Disusun oleh:
Silvanus Hernaldo
NIM : 09/308817/PKU/11974
Pembimbing:
Disusun oleh:
Silvanus Hernaldo
NIM : 09/308817/PKU/11974
Pembimbing:
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
BAB IV RINGKASAN……………………………………………………… 37
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
vestibuler yang paling sering ditemui, dengan gejala rasa pusing berputar diikuti
mual muntah dan keringat dingin, yang dipicu oleh perubahan posisi kepala
terhadap gaya gravitasi tanpa adanya keterlibatan lesi di susunan saraf pusat.1,2
diprovokasi oleh gerakan kepala dan disertai dengan karakteristik nystagmus pada
posisi paroksismal. Nystagmus ini biasanya terjadi dengan arah vertikal atau
dengan adanya latensi, fase cepat dan lambat, tidak menetap, dan dapat kembali
seperti semula. Diagnosis dalam banyak kasus dapat dengan mudah diperoleh
Barany pada tahun 1921, adalah orang yang pertama yang menjelaskan
perubahan posisi kepala, dan menghubungkannya dengan adanya otolith. Dix dan
positional vertigo" dan menjelaskan secara rinci tanda-tanda dan gejala gangguan
digunakan untuk memprovokasi serangan dan masih digunakan sampai saat ini
memaparkan bahwa BPPV ditimbulkan oleh lesi dari kanalis semi sirkularis
posterior dan sekaligus memaparkan tentang cupulolithiasis.4 Hall.,et al pada
angka resolusi lebih dari 95% setelah terapi reposisi kanalith. Beberapa tahun
dengan angka kesuksesan terapi yang masih rendah (<75%). 2,6,7 Hal ini
disebabkan kesalahan dalam penentuan letak lesi dan tipe BPPV kanalis
horizontal. Pasien dengan keluhan dan gejala yang sesuai dengan BPPV, namun
tidak sesuai dengan kriteria diagnostik BPPV kanalis posterior, harus dicurigai
sebagai BPPV kanalis horizontal.2 Sekitar 50% penyebab BPPV adalah idiopatik,
selain idiopatik, penyebab terbanyak adalah trauma kepala (17%) diikuti dengan
neuritis vestibularis (15%), migraine, implantasi gigi dan operasi telinga, dapat
juga sebagai akibat dari posisi tidur yang lama pada pasien post operasi atau bed
horizontal hanya sekitar 10-30% dari semua BPPV.5 Escher dalam penelitiannya
2
B. Perumusan Masalah
vestibuler yang paling sering ditemui di bagian THT dan dampaknya relatif
meningkat sesuai pertambahan usia. Angka kejadian berkisar antara 10,7 dan 64
kasus / 100.000 penduduk per tahun dan meningkat sekitar 38% per dekade.
Penyebabnya juga sangat bervariasi dimana sekitar 50% idiopatik, trauma kepala
(17%) diikuti dengan neuritis vestibularis (15%), migraine, implantasi gigi dan
operasi telinga. Mengingat prevalensi BPPV yang cukup tinggi serta faktor
etiologi yang bervariasi dapat menjadi tantangan tersendiri bagi dunia kedokteran
saat ini khususnya bagian THT. Para klinisi juga dituntut untuk bukan hanya
sekedar melakukan diagnosis tetapi juga melakuan terapi yang tepat dan efektif
3
C. Tujuan Penulisan
BPPV dapat didiagnosis dan diobati oleh beberapa disiplin klinis. Hal ini
juga sangat memberi tantangan bagi para klinisi untuk dapat lebih menguasai dan
mempelajari tentang diagnosis dan terapi BPPV. Prevalensi yang signifikan, dan
baik oleh spesialisasi maupun disiplin ilmu yang terlibat dalam pengelolaannya.
penulisan makalah ini dapat meningkatkan mutu klinisi dalam mendiagnosis dan
dicapai dengan pengurangan penggunaan obat yang tidak relevan serta dapat
mengurangi penggunaan tes yang tidak perlu seperti pencitraan radiografi, dan
hal ini keseriusan para klinisi dalam penanganan BPPV bukan hanya karena
prevalensi yang tinggi, tetapi juga karena diagnosis dan terapi yang relatif
sederhana.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Vestibuler
akhir terletak dalam saluran yang merupakan lubang didalam pars petrosus os
temporal ( secara embriologis kedua alat ini berasal dari saluran yang sama ).
