Anda di halaman 1dari 14

Kuliah dr.

Denny Anggoro 20
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

Consultation Process, Patient Education, & Counseling


Edited by : F_4121_D
dr. Denny Anggoro

Assalamualaikum....langsung aja yha...bismillahirrahmanirrahiim....

Consultation & Referral (Goh et al, 2004)


Consultation: a situation when a patient seeks medical information, advice & treatment from a doctor.
In general practice, the family physician is able to deal with some 90% of the problems presented to
him.
For the remainder, he needs to refer his patient to a consultant or specialist to seek an expert opinion.

Konsultasi adalah situasi dimana pasien meminta informasi kesehatan, saran dan terapi dari seorang dokter.
Dalam praktek umum, seorang dokter keluarga diharapkan mampu berhadapan dengan hampir 90% masalah
kesehatan masyarakat yang datang kepadanya. Seharusnya setiap praktek dokter keluarga akan menjadi
tempat pertama bagi semua pasien dengan semua keluhan atau masalah kesehatan tetapi di negara kita hal
itu tidak sepenuhnya terjadi karena berbagai faktor dan salah satunya kurangnya pengetahuan dan keilmuan
serta kemampuan dan pengalaman dari seorang dokter dalam hal memberikan edukasi dan konsultasi.
Untuk sisanya, dokter keluarga tersebut harus merujuk pasiennya ke seorang konsultan atau spesialis untuk
mendapatkan pendapat ahli.
Goh, et al., 2004

Referral
The referral is a situation when a family physician refers his patient for his expert opinion, treatment or
both.
The consultant specialist takes over the management of this referred patient and subsequently refers the
patient back to the family physician after the treatment has been completed.
Rujukan
Rujukan adalah situasi dimana seorang dokter keluarga merujuk pasiennya untuk mendapatkan pendapat,
pengobatan, atau keduanya dari seorang ahli.
Konsultan spesialis mengambil alih manajemen atas pasien yang dirujuk padanya dan seharusnya merujuk pasien
tersebut kembali ke dokter keluarga setelah pengobatan selesai.
Goh, et al., 2004

Preparation of consultation
1. Having a good knowledge
2. Having a good skill (especially in communication skill)
3. Having a good attitude

20 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 21
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

1) Pengetahuan
Dalam bekerja pada semua komunitas dokter keluarga membutuhkan 3 jenis tipe pengetahuan yaitu:
1. Pengetahuan klinik dasar.
2. Pengetahuan tentang komunitas pasien (kultur, adat, ekonomi dll) dan kecenderungan/trends yang ada pada
komunitas tersebut.
3. Pengetahuan tentang komunitas profesinya (penggunaan teknologi terbaru,bentuk pelayanan terbaru dll)
dan kecenderungan/trends yang ada pada komunitasnya.
2) Ketrampilan
Seorang dokter membutuhkan 4 jenis ketrampilan agar menjadi dokter keluarga yang efektif
1. Ketrampilan2 klinis secara umum, praktis/berguna dan sesuai prosedur
2. Ketrampilan2 klinis khusus dari praktek dokter umumnya. Diantaranya:
Hubungan dokter-pasien
Konseling dan edukasi kesahatan
Ketrampilan dalam menangani pasien2 khusus (pasien penyakit kronis, pasien dengan masalah
keluarga dll)
Dll
3. Ketrampilan2 untuk mengelola sumber daya yang ada.
4. Ketrampilan2 untuk mengelola prakteknya.
3) Sikap yang baik
Goh, et al., 2004

Steps Of An Effective Consultation


Seven steps/ tasks of Effective Consultation (Pendleton,1980):
1. Find out why the patient has come (reason for encounter/ RFE) and from there go on to take a history
covering:
a. the nature and history of the problem.
b. the patient's ideas, concerns & expectations.
c. the effects of the problem on the patient & significant others.
2. Consider the other problems that the patient may have:
a. continuing problems
b. risk factors
3. Choose with the patient as appropriate action for each problem.(In general practice, there is a need to
prioritize the action to take if the patient has more than one problem)
4. Achieve a shared understanding of the problems with the patient.
5. Involve the patient in the management and encourage him to accept appropriate responsibility,
6. Use time and resources to good advantage.
7. Establish or maintain a relationship with the patient that helps to achieve other tasks
Langkah Langkah Konsultasi Efektif

