Anda di halaman 1dari 13

PRESENTASI KASUS

PSIKOGENIK PARASTESI LIDAH

Presentator :

dr. Yulialdi Bimanto Heryanto Putra

Moderator :

dr. Hesti Dyah Palupi, Sp.T.H.T.K.L. (K).

Departemen Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala Leher

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan

Universitas Gadjah Mada/ RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta

2021
PENDAHULUAN antara 50 tahun hingga 70 tahun.

Paresthesia oral psikogenik adalah Prevalensinya telah dilaporkan bervariasi

sensasi tidak nyaman pasien seperti rasa yaitu 0,7% hingga 2,6% (dengan prevalensi

kesemutan , rasa seperti tertusuk-tusuk, rasa 10% hingga 40% pada wanita menapouse).

bengkak dan rasa seperti terbakar dengan Organ umum yang terkena biasanya adalah

onset yang muncul secara spontan. lidah (ujung atau sepertiga anterior, jarang

Paresthesia oral psikogenik ini juga satu sisi), mukosa labial, bibir bawah,

termasuk istilah-istilah umum seperti daerah mid gingivo-palatine, langit-langit

glossodynia, glossalgia, stomatodynia, posterior atau orofaring. Paresthesia terjadi

neuralgia lingual dan sindrom mulut secara intermiten tetapi kemudian akan

terbakar (Mouth Burn Syndrome). terjadi secara berkelanjutan. Tidak sulit

Paresthesia oral psikogenik dapat dalam membedakan dengan dysesthesia

disebabkan oleh sejumlah kondisi lokal (kelainan yang tidak nyaman dari indra

(misalnya kandidiasis, prostesis gigi, peraba, sering kali muncul sebagai rasa

penyakit periodontal, pertumbuhan gigi nyeri tetapi mungkin juga muncul sebagai

baru yang menganggu, kebiasaan rasa yang kabur, tapi tidak menimbulkan

mengunyah tembakau, merokok, sensasi ketidaknyamanan dari penderita)

xerostomia dan trigeminal neuralgia), atau hipestesia (hilangnya sensasi karena

penyakit sistemik (misalnya diabetes cedera saraf alveolus lingual atau inferior

mellitus, anemia pernisiosa, pellagra, atau anestesi lokal (Bhatia et al, 2015)

miksedema dan akibat obat-obatan) dan (George, Hank, 2014).

gangguan psikogenik (umumnya kecemasan Pasien sering berkonsultasi dengan

atau depresi) (Bhatia et al, 2015) (Feller et sejumlah dokter spesialis dan menggunakan

al, 2017). obat tertentu tanpa petunjuk dokter, seperti

Paresthesia oral psikogenik telah yang terdapat pada beberapa kasus yang

dilaporkan lebih sering terjadi pada wanita dilaporkan. Paresthesia oral psikogenik

dan paling tinggi insidensinya pada usia mewakili suatu kondisi proteiform, dimana
hal ini dianggap sering terjadi. Kegagalan yang dapat diberikan adalah dengan obat-

untuk mendiagnosis sedini mungkin dapat obatan yang tepat. Responsivitas terhadap

menyebabkan prosedur dan pengobatan Selektif Serotonin Reuptake Inhibitor

yang tidak sesuai untuk kasus ini. Sehingga (SSRI) menunjukkan peran serotonin dalam

pasien dapat mengunjungi dokter spesialis patofisiologi nyeri (Bhatia et al, 2015).

dalam berbagai bidang tetapi tanpa Keunikan dalam kasus ini adalah

mendapatkan rasa puas. Manifestasi paresthesia yang bersifat psikogenik, hal ini

sekunder ini bervariasi tergantung dari muncul lebih awal dan diikuti kecemasan

masalah psikis pasien dengan bergantung serta gejala depresi. Dalam management

kepada tingkat keparahan yang ada. Dalam kasus ini, pasien akan berespon sepenuhnya

banyak kasus, pendekatan tentang dengan antidepresan yaitu Inhibitor

hubungan kepercayaan, penjelasan kepada Reuptake Serotonin Selektif (SSRI,

pasien secara komprehensif dan akhirnya Fluoxetine) (Bhatia et al, 2015).

psikoterapi cukup untuk menghilangkan LAPORAN KASUS

gejala. Pada kasus yang dinilai sangat parah Seorang wanita 47 tahun datang ke poli

atau berat, maka psikoterapi atau perawatan THT-KL RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan

psikiatri hampir selalu diperlukan (Boucher, lidah terasa nyeri. Keluhan dirasakan sejak 1