Saluran dibagi dua : labirin tulang yang terisi perilimf, disebelah luar, dan labirin
dalam koklea, sel reseptor alat vestibuler juga bersilia, dan silia ini merentang
masuk kedalam matriks gelatin. Ketiga kanalis semisirkularis saling tegak lurus.
Dapat dibayangkan sebagai bidang dasar sebuah kubus. Kanal horizontal (atau
lateral) terletak dalam bidang dasar dari kubus, dan antero vetikal (atau superior)
dan kanal postero vertical (posterior) adalah kedua bidang sisi yang lain. Pada
manusia kumpulan ketiga kanalis miring 30 derajat ke atas. Pada posisi fisiologik,
5
kepala menunduk 30 derajat, sehingga kemiringan 30 derajat ini menjadikan kanal
gambar 1
horizontal terletak sejajar dengan garis antara kanal auditori eksternal dan canthus
luar mata, yang cenderung 30 derajat diatas bidang aksial horisontal. Kanal-kanal
vertikal pada sudut kanan ke kanal horisontal dan satu sama lain.
pada sekitar 45 derajat midsagital dan 45 derajat anterior garis intraural. Posterior
saluran sejajar dengan kanal posterior di sebelah kanan, dank anal posterior kiri
Organ otolith terdapat diruang depan terdiri dari utriculus dan saculus
yang mendeteksi percepatan linier. Utrikulus selaras sejajar permukaan bumi dan
kira-kira sejajar dengan kanal horizontal ipsilateral, seperti terlihat pada gambar 3.
6
Gambar 3 : perkiraan tata letak organ otolith ( bailey 2001 )
ujung setiap kanal (ampula). Anatomi Krista, berupa gundukan jaringan berbentuk
pelana, yang menempel pada dinding ampula. Sel-sel rambut terletak pada
permukaan Krista. Serabut saraf ampula berjalan melalui pusat Krista untuk
bersinapsis pada basis sel rambut. Silia sel rambut menonjol dari permukaan
Krista kedalam struktur gelatin yang disebut kupula. Kupula ini menutupi bagian
atas Krista dan meluas sampai dinding ampula yang berhadapan,dapat dilihat pada
gambar 4.
7
.
Sakulus dan utrikulus adalah dua kantong di dalam labirin membran, yang
disebut macula, sebagai bercak epitel pada dinding labirin membran. Macula
horisontal. Macula sakulus terletak pada dinding medial sakulus dan terutama
8
Struktur macula, yang terdiri dari sel-sel rambut dikelilingi oleh sel-sel
membran gelatin terdapat lapisan endapan kalsium karbonat yang disebut otolit.
istilah “otolit” lebih luas dipakai oleh para pakar klinik. Otolit tersebut lebih padat
dari endolimf di sekelilingnya. Oleh karena itu dapat bereaksi terhadap gravitasi
Ada dua tipe sel rambut baik pada macula maupun Krista. Sel rambut tipe
1 berbentuk botol dan mempunyai ujung saraf berbentuk piala yang menyelubungi
semuanya kecuali ujung yang berambut. Ini mungkin analog dengan sel-sel
rambut dalam koklea. Sel rambut tipe II berbentuk silinder dan mempunyai
9
beberapa ujung saraf kecil hanya pada basis sel. Bentuk ini mungkin analog
dengan sel-sel rambut luar koklea. Sel rambut tipe I berkumpul di puncak Krista
dan bagian tengah macula, sel rambut tipe II berkumpul di daerah organ akhir
Ada dua tipe silia : kinosilia dan stereosilia. Tiap sel rambut hanya
mempunyai satu kinosilium dan berkas yang terdiri dari 60 sampai 100 stereosilia.
