TINJAUAN PUSTAKA
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk : (1) mengindari
kelahiran yang tidak diinginkan, (2) mendapatkan kelahiran yang diinginkan, (3)
mengatur interval diantara kelahiran, (4) mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami dan istri, (5) menetukan jumlah anak dalam keluarga
(Hartanto, 2004).
swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan kompetensi yang sangat
bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain adalah Rumah Sakit, Puskesmas, dokter
Jenis alat/obat kontrasepsi antara lain kondom, pil KB, suntik KB, AKDR,
implant, vasektomi, dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB jenis kondom dapat
Pelayanan kontrasepsi suntik KB sering dilakukan oleh bidan dan dokter sedangkan
2.1.2. Tujuan KB
dilakukan dengan mengajak pasangan usia subur (PUS) untuk berkeluarga berencana.
Sementara itu penduduk yang belum memasuki usia subur (Pra-PUS) diberikan
pembinaan terhadap peserta KB agar secara terus menerus memakai alat kontrasepsi,
pelayanan KB, peningkatan kualitas baik tenaga, maupun sarana pelayanan KB,
berkualitas adalah keluarga yang sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
Tuhan Yang Maha Esa. Visi Keluarga berkualitas 2015 dijabarkan dalam salah satu
2.2. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah suatu alat, obat atau cara yang digunakan untuk mencegah
terjadinya konsepsi atau pertemuan antara sel telur dan sperma di dalam
b. Melumpuhkan sperma.
AKDR adalah alat kecil yang terdiri dari bahan plastik yang lentur, yang
dimasukkan kedalam rongga rahim oleh petugas kesehatan yang terlatih (Manuaba,
2001). AKDR merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif
lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Efektifitas
metode AKDR antara lain ditunjukkan dengan angka kelangsungan pemakaian yang
Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau
campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas
dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja
pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan
terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh
a. Copper-T
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini
c. Multi load
AKDR ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah
3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250
mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi
d. Lippes loop
AKDR ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S
Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian
berkisar antara 0,6 0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
(Meilani, 2010).
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)
8. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
2. Komplikasi lain:
terjadinya anemia
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
9. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk
11. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
3. Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak
lama
4. Tidak boleh atau tidak cocok memakai alat kontrasepsi hormonal (mengidap
menguntungkan.
4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita abortus septic
5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu
serviks masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah
bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau
bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan
setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya.
Seperti kita ketahui sampai saat ini belum tersedia satu metode kontrasepsi
yang benar-benar 100% ideal atau sempurna. Pengalaman menunjukkan bahwa saat
ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk cafeteria atau
supermarket, yang artinya calon klien memilih sendiri metode kontrasepsi yang
anak yang diinginkan, pengalaman dengan alat kontrasepsi yang lalu, sikap
atau relative, yaitu meliputi : status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga,
dari perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system
pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur
pokok, yaitu respon dan stimulus atau rangsangan. Respon atau reaksi manusia baik
yang nyata atau praktek), sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari
empat unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan , makanan
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (mahluk hidup) yang
bersangkutan, apabila dilihat dari segi biologis. Secara lebih jelas perilaku (manusia)
adalah semua kegiatan atau aktivitas, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Notoatmodjo (2007) yang mengutip
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
itu perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, kemudian
organisme tersebut merespon, sehingga teori Skiner ini disebut teori S-O-R, atau
adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang
berkaiatan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan dan
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab
Maksudnya adalah bahwa kesehatan ini sangat dinamis dan relative, sehinga
orang yang sehat juga perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang
seoptimal mungkin.
seseorang. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan
minuman.
Perilaku ini adalah mengenai upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
sebagainya.
Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena
perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal
(lingkungan). Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek, yakni
aspek fisik, psikis dan sosial. akan tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit untuk ditarik
garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terperinci,
Menurut Rogers (1983) inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda
dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide, praktek atau benda oleh sebagian orang,
belum tentu juga pada sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung apa yang
dirasakan oleh individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.
