EPISTAKSIS
Presentator :
dr. Yulialdi Bimanto Heryanto Putra
Moderator :
dr. Kartono Sudarman, Sp.T.H.T.K.L. (K).
sebagai pendarahan dari dalam hidung atau dengan epistaksis posterior (Parajuli, 2015).
epistaksis posterior yang mencapai 6-10% sistemik dan lokal. Lokal paling sering
dalam rasio prevalensi (Buchberger et al., disebabkan oleh trauma digital dan
Epistaksis anterior lebih sering terjadi pada daerah hidung pasien. Lokal juga
daripada epistaksis posterior karena tempat dapat disebabkan oleh operasi hidung atau
perdarahan jauh lebih mudah diakses. trauma maksilofasial (Ogle dan Dym,
Epistaksis anterior umumnya timbul dari 2012). Penyebab sistemik dapat berkaitan
pecahnya pleksus Kiesselbach yang juga dengan gangguan atau pengobatan yang
dikenal sebagai area kecil yang merupakan mengakibatkan gangguan pembekuan atau
ujung dari area anastomotik arteri. fungsi trombosit seperti gagal ginjal,
Epistaksis posterior dianggap jauh lebih NSAID, dan salisilat (Baileys, 2012).
banyak darah dan menimbulkan tantangan sehingga memiliki prevalensi sekitar 60%
dalam manajemen kesulitan penanganan dan merupakan salah satu keluhan utama
pada mereka yang memiliki umur <10 ini jarang memerlukan kunjungan ruang
tahun dan > 70 tahun (Reis et al., 2018). gawat darurat. Namun, episode epistaksis
yang membutuhkan penanganan medis oleh kematian terbanyak kedua pada anak usia 0-
pasien serta pada akhirnya pasien akan sepertiga dari semua kanker anak. Hal ini
2018). Tujuh puluh satu persen pasien rawat efektif dan atau kelainan morfologi sel
lama rawat inap 3,6 hari (Beck et al., 2018). masalah umum di antara banyak jenis
adalah penyakit yang sangat umum dan lebih sering terjadi pada pria, orang tua,
posterior hidung. Faktor lain seperti batuk dan menunjukkan risiko rujukan dan rawat
berlebihan pada penyakit paru obstruktif inap yang lebih tinggi dengan
kronik (PPOK), bersin yang terlalu kuat, bertambahnya usia sebagai akibat dari
mengejan dan mengeluarkan nafas berperan populasi yang menua di negara-negara barat
seperti trombositopenia, hemofilia A dan B, digital dan jarang menjadi kasus kritis
penyakit Von Willebrand dan gagal hati (Send et al., 2019). Faktor risiko lain yang
juga dapat menjadi penyebab epistaksis diduga menjadi penyebab epistaksis adalah
perdarahan diatesis karena asupan obat anti- depan disebut nares anterior dan lubang
platelet atau antikoagulan. (Chaaban dkk., belakang disebut nares posterior (choanae).