Tujuh Langkah / Tugas Konsultasi Efektif

1. Mencari tahu mengapa pasien datang (alasan pertemuan / kedatangan), lalu dari sana lanjutkan untuk mencari
tahu lebih dalam dengan anamnesis :
a. Perjalanan alamiah dan riwayat sakit pasien
b. Pikiran, kekhawatiran, dan harapan pasien
c. Efek dari masalah itu terhadap pasien dan orang orang penting yang ada di sekitarnya (keluarga)
2. Pertimbangkan masalah masalah lain yang mungkin dimiliki pasien berupa :
a. Masalah yang sering terjadi
b. Faktor faktor resiko
3. Pilihlah bersama dengan pasien tindakan apa yang cocok untuk mengahadapi setiap masalahnya (dalam praktek
umum, diperlukan suatu prioritas sebuah tindakan, jika pasien memiliki lebih dari satu masalah. Selesaikan
masalah utama yang membuat ia menemui pasien, masalah yang lain bisa menyusul kemudian)

21 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 22
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

4. Mencapai pengertian bersama tentang masalah masalah pasien.


5. Libatkan pasien dalam manajemen masalahnya dan doronglah ia untuk menerima suatu tanggung jawab atas
keadaan dirinya, sehingga ia tidak selalu tergantung pada dokternya.
6. Pergunakan waktu dan sumber daya yang ada untuk pencapaian hasil yang baik
7. Membangun atau menjaga hubungan baik dengan pasien yang dapat membantunya untuk menyelesaikan masalah
masalahnya
Dari nomor 1-2 merupakan bentuk pendekatan terhadap pasien, sedangkan dari nomor 3-7 merupakan pendekatan
manajemen terhadap pasien. Lebih khusus lagi, nomor 3 5 merupakan upaya pendekatan terhadap pasien dan
keluarganya.

Goh, et al., 2004


Understanding Why Does the Patient Come
The consultation is more likely to be effective if it seeks out:
why the patient came, called the reason for encounter (RFE)
his views/ ideas, concerns & expectations of the problem he is experiencing (ICE)
Memahami mengapa pasien datang
Konsultasi akan lebih efektif jika konsultasi tersebut berusaha menemukan :
- Mengapa pasien datang (menemui dokter), disebut sebagai Alasan Pertemuan (reason for encounter (RFE)
- Pikiran / pandangannya, kekhawatirannya, serta harapannya atas maslah yang ia hadapi (Ideas, Concerns,
Expectations (ICE))
Goh, et al., 2004

Reasons for encounter


Classification of Possible RFE
1. Physical complaints:
Because limit of tolerance has been reached; the symptoms are causing discomfort/ disability
1. Keluhan fisik
Disebabkan oleh ambang batas toleransinya telah mencapai batas maksimal ; tanda tanda yang ada
menyebabkan ketidaknyamanan atau ketidakberdayaan
Goh, et al., 2004

2. Continuity of care/ continuing care


Primarily person-centered & based on a long-standing personal relationship between the patient &
the doctor over substantial periods of their lives
Care of chronic medical problem requiring regular monitoring & care of complications e.g. HT,
DM, dyslipidemia, asthma, epilepsy )
2. Meneruskan perawatan
- Dikarenakan pasien sebagai pusatnya dan berdasarkan hubungan personal yang terjalin lama dan baik antara
pasien dan dokter dalam periode periode kehidupan keduanya. Merupakan bentuk perawatan kontinyu yang
dilakukan dokter yang memantau kondisi pasien secara terus menerus, dan bukan berdasarkan pada 1
episode pertemuan dokter-pasien pada umumnya
- Perawatan atas masalah kesehatan yang kronis memerlukan pengawasan secara terus menerus dan
perawatan komplikasi atas penyakit tersebut (contohnya Hipertensi, Diabetes mellitus, dislipidemia, asma,
epilepsy)
Goh, et al., 2004

3. Prevention of disease:
Patient may request for prevention in health which may have risen out of anxiety (important for
FD to pick this up):
* well person care (well-child/ well-woman clinic, well center)
22 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...
Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 23
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

* routine immunizations
* pre-employment/ retirement check up
* periodic health examination (PHE)
FD can adopt opportunistic screening to detect disease at an early stage