Yves, 2019). tahun yang lalu, tetapi dirasakan semakin

Oleh karena itu, tanpa perawatan yang memberat dalam 6 bulan terakhir. Nyeri

tepat dapat menimbulkan perasaan yang pada lidah dirasakan seperti ditusuk-tusuk

menyakitkan pada pasien dan menjadi dan seperti berpindah-pindah atau menjalar

kronis, menyebabkan keluhan psikogenik ke berbagai tempat di lidah. Nyeri pada

yang berlarut dan menimbulkan keluhan lidah dirasakan paling berat pada pangkal

yang memberat serta pada beberapa pasien lidah. Pasien mengatakan nyeri dirasakan

menjadi keluhan berat seperti terasa setelah pasien sering merasa cemas karena

lumpuh. Mengingat pilihan pengobatan permasalahan keluarga yang terjadi sejak 1

yang tersedia masih terbatas, maka terapi tahun terakhir. Keluhan ini membuat pasien
merasa tidak nyaman, berkecil hati dan permukaan lidah normal, tidak ditemukan

semakin merasa cemas karena membuat adanya benjolan, tidak terdapat luka,

tidak percaya diri saat bersama keluarga gerakan lidah normal, tidak ada tanda

atau makan bersama. Keluhan nyeri pada hyperemis pada lidah dan nyeri tekan pada

pipi, nyeri gigi, sesak nafas, gangguan lidah (-). Pada pemeriksaan leher tidak

menelan, gangguan berbicara, gangguan tampak adanya benjolan. Pada pemeriksaan

penglihatan dan wajah perot disangkal oleh test pengecapan pada lidah kesan tak tampak

pasien. Keluhan telinga, hidung dan kelainan.

tenggorok disangkal oleh pasien. Riwayat Pada pemeriksaan OPG pada tanggal

HT, DM , kemoterapi, radioterapi dan 30/3/2021 yang diusulkan oleh TS Dokter

trauma pada wajah disangkal oleh pasien. Gigi Periodonsia didapatkan kesan radices

Riwayat alergi dan riwayat operasi 16 dengan periradiculitis ringan, impaksi

disangkal. Keluhan serupa pada keluarga ringan 35 dan caries dentis 46.

disangkal oleh pasien. Pada pasien diberikan manajemen

Dari pemeriksaan fisik didapatkan berupa edukasi untuk menjaga kebersihan

pemeriksaan otoskopi auris dekstra dan auris oral higien baik kebersihan lidah, gigi dan

sinistra dalam batas normal. Pada cavum oris. Pasien diberikan cairan kumur

pemeriksaan Rhinoskopi anterior didapatkan antiseptik (Minosep Gurgle) 3 x 5 cc untuk

konka dalam batas normal, mucosa normal, menjaga kebersihan oral higiene. Pada

discharge (-), septum nasi dalam batas sejawat TS Neuro pasien diberikan

normal. Pemeriksaan rhinoskopi posterior Amitriptilin 25 mg 2x1.

ditemukan konka dalam batas normal, DISKUSI

mucosa normal, discharge (-), septum nasi Pada Psikogenik Oral Parastesia sering

dalam batas normal. Pemeriksaan orofaring terjadi misdiagnosis dikarenakan

dalam batas normal. Pemeriksaan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

laringoskopi indirek ditemukan dalam batas penunjang yang dilakukan oleh dokter yang

normal. Pemeriksaan lidah didapatkan memeriksa menunjukan hasil dalam batas


normal. Penegakan diagnosa didapatkan Secara umum onset terjadi pada 3 tahun

hanya apabila ditemukan mukosa oral sebelum dan 12 tahun setelah wanita

dalam batas normal dan seluruh organ mengalami menopause (Toru et al, 2017).

pembentuk orofaring dalam batas normal Kriteria diagnostik pada Psikogenik

serta penyebab organik dari keluhan yang Parasthesia Lidah didasarkan pada 3 faktor

dicurigai dalam batas normal. Banyak yaitu (Bhatia et al, 2015) (Boucher, Yves,

diagnosis yang sering diberikan oleh dokter 2019):

pada kasus ini yaitu Glossodynia, 1. Presensi keluhan pada lidah atau mukosa

Glossalgia, Glossopyrosis, Oral Dysthesia, oral dengan gambaran pemeriksaan fisik

Stomadynia, Stomatophyrosis, Lingual dalam batas normal.