kutikula padat diujung apical sel rambut. Bentuknya tidak sehomogen seperti
anggapan orang semula, tapi berisi mikrofilamen yang tersusun memanjang yang
mungkin terdiri dari zat aktin. Membrane yang membungkus stereosilia adalah
lanjutan membrane sel rambut yang menebal. Stereosilia berkerut pada dasarnya
dan sewaktu defleksi bergerak seperti batang kaku berputar sekeliling daerah
Kinosilia berakhir pada badan basal, terdapat tepat dibawah membrane sel
sekeliling dua filament sentral. Susunan 9 tambah 2 ini terdapat pada berbagai
silia yang bergerak misalnya epitel saluran napas, epitel duktus kandung telur,
flagelata uniseluler. Pada setiap sel rambut, sebatang kinosilium berada pada satu
sisi dari sekumpulan stereosilia. Pada macula maupun Krista, sel-sel rambut
didaerah yang sama cenderung mempunyai kinosilia pada sisi yang sama dengan
10
Semua kinosilia cenderung mengarah ke garis yang disebut linea alba,
mengarah menjauhi linea alba. Pada Krista kanal horizontal, kinosilia mengarah
berlawanan arah.
Gambar 7. konversi kemiringan kepala terhadap merunduknya silia rambut oleh makula
( Ballenger 1996 )
vestibuler adalah melengkungnya silia sel rambut. Jika permukaan makula miring,
gelatin beserta sel rambut yang melekat, seperti terlihat pada gambar 7 .
terhadap dinding saluran dan kupula, yang didalamnya terdapat sel rambut.
11
Gambar 8 : konversi putaran kepala terhadap merunduknya silia rambut oleh Krista dan
kupula ( Ballenger 1996 )
Kupula berayun seperti pintu angin dengan engsel pada permukaan Krista.
Gerakan silia untuk fungsi fisiologi normal dapat dilakukan dengan mudah
Pada beberapa spesies, kupula menempel seperti itu dan bila terdorong
endolimf, akan melekuk maksimal pada dasarnya dan bukan pada apeks.
tesebut akan diolah di SSP, sehingga menggambarkan keadaan posisi tubuh pada
saat itu.
12
Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang
terdapat sel-sel reseptor keseimbangan. Labirin kinetic terdiri dari tiga kanalis
terdiri dari sel-sel reseptor keseimbangan dan seluruhnya tertutup oleh suatu
cairan endolimfa dilabirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk.
ion kalsium akan masuk kedalam sel yang menyebabkan terjadinya proses
terjadi hiperpolarisasi.
13
Gambar 9. Distribusi potensial istirahat di dalam Ampula ( Ballenger 1996)
mengenai perubahan posisi tubuh akibat percepatan linier atau percepatan sudut,
menimbulkan gejala pada sistem tubuh bersangkutan. Gejala yang timbul dapat
berupa vertigo, rasa mual,dan muntah. Pada jantung berupa bradikardi atau
14
Gambar 10. hubungan merunduknya silia, perubahan potensial reseptor, perubahan
kecepatan penyaluran saraf ( Ballenger 1996)
reseptor, serta eksitasi dan inhibisi saraf. Ketika stereosilia merunduk kea rah
kinosilia, potensial istirahat berkurang dan saraf aferen yang bersinapsis dengan
Pada kanal vertical, efek arah ini sebaliknya. Jadi, polarisasi morfologik
15
Didapatkan karakteristik umum bahwa neuron dapat digolongkan sebagai
responder gerakan miring (unit otolith) atau responder rotasi (unit kanal). Lokasi
kedua unit ini sesuai yang diharapkan dari proyeksi anatomic aferen dari otolit
dipersarafi oleh sakulus dan utrikulus (nukleus inferior dan bagian kaudal nucleus
Diantara responder reaksi rotasi, jalur dari tiap-tiap kanal agaknya sering
terpisah. Jadi misalnya, neuron yang bereaksi terhadap rotasi vertical atau
terhadap stimulasi listrik dari saraf ampula vertical tidak akan bereaksi terhadap
rotasi horizontal atau stimulasi dari saraf ampula horizontal dan sebaliknya.
