KARSINOMA LIDAH
Metastasis merupakan salah satu Namun, apa yang masih kontroversial adalah
karakteristik penting dari keganasan. Lidah apakah diseksi leher selektif harus dilakukan
kaya akan jaringan limfatik dan otot yang pada pasien dengan klinis N0. Oleh karena
banyak pembuluh darah, sehingga tidak tingginya angka kejadian metastasis
memadai untuk melindungi dirinya dari invasi tersembunyi limfonodi leher, diseksi leher
dan metastasis tumor.2, 22 selektif profilaksis pada karsinoma lidah
dengan klinis N0 telah disarankan oleh
Adanya metastasis ke limfonodi leher
banyak penulis dalam beberapa literatur.8, 22
secara signifikan menurunkan angka
kelangsungan hidup pasien karsinoma lidah.
Hernández dkk, menyatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan secara statistik
angka kelangsungan hidup pasien karsinoma
PRESENTASI KASUS
lidah N0 (95%) dibandingan dengan N+
(38%) dengan p = 0,001.4, 22 Pasien perempuan 37 tahun datang ke
Modalitas diagnosis moderen seperti Poli THT RS Sardjito dengan keluhan utama
Computerized TomographyScan (CT Scan), nyeri pada lidah sebelah kanan. Nyeri pada
Magnetic Resonance Imaging (MRI), lidah sebelah kanan sejak 4 tahun yang lalu
Ultrasonography (USG), dan Aspirasi Jarum dan sudah menjalani operasi pada tahun itu.
Halus (AJH) dengan panduan USG Kemudian pasien menjalani sekitar 1 tahun
dianjurkan untuk pasien dengan klinis N0, kemoradiasi hingga complete response.
dan telah menjadi prosedur skrining rutin Sekitar 8 bulan yang lalu pasien mengeluhkan
1
kembali adanya nyeri pada lidah. Pasien tidak Dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
mengeluhkan adanya mimisan, pandangan dan pemeriksaan penunjang pasien
ganda, susah menelan, dan sesak napas. didiagnosis dengan Karsinoma Lidah Rekuren
Keluhan telinga, hidung, dan tenggorok (PA: SCC Differensiasi Baik-Sedang)
lainnya disangkal oleh pasien. Pasien pernah T2N0M0 Stadium 2 Post Glosektomi Partial
merasakan keluhan serupa sebelumnya 4 (2013) + CRTx (2014).
tahun yang lalu dan sudah diterapi. Tidak ada
Permasalahan pada kasus ini adalah
keluarga dengan riwayat penyakit yang sama.
penatalaksanaannya.
Pada pemeriksaan fisik keadaan
umum pasien baik, kesadaran compos mentis
dan gizi cukup. Tanda vital pasien tekanan
darah: 120/70 mmHg, nadi: 78x/m, suhu: 36,7 DISKUSI
0
C, Pernapasan 18 x/m.
Tujuan dari terapi karsinoma lidah
Pada pemeriksaan fisik lidah tampak
adalah untuk mencapai kontrol lokal dan
adanya ulserasi pada tepi kana lidah sebesar
regional dari penyakit yang dapat dicapai
kurang lebih 2x1x1 cm. Pemeriksaan telinga
dengan eksisi secara lengkap pada tumor
kanan dan kiri dalam batas normal dan
primer dan limfonodi yang mengalami atau
membran timpani intak. Pada pemeriksaan
berisiko terjadi metastasis.4, 22
Pilihan terapi
rhinoskopi anterior didapatkan mukosa
karsinoma lidah tergantung pada ukuran,
hidung dalam batas normal. Pada rhinoskopi
lokasi tumor primer, status limfonodi, ada
posterior juga didapatkan mukosa hidung
atau tidak adanya metastasis jauh,
dalam batas normal, pemeriksaan orofaring
kemampuan pasien untuk mentoleransi terapi,
selain lidah dalam batas normal. Pemeriksaan
dan pilihan pasien.9, 22
laringoskopi indirek dalam batas normal.
Pemeriksaan leher tidak teraba adanya massa.