Parasthesia, “Burning Tounge”, “Sore 2. Nyeri nonparoksimal (tidak terjadi secara

Tounge” dan “Sore Mouth” (Bhatia et al, tiba-tiba) yang dapat menganggu sehari-

2015). hari.

Prevalensi dari Psikogenik Parastesia 3. Tidak adanya keterlibatan kondisi organik

Lidah sangat bervariasi karena terjadinya yang dapat menjadi dasar penyebab.

overlaping label diagnostik. Prevalensi Psikogenik Lingua Parastesi

diperkirakan 0,7% sampai 3,7% kasus ini berhubungan dengan stressor yang terjadi

terjadi pada populasi umum. Lebih dari 1,3 pada kehidupan pasien, rasa cemas dan

juta penduduk Amerika Serikat dilaporkan gangguan depresi. Psikogenik faktor

mengalami Psikogenik Oral Parasthesia tersebut dapat meningkatkan atau

atau Burn Mouth Syndrom. Usia rata-rata mengurangi presepsi terhadap nyeri yang

yang terkena adalah 46 tahun sampai terjadi. Seperti kondisi nyeri neuropatik

dengan 56 tahun dan jarang terjadi pada kronis lainnya, Psikogenik Lingua

usia dibawah 30 tahun. Hampir pada 70% Parastesia dapat menyebabkan dan

kasus melibatkan lidah sebagai keluhan meningkatkan gejala fisik serta dapat

utama. Wanita didiagnosis lebih banyak menjadi ciri somatik dari gangguan fisik,

dengan perbandingan 7 : 4 dengan laki-laki. tetapi tidak jelas, apakah faktor psikogenik
adalah primer atau sekunder dalam kasus pasien dan meningkatkan rasa nyeri yang

Psikogenik Parastesi Lidah tertentu dialami oleh penderita. Manajemen pada

(Ahmad, Maha, 2018). kasus ini seharusnya diterapkan dengan

Faktor Psikologi empati dan simpati yang memahami bahwa

Psikogenik Parastesi Lidah memiliki apa yang dialami pasien merupakan sesuatu

karakteristik berupa nyeri neuropati yang yang tidak nyaman dan meganggu kualitas

memiliki implikasi negatif pada kualitas hidup penderita. Memberikan informasi

hidup penderita. Treatment pada pasien sejelas mungkin kepada penderita tentang

sering tidak berhasil yang membuat pasien keluhan yang dialaminya dan keterbatasan

membuat konsultasi dari satu dokter ke tatalaksana akan memberikan pemahaman

dokter lainnya tetapi dengan hasil yang sia- kepada penderita serta berharap keluhan

sia. Konsekuensi pada beberapa penderita psikogenik dapat berkurang (Feller et al,

dapat menjadi kankerphobia, dimana 2017).

penderita akan mempercayai bahwa dirinya Terdapat hubungan yang kuat antara

mengalami perkembangan penyakit kanker Psikogenik Parastesi Lingua dan riwayat

yang meningkatkan kecemasan yang ada atau status psikis penderita. Hubungan

pada diri penderita tersebut (George, Hank, sebab-akibat antara depresi, anxietas atau

2014). neurotisme dan Psikogenik Parastesi Lingua

Pada Psikogenik Parastesia Lingua dengan faktor psikis dapat menjadi

tidak didapatkan tanda-tanda klinis, penyebab atau konsekuensi dari gejala oral

gambaran laboratorium dalam batas normal, yang muncul pada penderita (Bhatia et al,

klinisi yang tidak familiar dengan kasus ini 2015). Oleh karena itu, untuk mencapai

akan beranggapan bahwa panderita hasil klinis terbaik, pengobatan harus

memiliki emosional yang tidak stabil dan termasuk dengan pemberian intervensi

tidak akan ditanggapi secara serius oleh psikologis (Tomar et al, 2011).

klinisi terkait. Kurangnya perhatian pada Pemeriksaan fungsional pencitraan

kasus ini akan meningkatkan anxietas pada Magnetic Resonance Imaging (fMRI)
menunjukkan bahwa pada subjek dengan berpotensi atau menekan jalur nosiseptif

Burn Mouth Syndrom yang terdapat nyeri spinal dan mungkin juga memiliki kapasitas

pada rangsangan trigeminal menghasilkan untuk secara spontan menginduksi sinyal

pola aktivasi otak yang berbeda dalam nosiseptif tanpa input dari periferal.