aferen untuk reflek vestibulo okuler yang membangkitkan pergerakan bola mata
16
Reflek vestibulo-okuler dilayani 3 jalur neuron sederhana dengan sinapsis
Interkoneksi inhibisi penting dalam formasi konyugasi gerak bola mata dan reflex
pergerakan bola mata memberikan pengertian bagi para klinisi akan konsep
gerakan kompensasi bola mata, diperlihatkan gambar 11, pergerakan kepala kekiri
menggerakkan endolimf kearah kanan dalam kanal kiri. Artinya menuju ampula
dalam kanal kanan, yang menurunkan output saraf. Menurunnya output saraf
kiri, sehingga menimbulkan suatu output sinergis dengan konyugasi deviasi mata
ke kanan yang ditimbulkan oleh ouput dari kanal kontralateral,dapat dilihat pada
gambar 12.
17
Gambar 12. Fase Vestibuler dari bermacam-macam Nistagmus (Ballenger 1996)
kerusakan pada sistem vestibulernya, misalnya orang dengan paresisi kanal akan
merasa terganggu bila naik perahu. Rangsangan normal dapat pula menimbulkan
vertigo pada orang normal, bila situasinya berubah, misalnya dalam ruang tanpa
bobot.
Vertigo tidak akan timbul bila hanya ada perubahan konsentrasi o2 saja,
tapi harus ada factor lain yang menyertainya, misalnya sklerosis pada salah satu
dari arteri auditiva interna, atau salah satu arteri tersebut terjepit. Dengan
demikian bila ada perubahan konsentrasi o2, hanya satu sisi saja yang
vertigo disebabkan oleh karena terjadi perbedaan perilaku antara arteri auditiva
interna kanan dan kiri, sehingga menimbulkan perbedaan elektro potensial antara
18
BAB III
A. Definisi
BPPV kanalis horizontal adalah suatu bentuk varian dari BPPV yang
pertama kali diperkenalkan oleh McClure tahun 1985 dengan karakteristik vertigo
horizontal yang terjadi dapat berupa geotropik (arah gerakan fase cepat ke arah
telinga di posisi bawah) atau apogeotropik (arah gerakan fase cepat ke arah telinga
di posisi atas) selama kepala dipalingkan ke salah satu sisi dalam posisi telentang.
Nistagmus geotropik terjadi karena adanya otokonia yang terlepas dari utrikulus
(kanalolithiasis apogeotropik).2,7,12
B. Etiologi
sering tidak dapat ditemukan “idiopathic” dan separuh dari kasus BPPV ini
penyebabnya sulit dipastikan. Belum jelas mengapa partikel kecil kristal kalsium
karbonat bisa bebas di telinga bangian dalam. Ini mungkin terjadi disebabkan oleh
trauma kepala ringan atau mungkin juga karena pergerakan kepala yang berulang
19
(misalnya bekerja di depan komputer dengan kepala yang bergerak ke atas dan
bawah atau membersihkan debu pada tempat yang lebih tinggi dari kepala.
otholitik utricular.13,14
1. Anamnesis
yang mendorong pasien datang berobat ke dokter. Pada tiap keluhan atau kelainan
perlu ditelusuri; sejak kapan mulai, sifat serta beratnya, lokasi serta penjalarannya,
hubungannya dengan waktu, keluhan lain yang ada hubungannya dengan keluhan
keluhan lebih berat atau lebih ringan, dan perjalanan keluhan (apakah menetap,
bertambah berat, bertambah ringan, datang dalam bentuk serangan dan lain
sebagainya).
Pasien BPPV akan mengeluh jika kepala berubah posisi pada suatu
keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar
jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari
tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala
20
kadang-kadang disertai rasa tidak nyaman sampai mual dan muntah .
yaitu pemeriksaan tanda vital antara lain tekanan darah, denyut jantung, suhu, dan
misalnya adanya kenaikan tekanan darah atau penurunan tekanan darah bisa di
sisi dan ada deviasi postural, sering disertai deviasi kinetik atau “past pointing”.
menilai timbulnya nistagmus pada posisi tersebut. Kebanyakan kasus BPPV saat
ini disebabkan oleh kanalitiasis bukan kupolitiasis. Nistagmus adalah gerak bola
mata kian kemari yang terdiri atas dua fase yaitu fase lambat dan fase cepat. Fase
tipe BPPV dapat dinilai dengan mengobservasi timbulnya nistagmus secara teliti,
21
dengan melakukan berbagai perasat provokasi menggunakan infrared video
nistagmus yaitu; perasat Dix Hallpike, perasat side lying, perasat roll dan tes
kalori.10, 15, 16
Perasat Dix Hallpike merupakan perasat yang paling sering digunakan. Side
lying test digunakan untuk menilai BPPV pada kanal posterior dan anterior.