3. Pencegahan terhadap Penyakit


Pasien mungkin meminta untuk dilakukan pencegahan kesehatan yang dapat meningkatkan kecemasan dalam
dirinya yang biasanya ia lihat dari keadaan sekitarnya (dokter keluarga bertugas untuk mengklarifikasi hal
ini dan menenangkan pasien tersebut) jika diperlukan pemeriksaan untuk mengklarifikasi, maka lakukan!
o Perawatan individu sehat (anak sehat / klinik wanita sehat , klinik sehat) yang hanya diperuntukkan
bagi orang orang sehat untuk tetap menjaga kesehatannya, mencegahnya dari penyakit, atau deteksi
dini atas penyakit.
o Imunisasi rutin
o Pemeriksaan (keterangan sehat) pegawai baru / pensiunan
o Pemeriksaan kesehatan berkala (Skrining)
Dokter keluarga dapat melakukan skrining oportunistik untuk mendeteksi penyakit pada stadium awal
Goh, et al., 2004

4. Accident & emergency


Requires a technique of rapid assessment & management
The anxiety & fear of the patient or family members accompanying the situation may require
management

4. Kecelakaan dan kegawatdaruratan


Membutuhkan sebuah tekhnik atas penilaian dan manajemen yang cepat
Kecemasan dan ketakutan yang dialami pasien dan keluarganya pada situasi tersebut mungkin memerlukan
manajemen
Goh, et al., 2004

5. Problems of living:
Problems may arise as a result of:
* personality disorders (hypochondriacs, alcoholism, drug addiction)
* family related situations (the empty nest syndrome, bereavement)
* work related situations (unemployment, shift work)
* the community (problems of a minority race, immigrants, social delinquents)

5. Masalah masalah kehidupan


- Masalah dapat timbul sebagai hasil dari :
Kelainan kepribadian (hipokondriosis, alkoholisme, ketergantungan obat-narkoba)
Situasi yang berhubungan dengan keluarga (syndrome empty nest kekosongan, biasanya dialami orang
lanjut usia yang anak anaknya sudah berkeluarga semua dan hanya hidup berdua dengan pasangannya,
serta duka cita mendalam karena meninggalnya seorang yang ia sayangi
Situasi yang berhubungan dengan pekerjaan (pengangguran, shiftkerja yang berubah, contohnya
biasanya kerja siang atau pagi hari, ditukar jadi kerja malam)
Komunitas ( masalah diskriminasi ras, pendatang, kenakalan / pelanggaran sosial)
Goh, et al., 2004

23 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 24
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

6. Seeking reassurance
Patients frequently present their symptoms rather than express their fears; consequently, doctors
may achieve a diagnosis & proceed w/ treatment without recognizing the patients major problem
Patients interviewed at the end of consultations seldom received adequate reassurance, many
found their experience alarming rather than comforting (Cartwright, UK)
6. Memerlukan Penenangan
Pasien seringkali datang dengan tanda- tanda keluhan fisik dibandingkan menunjukkan gejala kekhawatiran
ketakutannya, sehingga konsekuensinya dokter biasanya akan membuat suatu diagnosis dan memberikan suatu
pengobatan secara klinis tanpa menyadari masalah pasien yang utama
Pasien yang diwawancarai pada akhir konsultasi jarang sekali menerima penenangan yang mereka butuhkan,
kebanyakan dari mereka bahkan mendapatkan bahwa penyakit mereka harus lebih diwaspadai dibandingkan
keadaan yang menenangkan dari dokternya (Cartwright,UK)
Goh, et al., 2004

7. Need to legitimize sick role


Society has given doctors a statutory role in the certification of illness
The patients who wish to take up the sick role:
* those who want to be excused from work
* the school students wishing to avoid school
* the housewife who desires to manipulate her environment
7. Kebutuhan untuk legitimasi peran sakit
Masyarakat telah memberikan peran pada dokter untuk memberikan sertifikasi keadaan sakit atas diri
seseorang.
Pasien yang mengharapkan mendapat peran sakit, merupakan :
mereka yang ingin berhenti sejenak dari pekerjaannya
Pelajar / mahasiswa yang ingin menghindari sekolah
Ibu rumah tangga yang ingin memanipulasi keadaan lingkungannya, sehingga ia tidak perlu mengerjakan
pekerjaan rumah tangganya
Goh, et al., 2004

