Anda di halaman 1dari 62

MANAGEMENT EARLY WARNING SYSTEM

AND MATERNAL EARLY WARNING


SYSTEM

dr. Yulialdi Bimanto Heryanto Putra


• Rumah Sakit di Indonesia mengembangkan Early
Warning Scoring System

Monitoring tanda-tanda vital dan mengatur


tim reaksi cepat untuk meningkatkan asuhan
secara klinis sehingga dapat mencegah
perburukan lebih lanjut pada pasien
PENGERTIAN

Early Warning System (EWS) adalah system peringatan dini


yang dapat diartikan sebagai rangkaian sistem komunikasi
informasi yang dimulai dari deteksi awal, dan pengambilan
keputusan selanjutnya.

Deteksi dini merupakan gambaran dan isyarat


terjadinya gangguan fungsi tubuh yang buruk atau
ketidakstabilan fisik pasien sehingga dapat menjadi kode
dan atau mempersiapkan kejadian buruk dan meminimalkan
dampaknya, penilaian untuk mengukur peringatan dini ini
menggunakan Early Warning score
TUJUAN

Pendekatan dengan penggunaan EWS/MEWS memberikan keuntungan


karena telah memfasilitasi beberapa aspek manajemen pada kondisi kritis

Terutama pada level 2, akan menjadi syarat area perawatan yang dituju harus
memiliki staf yang kompeten dengan keahlian klinis yang tepat

Untuk mengelola situasi klinis, baik secara mandiri/kolaborasi dalam


perawatan antara staf medis/ keperawatan / kebidanan.

Contoh: perawatan akan mewajibkan pemantauan kardiovaskular invasif dan


intervensi untuk pre- eklampsia atau perdarahan masif di ruang bersalin.
1. NEWS digunakan pada pasien dewasa (berusia 16 tahun atau lebih)
2. NEWS dapat digunakan untuk mengasesmen penyakit akut,
mendeteksi penurunan klinis, dan menginisiasi respon klinis yang tepat
waktu dan sesuai.
3. NEWS tidak digunakan pada :
a. Pasien berusia kurang dari 16 tahun
b. Pasien hamil
c. Pasien dengan PPOK
4. NEWS juga dapat diimplementasikan untuk asesmen prehospital
pada kondisi akut oleh first responder seperti pelayanan ambulans,
pelayanan kesehatan primer, Puskesmas untuk mengoptimalkan
komunikasi kondisi pasien sebelum direrima rumah sakit tujuan.
• Sistem scoring NEWS menggunakan pengkajian yang
menggunakan 7 (tujuh) parameter fisiologis yaitu
tekanan darah sistolik, nadi, suhu, saturasi oksigen,
kebutuhan alat bantu O2 dan status kesadaran untuk
mendeteksi terjadinya perburukan/kegawatan kondisi
pasien yang tujuannya adalah mencegah hilangnya nyawa
seseorang dan mengurangi dampak yang lebih parah dari
sebelumnya.
Parameter 3 2 1 0 1 2 3

Pernafasan ≤8   9-11 12-20   21-24 ≥25

Saturasi ≤91 92-93 94-95 96      


 

Oksigen

  Ya   Tidak      
Penggunaan Alat Bantu O2

Suhu ≤35   35.1-36.0 36.1- 38.1- ≥39.1  


   

38.0 39.0

Tekanan ≤90 91- 101.110 111-219     ≥220


   

Darah 100
 

Sistolik

Denyut ≤40   41-50 51-90 91-110 111-130 ≥131


 

Jantung

Tingkat       A     V,P,
   

Kesadaran atau U

TOTAL :
PEWS TIDAK DIGUNAKAN

3. PEWS tidak digunakan pada:


a. Pasien dewasa lebih dari 16 tahun
b. Pasien anak dengan TOF (Tetralogi of Fallot), sindrom VACTERL
Parameter 3 2 1 0 1 2 3
Suhu              
Pernafasan :              
             
