seorang konsultan atau spesialis untuk
mendapatkan pendapat ahli.
Goh, et al., 2004
Referral
The referral is a situation when a family physician refers his patient for his expert opinion, treatment or
both.
The consultant specialist takes over the management of this referred patient and subsequently refers the
patient back to the family physician after the treatment has been completed.
Rujukan
Rujukan adalah situasi dimana seorang dokter keluarga merujuk pasiennya untuk mendapatkan pendapat,
pengobatan, atau keduanya dari seorang ahli.
Konsultan spesialis mengambil alih manajemen atas pasien yang dirujuk padanya dan seharusnya merujuk pasien
tersebut kembali ke dokter keluarga setelah pengobatan selesai.
Goh, et al., 2004
Preparation of consultation
1. Having a good knowledge
2. Having a good skill (especially in communication skill)
3. Having a good attitude
1) Pengetahuan
Dalam bekerja pada semua komunitas dokter keluarga membutuhkan 3 jenis tipe pengetahuan yaitu:
1. Pengetahuan klinik dasar.
2. Pengetahuan tentang komunitas pasien (kultur, adat, ekonomi dll) dan kecenderungan/trends yang ada pada
komunitas tersebut.
3. Pengetahuan tentang komunitas profesinya (penggunaan teknologi terbaru,bentuk pelayanan terbaru dll)
dan kecenderungan/trends yang ada pada komunitasnya.
2) Ketrampilan
Seorang dokter membutuhkan 4 jenis ketrampilan agar menjadi dokter keluarga yang efektif
1. Ketrampilan2 klinis secara umum, praktis/berguna dan sesuai prosedur
2. Ketrampilan2 klinis khusus dari praktek dokter umumnya. Diantaranya:
Hubungan dokter-pasien
Konseling dan edukasi kesahatan
Ketrampilan dalam menangani pasien2 khusus (pasien penyakit kronis, pasien dengan masalah
keluarga dll)
Dll
3. Ketrampilan2 untuk mengelola sumber daya yang ada.
4. Ketrampilan2 untuk mengelola prakteknya.
3) Sikap yang baik
Goh, et al., 2004
1. Mencari tahu mengapa pasien datang (alasan pertemuan / kedatangan), lalu dari sana lanjutkan untuk mencari
tahu lebih dalam dengan anamnesis :
a. Perjalanan alamiah dan riwayat sakit pasien
b. Pikiran, kekhawatiran, dan harapan pasien
c. Efek dari masalah itu terhadap pasien dan orang orang penting yang ada di sekitarnya (keluarga)
2. Pertimbangkan masalah masalah lain yang mungkin dimiliki pasien berupa :
a. Masalah yang sering terjadi
b. Faktor faktor resiko
3. Pilihlah bersama dengan pasien tindakan apa yang cocok untuk mengahadapi setiap masalahnya (dalam praktek
umum, diperlukan suatu prioritas sebuah tindakan, jika pasien memiliki lebih dari satu masalah. Selesaikan
masalah utama yang membuat ia menemui pasien, masalah yang lain bisa menyusul kemudian)
3. Prevention of disease:
Patient may request for prevention in health which may have risen out of anxiety (important for
FD to pick this up):
* well person care (well-child/ well-woman clinic, well center)
22 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...
Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 23
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D
* routine immunizations
* pre-employment/ retirement check up
* periodic health examination (PHE)
FD can adopt opportunistic screening to detect disease at an early stage
5. Problems of living:
Problems may arise as a result of:
* personality disorders (hypochondriacs, alcoholism, drug addiction)
* family related situations (the empty nest syndrome, bereavement)
* work related situations (unemployment, shift work)
* the community (problems of a minority race, immigrants, social delinquents)
6. Seeking reassurance
Patients frequently present their symptoms rather than express their fears; consequently, doctors
may achieve a diagnosis & proceed w/ treatment without recognizing the patients major problem
Patients interviewed at the end of consultations seldom received adequate reassurance, many
found their experience alarming rather than comforting (Cartwright, UK)
6. Memerlukan Penenangan
Pasien seringkali datang dengan tanda- tanda keluhan fisik dibandingkan menunjukkan gejala kekhawatiran
ketakutannya, sehingga konsekuensinya dokter biasanya akan membuat suatu diagnosis dan memberikan suatu
pengobatan secara klinis tanpa menyadari masalah pasien yang utama
Pasien yang diwawancarai pada akhir konsultasi jarang sekali menerima penenangan yang mereka butuhkan,
kebanyakan dari mereka bahkan mendapatkan bahwa penyakit mereka harus lebih diwaspadai dibandingkan
keadaan yang menenangkan dari dokternya (Cartwright,UK)
Goh, et al., 2004
Our job as effective doctors is to elicit if the symptom has a special meaning & concern to the
patient
We could begin to help the patient
Tugas kita sebagai dokter yang efektif memunculkan tanda tanda sakit yang memiliki makna dan kekhawatiran yang
berarti bagi pasien
Ketika pasien memasuki ruang konsultasi anda, 1 menit pertama merupakan hal yang paling penting.
a. Buatlah pasien anda merasa anda (sebagai dokter) menerima kedatangannya dengan senang, termasuk juga
keluarganya. Sapalah mereka semua.
b. Tunjukkan ia kursinya, buatlah ia nyaman dan merasa senang
c. Awal kalimat pembuka juga merupakan hal yang penting
d. Jalinlah hubungan yang baik
e. Kontak mata selalu penting, bahkan disela sela menulis rekam medis pun, anda perlu menjaga hubungan kontak
mata.
f. Bahasa tubuh menunjukkan kepada pasien sikap anda. Pasien akan mengetahui apakah anda memberi perhatian atas
masalahnya atau tidak
Goh, et al., 2004
Pasien datang dengan keluhan-keluhan yang tidak spesifik (tidak terdeferensiasi), yang masih
awal, meliputi faktor-faktor psikologis & sosial
Masalah-masalah & keluhan-keluhan mungkin dinyatakan secara tidak langsung atau dalam
banana non-verbal
Banyak informasi yang dinyatakan oleh pasien tidak bermanfaat ("noise") dalam pemecahan
masalahnya
Gejala-gejala berubah dengan makin lanjutnya keadaan sakit dan mungkin mempunyai nilai
diagnostik yang berbeda pada tahapan keadaan sakit yang berbeda
Masalah-masalah sering tidak dinyatakan dengan urutan prioritas
Tanda-tanda fisik mungkin minimal atau tidak ada
Kedaan sakit atau masalah sering merupakan suatu campuran kompleks elemen-elemen fisik,
psikologis & sosial-ekonomi
Seorang pasien mungkin datang dengan keadaan sakit/masalah yang multipel
Terdapat insidensi yang tinggi dari keadaan sakit yang jangka pendek & akut, banyak yang bersifat
sementara& sembuh sendiri (self-limiting)
Dokter keluarga bisa menggunakan, melalui hubungannya yang kontinyu dengan pasien,
pengetahuan yang personal & dekat tentang pasiennya, untuk mendiagnosis atau memahami
masalah-masalah pasien.
More often the family physician makes a patient-oriented comprehensive diagnosis, comprising details
of the patient as a person, his lifestyle, his family, and his environment, and of the specific anxieties
(of the patient or his family) connected with his symptoms and physical signs (actually a definition of
the patient's problems).