(ostium) duktus nasolakrimalis. Meatus anterior, arteri labialis superior dan arteri
media terletak antara konka media dan palatina mayor, yang disebut Plexus
dinding lateral rongga hidung, terdapat bula Kiesselbach (little’s area). Pleksus
semilunaris (muara sinus frontal, sinus cedera oleh trauma, sehingga sering
maksila, dan sinus etmoid anterior) dan menjadi sumber epistaxis (pendarahan
terletak antara konka superior dan konka Vena-vena hidung mempunyai nama
media, terdapat muara sinus etmoid yang sama dengan arteri dan berjalan
Untuk vaskularisasi bagian atas rongga optalmika yang berhubungan dengan sinus
etmoid anterior dan posterior yang memiliki katup, sehingga merupakan faktor
merupakan cabang dari arteri oftalmika dari predisposisi untuk mudahnya penyebaran
arteri maksilaris interna, diantaranya ialah Bagian depan dan atas rongga hidung
ujung arteri palatina mayor dan arteri mendapat persarafan sensoris dari nervus
sfenopalatina yang keluar dari foramen etmoidalis anterior, yang merupakan cabang
sfenopalatina bersama nervus sfenopalatina dari nervus nasosiliaris , yang berasal dari
dan memasuki rongga hidung di belakang nervus optalmikus (N. V-1). Rongga hidung
ujung posterior konka media. Bagian depan lainnya sebagian besar mendapat persarafan
hidung mendapat perdarahan dari cabang- sensoris dari nervus maksilaris melalui
hidung. Ganglion ini menerima serabut diawali oleh pecahnya pembuluh darah di
sensoris dari nervus maksila (N.V-2), dalam selaput mukosa hidung. Sebanyak
serabut parasimpatis dari n. petrosus 95% dari kasus epistaksis adalah epistaksis
superfisialis mayor dan serabut saraf anterior, dimana perdarahan berasal dari
Ganglion sfenopalatina terletak dibelakang spontan atau karena trauma di septum nasi.
dan sedikit di atas ujung posterior konka Beberapa literatur membagi penyebab
media. Di dalam rongga hidung juga epistaksis menjadi 2: lokal dan sistemik.
terdapat n. olfaktorius yang berfungsi Berikut ini adalah beberapa penyakit atau
dapat berhenti sendiri (spontan) dan dapat kecelakaan, atau bisa juga akibat
dikendalikan dengan tindakan sederhana. benda asing yang tajam dan trauma
perdarahan cenderung lebih berat dan spina itu sendiri atau mukosa konka
syok. Sering ditemukan pada pasien dengan Epistaksis berat sering timbul pada
dari depan/anterior atau posterior (post sangat lemah ataukah ada tanda-tanda syok,
nasal), dimana darah bisa ditelan atau sebagai akibat banyaknya darah yang keluar
juga mengeluhkan adanya haemoptysis atau yang adekuat, pasien harus ditempatkan
keadaan cemas. Bahkan pada kasus pemeriksaan bekerja, harus cukup untuk
perdarahan yang hebat bisa terjadi syok.8,9 menginspeksi sisi dalam hidung. Sisi
atau penyakit yang mendasari, untuk itu disokong dengan jari telunjuk pada ala nasi.
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan yang satu lagi untuk mengubah posisi
penunjang. Pada anamnesis perlu kepala pasien untuk melihat semua bagian
ditanyakan apakah darah terutama mengalir hidung. Hidung harus dibersihkan dari
ke tenggorokan (ke posterior) atau keluar bekuan darah dan debris secara memuaskan
dari hidung depan (anterior) bila pasien dengan alat penghisap. Lalu dioleskan
dalam keluarga, hipertensi, diabetes dilakukan dalam cara teratur dari anterior
trauma hidung yang belum lama terjadi, dan septum nasi, dinding lateral hidung dan
konka inferior harus diperiksa dengan d) Pada epistaksis anterior, jika sumber
epistaksis meliputi pemeriksaan darah yang asam trikloroasetat 10% atau dengan
a) Perbaiki keadaan umum penderita, anterior dengan kapas atau kain kasa
duduk kecuali bila penderita sangat betadin atau zat antibiotika. Dapat
lemah atau keadaaan syok. juga dipakai tampon rol yang dibuat
b) Pada anak yang sering mengalami dari kasa sehingga menyerupai pita
serta bantuan alat penghisap untuk tampon Bellocq, dibuat dari kasa
posterior).
berikut:
LAPORAN KASUS
Seorang perempuan, usia 66 tahun
keadaan umum baik, compos mentis, gizi dextra CHL Sedang dan auris sinistra
THT didapatkan, pada pemeriksaan telinga Auris Dekstra Otitis Media Efusi.
kanan : pada liang telinga kanan tidak Penatalaksanaan pada pasien ini
telinga kiri : pada inspeksi aurikula kiri Permasalahan pada kasus ini
Philadelpia 2006:1265-1275