Ideas, Concerns & Expectations


The motivation to see a doctor is driven by the patients ideas, concerns & expectations
The patient attaches a meaning to his symptoms which is colored by what he has observed or
learnt about the symptoms from others around him
What is apparently trivial to the doctor may be of great worry to the patient

Our job as effective doctors is to elicit if the symptom has a special meaning & concern to the
patient
We could begin to help the patient

24 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 25
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

Pikiran, Kekhawatiran dan Harapan


Motivasi untuk menemui dokter merupakan dorongan dari pikiran, kekhawatiran, dan harapan pasien
Pasien memiliki makna yang berbeda atas tanda tanda sakitnya yang biasanya dipengaruhi dari sesuatu yang
telah ia amati atau ia pelajari tentang tanda tanda tersebut dari lingkungan di sekitarnya
Apa yang nampaknya sepele bagi dokter mungkin merupakan suatu hal yang sangat ditakutkan pasien

Tugas kita sebagai dokter yang efektif memunculkan tanda tanda sakit yang memiliki makna dan kekhawatiran yang
berarti bagi pasien

Dengan itulah, kita dapat mulai menolong pasien

Initiating the Consultation


When your patient enters your consultation room, the first minute is very important.
a. Make your patient feel welcomed, relatives included. Greet all of them.
b. Show him his chair, make him comfortable and make him feel at ease.
c. Your opening remarks are also important.
d. Strike a good rapport.
e. Eye contact is essential.
f. Body language tells the patient your attitude. The patient can tell whether you have a sincere
interest in him and his problems.
Memulai konsultasi

Ketika pasien memasuki ruang konsultasi anda, 1 menit pertama merupakan hal yang paling penting.
a. Buatlah pasien anda merasa anda (sebagai dokter) menerima kedatangannya dengan senang, termasuk juga
keluarganya. Sapalah mereka semua.
b. Tunjukkan ia kursinya, buatlah ia nyaman dan merasa senang
c. Awal kalimat pembuka juga merupakan hal yang penting
d. Jalinlah hubungan yang baik
e. Kontak mata selalu penting, bahkan disela sela menulis rekam medis pun, anda perlu menjaga hubungan kontak
mata.
f. Bahasa tubuh menunjukkan kepada pasien sikap anda. Pasien akan mengetahui apakah anda memberi perhatian atas
masalahnya atau tidak
Goh, et al., 2004

Approaches to Problem Solving


Although the general principles of problem-solving are the same in all fields of medicine, each
discipline applies them differently.
The problem-solving strategies of family physicians have evolved because of the unique
features of family practice
Pendekatan pada Pemecahan Masalah
Meskipun secara umum prinsip pemecahan masalah terhadap masalah pasien adalah sama di setiap bidang ilmu
kesehatan, setiap disiplin ilmu menerapkannya secara berbeda.
Strategi strategi pemecahan masalah oleh dokter keluarga telah berkembang karena adanya gambaran yang
unik dalam praktek kedokteran keluarga
Goh, et al., 2004

The unique features of family practice:


25 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...
Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 26
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

Pasien datang dengan keluhan-keluhan yang tidak spesifik (tidak terdeferensiasi), yang masih
awal, meliputi faktor-faktor psikologis & sosial
Masalah-masalah & keluhan-keluhan mungkin dinyatakan secara tidak langsung atau dalam
banana non-verbal
Banyak informasi yang dinyatakan oleh pasien tidak bermanfaat ("noise") dalam pemecahan
masalahnya
Gejala-gejala berubah dengan makin lanjutnya keadaan sakit dan mungkin mempunyai nilai
diagnostik yang berbeda pada tahapan keadaan sakit yang berbeda
Masalah-masalah sering tidak dinyatakan dengan urutan prioritas
Tanda-tanda fisik mungkin minimal atau tidak ada
Kedaan sakit atau masalah sering merupakan suatu campuran kompleks elemen-elemen fisik,
psikologis & sosial-ekonomi
Seorang pasien mungkin datang dengan keadaan sakit/masalah yang multipel
Terdapat insidensi yang tinggi dari keadaan sakit yang jangka pendek & akut, banyak yang bersifat
sementara& sembuh sendiri (self-limiting)
Dokter keluarga bisa menggunakan, melalui hubungannya yang kontinyu dengan pasien,
pengetahuan yang personal & dekat tentang pasiennya, untuk mendiagnosis atau memahami
masalah-masalah pasien.