<28 hari    
  <20 30-39 40-60     >60
       
< 1 tahun ≤20 20-29 30-40 41-50 51-60 ≥60
           
1-5 tahun <20 20-30 31-50 51-60 >60
           
5-11 tahun <20 20-30 31-50 51-60 >60
           
12-16 tahun <10 10-20 21-30 31-40 >40
      No L/menit    
Alat bantu O2
Saturasi ≤85 86-89 90-93 >94      
 
oksigen
Nadi              
               
< 28 hari  
  <80 81-90 91-99 100-180 181-190   >200
           
<1 tahun <90 90-99 100-109 110-160 161-170 171-190 ≥190
               
1-5 tahun ≤70 70-79 80-89 90-140 141-160 161-170 >170
               
5-11 tahun <60 60-69 70-79 80-120 121-140 141-160 >160
           
12-16 tahun <60 55-100 101-120 121-140 >140
Warna kulit       PINK     Pucat/
 
Berbintik
Tekanan ≤80   80-89 90-119 120-129 130-139 >140
 
sistolik
Tingkat       A V   P/ U
 
kesadaran
Keterangan :

• 0-2 : skor normal (putih), penialain setiap 4 jam. 


• 3 : skor rendah (hijau), penilaian setiap 1-2 jam
• 4 : skor menengah (kuning) penilaian setiap 1 jam
• ≥5 : skor tinggi (merah) penilaian setiap 30 menit
Skor Monitoring Petugas Tindakan
frekuensi
1 4 jam Perawat jaga Semua perubahan kondisi pasien
2 2-4 jam harus meningkatkan frekuensi monitor untuk
tindakan klinis yang tepat

3 Min 1 jam Perawat jaga dan Perawat jaga melakukan


dokter jaga monitoring ulang
4-5 30 menit Melapor ke dokter jaga
6 berlanjutan Perawat jaga, Melapor ke DPJP
dokter jaga, DPJP
7+ berlanjutan Panggilan darurat Menghubungi Tim Emergensi
jaga
MOEWS

• Modified Obstertic Early Warning Score (MOEWS) adalah


penggunanaan skor peringatan ini yang mengalami
perubahan pada pasien ibu hami dimulai usia 20
minggu sampai kelahiran anak usia 6 minggu.
Sistem skoring MEOWS menggunakan pengkajian dengan
10 parameter fisiologis, yaitu respirasi, saturasi, suhu,
tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, nadi, tingkat
kesadaran, nyeri, lochea, protein urin.
Parameter 3 2 1 0 1 2 3
Respirasi <12     12-20   21-25 >25
Saturasi <92 92-   >95      
95
Penggunaan   Yes   No      
O2
Suhu <36     36.1-   37.5-37.7 >37.7
37.2
Tekanan darah <90     90-140 141- 151-160 >160
sistolik 150
Tekanan darah       60-90 91-100 101-110 >110
diastolik
Nadi <50 50-   61-100 101- 111-120 >120
60 110
Tingkat       A     V, P/U
ksadaran
Nyeri       Noormal     Abnormal
Pengeluaran/       Normal     Abnormal
Lochea
Protein urin           + ++>
  Monitoring Petugas Tindakan
   
Skor frekuensi
1-4 4 jam Perawat/ Bidan jaga,
  1. Meningkatkan frekuensi monitoring jika
Dokter jaga
ada perubahan kondisi pasien

2. Jika perlu menghubungi dokter jaga

Jika pasien mengalami pre eklampsia (sakit


kepala, pandangan kabur, nyeri perut)
tingkatkan pengawasan.
5-6 1 jam Bidan/ Perawat 1. Lapor bidan/ perawat jaga
   
jaga, Dokter
  2. Bidan/ perawat segera monitoring
Sp.OG
ulang pasien

3. Menghubung dokter spesialis kandungan


dan segera konsultasikan
4. Meningkatkan frekuensi monitoring

Jika pasien mengalami pre eklampsia (sakit


kepala, pandangan kabur, nyeri perut)
tingkatkan pengawasan
7+ berlanjutan Panggilan darurat 1. Menghubungi dokter Sp.OG
 