Salah satu bekal yang berguna bagi usaha-usaha untuk memasyarakatkan ide-
ide baru itu adalah pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana ide-ide tersebut
terjadinya perubahan sosial, yang merupakan inti dari perubahan masyarakat. Upaya
Pengkajian difusi adalah telaah tentang pesan-pesan yang berupa gagasan baru,
sedangkan pengkajian komunikasi adalah telaah tentang semua bentuk pesan. Dalam
kasus difusi karena pesan yang akan disampaikan baru maka ada resiko bagi
penerima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan tingkah laku dalam penerimaan
tingkah laku (overt behavior) yaitu menerima atau menolak ide-ide baru, tidak hanya
sekedar perubahan pengetahuan dan sikap. Pengetahuan dan sikap sebagai langkah
Menurut Rogers (1983), dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen
pokok, yaitu:
Yaitu gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam
hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang
menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi
untuk orang itu. Konsep baru dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2. Saluran komunikasi
kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidak perlu
yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan
efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah
sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling
3. Jangka waktu
itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat
dalam: (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang yang
relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan (c) kecepatan
Yaitu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam
Diantara anggota sistem sosial, ada yang memegang peran penting dalam proses
difusi, yakni mereka yang disebut pemuka pendapat atau agen perubahan. Pemuka
pendapat adalah seseorang yang relatif sering mempengaruhi sikap dan tingkah laku
orang lain untuk bertindak dalam cara tertentu secara informal. Para pemuka
Agen perubahan adalah orang yang aktif berusaha menyebarkan inovasi kedalam
suatu sistem sosial. mereka adalah tenaga professional (petugas) yang mewakili
dengan cara menyebar ide baru. Seorang agen perubahan adalah yang berusaha
Penerimaan atau penolakan suatu inovasi adalah keputusan yang dibuat oleh
seseorang. Jika ia menerima (mengadopsi) inovasi, dia mulai menggunakan ide baru,
praktek baru atau barang baru itu dan menghentikan penggunaan ide-ide yang
akan mencari informasi pada berbagai tahap untuk mengurangi ketidak yakinan
Proses keputusan inovasi ini adalah sebuah model teoritis dari tahapan
pembuatan keputusan tentang pengadopsian suatu inovasi teknologi baru. Proses ini
merupakan sebuah contoh aksioma yang mendasari pendekatan psikologi sosial yang
menjelaskan perubahan sikap dan perilaku yang dinamakan tahapan efek dasar.
mengadopsi suatu inovasi jika mereka merasa percaya bahwa inovasi tersebut akan
memenuhi kebutuhan. Jadi mereka harus percaya bahwa inovasi tersebut akan
1. Knowledge (Pengetahuan)
Pada tahapan ini individu belajar tentang keberadaan suatu inovasi dan mencari
pertanyaan yang sangat penting pada tahap ini. Pada tahap ini individu akan
belajar lebih banyak tentang inovasi dan kemudian akan mengadopsinya. Pada
ini inovasi diperkenalkan pada masyarakat tetapi tidak ada informasi yang
melalui media massa seperti radio, televisi, koran atau majalah. Sehingga
harus memiliki pengetahuan ini dengan cukup tentang penggunaan inovasi ini.
dapat bekerja. Contoh dalam hal ini adalah tentang cara kerja dari AKDR,
kehamilan.
Tahap persuasi terjadi ketika individu memiliki sifat positif atau negatif
terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak secara langsung akan menyebabkan
apakah individu tersebut akan menerima atau menolak suatu inovasi. Seorang
individu akan membantuk sikap ini setelah dia tahu tentang inovasi, maka tahap
afektif karena menyangkut perasaan individu, karena individu pada tahap ini
akan terlibat lebih jauh lagi. Tingkat ketidakyakinan pada fungsi-fungsi inovasi
terhadap inovasi.
3. Decision (Keputusan)
Pada tahap ini individu membuat keputusan apakah menerima atau menolak
inovasi. Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial, maka inovasi akan lebih
dulu inovasi tersebut setelah itu memutuskan untuk menerima inovasi tersebut.
Walaupun begitu, penolakan inovasi dapat saja terjadi, yaitu active rejection dan
passive rejection. Active rejection terjadi ketika individu mencoba inovasi dan
berpikir adakn mengadopsi inovasi tersebut namun akhirnya dia menolak. Passive
rejection individu tersebut sama sekali tidak berpikir untuk mengadopsi inovasi.
Pada tahap ini, sebuah inovasi dicoba untuk dipraktekkan, akan tetapi sebuah
inovasi membawa sesuatu yang baru apabila tingkat ketidak pastiannya akan
terlibat dalam difusi. Ketidak pastian dari hasil-hasil inovasi masih akan menjadi
masalah pada tahapan ini. Klein dalam hal ini masyarakat, akan memerlukan
bantuan teknis dari agen perubahan untuk mengurangi tingkat ketidak pastian dari
akibatnya. Permasalahan penerapan inovasi akan lebih serius terjadi apabila yang
mengadopsi inovasi adalah suatu organisasi, karena dalam hal ini jumlah individu
yang terlibat dalam proses keputusan inovasi akan lebih banyak dan terdiri dari
5. Confirmation (Penegasan/Pengesahan)
Ketika keputusan inovasi sudah dibuat, maka individu akan mencari dukungan
atas keputusannya ini. Menurut Rogers (1983) keputusan ini dapat menjadi
diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung
yang akan menguatkan keputusannya. Pada tahap ini mungkin terjadi perubahan
Menurut Rogers (1983), ada beberapa faktor yang memengaruhi proses adopsi
inovasi, seperti: (1) faktor personal, (2) faktor sosial, dan (3) faktor situasional.
1. Umur
Adopsi inovasi yang tertinggi terdapat pada sekelompok orang yang berusia
relatif tua. Walaupun terdapat beberapa bukti bahwa orang-orang yang berusia relatif
tua kurang dapat menerima perubahan, tetapi bukan berarti mereka tidak mau
2. Pendidikan
pemahaman tentang hal-hal baru. Disamping itu pendidikan juga merupakan sesuatu
yang dapat menciptakan dorongan kepada seseorang untuk menerima suatu inovasi.
3. Karakteristik Psikologi
yang nyata dalam situasi yang baru apabila melakukan penyesuaian diri terhadap
cepat dapat menciptakan suatu keadaan rasional, karena hal tersebut akan
1. Keluarga
keputusan untuk menerima suatu inovasi. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa
Tetangga adalah orang-orang yang tinggal pada suatu geografis tertentu yang
berasosiasi dengan sesamanya daripada dengan pihak luar. Pada umumnya belajar
dengan tetangga biasanya lebih berhasil dari pada belajar dengan pihak lain yang
tinggal berjauhan sehingga tetangga banyak berperan dalam proses adopsi inovasi.
3. Kelompok Referensi
orang lain atau kelompok lain dalam pembentukan pikiran, penilaian, dan keputusan
dalam bertindak. Oleh sebab itu kelompok referensi berperan dalam menyadarkan
4. Budaya
Suatu unsur budaya seperti tata nilai dan sikap sangat berpengaruh dalam
proses adopsi inovasi. Tata nilai berhubungan dengan tingkat kepentingan seseorang
merupakan suatu proses dalam bertindak yang berdasarkan pada tata nilai yang ada.
1. Status Sosial
proses adopsi inovasi. Seseorang yang mempunyai kedudukan sosial yang tinggi
2. Sumber Informasi
orang yang enggan untuk mencari dan mendapatkan informasi dan hanya bergantung
dengan informasi yang apa adanya akan berkorelasi negatif dengan proses adopsi
inovasi.
dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Teori yang
dengan teori keputusan dari Rogers (1983) yang menerangkan bahwa upaya
perubahan seseorang untuk mengadopsi suatu perilaku yang baru, terjadi berbagai
terdapat suatu inovasi sehingga muncul adanya suatu kesadaran terhadap hal
tersebut.
menolak atau menerima inovasi yang ditawarkan sehingga saat itu ia mulai
mengevaluasi.
hanya oleh beberapa orang individu didalam sistem sosial yang memiliki
pengambilan keputusan yang sesuai. Tidak tertutup kemungkinan diperlukan dua atau
Kondisi Awal:
1. Situasi awal,
2. Kebutuhan
& problem
3. Inovasi
4. Sistem sosial
2. Rejection Discontinuance
Continued
Faktor Personal :
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pengetahuan
Faktor Sosial :
1. Peranan Kelangsungan
keluarga Penggunaan AKDR
2. Kelompok
referensi
3. Budaya
Faktor Situasional :
Konseling