More often the family physician makes a patient-oriented comprehensive diagnosis, comprising details
of the patient as a person, his lifestyle, his family, and his environment, and of the specific anxieties
(of the patient or his family) connected with his symptoms and physical signs (actually a definition of
the patient's problems).
Seringkali dokter keluarga membuat diagnosis komprehensif yang berorientasi terhadap pasien, berisi rincian secara
detail pasien sabagai individu, gaya hidupnya, keluarganya, dan lingkungannya. Serta juga kecemasan kecemasan yang
terjadi pada pasien dan keluarganya yang berhubungan dengan tanda - tanda dan gejala gejala fisik (yang
sebenarnya merupakan pengertian atas masalah masalah pasien)
Goh, et al., 2004

Contoh diagnosis yg holistik:


OMSK berisiko lanjut pada balita dengan kurangnya kepedulian keluarga
Dampak bio-psiko-sosial HIV/AIDS pada pasien & keluarganya
Pengaruh faktor genetik, sikap & perilaku serta dukungan pasangan thd keberhasilan
pengobatan TBC & DM pada kepala keluarga
Asma bronchiale tidak dalam serangan & hipertensi terkontrol pada kepala keluarga dg
faktor risiko tempat tinggal & masalah psikososial
PPOK pada kepala keluarga yang tidak bekerja dengan perilaku merokok yang kontinyu
Hipertensi pada istri sebagai pencari nafkah utama keluarga yang berkaitan dengan stressor
psikis
The family physician's decisions have to be made under pressure of the short time available for
each consultation; he has to separate, in the early stage of illnesses, the serious and life-threatening
conditions from the transient & minor.
However with his continuing contact with the patient, he can use (observation over) time as a tool
for diagnosis (and even for management).
Thus the family physician must have a high degree of suspicion, with a wide perspective (by study)
and experience (based on his knowledge of the epidemiology of diseases, the natural history of
common illnesses, and of the normal status of his patients).

26 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 27
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

Keputusan yang diambil oleh seorang Dokter keluarga terkadang harus terjadi dibawah tekanan atas singkatnya
waktu yang tersedia untuk tiap kali konsultasi, dan ia harus membedakan dari kondisi penyakit awalnya(biasanya
yang datang ke dokter keluarga adalah pasien dengan keluhan keluhan akut), keadaan sakit yang terjadi
merupakan penyakit penyakit minor, atau merupakan suatu penyakit yang serius, yang memerlukan kondisi
penanganan segera.
Namun dengan kontak yang terus menerus dengan pasien dan keluarganya , seorang dokter keluarga akan mampu
mengobservasi dan mengenal pasiennya dengan lebih baik seiring berjalannya waktu, sehingga ia bisa
menggunakannya sebagai alat alat untuk diagnosisnya (bahkan untuk manajemen sakit pasien tersebut)
Oleh karena itu, dokter keluarga haruslah mempunyai tingkat kecurigaan yang tinggi, dengan perspektif luas
(melalui ilmunya) dan pengalaman (berdasarkan pengetahuan atas epidemiologi penyakit penyakit, perjalanan
alamiah penyakit, dan status normal atas diri pasien pasiennya). Status normal disini maksudnya adalah
karakteristik, watak, keadaan rumah dan lingkungan pasien.
Goh, et al., 2004

Communication Skills in Patient Care


In the health care setting communication is an admixture of:
* spoken words (verbal communication)
* non-verbal communication
* sometimes supplemented by written communication
The ability to exchange information & feelings correctly needs to be given due attention
(perhatian yang sebagaimana mestinya)

Skill / Keterampilan Komunikasi Pada Perawatan Pasien


Pada pelayanan perawatan kesehatan, komunikasi merupakan gabungan
Kata kata (komunikasi verbal)
Komunikasi non verbal
Terkadang ditunjang oleh komunikasi tertulis
Kemampuan untuk bertukar informasi dan perasaan secara benar dibutuhkan untuk diberikan sebagai bentuk
perhatian.
Goh, et al., 2004
Kategori Komunikasi Non-Verbal
1. Proxemics:
ruang individu, susunan tempat duduk, jarak antar individu saat percakapan, waktu
2. Artifacts:
pakaian, dandanan muka, kaca mata, perhiasan
3. Kinesics (body language):
gerakan mata, ekspresi wajah, gerakan tangan, posisi tubuh, cara berjalan
4. Paralanguage:
volume, vokal, tempo, ritme, intonasi artikulasi, resonansi, kesengauan, aksen, ungkapan:
hmm.., uh uh eeh..ee

