Otitis media efusi (OME) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
adanya cairan bening atau nonpurulen di telinga bagian tengah dengan
membran timpani yang utuh tanpa disertai adanya gejala dan tanda
inflamasi akut
Otitis media efusi (OME) adalah peradangan telinga tengah yang ditandai
dengan adanya cairan di rongga telinga tengah dengan membran timpani
intak tanpa disertai dengan tanda-tanda infeksi akut
EPIDEMIOLOGI
Otitis media efusi sering terjadi pada anak-anak, tetapi dapat juga mengenai
orang dewasa.
Angka kejadian OME pada anak yaitu sekitar 5 – 10 %. Sekitar 90% anak-
anak menderita OME pada usia sebelum sekolah, dimana usia tersering
adalah 6 bulan-4 tahun.
Sekitar 2,2 juta orang di Amerika Serikat terdiagnosa otitis media efusi (OME)
setiap tahunnya yang diperkirakan menghabiskan biaya hampir 4 milyar US
dollar.
Di Amerika Serikat, 90% anak usia di bawah 10 tahun pernah menderita OME. Insidens
OME pada usia neonatus adalah 0-12%, usia 1 tahun 12%, usia 2 tahun 7-12%, usia 3-4
tahun 2-18%, usia 5 tahun 4-17%, usia 6-8 tahun 3-9%, dan usia 8-9 tahun 0-6%.3 Di
Inggris, 80% anak-anak usia sampai 4 tahun pernah menderita OME.1 Penelitian di Arab
Saudi mendapatkan prevalensi OME 7,5% pada anak usia di bawah 8 tahun.9 Predileksi
OME adalah jumlah anak lebih dari 4 orang, pendidikan ibu hanya setingkat sekolah
dasar, tinggal di area rural, serta sering menderita OMA.9 Di Indonesia, Anggraeni R, et
al, melakukan penelitian terhadap 7005 anak sekolah usia 6 tahun hingga 15 tahun dan
mendapatkan 26 anak dengan diagnosis OME.10 Sementara Tamin mendapatkan
prevalensi OME adalah 26,7% pada anak TK dan SD
ANATOMI TELINGA
ANATOMI TELINGA TENGAH
(Duvall,2010)
VASKULARISASI
TELINGA TENGAH
• Vaskularisasi telinga tengah dan mastoid Cabang arteri
karotis eksterna, arteri karotis interna, & arteri basilaris.
• Arteri timpanik inferior (arteri karotis eksterna) arteri
faringeal ascenden ke kavum timpani melalui kanalikulus
timpani inferior bersama nervus Jacobson.
• Pembuluh darah lain cabang dari arteri karotis eksterna
anastomose memperdarahi telinga tengah, yaitu arteri
timpanik anterior, arteri aurikularis profunda, arteri mastoid,
arteri stilomastoid, arteri petrosus superfisialis, arteri
timpanik superior, & arteri tubarius.
Dibagi 4 kuadran :
1. Anterosuperior
2. Anteroinferior
3. Posterosuperior
4. Posteroinferior
Ballenger, 2002
MEMBRAN TIMPANI
Dibagi 2 bagian :
• Pars flaksida (membrana
Shrapnelli)
• Pars tensa
1. Epitel berlapis gepeng
2. Subepitel
jaringan penyambung
p.d. & saraf >>, bula
3. Fibrosa (lamina propria)
radier & sirkuler
4. Submukosa
p.d. & saraf <<
5. Epitel kuboid simpleks
Kotikoski M, 2004
ANATOMI TUBA
EUSTHACIUS
ANATOMI TUBA
EUSTHACIUS
Pars kartilago :
tertutup saat istirahat
terbuka saat memerlukan O2, menelan, menguap,
mengunyah, test valsava m. Tensor veli palatini
perbedaan tekanan 20-40 mmHg
OTITIS MEDIA EFUSI
OTITIS MEDIA EFUSI
Otitis media efusi (OME) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
adanya cairan bening atau nonpurulen di telinga bagian tengah dengan
membran timpani yang utuh tanpa disertai adanya gejala dan tanda
inflamasi akut
Otitis media efusi (OME) adalah peradangan telinga tengah yang ditandai
dengan adanya cairan di rongga telinga tengah dengan membran timpani
intak tanpa disertai dengan tanda-tanda infeksi akut
EPIDEMIOLOGI
Otitis media efusi sering terjadi pada anak-anak, tetapi dapat juga mengenai
orang dewasa.
Angka kejadian OME pada anak yaitu sekitar 5 – 10 %. Sekitar 90% anak-
anak menderita OME pada usia sebelum sekolah, dimana usia tersering
adalah 6 bulan-4 tahun.