lokasi dan amplitudo jika dibandingkan Mekanisme ini mungkin dapat menjadi

terhadap subjek control pada orang yang petunjuk hubungan antara faktor psikogenik

sehat tanpa Burn Mouth Syndrom. dan nyeri pada Psikogenik Parastesia

Selanjutnya, studi fMRI lain yang Lingua (Feller et al, 2017).

menyelidiki konektivitas fungsional saraf Nyeri persisten yang tidak berespon

otak yang terkait dengan rasa sakit dan secara signifikan pada pengobatan, seperti

emosi pada subjek dengan Parastesia dalam kasus Psikogenik Parastesi Lingua,

Parastesi Lingua menunjukkan bahwa melemahkan dan mempengaruhi psikis

subjek ini menunjukkan pola konektivitas secara negatif, sehingga membangkitkan

otak fungsional yang berbeda dalam perasaan kerentanan, ketidakberdayaan, dan

kaitannya pada intensitas keluhan rasa keputusasaan sebagian karena rasa

terbakar / nyeri yang dilaporkan : intensitas ketakutan bahwa rasa sakit tidak akan

tinggi pada rasa terbakar / nyeri dikaitkan pernah reda atau bahkan mungkin menjadi

dengan peningkatan aktivitas fungsional lebih buruk. Emosi negatif seperti itu dapat

dari sirkuit saraf affective-motivational penderita menimbulkan kecemasan dan

yang mengatur gejala depresi dan depresi yang mengganggu aktivitas sehari-

kecemasan (Hara et al, 2012). hari, dan secara signifikan mengurangi

Beberapa saraf modulator nyeri kualitas kehidupan. Nyeri Psikogenik

berjalan desending dari cortex, Parastesia Lingua dikaitkan dengan

hypothalamus, midbrain dan medulla iritabilitas, kelelahan, anoreksia, aktivitas

menuju ke spinal cord yang terpengaruh sosial yang berkurang, dan depresi. Oleh

pada status emosional seperti rasa senang, karena itu, intervensi psikologis / psikiatri

stress, cemas atau depresi. Hal ini dapat mungkin bermanfaat (Bhatia et al, 2015).
Selanjutnya, hubungan yang kuat penyebab yang dominan (Komang et al,

antara kecemasan dan depresi di satu sisi 2017).

dan nyeri Psikogenik Parastesi Lingua di Disfungsi sebagian saraf memiliki

sisi sisi lain dapat memberikan alasan hubungan dengan kejadian nyeri pada

secara biologis untuk penggunaan Psikogenik Parastesi Lingua. Mukosa lidah

anxiolytics dan antidepresan dalam akan menghambat dan menurunkan

pengobatan Psikogenik Parastesi Lingua diameter dari serabut saraf (Feller et al,

(Boucher, Yves, 2015). 2017).

Diperlukan penelitian tambahan Beberapa disfungsi saraf terkait dengan

tentang peran faktor genetik, pola keluarga, nyeri Psikogenik Parastesi Lingua. Mukosa

dan interaksi kompleks antara peristiwa lingual menunjukkan penurunan jumlah

kehidupan yang penuh tekanan, penurunan diameter serabut saraf kecil,

kepribadian, faktor psikis penyerta, dan saraf dengan diameter yang kecil

kurangnya dukungan sosial sebagai menunjukkan peningkatan regulasi potensi

patogenesis Psikogenik Parastesi Lingua reseptor transien saluran ion subfamili V 1

karena memungkinkan untuk identifikasi (TRPV1), dan peningkatan regulasi reseptor

faktor prediktor dari pengobatan yang P2X3 serta faktor pertumbuhan saraf

berhasil (Bhatia et al, 2015). (NGF). Hal ini menjelaskan bahwa peran

Patogenesis sensorik serabut saraf kecil trigeminal yang

Pada penderita dengan Psikogenik mengalami neuropati dalam patogenesis

Parastesi Lingua yang memiliki anxietas Psikogenik Parastesi Lingua ( Feller et al,

atau depresi serta tidak memiliki respon 2017).