5. Haptics (Touch):
jabat tangan, pegangan tangan, tepukan di punggung/ pundak, gosokan di lengan, tos 5 jari
di udara, ketrampilan pemeriksaan fisik (palpasi, perkusi, auskultasi)

27 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 28
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

6. Karakteristik Fisik:
status kesehatan, bentuk tubuh, warna kulit, kelainan kulit, karakteristik bau mulut
(konsumsi alkohol, penderita ketosis diabetik & uremia)
7. Lingkungan:
mebel, dekorasi ruangan

CONSULTATION MODEL
Stott-Davis Consultation Framework
A B
Management of presenting problems Modification of help-seeking behavior
C D
Management of continuing problems Opportunistic health promotion

Tabel diatas menjelaskan metode Konsultasi Stott-Davis yang meliputi:


A. Manajemen pada masalah masalah yang timbul
B. Modifikasi atas perilaku yang mencari perolongan medis. Jika suatu perilaku baru tersebut akan
berdampak baik dalam kesehatannya maka perlu dilakukan modifikasi, jika tidak membantu, tidak perlu
dilakukan
C. Manajeman terhadap masalah masalah yang berkelanjutan atau yang sering timbul.
D. Kesempatan untuk meningkatkan kualitas kesehatan
Goh, et al., 2004

Extending the Stott-Davis Consultation Framework to Home Care


A B
Management of presenting problems Modification of help-seeking behavior
C D
Management of continuing problems Opportunistic health promotion
E F
Environment assessment (physical & social Function Establishment
environment) (ADL & IADL)

Tabel di atas menjelaskan Metode Konslutasi Stott - Davis yang diperluas dalam pelayanan kesehatan di rumah :
A. Penilaian lingkungan (lingkungan fisik dan sosial), apakah perlu dimodifikasi. Contohnya : Rumah yang dihuni
seorang lanjut usia yang memiliki banyak tangga, perlukah kamarnya diletakkan di bawah, atau perlukan ia
tinggal bersama anaknya yang lain..?
B. Pengembangan fungsi (Activities of Daily Living and Instrumental Activities of Daily Living Aktivitas
Kehidupan sehari hari atau Instrumen kehidupan sehari hari). ADL meliputi makan minum, olahraga, dan
kegiatan sehari hari lainnya. Sedangkan IADL, contohnya : siapa yang akan menghitung uangnya,
tabungannya, dan lain lain
Goh, et al., 2004

Patient Education & Counseling


Patient Education & COUNSELING
Counseling

28 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 29
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

Knowledge Giving information & advice: Exploration of Perception on


Etiology Disease (Disease Concept)
Pathophysiology,
Trajectory & outcome
of illness
Appropriate treatment
Feeling Exploration of Feeling about
Illness(Illness Concept)

Counseling Skills
Counseling process:
The medical consultation is a helping process
Often, the help required is not a prescription for medicines, but helping the person deal w/ the
problems at hand or COUNSELING
Helping may need only a one-time encounter or more than one session needed
The relationship established is specific & purposeful, aiming at dealing w/ the problem
presented
Keterampilan Konseling
Proses Konseling
Konsultasi medis merupakan proses untuk membantu
Seringkali, bantuan yang dibutuhkan bukanlah merupakan resep obat, tetapi membantu seseorang tersebut
menghadapi masalahnya dan dilakukan melalui konseling
Bantuan (konseling) tersebut mungkin hanya membutuhkan satu kali pertemuan atau mungkin juga
membutuhkan beberapa kali pertemuan
Hubungan yang dibangun bersifat spesifik dan memiliki tujuan agar pasien bisa menghadapi masalah
masalah yang timbul.
Goh, et al., 2004

Counseling Stages
Langkah langkah Konseling
Three Stages of Counseling: Tiga langkah Konseling
I: Relationship building I : Membangun hubungan
II : Eksplorasi dan Pemahaman
II: Exploration & understanding
III : Diskusi Rasional
III: Rational Discussion
Stage I: Relationship building
The counselor must be ready & willing to ATTEND to the counselee
Involves listening carefully and understanding the feelings & thoughts conveyed
Skills needed: structuring, paraphrasing, reflecting of feelings, and summarizing
Langkah I : Membangun Hubungan
Konselor harus siap dan mau untuk memberi perhatian kepada pasien
Meliputi kemampuan mendengar aktif (secara hati hati) dan memahami perasaan dan fikiran yang disampaikan
pasien
Keterampilan yang dibutuhkan : struktur kalimat, parafrasi, refleksi perasaan dan menyimpulkan
Goh, et al., 2004
Stage II: Exploration & Understanding
The counselor enters further into the counselees world
The counselor must attempt to gain better understanding of the person

29 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 30
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

Skills needed: probing, information giving & clarification to ascertain the meaning of
messages & feelings that the counselee is conveying
Aims: to enable the counselee to gain better understanding of himself, his situation, and the
problem he is presenting
The counselee is helped to deal w/ himself & be motivate to engage in rational discussion for
problem solving

Langkah II : Pengeksplorasian dan Pemahaman


Konselor memasuki dunia si pasien lebih dalam
Konselor harus mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik atas diri pasien
Keterampilan yang dibutuhkan : penyelidikan, memberikan informs dan klarifikasi untuk meyakinkan makna dari
pesan dan perasaan yang disampaikan pasien
Tujuan : agar pasien mampu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik atas dirinya sendiri, kondisinya, dan
masalah yang ada pada dirinya
Pasien dibantu untuk menghadapi dirinya dan dimotivasi untuk memasuki diskusi rasional untuk memecahkan
masalahnya
Goh, et al., 2004

Stage III: Rational Discussion


Aims: to help the counselee cope w/ the problem in a healthy and rational way
Covering three phases:
a. Problem definition & assessment
b. Therapeutic goal setting & implementation
c. Termination & evaluation
Langkah III : Diskusi Rasional
Tujuan : untuk membantu pasien menghadapi masalahnya dengan cara yang sehat dan rasional
Meliputi 3 fase :
a. Definisi dan Penilaian masalah
b. Penentuan sasaran terapi dan implementasinya
c. Terminasi dan rasional
Goh, et al., 2004

Examples of Counseling Techniques


No. Counseling Techniques Issues addressed

1. CEA method Bio-psycho-social problems

2. BATHE technique Bio-psycho-social problems

3. Rogerian/ Client-centered counseling Psycho-social problems

4. Intentional Family Counseling/ Marital Problems between married couples/ any


Counseling couples

5. Lifestyle Modification Counseling Unhealthy lifestyle behaviors


BATHE Technique in Counseling
The busy physician can help many patients by applying Stuart & Liebermans 15-minute
hour method primary care counseling

30 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 31
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

BATHE (Background-Affect-Trouble-Handling-Empathy)
Using SOAP to BATHE [SOAP = Support-Objectivity-Acceptance-Present focus]
Tekhnik BATHE dalam Konseling

1. Dokter yang sibuk akan mampu membantu pasiennya dengan mengaplikasikan metode Stuart dan Lieberman 15
menit yang mencakup 1 jam, pada konseling pelayanan primer
2. BATHE latar belakang, Afek, Masalah, Cara menghadapi, Empati
3. Menggunakan metode SOAP (Dukungan Objektivitas Penerimaan Fokus pada situasi saat ini)
Untuk lebih mudahnya tekhnik ini disebut SOAP to BATHE sabun yang digunakan untuk mandi

Goh, et al., 2004

BATHE
Background: assessing what is the background situation
Ask about possible areas of psychological problems:
How are things at home? At work?
Whats different in your life between now & before?
Latar belakang : penilaina atas latar belakang situasi
Tanyakan tentang area area yang mungkin menyebabkan masalah masalah psikologis
Bagaimana keadaan di rumah pak? Pekerjaan bagaimana pak, baik?
Apa yang berbeda dalam hidup anda sekarang dan sebelumnya?

Affect: the patients affect


Ask about common areas generating strong feelings:
How do you feel about your home life?
How do you feel about your work/school?
How do you feel about your life in general?
Afek : Afek pasien
Tanyakan tentang area area yang biasanya memberikan perasaan yang kuat:
Apa yang anda rasakan tentang kehidupan rumah anda?
Apa yang anda rasakan tentang pekerjaan atau sekolah?
Apa yang anda rasakan tentang kehidupan pada umumnya?