Perasat Roll untuk menilai vertigo yang melibatkan kanal horisontal. Diagnosis
BPPV pada kanalis posterior dan anterior dapat ditegakkan dengan cara
vertigo dari kanalis semi sirkularis yang terlibat. Pemeriksaan dapat memilih
3. a. Perasat Dix-Hallpike
vertigo dipicu oleh gerakan kepala tertentu. Pada saat perasat provokasi
kacamata Frenzel yang dipakai oleh pasien dalam ruangan gelap, lebih baik lagi
bila direkam dengan system video infra merah (VIM). Penggunaan VIM
22
memungkinkan penampakan secara simultan dari beberapa pemeriksaan dan
Perasat Dix-Hallpike pada garis besarnya terdiri dari dua gerakan yaitu :
1). Perasat Dix-Hallpike kanan pada bidang kanal anterior kiri dan kanal posterior
kanan dan 2). perasat Dix-Hallpike kiri pada bidang posterior kiri dan anterior
kanan. Untuk melakukan perasat Dix-Hallpike kanan, pasien duduk tegak pada
pasien dibaringkan dengan kepala tetap miring 45 derajat ke kanan sampai kepala
sampai respon abnormal timbul. Penilaian respon pada monitor dilakukan selama
abnormal atau bila perasat tersebut tidak diikuti dengan CRT maka pasien secara
maksimal 40 detik sampai respon abnormal hilang. Bila ditemukan adanya respon
abnormal, dapat di lanjutkan dengan CRT, bila tidak ditemukan respon abnormal
atau bila tidak dilanjutkan dengan tindakan CRT, pasien secara perlahan-lahan
didudukkan kembali.3,4,16
Hasil tes yang normal berarti bahwa Anda tidak memiliki vertigo atau
nystagmus selama tes. Sebuah hasil tes abnormal berarti bahwa Anda memiliki
vertigo atau nystagmus selama tes. Sangat mungkin bahwa vertigo disebabkan
23
oleh masalah telinga bagian dalam atau masalah otak, tergantung pada cara Anda
Perasat side lying juga terdiri dari 2 gerakan yaitu: a). Perasat side lying
kanan yang menempatkan kepala pada posisi di mana kanalis anterior kiri atau
kanalis posterior kanan pada bidang tegak lurus garis horisontal dengan kanal
posterior pada posisi paling bawah dan b). perasat side lying kiri yang
menempatkan kepala pada posisi di mana kanalis anterior kanan dan kanalis
posterior kiri pada bidang tegak lurus garis horisontal dengan kanal posterior pada
meja, kemudian dijatuhkan ke sisi kanan dengan kepala ditolehkan 45° ke kiri
(menempatkan kepala pada posisi kanalis anterior kiri atau kanalis posterior
kanan), tunggu 40 detik sampai timbul respon abnormal. Pasien kembali ke posisi
duduk untuk diakukan perasat Sidelying kiri, pasien secara cepat dijatuhkan ke
sisi kiri dengan kepala ditolehkan 45° ke kanan (menempatkan kepala pada posisi
respon abnormal.2, 3, 6
Head roll test dilakukan dengan memutar kepala pasien 90° ke sisi kiri
atau kanan pada posisi telentang dengan mengangkat kepala 30° dari garis
24
semula (wajah menghadap keatas dalam posisi telentang), pada posisi ini dapat
muncul. Nistagmus yang muncul pada waktu melakukan manuver head roll test
menggambarkan tipe BPPV kanalis horizontal. Jika vertigo dan nistagmus yang
muncul pada manuver head roll test mempunyai intensitas yang sama antara
telinga kiri dan kanan, maka letak telinga yang sakit ditentukan dengan manuver
lainnya yang tidak membandingkan intensitas dari vertigo dan nistagmus dengan
bantuan elektronistagmografi (ENG), seperti bow and lean test, dan lying down
3. d. Tes Kalori
lateral di labirin berada dalam posisi vertikal, dengan demikian dapat dipengaruhi