pengobatan setelah dilakukan blok anastesi Lebih lanjut telah diusulkan bahwa

regional atau setelah terapi topikal seperti regulasi penurunan jalur penghambat nyeri

pemberian capcaisin dengan atau tidak dopaminergik sentral juga berperan dalam

pemberian clonazam, peran neuropati patogenesis Psikogenik Parastesi Lingua,

sentral kemungkinan menjadi mekanisme khususnya pada penderita dengan


kecemasan atau depresi, yang keduanya Psikogenik Parastesi Lingua. Capcaisin

terkait dengan disregulasi dopaminergik topikal memiliki kapasitas mengikat

yang memediasi suasana hati pada sistem TRPV1 dari serabut saraf periferal dengan

saraf pusat (Feller et al, 2017). diameter kecil, desensitasi dari nociceptor

Dalam konteks neuropati perifer afferen dan degenerasi dari saraf sensori

persisten, mungkin juga terjadi penurunan periferal dengan konsekuensi mengurangi

aktivitas fungsional yang dimediasi GABA nyeri dan rasa terbakar pada penderita

pada sirkuit interneuron penghambat nyeri (Boucher, Yves, 2019) (Feller et al, 2017).

di dorsal sumsum tulang belakang yang Capcaisin juga dilaporkan menurukan

dalam keadaan fisiologis menghambat regulasi biosintesis dari neurotransmitter

sensitisasi pada daerah sentral yang dan transpor aksonal dari nocireceptor

dimediasi oleh glutamat / NMDA , hal ini primer, hal ini menyebabkan penghabatan

memiliki kemungkinan penyebab dan sensitasi sentral pada stimulus nocireceptor

kontribusi pada nyeri neuropatik Psikogenik periferal. Capcaisin memiliki efek samping

Parastesi Lingua (Boucher, Yves, 2019). yang sulit dikontrol sehingga jarang

Manajemen digunakan (Tomar et al, 2011).

Penderita perlu diberikan informasi Clonazepam merupakan golongan

mengenai kondisi Psikogenik Parastesi benzodiazepine yang merupakan Agonis

Lingua yang merupakan kelainan yang dari GABAnergic, dimana mengaktivasi

kompleks dimana tidak ada pengobatan dari inhibitasi nyeri pada sistem saraf spinal

ataupun treatment yang membantu secara dan nocireceptor periferal. Ketika

signifikan gejala dan tanda yang muncul diaplikasikan secara topikal pada mukosa

(Toru et al, 2017). oris, clonazepam menurunkan sensitivitas

Manajemen Topikal dan Sistemik dari serabut saraf senoris perifera dan secara

Capcaisin merupakan komponen dari sistematis menyebabkan sedasi sentral,

cabai dan telah digunakan secara topikal anxiolitik dan efek analgesik. Penggunaan

dana sistematis pada pengobatan topikal dan sistemik clonazepam telah


dilaporkan memiliki dampak pengurangan dalam mengurangi nyeri pada penderita

intesitas nyeri pada Psikogenik Parastesi Psikogenik Parastesi Lingua. Terapi

Lingua (Feller et al, 2017). perilaku dan kognitif merupakan terapi

Antidepressan juga sering digunakan yang terarah, terstruktur dan bagian dari

pada Psikogenik Parastesi Lingua terapi jangka pendek psikologi dengan

dikarenakan memiliki efek mengurangi tujuan mengkoreksi respon disfungsi

intesitas dari nyeri neuropati dan membantu emosional seperti nyeri, ketakutan,

mengurangi anxietas serta kelainan depresi. kecemasan, kerentanan dan kelelahan

Pada studi lain disebutkan penggunaan dengan mengubah pikiran dan perilaku.

Antidepressan trisiklin (Amitriptilin) Rasionalitasi dari terapi ini berdasarkan

membantu mengurangi nyeri pada penderita konsep kognisi, emosi dan perilaku yang

Psikogenik Parastesi Lingua (Boucher, saling berkorelasi. Terapi ini memiliki

Yves, 2019). keuntungan melakukan koreksi emosional

Asam Alpa Lipoic, merupakan yang irritable dan mampu memodifikasi

antioksidan diketahui memiliki keuntungan kognisi yang bertujuan mengkoreksi

pada tatalaksana Psikogenik Parastesi disfungsi perilaku (Sharanya et al, 2018).

Lingua baik secara penggunaan tersendiri Berdasarkan terapi kognitif dan

maupun kombinasi dengan antikolvusan perilaku dapat diketahui pemikiran

atau psikoterapi. Antikonvulsan seperti berbahaya dan problem perilaku yang dapat

gabapentin sering digunakan sebagai diidentifikasi sehingga kecemasan dapat

tatalaksana nyeri neuropati dalam usaha berkurang. Berdasarkan kebutuhan faktor

untuk mengurangi nyeri pada Psikogenik psikiatri yang berhubungan dengan nyeri

Parastesi Lingua (Boucher, Yves, 2019). neuropati dari Psikogenik Parastesi Lingua

Manajemen psikologi atau intervensi serta penggunaan antidepressant, anxiolytic

psikiatri baik secara individu atau kelompok atau antikonvulsan maka manajemen perlu

kecil terapi perilaku dan kognitif telah dilakukan secara komprehensif oleh

dilaporkan memiliki kemampuan signifikan Psikiater (George, Hank, 2014).


KESIMPULAN 3. Bailey BJ, Jhonson JT ed. Head and neck

Telah dilaporkan sebuah kasus pasien surgery-Ototlaryngology, 4th ed, volume 1.

perempuan, usia 47 tahun, dengan diagnosis Philadephia:Lippincott Williams &

Wilkins, 2014. P: 319-34


Psikogenik Parastesi Lingua dan pada pasien
4. Boucher, Yves. 2019. Psycho-
ini telah dilakukan edukasi penyakit dan
Stomatodynia. Universites Praticien
menjaaga oral hygiene, pemberian obat
Hospitalier, UFR and Groupe
kumur antiseptik, pembersihan karang gigi
Hospitalie Pitie Salpetriere, Paris,
oleh TS Dokter Gigi dan pemberian
French.
Amitriptilin oleh TS Neuro. Pasien rutin ke
5. Carlos, J. Dalmau, Edward V.
Poli THTKL RSUP Dr. Sardjito untuk
Zegarelli, Austin H. Kustcher, James P.
kontrol dan direncanakan untuk konsultasi
Catell. 1998. Psychogenic Factor in
dengan bagian Psikiatri untuk mendapatkan
Reccurent Ulcerative Stomatitis and
penanganan secara komprehensif.
Idiopathic Orolingual Parasthesia.
REFERENSI
Departement of Dentistry in Norfolk
1. Bhatia, M., S., Navneey Kaur, Navleen
General Hospital. New York. USA.
Kaur. 2015. Psychogenic Parasthesia
6. Karsha, Maxwell, Austin H. Kustcher,
Lingua. Department of Psychiatry,
Herbert F. Sivers, Geroge Stein, Daniel
University College of Medical
E, Ziksin. 2000. Studies In The
Sciences, Dilshad Garden, Delhi, India.
Etiology Of Idiopathic Orolingual
2. Feller, L. J. Fourie, M. Bouckaert, R.
Parasthesia. New York.
A. G. Khammissa, R. Ballyram, J.
7. Komang, Krisna Dewi, Annisa
Lemmer. 2017. Burning Mouth
Damayanti. 2017. Penatatalaksaanaan
Syndrome : Aetiopathogenesis and
Parastesi Paska Pencabutan Molar Tiga
Principles of Management. Department
Rahang Bawah Impaksi Secara Non
of Periodontology and Oral Medicine,
Bedah. Jurnal Ilmiah dan Teknologi
Sefako Makgatho Health Sciences
Kedokteran Gigi FKG UPDM. Jakarta.
University, Pretoria, South Africa.
8. Ahmad, Maha. 2018. The Anatomical
Nature of Dental Paresthesia: A Quick Clark GT, Kuboki T. Occlusal

Review. Department of Biomedical and dysesthesia: a

Diagnostic Sciences, School of qualitative systematic review of the

Dentistry, University of Detroit Mercy. epidemiology, aetiology and

Detroit. USA. management. JOral

9. Torul Damla, Dilara Kazan, Mehmet Rehab.2012;39(8):630-38.

Cihan Bereket, Rifat Karli. 2018.

Persistent lingual paresthesia caused by

a displaced tooth fragment: a case

report and literature review.

Department of Oral and Maxillofacial

Surgery, Faculty of Dentistry, Ondokuz

Mayis University. Turkey.

10. Sharaanya H., M. Divakumar. 2012.

Incidence of Lingual Nerve Paresthesia

Following Third Molar Extraction.

Department of Oral and Maxillofacial

Surgery, Saveetha Dental College.

India.

11. George Hank. 2014. Burning Mouth

Syndrome. INC. USA.

12. Tomar B, Bhatia NK, Kumar P, Bhatia

MS, Shah RJ. The psychiatric and

dental

interrelationship. Delhi Psychiatry J.

2011;14:138-42.

13. Hara ES, Matsuka Y, Minakuchi H,


1
3

Anda mungkin juga menyukai