Troubling: most troubling problem for the patient


Ask about how much the patients problems bother him/her
What most worries you about your life?
What stressed are you by this problem?
What do you thing this problem mean to you?
Masalah : Masalah yang paling menggangu pasien
Tanyakan seberapa besar masalah pasien mengganggunya
Apa yang paling membuat bapak khawatir dalam hidup anda
Apa yang paling membuat bapak stress dari maslah ini?
Apa makna yang anda dapatkan atas masalah yang anda hadapi ini?

Handling: how the patient has been handling the problem


Problems are often mishandled life difficulties:
How are you handling the problems in your life?

31 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172
Kuliah dr. Denny Anggoro 32
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

What have you tried to solve the difficulty?


How much support are you getting at home/work?
Who gives you support for dealing with problems?
Cara menghadapi : bagaimana pasien menghadapi masalahnya
Masalah biasanya merupakan bentuk kesalahan hidup yang tidak ditangani dengan benar
Bagiman anda menghadapi masalah dalam hidup anda?
Apa yang telah anda lakukan untuk menghadapi masalah anda
Sebanyak apa dukungan yang anda dapatkan dari lingkungan rumah / pekerjaan?
Siapa yang memberikan dukungan kepada anda dalam menghadapi masalah masalah anda?

Empathy: response that conveys empathy


Empati : Respon memberikan empati
Express understanding of the patients distress Merupakan bentuk ekspresi pemahaman atas keadaan
I can understand that you would feel angry stress pasien
That must have been difficult Saya dapat memahami jika anda marah
This is a tough situation to be in Hal itu pastilah sangat sulit..
Ini merupakan situasi yang sulit ..

SOAP
Support
Normalize problems as common dilemmas
Lots of people struggle w/ similar problems?
Help the patient to focus on strengths
What resources could you use to deal with this?

Dukungan
Normalisasikan masalah sebagai dilema yang biasa
Banyan sekali orang orang yang berjuang dengan masalah yang sama dengan anda
Bantulah pasien untuk tetap fokus pada kekuatannya
Sumberdaya apa yang dapat anda gunakan untuk menghadapi masalah ini?

Objectivity
Encourage patients to ask themselves how realistic their thoughts & feelings are (reality tests)
Whats the worse thing that could happen?
How likely is that?

Objektivitas
Mendorong pasien untuk bertanya pada dirinya sendiri seberapa realistiskah fikiran dan perasaan mereka (dengan
tes tes realistis)
Hal terburuk apa yang mungkin terjadi?
Bagaimana rupanya hal itu ?

Acceptance
Be as non-judgmental & accepting as possible
Thats an understandable way to feel

PenerimaanMISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


32
Cobalah untuk tidak
Supported by :menghakimi dan menerima-nya sebaik mungkin
Restu Fotocopy 0274.7001172

Itu merupakan cara yang dapat dipahami untuk merasakannya.


Kuliah dr. Denny Anggoro 33
Rabu, 11 February 2009
Edited by : F_4121_D

Present Focus
Encourage focusing more on the present, less on the past & future. Help patients identify, explore &
evaluate different attitudinal & behavioral options (including doing nothing)
How could you cope better? (reframe the problem)
What could you do different?(leave or change the situation)
What are the possible consequences of A versus B?

Fokus pada hal hal saat ini


Mendorong pasien untuk lebih fokus terhadap masalah masalah saat ini, daripada masalah / kondisi masa lalu atau
yang akan datang. Bantulah pasien untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan mengevaluasi perbedaan sikap dan
tingkah laku yang menjadi pilihan (termasuk tidak melakukan apa apa)
Bagaimana anda menghadapi masalah ini dengan lebih baik (membingkai kembali masalah)
Apa yang akan anda lakukan (meninggalkan atau mengubah situasi ini)
Konsekuensi apa yang mungkin terjadi jika anda melakukan A atau melakukan B..?

Alhamdulillah 1X lagi selesai semoga bermanfaat y..oy kalau ada kritik dan saran mohon langsung disampaikan y Oiya,
bahan kuliah ini ada tambahannya 30 halaman pake bahasa inggris. Karena banyak, kalo temen2 mau baca, bisa minta ke
MISC yha...:) Wassalamualaikum...

33 MISC 2005|Family Medicine|Consultation process...


Supported by : Restu Fotocopy 0274.7001172

Anda mungkin juga menyukai