Penatalaksanaan karsinoma lidah
Hasil CT Scan menunjukkan adanya
sebagian besar adalah operasi, dengan
massa di lingua. Dari hasil pemeriksaan
radioterapi, dan kemoterapi, yang dipengaruhi
biopsi sikat didapatkan kesimpulan adanya
oleh sejumlah faktor terutama keseimbangan
radang dengan displasia ringan sampai
antara hasil yang positif dan efek samping.10, 22
sedang. Pasien kemudian dilakukan tindakan
biopsi lidah langsung di kamar bedah dengan Meskipun telah ada kemajuan dalam
general anestesi dan didapatkan kesimpulan prosedur diagnosis pencitraan, tetapi
karsinoma sel skuamosa diferensiasi baik semuanya memiliki kemampuan yang terbatas
hingga sedang. dalam mendeteksi limfonodi yang memiliki
ukuran sangat kecil.9, 22
Ada kemungkinan
2
terjadi metastasis yang bersifat tersembunyi Tumor dengan ketebalan lebih dari 3-9
dan tidak teridentifikasi pada saat melakukan mm memiliki angka kejadian metastasis ke
diagnosis dalam menentukan stadium limfonodi leher sebesar 50%, kekambuhan
penyakit sebelum terapi.11, 22 lokal 11%, dengan angka kelangsungan hidup
bebas penyakit 5 tahun 77%. Pasien dengan
Insidensi mikrometastasis yang tidak
ketebalan tumor lebih dari 3 mm memiliki
dapat dideteksi dengan teknik pencitraan
angka kejadian metastasis ke limfonodi leher
apapun adalah sebesar 25%. Oleh karena itu,
yang tinggi sehingga DLE harus dilakukan
atas dasar kriteria pencitraan saja, masih sulit
walaupun dengan klinis N0.12, 22
untuk menentukan sejauh mana terapi pada
leher harus dilakukan dalam penatalaksanaan Pada penatalaksanaan karsinoma lidah
karsinoma lidah untuk menghindari stadium awal, terdapat keuntungan pada
kemungkinan undertreatment atau angka kelangsungan hidup pasien jika
overtreatment.9, 22 metastasis diterapi ketika masih tersembunyi
daripada menunda sampai metastasi ke
Pendekatan “Wait and Watch”.
limfonodi teraba. Setelah menjalani DLE,
Tumor dengan ketebalan 3 mm, angka
pasien dengan metastasis yang terbatas pada
kejadian metastasis limfonodi leher sebesar
limfonodi memiliki angka kelangsungan
10%, dengan angka kelangsungan hidup
hidup yang sama dengan pasien tanpa
bebas penyakit 5 tahun sebesar 100%. Pasien
metastasis ke limfonodi. Sebaliknya pada
dengan ketebalan tumor 3 mm tidak
pasien tanpa dilakukan terapi leher baik
memerlukan tindakan DLE jika dengan klinis
dengan operasi (DLE) atau radioterapi
N0, karena risiko terjadinya metastasis ke
memiliki tingkat kekambuhan regional yang
limfonodi leher sangat rendah. Glosektomi
tinggi.13, 22 Lim dan Choi, mendapatkan DLE
adalah terapi yang adekuat dengan prognosis
yang dilakukan pada karsinoma lidah dengan
12, 22
yang baik mendekati 100%.
klinis N0 memiliki Disease Specific Survival
Rate (DSSR) setelah 5 tahun yang tinggi,
Diseksi Leher Elektif (DLE). Diseksi
yaitu sekitar 68%.14, 22
leher elektif tergantung pada filosofi dan
pengalaman seorang ahli bedah kepala leher,
Angka kekambuhan regional pasien
tetapi secara umum merekomendasikan DLE
karsinoma lidah T1-T2 yang hanya mendapat
dilakukan pada tumor-tumor pada stadium
terapi pembedahan pada tumor primer cukup
lanjut, keterlambatan terapi, follow up yang
tinggi. Huang dkk, melaporkan tingkat
tidak adekuat, kekambuhan, diferensiasi
kekambuhan regional pada kelompok pasien
buruk, invasi perineural, tumor yang agresif
karsinoma lidah T1-T2 dengan klinis N0 yang
13, 22
dan infiltratif.
