(Loosley,2009)
Bronkospasme
Bronkospasme&WheezingPertanda hipereaktif airway
Pasien Asma&COPDRespon hipereaktif terhadap iritan
kimia dan mekanik
Paparan Asap rokok, Riwayat Atopi dan Infeksi Saluran
Nafas Atas Viral Risiko bronkospasme saat GA
(Loosley,2009)
Pertanda Bronkospasme
Manifestasi Bronkospasme:
Ekspirasi memanjang
Wheezing pada auskultasi dada
Wheezing tidak ditemukan pada Bronkospasme berat
Suara nafas yang menurun
Peningkatan Peak Airway Pressure (PAP) Selama Intermitten
Positive Pressure Ventilation (IPPV)
Selain Bronkospasme, Wheezing dan peningkatan
PAP dapat diakibatkan oleh hal lain
(Loosley,2009)
Gambar
Gambar
Bronkospasme pada GA
Sebab tersering bronkospasme pada induksi Iritasi
Jalan nafas karena intubasi
Sebab bronkospasme saat maintenance anestesi
Anafilaksis (e.c Obat;Antibiotik, Neuromuscular
blocker,Produk Darah;PRC,Frozen Plasma)
Pertanda Alergi/Anafilaksis :
Pertanda Kulit (Urtikaria, Angioedem,Eritem)
Pertanda Cardiovaskuler (Bradikardi/Takikardi, Hipotensi)
(Loosley,2009)
Diagnosis Banding
Obstruksi Mekanis
(Sumbatan Mukus, Herniasi Cuff,Posisi Endotrakeal Tube tidak sesuai,
Oklusi pada breathing circuit)
Laryngospasme Pasien non intubasi
Bronkial Hipereaktif
Asma&COPD, Paparan asap rokok, ISPA, Riw Atopi
Anestesi kurang dalam
Pemberian agen farmakologis
B Blocker, NSAID,Anticholinesterase(Neostigmin, Histamin Release
drug(Thiopentone,Atracurium), Agen Volatile(Desfluran)
Airway Soiling
Pada Laryngeal Mask airway (LMA), Uncuffed ET, Riwayat
Gastroesophageal refluks
Pencegahan Bronkospasme
Hindari Agen farmakologis pencetus bronkospasme
Edukasi hindari paparan asap rokok 6-8 bulan sebelum Operasi
Pasien anak dengan ISPA Tunda operasi
Preoperative treatmentInhalasi beta agonis 30 min sebelum
op,induksi anestesi dengan propofol, Kedalaman anestesi yang cukup,
Penggunaan LMA&Anestesi Regional Bronkospasme
(Loosley,2009)
Gambar
Catatan Algoritma
1. Konsentrasi inspirasi agen volatile berefek
bronkodilatasi (exc: Desfluran) Bronkospasme berat, Agen
IV dapat membantu (Propofol, Ketamin)
2. Perhatikan obstruksi mekanis kateterSuction melewati
tube trakeal untuk menilai patensi dan membersihkan sekresi
3. Terapi pertama B agonis Inhalasi seperti salbutamol.
Dapat melalui Heat and moisture exchange filter(HMEF),
Metered dose inhaler modifikasi
4. Salbutamol iv/ obat antikolinergik (inhalasi ip.bromid)
5. Bronkospasme unrresponpenggunaan epinefrin,
,magnesium sulphate, aminophylline/ketamin
(Loosley,2009)
Manajemen Sekunder
Manajemen sekunder pada penyebab mendasar
Corticosteroid dan antihistamin diberikan bila penilaian
dan tatalaksana awal tidak berhasil
Anafilaksis&Alerginilai tanda kulit&cardiovaskuler
Review riwayat medikasi perioperative
Pikirkan diagnosis alternatif (Edem pulmo, emboli pulmo, benda
asing, tension pneumothoraks)
Bila Indikasi pembedahan tidak mengancam jiwa, hentikan
prosedur pembedahan
Bila Bronkospasme teratasi pada tatalaksana
awalbangunkan pasien, perawatan di kamar recovery
(Loosley,2009)
Ventilasi Mekanis
Pencegahan / koreksi hipoksemia
Tidal volume mungkin dibutuhkan untuk mencegah
peak airway yang tinggi dan barotrauma
Hiperkapnea dapat ditoleransi bila oksigen adekuat,
selama asidosis berat tidak muncul
Minimalisir PEEP intrinsik dicapai dengan respiratory
rate yang lambat minimal 1:2, Insp:Exp
Bila bronkospasme berat cukup 3-4x permenit
(Loosley,2009)
Postoperative Care
Bila gejala berlanjut pertimbangkan radiograph
Exc: Edem pulmo & pneumothorax
Bila sesuai, pertimbangkan terapi
reguler(bronchodilator, kortikosteroid, fisioterapi)
Pelayana di Intensive care unit
Pada curiga kasus alergi&reaksi anafilaksisrefer
pada ahli alergi/immunologi
(Loosley,2009)