Sekitar 2,2 juta orang di Amerika Serikat terdiagnosa otitis media efusi (OME)
setiap tahunnya yang diperkirakan menghabiskan biaya hampir 4 milyar US
dollar.
ETIOLOGI
Pemeriksaan fisik
(Status lokalis, Otoskopi, Endoskopi Telinga)
Pemeriksaan Penunjang
(Audiometri, Timpanometri, ETF)
(Bailey, 2014)
Tatalaksana
• Menghilangkan gejala
• Perbaikan klinis
• Mencegah komplikasi supuratif
• Mengeringkan telinga tengah
• Mengurangi insidensi rekurensi
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
17
• Nama : Ny. B
• Umur : 66 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• No. RM : 00.54.85.92
KELUHAN UTAMA
18
RPD : Riwayat trauma pada hidung disangkal, riwayat alergi disangkal. Riwayat
operasi disangkal. Riwayat HT terkontrol dengan obat Amlodipine 1x10 mg
dan Candesdartan 1x16 mg) dan riwayat DM disangkal oleh pasien
RPK : Keluhan serupa pada keluarga disangkal
Resume Anamnesis
• Hidung tersumbat
• Keluar ingus encer berwarna bening
• Nyeri hidung sebelah kanan
• Penurunan penghidu
PEMERIKSAAN FISIK
Septum Deviasi
Terapi
24
Septoplasti
Masalah
25
Prognosis
DISKUSI
Anamnesis : Hidung kanan tersumbat sejak 6 tahun yang lalu memberat
sejak 2 tahun terakhir Nyeri pada hidung sebelah kanan (+), terkadang
keluar ingus encer berwarna bening (+), penurunan penghidu (+), lendir di
tenggorokan (-), mimisan (-). Keluhan pada telinga dan tenggorok disangkal.
Pemeriksaan rhinoskopi anterior : pada kavum nasi dextra tampak deviasi
septum ke arah dextra dan pada cavum nasi sinistra tampak hipertrofi konka
inferior
Pemeriksaan rhinoskopi posterior : tampak deviasi septum ke arah dextra dan
pada cavum nasi sinistra tampak hipertrofi konka inferior.
Pemeriksaan Nasoendoskopi :Pada cavum nasi dextra, tampak konka inferior
normal, tampak septum nasi ke arah dekstra, Pada cavum nasi sinistra, tampak
area Kompleks Osteomeatal kesan menyempit
Pemeriksaan CT SCAN : Tampak deviasi septum lebih prominen ke arah
dekstra dan hipertrofi konka inferior sinsitra
SEPTUM DEVIASI
61
DISKUSI
ANAMNESIS TEORI
• Diagnosis Septum Deviasi • Hidung tersumbat
pada pasien ini berdasarkan merupakan keluhan tersering
anamnesis, pemeriksaan fisik pada pasien dengan deviasi
dan pemeriksaan penunjang septum hidung, diikuti oleh
• Pada anamnesis didapatkan sekret hidung, dan sakit
keluhan hidung tersumbat, kepala. pasien dengan
keluar ingus encer berwarna deviasi septum datang
bening, nyeri hidung sebelah dengan hidung tersumbat
kanan dan penurunan (85%), sakit kepala (50%),
penghidu. post nasal drip (28%), dan
sakit tenggorokan (22%).
65
(Li et al, 2017)
DISKUSI - TREATMENT
Septoplasti
• Operasi pelurusan Septum yang menyimpang /
tidak sesuai
• Prosedur ini melibatkan pengangkatan bagian
tulang rawan dan tulang yang menyimpang dari
septum bersama dengan taji dan punggung yang
menonjol menanamnya kembali sesuai
kebutuhan sampai septum menempati posisi
yang sesuai di bidang median.
(Probst et al, 2016) 66
DISKUSI - TREATMENT
Septoplasti
• Prosedur THT-KL yang paling sering dilakukan meredakan
sumbatan hidung.
• Namun, tingkat keberhasilan septoplasti primer bervariasi dari 43%
hingga 85% yang mengindikasikan lebih dari 15% pasien
septoplasti gagal menunjukkan rekurensi gejalanya.
• Obstruksi hidung yang persisten setelah septoplasti dapat dikaitkan
dengan beberapa alasan:
- deviasi septum sisa,
- kambuhnya deviasi septum,
- gangguan katup hidung yang tidak dikenal
- manajemen hipertrofi konka yang kurang tepat, atau
- perkembangan penyakit mukosa alergi
67
(Jin et al, 2018)
Indikasi
79
TERIMA KASIH
Mohon Asupan