3
hanya dilakukan observasi (28,6%) secara Kligerman dkk, melaporkan dari 67
signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pasien karsinoma lidah dan KSS dasar mulut
kelompok yang menjalani DLE (12,7%) stadium I dan II yang menjalani DLSOH atau
dengan p = 0.004.15, 22 observasi saja didapatkan, pada kelompok
pasien yang menjalani DLSOH (34 pasien)
Penelitian yang sama juga dilakukan
kejadian metastasis tersembunyi ke limfonodi
oleh Carlson dkk, melaporkan pada pasien
leher sebesar 21%, dan 12% mengalami
karsinoma lidah angka kelangsungan hidup
kekambuhan regional, sedangkan pada
pada kelompok yang hanya diobservasi
kelompok yang hanya dilakukan observasi
tercatat sebesar 33%, sedangkan kelompok
saja (33 pasien), 39% terdiagnosis metastasis
yang menjalani DLE sebesar 55%, dan
ke limfonodi leher selama follow up. Angka
kontrol lokoregional meningkat dari 50-
kelangsungan hidup 3.5 tahun adalah 72%
16, 22
91%.
pada kelompok DLSOH dan 49% pada
kelompok yang hanya dilakukan observasi.20,
Diseksi leher elektif umumnya lebih
22
disukai, karena memungkinkan penentuan
stadium penyakit secara histopatologi pasca
Diseksi leher supraomohioid dengan
tindakan dengan menyediakan informasi
analisis frozen section dalam pengelolaan
penting berupa adanya keterlibatan limfonodi
karsinoma lidah dengan klinis N0
leher dan ESC pada pasien yang berisiko
memberikan hasil yang adekuat, dan
17, 22
tinggi, serta penentuan penggunaan terapi
membatasi level leher yang diangkat,
18, 22
adjuvant yang lebih akurat.
sehingga dapat mencegah morbiditas yang
tidak perlu.13, 22
Diseksi leher supraomohioid
Diseksi leher supraomohioid
juga memberikan informasi prognosis yang
merupakan solusi yang ideal untuk dilema
signifikan pada pasien dan juga ahli onkologi
bagi beberapa ahli bedah dalam melakukan
radiasi yang mungkin kesulitan untuk
penatalaksanaan pasien karsinoma lidah
melakukan terapi tanpa adanya informasi
dengan klinis N0. Menurut definisi, DLSOH
yang objektif.16, 22
adalah pengangkatan limfonodi leher pada
level I-III, dengan mempertahankan nervus
Diseksi leher supraomohioid harus
asesorius, vena jugularis interna, dan
dilakukan sebagai penatalaksanaan karsinoma
16, 22
muskulus sternokleidomastoideus.
lidah, dan level IV diikut sertakan hanya bila
Pendekatan konservatif seperti DLSOH pada
ada kecurigaan metastasis limfonodi leher
pasien karsinoma lidah dilakukan jika tidak
pada level II atau III.19, 22
Beberapa penulis
ada indikasi lain untuk dilakukan diseksi leher
telah merekomendasikan DLSOH dengan
19, 22
radikal.
4
analisis frozen section limfonodi untuk respon. Delapan bulan terakhir keluhan
memutuskan memperluas diseksi leher kembali muncul. Pada pemeriksaan fisik
intraoperatif.16, 22 didapatkan adanya gambaran ulserasi pada
tepi lidah sebelah kanan. Hasil CT Scan
Pada karsinoma lidah dengan tumor
menunjukkan adanya massa di lingua. Dari
yang mendekati atau melintasi struktur
hasil pemeriksaan biopsi sikat didapatkan
midline, diseksi leher bilateral diindikasikan
kesimpulan adanya radang dengan displasia
karena limfonodi pada kedua sisi leher
ringan sampai sedang. Hasil biopsi lidah
berisiko mengandung metastasis.23, 22
langsung didapatkan kesimpulan karsinoma
sel skuamosa diferensiasi baik hingga sedang.
Kemoterapi dan Radioterapi.
Diseksi leher supraomohyoid merupakan
Pasien kemudian didiagnosis dengan
prosedur terapi yang efektif, tetapi tidak
Karsinoma Lidah Rekuren (PA: SCC
adekuat. Radioterapi dan kemoterapi harus
Differensiasi Baik-Sedang) T2N0M0 Stadium
dipertimbangkan untuk hasil patologi anatomi
2 Post Glosektomi Partial (2013) + CRTx
12, 22
yang positif.
(2014).