2. Menghubungi Tim emergency
 
• Ada hubungan antara TRIAGE – EWS - RRS / CODE BLUE
- Mortalitas
• perburukan kondisi pasien menjadi dasar aktifasi
sistem kegawatan
• Rapid Response System Suatu sistem yang merespon
secara cepat dengan adanya aktifasi kegawat daruratan
• Code blue Suatu sistem aktifasi terhadap pasien yang
mengalami henti jantung
• TRIAGE Suatu teknik untuk menentukan dengan cara
yang cepat, prioritas pasien yang harus dilihat
• EWS ( Early Warning System ) sistem peringatan dini dan
pemicu terhadap kewaspadaan sampai pada intervensi
kritis sistem penilaian kumulatif terhadap perubahan tanda
vital mendeteksi perburukan kondisi pasien
menjadi dasar aktifasi sistem kegawatan
• Peran monitoring dan deteksi dini terhadap kegawatan
serta aktifasi keadaan kritis menjadi penting untuk
mencegah kejadian henti jantung
• Diperlukannya suatu metode penilaian yang sudah teruji
NEWS ( National early warning
LEVEL OF CARE

Defining critical care required by the mother will be


dependent on the number of organs requiring support
and the type of support required as determined by the
Intensive Care Society’s ‘Level of Care’

Levels of Critical Care for Adult Patients. Standards and Guidelines. ICS, London
2009
THE LEVELS OF SUPPORT CARE:

Level 0 : Pasien yang membutuhkan perawatan di ruangan rawat


inap biasa

Level 1 : Pasien yang memiliki kondisi/beresiko mengalami


perburukan dan membutuhkan level perawatan dan observasi
yang lebih tinggi.

Level 2 : Pasien yang membutuhkan monitoring invasif/intervensi


yang dapat membrikan suport pada kegagalan fungsi satu
sistem (excluding advanced respiratory support).

Level 3 : Pasien yang membutuhkan à advanced respiratory support


(mechanical ventilation) alone or basic respiratory support along with
support of at least one additional organ.
EWS adalah sebuah sistem skoring fisiologis
yang umumnya digunakan pada pasien
dewasa sebelum pasien mengalami kondisi
kegawatan. Skoring EWS disertai dengan
algoritme tindakan berdasarkan hasil
skoring dari pengkajian
pasien (Duncan & McMullan, 2012).
• Pendeteksian dini untuk melacak atau
menemukan pasien yang mengalami
perburukan kondisi dengan hasil analisa tanda-
tanda vital dalam parameter fisiologis sesuai
hasil scoring.
• Hal ini memicu panggilan team medik reaksi
cepat untuk memberikan intervensi secara
cepat pada pasien dengan status kondisi yang
memburuk (Kyriacos, Jelsma, Jordan, 2011).
Jenis
Tools