secara maksimal oleh aliran konveksi akibat endolimf). Tabung suntik berukuran
20 mL dengan ujung jarum yang dilindungi oleh karet ukuran no 15 diisi dengan
air bersuhu 30ºC (kira-kira 7º di bawah suhu badan) air disemprotkan ke liang
air selama kira-kira 20 detik. Bola mata penderita segera diamati terhadap adanya
nistagmus. Arah gerak nistagmus ialah ke sisi yang berlawanan dengan sisi telinga
yang dialiri (karena air yang disuntikkan lebih dingin dari suhu badan) Arah gerak
25
tiap penderita. Biasanya antara½ - 2 menit. Setelah istirahat 5 menit, telinga ke-2
pada kedua sisi, yang pada keadaan normal hampir serupa. Pada penderita
injeksi berlangsung ialah 20 detik. Pada keadaan normal hal ini akan mencetuskan
nistagmus yang berlangsung 2-2,5 menit. Bila tidak timbul nistagmus, dapat
disuntikkan air es20 mL selama 30 detik. Bila ini juga tidak menimbulkan
nistagmus, maka dapat dianggap bahwa labirin tidak berfungsi. Tes ini
tidak berfungsi.10, 15
lambat, kurang lebih 40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu
menit bila sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih
dari satu menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan
mencatat arah fase cepat nistagmus yang abnormal dengan mata pasien menatap
lurus ke depan : 1). fase cepat ke atas berputar ke kanan menunjukkan BPPV pada
kanalis posterior kanan, 2). fase cepat ke atas berputar ke kiri menunjukkan BPPV
pada kanalis posterior kiri, 3). fase cepat ke bawah berputar ke kanan
menunjukkan BPPV pada kanalis anterior kanan, 4). fase cepat ke bawah berputar
pada bidang yang sesuai dengan kanal yang terlibat. Perlu diperhatikan, bila
26
respon nistagmus sangat kuat, dapat diikuti oleh nistagmus sekunder dengan arah
oleh karena proses adaptasi sistem vestibuler sentral. Perlu dicermati bila pasien
positif, pada umumnya pasien mendapat serangan nistagmus dan vertigo kembali.
Respon tersebut menyerupai respon yang pertama namun lebih lemah dan
nistagmus fase cepat timbul dengan arah yang berlawanan. Hal tersebut
4. a. Romberg’s Sign
instabilitas yang parah dan seringkali tidak dapat berjalan. walaupun Romberg‟s
sign konsisten dengan masalah vestibular atau propioseptif, hal ini tidak dapat
dgunakan dalam mendiagnosis vertigo. Pada sebuah studi, hanya 19% sensitive
untuk gangguan vestibular dan tidak berhubungan dengan penyebab yang lebih
serius dari dizziness(tidak hanya terbatas pada vertigo) misalnya drug related
kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup.
Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa
cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup
badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi,
27
pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan
serebelar badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada
4. b. Tes Berjalan
Penderita disuruh berjalan maju dan mundur dengan mata terbuka dan
tertutup diperlihatkan deviasi gaya berjalan. Jika terdapat deviasi maka terdapat
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan
4. d. Posturografi
peranan penting : sistem visual, vestibular, dan somatosensorik. Tes ini dilakukan
dengan 6 tahap : 1) Pada tahap ini tempat berdiri penderita terfiksasi dan
ditutup) dan tempat berdiri terfiksasi (serupa dengan tes romberg). 3) Pandangan
melihat pemandangan yang bergoyang, dan ia berdiri pada tempat yang terfiksasi.