Seringkali dokter keluarga membuat diagnosis komprehensif yang berorientasi terhadap pasien, berisi rincian secara
detail pasien sabagai individu, gaya hidupnya, keluarganya, dan lingkungannya. Serta juga kecemasan kecemasan yang
terjadi pada pasien dan keluarganya yang berhubungan dengan tanda - tanda dan gejala gejala fisik (yang
sebenarnya merupakan pengertian atas masalah masalah pasien)
Goh, et al., 2004
Keputusan yang diambil oleh seorang Dokter keluarga terkadang harus terjadi dibawah tekanan atas singkatnya
waktu yang tersedia untuk tiap kali konsultasi, dan ia harus membedakan dari kondisi penyakit awalnya(biasanya
yang datang ke dokter keluarga adalah pasien dengan keluhan keluhan akut), keadaan sakit yang terjadi
merupakan penyakit penyakit minor, atau merupakan suatu penyakit yang serius, yang memerlukan kondisi
penanganan segera.
Namun dengan kontak yang terus menerus dengan pasien dan keluarganya , seorang dokter keluarga akan mampu
mengobservasi dan mengenal pasiennya dengan lebih baik seiring berjalannya waktu, sehingga ia bisa
menggunakannya sebagai alat alat untuk diagnosisnya (bahkan untuk manajemen sakit pasien tersebut)
Oleh karena itu, dokter keluarga haruslah mempunyai tingkat kecurigaan yang tinggi, dengan perspektif luas
(melalui ilmunya) dan pengalaman (berdasarkan pengetahuan atas epidemiologi penyakit penyakit, perjalanan
alamiah penyakit, dan status normal atas diri pasien pasiennya). Status normal disini maksudnya adalah
karakteristik, watak, keadaan rumah dan lingkungan pasien.
Goh, et al., 2004
5. Haptics (Touch):
jabat tangan, pegangan tangan, tepukan di punggung/ pundak, gosokan di lengan, tos 5 jari
di udara, ketrampilan pemeriksaan fisik (palpasi, perkusi, auskultasi)
6. Karakteristik Fisik:
status kesehatan, bentuk tubuh, warna kulit, kelainan kulit, karakteristik bau mulut
(konsumsi alkohol, penderita ketosis diabetik & uremia)
7. Lingkungan:
mebel, dekorasi ruangan
CONSULTATION MODEL
Stott-Davis Consultation Framework
A B
Management of presenting problems Modification of help-seeking behavior
C D
Management of continuing problems Opportunistic health promotion
Tabel di atas menjelaskan Metode Konslutasi Stott - Davis yang diperluas dalam pelayanan kesehatan di rumah :
A. Penilaian lingkungan (lingkungan fisik dan sosial), apakah perlu dimodifikasi. Contohnya : Rumah yang dihuni
seorang lanjut usia yang memiliki banyak tangga, perlukah kamarnya diletakkan di bawah, atau perlukan ia
tinggal bersama anaknya yang lain..?
B. Pengembangan fungsi (Activities of Daily Living and Instrumental Activities of Daily Living Aktivitas
Kehidupan sehari hari atau Instrumen kehidupan sehari hari). ADL meliputi makan minum, olahraga, dan
kegiatan sehari hari lainnya. Sedangkan IADL, contohnya : siapa yang akan menghitung uangnya,
tabungannya, dan lain lain
Goh, et al., 2004
Counseling Skills
Counseling process:
The medical consultation is a helping process
Often, the help required is not a prescription for medicines, but helping the person deal w/ the
problems at hand or COUNSELING
Helping may need only a one-time encounter or more than one session needed
The relationship established is specific & purposeful, aiming at dealing w/ the problem
presented
Keterampilan Konseling
Proses Konseling
Konsultasi medis merupakan proses untuk membantu
Seringkali, bantuan yang dibutuhkan bukanlah merupakan resep obat, tetapi membantu seseorang tersebut
menghadapi masalahnya dan dilakukan melalui konseling
Bantuan (konseling) tersebut mungkin hanya membutuhkan satu kali pertemuan atau mungkin juga
membutuhkan beberapa kali pertemuan
Hubungan yang dibangun bersifat spesifik dan memiliki tujuan agar pasien bisa menghadapi masalah
masalah yang timbul.