Jenis tools yang dapat digunakan di Area


Maternitas adalah:
1) Ginekologi Onkologi : Early Warning
Score
2) Obstetri : Maternity Early Warning Score
Early Warning Score
(EWS)
 Merupakan tools yang digunakan untuk
melakukan asesmen pada pasien dewasa yang
sakit.
 Sistem yang sederhana yang
menggunakan parameter fisiologik.
 Productnya dapat digunakan mengidentifikasi pasien
secara cepat, dimana pasien secara klinis
mengalami perburukan dan membutuhkan
intervensi segera.
 Setiap parameter dinilai
 Dari 5 parameter dijumlahkan
 Jumlah parameter menunjukkan intervensi
Bagaimana Menggunakan?
 Langkah–langkah penerapan 6 (enam) parameter
fisiologis dalam Early Warning Score System yaitu
sebagai berikut :
1. Petugas Kesehatan (dokter atau perawat) mengukur
skor untuk setiap paramer fisiologis, dimulai dari:
a. Tingkat kesadaran (pilih salah satu tingkat kesadaran )
b. Tekanan Darah Sistolik
c. Nadi
d. Frekuensi
e. Pernafasan
f. Suhu tubuh
g. Keluaran urin.
CARA PENILAIAN
2. Berikan tanda titik dengan ball point tepat di
titik tengah kolom pada lembar observasi Early
Warning Score System sesuai dengan nilai hasil
ukur yang didapat serta perhatikan warna dan
jumlahkan nilai yang didapat.
3. Petugas kesehatan merata-rata kan hasil yang
didapat dan tambahkan skor 2 pada pasien
yang mendapatkan terapi oksigen dan
jumlahkan total skornya.
PENANGANAN
BILA TERJADI HENTI NAFAS, HENTI
JANTUNG
Maternity Early Warning
Systems (MEWS)
Maternity early warning systems (MEWS) or
physiological track and trigger systems (TTS) are
bedside tools that have been developed for use in
maternity care to assess basic maternal physiological
parameters, to identify women with developing,
established or deteriorating critical illness.

While there is some evidence to suggest that modified


early obstetric warning systems (MEOWS) may be
useful in predicting morbidity (Carle, Alexander,
Columb, Johal, 2013).
Maternity Early Warning
Score
(MEWS)

MEWS adalah panduan dan


Maternity Early Warning Score
proses untuk deteksi dini kondisi
adalah suatu metode monitoring
yang mengancam kehidupan
untuk mendeteksi perubahan
pada masa kehamilan sampai
kondisi pasien maternitas secara
dengan 42 hari postnatal
dini
(O‘Connor, Reid, 2010).
MEWS digunakan
untuk pasien
maternitas yang rawat
inap, didiagnosa secara
klinis dengan kehamilan
hingga 42 hari
postnatal periode
terlepas dari usia,
lokasi atau alasan
dirawat. (Grade C)
Measurement &
Documentation of Observations

MEWS TIDAK digunakan untuk pasien bersalin


dan pasien high care/intensif care.

Tanda-tanda vital pada proses persalinan dicatat


pada partogram.

Set terakhir dari tanda-tanda vital untuk masing-


masing unit harus didokumentasikan pada MEWS
sebelum mentransfer ke bangsal postnatal. (Grade
C)
MEWS digunakan untuk
perawatan klinis dan tidak
dirancang untuk menggantikan
penilaian klinis.

Penilaian klinis terhadap pasien


memicu panggilan untuk staf
medis terlepas dari MEWS.
(Grade D)
Clinical Communication & Escalation of Care

Metode komunikasi SBAR harus


digunakan bila mengkomunikasikan
informasi dalam kaitannya dengan
perburukan dan / atau kritisnya pasien.
Di mana situasi dianggap menjadi
penting, ini harus jelas dinyatakan pada
awal komunikasi. (Grade B)
Pada penyakit akut, pertimbangan
Penunjukan dokter senior harus awal harus diberikan untuk
disepakati secara intern oleh konsultasi dengan profesional dari
bagian kebidanan dan manajemen spesialisasi medis lainnya baik di
senior medis. (Grade D) dalam maupun dari luar unit
bersalin. (Grade D)
Bagaimana
menggunakan
 Langkah–langkah penerapan 6 (enam) parameter
fisiologis dalam Early Warning Score System yaitu sebagai
berikut :
1. Petugas Kesehatan (dokter/perawat/bidan) mengukur
skor untuk setiap paramer fisiologis, dimulai dari:
a. Tingkat kesadaran (pilih salah satu tingkat kesadaran )
b. Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
c. Nadi
d. Frekuensi
e. Pernafasan
f. Suhu tubuh
g. Keluaran urin.
CARA PENILAIAN
Lanjutan....
.
Setiap penurunan tingkat
kesadaran (skala AVPU)
harus selalu dianggap
signifikan dan bertindak
segera mungkin (Grade C)