Dengan bergeraknya yang dipandang, maka input visus tidak dapat digunakan
sebagai patokan untuk orientasi ruangan. 4) Pandangan yang dilihat biasa, namun
28
input somatosensorik dari badan bagian bawah dapat diganggu. 5) Mata ditutup
input(informasi).10, 15, 16
5. Diagnosis
BPPV kanalis horizontal adalah suatu bentuk varian dari BPPV yang
pertama kali diperkenalkan oleh McClure tahun 1985 dengan karakteristik vertigo
horizontal yang terjadi dapat berupa geotropik (arah gerakan fase cepat ke arah
telinga di posisi bawah) atau apogeotropik (arah gerakan fase cepat ke arah telinga
di posisi atas) selama kepala dipalingkan ke salah satu sisi dalam posisi telentang.
Nistagmus geotropik terjadi karena adanya otokonia yang terlepas dari utrikulus
(kanalolithiasis apogeotropik).3, 6, 17
putaran kepala yang mengakibatkan intensitas vertigo dan nistagmus yang kuat
29
akan menunjukkan letak telinga yang sakit pada nistagmus geotropik dan telinga
Pasien dengan BPPV sering mengeluhkan rasa pusing berputar diikuti oleh
mual, muntah dan keringat dingin sewaktu merubah posisi kepala terhadap
gravitasi, dengan periode vertigo yang episodik dan berlangsung selama satu
menit atau kurang. Pasien akan memodifikasi atau membatasi gerakan untuk
30
yang merupakan etiologi atau yang dapat mempengaruhi keberhasilan terapi,
seperti riwayat stroke, diabetes, hipertensi, trauma kepala, migrain dan riwayat
menggunakan manuver head roll test. Head roll test dilakukan dengan memutar
kepala pasien 90° ke sisi kiri atau kanan pada posisi telentang dengan mengangkat
kepala 30° dari garis horizontal bumi, sambil mengobservasi nistagmus yang
menghadap posisi semula (wajah menghadap keatas dalam posisi telentang), pada
posisi ini dapat muncul kembali nistagmus, setelah nistagmus tambahan hilang,
nistagmus yang muncul. Nistagmus yang muncul pada waktu melakukan manuver
head roll test menggambarkan tipe BPPV kanalis horizontal.1,2,21 Jika vertigo dan
nistagmus yang muncul pada manuver head roll test mempunyai intensitas yang
sama antara telinga kiri dan kanan, maka letak telinga yang sakit ditentukan
dengan manuver lainnya yang tidak membandingkan intensitas dari vertigo dan
nistagmus dengan bantuan elektronistagmografi (ENG), seperti bow and lean test,
31
American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery tidak
merekomendasikan maneuver head roll test pada pasien dengan kemampuan fisik
terbatas, seperti stenosis servikal, kyposcoliosis berat, ruang gerak servikal yang
Paget’s disease, morbid obesity, ankylosing spondylitis, low back dysfunction dan
trauma medulla spinalis. Sampai saat ini, belum ditemukan adanya laporan
tentang bahaya atau trauma yang sebabkan oleh manuver head roll test.2
loss dapat muncul pada pasien dengan BPPV, namun tidak mempengaruhi
vertigo yang disertai mual muntah hebat, sehingga belum memungkinkan untuk
6. Penatalaksanaan
Terapi BPPV tergantung pada patofisologi dan jenis kanal yang terlibat.
Tujuan terapi adalah melepaskan otokonia dari dalam kanalis atau kupula,
32
6. a. Barbeceau Manuver10,18,21
Pasien diminta untuk berputar 360o dalam posisi tidur, dimulai dengan
telinga yang sakit diposisi bawah, berputar 90o sampai satu putaran lengkap
Pasien berputar 2700 dalam posisi tidur miring ke sisi telinga yang sakit,
berputar 900 tiap satu menit menuju ke telinga yang sehat dengan total putaran
270o.
33
Gambar 16. Log Roll Maneuver17
6. c. Gufoni Maneuver6,7,18,19
dengan cepat ke arah sisi lesi, posisi ini dipertahankan selama satu menit setelah
nistagmus apogeotropik berakhir. Dalam posisi rebah, kepala pasien diputar 450
ke depan (hidung ke atas), posisi ini dipertahankan selama dua menit. Pasien
34
6.d. Forced Prolonged Position Maneuver6,8,18
Pasien diminta untuk tidur miring dengan telinga yang sakit berada di posisi
atas selama 12 jam. Posisi ini diharapkan mampu melepaskan otokonia yang
bantuan gravitasi.
kanalis horizontal tipe kupulolithiasis sampai saat ini masih merupakan tantangan
provokasi ulang, jika masih terdapat gejala vertigo dan nistagmus, maka manuver
terapi diulang kembali. Umumnya pada manuver provokasi yang ketiga, gejala
a) Asimptomatis; pasien tidak lagi mengeluhkan rasa pusing berputar, dan head
b) Perbaikan; secara subjektif keluhan vertigo telah berkurang lebih dari 70%,
35
c) tidak ada perbaikan; jika keluhan vertigo yang dirasakan berkurang <70%, dan
BPPV kanalis horizontal beremisi lebih cepat dan lebih baik daripada BPPV
posterior, hal ini dikarenakan posisi ujung kanalis semisirkularis horizontal yang
terbuka dan sejajar dengan utrikulus sewaktu kepala berada pada posisi sejajar
bidang horizontal bumi, sehingga otokonia yang berada di sepanjang kanalis dapat
36
BAB IV
RINGKASAN
adanya keluhan rasa pusing berputar sewaktu posisi kepala berubah, diikuti
dengan gejala mual muntah dan keringat dingin. Tes provokasi dengan manuver
head roll test menimbulkan vertigo hebat sewaktu kepala dimiringkan kekiri
Menurut Heidenreich dkk, nistagmus geotropik kiri muncul pada waktu tes
provokasi karena otokonia yang berada pada bagian posterior kanal bergerak ke
nistagmus horizontal dengan fase cepat ke kiri. Pada nistagmus apogeotropik kiri,
otokonia berada pada bagian anterior kanalis horizontal kiri, atau melekat pada
nistagmus horizontal dengan arah fase cepat ke kanan sewaktu telinga kiri berada
laten, intensitas menetap selama kepala berada pada posisi provokatif dan tidak
dengan onset yang lebih singkat sekitar satu menit dan mempunyai fatigabilitas.
Kedua hal diatas sangat penting untuk dibedakan karena merupakan dasar
vertigo dan nistagmus serta arah dari fase cepat nistagmus. Pada pasien yang tidak
37
memperlihatkan perbedaan intensitas yang bermakna, atau dengan intensitas yang
sama antara kiri dan kanan, letak lesi dapat ditentukan dengan maneuver bow and
lean test atau lying down dan head-bending nystagmus, yaitu dengan menentukan
arah nistagmus.12,18,19
dengan gejala khas BPPV tapi dengan Dix-Hallpike yang negatif pada waktu tes
provokasi, haruslah dilanjutkan dengan head roll test, karena manuver Dix
horizontalis.6,7
manuver terapi, namun yang terbanyak dan paling umum dipakai dan yang
dilakukan mulai dengan telinga sakit berada diposisi bawah, yaitu telinga dimana
intensitas vertigo dan nistagmus yang terjadi lebih kuat kearah telinga yang sehat,
sering terjadi daripada tipe kupulolithiasis dan merupakan tipe BPPV kanalis
kupulolithiasis.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
18. Lee SH, Choi KD, Jeong SH, Oh YM, Koo JW, Kim JS. Nystagmus during
neck flexion in the pitch plane in benign paroxysmal positional vertigo
involving the horizontal canal. Journal of the Neurological Sciences 2007;
256: 75-80
19. Hain TC. Lateral canal BPPV. Last modified 2009, November 21 (cited 2010
Jan 13). Available from http://www.dizziness-andbalance.
com/disorders/bppv/lcanalbppv.htm
20. Fife TD, Iverson DJ, Lempert T, et al. Practice parameter: Therapies for
benign paroxysmal positional vertigo (an evidence-based review): Report of
the Quality Standard Subcommittee of the American Academy of Neurology.
Neurology 2008;70:2067-73.
21. Koo JW, moon IJ, Shim WS, Moon SY, Kim JS. Value of Lying-down
Nystagmus in the lateralization of horizontal semicircular canal banign
paroxysmal positional vertigo. Otology & Neurotology 2006;27: 367-71.
40