Goh, et al., 2004
Counseling Stages
Langkah langkah Konseling
Three Stages of Counseling: Tiga langkah Konseling
I: Relationship building I : Membangun hubungan
II : Eksplorasi dan Pemahaman
II: Exploration & understanding
III : Diskusi Rasional
III: Rational Discussion
Stage I: Relationship building
The counselor must be ready & willing to ATTEND to the counselee
Involves listening carefully and understanding the feelings & thoughts conveyed
Skills needed: structuring, paraphrasing, reflecting of feelings, and summarizing
Langkah I : Membangun Hubungan
Konselor harus siap dan mau untuk memberi perhatian kepada pasien
Meliputi kemampuan mendengar aktif (secara hati hati) dan memahami perasaan dan fikiran yang disampaikan
pasien
Keterampilan yang dibutuhkan : struktur kalimat, parafrasi, refleksi perasaan dan menyimpulkan
Goh, et al., 2004
Stage II: Exploration & Understanding
The counselor enters further into the counselees world
The counselor must attempt to gain better understanding of the person
Skills needed: probing, information giving & clarification to ascertain the meaning of
messages & feelings that the counselee is conveying
Aims: to enable the counselee to gain better understanding of himself, his situation, and the
problem he is presenting
The counselee is helped to deal w/ himself & be motivate to engage in rational discussion for
problem solving
BATHE (Background-Affect-Trouble-Handling-Empathy)
Using SOAP to BATHE [SOAP = Support-Objectivity-Acceptance-Present focus]
Tekhnik BATHE dalam Konseling
1. Dokter yang sibuk akan mampu membantu pasiennya dengan mengaplikasikan metode Stuart dan Lieberman 15
menit yang mencakup 1 jam, pada konseling pelayanan primer
2. BATHE latar belakang, Afek, Masalah, Cara menghadapi, Empati
3. Menggunakan metode SOAP (Dukungan Objektivitas Penerimaan Fokus pada situasi saat ini)
Untuk lebih mudahnya tekhnik ini disebut SOAP to BATHE sabun yang digunakan untuk mandi
BATHE
Background: assessing what is the background situation
Ask about possible areas of psychological problems:
How are things at home? At work?
Whats different in your life between now & before?
Latar belakang : penilaina atas latar belakang situasi
Tanyakan tentang area area yang mungkin menyebabkan masalah masalah psikologis
Bagaimana keadaan di rumah pak? Pekerjaan bagaimana pak, baik?
Apa yang berbeda dalam hidup anda sekarang dan sebelumnya?
SOAP
Support
Normalize problems as common dilemmas
Lots of people struggle w/ similar problems?
Help the patient to focus on strengths
What resources could you use to deal with this?
Dukungan
Normalisasikan masalah sebagai dilema yang biasa
Banyan sekali orang orang yang berjuang dengan masalah yang sama dengan anda
Bantulah pasien untuk tetap fokus pada kekuatannya
Sumberdaya apa yang dapat anda gunakan untuk menghadapi masalah ini?
Objectivity
Encourage patients to ask themselves how realistic their thoughts & feelings are (reality tests)
Whats the worse thing that could happen?
How likely is that?
Objektivitas
Mendorong pasien untuk bertanya pada dirinya sendiri seberapa realistiskah fikiran dan perasaan mereka (dengan
tes tes realistis)
Hal terburuk apa yang mungkin terjadi?
Bagaimana rupanya hal itu ?
Acceptance
Be as non-judgmental & accepting as possible
Thats an understandable way to feel
Present Focus
Encourage focusing more on the present, less on the past & future. Help patients identify, explore &
evaluate different attitudinal & behavioral options (including doing nothing)
How could you cope better? (reframe the problem)
What could you do different?(leave or change the situation)
What are the possible consequences of A versus B?
Alhamdulillah 1X lagi selesai semoga bermanfaat y..oy kalau ada kritik dan saran mohon langsung disampaikan y Oiya,
bahan kuliah ini ada tambahannya 30 halaman pake bahasa inggris. Karena banyak, kalo temen2 mau baca, bisa minta ke
MISC yha...:) Wassalamualaikum...