Waktu pengamatan klinis


akan tergantung pada
keadaan klinis pasien
(Grade D)
Saturasi oksigen tidak secara rutin diukur
pada semua pasien, dan hanya diukur
dalam keadaan berikut:

- Jika tingkat respirasi diluar parameter


normal

- Jika kondisi medis membutuhkan


pengukuran tingkat saturasi oksigen
misalnya gangguan pernapasan, High
Care Dependency.
Level Score pada MEWS

 Low-score group: (MEWS =3)


Peningkatan frekuensi dan observasi perawat/bidan in charge
alerted.
 Medium-score group: (MEWS =4, 5)
Urgent call to team with primary medical responsibility for the
patient, lapor kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
Simultaneous call to personnel with core competences for acute
illness (Tim Reaksi Cepat, a specialist trainee in anaesthesia,
obstetrics, acute medical or surgical specialty)
 High-score group: (MEWS ≥ 6)
Emergency call (Tim yang memiliki kompetensi maternity critical care),
terdiri dari: dokter dan perawat/bidan yang dapat melakukan
assessment of the critically ill patient, memiliki kemampuan advanced
airway management and resuscitation skills.
Immediate response.
Tim Reaksi
Cepat
Tim yang terlatih untuk mengidentifikasi
tanda–tanda fisiologi sebelum ada
perburukan gejala klinis yang signifikan
untuk mengantisipasi kejadian henti
jantung dan henti nafas.
Di RSUP Prof. Dr. Sardjito
Yogyakarta
 Dokter Konsulen ( Wakil dari setiap SMF yang
ditunjuk )
 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP)
 Dokter jaga setiap SMF
 Kepala Ruang setiap ruangan
 Case manager setiap ruangan
 Perawat jaga setiap ruangan (minimal Perawat
Klinik II)
Tugas Tim Reaksi
Cepat
1) Mengidentifikasi kondisi pasien yang
mengalami perburukan
2) Ketua Tim Perawat, melaporkan kepada
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
tentang kondisi pasien
3) Memberikan tindakan resusitasi yang
dibutuhkan dalam waktu kurang dari 5 menit.
4) Mendokumentasikan tindakan dan hasilnya
di rekam medik.
5) Memberikan informasi dan edukasi kepada
pasien dan keluarga tentang tanda–tanda
perburukan
Referens
i
 Mackintosh N,Watson K, Rance S, Sandall J. (2014).Value of a
modified early obstetric warning system (MEOWS) in managing
maternal complications in the peripartum period: an ethnographic
study. BMJ quality & safety. 2014;23(1):26-34.
 Carle C, Alexander P, Columb M, Johal J. (2013). Design and internal
validation of an obstetric early warning score: secondary analysis of
the Intensive Care National Audit and Research Centre Case Mix
Programme database. Anaesthesia. 2013;68(4):354-68.
 Duncan, K., & McMullan, C. (2012). Early Warning
System. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
 Kyriacos U, Jelsma J, Jordan S (2011) Monitoring vital
signs using early warning scoring systems: a review of the
literature. Journal of Nursing Management 19: 311–330
 Fitzpatrick C, Scholefield H, Ryder P, et al. Charting of
observations and modified early warning score in a high risk
obstetric ward. 2010
 O‘Connor K, Reid J. (2010). Impact of modified early
obstetric warning score systems on monitoring of basic
physiological parameters on maternity wards. International
Journal of Obstetric Anesthesia 2010;19.
 Tucker, KM, Brewer, TL, Baker, RB, Demeritt, B, &
Vossmeyer, M (2009). Journal for Specialists in Pediatric
Nursing. 14(2), 79- 85
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai